Makalah Bab 11-12

download Makalah Bab 11-12

of 19

Transcript of Makalah Bab 11-12

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    1/19

    BAB 11

    Etika dalam Bisnis Internasional

    Etika dalam bisnis Internasional berkaitan dengan beberapa masalah moral yang

    khusus berkaitan dengan bisnis pada taraf Internasional. Salah satu masalah besar

    yang sudah lama disoroti serta didiskusikan dalam etika filosofis adalah relative

    tidaknya norma-norma moral. Richard De Geoge membicarakan tiga jawaban atas

    pertanyaan tersebut, yang kesemuanya ada benar maupun salahnya. Jawaban-jawaban

    tersebut adalah:

    1.

    Cultural relativism (Menyesuaikan Diri dengan Etika Negara Lain)Seseorang atau organisasi harus menyesuaikan/menerapkan etika budaya dimana

    ia menjalankan bisnisnya. Ada peribahasa When in Rome, do as the Romans do

    (Kalau di Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma). Artinya

    perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu.

    Norma-norma moral yang penting berlaku di seluruh dunia, sedangkan norma-norma

    non-moral untuk perilaku manusia bisa berbeda di pelbagai tempat. Itulah kebenaran

    yang terkandung dalam pandangan ini. Misalnya, norma-norma sopan santun dan

    bahkan norma-norma hukum di semua tempat tidak sama. Yang di satu tempat

    dituntut karena kesopanan, bisa saja di tempat lain dianggap sangat tidak sopan.

    Tradisi dan adat kebiasaan bias berbeda di tempat-tempat yang berbeda. Kenyataan

    itu justru membuat pelbagai kebudayaan menjadi menarik bagi kita. Dunia akan

    dirasakan monoton dan membosankan sekali, seandainya adat-istiadat di semua

    kawasan sama. Bahwa norma-norma hokum berbeda, sering kali lebih merepotkan

    karena akibatnya lebih besar, namun merupakan kenyataan juga. Tidak mustahil

    bahwa dua negara mempunyai hukum yang berbeda-beda. Misalnya dalam membuka

    cabang baru Mc Donald harus memperhatikan budaya negara tersebut seperti tidak

    menyediakan menu dengan daging babi pada negara-negara mayoritas beragama

    muslim.

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    2/19

    2. Righteous/Rigorism Moralist (Memegang Teguh Etika Moral)Penerapan etika negara asal perusahaan di negara lain tempatnya berbisnis.

    Perusahaan tetap memegang teguh etika moral yang berlaku di negara asal dengan

    tujuan sebagai sarana memperkenalkan produk yang tidak bisa dipisahkan dari tempat

    asal. Pandangan ini juga sulit dipertahankan. Mau tidak mau, perlu kita akui bahwa

    situasi setempat bisa saja berbeda dan hal itu pasti mempengaruhi keputusan-

    keputusan moral kita. Di negara maju sering ada instansi-instansi yang mengawasi

    pelaksanaan bisnis dengan lebih ketat dan efisien daripada di negara berkembang,

    seperti misalnya tentang masalah keselamatan kerja, perburuhan, keamanan produk,

    periklanan, dan sebagainya. Suatu perusahaan dari negara maju akan dirugikan kalau

    di luar negeri harus menerapkan semua peraturan yang belaku di negerinya sendiri.

    Kebenaran yang dapat ditemukan dalam pandangan rigorisme moral ini adalah bahwa

    kita harus konsisten dalam perilaku moral kita. Norma-norma etis memang bersifat

    umum. Yang buruk di satu tempat tidak mungkin menjadi baik dan terpuji di tempat

    lain. Namun para penganut rigorisme moral kurang memperhatikan bahwa situasi

    yang berbeda turut mempengaruhi keputusan etis.

    3. The Naive immoralist (Bisnis di negara lain tidak perlu memperhatikannorma)

    Prinsip ini dianut oleh perusahaan yang mempunyai produk yang tidak

    bersinggungan langsung pada masyarakat, jika seorang manager KMN melihat

    perusahaan-perusahaan dari negara lain tidak mengikuti norma/etika di negara tempat

    berbisnis, dia juga melakukan hal sama. Namun, Pandangan ini sama sekali tidak

    benar, karena dalam etika yang menentukan bukannya kebiasaan yang lazim dalam

    masyarakat melainkan boleh tidaknya dipandang dari sudut norma. Apalagi, tidak

    benar pula bahwa dalam Negara-negara yang ditandai suasana korupsi semua

    perusahaan ikut saja dalam praktek-praktek tidak terpuji itu. Ada juga yang

    mempunyai keberanian moral untuk menolak. Malah ada yang memilih tidak

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    3/19

    melakukan bisnis sama sekali, jika hal itu hanya mungkin dengan jalan komisi, uang

    semir, pembayaran di luar prosedur resmi, dan lain sebagainya.

