Makalah b.indo

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb. Sehingga studi kalimat dianggap sangat penting dilakukan untuk mencapai kemahiran berbahasa atau mengarang. Unsur terkecil dalam berbahasa sehari-hari adalah kalimat bukan kata-kata. Kata-kata hanya menjadi unsur dalam kalimat. Kalau pada suatu waktu , waktu pemakai bahasa berurusan dengan aneka bentuk kata maka hal ini dilakukan karena berkaitan dengan proses pembentukan kalimat. Dengan kalimat-kalimatlah kita melakukan kegiatan tukar-menukar pikiran dengan orang lain. Bahasa yang baik, benar, dan tepat pada hakikatnya terwujud pada pembentukan atau pemakaian kalimat. Kita yang ingin mahir berbahasa (mengarang) hendaknya terlebih dahulu memiliki kecakapan menentukan ujaran (bentuk ketatabahasaan) yang berkriteria kalimat dan yang bukan kalimat. Kemampuan mengenal dan menggunakan berbagai ragam kalimat yang ada dalam bahasa patut dimiliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, makalah ini disusun dengan mengangkat tema tentang tata kalimat. Makalah ini akan membahas pengertian kalimat, alat-alat dan unsur-unsurnya, serta jenis-jenis kalimat. 1

description

csc

Transcript of Makalah b.indo

Page 1: Makalah b.indo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang

memenuhi norma baik dan benar. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia,

misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.

            Sehingga studi kalimat dianggap sangat penting dilakukan untuk mencapai kemahiran

berbahasa atau mengarang. Unsur terkecil dalam berbahasa sehari-hari adalah kalimat bukan kata-

kata. Kata-kata hanya menjadi unsur dalam kalimat. Kalau pada suatu waktu , waktu pemakai

bahasa berurusan dengan aneka bentuk kata maka hal ini dilakukan karena berkaitan dengan

proses pembentukan kalimat. Dengan kalimat-kalimatlah kita melakukan kegiatan tukar-menukar

pikiran dengan orang lain.

            Bahasa yang baik, benar, dan tepat pada hakikatnya terwujud pada pembentukan atau

pemakaian kalimat. Kita yang ingin mahir berbahasa (mengarang) hendaknya terlebih dahulu

memiliki kecakapan menentukan ujaran (bentuk ketatabahasaan) yang berkriteria kalimat dan

yang bukan kalimat. Kemampuan mengenal dan menggunakan berbagai ragam kalimat yang ada

dalam bahasa patut dimiliki.        

            Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan

benar, makalah ini disusun dengan mengangkat tema tentang tata kalimat. Makalah ini akan

membahas pengertian kalimat, alat-alat dan unsur-unsurnya, serta jenis-jenis kalimat.

1

Page 2: Makalah b.indo

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah ini adalah:

1. Apakah yang disebut dengan kalimat?

2. Apakah yang dimaksud dengan unsur-unsur kalimat dan ciri-cirinya ?

3. Sebutkan jenis-jenis kalimat menurut struktur gramatikalnya! Berikan contohnya!

4. Sebutkan jenis-jenis kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya)!Berikan contohnya!

5. Sebutkan jenis-jenis kalimat menurut fungsinya!Berikan contohnya!

6. Sebutkan Bagian-bagian kalimat! Berikan contohnya!

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat.

2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur kalimat dan ciri-cirinya.

3. Memahami jenis-jenis kalimat menurut struktur gramatikalnya serta memberikan contohnya.

4. Memahami jenis-jenis kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya) serta memebrikan contohnya.

5. Memahami jenis-jenis kalimat menurut fungsinya.

6. Memahami bagian kalimat yang menyangkut tentang bagian inti dan bukan inti.

2

Page 3: Makalah b.indo

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat

Menurut kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu

pengertian dan merupakan kesatuan pikiran .

Menurut Alwi dkk tahun 2003 dalam buku yang berjudul “Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia” kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang

mengungkapkan pikiran yang utuh.

Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut , disela

jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya

perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan

berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda

tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca

seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru

sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang

megikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

Jadi , kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilakn suatu

pengertian baik dalam wujud lisan maupun tulisan dan merupakan kesatuan pikiran ..

