Makalah biokim isi
-
Upload
ulumi-syaidil -
Category
Documents
-
view
1.369 -
download
1
Transcript of Makalah biokim isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meskipun manusia mengkonsumsi makanan yang kaya akan nucleoprotein,
basa purin dan pirimidin dari makanan tidak di inkorporasikan secara langsung
kedalam asam nukleat jaringan tubuh. Manusia melakukan biosintesis purin dan
pirimidin asam nukleat jaringan tubuh, ATP, NAD, koenzim A, dll. Dari intermediate
amfibolik. Meskipun demikian, senyawa analog purin dan pirimidin yang disuntikan,
termasuk obat-obat yang potensial menjadi preparat antikanker dapat
diinkorporasikan ke dalam DNA. Biosintesis purin serta primidin oksi- dan
deoksiribonukleotida (NTP dan dNTP) merupakan peristiwa yang diatur secara akurat
serta dikoordinasikan melalui mekanisme umpan-balik yang menjamin ketepatan
kuantitas produksisenyawa tersebut dan kadang-kadang, disesuaikan menurut
beragam kebutuhan fisiologik (missal, pembelahan sel). Penyakit manusia yang
melibatkan kelainan metabolism puri atau primidin mencakup penyakit gout, sindrom
Lesch-Nyhan, definisi adenosine deaminase, dan defisiensi fosforilase nukleosida
purin. Penyakit biosintesis primidin lebih jarang ditemukan dan meliputi asiduria
orotat. Karena produk katabolisme primidin-tidak seperti urat- memiliki kelarutan
sangat tinggi (karbon dioksida, ammonia, dan β-aminosiaburat), kelainan katabolisme
primidin yang bermakna secara klinis lebih sedikit.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mengenai metabolism purin
dan pirimidin
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia
1.3 Rumusan Masalah
1. Purin dan pirimidin merupakan unsure yang monoesensial secara dietik
2. Boisintesa nukleotida purin
3. Boisintesa nukleotida pirimidin
4. Katabolisme purin
5. Katabolisme pirimidin
1
1.4 Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini menggunakan metode pustaka yaitu : data-
data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini adalah data-data yang
diperoleh dari literatur-literatur yang terdapat di perpustakaan Akper Yatna
Yuana Lebak dan internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Oksidasi Biologis
Secara kimiawi, oksidasi didefinisikan sebagai pengeluaran electron dan
reduksi sebagai pemeroleh electron. Oksidasi akan selalu disertai reduksi
akseptor electron. Prinsip oksidasi reduksi ini berlaku pula pada berbagai system
biokimia dan merupakan konsep penting yang melandasi pemahaman sifat
oksidasi biologi.
Dalam reaksi yang melibatkan oksidasi dan reduksi pertukaran energy bebas
adalah sebanding dengan kecenderungan reaktan memberi atau menerima
electron, perubahan energy bebas dapat dieksperikan secara numeric, dalam suatu
cara yang analog, sebagai potensial oksidasi-reduksi atau potensial redoks (E0)
merupakan hal yang biasa untuk membandingkan potensial redoks suatu sistem
(E0) terhadap potensial elektroda hydrogen, yang pada pH 0 dinyatakan sebesar
0,0 volt. Meskipun demikian, bagi suatu system biologic, adalah normal untuk
mengekspresikan potensial redoks (E0) pada pH 7,0 ; pada pH ini, potensial
elekroda hydrogen adalah -0,42 volt. Potensial redoks beberapa system redoks
yang memperoleh perhatian khusus dalam biokimia mamalia memperhatikan
pada table 13-1.