    Politik Dumping Pada Bisnis Internasional

    Yang jelas termasuk pada etika bisnis internasional adalah politik dmping

    karena diangap kurang etis dan berlangsung dalam hubungan dengan Negara lain.

    Politik dumping dapat dilakukan dengan berbagai motif. Salah satu motif adalah

    jumlah produksi yang berlebih sehingga penjual akan memilih lebih baik menjual

    dengan merugi daripada tidak terjual. Sedangkan motif lebih negative adalah menjual

    dengan murah demi merebut monopoli pasar, dan setelah tercapai Ia akan bebas

    menentukan harga pasar.

    Politik dumping dianggap tidak etis karena melanggar etika pasar bebas.

    Kelompok bisnis yang ingin terjun ke dalam bisnis internasional, dengan sendirinya

    melibatkan diri untuk menghormati keutuhan sistem pasar bebas. Kompetisi yang adil

    merupakan satu prinsip dasar dari etika pasar bebas. Sebaliknya tidak etis bila satu

    Negara menuduh Negara lain melakukan dumping padahal maksudnya adalah

    melindungi pasar dalam negeri.

    Maka dapat dikategorikan beberapa tindakan yang termasuk dumping dan

    tidak baik. Adapun tindakan tersebut adalah menekan arga ekspor dengan

    memberikan upah yang tidak adil. Untuk itu, standar upah buruh harus memiliki batas

    minimum, tidak boleh menekan upah buruh serendah mungkin. Tindakan lain adalah

    penyusutan aktiva sepenuhnya dibebankan pada harga produk dalam negeri,

    sedangkan factor tersebut tidak diperhitungkan pada harga jual ke Negara lain

    Aspek Etis dalam Korporasi Multi Nasional (KMN)

    Korporasi multi nasional mulai menjamur dalam dekade ini. Dalam

    menjalankan operasinya diluar negara asal korporasi terdapat beberapa dilema.

    Dilema tersebut dikarenakan adanya perbedaan dalam berbagaihal antara negara asal

    korporasi dengan negara tujuan salah satunya masalah etika. Untuk mengatasi

    perbedaan itu diperlukan aturan etisyang secara umum dapat dijadikan suatu patokan

    KMN. Aturan etis ituantara lain:

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    4/19

    10 Aturan Etis De Goerge:

    a. KMN tidak boleh akibatkan kerugian langsungIni tentu suatu norma moral umum dan tidak berlaku untuk KMN saja.

    Dengan sengaja mengakibatkan kerugian bagi orang lain selalu merupakan

    tindakan yang tidak etis, kecuali dalam beberapa kasus eksepsional seperti bela-

    diri, bila ada alasan khusus untuk merugikan (malah membunuh) orang lain.

    Namun demikian, norma ini perlu disebut di sini pada tempat pertama, justru

    karena di negara berkembang seperti disebut tadi kerangka hokum sering

    tidak cukup dan membiarkan tindakan yang tidak diizinkan di negara asalnya.

    b. KMN harus memberi Surplus ManfaatDalam hal ini tidak cukup KMN berpegang pada izin yang diberikan

    pemerintah setempat. Mereka tetap mempunyai tanggung jawab sendiri dengan

    memandang derajat untung dan rugi bagi negara di mana mereka melakukan

    kegiatan ekonomisnya. KMN belum memenuhi kewajibannya, jika hanya tercapai

    keseimbangan antara akibat-akibat baik dan akibat-akibat jelek. Hampir setiap

    kegiatan manusia mempunyai akibat jelek, bisnis tidak terkecuali. Hal itu tidak

    bisa dihindarkan. Misalnya, sekarang kita menyadari betul bahwa industri

    mempunyai akibat jelek bagi lingkungan hidup. Norma kedua menuntut agar

    secara menyeluruh akibatakibat baik melebihi akibat-akibat jelek. Norma ini tidak

    membatasi diri pada segi negatif (tidak boleh merugikan), tapi memerintahkan

    sesuatu yang positif (harus menghasilkan sesuatu yang baik) dan ditegaskan lagi

    bahwa yang positif harus melebihi yang negatif.

    c. KMN harus memberi Kontribusi PembangunanIni lebih konkret lagi. Bukan saja KMN harus menghasilkan lebih banyak hal

    yang baik daripada hal yang jelek bagi Negara berkembang ini, tetapi ia harus

    menyumbangkan juga pada pembangunannya. Itu berarti antara lain bahwa KMN

    harus bersedia melakukan alih teknologi dan alih keahlian.

    d. KMN harus menghormati HAM seluruh karyawanNorma ini perlu disebut secara eksplisit. Terutama tentang upah dan kondisi

    kerja, di banyak negara berkembang HAM para pekerja dilanggar dengan

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    5/19

    membayar upah di bawah upah minimum, mempekerjakan anak, atau

    mempraktekkan diskriminasi karena alasan agama, ras, gender, atau sebagainya.

