Makalah b.indo
-
Upload
mutia-amalina -
Category
Documents
-
view
239 -
download
8
description
Transcript of Makalah b.indo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang
memenuhi norma baik dan benar. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia,
misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.
Sehingga studi kalimat dianggap sangat penting dilakukan untuk mencapai kemahiran
berbahasa atau mengarang. Unsur terkecil dalam berbahasa sehari-hari adalah kalimat bukan kata-
kata. Kata-kata hanya menjadi unsur dalam kalimat. Kalau pada suatu waktu , waktu pemakai
bahasa berurusan dengan aneka bentuk kata maka hal ini dilakukan karena berkaitan dengan
proses pembentukan kalimat. Dengan kalimat-kalimatlah kita melakukan kegiatan tukar-menukar
pikiran dengan orang lain.
Bahasa yang baik, benar, dan tepat pada hakikatnya terwujud pada pembentukan atau
pemakaian kalimat. Kita yang ingin mahir berbahasa (mengarang) hendaknya terlebih dahulu
memiliki kecakapan menentukan ujaran (bentuk ketatabahasaan) yang berkriteria kalimat dan
yang bukan kalimat. Kemampuan mengenal dan menggunakan berbagai ragam kalimat yang ada
dalam bahasa patut dimiliki.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan
benar, makalah ini disusun dengan mengangkat tema tentang tata kalimat. Makalah ini akan
membahas pengertian kalimat, alat-alat dan unsur-unsurnya, serta jenis-jenis kalimat.
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apakah yang disebut dengan kalimat?
2. Apakah yang dimaksud dengan unsur-unsur kalimat dan ciri-cirinya ?
3. Sebutkan jenis-jenis kalimat menurut struktur gramatikalnya! Berikan contohnya!
4. Sebutkan jenis-jenis kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya)!Berikan contohnya!
5. Sebutkan jenis-jenis kalimat menurut fungsinya!Berikan contohnya!
6. Sebutkan Bagian-bagian kalimat! Berikan contohnya!
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat.
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur kalimat dan ciri-cirinya.
3. Memahami jenis-jenis kalimat menurut struktur gramatikalnya serta memberikan contohnya.
4. Memahami jenis-jenis kalimat menurut bentuk gayanya (retorikanya) serta memebrikan contohnya.
5. Memahami jenis-jenis kalimat menurut fungsinya.
6. Memahami bagian kalimat yang menyangkut tentang bagian inti dan bukan inti.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat
Menurut kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan merupakan kesatuan pikiran .
Menurut Alwi dkk tahun 2003 dalam buku yang berjudul “Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia” kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut , disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan
berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca
seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru
sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang
megikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.
Jadi , kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilakn suatu
pengertian baik dalam wujud lisan maupun tulisan dan merupakan kesatuan pikiran ..
2.2 Unsur Kalimat
Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat,
obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
• Merupakan Jawaban atas Pertanyaan Apa atau SiapaPenentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.Contoh :Kurniawan sedang mengisi KRS.Siapa yang mengisi KRS?Jawab : kurniawan. Maka kurniawan adalah Subjek
• Disertai Kata ItuKebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara,
3
instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata itu.contoh :Mahasiswa itu sedang berorasi.
• Didahului Kata BahwaDi dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
• Mempunyai Keterangan Pelengkap YangKata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.
• Tidak Didahului PreposisiSubjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
• Berupa Nomina atau Frasa NominalSubjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
2 Ciri-Ciri Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus
membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.
• Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau
bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa
numeralia.
• Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek
kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
• Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata
tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva.
4
Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang
berupa nomina atau predikat kata merupakan.
• Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,
sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang
subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan
sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3 Ciri-Ciri Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba
intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba
transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
• Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
• Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi
subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
• Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata
lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
• Didahului Kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.
Macam-macam Objek :
1. Objek penderitaAdalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok yang merupakan sasaran
langsung dari perbuatan yang dinyatakan oleh subjek .
