Makalah Banjir Di Bangladesh

22
A. Latar Belakang Bangladesh adalah sebuah Negara yang secara letak geografisnya berada diantara tiga sungai besar, sungai Gangga, Brahmaputra, dan Meghna, oleh karena itu Bangladesh seringkali dijuluki sebagai tanah dari sungai dan air. Dengan jaringan yang kompleks dari 230 sungai, termasuk didalamnya 57 perbatasan sungai, dan sekitar 92% dari 175 juta hektar tanahnya merupakan campuran tanah air yang sangat subur yang juga berbatasan langsung dengan Negara China, Nepal, India, dan Bhutan. Dengan kondisi tanah yang dikelilingi oleh banyak sungai dan saluran air tersebut, oleh karena itu Bangladesh memiliki potensi yang cukup besar untuk terkena dampak dari perubahan iklim yang terjadi secara global. Menjadi masalah yang sangat umum terjadi di Bangladesh, akan tetapi dengan adanya perubahan iklim baru-baru ini dampak yang diprediksikan menjadi sangat mengkhawatirkan bagi kondisi Bangladesh. Dalam tulisan M. Monirul Qader Mirza, dijelaskan bagaimana skenario perubahan iklim yang berpotensi terjadi dan merubah kondisi alam Bangladesh berdasarkan tiga sungai besar

description

makalah tentang penyebab,dampak/akibat, dan penanggulangan banjir di Bangladeh

Transcript of Makalah Banjir Di Bangladesh

Page 1: Makalah Banjir Di Bangladesh

A. Latar Belakang

Bangladesh adalah sebuah Negara yang secara letak geografisnya berada

diantara tiga sungai besar, sungai Gangga, Brahmaputra, dan Meghna, oleh karena itu

Bangladesh seringkali dijuluki sebagai tanah dari sungai dan air. Dengan jaringan

yang kompleks dari 230 sungai, termasuk didalamnya 57 perbatasan sungai, dan

sekitar 92% dari 175 juta hektar tanahnya merupakan campuran tanah air yang sangat

subur yang juga berbatasan langsung dengan Negara China, Nepal, India, dan Bhutan.

Dengan kondisi tanah yang dikelilingi oleh banyak sungai dan saluran air tersebut,

oleh karena itu Bangladesh memiliki potensi yang cukup besar untuk terkena dampak

dari perubahan iklim yang terjadi secara global.

Menjadi masalah yang sangat umum terjadi di Bangladesh, akan tetapi

dengan adanya perubahan iklim baru-baru ini dampak yang diprediksikan menjadi

sangat mengkhawatirkan bagi kondisi Bangladesh. Dalam tulisan M. Monirul Qader

Mirza, dijelaskan bagaimana skenario perubahan iklim yang berpotensi terjadi dan

merubah kondisi alam Bangladesh berdasarkan tiga sungai besar yang mengelilingi

Bangladesh.1 Dengan penjelasan diatas maka makalah ini dibuat untuk menjawab

lebih rinci mengenai apa dampak dari perubahan iklim terhadap Bangladesh

khususnya banjir yang akan dibahas pada makalah ini dan juga makalah ini akan

menjelaskan bagaimana cara Bangladesh menangani hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perubahan iklim di dunia mempengaruhi intensitas banjir di

Bangladesh?

2. Bagaimana cara Bangladesh mengatasi banjir dinegaranya?

C. Terjadinya banjir di Bangladesh

1 M. Monirul Q. M, The Implications of Climate Change on RiverDischarge in Bangladesh dalam Climate Chang and Water Resources in South Asia, Leiden, The Netherlands March, 2003.

Page 2: Makalah Banjir Di Bangladesh

Sekitar 20-25 % kawasan Bangladesh adalah daerah genangan air saat musim

monsoon terjadi. Banjir tersebut menyediakan tanah pertanian yang subur dan daerah

banjir di Bangladesh tingkat populasinya padat. Bangladesh memiliki 230 sungai.