2.1.1 Nukleoprotein
Nucleoprotein -› asam nukleat + protein
Asam nukleat -› gabungan nukleotida
Nukleotida -› nukleosida + asam fosfat
Nukleosida -› basa purin/pirimidin + pentosa
Hidrolisis nucleoprotein -› protein, asam fosfat, pentose, basa purin atau
pirimidin
2.1.2 Macam Asam Nukleat
Macam asam nukleat :
1. DNA (Deoksiribo Nukleic Acid)
2. RNA (Ribo Nukleic Acid)
3
DNA :
Pentose : deoksiribosa
Basa : adenine, guanine, sitosin, timin
RNA :
Pentose : ribose
Basa : adenine, guanine, sitosin, urasil
2.1.3 Purin Dan Pirimidin
Inti Purin dan Pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA
Devirat Purin berupa senyawa : Adenin dan Guanin
Devirat Pirimidin berupa senyawa : sitosin, urasil dan timin
Basa Purin (adenine, guanine)
Basa Pirimidin (sitosin, urasil dan timin)
Nukleosida diberi nama sesuai nama pembentuknya : adenine nukleosida
(adenosine), guanine nukleosida (guanosin), urasil nukleosida (uradin), timin
nukleosida (timidin), sitosin nukleosida (sitidin)
2.1.4 Nukleosida Alam
Adenin nukleotida / Adenosin Mono fosfat (AMP)
Guanine nukleotida / Guanosin Mono fosfat (GMP)
Hipoksantin nukleotida / Inosin Mono fosfat (IMP)
Urasil nukleotida / Uridin Mono fosfat (UMP)
Sitidin nukleotida / Sitidin Mono fosfat (SMP)
Timin nukleotida / Timidin Mono fosfat (TMP)
Adenosine Trifosfat (ATP) -› ikatan energy tinggi
Uridin Trifosfat (UTP) -› ikatan energy tinggi
Beda DNA dan RNA
1 Pentose Deoksiribosa Ribose
4
2 Bentuk Double heliks Rantai tunggal
3 Basa
(Primidin beda)
Adenine
Guanine
Sitosin, timin
Adenine,guanine
Sitosin, urasil
4 Jumlah Adenine tidak
harus sama
dengan urasil
Guanine tidak
harus sama
dengan sitosin
Macam RNA
Mrna (Messenger RNA) : membawa kode genetic dari inti ke ribosom
(sebagai tempat sintesa protein), kode terdiri dari 3 nukleotida yang disebut
Kodon
tRNA (transfer RNA) : membawa bahan sintesa protein dari sitoplasma ke
ribosom, sesuai kode yang dibawa mRNA, kode dalam rRNA disebut
Antikodon
rRNA (ribosomal RNA) : tempat sintesa protein
Purin dan Pirimidin
Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, oenzim, (NAD,
NADP, ATP, UDPG)
Contoh Purin : (adenine, guanine, hipoxantin, xantin) -› dimetabolisme
menjadi asam urat
Contoh Pirimidin : (sitosin, urasil, timin) -› dimetabolisme menjadi CO2 dan
NH3
Katabolisme Asam Nukleat
Nucleoprotein dalam pencernaan akan dipecah menjadi molekul yang lebih
kecil -› Nukleoprotein -› asam nukleas + protein
Asam Nukleat -› Nukleotida -› Nukleosida + asam fosfat
Nukleosida -› basa purin / primidin + pentose
5
Hidrolisis nucleoprotein -› protein, asam fosfat, pentose, basa purin atau basa
pirimidin
2.2. Purin dan Pirimidin Merupakan Unsur yang Nonesensial Secara di Etik
Meskipun manusia menginsumsi asam nukleat dan nukleotida dari
makanannya , kelangsungan hidup manusia tidak memerlukan penyerapan dan
pemanfaatan unsur-unsur tersebut. Manusia dan kebanyakan vertebrata lain
dapat menyintesis nukleotida purin dan pirimidin secara de novo (yaitu, dari
intermediate amfibolik).
Asam Nukleat yang Dikonsumsi Diurai Menjadi Purin dan Pirimidin
Asam nukleat yang dilepas dari pencernaan asam nukleat dan
nucleoprotein di dalam traktus intestinalis akan di uraikan menjadi
mononukleotida oleh enzim ribonuklease, deoksiribonuklease.
