Makalah Biologi Tanaman Jagung

43

description

biologi

Transcript of Makalah Biologi Tanaman Jagung

Page 1: Makalah Biologi Tanaman Jagung
Page 2: Makalah Biologi Tanaman Jagung

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Tanaman Jagung”. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jambi, Desember 2013

Ramos Firdaus Turnip

i

Page 3: Makalah Biologi Tanaman Jagung

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi ................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1

A.Latar Belakang ................................................................................................ 1

B.Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1

BAB II Pembahasan ......................................................................................... 2

2.1Taksonomi Tanaman Jagung ......................................................................... 2

2.2Morfologi Tanaman Jagung

2.2.1 Akar ................................................................................................ 2

2.2.2 Batang dan Daun ............................................................................ 3

2.2.3 Bunga ............................................................................................ 5

2.2.4 Tongkol dan Biji ............................................................................ 7

2.3 Fase Pertumbuhan dan Perkecambahan ........................................................ 10

2.4 Budidaya Tanaman Jagung

2.4.1 Syarat Pertumbuhan ....................................................................... 14

2.4.2 Teknik Bercocok Tanam ................................................................ 15

BAB III Penutup ................................................................................................ 19

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 19

3.1 Daftar Pustaka ................................................................................................ 19

ii

Page 4: Makalah Biologi Tanaman Jagung

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangJagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis

rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu.

Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhanjagung sangat membantu dalam mengidentifikasi pertumbuhan tanaman, terkait dengan optimasi perlakukan agronomis. Cekaman air (kelebihan dan kekurangan),cekaman hara (defisiensi dan keracunan), terkena herbisida atau serangan hama dan penyakit akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal,atau tidak sesuai dengan morfologi tanaman.

Hasil dan bobot biomas jagung yang tinggi akan diperoleh jika pertumbuhan tanaman optimal. Untuk itu diperlukan pengelolaan hara, air, dan tanaman dengan tepat. Pengelolaan hara dan tanaman yang mencakup pemupukan (waktu dan takaran), pengairan, dan pengendalian gulma harus sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.

Terdapat beberapa metode penentuan fase pertumbuhan jagung. Metode yang umum digunakan adalah metode leaf collar, yaitu menentukan fase pertumbuhan berdasarkan jumlah daun yang tidak lagi membungkus batang atau telah terbuka sempurna selama fase vegetatif, termasuk daun pertama yang muncul, round-tipped leaf. Metode penentuan fase pertumbuhan perlu diketahui dalam budi daya tanaman.

Tulisan ini membahas tentang klasifikasi,morfologi tanaman, fase pertumbuhan jagung,dan cara budidaya tanaman jagung dalam kaitannya dengan upaya peningkatan produksi.

B.Tujuan PenulisanTujuan di buatnya tulisan ini antara lain ialah untuk:

i. Untuk melengkapi tugas mata kuliah biologi di perguruan tinggi.

ii. Untuk mengetahui mengenai taksonomi dan morfologi tanaman jagung (Zea mays) secara lebih mendalam.

iii. Untuk mengetahui fase pertumbuhan tanaman jagung mulai dari fase perkecambahan sampai fase masak fisiologis.

iv. Untuk mengetahui cara pembudidayaan tanaman jagung (Zea mays).

1

Page 5: Makalah Biologi Tanaman Jagung

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Taksonomi Tumbuhan Jagung

Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus hidupnyadiselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif. Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : PlantaeDivisio : SpermatophytaSub divisio : AngiospermaeClass : MonocotyledoneaeO r d o : PoalesFamilia : PoaceaeGenus : ZeaSpesies : Zea mays L

2.2 Morfologi Tumbuhan Jagung

2.2.1 Akar

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari  buku di ujung mesokotil, kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.

2

Page 6: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar. Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan perbedaan perkembangan (plasticity) sistem perakaran jagung.

2.2.2 Batang dan Daun

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler . Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapat digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap rebah batang.

3

Page 7: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai terbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal 2000). Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal, sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm). Besar sudut daun mempengaruhi tipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari sangat kecil hingga sangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki antocyanin pada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau tulang daun. Intensitas warna antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari sangat lemah hingga sangat kuat.

