makalah bakteri oportunis.docx

32
INFEKSI JAMUR dan BAKTERIOPORTUNIS pada IBU HAMIL Disusun dalam rangka memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi Oleh Kelompok 4 Kelas 1A : 1. Ade Widya Dwi Ardigantari (1214315401001) 2. Candy Novantika (1214315401005) 3. Delina Sekar Wulansari (1214315401006) 4. Eka Miftakhul Jannah (1214315401010) 5. Fatin Fahrul R (1214315401016) 6. Linda Leviantyka Sari (1214315401026) 7. Naqiyah Fajjar R (1214315401030) 8. Ning Andriani (1214315401033) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “MAHARANI” MALANG i

Transcript of makalah bakteri oportunis.docx

Page 1: makalah bakteri oportunis.docx

 

INFEKSI JAMUR dan BAKTERIOPORTUNIS pada

IBU HAMIL

Disusun dalam rangka memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi

Oleh Kelompok 4 Kelas 1A :

1. Ade Widya Dwi Ardigantari (1214315401001)

2. Candy Novantika (1214315401005)

3. Delina Sekar Wulansari (1214315401006)

4. Eka Miftakhul Jannah (1214315401010)

5. Fatin Fahrul R (1214315401016)

6. Linda Leviantyka Sari (1214315401026)

7. Naqiyah Fajjar R (1214315401030)

8. Ning Andriani (1214315401033)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“MAHARANI”

MALANG

2012

i

Page 2: makalah bakteri oportunis.docx

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha

Esa.Tuhan semesta alam, karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah penulis

mendapatkesehatan dan kekuatan fisik serta fikiran sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas

“MIKROBIOLOGI” untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang

mata kuliah ini.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini dengan segala kerendahan

hati ,penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah

“MIKROBIOLOGI”.Yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan makalah ini .Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat

kekurangan, Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

untuk kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih

dan semoga makalah inibermanfaat bagi kita semua.

Malang, 04 Oktober 2012

Penulis

ii

Page 3: makalah bakteri oportunis.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................7

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latarbelakang...................................................................................1

B. Rumusan masalah.............................................................................2

C. Tujuan .............................................................................................2

D. Manfaat............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................6

A. Ibu hamil rentan terinfeksi jammur.........................................................6

B. Bakteri Berbahaya Bagi Ibu..............................................................7

C Komplikasi......................................................................................10

D. Pengobatan Keputihan pada Wanita Hamil..........................................13

E. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................15

F. Penatalaksanaan.....................................................................................15

BAB III PENUTUP ...............................................................................................17

A.Kesimpulan............................................................................................17

B. Kritik dan Saran ...................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

 

iii

Page 4: makalah bakteri oportunis.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ibu hamil lebih rentan mengalami infeksi yang bisa mempengaruhi

kehamilan dan bayi yang dikandung. Untuk itu ketahui cara menghindari infeksi

selama kehamilan.Peneliti dari University of Minnesota Medical School telah

mengidentifikasi mekanisme yang mendasari kekebalan fisiologis sehingga bisa

diketahui bagaimana cara menangkal infeksi selama kehamilan.Pada saat hamil

sel sistem kekebalan tubuh (sel T) jumlahnya meningkat yang berfungsi untuk

melindungi bayi. Namun karena sel-sel ini sibuk melindungi bayiyang sedang

berkembang maka ibu hamil menjadi lebih rentan terkena infeksi.Umumnya ibu

yang sedang hamil rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria dan

Salmonella serta berpotensi menyebabkan penyakit yang serius. “Studi ini telah

mengidentifikasi bahwa sel-sel kekebalan yang kritis menyebabkan ibu hamil

menjadi lebih rentan terhadap infeksi,” ujar Dr. Sing Sing Way dari Departments

of Pediatrics and Microbiology, seperti dikutip dari Science Daily

Sabtu(23/7/2011).Dr Way menuturkan umumnya ibu hamil tidak mengetahui

ketika ia memiliki infeksi karena gejala yang muncul kadang tertutupi selama

kehamilan. Padahal pengobatan yang tertunda bisa berbahaya bagi kesehatan ibu dan juga

bayi yang dikandung. “Tapi terapi berbasis kekebalan potensial bisa meningkatkan

resistensi terhadap infeksi selama kehamilan tanpa mengorbankan bayi yang

sedang dikandungnya,”ungkap Dr Way. pemeriksaan laboratorium dari sejumlah

kecil protein parasit ini yang diambil dari cairan ketuban atau darah janin yang kemudian

digandakan. Bila indikasi infeksi sudah pasti, yaitu lgM dan lgA positif, harus

segera dilakukan penanganan sedini mungkin. Pengobatan bisa dilakukan dengan

pemberian sulfadan pirimethamin atau spiramycin dan clindamycin Sulfa

dan pirimethamin. dapat menembus plasenta dengan baik sehingga dianjurkan

untuk pengobatan pertama.Terapi harus dilakukan terus sampai persalinan.