Sebanyak 57 di antaranya adalah sungai internasional (sungainya lintas negara). Tiga

sungai lintas batas yang besar yakni Sungai Gangga, Brahmanaputra, dan Meghna, hanya

7% dari daerah tangkapan airnya yang berada di Bangladesh. Sungai-sungai utama

panjangnya mulai dari 500 hingga 2.500 km dengan lebar berkisar dari 1 hingga 20 km

dengan tingkat kemiringan yang sangat datar. Banjir di Bangladesh terbagi menjadi dua

tipe, banjir rutin atau barsha yang menggenangi hingga 20% wilayah Bangladesh dan

banjir frekuensi rendah dengan besaran tinggi dikenal dengan sebutan bonna, yang dapat

menggenangi lebih dari 35% wilayah Bangladesh.2

Penyebab banjir akibat kerusakan alam

1. Sebagian besar negara terdiri dari bantaran sungai besar dan delta.

2. Pencairan salju dari pegunungan Himalaya terjadi di akhir musim semi & musim

panas.

3. 70% dari total luas wilayahnya kurang dari 1 meter di atas permukaan laut.

4. 10% dari total luas wilayah daratan terdiri dari bekas cekungan danau dan sungai.

5. Bangladesh sering mengalami hujan lebat, terutama pada daerah dataran tinggi.

6. Badai tropis membawa hujan lebat dan banjir pesisir.

7. Penyebab utama adalah rata-rata & panjang periode hujan lebat tersebut yang

menyebabkan 3 sungai tersebut memiliki aliran puncak mereka pada waktu yang

sama.

Penyebab banjir akibat ulah manusia

2 http://industri16heriesetiopratama.blog.mercubuana.ac.id/ diakses pada 21 November 2013 pukul 20.05 WIB

Page 3: Makalah Banjir Di Bangladesh

1. Penggundulan hutan di Nepal dan Himalaya meningkatkan aliran sungai serta

menambah deposisi dan banjir hilir.

2. Urbanisasi dari dataran yang terkena efek banjir telah meningkatkan besaran dan

frekuensi banjir.

8. Pemanasan global dianggap bertanggung jawab untuk kenaikan permukaan laut,

peningkatan lelehan salju & peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. Perubahan

iklim di masa depan akan memiliki implikasi untuk debit sungai di Bangladesh.

Dampak dari terjadinya perubahan iklim di negara Bangladesh yang menyebabkan

sungai-sungai di negara tersebut meningkat volume airnya dan menyebabkan banjir.

Hal ini terjadi dikarenakan perubahan iklim oleh pemanasan global (global warming).

Jelas bahwa efeknya terhadap perairan, yaitu meningkatnya permukaan laut. Ketika

atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga

volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.

3. Pembangunan bendungan di India telah meningkatkan masalah sedimentasi di

Bangladesh.

4. Tanggul yang buruk serta tidak ada perhatian dari pemerintah Bangladesh sewaktu-

waktu bisa runtuh yang mengakibatkan tumpahnya air bah.

5. Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Bangladesh sendiri telah mengakibatkan

tenggelamnya banyak sumur produksi yang mengakibatkan penurunan muka air dan

penurunan permukaan tanah sehingga lebih rawan banjir.

Tiga sungai besar yang melewati Bangladesh, yang mengalir dan bermuara di lepas

pantai Bangladesh yaitu sungai Gangga, sungai Brahmaputra, dan sungai Megna (GBM).

Dengan mencairnya salju/gletser yang mencair di kawasan Himalaya akibat pemanasan

global, ketiga sungai itu akan membawa aliran air yang lebih banyak. Selain itu juga ada

faktor lain menyebabkan intensitas air bertambah, hal ini juga disebabkan oleh curah

Page 4: Makalah Banjir Di Bangladesh

hujan yang tinggi. Besarnya curah hujan di cekungan GBM sangat tinggi dan lebih dari

tiga perempat terjadi selama musim hujan (Juni-September). Dengan volume air yang

besar melalui lintas-perbatasan, hal ini mengurangi kapasitas drainase akibat

pendangkalan distribusi utama, dan pembangunan infrastruktur yang tidak direncanakan.

Pada tahun 2003, M. Monirul Qader Mirza meneliti dan membandingkan tiga banjir

ekstrim terjadi di Bangladesh pada tahun (1987, 1988 dan 1998) dan menemukan bahwa

curah hujan yang intens adalah penyebab utama banjir.3 Namun, ada perbedaan pendapat

tentang peran deforestasi di daerah hulu dalam proses banjir di Bangladesh. Penebangan

hutan dari lereng yang curam di Himalaya diasumsikan menyebabkan percepatan erosi

tanah dan longsor selama musim hujan. Pengurangan peningkatan bahaya banjir akibat

perubahan iklim memerlukan penguatan kebijakan pengelolaan banjir dan langkah-

langkah adaptasi di Bangladesh.

