Makalah Bbm Mpkta

download Makalah Bbm Mpkta

of 8

description

mpkta

Transcript of Makalah Bbm Mpkta

Kebijakan & Peraturan Pemerintah Mengenai Penimbunan BBM

Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp 6.000 per liter pada April 2012, dikhawatirkan bakal memicu kerawanan berupa aksi penimbunan BBM. Untuk itu, pemerintah diminta mengatasi tindak penyimpangan tersebut agar tidak menimbulkan persoalan baru.

Salah satu kebijakan yang akan dicanangkan pemerintah antara lain adalah dengan menerapkan dua harga untuk BBM bersubsidi. Kebijakan dua harga BBM bersubsidi akan direalisasikan pemerintah mulai awal Mei 2013, mobil-mobil pribadi harus bersiap membeli premium dengan harga Rp 6.500 per liter dan sepeda motor tetap di harga Rp 4.500 per liter. Namun, rancangan kebijakan ini masih diwarnai sejumlah kontroversi, beberapa pihak yang kontra akan kebijakan ini adalah YLKI dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas). Mereka menganggap bahwa teknis kebijakan itu sangat menyulitkan dalam penerapannya dilapangan dan bahkan dapat mendatangkan masalah baru karena adanya disparitas harga yang cukup besar untuk jenis produk yang sama.Penimbunan BBM yang marak terjadi dapat merugikan Negara, oleh karena itu bagi penimbun bbm dapat dikenai sanksi hingga empat tahun penjara, seperti termaktub dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi pasal 53 huruf c yang berisi tentang penyimpanan penimbunan BBM bersubsidi tanpa izin diancam pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun denda Rp 30 miliyar serta pasal 55 yang berisi bahwa menyalahgunakan pengangkutan dan atau penjualan BBM bersubsidi diancam pidana penjara paling lama 6 tahun.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 juga menegaskan tentang harga jual eceran dan konsumen pengguna jenis bahan bakar minyak tertentu, dalam pasal 7 nomor 2 yang berbunyi Badan Usaha dan/atau masyarakat dilarang melakukan penimbunan dan/atau penyimpanan serta penggunaan Jenis BBM Tertentu yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangandan pasal 7 nomor 3 yang berbunyi Badan Usaha dan/atau masyarakat yang melakukan pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam peraturan Menteri Energy dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia nomor 01 tahun 2013 juga menegaskan tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak.

Nilai-Nilai Pancasila Yang Berhubungan Dengan Penimbunan BBM

Terkait kasus penimbunan BBM, secaralangsung maupun tidak langsung dapat kita lihat terdapat pelanggaran nilai-nilai dalam pancasila. Pelanggaran-pelanggaran yang dapat kita tangkap antara lain :

1. Sila ke-2 Pancasila = Penimbunan BBM berkaitan erat dengan tidak jujurnya seseorang dan berakibat tingginya harga bbm di pasaran. Dengan kata lain bertolakbelakang dengan nilai-nilai dalam sila ke-2 terutama berani untuk membela kebenaran dan keadilan, dan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

2. Sila ke-3 Pancasila = Nilaiyang dilanggar adalah nilai persatuan Indonesia dimanapara penimbun bbm lebih mementingkan kepentingan dan keuntungan pribadi dibandingkan kepentingan dan keselamatan bangsa. Sikap yang diambil parapenimbun bbm ini terlepas dari kurangnya rasa cinta akan bangsa sendiri dan tidakmementingkan keutuhan bangsa.