1. Purina
Adalah sebuah senyawa organic heterosiklik aromatic, yang terdiri dari
cincin piramidina dan cincin imidazola yang bergandeng sebelahan. Purina
merupakan salah satu dari dua grup basa nitrogen. Purina, termasuk Purina-
purina bersubtitusi dan berbagai tautomernya, adalah heterosiklik bernitrogen
yang paling banyak tersebar di alam
Purina dan Pirimida merupakan dua golongan yang membentuk nitrogen
basa – nitrogen basa, termasuk kedua golongan basa nukleat. Dua dari
keempat deoxyribonucleotide dan dua dari keempat ribonucleotide, yang
merupakan bahan bangunan pokok dari DNA dan RNA, adalah Purina,
Jumlah Purina yang terjadi secara alami di bumi sangat banyak, karena
50% basa dalam asam nukleat, adenine dan guanine adalah purinai dalam
DNA, basa-basa ini membentuk ikatan hydrogen dengan komplementernya
pirimidina timina dan sitosina. Ini disebut pasangan basa komplementer.
Dalam RNA kompelen dari adenine adalah urasil dan bukannya timina.
Purina terkenal lainnya adalah hipoxantina, xantina, teobromina, kafeina,
asam urat dan isoguanina.
6
2. Alkaloid Purina
Beberapa alkaloid yang memiliki bentuk struktur dasar Xantina
3. Fungsi
Selain dari DNA dan RNA, Purina merupakan komponen biokimia yang
penting dalam sejumlah biomolekul penting lainnya, seperti ATP, GTP, AMP
siklik, NADH dan koenzim A. Purina sendiri, belum ditemukan dalam alam
tetapi dapat diproduksi dengan cara sintetis organic
4. Sejarah
Nama Purina (purcum uricum) di usulkan oleh kimiawan Jerman Emil
Fiscer pada 1884. Dia mensitetis purin pertama kalinya pada 1899. Bahan
awal dari runtutan reaksinya adalah uric acid, yang di isolasi dari batu ginjal
oleh Scheele pada tahun 1776. Uric acid direaksikan dengan PCL5 yang
menghasilakan 2,6,8-trichloropurine, yang kemudian dikonversikan dengan
menggunakan HI dan PH4I dan menghasilkan 2,6-diiodopurine. Produk ini
lalu di reduksi menjadi Purina dengan menggunakan serbuk timah.
2.3. Biosintesis Nukleotida Purin
Kecuali protozoa yang bersifat parasitic, semua bentuk kehidupan akan
menyintesis nukleotida purin serta pirimidin. Sintesis dari intermediate
amfibolik berlangsung dengan kecepatan terkontrol sesuai untuk semua fungsi
seular. Karena kebutuhan terhadap nukleotida trifosfat dapat beragam –
sebagai contoh, selama pertumbuhan atau pada saat jaringan mengadakan
regenerasi dan saat sel akan membelah – kecepatan biosintesis purin dan
primidin dikontrol oleh suatu mekanisme intrasel yang mengindra serta
mengatur secara efektif ukuran depot intermediate sintesis asam nukleat ini.
Pemahaman kami mengenai lintasan biosintesis nukleotida dan
pengaturannya dalam tubuh manusia diperoleh dari penyidikan terhadap
proses yang sama yang berlangsung pada burung serta Escherchia coli. Pada
hewan urikotelik (burung, amfibi, reptile), nukleotida memiliki fungsi
tambahan sebagai precursor asam urat purin, produk akhir katabolisme
7
nitrogen protein. Eksresi asam urat dalam jumlah yang besar oleh burung telah
dimanfaatkan dalam sejumlah penelitian awal terhadap biosintesis purin.
Dengan memberikan makanan yang mengandung precursor isotopic kepada
burung merpati, sumber setiap ataom basa purin dapat di tentukan dan
penelitian terhadap berbagai reaksi serta intermediate dalam biosintesis purin
bisa dimulai. Burung juga telah dimanfaatkan untuk mengklon g – n yang
mengkodekan enzim biosintesis purin serta protein pengatur yang
mengendalikan kecepatan biosintesis purin.