1

Page 5: makalah bakteri oportunis.docx

Bahkan setelah persalinan akan dilakukan pemeriksaan pada bayi. Bila

didapat lgM positif maka bisa dipakstikan bayi telah terinfeksi. Meski hasilnya

negatif sekalipun, tetap harus dilakukan pemeriksaan berkala sesudahnya. Dengan

pemeriksaan dan pengobatan secara dinipenularan pada bayi akan bisa ditekan

seminimal mungkin. Selain itu pengobatandini yang tepat saat awal kehamilan

akan menurunkan secara signifikan kemungkinan janin terinfeksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa ibu hamil rentan terkena infeksi jamur maupun bakteri ?

2. Bakteri apa sajakah yang bisa menginfeksi ibu hamil ?

3. Dampak apa yang ditimbulakan ketika ibu hamil terinfeksi jamur maupun

bakteri ?

4. Bagaimana penanggulangannya ?

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran yang komprehensif

tentang kejadian, faktor resiko dan pendekatan standar serta membahas bagaimana

menghindari infeksi kehamilan dan menangani situasi ini jika terjadi.

 

1.4 Manfaat

1. Mengetahui infeksi jamur dan bakteri apa saja yang bisa menyerang ibu hamil

2. Memahami bahaya infeksi jamur dan bakteri pada ibu hamil

3. Memahami tentang dampak yang terjadi jika ibu hamil terserang infeksi jamur

dan bakteri

4. Mengetahui cara menanggulangi infeksi jamur dan bakteri pada ibu hamil

2

Page 6: makalah bakteri oportunis.docx

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Infeksi Jamur

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap

organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme

penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat

memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu

fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan

organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut

peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme

mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri,

parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Secara umum infeksi terbagi menjadi dua

golongan besar:

Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh

Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus

HIV, karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

Infeksi jamur ditandai dengan adanya invasi ke jaringan oleh jamur.

Infeksi jamur dibagi menjadi infeksi jamur superfisial, kondisi luka terlokalisasi

pada kulit hingga ke jaringan yang lebih dalam ke paru-paru, darah ataupun

infeksi sistemik lainnya.

Infeksi jamur dapat dikategorikan berdasarkan  bagian tubuh yang

terinfeksi, seberapa dalam mereka menembus tubuh, jamur penyebab infeksi, dan

bentuk jamur.

Umumnya, saat spora jamur terhisap, sistem imun dalam tubuh akan

mengenalinya sebagai benda asing dan menghancurkannya sehingga tidak terjadi

infeksi jamur.

Beberapa jamur bersifat oportunistik yang dapat menyebabkan penyakit

pada saat  sistem kekebalan tubuh terganggu sementara yang lain bersifat patogen,

yang dapat menyebabkan penyakit baik pada saat sistem kekebalan tubuh normal

maupun tidak..

3

Page 7: makalah bakteri oportunis.docx

2.2 Definisi Bakteri Oportunis

Patogen (Bahasa Yunani: παθογένεια, "penyebab penderitaan") adalah agen

biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen

adalah mikroorganisme parasit. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen yang

mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular. Namun,

patogen dapat pula menginfeksi organisme uniselular dari semua kerajaan biologi.

Umumnya, hanya organisme yang sangat patogen yang dapat menyebabkan

penyakit, sementara sisanya jarang menimbulkan penyakit. Patogen oportunis

adalah patogen yang jarang menyebabkan penyakit pada orang-orang yang

memiliki imunokompetensi (immunocompetent) namun dapat menyebabkan

penyakit/infeksi yang serius pada orang yang tidak memiliki imunokompetensi

(immunocompromised). Patogen oportunis ini umumnya adalah anggota dari flora

normal pada tubuh. Istilah oportunis sendiri merujuk kepada kemampuan dari

suatu organisme untuk mengambil kesempatan yang diberikan oleh penurunan

sistem pertahanan inang untuk menimbulkan penyakit.