2.2 Unsur Kalimat

Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat,

obyek ,pelengkap dan keterangan.

Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.

1. Ciri-Ciri Subjek

•    Merupakan Jawaban atas Pertanyaan Apa atau SiapaPenentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.Contoh :Kurniawan sedang mengisi KRS.Siapa yang mengisi KRS?Jawab : kurniawan. Maka kurniawan adalah Subjek

•    Disertai Kata ItuKebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara,

3

Page 4: Makalah b.indo

instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata itu.contoh :Mahasiswa itu sedang berorasi.

•    Didahului Kata BahwaDi dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.

•    Mempunyai Keterangan Pelengkap YangKata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.

•    Tidak Didahului PreposisiSubjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

•    Berupa Nomina atau Frasa NominalSubjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

2 Ciri-Ciri Predikat

Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus

membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.

• Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana

Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau

bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk

menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat

digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa

numeralia.

• Kata adalah atau ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek

kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.

• Dapat Diingkarkan

Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata

tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva.

4

Page 5: Makalah b.indo

Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang

berupa nomina atau predikat kata merupakan.

• Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,

sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang

subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan

sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

3 Ciri-Ciri Objek

Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang

sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba

intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba

transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.

Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.

• Langsung di Belakang Predikat

Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.

• Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.

Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi

subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

• Tidak Didahului Preposisi

Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata

lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.

• Didahului Kata bahwa

Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi

unsur objek dalam kalimat transitif.

Macam-macam Objek :

1. Objek penderitaAdalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok yang merupakan sasaran

langsung dari perbuatan yang dinyatakan oleh subjek .

Makna objek penderita

Penderita

5

Page 6: Makalah b.indo

Contohnya : Pak Ali membajak sawah

Tempat

Contohnya : Wisatawan mengunjungi Pantai Bali

Penerima

Contohnya : Ibu menjahit baju Adik

Alat

Contohnnya : Andi melempar bola ke arah Budi

Hasil

Contohnya : Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia

2. Objek PenyertaAdalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu .

Makna objek penyerta :

Penderita

Contohnya : Ibu membelikan Adik buku baru .

Hasil

Contohnya : Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya

4 Ciri-Ciri Pelengkap

Pelengkap ( komplemen ) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat . Pelengkap dan objek

memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :

1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.

2. Menempati posisi di belakang predikat.

3. Tidak didahului preposisi.

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat

pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek

kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap :

Di Belakang Predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan

pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

a. Diah mengirimi saya buku baru.

b. Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului

predikat.6

Page 7: Makalah b.indo

Tidak Didahului Preposisi

Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi

disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini .

·Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.

Contoh :

a. Pemuda itu bersenjatakan parang.

Kata parang adalah pelengkap.

Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )

b. Budi membaca buku.

Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat

menempati Subyek)

5 Ciri-Ciri Keterangan

Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang

suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,

sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang

berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,

oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti

ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan :

Bukan Unsur Utama

Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang

kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.

Tidak Terikat Posisi

Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.

Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.

Jenis-jenis keterangan :

Tempat

Contohnya : Ayah akan pergi ke Bali

Tujuan

Contohnya : Bayi harus minum susu supaya sehat

Waktu

Contohnya : Andi belajar matematika pukul 8 malam

Alat

7

Page 8: Makalah b.indo

Contohnya : Ibu memotong sayuran dengan pisau

Sebab

Contohnya : Toni tidak naik kelas karena malas belajar

Penyerta

Contohnya : Ibu pergi ke pasar bersama kakak

2.3 Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya

            Menurut strukturnya, kalimat dalam bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan

dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif, tidak

setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal

dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat

majemuk.

A. Kalimat Tunggal

            Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat

dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat

dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang

sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat

yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud

dengan pola kalimat dasar.

Contoh :

Kalimat Tunggal Susunan Pola KalimatAyah merokok.Adik minum susu.Ibu menyimpan uang di dalam laci.

S-PS-P-OS-P-O-K

            Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

Contoh: Saya siswa kelas VI.