Kemungkinan perubahan dalam: besar, luas, dan kedalaman banjir Sungai Gangga,

Brahmaputra dan Meghna (GBM) sungai di Bangladesh ini dinilai menggunakan urutan

model empiris dan model hidrodinamika MIKE11 - GIS. Skenario perubahan iklim

dibangun dari hasil empat Model Umum Sirkulasi (GCMS) - CSIRO9, UKTR, GFDL

dan LLNL, yang menunjukkan berbagai ketidakpastian. Perubahan besarnya, kedalaman

dan tingkat debit banjir bervariasi antara GCMS. Perubahan di masa depan debit puncak

Sungai Gangga diharapkan tinggi dibanding Sungai Brahmaputra. Debit puncak sungai

Meghna juga dapat meningkatkan jauh. Akibatnya, perubahan signifikan dalam batas

spasial dan kedalaman genangan di Bangladesh mungkin terjadi. Perubahan cepat dalam

genangan diharapkan pada peningkatan suhu rendah dibandingkan perubahan temperatur

yang lebih tinggi. Perubahan kategori genangan tanah dapat memperkenalkan perubahan

3 M. Monirul Q. M, The Implications of Climate Change on RiverDischarge in Bangladesh dalam Climate Chang and Water Resources in South Asia, Leiden, The Netherlands March, 2003.

Page 5: Makalah Banjir Di Bangladesh

substansial dalam pertanian padi dan pola tanam di Bangladesh. Pengurangan

peningkatan bahaya banjir akibat perubahan iklim memerlukan penguatan kebijakan

pengelolaan banjir dan langkah-langkah adaptasi di Bangladesh.

Selain itu ada fakta menarik bahwa kantong plastik juga merupakan salah satu

penyebab banjir di Bangladesh. Bangladesh menjadi negara pertama yang

memberlakukan larangan kantong plastik di seluruh dunia. Selama sepuluh tahun lalu,

pemerintah menerapkan larangan untuk semua kantong yang terbuat dari bahan

polythene atau insulasi, yang merupakan penyebab banjir yang melanda pada 1988 dan

1998 dan menggenangi dua per tiga negeri itu. Kebijakan itu membuat jalanan dan

saluran air semakin bersih, dan sekaligus merangsang lahirnya kembali industri tas goni.4

D. Dampak dari bencana banjir di Bangladesh

Banjir besar tahunan yang terjadi di Bangladesh seperti pada tahun 1954, 1955,

1974, 1984, 1987, 1988, 1993, 1998, 1999, 2000 dan 2007, menimbulkan kerusakan dan

ancaman serius bagi kehidupan dan perekonomian di negara itu. Namun pada tahun 1998

merupakan salah satu peristiwa banjir Bangladesh yang paling merusak dalam sejarah

dunia modern, sekitar dua-pertiga dari Bangladesh ditutupi oleh perairan Brahmaputra,

Gangga dan sungai-sungai Meghna.5

Akibat dari banjir tahun 1998:

1. Hampir 1/3 daratan ibu kota negara Banglades (Dhaka) terendam air sekitar 2m.

2. Banjir menyebabkan 30 juta penduduk kehilangan tempat tinggal dan kehilangan

barang-barang berharga mereka.

4 http://www.asiacalling.org/in/berita/bangladesh/1952-bangladesh-the-first-country-in-the-world-to-ban-plastic-bags diakses pada 24 November 2013 pukul 16.00 WIB5 Khan, Atiqur Rahman and Rahman, Khan Atiqur, Flood Management in Bangladesh: Traditional and Integrated Approach (March 20, 2010). Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1575376 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1575376

Page 6: Makalah Banjir Di Bangladesh

3. Terdapat 1.070 orang tewas, korban tewas ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

tewas disebabkan tenggelam karena banjir, demikian juga masalah kesehatan juga

ikut meningkatkan jumlah kematian. Air yang terkontaminasi oleh limbah dan mayat

tubuh manusia dan hewan yang mati serta kurangnya pasokan air bersih,

mengakibatkan penyebaran penyakit kolera dan tipus. Selain dari pada itu juga

kematian akibat gigitan ular dan luka lain yangn menyebabkan kematian karena

kurangnya akses menuju tempat pelayanan medis.

