Makalah Biokimia Dedi

download Makalah Biokimia Dedi

of 17

description

farmasi

Transcript of Makalah Biokimia Dedi

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

    dengan pertolongan-Nya kami dapat Tugas Makalah yang berjudul

    AVITAMINOSIS. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami

    dalam proses pengerjaannya, tapi berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami

    dapat menyelesaikannnya dengan baik

    Dalam penyelesaian makalah mahasiswa ini, saya sebagai penulis

    banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan akan kurangnya

    pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya

    makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan

    didalamnya. Karena itu, sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih

    kepada :

    1 Bapak Aah Nurgraha selaku Selaku Dosen yang telah banyak

    memberi bimbingan.

    2 Kedua Orang tua yang telah banyak memberi dukungan baik

    secara materi ataupun moral.

    3 Teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, terima

    kasih atas dukungan dan doanya.

    Penulis menyadari karya mahasiswa ini masih banyak memiliki

    kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan

    saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di

    masa yang akan datang.

    Pontianak, Januari 2014

    Penulis

  • Daftar isi

    KATA PENGANTAR.1

    Daftar isi ..................................................................................................................................... 2

    BAB I ......................................................................................................................................... 3

    PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3

    1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 3

    1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................................... 4

    1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 4

    1.4 Manfaat ............................................................................................................................ 5

    BAB II ........................................................................................................................................ 5

    PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

    2.1 Definisi Vitamin ............................................................................................................ 5

    2.2 Manfaat Berbagai Vitamin ............................................................................................ 5

    2.2.3 Vitamin B1 ............................................................................................................... 6

    2.2.5 Vitamin B3 ............................................................................................................... 7

    2.2.6 Vitamin B5 ............................................................................................................... 8

    2.2.7 Vitamin B6 ............................................................................................................... 8

    2.2.8 Vitamin B12 ............................................................................................................. 9

    2.2.9 Vitamin C .............................................................................................................. 9

    2.2.10 Vitamin D ........................................................................................................... 10

    2.2.11 Vitamin E ........................................................................................................... 11

    2.2.13 Vitamin K .......................................................................................................... 11

    2.3 Jenis-Jenis Avitaminosis ................................................................................................ 11

    2.4 Contoh Kasus Avitaminosis pada Manusia .................................................................... 13

    BAB III ..................................................................................................................................... 16

    KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................ 16

    3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 16

    3.2 Saran .............................................................................................................................. 16

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya

    "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang

    memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.

    Maka vitamin yaitu sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul

    kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organism yang

    tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin

    yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu

    tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi

    oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat

    bertumbuh dan berkembang secara normal.

    Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat

    bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin

    A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin,

    vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat

    penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam

    bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan

    vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan

    sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut

    sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui

    suplemen makanan.

    Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula

    memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi,

    tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin

    dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di

  • dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh

    senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.

    Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami

    kerabunan.

    Mengkonsumsi vitamin secara berlebihan memberikan dampak

    kesehatan yang buruk bagi keadaan tubuh kita. Namun, kekurangan dalam

    mengkonsumsi vitamin memberikan dampak yang lebih fatal lagi bagi

    kesehatan tubuh.

    Sebagai manusia yang benar-benar sadar dan memperhatikan

    kesehatan diri sudah seharusnya memberikan apa yang terbaik bagi kesehatan

    kita dan dalam hal ini khusus pada vitamin yang mau tidak mau adalah sesuatu

    yang tidak dapat lepas dari kesehatan tubuh (kebutuhan) tubuh kita. Oleh

    karena itu, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang apa itu vitamin dan

    gejala-gejala serta pengananx apabila terjadi kekurangan vitamin

    (avitaminosis) dan kelebihan vitamin (hypervitaminosis) terkhususnya pada

    anak-anak.

    1.2 Perumusan Masalah

    Maka dalam tugas terstruktur ini penyusun yang membahas

    mengenai masalah penyebab terjadinya avitaminosis dan dampak yang

    ditimbulkan, di dapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam analisin

    dan sintesis permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai

    berikut :

    Bagaimana dampak yang ditimbulkan jika terjadi avitaminosis?

    1.3 Tujuan

    1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga

    kesehatan.