2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh: Adik bernyanyi.

            Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-

unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali.

Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut

terdiri atas:

1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.

8

Page 9: Makalah b.indo

2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu

kedua bulan ini.

3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu,

dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.

5. Keterangan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja,

selekas mungkin.

6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.

7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.

8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.

9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu

Emas, David Beckham.

10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:

1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.

2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.

3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

B. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.

Kalimat majemuk dapat terjadi dari:

A. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan

itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.

Misalnya: Anak itu membaca puisi (kalimat tunggal)

Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi (subjek pada kalimat pertama

diperluas)

B. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung

dua atau lebih pola kalimat.

Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)

Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara,

kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.

a. Kalimat Majemuk Setara

9

Page 10: Makalah b.indo

            Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk

setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.

1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat

tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.

Contoh:

Kami membaca

Mereka menulis

Kami membaca dan mereka menulis.

Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.

Contoh:

Direktur tenang

Karyawan duduk teratur.

Para nasabah antre.

Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.

2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi

jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara

pertentangan.

Contoh:

Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong

negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal

dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan seperti kalimat

berikut.

Puspiptek terletak di Serpong, sedangkan Industro Pesawat Terbang Nusantara terletak di

Bandung.

Ia bukan peneliti, melainkan pedagang.

3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian

yang dikemukakannya berurutan.

Contoh:

Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama

juara MTQ tingkat dewasa.

Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa selamat.

10

Page 11: Makalah b.indo

4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu

menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.

Contoh:

Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas

menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.

b. Kalimat Majemuk tidak Setara (bertingkat)

           Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang

diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal

(bagian tetap) disebut induk kalimat. Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat

yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini

menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk.

Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut

pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang

lain diungkapkan dalam anak kalimat.

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk

bertingkat, yaitu:

1. Waktu : ketika, sejak

2. Sebab: karena, oleh karenaitu, sebab, oleh sebab itu

3. Akibat: hingga, sehingga, maka

4. Syarat: jika, asalkan, apabila

5. Perlawanan: meskipun, walaupun

6. Pengandaian: andaikata, seandainya

7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar

8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah

9. Pembatasan: kecuali, selain

10. Alat: dengan + kata benda: dengan tongkat

11. Kesertaan: dengan + orang

Contoh:

- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat

mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

Contoh:

1. a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)

    b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)

11

Page 12: Makalah b.indo

  c.Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih         dapat

mengacaukan data-data komputer itu.

2. a. Para pemain sudah lelah

    b. Para pemain boleh beristirahat.

    c. Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

    d. Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan

induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian

gagasan dengan hal-hal lain.

Mari kita perhatikan kalimat di bawah ini.

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Anak kalimat:

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.

Induk kalimat:

Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau,

sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, bahwa, dan

sebagainya.

c. Kalimat Majemuk Campuran

         Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan

beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat. Kalimat jenis ini

terdiri atas kalimat majemuk tak setara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri

atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tak setara (bertingkat).

Misalnya:

1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

2.4 Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gaya Retorika

            Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga

gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang

disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan

pembacanya jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika

selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi

kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu konstruksi induk kalimat-anak

kalimat.12

Page 13: Makalah b.indo

            Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi

tiga macam, yaitu (1) kalimat yang melepas (induk-anak), (2) kalimat yang klimaks (anak-

induk), dan (3) kalimat yang berimbang (setara atau campuran).

A. Kalimat yang Melepas

            Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan diikuti

oleh unsur tembahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. Unsur

anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak

diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.

Misalnya:

a. Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

b. Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan

di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

B. Kalimat yang Klimaks

            Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk

kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami

kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu

setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang

masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak-

induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.

Misalnya:

a. Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

b. Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis

itu dibebaskan juga.

C. Kalimat yang Berimbang

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya

penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran

yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.

Misalnya :

1. Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan

transaksi, dan IHSG naik tajam.

2. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat

dengan leluasa.

13

Page 14: Makalah b.indo

Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada kalimat majemuk. Adapun kalimat pada umumnya

dapat divariasikan menjadi kalimat yang panjang-pendek, aktif-pasif, inversi, dan pengedepanan

keterangan.