4. Persediaan makanan terbatas, karena banjir menghancurkan stok beras akibat

gagalnya panen padi, pada areal seluas total 668.529 hektar.6

5. Dampak terhadap kerugian perekonomian sangat signifikan, karena industri ekspor

Bangladesh mengalami penurunan produksi 20%, dan lebih dari 400 pabrik garmen

(pakaian) terpaksa ditutup.

6. Jalur Komunikasi menjadi sulit, orang hanya berniaga di sekitar pelabuhan utama,

oleh karena jalan raya dan jalan kereta api tersapu air, sehingga membuat distribusi

bantuan dan operasi penyelamatan sangat sulit atau terkendala.

Sebelumnya pada tahun 1988 terjadi juga banjir di Bangladesh dan sekitar 2000 sampai

5000 orang menjadi korban, Banjir tersebut merupakan banjir terbesar, yang menyebabkan

55 dari 64 distrik terendam air, 20 juta orang kehilangan tempat tinggal, ribuan orang

terserang diare dan disentri, dan sarana transportasi lumpuh total. Banjir besar terakhir pada

tahun 1998, yang menelan paling tidak 1.200 korban jiwa, dengan siklus setiap 10 tahun

terakhir.

Namun di balik masalah yang ditimbulkan akibat bencana banjir, terdapat juga dampak

positif yaitu:

6 del Ninno, Carlo and Lundberg, Mattias K.A., Treading Water: The Long-term Impact of the 1998 Flood on Nutrition in Bangladesh . Economics & Human Biology, Vol. 3, No. 1, pp. 67-96, March 2005.

Page 7: Makalah Banjir Di Bangladesh

Bagi masyarakat Bangladesh, banjir merupakan hal yang sangat penting, karena disamping

memberikan dampak negatif yang sangat serius bagi kehidupan masyarakat, bencana ini juga

berperan dalam kesejahteraan ekonomi Bangladesh dan kelangsungan hidup rakyatnya.

dampak positif bencana banjir, yaitu:

1. Banjir memberikan irigasi pengairan untuk pertanian. Akibat banjir, maka terjadi

gesekan antara arus air dengan permukaan tanah sehingga pada saat itu arus air

menjadi melemah oleh karena kehilangan daya arusnya. Kondisi ini menyebabkan

tanah menjadi subur karena endapan lumpur yang mengandung nutrisi-nutrisi penting

untuk tanah yang bermanfaat bagi para petani untuk bercocok tanam.

2. Pengendapan ini juga menyebabkan terbentuknya tanah daratan yang bermanfaat

menjadi tempat tinggal para penduduk di bantaran sungai, contohnya Delta sungai

Gangga yang terbentuk karena proses sedimentasi akibat arus air yang mengalir dari

sungai menuju teluk Benggala.

Akan tetapi, dengan perubahan iklim yang sangat drastis belakangan ini, banjir menjadi

sesuatu yang seringkali justru tidak bersahabat dengan Bangladesh. Banjir ekstrim

dikarenakan oleh perubahan cuaca menjadi perusak dari banyak hal termasuk agrikultur.

Pada tahun 1998, Bangladesh kehilangan pendapatan agrikulturnya senilai 3.4 juta dolar

U. S. yaitu sekitar 10% dari GP Bangladesh secara keseluruhan. Bagi Bangladesh sebagai

Negara yang sedang mengalami transisi ekonomi, angka 10% merupakan angka yang

sangat besar dan berdampak sangat fatal bagi aktivitas ekonomi. Disamping itu juga, isu

banjir di Bangladesh ini kemudian menjadi isu yang sangat berpengaruh bagi kondisi

sosio-ekonomi dari masyarakatnya. Jenjang social-ekonomi yang dikarenakan oleh banjir

menjadi kian membesar. Yang kaya dan miskin terbagi berdasarkan tempat tinggal yang

terkena banjir dan yang tidak banjir.

