Makalah Bahasa Indonesia(Dasar-dasar Kebahasaan)

download Makalah Bahasa Indonesia(Dasar-dasar Kebahasaan)

of 20

description

makalah bahasa indonesia.dasar dasar kebahasaan.

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia(Dasar-dasar Kebahasaan)

  • DASAR DASAR KEBAHASAAN

    (Karya Tulis)

    OLEH:

    KELOMPOK I:

    Achmad Taufik (1106081017)

    Deodatus H. Ganggur (1106082005)

    Hanna F. Tapikap (110602050)

    Trio Ferdika (1106082061)

    Rosa desi sri astuti Bida (1106082008)

    Dwi C. Djahilape (1106082012)

    Mario R. Nino (1106082052)

    ILMU KOMPUTER

    UNIVERSITAS NUSA CENDANA

    KUPANG 2012

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

    karena atas berkat, rahmat, serta penyertaan-Nya sehingga penulisan karya ilimiah ini

    dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini merupakan

    ringkasan dari serangkaian materi dari Mata Kuliah Bahasa Indonesia oleh mahasiswa

    Ilmu Komputer di Universitas Nusa Cendana. Dengan adanya makalah ini kiranya dapat

    berguna bagi mahasiswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia dan dapat dimanfaatkan

    dengan baik.

    Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan mohon

    maaf, apabila materi yang di sampaikan ini memiliki kekurangan, semoga kritikan dan

    saran untuk menyempurnakan tulisan ini benar-benar berguna untuk pembaca dan

    penulis sendiri.

    Kupang, Oktober 2012

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Kata Pengantar....................................................................................................................i

    Daftar isi.............................................................................................................................ii

    BAB I : PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1

    1.3 Tujuan Masalah........................................................................................ 2

    1.4 Metode Penulisan..................................................................................... 2

    1.5 Sistematika Penulisan............................................................................... 2

    BAB II : PEMBAHASAN MATERI

    2.1 Istilah Bahasa........................................................................................... 3

    2.2 Hakikat Bahasa........................................................................................ 3

    2.3 Lahirnya Bahasa Indonesia.....................................................................12

    2.4 Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia .............................13

    BAB III : PENUTUP

    3.1 Kesimpulan.............................................................................................16

    3.2 Saran.......................................................................................................16

    Daftar Pustaka

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakanag

    Asal mula bahasa pada spesies manusia telah menjadi topik yang didiskusikan

    oleh para ilmuwan selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada konsensus

    mengenai asal atau waktu awalnya. Salah satu masalah yang membuat topik tersebut

    sangat susah untuk dipelajari adalah tidak adanya bukti langsung yang kuat, karena

    tidak ada bahasa atau bahkan kemampuan untuk memproduksinya menjadi fosil.

    Akibatnya para ahli yang ingin meneliti asal mula bahasa harus mengambil

    kesimpulan dari bukti-bukti jenis lainnya seperti catatan fosil-fosil atau dari bukti

    arkeologis, dari keberagaman bahasa zaman sekarang, dari penelitian akuisisi

    bahasa, dan dari perbandingan antara bahasa manusia dan sistem komunikasi di

    antara hewan-hewan, terutama primata-primata lainnya. Secara umum disepakati

    bahwa asal mula bahasa sangat dekat dengan asal mula dari perilaku modern

    manusia, tapi hanya sedikit kesepakatan tentang implikasi-implikasi dan pengarahan

    dari keterkaitan tersebut.

    Pada umumnya orang mengetahui bahwa bahasa lndonesia yang sekarang

    berasal dari bahasa Melayu. Istilah bahasa Melayu sendiri mengacu pada bahasa

    Melayu Riau, yaitu bahasa Melayu yang diajarkan di sekolah-sekolah sebelum

    Perang Dunia II berkecamuk. Beberapa bahasa daerah juga memberikan sumbangan

    kepada bahasa Indonesia, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain. Bahkan, bahasa

    Indonesia juga mendapat sumbangan dari bahasa Barat.

    1.2 Rumusan Masalah

    Apa itu istilah bahasa?

    Apa itu hakikat bahasa?

  • Bagaimana lahirnya bahasa Indonesia?

    Mengapa bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?

    1.3 Tujuan Penulisan

    Untuk mengetahui isitilah bahasa.

    Untuk mengetahui arti dari hakikat bahasa.