    2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahaya yang akan timbul jika

    kekurangan vitamin/terjadi avitaminosis.

  • 1.4 Manfaat

    A. Bagi Penulis Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan

    tugas terstruktur untuk mata kuliah biokimia

    B. Bagi Pembaca makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

    informasi yang berhubungan dengan avitaminosis

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi Vitamin

    Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok

    senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital

    dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh

    tubuh.

    Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya

    "hidup" dan amina(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang

    memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.

    Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom

    N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah

    kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,

    senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan

    berkembang secara normal

    2.2 Manfaat Berbagai Vitamin

    2.2.1 Vitamin A

    Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin

    yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di

    malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di

    retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan

    kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan

    panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak

    mengandung Vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang

    berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna

  • merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya). Takaran

    yang dianjurkan : 5000 IU/hari.

    Vitamin yang penting untuk pemeliharaan sel kornea mata ini juga

    berfungsi untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi pembentukan dan

    pengaturan hormonmelindungi tubuh terhadap kanker. Jika tubuh kurang

    vitamin A menyebabkan penurunan fungsi kornea hingga kebutaan, perubahan

    bentuk tulang, pertumbuhaannya terhambat, membentuk celah (kerusakan

    pada gigi terhentinya pertumbuhan sel-sel pembentuk gigi,

    rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan

    tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain

    2.2.2 Vitamin B

    Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam

    metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat

    beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai

    senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh

    terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong

    dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah

    merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan,

    dan sayur-sayuran hijau.

    2.2.3 Vitamin B1

    Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah

    satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan

    kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang

    diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga

    membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi

    vitamin B1, menyebabkan berkurangnya kemampuan fisik maupun psikis, tak

    ada nafsu makan, bobot badan berkurang, kulit juga akan mengalami berbagai

    gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. penyakit beri-beri, gangguan

  • saluran pencernaan, jantung, sistem saraf dan daya tahan tubuh berkurang.

    Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak

    gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan

    makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1. Takaran

    yang dianjurkan : 1.5 mg/hari.

    2.2.4 Vitamin B2

    Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme

    di tubuh manusia.[1]

    Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu

    kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan

    flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini

    berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi.

    Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah

    merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh,

    seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada

    sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, salmon, Sereal dari tepung

    gandum dan susu. Takaran yang dianjurkan : 1.7 mg/hari. Gejala kekurangan

    vitamin B2 jarang terjadi pada manusia. Biasanya vitamin B2 yang didapat

    bersama makanan dan yang disintesis oleh bakteri usus sudah mencukupi.

    Defisiensi biasanya timbul setelah diare kronis atau setelah terapi

    jangka panjang dengan antibiotika atau sulfonamida. Penyakit yang

    ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 adalah turunnya daya tahan tubuh,

    kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan

    sebagainya.

    2.2.5 Vitamin B3

    Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan

    penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi,

    metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki

    peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi,

    penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat

  • dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis

    vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati,

    ginjal, daging unggas, dan ikan.

    Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga

    mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang

    manis. Vitamin ini berfungsi untuk mencegah penyakit pellagra (kulit kasar

    bersisik), membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan

    kesehatan sistim susunan syaraf, mempertahankan kesehatan rambut. Takaran

    yang dianjurkan : 20 mg/hari.

    Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami

    kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah,

    insomnia, bedan lemas dan mual.

    2.2.6 Vitamin B5

    Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik

    di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam

    berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan,

    terutama lemak, mempertahankan kesehatan jaringan dan rambut. Peranan lain

    vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat

    dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan

    hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi

    makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan

    nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Takaran yang dianjurkan : 10

    mg/hari.Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat

    menyebabkan kulit pecah-pecah, dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang

    akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.

    2.2.7 Vitamin B6

    Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan

    vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai

  • salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan

    energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.

    Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi , membantu

    pembentukan sel darah merah, mempertahankan kesehatan sistim syaraf dan

    memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen

    atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah

    satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat

    di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Takaran yang

    dianjurkan : 2 mg/hari. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin

    B6 adalah pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau

    sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.

    2.2.8 Vitamin B12

    Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang

    hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh

    karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat

    kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme

    energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis

    vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan

    molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan daging

    merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin

    B12. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah),

    mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.