Page 8: Makalah Banjir Di Bangladesh

Perubahan cuaca dan iklim dikemudian hari juga sangat memengaruhi ketersiadaan

sumber air bersih dan juga kekeringan ekstrim, meskipun Bangladesh seringkali banjir.

Oleh karena itu, adanya upaya untuk memprediksikan sebuah kemungkinan perubahan

cuaca dengan skenario tertentu pada sungai-sungai besar yang ada di Bangladesh. Dari

riset yang telah dilakukan, skenario yang diaplikasikan kepada tiga sungai besar di

Bangladesh mengalami perubahan mendasar jika seandainya isu perubahan iklim dan

cuaca menjadi semakin buruk. Baik di sungai Gangga, Brahmaputra dan Meghna,

ketiganya mengalami kenaikan tingkat air yang sangat drastis. Suhu udara yang

meningkat menyebabkan penguapan yang begitu cepat dan waktu hujan yang semakin

tidak menentu. Hal itu tentunya juga berdampak pada peningkatan curah hujan di

Bangladesh. Ketiga sungai tersebut tidak dapat menampung curah hujan yang semakin

meningkat sehingga banjir ekstrim akan semakin sering terjadi ketimbang banjir lokal dan

diprediksikan bahwa sungai Brahmaputra dan Meghna adalah sungai yang akan lebih

sering menjadi penyebab banjir. Namun sebaliknya, kedua sungai tersebut justru menjadi

jalan keluar bagi penanggulangan isu banjir di Bangladesh.

Skenario perubahan cuaca yang terjadi di Bangladesh juga diprediksikan akan

memengaruhi bentuk tanah yang ada di Bangladesh. Diprediksikan, jika perubahan cuaca

tidak dapat ditanggulangi dengan baik, maka Bangladesh akan semakin memiliki banyak

tanah cekungan akibat banjir. Hal itu tentunya akan sangat semakin merugikan

Bangladesh dari segi agricultural. Perubahan kontur tanah dan potensi banjir ekstrim

dengan intensitas tinggi akan merubah Bangladesh menjadi Negara yang memiliki

pertumbuhan ekonomi sangat lambat karena Bangladesh adalah Negara yang sangat

mengutamakan aspek agrikulturnya sebagai aktivitas ekonomi utama yang berkontribusi

bagi pembangunannya. Alhasil, petani tidak dapat menanam tanaman ketika intensitas

banjir terlalu tinggi karena resiko yang terlalu tinggi. Jika para petani tidak dapat

Page 9: Makalah Banjir Di Bangladesh

bercocok tanam, maka Bangladesh bukan hanya akan kehilangan sumber pendapatan

negaranya melainkan akan terjadi krisis pangan yang sangat mengkhawatirkan.

Kebutuhan domestic yang tidak dapat dipenuhi akan berakibat pada tingginya impor dari

Negara lain. Jika sudah demikian maka Bangladesh akan mengalami krisis ekonomi

berkelanjutan dan krisis multidimensi.

E. Cara Bangladesh mengatasi banjir

1. Strategi mitigasi dan manajemen banjir

Awalnya, strategi penanganan banjir di Bangladesh dititikberatkan pada langkah-

langkah struktural berupa projek skala besar pengontrol banjir, drainase, dan

irigasi. Kemudian disadari hal semacam itu selain membutuhkan dana sangat

besar, juga memerlukan waktu lama. Oleh karenanya, kemudian dialihkan pada

pembangunan pengontrol banjir, drainase, dan irigasi skala kecil dan sedang.

Sejak 960, sekitar 628 projek skala kecil, sedang, dan besar dari pengontrol banjir,

drainase, dan irigasi telah diimplementasikan di Bangladesh. Infrastruktur tersebut

diharapkan dapat melindungi 5,37 juta hektare tanah mencakup 35% total wilayah

Bangladesh. Mitigasi struktural saja, ternyata tidak dapat mengatasi banjir.