Pada umumnya semua patogen pernah berada di luar sel tubuh dengan

rentang waktu tertentu (ekstraselular) saat mereka terpapar oleh mekanisme

antibodi, namun saat patogen memasuki fase intraselular yang tidak terjangkau

oleh antibodi, sel T akan memainkan perannya.

Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya

organisme yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu

tertentu. Virulensi berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit: infeksi merujuk

pada suatu situasi di mana suatu mikroorganisme telah menetap dan tumbuh pada

suatu inang, dalam hal ini mikrorganisme tersebut dapat melukai atau tidak

melukai inangnya; sementara penyakit adalah kerusakan atau cedera pada inang

yang mengganggu fungsi tubuh inang.

Faktor Virulensi Bakteri

1. Transmisibilitas: Tahap pertama dari proses infeksi adalah masuknya

mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur: pernapasan,

4

Page 8: makalah bakteri oportunis.docx

pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang telah terluka. setelah

masuk, patogen harus melalui brmacam-macam sistem pertahanan tubuh sebelum

dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya. Contoh sistem pertahanan

inang meliputi kondisi asam pada perut dan saluran urogenitalia, fagositosis oleh

sel darah putih, dan bermacam-macam enzim hidroitik dan proteolitik yang dapat

ditemukan di kelenjar saliva, perut, dan usus halus. Bakteri yang memiliki kapsul

polisakarida di bagian luarnya seperti Streptococcus pneumoniae dan Neisseria

meningitidis memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup.

2. Pelekatan: Beberapa bakteri seperti Escherichia coli menggunakan enpili

untuk melekat pada permukaan sel inang mereka. Bakteri lain memilki molekul

adhesi/pelekatan pada permukaan sel mereka atau dinding sel yang hidrofobik

seingga mereka dapat menempel pada membran sel inang. Pelekatan

meningkatkan virulensi dengan cara mencegah bakteri terbawa oleh mukus atau

organ karena aliran cairan seperti pada saluran urin dan pencernaan.

3. Kemampuan invasif: bakteri invasif adalah bakteri yanf dapat masuk ke

dalam sel inang atau menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar

dari titik awal infeksi. Kemampuan invasif didukung oleh adanya enzim yang

mendegradasi matriks ektraseluler seperti kolagenase.

4. Toksin bakteri: Beberapa bakteri memproduksi toksin atau racun yang

dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: endotoksin dan eksotoksin. Eksotoksin adalh

protein yang disekresikan oleh bakteri gram positif dan gram negatif. Di sisi lain,

endotoksin adalah lipopolisakarida yang tidak disekresikan melainkan terdapat

pada dinding sel bakteri gram negatif.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ibu Hamil Rentan Terhadap Infeksi Jamur

5

Page 9: makalah bakteri oportunis.docx

Seseorang yang sedang hamil umumnya mengalami peningkatan keluarnya cairan (keputihan) dari vagina karena perubahan hormon kehamilan. Jika hal ini terjadi, jangan buru-buru mengaitkan hal ini dengan infeksi jamur (yeast). Peningkatan pengeluaran dan jenis cairan vagina selama kehamilan terjadi karena perubahan hormon dan perubahan pada serviks itu sendiri. Jika cairan vagina berwarna bening, putih, dan encer serta tidak atau sedikit berbau, ini masih dianggap wajar. Namun memang pengeluaran cairan selama kehamilan kerap dikaitkan dengan adanya infeksi jamur. “Infeksi jamur memang umum terjadi saat kehamilan,” kata Cynthia Krause, MD, asisten profesor klinis kebidanan dan kandungan di Mount Sinai School of Medicine, New York. Selama kehamilan, sebaiknya diskusikan gejala-gejala keputihan dengan dokter jika:

Cairan vagina berwarna kuning atau hijau, putih, tebal, berbentuk seperti susu basi

Bibir vagina terasa panas dan terbakar

Perubahan semacam itu bisa sebagai pertanda adanya vaginitis atau infeksi jamur. Umumnya, infeksi yang disebabkan jamur Candida menghasilkan cairan berwarna putih. Namun jika cairan beraroma seperti ikan, bisa jadi ini sebuah kondisi yang disebut bacterial vaginosis.

