Makalah Bab i Isbd
-
Upload
hamdi-eskavis-ii -
Category
Documents
-
view
195 -
download
1
Transcript of Makalah Bab i Isbd
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masyarakat adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri
dengan mengabaikan keterlibatannya dengan kepentingan pergaulan antara
sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hubungan manusia
dengan masyarakat terjadi interaksi aktif. Manusia dapat mengintervensi
dengan masyarakat lingkungannya dan sebaliknya masyarakatpun dapat
memberi manusia senagai warganya.
Masyarakat merupakan lapangan pergaulan antara sesama manusia. Pada
kenyataannnya masyarakat juga di nilai ikut memberi pengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan dan prilaku manusia yang menjadi anggota
masyarakat tersebut.
Individu dalam bahasa Perancis berarti orang seorang. Kata ini mengacu
pada manusia atau satu orang manusia. "In-dividere" berarti makhluk
individual yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Kata sifatnya "individual",
menunjuk pada satu orang dengan ciri-ciri khas yang melekat pada dirinya
dan sekaligus untuk membedakan dengan masyarakat. Ciri-ciri watak
seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya identitas
khusus, disebut sebagai "kepribadian".
Manusia sebagaimana kodrat nya adalah makhluk sosial yang tidak
terlepas dari lingkungannya. Hidup bermasyarakat memang sudah menjadi
keharusan bagi siapa saja yang hidup di dunia ini.
Dalam masyarakat ini.. manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka
hidup berinteraksi dengan orang lain.dalam interaksi itulah manusia
harusnya memiliki suatu etika hidup bermasyarakat. Etika bisa dipakai
dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
1
2. Rumusan Masalah
a. Fungsi dan Peran Sebagai Manusia dan Makhluk Individu
b. Hakekat Masyarakat dan Makna Manusia Sebagai Makhluk Sosial
c. Bermasyarakat dalam Berbagai Jenis dan Kehidupan
d. Hak dan kewajiban Individu dalamMasyarakat
3. Tujuan penulisan
a. Untuk menjelaskan fungsi dan peran sebagai manusia dan makhluk
individu
b. Untuk menjelaskan hakekat masyarakat dan makna manusia sebagai
makhluk sosial
c. Untuk menjelaskan bermasyarakat dalam berbagai jenis kehidupan
d. Untuk menjelaskan hak dan kewajiban individu dalam masyarakat
4. Manfaat penulisan
- untuk menambah ilmu pengetahuan
- menjadi masukan untuk hidup bermasyarakat
- untuk mengetahui hak dan kewajiban indidu dalam masyarakat
- untuk memperoleh informasi tentang kehidupan bermasyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi dan Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Sebagai makahluk individu, manusia memiliki harkat dan martabat yang
mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang
sama pula. Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan
segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun potensi rohani.
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial.
Artinya manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang
lain, manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain ,
kebutuhan akan lain dan interaksi sosisl membentuk kehidupan
berkelompok pada manusia.
Dalam dimensi individu, muncul hak-hak dasar manusia, kewajiban dasar
manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma
norma yang berlaku di masyarakatnya.manusia sebagai makhluk sosial
memiliki implikasi-implikasi, kesadaran akan ketidak berdayaan manusia
bila seorang diri.
Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
Penghargaan akan hak-hak orang lain ketaatan terhadap norma-norma
yang berlaku.
Sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia
memiliki kepribadian, yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan
unsur-unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan, pengetahuan dan
dorongan.
Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia
adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, dalam arti manusia
senantiasa tergantung dan atau berinteraksi dengan sesamanya.
Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia
senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar
kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam
3
sekitarnya, berbagai proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal
yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial.
Namun demikian, kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai
atau mempunyai kesempatan yang sama.
Akibatnya, masing-masing individu mempunyai peran dan kedudukan
yang tidak sama atau berbeda.
Banyak faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi
ekonomi ada si miskin dan si kaya, sosial, politik, budaya bahkan individu
atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial
mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.
B. Hakekat Masyarakat dan Makna Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut Paul B. Horton & Hunt Masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang
cukup lama tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan
yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok
atau kumpulan manusia.