    2.2.9 Vitamin C

    Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi

    kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai

    senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun

    jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C

    merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal

    bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita.

  • Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,

    vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga

    risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat

    diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur

    dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan

    dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan

    lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin

    C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah

    berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan skorbut

    (pendarahan gusi), sariawan, hambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak,

    mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, mudah infeksi pada luka, rasa nyeri pada

    persendian, dan lain-lain. Sumber : Jeruk, strawberry, anggur, tomat, brokoli,

    kentang. Takaran yang dianjurkan : 60 mg/hari

    2.2.10 Vitamin D

    Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak

    ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk

    olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh

    vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme

    kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D

    saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah

    maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana

    betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah

    mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.

    Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium

    dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan

    pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah

    osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan

    tulang, di samping itu juga dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal

    (malabsorpsi atau radang pankreas kronik). kegagalan ginjal kronik, pada

    anak-anak dapat menyebabkan rakhitis.

  • 2.2.11 Vitamin E

    Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di

    dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati, dan

    untuk mencegah terjadinya hemolisis sel-sel darah merah dan anemia.

    Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari

    polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh

    sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan,

    ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya

    dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan

    gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi

    pria maupun wanita, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang

    berkepanjangan, terjadi hemolisis sel darah merah.

    2.2.13 Vitamin K

    Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran

    darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat

    pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi

    luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor

    enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh

    karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, Brokoli, bayam,

    daun bayam, minyak zaitun, minyak kacang kedelai, kangkung dan lobak,

    taoge, dan kembang kol. segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik

    bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh. Takaran yang dianjurkan : 120

    mcg/hari.

    2.3 Jenis-Jenis Avitaminosis

    2.3.1. Avitaminosis B12

    Avitaminosis B12 menyebabkan anemia pernisiosa, yakni suatu

    anemia berat. Penderita penyakit ini mengalami gangguan pencernaan dan

    gangguan indera perasa. Anggota tubuh seperti ditusuk-tusuk, ingatan

    menjadi buruk, bicara gagap, mulut terasa sakit, sulit berjalan, dan semua

  • refleks memburuk. Keadaan kekurangan vitamin B12 yang terus-menerus

    melalui makanan.

    2.3.2. Avitaminosis C

    Avitaminosis C dapat menyebabkan penyakit yang disebut skorbut.

    Gejalanya antara lain guzi berdarah, mimisan, sendi-sendi terasa nyeri,

    seluruh tubuh sangat lemah dan penyembuhan luka berjalan sangat lambat

    2.3.3 Avitaminosis B1

    Avitaminosis bisa menyebabkan buta ayam atau rabun senja.

    Avitaminosis B1 atau tiamina akan menyebabkan penyakit beri-

    beri.Avitaminosis niasin (salah satu jenis vitamin B kompleks) menimbulkan

    sariawan, sakit kepala dan gangguan pencernaan. Pada kekurangan yang

    lebih parah bisa terjadi penyakit Pelagra, yakni kulit penderita yang tidak

    tertutup pakaian akan berwarna merah seperti terbakar matahari. Terasa

    gatal terutama jika tergosok, badan lemah, dan kehilangan nafsu makan.

    2.3.4. Avitaminosis D

    Avitaminosis D akan menyebabkan penyakit rakhitis. Provitamin D

    banyak terdapat pada susu. Dibadan, pembentukan vitamin D memerlukan

    sinar matahari. Jika sinar matahari mengenai kulit maka provitamin D yang

    tidak aktif akan berubah menjadi vitamin D aktif. Oleh sebab itu penyakit

    rakhitis dahulu banyak ditemukan di Inggris karena orang Inggris sedikit

    mendapatkan sinar matahari. Gejala utamanya adalah tulang menjadi rapuh

    dan sendi-sendi membesar. Akibatnya bentuk tulang dan gigi dapat berubah,

    kepala menjadi lunak, dan tulang tungkai bawah membengkok membentuk

    huruf O atau X.

    2.3.5 Avitaminosis A

    Anak yang kekurangan vitamin A akan mengalami rabun senja dan

    katarak. Selain itu penderita avitaminosis Vitamin A ini juga dapat mengalami

    infeksi saluran pernapasan,menurunnya daya tahan tubuh dan kondisi yang

    kurang sehat.