    Bagi KMN sering kali sebenarnya menguntungkan bila mereka menyesuaikan diri

    dengan keadaan itu, namun cara bertindak itu tidak etis.

    e. KMN harus menghormati Budaya SetempatKMN akan merugikan negara di mana ia beroperasi, jika ia tidak

    menghormati kebudayaan setempat. Sebagai tamu yang baik, KMN harus

    menyesuaikan diri dengan nilai-nilai budaya setempat dan tidak memaksakan

    nilai-nilainya sendiri.

    f. KMN harus membayar pajak yang FairSetiap perusahaan harus membayar pajak menurut tarif yang telah ditentukan

    dalam suatu negara. Di negara-negara maju, hal itu diawasi dengan ketat dan

    efisien pada taraf nasional. Tapi kontrol semacam itu tidak ada pada taraf

    internasional. Apalagi, KMN beroperasi di negara berkembang di mana system

    pemungutan pajak masih lemah dan peraturan hukum yang menunjang belum

    cukup. Karena statusnya sebagai perusahaan internasional, sebuah KMN

    mempunyai banyak kemungkinan yang sering kali malah tidak ilegal untuk

    menghindari membayar pajak atau membayar pajak sepenuhnya, seperti

    mentransfer pembayaran, mencari tax haven yang lebih menguntungkan, dan

    sebagainya.

    g. KMN & Pemerintah harus memperkuat Background institutionsDalam seluruh bukunya De George menekankan pentingnya background

    institutions yang menurut pendapatnya di negaranegara berkembang masih lemah.

    Yang dimaksudkan dengan istilah ini adalah lembaga-lembaga yang mengatur

    serta memperkuat kegiatan ekonomi dan industri di suatu negara, seperti dinas

    perpajakan, dinas bea cukai, instansi pengawasan keselamatan dan kesehatan

    kerja, serikat buruh, perlindungan hak asasi, peraturan pemerintah yang tepat, dan

    sebagainya.

    h. Kegagalan Usaha harus dipikul Secara Moral Pemegang SahamMayoritas

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    6/19

    Sebuah KMN sering kali dimiliki orang-orang dari beberapa negara, terutama

    negara asal dan negara di mana sebuah pabrik atau perusahaan berdiri. Keadaan

    ini membuat tanggung jawab menjadi lebih kompleks daripada dalam kasus suatu

    perusahaan nasional. Kalau terjadi kecelakaan dalam pabrik milik sebuah

    perusahaan nasional, tidak akan timbul masalah tentang siapa yang harus

    bertanggung jawab. Tetapi, kalau terjadi kecelakaan dalam pabrik milik sebuah

    KMN, tanggung jawab itu sering kali kurang jelas.

    i. KMN harus Beroperasi secara AmanKMN bertanggung jawab untuk membangun pabrik yang aman dan melatih

    serta membina sebaik mungkin mereka yang akan mengoperasikan pabrik itu. Hal

    ini berlaku secara khusus, kalau yang dibangun itu adalah instalasi nuklir, karena

    kecelakaan akan mempunyai dampak luas yang jauh melampui lokasi instalasi

    tersebut. Penerapan norma ini mudah mengakibatkan teknisi atau manajer di

    negara kedua merasa tersinggung karena para ahli asing itu menimbulkan kesan

    bahwa mereka tidak becus dalam menjamin keselamatan. Ini suatu konsekuensi

    yang patut disesalkan. Namun demikian, kepekaan antar budaya seperti itu tidak

    pernah boleh menjadi alasan bahwa keamanan dan keselamatan instalasi tidak

    terjamin optimal.

    j. Alih Teknologi KMN harus Dilaksanakan secara AmanKerap kali teknologi memungkinkan beberapa alternative dalam membangun

    suatu sistem teknologis. Terdorong oleh pertimbangan ekonomis, biasanya orang

    cenderung memilih altematif yang paling murah. Menurut norma ini prioritas

    harus diberikan kepada keamanan. Kalau mungkin, teknologi harus dirancang

    sesuai dengan kebudayaan dan kondisi setempat, sehingga terjamin keamanan

    optimal.