4

Page 8: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul (Gambar 2). Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut antara kecil sampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatan tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.

2.2.3 Bunga

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan . Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena  adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah  secara kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.

5

Page 9: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.

6

Page 10: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam (stress) karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnya bunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat sinkronisasi pembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan sempurna sangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi pembungaan dan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Cekaman abiotis umumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan dan temperatur tinggi.

Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering.

2.2.4 Tongkol dan Biji

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.

7

Page 11: Makalah Biologi Tanaman Jagung
Page 12: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum, dan koleoptil.

Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White 1994). Namun pada beberapa jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin (larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkohol konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah albumin 3%, globulin 3%, prolamin 60%, dan glutein 34%.

Berdasarkan bentuk dan strukturnya biji jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Jagung Mutiara (Flint Corn), Zea mays indurate.Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat licin, mengkilap, dan keras. Bagian pati yang keras terdapat di bagian atas biji. Pada saat masak, bagian atas biji mengkerut bersama-sama, sehingga permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Varietas lokal jagung di Indonesia umumnya tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Tipe ini disukai petani karena tahan hama gudang.

Jagung Gigi Kuda (Dent Corn), Zea mays indentata.Bagian pati yang keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan bagian pati yang lunak di bagian tengah sampai ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut daripada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Biji tipe dent ini bentuknya besar, pipih, dan berlekuk.

8

Page 13: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Jagung Manis (Sweet Corn), Zea mays saccharata.Biji jagung manis pada saat masak keriput dan transparan. Biji yang belum masak mengandung kadar gula (water-soluble polysccharride, WSP) lebih tinggi daripada pati. Kandungan gula jagung manis 4-8 kali lebih tinggi dibanding jagung normal pada umur 18-22 hari setelah penyerbukan. Sifat ini ditentukan oleh gen sugary (su) yang resesif (Tracy 1994).

Jagung Pod, Z. tunicata Sturt.Jagung pod adalah jagung yang paling primitif. Jagung ini terbungkus oleh glume atau kelobot yang berukuran kecil. Jagung pod tidak dibudidayakan secara komersial sehingga tidak banyak dikenal. Kultivar Amerika Selatan dimanfaatkan oleh suku Indian dalam upacara adat karena dipercaya memiliki kekuatan magis.

Jagung Berondong (Pop Corn), Zea mays everta.Tipe jagung ini memiliki biji berukuran kecil. Endosperm biji mengandung pati keras dengan proporsi lebih banyak dan pati lunak dalam jumlah sedikit terletak di tengah endosperm. Apabila dipanaskan, uap akan masuk ke dalam biji yang kemudian membesar dan pecah (pop).

Jagung Pulut (Waxy Corn), Z. ceritina Kulesh.Jagung pulut memiliki kandungan pati hampir 100% amilopektin. Adanya gen tunggal waxy (wx) bersifat resesif epistasis yang terletak pada kromosom sembilan mempengaruhi komposisi kimiawi pati, sehingga akumulasi amilosa sangat sedikit (Fergason 1994).

Jagung QPM (Quality Protein Maize).Jagung QPM memiliki kandungan protein lisin dan triptofan yang tinggi dalam endospermnya. Jagung QPM mengandung gen opaque-2 (o2) bersifat resesif yang mengendalikan produksi lisin dan triptofan. Prolamin menyusun sebagian besar protein endosperm dengan kandungan lisin dan triptofan yang jauh lebih rendah dibanding fraksi protein lain. Fraksi albumin, globulin,dan glutein memiliki kandungan lisin dan triptofan tinggi. Gen o2 dalam ekspresinya mengubah proporsi kandungan fraksi-fraksi protein. Fraksi prolamin berkurang hingga 50%, sedangkan sintesis albumin, globulin, dan glutein meningkat. Kandungan lisin dan triptofan jagung QPM meningkat, sementara sintesis prolamin memilikikandungan lisin rendah (Vasal 1994). Kandungan protein yang tinggi dalam endosperm memberikan warna gelap pada biji.