    Untuk mengetahui asal mula lahirnya bahasa Indonesia

    Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan bahasa Melayu

    diangkat menjadi bahasa Indonesia.

    1.4 Metode Penulisan

    Metode yang dipakai penulis yakni: kepustakaan

    1.5 Sistematika Penulisan

    BAB I : PENDAULUAN

    Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode

    penulisan, dan sistematika penulisan.

    BAB II : PEMBAHASAN MATERI

    Mengenai isitilah bahasa, arti dari hakikat bahasa, asal mula dari

    lahirnya bahasa, dan faktor-faktor yang menyebabkan bahasa Melayu

    diangkat menjadi bahasa Indonesia.

    BAB III: Berisikan kesimpulan dan saran.

  • BAB II

    PEMBAHASAN MATERI

    2.1 Istilah Bahasa

    Istilah bahasa bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut selau kita

    dengar, baca, bahkan menggunakan istilah tersebut dalam berkomunikasi baik lisan

    maupun tulis. Bukan hanya itu, hamper setiap saat dalam kehidupan sehari-hari kita

    selau menggunakan bahasa atau menggunakan bahasa maka kita seringkali lupa untuk

    memahami apa sebenarnya bahasa itu.

    Keraf (1986) mengatakan bahwa apa yang dalam pengertian kita sehari-hari itu meliputi

    dua bidang yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang tersirat

    dalam arus bunyi tadi. Bunyi merupakan getaran yang bersifat fisik yang merangsang

    alat pendengaran kita serta arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus

    bunyi yang menyebabkan adanya reaksi. Untuk selanjutnya arus bunyi itu kita namakan

    arus ujaran.

    Perlu diingat bahwa tidak semua ujaran atau bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

    manusia itu dapat dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat diartikan sebagai bahasa

    apabila ujaran tersebut mengandung makna. Oleh karena itu, Keraf (1986) berpendapat

    bahwa apakah setiap ujaran itu mengandung makna atau tidak, haruslah di tilik dari

    konversi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik

    kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi

    ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula.

    2.2 Hakikat Bahasa

    Banyak pakar yang yang membuat defenisi tentang bahasa dengan pertama-tama

    menonjolkan segi fungsinya, seperti Sapir (1221:8), Badudu (1989:3), dan Keraf

    (1984:16). Namun ada beberapa pakar yang tidak menonjolkan fungsi, tetapi

  • menonjolkan sosok bahasa seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1983, dan juga

    dalam Djoko Kentjono 1982): Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan

    oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan

    mengidentifikasi diri. Defenisi ini sejalan dengan defenisi dari Barber (1964:21),

    Wardhaugh (1977:3), Trager (1949:18), de Saussure (1966:16), dan Bolinger (1975:15).

    Oleh karena itu, meskipun bahasa tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti,

    tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena rumitnya

    mentukan penggunaan bahasa atau bukan, hanya dialek saja dari bahasa yang lain, maka

    hingga kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada di dunia

    ini (Crystal 1988:284).

    Adapun beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu, antara

    lain, adalah :

    1. Bahasa adalah sebuah sistem

    2. Bahasa berwujud lambang

    3. Bahasa berupa bunyi

    4. Bahasa bersifat arbiter

    5. Bahasa itu bermakna

    6. Bahasa bersifat konvensional

    7. Bahasa bersifat unik

    8. Bahasa bersifat universal

    9. Bahasa itu bervariasi

    10. Bahasa bersifat produktif

    11. Bahasa bersifat dinamis

    12. Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial

    13. Bahasa merupakan identitas penuturnya.

    Bahasa sebagai system

    Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis.

    Dengan sistemis, artinya, bahasas itu tersusun menurut suatu pola: tidak tersusun

  • secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan

    merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-sub sistem; atau sistem

    bawahan. Tiap unsur dalam setiap subsistem juga tersusun menurut aturan atau pola

    tertentu, yang secara keseluruhan membentuk satu sistem. Jika tidak tersusun

    menurut aturan atau pola tertentu, maka subsistem itu pun tidak dapat berfungsi.

    Bahasa sebagai lambang

    Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah

    dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang

    mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa.