Unsur-unsur masyarakat antara lain kumpulan orang, sudah terbentuk
dengan lama ,sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri,
memiliki kepercayaan (nilai), siap dan perilaku yang dimiliki bersama,
adanya kesinambungan dan dan pertahanan diri ,memiliki kebudayaan.
Dalam masyarakat, manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka hidup
berinteraksi dengan orang lain.dalam interaksi itulah. manusia harusnya
memiliki suatu etika hidup bermasyarakat.
Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
Nilai erat hubungannya dengan masyarakat, baik dalam bidang etika yang
mengatur kehidupan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Manusia
sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai sebagai suatu yang
objektif, apabila ia memandang nilai itu ada tanpa ada yang menilainya,
4
tetapi ada sebagian sesuatu yang ada dan menuntun manusia dan
kehidupannya.jadi nilai nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir
tanpa hadirnya penilaian.Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek
penilaian.
C. Bermasyarakat dalam Berbagai Jenis dan Kehidupan
a) Jenis-jenis tatanan hidup berkelompok sebagai masyarakat yang hidup
berkelompok.
Ada beberapa tahapan yang harus kita ketahui untuk menjalankan hidup
berkelompok, yaitu :Hakikat Norma, Adat Istiadat dan Kebiasaan dalam
bermasyarakat, Hakikat Norma yang meliputi
- Norma Kesopanan yaitu Peraturan yang bersumber dari pergaulan
hidup dalam sekelompok manusia.
- Norma Kesusilaan yaitu Peraturan yang bersumber dari suara
batin / hati nurani manusia yang diyakinin sebagai pedoman
hidupnya.
- Norma Agama yaitu Serangkaian peraturan yang bersumber dari
Tuhan Yang Maha Esa.
- Norma Hukum yaitu Aturan yang dibuat oleh Negara tercantum
secara jelas dalam perundang–undangan.
Maka dari itu sebagai masyarakat kita wajib mentaati norma-norma
tersebut yang nantinya akan dibawa ke dalam sebuah Kelompok /
bermasyarakat .Adat stiadat yaitu dimana setiap orang mempunyai adat
istiadat yang berbeda – beda dari cara pelaksaannya maupun agama itu
sendiri.
Maka dari itu setiap orang harus mempunyai sifat toleransi , saling
menghormati, tidak saling mencela, menjelek-jelekan satu sama lainnya
karena kalau kita tidak mempunyai sifat seperti itu maka dalam
membangun sebuah kelompok akan sangat sulit, akan cepat terpecah belah
dan cepat diadu domba.
5
Kebiasaan yaitu Tata cara hidup yang dianut oleh setiap masyarakat dalam
waktu yang lama dan memberi pedoman bagi setiap masyarakat yang
Bersangkutan untukberpikir dan bersikap dalam menghadap iberbagai hal
yang terjadi dalam hidupnya.
Adapun ciri-ciri kelompok social yaitu adanya kesadaran pada tiap
anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok
yang bersangkutan Adanya hubungan timbale balik antara anggota
yang satu dengan anggota yang lain.
Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara
mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan
lain-lain.
Kelompok Sosial dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
Kelompok Sosial Primer
Kelompok Sosial primer memiliki hubungan yang bersifat personal dan
akrab antara anggotanya.
Kelompok Sosial Sekunder
Kelompok Sosial Sekunder didefenisikan sebagai Kelompok Sosial
yang bersifat impersonal dan besar.
Kelompok Sosial In – Group dan Out - Group.
Kelompok sosial merupakan tempat dimana individu mengidentifikasikan
dirinya sebagai kami atau kamu, kita atau mereka.
“In-Group adalah kelompok sosial dimana seorang individu
mengidentifikasikan dirinya sebagai “kita” atau “kami”.