Tiga proses yang turut menyumbang pada biosintesis nukleotida purin,
yang disusun berdasarkan penurunan urutan kepentingannya, adalah sintesis
dari intermediate amfibolik (sintesis de novo) , fosforibosilasi purin, dan
fosfolirasi nukleosida purin.
Pemindahan Fosforil dari ATP Mengubah Mononukleotida Menjadi
Nukleosida dan Trifosfat
Mononukleotida AMP dan GMP akan diubah menjadi nukleosida
difosfat (ADP dan GDP) melalui pemindahan gugus fosforil dari ATP, yang
dikatalisis oleh enzim nukleosida monofosfat kinase dengan mengorbankan
ATP lain. Koversi ADP menjadi ATP pertama-tama terjadi melalui fosforilasi
oksidatif dan kemudian lewat reaksi glikolisis serta siklus asam sitrat
Katalisator Multifungsional Berpartisipasi dalam Biosintesis Nukleotida
Purin
8
Pada prokariota, setiap reaksi di katalisis oleh polipetida yang berbeda,
sebaliknya fusi gen pada eukariota telah menghasilkan polipetida tunggal
dengan lebih dari satu fungsi katalik. Untuk biosintesis purin, tiga katalisator
multifungsionalakan mengkatalisis masing-masing reaksi3,4, serta 6 reaksi 7
serta 8 dan reaksi 10serta 11. Sifat multifungsional membawa bergagai
keuntungan. Tapak katalik yang berdekatan memfasilitasi pemindahan
intermediate secara cepat dan lengkap, dan fusi gen memastikan bahwa
aktivitass-aktivitas katalik yang berbeda akan diproduksi dalam kuantitas yang
sama.
Obat Antifolat atau Analog Glutamin Menyekat Biosintesis Nukleotida
Purin
Kedua atom karbon yang disisipkan dalam reaksi 4 dan 10 berasal dari
N5, N10 –metenil- dan N10 –formil-tetra-hidrofolat. Dengan demikian,
penghabatan pembentukantetra-hidrofolat dapat menyekat sintesis purin.
Senyawa penghambat dan jenis reaksi yang dihambatnya mencakup azaserin
(reaksi 5) diazanoleusin (reaksi 2), 6-merkaptopurin (reaksi 13 serta 14), dan
asam mikofenolat (reaksi 14)
2.4. Biosintesis Nukleotida Pirimidin
Biosontesis Nukleotida Pirimidin dan purin dilaksanakan menggunkan
berbagai precursor bersama : PRPP, Glutamin, CO2, asparat dan bagi
nukleotida timidin devirat tetrahidrofolat.
Biosintesis primidin dimulai dengan pembentukan karbamoil fosfat
dari glutamine, ATP, dan CO2, reaksi ini di katalis oleh enzim karbamoil
fosfat sintesa II sitosol, suatu enzim yang berbeda dari enzim karbamoil fosfat
sintesa I mitokondria tang berfungsi dalam sintesaurea. Dengan demikian,
pemisahan ruang kerja ini menghasilkan depot karbamoil fosfat yang berbeda
untuk setiap proses.
Kondensasi karbamoilfosfat dengan asparat membentuk karbamoil
asparat dalam sebuah reaksi yang dikatalisis oleh enzim asparat
transkarbamoilase.
9
Penutupan cincin lewat hilangnya air, yang dikatalisis oleh enzim
dehidroorotase, membentuk asam dihidroorotat.
Pemisahan hydrogen dariC-5 dan C-6 oleh NAD memasukan sebuah
ikatan rangkap, membetuk asam orotat, suatureaksi yang dikatalisisoleh
ennzim dehidrooratt dehidrogenase mitokondria. Semua enzim lain pada
biosentesis pirimidin merupakan enzim sitosol.
Pemindahan moietas ribose fosfat dari PRPP yang membentuk orotidin
monofosfat (OMP) dikatalisis oleh enzim orotat fosforribosiltransferase.