  • 2.2.6 Avitaminosis C

    Kekurangan vitamin C pada anak akan dapat menyebabkan gusi

    berdarah dan nyeri pada persendian

    2.3.7 Avitaminosis E

    Anak yang menderita kekurangan vitamin E dapat berakibat otot-otot

    melayuh dikarenakan terjadi nya kerusakan syaraf penggerak serta

    berlangsungnya kemunduran pada hipofisa dan saluran gondok.

    2.3.8 Avitaminosis K

    Akibat dari kekurangan vitamini K pada anak adalah dapat

    menimbulkan penyakit kuning/ penyakit saluran empedu. Kadar protombin

    yang rendah dalam tubuh sebagai akibat kurangnya vitamin K yang diserap

    tubuh kadang-kadang terjadi pada bayi.

    2.4 Contoh Kasus Avitaminosis pada Manusia

    1. Contoh 1

    Beri-beri : Beri-beri adalah penyakit yang gejalanya adalah penurunan

    berat badan, kelemahan tubuh dan nyeri, kerusakan otak, denyut jantung

    tidak teratur, gagal jantung, dan kematian jika tidak ditangani. Itu adalah

    endemik di Asia untuk waktu yang lama. Anehnya, Beri-beri terjadi hampir

    secara eksklusif di antara anggota masyarakat yang lebih kaya, dan tidak

    dikenal di masyarakat miskin. Meskipun diakui menjadi kekurangan gizi,

    dokter bingung mengapa orang-orang kaya dengan makanan yang berlimpah

    dan bersih akan menjadi korban beri-beri sedangkan orang miskin dengan

    makanan yang terbatas tidak. Ternyata, beri-beri adalah kekurangan vitamin

    B1 (tiamin) yang ditemukan dalam sekam gandum sereal.

    2. Contoh 2 :

    Biotin : Biotin disebabkan oleh kurangnya vitamin B7 (biotin). Hal ini

    menyebabkan ruam, rambut rontok, anemia, dan gangguan mental termasuk

    halusinasi, mengantuk, dan depresi. Vitamin B7 itu sendiri ditemukan dalam

    daging, hati, susu, kacang tanah, dan beberapa sayuran. Defisiensi yang

    sangat langka, namun ada lonjakan singkat dalam jumlah kasus ketika

    menjadi populer untuk binaragawan untuk mengkonsumsi telur mentah.

  • Salah satu protein yang ditemukan dalam putih telur mentah mengikat B7

    vitamin dan membuat sulit bagi tubuh untuk menggunakan, yang

    menyebabkan kekurangan. Memasak putih telur membuat protein ini tidak

    aktif. Kekurangan biotin ringan juga ditemukan adalah sekitar setengah dari

    semua wanita hamil karena penggunaan yang lebih tinggi dari vitamin B7

    dalam tubuh mereka, dan suplemen yang direkomendasikan untuk wanita

    seperti oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

    3. Contoh 3 :

    Rakhitis : Rakhitis menyebabkan otot dan tulang menjadi lunak, yang

    dapat menyebabkan cacat permanen pada anak. Hal ini paling sering terjadi

    pada anak dan bayi yang memiliki pola makan yang buruk atau yang tinggal di

    rumah, tetapi saat ini relatif jarang di negara maju. Bayi yang diberi ASI

    memiliki resiko lebih tinggi jika mereka atau ibu mereka tidak menerima

    cukup sinar matahari, dan formula bayi kini dirancang untuk mencegah hal

    ini. Rakhitis disebabkan oleh kekurangan vitamin D atau kalsium.

    Vitamin D diperlukan untuk kalsium harus benar diserap ke dalam

    tulang untuk memperkuat mereka. Dewasa jarang mengembangkan rakhitis

    karena tulang mereka tidak tumbuh dan tidak perlu kalsium banyak. Vitamin

    D sendiri diperoleh dari banyak makanan tapi tubuh hanya dapat

    menggunakannya jika telah diubah menjadi bentuk aktifnya melalui sinar

    matahari. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi sedikit peningkatan

    pada anak dengan rakhitis mungkin karena terlalu banyak dari mereka tinggal

    di dalam rumah.