2.5 Jenis Kalimat Menurut Fungsinya

            Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat

pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam

bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita

berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh

bermacam-macam tanda baca.

A. Kalimat Pernyataan / Berita(Deklaratif)

            Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada

waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi

menurun; tanda baca titik).

Misalnya:

Positif

1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.

2. Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.

Negatif

1. Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.

2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang

bisnis komdominium di kotakota besar.

Macam-macam kalimat pernyataan / berita:

i) Kalimat berita kepastian

Contoh: Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

ii) Kalimat berita pengingkaran

Contoh: Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

iii) Kalimat berita kesangsian

Contoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

iv) Kalimat berita bentuk lainnya

Contoh: Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

14

Page 15: Makalah b.indo

B. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)

Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban)

yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering

menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.

Misalnya:

Positif

1. Kapan Saudara berangkat ke Singapura?

2. Mengapa dia gagal dalam ujian?

Negatif

1. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?

2. Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin penghidupannya oleh nefara?

C. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.

(Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).

Misalnya:

Positif

1. Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!

2. Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.

Negatif

1. Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.

2. Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong orang mampu.

Macam-macam kalimat perintah:

i) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh: Gantilah bajumu!

ii)Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh Jangan membuang sampah sembarangan!

iii)Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh: Tolong temani nenekmu di rumah!

D. Kalimat Seruan

Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang

mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda

seru atau tanda titik pada kalimat tulis).

Misalnya:

Positif

15

Page 16: Makalah b.indo

1. Bukan main, cantiknya.

2. Nah, ini dia yang kita tunggu.

Negatif

1. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

2. Wah, target KONI di Asian Games XIII tahun 1998 di Bangkok tidak tercapai.

2.6 Bagian Kalimat

Kalimat inti dan kalimat non inti

- Kalimat inti (kalimat dasar) kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap

bersifat deklaratif, aktif/netral, dan afirmatif.

- Kalimat non inti = kalimat inti + proses tranformasi

Proses transformasi seperti transformasi pemasifan , pengingkaran , pembentkan

kalimat tanya , kalimat perintah , kalimat inversif

Contoh :

Nenek datang Nenekku yang cantik itu baru datang dari Perancis

Kal. Inti Kal. Non inti

16

Page 17: Makalah b.indo

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan

pikiran yang utuh.

2. Adapun bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek, pelengkap dan keterangan.

3. Kalimat dapat dibedakan berdasarkan pengucapan, struktur gramatikal, bentuk gaya (retorika),

fungsi, unsur, susunan S-P, dan berdasarkan subjeknya.

3.2 Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan

mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana

pengertian sebuah kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal

17

Page 18: Makalah b.indo

Daftar Pustaka

Buku-buku :

Akhadiah, Sabarti, dkk.1993. Modul Pokok Bahasa Indonesia.Jakarta; Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependidikan.

E Zainal, Arifin. S.Amran. 2009.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.

Jakarta;Akademika Pressindo.

Situs web:

http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf.

http://jjkoe.blogspot.com/2008/01/tata-kalimat-bahasa-indonesia.html.

http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/.

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_10771/title_menggunakan-bahasa-indonesia-

secara-baik-dan/.

http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_2/Kalimat.

http://catatangadisku.blogspot.com/2010/01/studi-kalimat-dianggap-sangat-penting.html.

Baca yang lainnya......

18

Page 19: Makalah b.indo

Soal

1. Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah . Mereka sangat kasihan sekali Bentuk kata yang benar adalah ?

2. Kapan kalimat dikatakan sempurna ?

3. Apa perbedaan antara objek sama pelengkap ?

4. Jelaskan pengertian tata kalimat ?

5. Apa yang dimaksud kalimat tunggal sederhana ?

6. Ada berapa macam objek ? sebutkan !

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat aktif dan berikan contoh!

8. Menurut gaya penyampaian atau retorikanya , kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu..

9. Sebutkan ciri-ciri khas kalimat efektif ?

10. Ada beberapa penanda hubungan/konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat mejemuk bertingkat yaitu ?

19