Makalah Banjir Fix 2

18
ANALISIS DAMPAK BENCANA BANJIR DAN CARA PENANGGULANGGANNYA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Bahasa Indonesia Keilmuan Yang dibina oleh Ibu Novi Eka Susilowati, S.Pd., M.Pd. oleh Vionita Firdausy 100721403557 Nofita Rakhmawati 120721403776 Iwan Riyono Efendi 120721403778 Rifka Annisa 120721435396 Rangga Romana Putra 120721435498 Desiana Merawati 120721435503 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL

Transcript of Makalah Banjir Fix 2

Page 1: Makalah Banjir Fix 2

ANALISIS DAMPAK BENCANA BANJIR

DAN CARA PENANGGULANGGANNYA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Bahasa Indonesia Keilmuan

Yang dibina oleh Ibu Novi Eka Susilowati, S.Pd., M.Pd.

oleh

Vionita Firdausy 100721403557

Nofita Rakhmawati 120721403776

Iwan Riyono Efendi 120721403778

Rifka Annisa 120721435396

Rangga Romana Putra 120721435498

Desiana Merawati 120721435503

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

Desember 2012

Page 2: Makalah Banjir Fix 2

ANALISIS DAMPAK BENCANA BANJIR

DAN CARA PENANGGULANGGANNYA

1. PENDAHULUAN

Seperti yang masyarakat ketahui, bencana banjir sudah menjadi masalah

klasik di negeri ini. Setiap musim penghujan datang, pastilah negeri ini tidak lepas

dari bencana banjir. Di Indonesia sendiri, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di

antaranya berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup oleh

sungai-sungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah

dilakukan, banjir yang terjadi di daerah-daerah rawan pada dasarnya disebabkan

oleh tiga hal. Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan

tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti

curah hujan yang sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan

sebagainya. Ketiga, degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup

tanah pada catchment area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan

alur sungai, dan sebagainya.

Adapun dampak yang yang ditimbulkan. Menurut Alghani (2011), ada

tiga dampak banjir, yaitu (a) dampak primer, mampu merusak berbagai jenis

struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan

raya, dan kanal; (b) dampak sekunder, persediaan air bersih menjadi langka, petani

gagal panen, menimbulkan banyak penyakit, jalur transportasi jadi rusak dan

terhambat; dan (c) dampak tersier, kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah

wisatawan, biaya pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong

kenaikan harga.

Dampak terjadinya banjir sangatlah merugikan bagi masyarakat.

Terjadinya serangkaian bencana banjir dalam kurun waktu yang relatif pendek dan

selalu terulang setiap tahun menuntut upaya yang nyata untuk mengantisipasinya

sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Berbagai upaya

1

Page 3: Makalah Banjir Fix 2

pemerintah yang masih bersifat struktural (structural approach) ternyata belum

sepenuhnya mampu menanggulangi masalah banjir yang terjadi di Indonesia.

Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai dampak dan solusi

menghadapi masalah banjir tersebut.

Berdasarkan paparan di atas maka yang menjadi permasalahan dalam

makalah ini, yaitu (1) bagaimanakah dampak primer terjadinya banjir?, (2)

bagaimanakah dampak sekunder terjadinya banjir?, (3) bagaimanakah dampak

tersier terjadinya banjir?, (4) bagaimanakah solusi penanggulangan bencana

banjir?

Makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak primer, sekunder dan

tersier dari banjir, serta untuk mengetahui solusi dalam menanggulanginya. Selain

itu, manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis sendiri adalah dapat

menambah keterampilan dalam bidang tulis-menulis dan dapat menambah

wawasan bagi penulis dan pembaca makalah ini.

2. ISI

2.1 Dampak Primer Terjadinya Banjir

Dampak primer disebut juga dampak jangka pendek. Dampak primer

ini adalah dampak yang terjadi secara langsung, biasanya ditandai dengan

kerusakan fisik (Alghani, 2011). Adapun dampak primer terjadinya banjir

diantaranya, mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan,

mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.

Sedangkan, kerusakan fisik yang sering terjadi yaitu rusaknya bangunan

terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai.

2.2 Dampak Sekunder Terjadinya Banjir

Dampak sekunder disebut juga dampak jangka menengah. Dampak

sekunder ini adalah dampak yang terjadi secara langsung dan efeknya masih

dapat dirasakan walaupun bencana banjir telah usai, namun dapat

ditanggulangi dengan cepat (Alghani, 2011). Misalnya, akibat terjadinya

2

Page 4: Makalah Banjir Fix 2

banjir air bersih terkontaminasi. Hal tersebut menyebabkan air bersih menjadi

langka sehingga berdampak pada kelanggkaan air minum dan warga juga

kesusahan untuk mencuci pakaian dan peralatan makannya.