Dengan demikian, pembentukan ikatan β-N-glikosidat analog dengan
reaksitransibolasi tepat sebelum reaksi terakhirsintesa UMP.
Dekarbosilasi orotidilat membentuk uridin monofosfat (UMP),
ribonukleotida pirimidin pertama yang sejati.
Pemindahan fosfat dari ATP menghasilkan UDP dan UTP dalam
sejumlah reaksi yang analog dengan reaksi untuk fosforilasi nukleotida
monofosfat purin
UTP mengalami aminasi menjadi CTP oleh gllutamin dan ATP.
Reduksi ribonukleotida difosfat (NDP) menjadi dNDP yang
bersesuaian melibatkan sejumlah reaksi yang analog dengan reaksi untuk
nukleosida purin.
dUMP dapat menerima fosfat dari ATP dengan membentuk dUTP,
sebagai alternative lain dan mengingat subtract untuk sintesis timidin
monofoosfat (TMP) adalah dUMP, dUDP mengalami defosforilasi menjadi
dUMP.
Metilasi dUMP pada C-5 oleh N5, N10 -metilentetrahidrofolat yang
dikatalisis oleh enzim timidilat sintesa membentuk timidin monofosfat (TMP).
Reduksi Awal pada Biosintesis Pirimidin Dikatalis oleh Protein
Multifungsional
Pada manusia dan hewan lain , lima dari enam enzim pertama dalam
biosintesis de novo pirimidin lebih di organisasi sebagai polipeptida
multifungsional dibandingkan sebagai enzim-enzim yang berbeda. Satu-
satunya pengecualian adalah enzimdihidroorotat dehidrogenase (reaksi 4).
10
CAD, sebuah polipeptida 220 kDa yang memiliki ketiga aktivitas pertama
enzim : karbamoil fosfat sintase (CPS), asparat transkarbamoilase (ATC), dan
dihidrooritase (DHO) dikodekan oleh satu gen tunggal. Dengan nama CAD
(untuk CPS, ATC, DHO), Enzim multifungsional ini terdiri atas tiga domain
katalitik yang berbeda dalam urutan NH2 – DHO-CPS-ATC-COOH. Kaitan
erat antara aktivitas-aktivitas ini menjamin bahwa hampir seluruh karbamoil
posfat yang di produksi oleh ATC(di namai ATC-11 untuk membedakannya
dari ATC-1 yang bekrja dalam biosintesis uera) akan di salurkan menuju
biosintesis pirimidin. Suatu protein bifungsional analog,UMP sintesa,memiliki
aktifitas untuk reaksi orotat posporibosil transperase dan oritid 5-mono posfat
de barboksilase.
2.5. Katabolisme Purin
Adenosine -› Inosin -› Hiposantin -› Santin -› Asam Urat
Guanosin -› Guanin -› Santin -› Asam Urat
Santin Oksidase adalah enzim yang merubah santin asam urat enzim
tersebut banyak terdapat di : hati, ginjal, usus halus
Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh
sehingga terjadi penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi
2.6. Katabolisme Pirimidin
Sitosin -› Urasil -› Dihidrourasil -› Asam β ureidopropionat -› CO2 +
NH3
Timin -› Dihidrotimin -› Asam β ureidoisobutirat -› CO2 + NH3
Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati
2.7. Gout Merupakan Kelainan Metabolik Katabolisme Purin
Pada hiperurisemia,kadar urat serum melebihi batas
kelarutannya. Kristalisasi natrium urat yang terjadi di dalam jaringan
lunak dan persendian akan membentuk endapan yang di namakan
topus. Prosas ini menyebabkan suatu reaksi peradangan akut,yaitu
arthritis gout akut,yang dapat berlanjut menjadi arthritis gout kronis.
Pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya pemolarisasi yang
memperlihatkan Kristal natrium urat berbentuk jarum dan bersifat
11
bireferingen negative kuat dalam jaringan sendi merupakan tanda
diagnostic penyakit gout. Kristal tersebut akan terlihat kuning jika
sumbu memanjangnya sejajar dengan bidang cahaya yang terpolarisasi
dan berwarna biru jika tegak lurus terhadap bidang tersebut.