Sedangkan Out-Group adalah kelompok sosial di luar in group, atau di
luar kita, di luar kami. Kelompok di luar itu adalah mereka.
b) Sikap Individu Setiap Tatanan Kelompok
Toleransi sebagai Nilai dan Norma
Toleransi dalam pengertian yang telah disampaikan, yang merupakan
keyakinan pokok (akidah) dalam beragama, dapat kita jadikan sebagai
6
nilai dan norma. Kita katakan sebagai nilai karena toleransi merupakan
gambaran mengenai apa yang kita inginkan, yang pantas, yang berharga,
yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai
itu.
Dan nilai (toleransi) akan sangat mempengaruhi kebudayaan dan
masyarakat. Demikian juga toleransi, dapat kita jadikan suatu norma,
yaitu suatu patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma
memungkinkan seseorang menentukan terlebih dahulu bagaimana
tindakannya itu akan dinilai orang lain untuk mendukung atau menolak
perilaku seseorang.
Hubungan sosial, termasuk di dalamnya norma-norma, dan nilai-nilai yang
mengatur hubungan antar orang atau kelompok tersebut. Sistem sosial
tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan
perilaku anggota-anggota masyarakat. Dalam setiap "sistem sosial" pada
tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan batas-batas yang
memisahkan dan membedakan dari lingkungannya ("sistem sosial"
lainnya).
Faktor penyebab dan penghambat hidup manusia dalam bersosialisasi di
masyarakat adalah :
- Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang
memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu
sejalan dengan kelompoknya.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-
pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola
pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
7
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang
dapat memicu konflik.
- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik social.
D. Hak dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat
Hak Dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat
Hak ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh seseorang
sebagai manusia. Hak ini dapat dipenuhi dengan memenuhinya atau dapat
juga hilang seandainya pihak yang berhak merasa rela apabila haknya
tidak dipenuhi.
Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh seorang
dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang lain.Yang dapat
menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang
dianut, adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.
Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki oleh
individu :
• Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk
merdeka, hak untuk mendapatkan kehormatan. Hak-hak tersebut yang
menyebabkan manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu yang
panjang
8
• Hak asasi yang bersifat umum, yaitu hak persamaan. Diperlukan seorang
individu dalam kedudukannya sebagai individu dalm suatu masyarakat.
Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi golongan, jenis,
bahasa, agama, pandangan politik, asal negara, tingkat sosial, kelahiran.
Adapun kewajiban individu didalam masyarakat adalah melaksanakan apa
yang menjadi kewajibannya dengan cara menghormati hak-hak
masyarakat. Jika seseorang memiliki hak untuk dihargai, dirinya juga
harus menghargai orang lain. Jika seseorang memiliki hak untuk hidup
tenang, dirinya juga harus menjaga ketenangan, demikian seterusnya
E. PROBLEMATIKA (Bahasan Kelompok)
Untuk mengangkat problematika mengenai materi yang dibahas dalam
makalah ini, yakni sesuai dengan rumusan masalah pada BAB
PENDAHULUAN, maka anggota kelompok 4 sepakat mengangkat tema
tentang “Toleransi”. Tema ini dipilih berkaitan dengan kehidupan sosial
ditengah masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis latar
belakang budaya dan kepercayaan.
Masalah Toleransi di Indonesia
Kita akui bahwa multietnik, budaya, terutama multiagama di Indonesia adalah hal yang mustahil untuk diingkari. Historitas Indonesia, membuktikan bahwa eksistensi negara ini disebabkan oleh keberagaman. Karena itu, masalah tertentu yang berbau diskriminasi dan dikotomi kebijakan akan senantiasa menjadi tajuk utama di negara kita yang majemuk. Lalu, apa sebaiknya sikap dari masing-masing kita?
Awal kemerdekaan Indonesia, banyak para pemikir dan cendikiawan yang mengkultuskan perihal “toleransi”, dan kedudukannya menjadi sangat penting pada saat itu untuk mempertahankan keberadaan Indonesia agar tetap “utuh”. Yang kemudian, toleransi ini diinterperetasi berbeda-beda oleh masyarakat kita. Setidaknya ada tiga tafsiran masyarakat Indonesia mengenai toleransi.Tafsiran pertama adalah masyarakat yang mengartikan toleransi secara total, yang kedua toleransi semitotal, dan ketiga adalah masyarakat yang memahami toleransi secara terbatas/sederhana.