Saat terjadi banjir, kondisi lingkungan menjadi tidak higienis. Setelah

banjir, besar kemungkinan wabah penyakit mengancam daerah yang terkena

banjir. Banjir yang terjadi setiap tahun di sebagian wilayah Indonesia tentu

mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Tak hanya kerugian material,

tetapi juga kerugian moril. Wabah penyakit pun senantiasa mengancam

masyarakat. Banjir bisa menyebabkan kerusakan lingkungan karena

keseimbangan ekologis antar makhluk hidup terganggu.

Keseimbangan ekosistem bisa terganggu dengan adanya banjir dan

bisa berdampak buruk bagi manusia. Misalnya, jika sebelum banjir manusia

mengambil banyak manfaat dari suatu sumber air, dengan adanya banjir

mereka tidak lagi bersikap tenang dalam menjalani kehidupan seperti

biasanya. Rantai peredaran sumber daya menjadi kacau dan sistem peredaran

makanan dan pernapasan pun menjadi terganggu.

Kuman-kuman penyakit yang menular karena banjir akan lebih luas

penyebarannya. Hal tersebut disebabkan penyebaran kuman dalam air (water

born disease) dan cacing yang membahayakan manusia juga akan

berkembang biak secara leluasa. Kehidupan makin sukar karena transportasi

menjadi terhalang dan harta milik penduduk pun lenyap, sehingga kondisi

manusia dan lingkungan berubah. Inilah sebenarnya yang dinamakan

gangguan keseimbangan ekosistem.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa air sangat erat kaitannya dengan

kesehatan manusia. Artinya, air yang telah tercemar dan tidak memenuhi

persyaratan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Kaitan air

dengan penyebaran penyakit akibat banjir, meliputi (1) water born

mechanism, yaitu mekanisme penularan penyakit infeksi disebabkan karena

kualitas air tidak memenuhi persyaratan bakteriologis, (2) water washed

mechanism, yaitu mekanisme penularan penyakit infeksi disebabkan karena

3

Page 5: Makalah Banjir Fix 2

jumlah air yang diperlukan untuk kebersihan tidak memadai, (3) water based

mechanism, yaitu mekanisme penularan penyakit infeksi berada pada binatang

perantara yang hidup dalam air, dan (4) water related vector mechanism, yaitu

mekanisme penularan penyakit disebabkan karena serangga (pembawa

penyakit) yang hidup dalam air, seperti malaria atau demam berdarah.

Hal ini jelas akan menimbulkan banyak ancaman bagi manusia.

Terjadinya banjir juga menyebabkan pencemaran lingkungan hidup, karena

pemicu terjadinya bencana tersebut juga disebabkan ulah manusia yang tidak

bijaksana dalam menata dan mengelola lingkungan hidupnya. Dengan luapan

air yang kotor dan tercemar, terutama oleh buangan limbah industri akan

mengakibatkan gangguan psikis akibat polutan (bahan pencemar) dari

buangan limbah tersebut.

Terjadinya banjir juga berimbas pada pertanian dan persediaan bahan

pangan. Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen. Hal ini

terjadi karena padi yang ditanam tergenang oleh air sehingga menyebabkan

banyak tumbuhan padi mati. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung

pada endapan yang terbawa saat banjir demi menambah mineral tanah

setempat.

Saat banjir, ada beberapa spesies tumbuhan yang tidak tahan terhadap

volume air berlebih di sekitarnya, sehingga hal tersebut dapat membuat

tanaman mati. Selain itu, jalur transportasi pun dapat terganggu karena jalan

yang akan dilalui tergenang air, sehingga menghambat arus lalu lintas dan

distribusi barang dan jasa.

2.3 Dampak Tersier Terjadinya Banjir

Dampak tersier disebut juga dampak jangka panjang. Dampak tersier

ini adalah dampak yang terjadi secara langsung dan efeknya masih dapat

dirasakan walaupun bencana banjir telah usai, namun penanggulangannya

membutuhkan waktu yang lama.

4

Page 6: Makalah Banjir Fix 2

Misalnya dalam bidang ekonomi, terjadinya banjir dapat menyebabkan

kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat banjir

dan kelangkaan makanan yang mendorong adanya kenaikan harga. Sedangkan

dalam sektor pariwisata, banjir dapat menyebabkan menurunnya minat

wisatawan.