Jagung Minyak Tinggi (High-Oil).Jagung minyak tinggi memiliki biji dengan kandungan minyak lebih dari 6%, sementara sebagian besar jagung berkadar minyak 3,5-5%. Sebagian besar minyak biji terdapat dalam scutelum, yaitu 83-85% dari total minyak biji. Jagung minyak tinggi sangat penting dalam industri makanan, seperti margarin dan minyak goreng, serta industri pakan. Ternak yang diberi pakan jagung minyak tinggi berdampak positif terhadap pertumbuhannya (Lambert 1994). Jagung minyak tinggi memiliki tipe biji bermacam-macam, bisa dent atau flint.

9

Page 14: Makalah Biologi Tanaman Jagung

2.3 Fase Pertumbuhan dan Perkecambahan

Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namuninterval waktu antartahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembangdapat berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tigatahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandaidengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daunpertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daunpertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnyabunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yangterbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silkingsampai masak fisiologis.

Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulitbiji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalamtanah meningkat >30% . Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktuyang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptilterdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptilke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pemunculankecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaantanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptildan menembus permukaan tanah.

10

Page 15: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Gambar Perkecambahan Benih Jagung

Benih jagung umumnya ditanam pada kedalaman 5-8 cm. Bilakelembaban tepat, pemunculan kecambah seragam dalam 4-5 hari setelahtanam. Semakin dalam lubang tanam semakin lama pemunculan kecambahke atas permukaan tanah. Pada kondisi lingkungan yang lembab, tahappemunculan berlangsung 4-5 hari setelah tanam, namun pada kondisi yangdingin atau kering, pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga duaminggu setelah tanam atau lebih.

Keseragaman perkecambahan sangat penting untuk mendapatkan hasilyang tinggi. Perkecambahan tidak seragam jika daya tumbuh benih rendah.Tanaman yang terlambat tumbuh akan ternaungi dan gulma lebih bersaingdengan tanaman, akibatnya tanaman yang terlambat tumbuh tidak normaldan tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh lebihawal dan seragam.

Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati beberapa faseberikut:

Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)

Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 10-18 hari setelahberkecambah. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh,akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah.Suhu tanah sangat mempengaruhi titik tumbuh. Suhu rendah akanmemperlambat keluar daun, meningkatkan jumlah daun, dan menundaterbentuknya bunga jantan.

11

Page 16: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)

Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 18 -35 hari setelahberkecambah. Titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembanganakar dan penyebarannya di tanah sangat cepat, dan pemanjangan batangmeningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan (tassel) danperkembangan tongkol dimulai . Tanaman mulai menyerap haradalam jumlah yang lebih banyak, karena itu pemupukan pada fase inidiperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman .

Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir15-18)

Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 33-50 hari setelahberkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan keringmeningkat dengan cepat pula. Kebutuhan hara dan air relatif sangat tinggiuntuk mendukung laju pertumbuhan tanaman. Tanaman sangat sensitifterhadap cekaman kekeringan dan kekurangan hara. Pada fase ini,kekeringan dan kekurangan hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhandan perkembangan tongkol, dan bahkan akan menurunkanjumlah biji dalam satu tongkol karena mengecilnya tongkol, yang akibatnyamenurunkan hasil. Kekeringan pada faseini juga akan memperlambat munculnya bunga betina (silking).Fase Tasseling (berbunga jantan)Fase tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditandai oleh adanyacabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/rambut tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol muncul,di mana pada periode ini tinggi tanaman hampir mencapai maksimum danmulai menyebarkan serbuk sari (pollen). Pada fase ini dihasilkan biomas maksimum dari bagian vegetatif tanaman, yaitu sekitar 50% dari total bobotkering tanaman, penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing-masing 60-70%, 50%, dan 80-90%.

Fase R1 (silking)

Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yangterbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan(polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuhmenyentuh permukaan rambut tongkol yang masih segar. Serbuk saritersebut membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapai sel telur(ovule), di mana pembuahan akan berlangsung membentuk bakal biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah dengan menggunakan silet, belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Serapan N dan P sangat cepat, dan K hampir komplit.

12

Page 17: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Fase R2 (blister)

Fase R2 muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambut tongkol sudahkering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampirsempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, patimulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85%, dan akanmenurun terus sampai panen.