    Masalah Korupsi/Suap

    Korupsi hampir telah menjadi masalah di setiap kegiatan ekonomi

    internasional. Biasanya setiap pelaku kegiatan bisnis internasionalakan mendapatkan

    kemudahan dan keuntungan dengan membayar beberapa uang kepada instansi

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    7/19

    pemerintah. Kondisi seperti itumemberikan kesempatan bagi beberapa pelaku bisnis

    internasional untuk berlomba-lomba melobi pemerintah setempat, dan dampaknya

    persaingan sehatpun tidak terelakkan lagi. Untuk menanggulangi masalah ini

    diperlukan regulasi dari pemerintah tentang korupsi dansanksi untuk para pelakunya,

    agar persaingan usaha dapat berjalan dengan sehat. Korupsi dapat menimbulkan

    masalah besar bagi bisnis internasional karena disatu negara dapat saja dipraktekkan

    sesuatu yang tidak dapat diterima negara lain.Dan di sini timbul pertanyaan, tidakkah

    orang harus menyesuaikan diri dengan

    kebudayaan negara tertentu untuk mencapai kesuksesasyang termasuk budaya

    suap? Uang suap tidak dapat dibenarkan, dengan beberapa alasan berikut :

    Praktek suap melanggar etika pasar. Kalau seseorang terjun dalam bisnis yangdidasarkan pada prinsip ekonomi pasar, maka Ia harus berpegangan pada

    aturan main yang berlaku.

    Dalam system ekonomi, orang akan mendapat bayaran bila Ia bekerja. Makatidak etis bila seseorang yang tidak berhak, menerima imbalan pula.

    Uang suap demi memonopoli alokasi persediaan yang terbatas, akanmengacaukan system pasar dan keseimbangan pasar. Dengan sendirinya juga

    melanggar etika pasar bebas yang seharusnya dianut dalam bisnis

    internasional.

    Praktek suap juga mengundang perbutatan tidak etis serta pelanggaran yangbersifat illegal lain.

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    8/19

    BAB 12

    Peranan Etika dalam Bisnis

    Bisnis adalah bagian (aktivitas) yang penting dalam masyarakat. Bisnis

    dilakukan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Bisnis menyangkut

    hubungan antar manusia. Bisnis juga membutuhkan etika sebagai pemberi pedoman

    dan orientasi bagi keputusan, kegiatan dan tindak tanduk manusia dalam hubungan

    (bisnis) satu dengan yang lainnya (Keraf, 1986). Di sinilah etika sosial menjadi asas

    atau kekuatan fundamentalnya (Burhanuddin, 1997). Tiga hal pokok yang dibutuhkan

    perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam suatu bisnis menurut Richard De

    George, yaitu :

    1. Produk yang baik

    2. Manajemen yang mulus

    3. Etika

    Selama perusahaan memiliki produk yang bermutu serta berguna bagi

    masyarakat dan di samping itu dikelola dengan manajemen yang tepat di bidang

    produksi, finansial, sumber daya manusia, dan lain-lain, tetapi tidak mempunyai

    etika, maka cepat atau lambat akan hancur dengan sendirinya. Beberapa dekade

    terakhir ini, etika dalam bisnis dianggap sangat penting. Dibandingkan dengan usaha

    dan program yang diadakan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dalam

    bisnis, perhatian bagi etika dalam bisnis masih terbatas. Namun akhir-akhir ini

    peranan etika mulai diakui dan diperhatikan. Menurut Magnis Suseno, bahwa yang

    memberi kita norma tentang bagaimana berhubungan dengan sesama, bagaimana

    harus merumuskan dan mengimplementasikan pembangunan, dan bagaimana berelasi

    dengan kepentingan lainnya adalah moralitas (etika atau ilmu tentang moralitas,

    Burhanudin 1997).