Penyebab infeksi jamur pada vagina biasanya disebabkan oleh jamur Candida albicans. “Selama kehamilan, lingkungan mikro berubah karena perubahan kadar estrogen,” kata Gregory R. Moore, MD, MPH, ahli kebidanan dan kandungan serta direktur University Health Service di University of Kentucky, Lexington. “Jamur menyukai lingkungan yang hangat, lembab dan tanpa udara. Saat kehamilan dan mengenakan pakaian dalam yang mengakomodasi perut yang membesar bisa membuat lingkungan vagina lebih hangat, lembab dan gelap. Hal ini mendorong jamur untuk tumbuh subur,” kata Dr. Moore.

Jika Anda mengalami keputihan selama kehamilan, secepatnya harus mengunjungi dokter untuk mengetahui penyebabnya. Apakah benar karena infeksi jamur, atau bacterial vaginosis atau penyakit menular seksual, yang melibatkan chlamydia, gonorrhea, dan trichomoniasis. “Jangan berasumsi semua keputihan disebabkan oleh jamur. Jika penyebabnya chlamydia, gonorrhea, dan trichomoniasis, maka dia tak akan merespon terapi untuk vaginitis. Bisa-bisa malah menimbulkan komplikasi selama kehamilan,” kata Dr Krause.

Terapi teraman untuk infeksi jamur selama kehamilan adalah menggunakan obat supositoria dan krim vagina. Perempuan hamil dan ibu menyusui sebaiknya tidak mengkonsumsi obat keputihan yang diminum. Meskipun keputihan umumnya tidak membahayakan kehamilan, namun kondisi ini membuat tidak nyaman. Jadi sebaiknya Anda berkunjung ke dokter untuk menemukan solusinya.

3.2 Bakteri Berbahaya Bagi Ibu Hamil

6

Page 10: makalah bakteri oportunis.docx

Secara umum infeksi dalam kehamilan berdasarkan penyebabnya

dikelompokan menjadi tiga penyebab, yaitu :

Infeksi Virus ; meliputi varisella zooster, influenza, parotitis, rubeola,

viruspernafasan, enterovirus, parfovirus, rubella, sitomegalovirus.

 Infeksi bakteri

1. Salmonella enteritidis

Bakteri ini ditemukan pada daging dan telur beberapa jenis unggas. Jika kurang matang dalam memasaknya dapat menyebabkan penyakit.

Gejala: Orang yang terserang bakteri ini biasanya mengalami demam, kram perut, dan diare. Gejala seringkali dimulai 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar dan berlangsung empat sampai tujuh hari.  

2. Listeria monocytogenes

7

Page 11: makalah bakteri oportunis.docx

Bakteri ini biasanya terdapat pada tanah dan air serta bisa muncul dalam daging mentah, sayuran, dan susu yang tidak dipasteurisasi.

Gejala: Tubuh akan mengalami demam tinggi, nyeri otot, dan kadang-kadang mual atau diare. Infeksi bakteri ini bisa memakan waktu hingga tiga minggu. 

3. Escherichia coli 

Bakteri ini kebanyakan ditemukan dalam daging (terutama sapi) atau pada kotoran yang terkontaminasi. Juga, pada susu yang tidak dipasteurisasi (mentah) susu dan air yang kurang bersih.

Gejala: Orang yang terpapar biasanya mengalami diare dengan pendarahan, kram perut, dan muntah-muntah. Juga, demam rendah atau pneumonia.   

8

Page 12: makalah bakteri oportunis.docx

4. Clostridium botulinum

Bakteri ini sering ditemukan dalam makanan kalengan dengan kadar asam rendah, seperti asparagus, kacang hijau, bit, dan jagung.

Gejala: Awalnya mirip dengan flu, seperti lesu dan lemas kemudian penglihatan ganda atau kabur, kelopak mata terkulai, cadel bicara, kesulitan menelan, dan mulut kering. Gejala biasanya muncul 12 sampai 36 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi.   

5. Campylobacter

Sebagian besar terdapat pada unggas mentah atau kurang matang. Ini karena bakteri ini mampu tumbuh dengan baik pada suhu tubuh burung. Kadang-kadang juga ditemukan dalam susu yang tidak dipasteurisasi.

9

Page 13: makalah bakteri oportunis.docx

Gejala: Awalnya berupa diare dan muntah berlangsung hingga 10 hari. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah, bakteri dapat menyebar ke darah. Komplikasi lain mungkin termasuk radang sendi. 