Pada dasarnya, ketika banjir menggenangi suatu pemukiman, besar

kemungkinan pemukiman tersebut menjadi tidak layak tinggal. Dari sisi

perseorangan, biasanya perabot atau peralatan rumah tangga yang terkena

banjir tidak dapat dipakai lagi. Ketika aliran air saat banjir menjadi deras,

tidak menutup kemungkinan daerah pemukiman suatu daerah dapat rusak.

Dari sisi pemerintah, untuk melakukan perbaikan di daerah yang terkena

banjir dibutuhkan biaya tambahan. Ditambah lagi dengan biaya pemeliharaan

fasilitas yang dapat mencegah banjir seperti drainase, bendungan, atau

gerbang sungai setiap tahunnya.

Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir

air skala kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi

kembali air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air

banjir menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang

curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan

peran penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan

merupakan faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di

dataran. Banjir menambahkan banyak nutrisi untuk danau dan sungai yang

semakin memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain

itu juga karena kecocokan dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan

(sedikit predasi dan banyak nutrisi).

Banjir dapat berdampak juga pada bidang sosial. Jumlah penduduk

dari suatu daerah biasanya berkurang setelah banjir terjadi di daerah tersebut.

Hal ini memaksa perubahan dan adaptasi terhadap suatu komunitas sosial di

daerah tersebut. Selain itu, berpindahnya penduduk dari daerah banjir ke

daerah baru juga memaksa penduduk untuk beradaptasi dengan keadaan yang

5

Page 7: Makalah Banjir Fix 2

baru. Komunitas sosial pada suatu pemukiman sampai sekarang masih sulit

mengatasi dampak sosial yang terjadi setelah banjir.

2.4 Solusi dan penanggulangan dalam Menghadapi Banjir

2.4.1 Siklus Penanggulangan Banjir

Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap dari pencegahan

sebelum banjir (prevention), penanganan saat terjadinya banjir

(response/intervention), dan pemulihan setelah banjir (recovery). Tahapan-

tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir

yang berkesinambungan sebagaimana digambarkan pada gambar 1 yang

mencakup beberapa jenis kegiatan seperti ditunjukkan dalam tabel 1.

Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle)

yang dimulai dari peristiwa bencana banjir, kemudian diadakan suatu

pengkajian sebagai masukan dalam tindakan pencegahan (prevention)

sebelum bencana banjir terjadi kembali. Tindakan pencegahan dilakukan

secara menyeluruh berupa kegiatan fisik berupa pembangunan pengendali

banjir di wilayah sungai (in-stream) sampai wilayah dataran banjir (off-

stream), dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai

sistem peringatan dini bencana banjir.

6

Page 8: Makalah Banjir Fix 2

CATASTROPHIC EVENT

(Sumber: Stephen Bieri, Disaster Risk Management & The System Approach)

Gambar 1. Disaster Risk Management and Mitigation Circle

Tabel 1. Kegiatan dalam Siklus Penanggulangan Banjir

Setelah tindakan pencegahan dilaksanakan, dirancang pula tindakan

penanganan (response/intervention) pada saat bencana banjir terjadi.

Tindakan penanganan bencana banjir antara lain berupa pemberitahuan dan

7

Page 9: Makalah Banjir Fix 2

penyebaran informasi tentang prakiraan banjir (flood forecasting information

and dissemination), tanggap darurat, bantuan peralatan perlengkapan logistik

untuk menangani bencana banjir (flood emergency response and assistance),

dan perlawanan terhadap bencana banjir (flood fighting).

Pemulihan setelah terjadi bencana banjir dilakukan sesegera mungkin

untuk mempercepat perbaikan kerusakan agar kondisi secara umum berjalan

normal kembali. Tindakan pemulihan dilaksanakan mulai dari bantuan untuk

pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan perbaikan sarana-prasarana

(aftermath assistance and relief), rehabilitasi dan adaptasi kondisi fisik dan

nonfisik (flood adaptation and rehabilitation), penilaian kerugian materi dan

nonmateri serta ansuransi bencana banjir (flood damage 5 Kajian Kebijakan

Penanggulangan Banjir: Partisipasi Masyarakat assessment and insurance),

dan pengkajian cepat penyebab terjadinya bencana banjir untuk dijadikan

masukan dalam tindakan pencegahan (flood quick reconnaissance study).