Bahkan, beberapa infrastruktur yang dibangun mengalami kerusakan karena erosi

dan bobol seperti halnya Bendungan Gumti di Etbapur banjir 1999. Langkah-

langkah nonstruktural seperti prakiraan banjir dan peringatan dini akhirnya

dilakukan. Sistem peringatan dini dan prakiraan banjir Bangladesh dibuat 1970,

dimodernisasi 1996, dan kemudian 2000. Sistem tersebut saat ini mencakup

semua daerah rawan banjir di Bangladesh. Terdiri dari 85 stasiun pemantau banjir

yang menyajikan informasi banjir real time dan peringatan dini dengan waktu

persiapan 24-48 jam. Pelibatan masyarakat dalam manajemen banjir pun

dilakukan. Ada hal menarik di Bangladesh ini. Filosofi bagaimana untuk hidup

Page 10: Makalah Banjir Di Bangladesh

bersama risiko banjir pun muncul berkembang di masyarakat. Ini tidak terlepas

dari “kesadaran kolektif” masyarakat Bangladesh bahwa justru banjir memberikan

dampak positif tersendiri bagi kesuburan lahan pertanian mereka. Dengan slogan

“biarkan sungai meluap” dan “berhati-hatilah dari bahaya”, masyarakat

Bangladesh membiarkan sungai meluap, namun mereka tetap waspada akan

bahaya dan melakukan persiapan menyambut banjir. 7

2. Instrumen hukum dalam manajemen banjir

Dengan terbitnya berbagai macam regulasi, yang kemudian diintegrasikan dalam

National Water Code, Bangladesh telah mengembangkan sistem pengumpulan

data hidrologis yang dibangun dengan data selama kurun waktu 40 tahun terakhir.

Data itu digunakan untuk berbagai jenis perencanaan dan desain penanganan

banjir, baik yang bersifat struktural maupun nonstruktural.

3. Memiliki institusi dan organisasi penanganan banjir.

Bangladesh memiliki 53 organisasi pemerintah pusat dan 13 kementrian yang

dilibatkan dalam manajemen air dan tahapan berbeda dari penanganan banjir yang

dikoordinasikan National Water Board (Dewan Air Nasional). Ada delapan

organisasi yang terlibat dalam manajemen banjir dalam tahapan berbeda, yaitu:

a) Water Resources Planning Organization

Terlibat dalam perencanaan makro manajemen sumber daya air.

b) Bangladesh Water Development Board

Terlibat dalam studi kelayakan, implementasi, operasi, dan perawatan projek-

projek manajemen banjir, pengumpulan data real time.

c) Joint River Commision

7 Thomas, Timothy and Mainuddin, Khandaker and Chiang, Catherine and Rahman, Aminur and Haque, Anwarul and Islam, Nazria and Quasem, Saad and Sun , Yan, Agriculture and Adaptation in Bangladesh: Current and Projected Impacts of Climate Change (July 1, 2013).

Page 11: Makalah Banjir Di Bangladesh

Bertugas untuk melakukan negoisasi pertukaran data dan informasi sungai-

sungai lintas batas negara.

d) Bangladesh Meteorological Department

Bertugas untuk membuat prakiraan dan diseminasi prakiraan cuaca jangka

pendek, menengah, dan panjang.

e) Local Government Engineering Department

Bertugas untuk implementasi, operasi, dan manajemen projek pengontrol

banjir serta drainase skala kecil.

f) Disaster Management Bureau

Bertugas untuk mendiseminasikan segala macam informasi bencana alam,

termasuk informasi banjir pada tingkat masyarakat, membangun kesiapsiagaan

banjir masyarakat, dan sebagainya.

g) Directorate of Relief

Bertugas untuk melakukan bantuan dan rehabilitasi di daerah yang terkena

banjir.

h) Local Government Institution

Bertugas untuk melakukan kegiatan implementasi projek-projek skala kecil

manajemen banjir, diseminasi informasi banjir, bantuan, dan rehabilitasi

korban banjir.8

4. Kebijakan

Pada 2001 National Water Management Plan (NWMP) yang mencakup juga

manajemen bencana terkait dengan air seperti banjir, erosi, dan kekeringan. Dan

8 http://www.bwdb.gov.bd/index.php?option=com_content&view=article&id=87&Itemid=77 diakses pada 22 November pukul 21.15 WIB

Page 12: Makalah Banjir Di Bangladesh

salah satu Comprehensif Disaster Management Plan (CDMP) juga disiapkan.