    Tanda selain dipakai sebagai istilah generic dari semua yang termasuk kajian

    semiotika juga sebagai salah satu dari unsur spesifik kajian semiotika itu, adalah

    sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan

    tindakan secara langsung dan alamiah. Misalnya, kalau di kejauhan tampak ada

    asap membumbung tinggi, maka kita tahu bahwa di sana pasti ada api, sebab asap

    merupakan tanda akan adanya api itu.

    Berbeda dengan tanda, lambang atau simbol tidak bersifat langsung dan

    alamiah. Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara

    alamiah dan langsung. Karena itu lambang sering disebut bersifat arbiter,

    sebaliknya, tanda serperti yang sudah dibicarakan di atas, tidak bersifat arbiter.

    Yang dimaksud arbiter adalah tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib

    antara lambang dengan yang dilambangkannya.

    Oleh karena itulah, Earns Cassier, seorang sarjana dan filosof mengatakan

    bahwa manusia adalah makhluk bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak ada

    kegiatan yang tidak terlepas dari symbol. Termasuk alat komunikasi verbal yang

    disebut bahasa. Satuan-satuan bahasa, misalnya kata, adalah symbol atau lambang.

    Bahasa adalah bunyi

    Kata bunyi, yang sering sukar dibedakan dengan kata suara, sudah biasa kita

    dengar dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis, menurut Kridalaksana

  • (1983:27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang

    telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.

    Bunyi bahasa atau bunyi uajaran (speech sound) adalah satuan bunyi yang

    dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai fon dan

    di dalam fonemik sebagai fonem.

    Bahasa itu bermakna

    Oleh karena lambang-lambang itu mengacu pada sesuatu konsep, ide, atau

    pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lebih umum

    dikatakan lambang bunyi tersebut tidak punya referen, tidak punya rujukan.

    Makna yang berkenaan dengan morfem dan kata disebut makna leksikal; yang

    berkenaan dengan frase, klausa, dan kalimat disebut makna gramatikal; dan yang

    berkenaan dengan wacana disebut makna pragmatic, atau makna konteks.

    Bahasa itu arbiter

    Kata arbiter diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka.

    Yang dimaksud dengan istilah arbiter itu adalah tidak adanya hubungan wajib

    antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian

    yang dimaksud oleh lambang tersebut

    Bahasa itu konvensional

    Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya

    bersifat arbiter, tetapi penerimaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu

    yang bersifat konfensional. Artinya semua anggota masyarakat bahasa itu

    mematuhi konfensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep

    yang diwakilinya. Jadi kalau kearbiteran bahasa pada hubungan antara lambang-

    lamabang bunyi dengan konsep yang dilambangkannya, maka kekonfensionalan

    bahasa terletak pada kepatuhan para penutur bahasa untuk menggunakan lambang

    itu sesuai dengan konsep yang dilambangkannya.

  • Bahasa itu produktif

    Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif

    banyak hasilnya atau lebih tepat terus menerus menghasilkan.

    Keproduktifan bahasa Indonesia dapat dilihat pada jumlah yang dapat dibuat.

    Dengan kosa kata yang menurut Kamus Besar Huruf Bahasa Indonesia hanya

    berjumlah lebih kurang 60.000 buah, kita dapat membuat kalimat bahasa Indonesia

    yang mungkin puluhan juta banyaknya, termasuk juga kalimat-kalimat yang belum

    pernah ada atau pernah dibuat orang.

    Bahasa itu unik

    Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang

    lain. Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik., maka artinya, setiap bahasa

    mempunyai cirri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini

    bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembetukkan kata, sistem pembentukkan

    kalimat, atau sistem-sistem lainnya.

    Bahasa itu universal

    Selain bersifat unik, yakni mempunyai sifat atau cirri masing-masing, bahasa itu

    bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa

    yang ada di Dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini merupakan unsur bahasa yang

    paling umum, yang biasa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.

    Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal dari bahasa yang paling umum

    adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vocal dan

    konsonan. Tetapi berapa banyak vocal dan konsonan yang dimiliki oleh setiap

    bahasa, bukanlah persoalan keuniversalan. Bukti dari keuniversalan bahasa adalah

    bahwa setiap bahasa mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna, entah satuan

    yang maknany kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Namun, bagaimana satuan-

    satuan itu terbentuk mungkin tidak sama. Kalau pembentukan itu bersifat khas,

    hanya dimiliki sebuah bahasa maka hal itu merupakan keunikan dari bahasa. Kalau

    ciri itu dimiliki oleh sejumlah bahasa dalam satu hukum atau satu golongan bahasa,

  • maka ciri tersebut menjadi ciri universal dan keunikan rumpun atau sub rumpun

    bahasa tersebut.