9
Masyarakat yang mengartikan toleransi secara total rata-ratanya adalah mereka yang memiliki pemikiran rasionalistik liberalis. Dengan menganggap bahwa toleransi melingkupi segalanya, tanpa ada filter dan limit, sampai-sampai toleransi merusak akidah kepercayaan yang mereka anut. Contohnya, mereka yang mengikuti ritual agama lain yang bukan agamanya, misalnya seorang Muslim ikut merayakan Natal dengan alasan toleransi. Mereka berdalih: asal hati tidak ikut, hanya sekedar jasad saja tidak menjadi masalah.
Kedua, toleransi semitotal. Mayoritas masyarakat yang berpikir moderat adalah kebanyakan yang memahami toleransi jenis ini. Dengan dalih: bahwa pada hakikatnya manusia yang satu dengan yang lain diciptakan berbeda, dan keberbedaan itu oleh Sang Pencipta dimaksudkan agar manusia saling mengenal dan mentoleransi satu sama lain. Dengan menjalankan agama masing-masing, tanpa interpensi dan intimidasi. Istilahnya, untukku agamaku dan untukmu agamamu.
Toleransi terbatas, biasanya menghinggapi masyarakat yang acuh tak acuh. Dan rata-rata mereka tidak mau ambil pusing, dengan demikian, bagi mereka ada atau tiadanya “toleransi” tidak begitu penting, sehingga mereka memaknai toleransi hanya terbatas pada pemahaman demikian.
Jadi, sebaiknya sikap kita adalah yang “pertengahan” (semitotal). Bagaimanapun, masalah toleransi bila dipahami secara total dengan mengabaikan hal-hal pokok, ini kurang baik. Apalagi toleransi yang dipahami dengan sederhana/terbatas, maka sangat apatis sekali bila kita harus bersikap demikian di tengah keberagaman yang nyata ditengah masyarakat Indonesia.
Harapan kita, semoga negara ini tetap utuh adanya, damai antarumat beragama, dan saling memahami serta menghormati satu dengan yang lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki harkat dan martabat
yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan
martabat yang sama pula. Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat
sosial. Manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang
lain, manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain ,
kebutuhan akan lain dan interaksi sosisl membentuk kehidupan
berkelompok pada manusia.
Dalam masyarakat, manusia tidaklah dapat hidup sendiri. Mereka
hidup berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi itulah manusia
harusnya memiliki suatu etika hidup bermasyarakat.
Ada beberapa tahapan yang harus kita ketahui untuk menjalankan
hidup berkelompok, yaitu: Hakikat Norma, Adat Istiadat dan
Kebiasaan dalam bermasyarakat. Hak ialah suatu yang merupakan
milik atau dapat dimiliki oleh seseorang sebagai manusia. Kewajiban
ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh seorang dari luar
dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang lain
B. Saran
Seharusnya kita sebagai individu yg hidup dalam masyarakat
memenuhi peraturan-peraturan yang ada dalam lingkungan masyarakat
tersebut. Seharusnya manusia mampu berinteraksi lebih baik lagi agar
manusia itu lebih memahami hak dan kewajibannya di dalam
masyarakat dan lingkungannya. Disamping itu manusia sebagai
makhluk individu tetap mempunyai kepentingan pribadi yang tidak
semuanya bisa ditoleransikan dalam masyarakat sosial yang majemuk.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar: Mata Kuliah Dasar Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1992. Kebudayaan dan Sektor-sektor Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
Nurkancana, Wayan. 1990. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional.
Rochmach, Djamil Siti, Misbach, Rochayah. 1996. Individu Dalam Masyarakat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD.
Setiadi, Elly M. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Anonim. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial (Online).(http://apadefinisinya.blogspot.com, diakses: 27 Februari 2012)
Anonim. Multiagama dan Masalah Toleransi (Online).(http://www.kompasiana.com , diakses: 1 Maret 2012)
Progoharbowo. Kita memang berbeda sebagai individu tetapi sama sebagai manusia (Online). (http://progoharbowo.wordpress.com , diakses : 27 Februari 2012)
12