3.3 Komplikasi

Ibu hamil yang rentan terhadap infeksi jamur akan mengalami :

Typhus abdominalis

Penyakit ini akan memperburuk keadaan ibu saat hamil maupun setelah melahirkan. Infeksi ini akan menyebabkan angka kematian janin sebesar 75%. Penanganan kasus ini dapat dilakukan oleh ahli penyakit dalam, misalnya dilakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi terhadap ibu hamil. Selain itu, setelah melahirkan ibu tidak dianjurkan menyusui bayinya jika sedang terinfeksi bakteri. Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, bercirikan lesi definitif di plak Peyer, kelenjar mesenterika dan limpa, disertai oleh gejala demam yang berkepanjangan, sakit kepala dan nyeri abdomen.

Kolera

Gejala utamanya adalah muntah, mencret, demam, serta kekurangan cairan

dan elektrolit. Penyakit ini dapat menyebabkan abortus atau lahir prematur. Untuk

10

Page 14: makalah bakteri oportunis.docx

mengatasinya, jika ibu mengalami diare dan muntah harus dirawat dan diobati

secara intensif melalui pemberian cairan pengganti. disebabkan oleh bakterium

Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui air minum

yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan memakan ikan

yang tidak dimasak benar, terutama kerang. Gejalanya termasuk diare, perut

keram, mual, muntah, dan dehidrasi. Kematian biasanya disebabkan oleh

dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat, maka penderita berisiko kematian tinggi.

Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi agresif "regimen", biasanya diantar

secara intravenous secara berkelanjutan sampai diare berhenti.

Bahaya keputihan bagi ibu hamil

Infeksi jamur dan bekteri merupakan penyebab keputihan khususnya pada

keputihan abnormal. Infeksi jamur (Kandidiasis) adalah menyebab keputihan

terbanyak yang dialami wanita, diikuti oleh infeksi bakteri vaginosis,

trikomoniasis dan gonorrhoe. Keputihan abnormal yang terjadi pada wanita hamil

bisa membahayakan kondisi kehamilan ibu dan janin jika tidak segera diberikan

penanganan serius. Berikut beberapa bahaya keputihan pada kehamilan :

Infeksi Chlamydia

11

Page 15: makalah bakteri oportunis.docx

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi Chlamydia dapat menyebabkan

terjadinya kelahiran prematur pada bayi akibat pecahnya selaput ketuban sebelum

waktunya. Selain itu infeksi Chlamydia juga bisa menyebakan terjadinya

keguguran bahkan kematian ibu dan janin bila tidak segera ditangani dengan

serius.

Infeksi jamur Candida

Keputihan yang disebabkan oleh Infeksi jamur Candida dapat

meningkatkan risiko terjadinya ayan (epilepsi) pada bay..

Infeksi bakteri Neisserea Gonorrhoeae

12

Page 16: makalah bakteri oportunis.docx

Keputihan yang disebabkan oleh Infeksi bakteri Neisserea Gonorrhoeae

dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan.

3.4 Pengobatan Keputihan pada Wanita Hamil

Pada keputihan ketegori normal tidak diperlukan pengobatan khusus,

hanya saja ibu harus membersihkan organ intim secara benar dan teratur.

Sementara jika keputihan masuk kedalam kategori keputihan yang abnormal

(patogen), maka diperlukan penanganan medis secepatnya. Biasanya dokter

kandungan ibu akan menangani keputihan sesuai dengan penyebab keputihan

yang ibu alami dengan metode yang paling aman untuk ibu dan janin. Misalnya

jika penyebabkanya adalah infeksi jamur Candida sp, maka pengobatan yang

dilakukan adalah pengobatan lokal dengan krim atau sejenis kapsul yang

dimasukkan melalui vagina. Jika penyebabkanya adalah infeksi bakteri penyebab

kelahiran prematur maka dibutuhkan obat minum bentuk kapsul untuk

pengobatannya. Sementara untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi infeksi

Neiserrea gonorrhoeae dokter akan membri obat suntikan atau obat minum yang

aman untuk ibu hamil. Disarankan bagi ibu hamil untuk sesegera mungkin

memeriksakan diri ke dokter kandungan jika mendapati tanda-tanda terjadinya

keputihan, terutama keputihan yang bersifat patogen.