2.4.2 Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Banjir

Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk

memberikan kesempatan dan wewenang yang lebih luas kepada masyarakat

untuk secara bersamasama memecahkan berbagai persoalan. Pembagian

kewenangan ini dilakukan berdasarkan tingkat keikutsertaan (level of

involvement) masyarakat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat

bertujuan untuk mencari solusi permasalahan yang lebih baik dalam suatu

komunitas dengan membuka lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk

ikut memberikan kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih

efektif, efesien, dan berkelanjutan.

Stakeholder penanggulangan banjir secara umum dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu (i) beneficiaries, masyarakat yang mendapat

manfaat/dampak secara langsung maupun tidak langsung, (ii) intermediaries,

kelompok masyarakat atau perseorangan yang dapat memberikan

pertimbangan atau fasilitasi dalam penanggulangan banjir antara lain:

8

Page 10: Makalah Banjir Fix 2

konsultan, pakar, LSM, dan profesional di bidang SDA, dan (iii) decision/

policy makers, lembaga/institusi yang berwenang membuat keputusan dan

landasan hukum seperti lembaga pemerintahan dan dewan sumberdaya air.

Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan keterbukaan dalam program-

program pemerintah maka akuntabilitas pemerintah dapat dinilai dari sudut

pandang sejauh mana partisipasi masyarakat dan pihak terkait (stakeholder)

lainnya dalam program pembangunan. Partisipasi masyarakat dilakukan mulai

dari tahapan kegiatan pembuatan konsep, konstruksi, operasional-

pemeliharaan, serta evaluasi dan pengawasan.

Penentuan dan pemilahan stakeholder dilakukan dengan metode

Stakeholders Analysis yang dilakukan melalui 4 (empat) tahap proses, yaitu

(a) identifikasi stakeholder; (b) penilaian ketertarikan stakeholder terhadap

kegiatan penanggulangan banjir; (c) penilaian tingkat pengaruh dan

kepentingan setiap stakeholder; dan (d) perumusan rencana strategi

partisipasi stakeholder dalam penanggulangan banjir pada setiap fase

kegiatan. Semua proses dilakukan dengan cara mempromosikan kegiatan

pembelajaran dan meningkatkan potensi masyarakat untuk secara aktif

berpartisipasi, serta menyediakan kesempatan untuk ikut bagian dan memiliki

kewenangan dalam proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya

dalam kegiatan penanggulangan banjir.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanggulangan banjir

terdiri dari 7 (tujuh) tingkatan yang didasarkan pada mekanisme interaksinya,

yaitu (i) Penolakan (resistance/opposition); (ii) Pertukaran informasi

(information-sharing); (iii) Konsultasi (consultation with no commitment);

(iv) Konsensus dan Pengambilan Kesepakatan Bersama (concensus building

and agreement); (v) Kolaborasi (collaboration); (vi) Pemberdayaan dengan

pembagian risiko (empowerment-risk sharing); dan (vii) Pemberdayaan dan

Kemitraan (empowerment and partnership).

9

Page 11: Makalah Banjir Fix 2

3. PENUTUP

Banjir merupakan bencana alam yang sangat merugikan bagi kita. Adapun

dampak yang yang ditmbulkan. Menurut Alghani (2011), ada tiga dampak banjir,

yaitu (a) dampak primer, mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk

jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal; (b)

dampak sekunder, persediaan air bersih menjadi langka, petani gagal panen,

menimbulkan banyak penyakit, jalur transportasi jadi rusak dan terhambat; dan (c)

dampak tersier, kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya

pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga.

Maka dari itu, mencegah dan menanggulangi dampak banjir tidak dapat dilakukan

oleh pemerintah saja atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan

kerjasama berbagai pihak untuk mengurangi efek negative dari bencana banjir.

Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi

dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi

masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan

mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan

banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat

banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus

kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan

penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir,

kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana

banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan

fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah

dataran banjir dan kegiatan nonfisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai

sistem peringatan dini bencana banjir.

10

Page 12: Makalah Banjir Fix 2

4. DAFTAR RUJUKAN

Alghani, E. A. 2011. Pengertian, penyebab, dampak dan cara menanggulangi

banjir diakses melalui

(http://ertizaaulialghani.blogspot.com/2011/10/pengertian-penyebab-

dampak-dan-cara.html diakses tanggal 1 Desember 2012)

Nugraha, Henhky dan Ahmad Cahyadi. Jurnal Analisis Morfometri Menggunakan

Untuk Penentuan Sub Das Prioritas. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Sistem Informasi Geografis Yogyakarta

Purnomo, Hadi dan Rony Sugiantoro. 2010. Manajemen Bencana. Yogya:

Pressindo.

11