Asam Urat
Asam urat dibentuk darimetabolisme purin
Asam urat diereksi melalui ginjal
Jika produksi purin meningkat atau eksresi menurun -› penumpukan
asam urat dalam darah -› penyakit gout
Penyakit Gout
Gout adalah penyakit arthritis berulang pada sendi articulation
matatarso falanggealis akibat peningkatan kadar asam urat
Peningkatan asam urat disebabkan :
Produksi meningkat (leukemia, peneumia)
Eksresi menurun (gangguan ginjal)
Terapi :
Mengurangi produksi (kolkisin, alopurinol)
gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam
tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, atau
pembuangan melalui ginjal yang menuru, atau akibat peningkatan
asupan makanan kaya purin.
Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena
kadarnya yang tinggi
Gout ditandai dengan :
Serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut
Kadang-kadang disertai pembentukan Kristal natrium urat besar yang
dinamakantophus
Deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan
Cedera pada ginjal
Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)
Pengobatan Gout
12
Ketika terjadi serangan arthritis akut, penderita diberikan terapi untuk
mengurangi peradangannya.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan obat analgesic/NSAID,
kortikosteroid, tirah baring, ataudengan pemberian kalkolisin
Setelah serangan akut berakir, terapi ditunjukan untuk menurunkan
kadar asam urat dalam tubuh
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kalkolisin atau obat yang
memacu pembuangan asam urat lewat ginjal (missal probenesid) atau
obat yang menghambat pembentukan asam urat (missal allopurinol)
Pencegahan Gout
Pasien gout juga harus menghindari penggunaan obat yang dapat
menaikan kadar asam urat dalam darah
Contoh dari obat tersebut adalah diuretic, aspirin dan niasin
Alcohol merupakan sumber purin dan juga dapat menghambat
pembuangan purin melalui ginjal sehingga disarankan tidak sering
mengonsumsi alcohol
Pasien juga disarankan untuk meminum cairan dalam jumlah banyak
karena jumlah air kemih sebanyak 2 liter atau lebih setiap harinya akan
membantu pembuangan urat dan meminimalkan pengendapan urat
dalam saluaran kemih
Ada beberapa jenis makanan yang diketahui kaya purin, antara lain
daging, naik daging sapi, babi, kambing, jeroan, bebek, angsa, merpati,
ayam, sapi, atau makanan dari laut (seafood), kacang-kacangan,
bayam, jamur, dan kembang kol.
2.8 Kelainan Lain Pada Katabolisme Purin
Meskipun defisiensi purin jarang dijumpai pada manusia,
sejumlah kelainan genetic pada katabolisme purin sudah diketahui
cirinya.tabel 36-1 menerangkumkan gambaran simtomatik utama serta pola
pewarisan beberapa penyakit pada katabolismepurin. Hiperurisemia dapat
dibedakan berdasarkan kenyataan apakah pasein mengekresikan urat dalam
jumlah total normal atau berlebihan (lebih dari 600 mg/24 jam) (table 36-2).