Cara aman atasi keputihan pada ibu hamil

13

Page 17: makalah bakteri oportunis.docx

Jagalah selalu kebersihan daerah kemaluan ibu dengan baik dengan selalu

membersihkan dan mengeringan daerah tersebut setiap selesai buang air

kecil atau besar. Jangan lupa untuk memperhatikan arah basuh kemaluan

yang benar yaitu dari arah depan kebelakang untuk menghindari terjadinya

infeksi mikroorganisme yang berasal dari dubur.

Celana dalam yang ibu pakai hendaknya terbuat dari katun yang mudah

meyerap keringat. Bila celana dalam menjadi lembab atau basah (karena

wanita hamil menjadi lebih sering buang air kecil) maka gantilah dengan

celana yang bersih dan kering.

Hindari menggunakan sabun mandi atau pembersih vagina yang bersifat

antiseptik, bersihkan vagina dengan air mengalir yang bersih tanpa perlu

memasukkan cairan pembersih vagina ke dalam liang vagina.

Hindari juga pemakaian pantyliner, karena bahan kapas dari pantyliner

adalah ekosistem yang subur pagi bakteri.

Hindari mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang

menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.

Segera konsultasikan ke dokter anda jika keputihan anda berbau, berubah

warna, putih menggumpal, dan terasa gatal, sehingga dokter dapat dapat

segera mengambil tindakan terhadap kemungkinan terjaninya infeksi.

Khusus untuk keputihan akibat infeksi, hindari melakukan hubungan

suami istri sampai sampai pengobatan selesai dilakukan. Sebaiknya

pasangan seksual penderita pun harus diperiksa dan diobati. Hal ini

dilakukan agar tidak terjadi fenomena pingpong yaitu penularan timbal

balik suami istri.

3.5 Pemeriksaan Penunjang

14

Page 18: makalah bakteri oportunis.docx

Kunjungan teratur ke dokter kandungan dan kebidanan sepanjang

kehamilan terbukti mampu mengurangi risiko kematian. Kalaupun tidak

memungkinkan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan, setidaknya

periksakan kehamilan ke bidan.Pemeriksaan rutin ke tenaga medis dapat

memantau kondisi kehamilan tersebut apakah memerlukan penanganan khusus

atau tidak. Di antaranya kehamilan kembar,tekanan darah tinggi, gangguan

jantung atau ginjal dan diabetes. Di banyak negara,ibu hamil mendapat vaksin

tetanus toksoid guna mencegah tetanus pada bayi barulahir. Ketika usia kehamilan

mencapai 26-28 minggu biasanya akan dilakukan pemeriksaan terhadap ada

tidaknya Streptokokus B. Kalau bakteri ini ada di ususbesar bukan tidak mungkin

nantinya akan menginfeksi bayi saat dilahirkan.Ibu hamil juga wajib

menyampaikan riwayat medisnya maupun keluhan yang dirasakannya kepada

dokter yang menangani kehamilannya. Cermati pula situasi darurat bagi wanita

hamil, yakni perdarahan melalui vagina, wajah tiba-tibabengkak, rasa sakit yang hebat

dan terus-menerus di kepala atau tangan, penglihatan yang tiba-tiba berkabut, rasa sakit

yang luar biasa di daerah perut, muntah terus-menerus, menggigil akibat demam,

frekuensi atau intensitas gerak janin mendadak berubah, membanjirnya cairan

lewat vagina, rasa perih atau tak tuntas saat buang airkecil.

3.6 Penatalaksanaan

Indikasi infeksi pada janin bisa diketahui dari pemeriksaan USG, yaitu

terdapat cairan berlebihan pada perut (asites), perkapuran pada otak atau

pelebaran saluran cairan otak (ventrikel). Sebaliknya bisa saja sampai lahir tidak

menampakkan gejala apapun, namun kemudian terjadi retinitis (radang retina

mata), penambahan cairanotak (hidrosefalus), atau perkapuran pada otak dan

hati.Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan pengambilan jaringan (biopsi) dan

pemeriksaan serum (serologis). Umumnya cara kedua yang sering dilakukan.