Fase R3 (masak susu)

Fase ini terbentuk 18 -22 hari setelah silking. Pengisian biji semula dalambentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap bijisangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung pada warna bijisetiap varietas), dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap.Kekeringan pada fase R1-R3 menurunkan ukuran dan jumlah biji yangterbentuk. Kadar air biji dapat mencapai 80%.

Fase R4 (dough)

Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji sepertipasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudahterbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekamankekeringan pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.

13

Page 18: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Fase R5 (pengerasan biji)

Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah terbentuksempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akansegera terhenti. Kadar air biji 55%.

Fase R6 (masak fisiologis)

Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari setelah silking.Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah mencapai bobot kering maksimum.Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dantelah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman.Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap,dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujungtongkol. Pada varietas hibrida, tanaman yang mempunyai sifat tetap hijau(stay-green) yang tinggi, kelobot dan daun bagian atas masih berwarnahijau meskipun telah memasuki tahap masak fisiologis. Pada tahap ini kadarair biji berkisar 30-35% dengan total bobot kering dan penyerapan NPK olehtanaman mencapai masing-masing 100%.

2.4 Budidaya Tanaman Jagung

2.4.1 Syarat Pertumbuhan

1.Iklim

Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musimkemarau. 

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. 

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 dserajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.  Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

14

Page 19: Makalah Biologi Tanaman Jagung

2.Media Tanam 

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus.  Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan. 

Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 5,6-7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras terlebih dahulu. 

3.Ketinggian Tempat

Jagung dapat ditanam di Indonesia dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung. 

2.4.2 Teknik Bercocok Tanam

1.Persiapan 

Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase. 

2.Penanaman

Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah. 

15

Page 20: Makalah Biologi Tanaman Jagung

3.Pemupukan

Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil. 

Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai pembungaan. 

4.Pemeliharaan

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan. 

Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. 

Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. 

Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh. 

5. Pengairan

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus. 

16

Page 21: Makalah Biologi Tanaman Jagung

Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air. 

6. Penyakit dan Hama

Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain: 

1. Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol. 

2. Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat. 

Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara: 

a. Penggunaan varietas bibit yang resisten 

b. Penggunaan teknik-teknik agronomi 

c. Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam 

d. Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami 

7.Panen

Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. 

Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen. 

Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit). 

17

Page 22: Makalah Biologi Tanaman Jagung

8.Pasca Panen

Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar matahari. 

Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu : 

1. Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan. 

2. Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan cara basah. 

Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem Penanganan Pasca Panen. 

Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal dengan pemanasan.

18

Page 23: Makalah Biologi Tanaman Jagung

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanaman jagung merupakan tanaman tropis yang bijinya dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Termasuk tanaman C4 dimana bercirikan tidak  memiliki jaringan palisade pada daun. Fase tumbuh dan berkembang kurang lebih selama 80 -150 hari. Tanaman juga jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dan termasuk tanaman yang bunga jantan dan bunga betina berpisah namun masih dalam satu tanaman.

3.2 Daftar Pustaka

Yanto,Budi. 2013. Klasifikasi Jagung,(online), (http:// www.biologionline.info /2013/02/klasifikasi-jagung-zea-mays.html. diakses 30 november 2013).

Nahendra,Arghya. 2011. Anatomi dan Morfologi Tanaman Jagung,(online),( http :// sustainablemovement.wordpress.com/2011/12/27/anatomi-dan-morfologi-

tanaman-jagung/. Diakses 30 November 2013).

Eka,P. 2012 . Morfologi Tanaman Jagung,(online), (http: //griajagung. Blogspot .com/2012/03/morfologi-tanaman-jagung.html. diakses 30 November

2013).

Bagus,D. 2011. Inti Sari Fase Pertumbuhan Jagung(online), http:// dbarus.Blog spot.com/2011/08/inti-sari-fase-pertumbuhan-jagung.html. diakses 30 november

2013).

Garumilang,G.Morfologi dan Fase Pertumbuhan Jagung(0nline), http://www. scribd.com/doc/48776335/28608784-morfologi-tanaman-fase-pertumbuhan-

jagung. Diakses 13 Desember 2013).

Teknik Budidaya Tanaman Jagung,(online),( http://om-tani.blogspot.com/2013/01 /teknik-budidaya-tanaman-jagung.html. diakses 13 Desember 2013).

19

Page 24: Makalah Biologi Tanaman Jagung