    Bahasa itu dinamis

    Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala

    kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk

    yang berbudaya dan bermasyarakat tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

    oleh bahasa. Malah dalam bermimpi pun manusia menggunakan bahasa.

    Hal ini juga dipahami, karena kata sebagai satuan bahasa terkecil, adalah sarana

    atau wadah untuk menampung suatu konsep yang ada dalam masyarakat bahasa.

    Dengan terjadinya perkembangan kebudidayaan, perkembang ilmu dan tekhnologi,

    tentu bermunculan konsep-konsep baru, yang tentunya disertai wadah

    penampungnya, yaitu kata-kata atau istilah-istilah baru.

    Perubahan dalam bahasa ini dapat juga bukan terjadi berupa pengembangan dan

    perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami

    masyarakat bahasa yang bersangkutan. Berbagai alasan sosial dan politik

    menyebabkan orang meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan

    bahasanya, lalu menggunakan bahasa lain. Di Indonesia, kabarnya telah banyak

    bahasa daerah yang telah ditinggalkan para penuturnya terutama dengan alasan

    sosial. Jika ini terjadi terus menurus, maka pada suatu saat kelak banyak bahasa

    yang hanya ada berada dalam dokumentasi belaka, karena tidak ada lagi

    penuturnya.

    Bahasa itu bervariasi

    Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu

    masyarakat bahasa. Yang termasuk dalam masyarakat bahasa adalah mereka

    merasa menggunakan bahasa yang sama. Jadi, kalau disebut masyarakat bahasa

    Indonesia adalah semua orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa

    Indonesia.

    Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dariber bagai orang dengan

  • berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang tidak sama. Oleh

    karena itu, karena latar belakang dan lingkungannya yang tidak sama, maka bahasa

    yang mereka gunakan menjadi bervariasi atau beragam, dimana antara variasi atau

    ragam yang satu dengan yang lain sering kali mempunyai perbedaan yang besar.

    Mengenai variasi bahasa ini ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu idiolek,

    dialek, dan ragam. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat

    perseorangan. Dialek adalah variasi bahasa yang di gunakan oleh sekelompok

    anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Ragam bahasa adalah

    variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan

    tertentu.

    Bahasa itu manusiawi

    Kalau kita menyimak kembali ciri-ciri bahasa, yang sudah dibicarakan dimuka,

    bahwa bahasa itu adalah sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

    manusia, bersifat arbitrer, bermakna, dan produktif, maka dapat dikatakan bahwa

    binatang tidak mempunyai bahasa. Bahwa binatang dapat berkomunikasi dengan

    sesama jenisnya, bahkan juga dengan manusia adalah memang suatu kenyataan.

    Namun, alat komunikasinya tidaiklah sama dengan alat komunikasi manusia, yaitu

    bahasa.

    Manusia sering disebut-sebut sebagai homosapiens makhluk yang berpikir,

    homososio makhluk yang bermasyarakat, homofabel makhluk pencipta alat-alat

    dan juga animalrasionale makhluk rasional yang beerakal budi. Maka dengan

    segala macam kelebihannya itu jelas manusia dapat memikirkan apa saja yang lalu,

    yang kini, dan yang masih akan datang, serta menyampaikannya kepada orang lain

    melalui alat komunikasinya, yaitu bahasa. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa

    alat komunikasi manusia yang namanya bahasa, adalah bersifat manusiawi, dalam

    arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

  • Berdasarkan berbagai pengertian tentang bahasa, ada bermacam- maacam bahasa,

    yakni:

    a. Bahasa daerah

    Bahasa yang lazim digunakan pada suatu daerah atau suku bangsa tertentu

    b. Bahasa ibu

    Bahasa pertama yang dikuasai seseorang sejak awal hidupnya melalui interaksi

    dengan sesama anggota masyarakat bahasanya.

    c. Bahasa negara

    Bahasa yang digunakan oleh suatu negara yang mempunyai suatu

    pemerinytahan (dalam konteks bahasa indonesia).

    d. Bahasa asing

    Bahasa yang dimiliki bangsa lain.