3. Sila ke-5 Pancasila = Kejahatan menimbun bbm tidak terlepas darimotif individualismaupun kelompoknya, sehingga berakibat kurangnya sikap adil dan suasanakebersamaan kepada orang lain. Keadilan dan kesejahteraan sosial sangat sulit dicapaijika satu pihak tidak mampu bersikap bijaksana danseimbang antara hak dan kewajibannya. Akhirnya, sebagai rakyat Indonesia, hendaknya kita tidak mencari keuntungan denganjalan yang dilarang pemerintah, dan merugikan banyak orang lain. Kita berharap aparat yangberwenang mampu mencegah danmelakukan tindakan terhadap oknum-oknum yang sengaja menimbun BBM demi keuntungan sesaat. Mari berjuang di jalan yang jujur dan diridhai Tuhan.Faktor - Faktor Penyebab Penimbunan BBM

Ada beberapa faktor faktor umum yang menyebabkan penimbunan BBM kian marak terjadi. Dibawah ini merupakan factor umum yang seringkali dilakukan oleh oknum oknum penimbun BBM.

Faktor Umum

Penyebab meledaknya kuota Premium adalah melonjaknya penjualan mobil yang mencapai 388 ribu unit dari bulan Januari hingga April 2012 serta naiknya harga minyak dunia sehingga menimbulkan disparitas harga antara BBM bersubsidi dan non subsidi. Hal ini menimbulkan disparitas harga yang memicu kemungkinan adanya penimbunan BBM oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawabyang dapat berdampak pada meningkatkan konsumsi BBM secara signifikan.

Tidak hanya kepastian dari pemerintah menyebabkan masyarakat berspekulasi bahwa harga BBM akan dinaikkan. Jika harga BBM naik, kenaikan harga barang barang pokok lainnya sudah pasti tidak dapat dihindarkan. Speulasi seperti ini akan mendorong oknum oknum untuk melakukan penimbunan BBM untuk meraup keuntungan.

Kerugian yang Timbul dari Penimbunan BBM

Kasus penimbunan BBM terjadi akan terjadi kenaikan harga BBM. Akibat dari kasus ini adalah kerugian yang dialami oleh bangsa dan Negara.

1. Bangsa/ Rakyat

Gangguan aktivitas manusia

Kerugian waktu untuk mengantri BBM

Tidak terpenuhinya kebutuhan sumber energy masyarakat.

Kenaikan harga barang di pasar

Situasi ekonomi yang tidak stabil

Industri kecil macet bahkan dapat gulung tikar

Kemiskinan dan ketidakmakmuran bertambah besar

2. Negara

Data :

Selasa 8 Mei 2012, Nilai barang bukti penimbunan BBM Rp 5,49 miliar, kata Kepala BPH Migas Andy N. Someng.

Penyelewengan paling banyak terjadi pada solar yang mencapai 360.336 liter dengan nilai kerugian Rp 3,43 miliar, minyak tanah 130.103 liter senilai Rp 1,17 miliar, dan Premium 95.568 liter senilai Rp 890 juta.Selain kasus tersebut, BPH Migas tengah memproses dugaan penyelewengan BBM bersubsidi lain yang merugikan negara hingga Rp 6,02 miliar. Masih dalam proses tahap penyelidikan berkas, kata Andy.

Kerugian negara dalam kasus ini terdiri atas penyelewengan solar sebanyak 619.300 liter senilai Rp 5,97 miliar, Premium 24.800 liter senilai Rp 233 juta, dan minyak tanah 600 liter senilai Rp 5,4 juta.

Data :

Jumat 29 Juni 2012. Kerugian keuangan negara yang timbul akibat ulah penyelewengan BBM bersubsidi itu ditaksir mencapai Rp 119 miliar, kata Komandan Satgas Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi Badan Pengawas Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas Joko Siswanto dalam Sosialisasi Kebijakan Penghematan BBM Bersubsidi, di Semarang

Kerugian keuangan dari pajak pendapatan yang tidak terbayarkan

Kerugian bertambah jika penimbunan terjadi terhadap BBM bersubsidi

Skala Inflasi bertambah besar

Kebutuhan masyarakat bertambah banyak karena adanya BBM yang tidak tersalurkan maka dibutuhkan dana lebih besar untuk eksplorasi atau peningkatan produksi

Tingkat kemiskinan rakyat yang besar memperburuk citra pemerintah

Data table produksi BBM :

