Taksonomi Kebahasaan

12
Taksonomi Taksonomi Kebahasaan Kebahasaan penggunaan penggunaan pungtuasi/tanda pungtuasi/tanda baca baca pisah/sambung pisah/sambung Ejaan Ejaan penulisan penulisan huruf huruf kapital / kapital / kecil kecil penulisan istilah penulisan istilah

description

Taksonomi Kebahasaan (bahasa indonesia)

Transcript of Taksonomi Kebahasaan

  • Taksonomi Kebahasaan

    penggunaan pungtuasi/tanda baca pisah/sambungEjaan penulisan huruf kapital / kecil penulisan istilah

  • Penulisan IstilahYang dimaksud penulisan istilah di sini adalah istilah serapan dari bahasa asing dan daerah yang diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa keten-tuan yang dapat digunakan sebagai dasar berpikir tentang peristilahan bahasa Indo-nesia walaupun ketentuan ini sifatnya tidak terlalu mutlak

  • Ketentuan-ketentuan penulisan peristilahan bhs.Indonesia1. Antara ejaan/tulisan/huruf dan pela- falan tidak jauh berbeda Huruf < c > dalam bhs.Indonesia tidak pernah dilafalkan [ k ] atau [ s ]. Jika pelafalannya harus [ k ] atau [ s ], tulis saja < k > atau < s >. Contoh accent tulis saja aksen, central yang dalam bahasa aslinya centre tulis saja sentral atau senter, service tulis saja servis

  • noDemikian pula tulisan < u > dalam bahasa Indonesia dilafalkan [u ] atau [ ], tidak dilafalkan [ yu ]. Dengan demikian, karena masuk ke dalam bahasa Indonesia pelafalannya ,menjadi [unit] bukan [ yunit ]. Contoh lain adalah computer menjadi komputer. Ketentuan ini juga berkaitan dengan urutan huruf dalam tulisan. Contoh table, sample. Urutan pelafalan < e > sebelum < l >. Dengan demikian dalam bahasa Indonesia cukup ditulis tabel dan sampel

  • no2. Ada tanda ada lafal Tanda atau tulisan atau huruf yang digunakan memiliki konsekuensi lafal. Kalau ada tanda tidak dilafalkan, tanda tidak perlu dibuat. Sebaliknya, ada lafal harus ditandai apa yang dilafalkan.Contoh test, service. Karena < t > kedua pada test tidak dilafalkan, cukup ditulis tes dalam bahasa Indonesia. Demikian pula < e > kedua pada kata service karena ti-dak dilafalkan, cukup ditulis servis .

  • no3. Tidak ada huruf kembar yang dilafalkan satu bunyi Yang dimaksud huruf kembar adalah huruf sama berdampingan/berurutan dan pelafalannya seakan-akan hanya satu bunyi. Contoh communication. Huruf < mm > karena lafalnya satu bunyi, da-lam bahasa Indonesia cukup ditulis < m > sehingga menjadi komunikasi. Berbeda dengan kata seperti saat, riil koordinasi. Dengan demikian jika coor bhs.Inggris diindonesiakan menjadi kor bukan koor.

  • noHal ini juga berlaku pada kata bentukan sehingga menghasilkan homograf. Contoh beruang dapat terbentuk dari ber+uang dan ber+ruang. 4. Suku kata tidak berakhir < c, j, q, ny, sy, v, w, y, z > taqwa takwa taufiq taufik active aktif activity aktivitas

  • no5. Bahasa Indonesia cenderung meng- hindari kluster. Jika ada istilah dari asing atau daerah yang berkluster, cenderung dihindari dengan cara: a) menanggalkan salah satu konsonan, b) menambahkan bunyi vokal di antara kluster, c) menambah bunyi vokal di belakang Contoh: importimpor resortresor classkelas trampil terampil pump pompa

  • noNamun tidak semua kata dapat dilakukan dengan cara demikian, tetapi cara terse-but hanya terjadi secara fonetis/pelafalanContoh: proses, kritik, transfer, modern, golf, kreatif, kritik, tradisi, intern

  • NO Pemilihan Afiks: ketimbang,ketemu,kelanggar,sekolahan, kuburan,kelihatan, kebesaran,kecantolperumusan, kesimpulan, tergantung/bergantung, dsb. Adaptasi bunyi: mensita, mempesona,PEMBEN-mentaati, mengkomunikasikan,TUKANmensejajarkan, memopulerkan,KATAmenyuci, mensucikan,dsb. Persepsi thd.kata dasar: memerinci/diperinci /pemerincian, melola,merubah, data-data, unsur-unsur, mengajukan /memajukan, menyucikan, pertang- gungan jawab, kewargaan negara, dikarenakan, ketrampilan, dsb Kontaminasi: memperdalamkan/i, memprokla- mirkan, melegalisir

  • NO

    Kerancauan nosi : daftar nama-nama, para hadirin, daftar para peserta, daftar presensi, presensi hadir, paling terbaik, agak tidak begitu mengerti, saling bertabrakan, saling maaf-memaafkan, paling ketinggalan, berharap semoga, lalu kemudian, lalu setelah itu, kemudian lalu, dsb. Kerancauan fungsi: adalah merupakan, jika maka,PEMBEN-karena (itu), maka TUKANFRASE Pemilihan kategori unsur: dalam membaca, bukan menulis, bukan ..tetapi, tidak melainkan, jadi dengan demikian, disebabkan karena, mana kala, Struktur: ini kali/hari, pandai amat, belakang sendiri, saya sudah sampaikan,banyak menemui hambatan,

  • no Ragam: bilang, cuma, bikin, kasih, tapi, bisa, bila, kalo, aku, baita, bilamana, nggak, tak/ku, dsb Konotasi:halus/kasar; ilmiah/nonilmiah tinggi/rendah; agamis/nonagamisDIKSI positif/negatif Komponen makna: memakai- menggunakan, membagi, mengelom- pokkan/mengklasifikasikan; ternilai , bernilai; bergantung, tergan- tung; datang, tiba; bersih, suci, dsb. Interferensi: ganjil, di mana, yang mana, sendiri (paling), sendiri-sendiri (terpisah), dsb.