    Contoh 4 :

    Kekurangan Vitamin K : Kekurangan ini mempengaruhi hampir

    setengah dari semua bayi yang baru lahir di seluruh dunia. Pada kasus yang

    berat menyebabkan perdarahan yang tidak terkontrol dan wajah terbelakang

    dan tulang. Banyak rumah sakit bayi baru lahir memberikan suntikan vitamin

    K untuk menghindari gejala lebih parah. Sayangnya bayi yang lahir di luar

    rumah sakit secara statistik pada risiko yang jauh lebih tinggi dari kekurangan

    serius. Vitamin K ditemukan terutama dalam sayuran hijau berdaun,

    meskipun bakteri usus manusia membantu memproduksinya pada manusia.

    Bayi yang baru lahir belum mengembangkan bakteri usus yang mengapa

    mereka begitu rentan terhadap kekurangan. Selain bayi baru lahir, vitamin K

  • defisiensi ditemukan pada pecandu alkohol, bulimia, pelaku diet ketat, dan

    orang dengan penyakit berat berbagai seperti cystic fibrosis. Orang dewasa

    yang memar atau mudah berdarah kadang-kadang memiliki kekurangan

    vitamin K yang sendiri mungkin menunjukkan salah satu gangguan yang lebih

    serius.

    Contoh 5 :

    Paraesthesia : Vitamin B5 ditemukan di hampir setiap makanan, dan

    kekurangan yang ditemukan pada orang yang telah kelaparan, relawan

    penelitian medis tertentu, dan orang-orang di diet terbatas pada jumlah yang

    sangat kecil makanan.

    Defisiensi vitamin B5 menyebabkan kronis parestesia. Paraesthesia

    yang paling akrab bagi kita sebagai sensasi mati rasa kita merasa sebagai

    'kesemutan' atau anggota tubuh 'tertidur'. Jenis parestesia adalah hal yang

    normal, namun pada kekurangan vitamin B5 itu terjadi terus-menerus.

    Kurang gizi tahanan perang kadang-kadang dilaporkan menusuk-nusuk dan

    rasa panas pada tangan dan kaki mereka yang sekarang diduga parestesia.

    Karena ini adalah hampir tak terlihat hari ini, suplemen vitamin yang paling

    tidak termasuk B5.

    .

  • BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 Kesimpulan

    A. Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang

    memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat

    dihasilkan oleh tubuh.

    B. Masing-masing vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah tertentu bila tidak

    memenuhi kebutuhan akan timbul gejala merugikan, keadaan ini disebut

    Avitaminosis.

    C. Penanganan terhadap anak yang menderita Avitaminosis:

    Tindakan utama adalah konsultasi ke dokter mengenai asupan vitamin

    pada anak

    Memberikan suplemen vitamin kepada anak secara teratur

    Memperhatikan asupan gizi makanan pada anak

    Memperbanyak konsumsi buah dan sayur sbagai sumber vitamin untuk

    anak, tekhususnya meningkatkan konsumsi sayuran hijau

    Menghindarkan anak dari makanan berlemak/ kolestrol tinggi

    Dan setidaknya menerapkan PHBS dan 4 Sehat 5 Sempurnah

    3.2 Saran

    Setelah membaca pembahasan diatas maka kita dapat mengetahui

    penyebab serta dampak dari kekurangan. Untuk mengantisipasi terjadi nya

    hal tersebut terutama pada bayi, diharapkan bagi para ibu untuk

    memperbaiki pola makan dan asupan vitamin dengan menyiapkan pola

    makan 4 sehat 5 sempurna setiap sebagai upaya untuk mencegah terjadinya

    avitaminosis.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Notoatmodjo, Soekidjo 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT

    Rineka Cipta, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama:36

    2. http://www.unjabisnis.net/pengertian-vitamin-dan-peranan-nya-dalam-

    fungsi- enzim.html

    3. books.google.co.id/pengertian+avitaminosis

    4. http://joyteamsent.blogspot.com/2012/07/avitaminosis-c.html

    5.

    http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090212222254AAUiQ4V

    6. http://libas-habis.blogspot.com/2012/03/10-contoh-kekurangan-vitamin-

    dan.html