Produksi Bahan Bakar Minyak (BBM), 1996-2011

TahunPremiumPertamaxPertamax PlusADOIDOKerosinDasar Pelumas

(barel)(barel)(barel)(barel)(barel)(barel)(barel)

1996 60,815,000 -- 89,382,000 6,302,000 55,535,000 1,792,641

1997 63,373,000 -- 22,600,000 27,315,000 49,378,000 1,121,000

1998 59,403,000 -- 93,296,000 15,862,000 49,061,000 1,837,000

1999 62,450,271 -- 84,286,847 16,770,845 53,662,497 2,370,000

2000 69,243,864 -- 91,154,347 9,163,395 55,117,974 4,535,000

2001 66,533,951 -- 89,656,135 9,450,504 55,044,848 2,762,000

2002 68,975,134 -- 89,282,621 8,730,022 53,428,406 2,252,000

2003 64,367,803 2,282,000 617,000 89,816,867 7,978,581 63,029,372 3,151,000

2004 70,260,076 3,010,000 300,000 98,034,112 9,917,836 56,911,747 2,823,000

2005 71,013,010 1,699,754 431,836 94,632,874 8,558,763 53,720,587 2,403,802

2006 71,822,000 1,631,764 414,563 88,892,000 3,867,000 54,424,000 2,734,000

2007 71,337,000 2,754,000 951,000 82,120,000 2,267,000 51,934,000 2,814,000

2008 72,404,000 1,523,000 387,000 92,812,000 2,036,000 53,040,000 r) 2,836,000

2009 72,799,000 2,050,000 647,000 107,353,000 1,110,000 32,163,000 3,041,000

2010 66,820,000 3,301,000 668,000 107,351,000 1,376,000 18,985,000 2,027,000

2011 64,460,000 2,446,000 736,000 119,568,000 1,376,000 14,378,000 3,065,000

Jumlah produksi ini sudah sangat besar, jika terjadi penimbunan dan ketidaklancaran distribusi BBM maka angka produksi ini harus semakin besar dan artinya minyak bumi di dunia akan lebih banyak tereksplorasi lagi. Hal ini dapat menyebabkan bumi kehabisan minyak bumi secara lebih cepat karena penimbunan yang artinya juga pemborosan produksi. Jika tidak ada energy alternative yang membantu maka dunia akan kehilangan sumber energy.

Dampak Penimbunan BBMSeperti yang kita ketahui penimbunan BBM (Bahan Bakar Minyak) dipengaruhi oleh keadaan harga minyak dunia yang meningkat sehingga mau tidak mau pemerintah harus meningkatkan pula harga bbm di Indonesia. Keadaan tersebut membuat oknum-oknum tertentu ingin meraih keuntungan yang besar dengan menimbun BBM.

Kriteria pelaku dan sanksi bagi penimbun BBM sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2001 pasal 53, yaitu :

a. Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 tanpa izin usaha pengolahan dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling tinggi Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

b. Pengngkutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 tanpa izin usaha pengangkutan dipidana dengan pidana penjara paling lama empat tahun dan denda paling tinggi Rp40.000.000.000,00 (empat puluh milyar rupiah).

c. Penyimpanan sebagaimana dimaksuda dalam pasal 23 tanpa izin usaha penyimpanan dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling tinggi Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh milyar rupiah).

d. Niaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 tanpa izin usaha niaga dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling tinggi Rp.30.000.000.000,00 (tiga milyar rupiah).

Penimbunan bbm selain mengakibatkan kelangkaan bbm dimana-mana, penimbunan bbm juga turut andil dalam kenaikan harga bahan-bahan pokok yang membuat masyarakat (konsumen) menjadi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan cenderung menurunkan daya beli sehingga kemiskinan makin merajalela dan demo-demo kepada pemerintah untuk menurunkan harga bbm pun tidak dapat dihindari.

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=298676http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2013-04-25/169123/5_DPD_Hiswana_Migas_Tak_Siap_Kebijakan_2_Harga_BBM

Faktor Utama

Penurunan moral yang terjadi pada diri pelaku itu sendiri