Dalam CDMP digambarkan tanggung jawab lembaga berbeda yang terlibat dalam

aktivitas mitigasi dalam kesiapan sebelum bencana, penyelamatan, dan evakuasi

saat terjadi bencana, bantuan dan rehabilitasi sesudah terjadi bencana. Itulah

sekelumit gambaran Bangladesh mengatasi banjir dapat menjadi inspirasi

tersendiri bagi kita untuk mengatasi banjir di daerah kita masing-masing.

F. Kesimpulan

Page 13: Makalah Banjir Di Bangladesh

Dari peristiwa diatas, dapat disimpulkan bahwa hal tersebut menjadi sebuah

merupakan sebuah bukti konkret dimana isu lingkungan, perubahan cuaca dan iklim dapat

berdampak secara serius bagi kondisi politik ekonomi dan social suatu Negara. Negara

seperti Bangladesh merupakan Negara yang berada di lingkungan alam yang sangat rentan

akan perubahan cuaca dan iklim. Jika tidak diantisipasi dan ditanggulangi maka isu

lingkungan mengenai perubahan cuaca dan iklim dapat berdampak sangat serius bagi Negara

seperti Bangladesh. Perubahan iklim mempunyai dampak Negatif dan positif dalam seluruh

aspek kehidupan masyarakat Banglades. Tetapi dampak negatif lebih dominan daripada

dampak positif. Dampak negatif dengan meningkatnya wabah penyakit kolera dan diare serta

sulitnya akses transportasi dan komunikasi, menjadi peluang keterlibatan dunia Internasional

maupun pemerintah Bangladesh sendiri, dalam penanggulangan akibat bencana banjir.

Pemerintah Bangladeh telah berusaha untuk terus melakukan penanggulangan banjir

di negaranya, bahkan telah berhasil membuat sebuah badan pemerintahan sendiri yang

memiliki tugas khusus untuk menanggulangi masalah banjir dan juga memiliki beberapa sub-

badan dibawahnya lagi yang dibagi untuk lebih memfokuskan diri dalam menanggulangi

banjir di Bangladesh yang sangat akibat banjir ini muncul beragam permasalahan. Tetapi

semua hal yang dilakukan oleh pemerintah Bangladesh tidaklah berarti jika penyebab utama

yaitu perubahan iklim yang disebabkan oleh masyarakat global ini tidak berkurang, jadi

dibutuhkan kesadaran masyarakat global khususnya untuk turut serta mengurangi efek global

warming tersebut. Mungkin tidak hanya Bangladesh, terdapat Negara-negara lain yang

memiliki kondisi lingkungan alam yang sama dan bahkan jauh lebih ekstrim daripada

Bangladesh dan dapat memungkinkan potensi kerugian yang sangat besar. Bangladesh

hanyalah salah satu contohnya saja dimana isu lingkungan merupakan sebuah ancaman nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Makalah Banjir Di Bangladesh

- Mirza, M.Monirul and Ahmad .q.k, March 2003 “The Implications of Climate Change

on River Discharge in Bangladesh on Climate Change and Water Resources in South

Asia, A.A. Balkema Publishers, Leiden, The Netherlands.

- http://industri16heriesetiopratama.blog.mercubuana.ac.id/ (diakses pada 21 November

2013 pukul 20.05 WIB)

- http://www.asiacalling.org/in/berita/bangladesh/1952-bangladesh-the-first-country-in-

the-world-to-ban-plastic-bags (diakses pada 24 November 2013 pukul 16.00 WIB)

- Rahman, Atiqur.Khan, March 2010 “Flood Management in Bangladesh: Traditional

and Integrated Approach”). Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1575376 or

http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1575376, 20 March 2010

- Carlo, del Ninno and Mattias K.A. Lundberg, March 2005, “Treading Water: The

Long-term Impact of the 1998 Flood on Nutrition in Bangladesh. Economics &

Human Biology”, Vol. 3, No. 1, pp. 67-96.

- Thomas, Timothy and Mainuddin, Khandaker and Chiang, Catherine and Rahman,

Aminur and Haque, Anwarul and Islam, Nazria and Quasem, Saad and Sun, Yan, July

2013,”Agriculture and Adaptation in Bangladesh: Current and Projected Impacts of

Climate Change “.

- http://www.bwdb.gov.bd/index.php?

option=com_content&view=article&id=87&Itemid=77 (diakses pada 22 November

pukul 21.15 WIB)