Walaupun sebagai keadaan hiperurisemia mencerminkan suatu defek enzim
13
spesifik, beberapa keadaan hiperurisia terjadi sekunder akibat proses penyakit
seperti kanker atau psorisasi yang meningkatkan pergantian jaringan
Ganguan klinis
Enzim defektif Sifat defekCiri Gangguan klinis
Pola pewarisan
Gout PRPP sintetaseSuperaktif (meningkatnya Vmaksimum)
Overproduksi dan overeksresi purin
Resesif terkait-X
Gout PRPP sintetase
Resistensi terhadap inhibishi umpan balik
Overproduksi dan overeksresi purin
Resesif terkait-X
Gout PRPP sintetaseKm rendah untuk ribose 5-fosfat
Overproduksi dan overeksresi purin
Kemungkinan Resesif terkait-X
Gout PRPP sintetaseDefesiensi parsial
Overproduksi dan overeksresi purin
Resesif terkait-X
Sindrom Lesch-Nyhan
HGPRTase Defesiensi totalOverproduksi dan overeksresi purin, mutilasi diri
Resesif terkait-X
Imunodefisiensi HGPRTaseDefesiensi berat
Imonudefisiensi kombinasi (sel T dan B) deoksiadenosinuria
Resesif auto somal
Imunodefisiensi Adenosine deamiase
Defesiensi berat
Defisiensi sel T, Inosinuria, deoksiria, guanosinura, deoksiguanusinura, hiporisemia
Resesif auto somal
Batu GinjalAdenine fosforibosil transferase
Defesiensi totalNetrofilitasis 2,8-dihidroksiadenin
Resesif auto somal
Xantinura Xantin oksidase Defesiensi totalNetrolitiasis xantin, hiporesemia
Resesif auto somal
2.9 Sumber Makanan
Purina ditemukan dalam kosentrasi tinggi dalam daging dan produk
daging, terutama organ dalam seperti hati, dan ginjal. Makanan dari tumbuhan
biasanya mengandung sedikit Purina
14
Contoh makanan yang banyak mengandung Purina adalah roti manis, teri,
sardine, hati, ginjal sapi, otak, ekstrak daging (missal. Oxo Bovril), hering,
mackerel, kerang, daging hewan liar buruan, dan gravy.
Purina juga banyak terdapat pada daging babi, unggas, ikan, dan makanan
laut lainnya, asparagus, kubis bunga, bayam (spinch), jamur, ercis, lentil, dried
pea, buncis, havermut, kulit bulir gandum, dan mata bulir gandum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meskipun manusia mengkonsumsi makanan yang kaya akan nucleoprotein,
basa purin dan pirimidin dari makanan tidak di inkorporasikan secara langsung
kedalam asam nukleat jaringan tubuh. Manusia melakukan biosintesis purin dan
pirimidin asam nukleat jaringan tubuh, ATP, NAD, koenzim A, dll. Dari intermediate
amfibolik. Meskipun demikian, senyawa analog purin dan pirimidin yang disuntikan,
termasuk obat-obat yang potensial menjadi preparat antikanker dapat
diinkorporasikan ke dalam DNA. Biosintesis purin serta primidin oksi- dan
deoksiribonukleotida (NTP dan dNTP) merupakan peristiwa yang diatur secara akurat
serta dikoordinasikan melalui mekanisme umpan-balik yang menjamin ketepatan
kuantitas produksisenyawa tersebut dan kadang-kadang, disesuaikan menurut
beragam kebutuhan fisiologik (missal, pembelahan sel). Penyakit manusia yang
melibatkan kelainan metabolism puri atau primidin mencakup penyakit gout, sindrom
Lesch-Nyhan, definisi adenosine deaminase, dan defisiensi fosforilase nukleosida
purin. Penyakit biosintesis primidin lebih jarang ditemukan dan meliputi asiduria
orotat. Karena produk katabolisme primidin-tidak seperti urat- memiliki kelarutan
sangat tinggi (karbon dioksida, ammonia, dan β-aminosiaburat), kelainan katabolisme
primidin yang bermakna secara klinis lebih sedikit.
3.2 Saran
Bagi rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi disarankan agar dapat memanfaatkan
setiap kesempatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Pada makalah
ini pembahasan Metabolisme Purin dan Pirimidin masih banyak aspek yang
belum dibahas karena berbagai keterbatasan, karena itu penting sekali untuk
menambah pengetahuan dari sumber-sumber yang lain.
15
DAFTAR PUSTAKA
Harper, Rodwell, Mayes, 1997, Riview of Physiogical Chemistry
Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa : Adji Dharma,
Jakarta, EGC
Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbihidrat dan lipid,
Bandung, ITB
Harjasasmita, 1996, Ikthisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
Poedjadi, Supriyanti, 2007, Dasar-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press
16