Makna objek penderita
Penderita
5
Contohnya : Pak Ali membajak sawah
Tempat
Contohnya : Wisatawan mengunjungi Pantai Bali
Penerima
Contohnya : Ibu menjahit baju Adik
Alat
Contohnnya : Andi melempar bola ke arah Budi
Hasil
Contohnya : Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia
2. Objek PenyertaAdalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu .
Makna objek penyerta :
Penderita
Contohnya : Ibu membelikan Adik buku baru .
Hasil
Contohnya : Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya
4 Ciri-Ciri Pelengkap
Pelengkap ( komplemen ) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat . Pelengkap dan objek
memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
2. Menempati posisi di belakang predikat.
3. Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap :
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a. Diah mengirimi saya buku baru.
b. Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.6
Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi
disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini .
·Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
5 Ciri-Ciri Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang
suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,
oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti
ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan :
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang
kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Jenis-jenis keterangan :
Tempat
Contohnya : Ayah akan pergi ke Bali
Tujuan
Contohnya : Bayi harus minum susu supaya sehat
Waktu
Contohnya : Andi belajar matematika pukul 8 malam
Alat
7
Contohnya : Ibu memotong sayuran dengan pisau
Sebab
Contohnya : Toni tidak naik kelas karena malas belajar
Penyerta
Contohnya : Ibu pergi ke pasar bersama kakak
2.3 Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut strukturnya, kalimat dalam bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan
dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif, tidak
setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal
dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat
majemuk.
A. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat
dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat
dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang
sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat
yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud
dengan pola kalimat dasar.
Contoh :
Kalimat Tunggal Susunan Pola KalimatAyah merokok.Adik minum susu.Ibu menyimpan uang di dalam laci.
S-PS-P-OS-P-O-K
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh: Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh: Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-
unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali.
Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut
terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
8
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu
kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu,
dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keterangan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja,
selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu
Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
A. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan
itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca puisi (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi (subjek pada kalimat pertama
diperluas)
B. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung
dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
a. Kalimat Majemuk Setara
9
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk
setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.
1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat
tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
Kami membaca
Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menulis.
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh:
Direktur tenang
Karyawan duduk teratur.
Para nasabah antre.
Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.
2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi
jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
pertentangan.
Contoh:
Amerika dan Jepang tergolong negara maju.
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.
Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong
negara berkembang.
Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal
dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan seperti kalimat
berikut.
Puspiptek terletak di Serpong, sedangkan Industro Pesawat Terbang Nusantara terletak di
Bandung.
Ia bukan peneliti, melainkan pedagang.
3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian
yang dikemukakannya berurutan.
Contoh:
Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama
juara MTQ tingkat dewasa.
Upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa selamat.
10
4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu
menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh:
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para petugas
menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.
b. Kalimat Majemuk tidak Setara (bertingkat)
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang
diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal
(bagian tetap) disebut induk kalimat. Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat
yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk.
Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut
pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang
lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, oleh karenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan + kata benda: dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan + orang
Contoh:
- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
Contoh:
1. a. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)
b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)
11
c.Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
2. a. Para pemain sudah lelah
b. Para pemain boleh beristirahat.
c. Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.
d. Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.
Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam bentuk anak kalimat dan
induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian
gagasan dengan hal-hal lain.
Mari kita perhatikan kalimat di bawah ini.
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
Anak kalimat:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.
Induk kalimat:
Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau,
sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, bahwa, dan
sebagainya.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan
beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat. Kalimat jenis ini
terdiri atas kalimat majemuk tak setara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri
atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tak setara (bertingkat).
Misalnya:
1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
2.4 Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gaya Retorika
Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga
gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang
disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan
pembacanya jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika
selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi
kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu konstruksi induk kalimat-anak
kalimat.12
Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu (1) kalimat yang melepas (induk-anak), (2) kalimat yang klimaks (anak-
induk), dan (3) kalimat yang berimbang (setara atau campuran).