    e. Bahasa persatuan

    Bahasa yang mempersatukan semua suku bangsa dalam suatu negara.

    f. Bahasa kesatuan

    Bahasa yang telah menjadi satu keseutuhan.

    g. Bahasa tulis

    Ragam bahasanya yang penuturannya melalui tulisan.

    h. Bahasa lisan

    Bahasa yang penuturannya melalui kata-kata yang diucapkan atau dengan

    menggunakan mulut.

    i. Bahasa isyarat

    Bahasa yang tidak menggunakan bunyi ucapan manusia atau tulisan dalam

    sistem perlambangannya.

    j. Bahasa bermajas

    Bahasa yang mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja

    dismpaangkan dengan maksud mendapatkan kesegaran dan mendapatkan

    ekspresi.

    k. Bahasa baku

  • Ragam bahasa yang ejaannya, tata bahasanya, dan kosa katanya diakui

    keberterimaannya dikalangan masyarakat luas dan dijadikan norma pemakaian

    bahasa yang benar.

    l. Bahasa pasar

    Bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi dalam perdagangan oleh orang

    memiliki bahasa ibu berbeda-beda.

    m. Bahasa resmi

    Bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi resmi seperti dalam perundang-

    undangan dan surat-menyurat secara dinas.

    n. Bahasa standar

    Ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi seperti bahasa

    dalam kegiatan kenegaraan.

    o. Bahasa santai

    Bahasa yang digunakan dalam situasi yang bersifat pribadi dengan suasana yang

    akrab.

    Masih banyak macam-macam bahasa di sekitar kita berdasarkan pengertiannya masing-

    masing, pengertian-pengertian diatas hanyalah sampel dari banyaknya macam-macam

    bahasa.

    Dari pengertian-pengertian tersebut, menunjukan bahwa bahasa itu:

    #. Bersistem

    #. Dihasilkan oleh alat ucap manusia

    #. Digunakan oleh manusia

    #. Isisnya pikiran, persaaan, dan keinginan

    #. Digunakan untuk komunikasi.

  • 2.3 Lahirnya Bahasa Indonesia

    Nama bahasa Indonesia baru dikenal sejak 28 Oktober 1928, yang sebelumnya

    bernama bahasa Melayu. Bahasa Melayulah yang mendasari bahasa Indonesia yang

    kemudian diangkat menjadi bahasa persatuan. Bahasa Melayu mampu mengatasi

    perbedaan-perbedaan bahasa antarpenutur yang berasal dari berbagai daerah. Dipilihnya

    bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia tidak rnenimbulkan perasaan kalah terhadap

    golongan yang lebih kuat dan tidak ada persaingan antarbahasa daerah. Bahasa melayu

    mempunyai peranan yang sangat penting di berbagai bidang atau kegiatan di Indonesia

    pada masa lalu. Bahasa ini tidak hanya sekedar sebagai alat komunikasi dibidang

    ekonomi (perdagangan), tetapi juga dibidang visual (alat komunikasi massa), politik

    (perjanjian antar kerajaan). Sejak itulah penguasaan dan pemakaian bahasa melayu

    menyebar ke seluruh pelosok kepulauan Indonesia.

    Perkembangan bahasa melayu tersebut dinamakan perkembangan konseptual

    yang memiliki tiga bentuk. Pertama, perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh

    interaksi antar daerah, Kedua, perkembangan bahasa daerah yang lain, dan yang Ketiga

    perkembangan bahasa yang di akibatkan oleh pertemuan bahasa melayu dalam konteks

    yang lebih luas.

    Bahasa melayu berkembang berdasarkan interaksi dengan lingkungan sosial yang

    bersinggungan antar ruang dan waktu, yang mana terjadi suatu hal yang sedang

    mempengaruhi penggunaan bahasa. Historis tersebut dapat dilihat dari asal usul bahasa

    yang merupakan awal komunikasi antar orang yang menggunakan bahasa isyarat ke

    kata-kata yang semakin komunikatif.

    Seiring dengan berjalannya waktu, pada Kongres Pemuda I tahun 1926, bahasa

    Melayu menjadi wacana untuk dikembangakan sebagai bahasa dan sastra Indonesia.