Pada pemeriksaan serologi akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya

reaksiimun dalam darah, dengan cara mendeteksi adanya IgG (imunoglobulin G),

IgM,IgA, IgE. Pemeriksaan IgM untuk ini mengetahui infeksi baru. Setelah IgM

meningkat, maka seseorang akan memberikan reaksi imun berupa peningkatan

15

Page 19: makalah bakteri oportunis.docx

IgGyang kemudian menetap. IgA merupakan reaksi yang lebih spesifik

untuk mengetahui adanya serangan infeksi baru, terlebih setelah kini diketahui

lgM dapat menetap bertahun-tahun, meskipun hanya sebagian kecil kasus.Sebenarnya

sebagian besar orang telah terinfeksi parasit toksoplasma ini. Namun sebagian

besar diantaranya telah membentuk kekebalan tubuh sehingga tidak berkembang,

dan parasit terbungkus dalam kista yang terbentuk dari kerak perkapuran

(kalsifikasi). Sehingga wanita hamil yang telah memiliki lgM negatif dan lgG

positif berarti telah memiliki kekebalan dan tidak perlu khawatir

terinfeksi.Sebaliknya yang memiliki lgM dan lgG negatif harus melakukan

pemeriksaan secara kontinyu setiap 3 bulan untuk mengetahui secara dini bila

terjadi infeksi.Bagaimana bila lgM dan lgG positif ? Untuk ini disarankan

melakukan pemeriksaan ulang. Bila ada peningkatan lgG yang signifikan, diduga

timbul infeksi baru. Meski ini jarang terjadi, tetapi adakalanya terjadi. Untuk lebih

memastikan akan dilakukan juga pemeriksaan lgA. Pemeriksaan bisa juga

dilakukan dengan PCR, yaitu pemeriksaan laboratorium dari sejumlah kecil

protein parasit ini yang diambil daricairan ketuban atau darah janin yang kemudian

digandakan.Bila indikasi infeksi sudah pasti, yaitu lgM dan lgA positif, harus segera

dilakukan penanganan sedini mungkin. Pengobatan bisa dilakukan dengan

pemberian sulfadan pirimethamin atau spiramycin dan clindamycin.Sulfa dan

pirimethamin dapat menembus plasenta dengan baik sehingga dianjurkan untuk

pengobatan pertama.Terapi harus dilakukan terus sampai persalinan. Bahkan

setelah persalinan akan dilakukan pemeriksaan pada bayi. Bila didapat lgM positif

maka bisa dipakstikan bayi telah terinfeksi. Meski hasilnya negatif sekalipun,

tetap harus dilakukan pemeriksaan berkala sesudahnya. Dengan pemeriksaan dan

pengobatan secara dini penularan pada bayi akan bisa ditekan seminimal

mungkin. Selain itu pengobatan dini yang tepat saat awal kehamilan akan

menurunkan secara signifikan kemungkinan janin terinfeksi

BAB IV

PENUTUP

16

Page 20: makalah bakteri oportunis.docx

4.1 Kesimpulan

Infeksi jamur dan bakteri oportunis harus diperhatikan. Seseorang yang

sedang hamil umumnya mengalami peningkatan keluarnya cairan (keputihan) dari

vagina karena perubahan hormon kehamilan. Jika hal ini terjadi, jangan buru-buru

mengaitkan hal ini dengan infeksi jamur (yeast). Peningkatan pengeluaran dan

jenis cairan vagina selama kehamilan terjadi karena perubahan hormon dan

perubahan pada serviks itu sendiri.

4.2 Kritik Dan Saran

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu

penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Demi kesempurnaan

makalah ini selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 21: makalah bakteri oportunis.docx

1. http://nurfahmi.wordpress.com/2008/01/24/risiko-infeksi-pada-ibu-

hamil/

2. http://www.infocantik.info/tag/infeksi-jamur-pada-ibu-hamil

3. http://www.peduliperempuan.com/articles/49/1/mengapa-infeksi-

jamur-sering-terjadi-pada-perempuan-hamil/page1.html

4. http://www.solopus.com/2011/lifestyle/kesehatan/menghindari-

infeksi-selama-kehamilan-108306

5. Everyday Health. Why Yeast Infections Are Common Among

Pregnant Women. http://www.everydayhealth.com/yeast-infection/yeast-

infection-during-pregnancy.aspx.

6. 5-bakteri-berbahaya-bagi-ibu-hamil.html

7. http://id.wikipedia.org/wiki/Patogen

8. http://www.caramengobati.web.id/259/keputihan/

9 . http://khairul-anas.blogspot.com/2012/04/typhus abdominalis.html#ixzz28ZzpFGWi

18