A. Kalimat yang Melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan diikuti
oleh unsur tembahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. Unsur
anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak
diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Misalnya:
a. Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
b. Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan
di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
B. Kalimat yang Klimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk
kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami
kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu
setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang
masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak-
induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.
Misalnya:
a. Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
b. Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis
itu dibebaskan juga.
C. Kalimat yang Berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, gaya
penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran
yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.
Misalnya :
1. Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan
transaksi, dan IHSG naik tajam.
2. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat
dengan leluasa.
13
Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada kalimat majemuk. Adapun kalimat pada umumnya
dapat divariasikan menjadi kalimat yang panjang-pendek, aktif-pasif, inversi, dan pengedepanan
keterangan.
2.5 Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat
pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam
bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita
berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh
bermacam-macam tanda baca.
A. Kalimat Pernyataan / Berita(Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada
waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi
menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
2. Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
1. Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang
bisnis komdominium di kotakota besar.
Macam-macam kalimat pernyataan / berita:
i) Kalimat berita kepastian
Contoh: Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
ii) Kalimat berita pengingkaran
Contoh: Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
iii) Kalimat berita kesangsian
Contoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
iv) Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh: Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
14
B. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban)
yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering
menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif
1. Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
2. Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif
1. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?
2. Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin penghidupannya oleh nefara?
C. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.
(Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya:
Positif
1. Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!
2. Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.
Negatif
1. Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.
2. Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong orang mampu.
Macam-macam kalimat perintah:
i) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh: Gantilah bajumu!
ii)Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan!
iii)Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh: Tolong temani nenekmu di rumah!
D. Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang
mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda
seru atau tanda titik pada kalimat tulis).
Misalnya:
Positif
15
1. Bukan main, cantiknya.
2. Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
1. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
2. Wah, target KONI di Asian Games XIII tahun 1998 di Bangkok tidak tercapai.
2.6 Bagian Kalimat
Kalimat inti dan kalimat non inti
- Kalimat inti (kalimat dasar) kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap
bersifat deklaratif, aktif/netral, dan afirmatif.
- Kalimat non inti = kalimat inti + proses tranformasi
Proses transformasi seperti transformasi pemasifan , pengingkaran , pembentkan
kalimat tanya , kalimat perintah , kalimat inversif
Contoh :
Nenek datang Nenekku yang cantik itu baru datang dari Perancis
Kal. Inti Kal. Non inti
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh.
2. Adapun bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek, pelengkap dan keterangan.
3. Kalimat dapat dibedakan berdasarkan pengucapan, struktur gramatikal, bentuk gaya (retorika),
fungsi, unsur, susunan S-P, dan berdasarkan subjeknya.
3.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
pengertian sebuah kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal
17
Daftar Pustaka
Buku-buku :
Akhadiah, Sabarti, dkk.1993. Modul Pokok Bahasa Indonesia.Jakarta; Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependidikan.
E Zainal, Arifin. S.Amran. 2009.Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta;Akademika Pressindo.
Situs web:
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf.
http://jjkoe.blogspot.com/2008/01/tata-kalimat-bahasa-indonesia.html.
http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/.
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_10771/title_menggunakan-bahasa-indonesia-
secara-baik-dan/.
http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_2/Kalimat.
http://catatangadisku.blogspot.com/2010/01/studi-kalimat-dianggap-sangat-penting.html.
Baca yang lainnya......
18
Soal
1. Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah . Mereka sangat kasihan sekali Bentuk kata yang benar adalah ?
2. Kapan kalimat dikatakan sempurna ?
3. Apa perbedaan antara objek sama pelengkap ?
4. Jelaskan pengertian tata kalimat ?
5. Apa yang dimaksud kalimat tunggal sederhana ?
6. Ada berapa macam objek ? sebutkan !
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat aktif dan berikan contoh!
8. Menurut gaya penyampaian atau retorikanya , kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu..
9. Sebutkan ciri-ciri khas kalimat efektif ?
10. Ada beberapa penanda hubungan/konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat mejemuk bertingkat yaitu ?
19