    Pada Kongres Pemuda II 1928, diikrarkan bahasa persatuan Indonesia dalam Sumpah

    Pemuda. Dari situlah bahasa melayu berkembang dan terus berkembang hingga menjadi

    suatu bahasa baru atau bahasa yang dikenal oleh masyarakat Indonesia pada saat ini

  • yakni bahasa Indonesia. Pada tanggal 20 Oktober 1942, didirikan Komisi Bahasa

    Indonesia yang bertugas menyusun tata bahasa normatif, menentukan kata-kata umum

    dan istilah modern. Pada 1966, selepas perpindahan kekuasaan ke tangan pemerintah

    Orde Baru, terbentuk Lembaga Bahasa dan Budaya di bawah naungan Departemen

    Pendidikan Kebudayaan. Lembaga ini berganti nama menjadi Lembaga Bahasa

    Nasional pada 1969, dan sekarang berkembang dengan nama yang dikenal, Pusat

    Bahasa.

    Bahasa Indonesia dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah

    dan masyarakat luas, alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, dan juga sebagai alat

    perhubungan dalam masyarakat yang latar sosial budaya dan bahasanya sama atau

    singkatnya merupakan bahasa yang terpenting di kawasan republik kita ini. Penting

    tidaknya suatu bahasa dapat didasari oleh tiga patokan, yaitu (1) jumlah penuturnya, (2)

    luas penyebarannya, dan (3) peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan

    budaya lain yang bernilai tinggi.

    Bahasa Indonesia yang kita pergunakan sekarang ini tidak sama lagi dengan

    Bahasa Melayu. Bahasa Indonesia kini jauh berbeda dari bahasa asalnya, Bahasa

    Melayu. Meskipun Bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat,

    namun perjuangan belum berakhir. Masih banyak anggota masyarakat yang belum

    menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, masih banyak yang harus kita

    usahakan, dan masih banyak pula yang harus kita perjuangkan dalam rangka

    pengembangan Bahasa Indonesia.

    2.4 Bahasa Melayu Diangkat Menjadi bahasa Indonesia

    Kita telah mengetahui bahwa Bahasa Melayulah yang mendasari bahasa

    Indonesia, yang menjadi pertanyaan besar mengapa bahasa Melayu yang dianagkat

    menjadi bahasa Indonesia?

  • Ada beberapa faktor yang menjadikan alasan mengapa bahasa Melayu diangkat menjadi

    bahsa Indonesia:

    Pertama, Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan, yaitu

    sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku yang dapat digolongkan sebagai hasil

    sastra. Selain itu, Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi dalam masing-

    masing kerajaan nusantara yaitu sekitar abad ke-14. Bahkan harus diingat, bahwa

    penyebaran Bahasa Melayu bukan hanya terbatas pada daerah sekitar selat Malaka atau

    Sumatera saja, tetapi jauh lebih luas dari itu. Ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya

    berbagai naskah cerita yang ditulis dalam Bahasa Melayu, pada pelbagai tempat yang

    jauh dari Malaka. Dengan datangnya orang-orang Eropa ke Indonesia, fungsi Bahasa

    Melayu sebagai bahasa perantara dalam perdagangan semakin intensif. Orang-orang

    Eropa bahkan tidak sadar telah ikut memperluas penyebaran Bahasa Melayu. Bahasa

    Melayu telah digunakan sebagai Lingua Franca atau bahasa perhubungan di pelbagai

    wilayah Nusantara. Dengan bantuan para pedagang dan penyebar agama, Bahasa

    Melayu menyebar ke seluruh pantai di nusantara, terutama di kota-kota pelabuhan.

    Akhirnya, bahasa ini lebih dikenal oleh penduduk Nusantara dibandingkan dengan

    bahasa daerah lainnya.

    Selain itu, telah ditemukan beberapa bukti tertulis mengenai Bahasa Melayu tua pada

    pelbagai prasasti dan inksripsi. Bukti-bukti berupa prasasti antara lain: prasasti Kedukan

    Bukit (tahun 683 M), di Talang Tuwo (dekat Palembang, bertahun 684 M), di Kota

    Kapur (Bangka Barat, tahun 686 M), di Karang Brahi (antara Jambi dan Sungai Musi,

    berahun 688 M), sedangkan dalam bentuk inskripsi diantaranya, Gandasuli di daerah

    Kedu, Jawa Tengah, bertahun 832 M. Adanya berbagai dialek Bahasa Melayu yang

    tersebar di seluruh Nusantara adalah merupakan bukti lain dari pertumbuhan dan

    persebaran Bahasa Melayu. Misalnya, dialek Melayu Minangkabau, Palembang, Jakarta

    (Betawi), Larantuka, Kupang, Ambon, Manado, dan sebagainya. Hasil kesusastraan

    Melayu Lama dalam bentuk cerita penglipur lara, hikayat, dongeng, pantun, syair,

    mantra, dan sebagainya juga merupakan bukti dari pertumbuhan dan persebaran Bahasa

  • Melayu. Diantara karya sastra lama yang terkenal adalah Sejarah Melayu karya Tun

    Muhammad Sri Lanang gelar Bendahara Paduka Raja yang diperkirakan selesai ditulis

    pada tahun 1616. Selain itu juga ada Hikayat Hang Tuah, Hikayat Sri Rama, Tajus

    Salatin, dan sebagainya. Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa ketika orang-orang

    Barat sampai ke Indonesia, yaitu sekitar abad XIV, mereka menemukan bahwa Bahasa

    Melayu telah dipergunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan dan perdagangan.

    Hal ini dikuatkan oleh kenyataan tentang seorang Portugis, Pigafetta, setelah

    mengunjungi Tidore, ia menyusun daftar kata Melayu-Italia, sekitar tahun 1522. Ini

    membuktikan ketersebaran Bahasa Melayu yang sebelum itu sudah sampai

    ke kepulauan Maluku.

    Kedua, sistem aturan Bahasa Melayu, baik kosa kata, tata bahasa, atau cara

    berbahasa, mempunyai sistem yang lebih praktis dan sederhana sehingga lebih mudah

    dipelajari. Sementara itu, Bahasa Jawa atau Bahasa Sunda, bahasa-bahasa yang lain

    mempunyai sistem bahasa yang lebih rumit. Dalam kedua bahasa itu dikenal aturan

    tingkat bahasa yang cukup ketat. Ada tingkat bahasa halus, sedang, kasar, bahkan

    sangat kasar, dengan kosa kata dan struktur yang berlainan.

    Ketiga, suku sabu, suku rote, suku sumba, uku alor dan suku-suku yang lain

    dengan suka rela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia dan bahkan

    menjadi bahasa nasional.

    Keempat, sistem bahasa Melayu sangat cocok dan sesuai dengan struktur lidah

    orang Indonesia, sehingga dapat dengan mudah melafalkan bahasa Melayu.

    Kelima, Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa

    kebudayaan dalam makna yang luas.

    Keenam, kebutuhan yang sangat mendesak yang dirasakan oleh para pemimpin

    dan tokoh pergerakan akan adanya bahasa pemersatu yang dapat mengatasi perbedaan

    bahasa dari masyarakat Nusantara yang memiliki sejumlah bahasa daerah. Bahasa itu

    harus sudah dikenal khalayak dan tidak terlalu sulit dipelajari. Kriteria ini terpenuhi

    oleh Bahasa Melayu sehingga akhirnya bahasa inilah yang dipilih dan ditetapkan

    sebagai Bahasa Indonesia atau Bahasa Nasional.

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dari pemabahasan diatas kita dapat menegetahui bahwa lahirnya bahasa

    Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928, dan sebelum itu bahasa Indonesia bermula

    dari bahasa Melayu yang secara terus menerus berkembang di pelosok Nusantara.

    Bahasa Indonesia yang telah kita pelajari hingga saat ini tidak bisa terlepas dari

    kehidupan kita.

    3.2 Saran

    Penulis menyarankan bahwa marilah kita bersama-sama menjaga bahasa

    Indonesia yang telah ada, jangan merusak bahasa tapi peliharalah bahasa itu untuk

    menjadi suatu bahasa yang sempurna.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

    Al-Kasimi, Ali M. 1997. Linguistic and Bilingual Dictionary, Leiden: E.J. Brill

    Suwardi, Heru. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Kupang: Hak Cipta

    Allan, Keith. 1986. Linguistic Meaning. Jilid I dan II. London: Routledge and Kegan

    Paul

    Situs Web:

    http://ngi.cc/nlr

    http://bengawan91.blogspot.com/2010/11/tugas-bahasa-indonesia-i.html

    http://aviismaya.blogspot.com/2011/10/kenapa-bahasa-melayu-diangkat-sebagai.html

    http://ramlannarie.wordpress.com/