    Dalam bisnis ada nilai manusiawi yang dipertaruhkan. Cara memperoleh

    keuntungan atau untuk menang mau tidak mau juga harus manusiawi. Bisnis perlu

    dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan yang etis. Dengan menggunakan

    pandangan ideal, bisnis tidak hanya bertujuan untuk mencari keuntungan melainkan

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    9/19

    untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Jika dalam bisnis tidak

    memperhatikan etika, maka bisnis itu akan mengorbankan hidup banyak orang,

    bahkan hidup orang bisnis itu sendiri

    Aspek Peranan Etika dalam Bisnis

    Bisnis dalam konteks moral

    Bisnis merupakan suatu unsur penting dalam masyarakat. Hampir semua

    orang terlibat di dalamnya. Kita membeli barang atau jasa untuk bisa bertahan hidup

    ataupun setidaknya kita bisa hidup dengan lebih nyaman. Kita terlibat dalam produksi

    barang atau jasa yang dibutuhkan oleh orang lain. Bisnis merupakan suatu unsur

    mutlak yang diperlukan dalam masyarakat modern.Bisnis tidak bisa dilepaskan dari

    aturan-aturan main yang harus diterima dalampergaulan sosial, termasuk juga aturan-

    aturan moral. Tetapi kadang-kadangkehadiran etika bisnis masih diragukan.

    Mitos mengenai bisnis amoral

    Dalam masyarakat beredar opini bahwa bisnis tidak ada hubungannyadengan

    etika atau moralitas. Pebisnis hanya menjalankan pekerjaannya saja. Richard De

    George menyebut pandangan ini the myth of morl business. MItos ini mengatakan

    bahwa bisnis itu moral saja. Dalam bisnis, orang menyibukkan diridengan jual beli,

    dengan membuat produk atau menawarkan jasa, dengan merebut pasaran, dengan

    mencari untung juga, tapi orang tidak berurusan dengan etika atau moralitas.

    Moralitas menjadi urusan individu, tetapi kegiatanbisnis itu sendiri tidak berkaitan

    langsung dengan etika. Moralitas tidak punyarelevansi bagi bisnis. Bisnis itu amoral

    (tapi itu tentu tidak berarti immoral!)Namun mitos itu lambat laun ditinggalkan.

    Bisnis itu netral terhadap moralitas, jadi bisnis moral itu hanya sekedar mitos atau

    cerita dongeng saja. DeGeorge mengemukakan tiga gejala dalam masyarakat yang

    menunjukkan

    sirnanya mitos tersebut :

    1) Bisnis disorot tajam oleh masyarakat melalui media massa. Masyarakat tidakragu-ragu langsung mengaitkan bisnis dengan moralitas.

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    10/19

    2) Bisnis diamati dan dikritik oleh banyak LSM, terutama LSM konsumen danLSM pecinta lingkungan hidup. Apa yang disimak oleh LSM-LSM tersebut

    jelas-jelas berkonotasi etika.

    3) Bisnis mulai prihatin dengan dimensi etis dalam kegiatannya. Hal ini tampakpada refleksi yang mereka buat mengenai aspek-aspek etis dari bisnis serta

    timbulnya kode-kode etik yang disusun oleh banyak perusahaan.

    Hal-hal di atas secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa bisnis tidak terlepas

    dari segi-segi moral. Bisnis tidak hanya berurusan dengan angka-angka penjualan

    (sales figures) atau adanyaprofitpada akhir tahun anggaran. Good business memiliki

    suatu makna moral.

    Mengapa bisnis harus berlaku etis?

    Pertanyaan di atas dalam sejarah pemikiran sudah lama diberikan jawaban.

    Jawaban pertama berasal dari agama, jawaban kedua berasal dari filsafat modern, dan

    jawaban ketiga sudah ditemukan dalam filsafat Yunani Kuno. Berikut penjelasannya :

    1) Tuhan adalah hakim kitaSemua yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh

    Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga jika kita melakukan bisnis yang tidak

    bermoral, pasti di akhirat kelak kita akan diberi hukuman atas kejahatan kita.

    Pandangan ini didasarkan atas iman dan kepercayaan dan karena itu termasuk

    perspektif teologis, bukan perspektif filosofis. Untuk itulah dalam berbisnis

    diharapkan pebisnis menggunakan iman dan kepercayaannya untuk tetap

    berpegang teguh pada motivasi moral ini.

    2) Kontrak socialPandangan ini melihat perilaku manusia dalam perspektif sosial. Setiap

    kegiatan yang kita lakukan bersama-sama dalam masyarakat, menuntut adanya

    norma-norma dan nilai-nilai moral yang kita sepakati bersama. Hidup dalam

    masyarakat berarti mengikat diri untuk berpegang pada norma-norma dan nilai-

    nilai tersebut. Kalau tidak, hidup bersama dalam masyarakat menjadi kacau tak

    karuan. Hidup sosial menjadi tidak mungkin lagi, jika tidak ada moralitas yang

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    11/19

    disetujui bersama. Oleh karena itu beberapa filsuf modern menganggap kontrak

    social sebagai dasar moralitas. Umat manusia seolah-olah pernah mengadakan

    kontrak yang mewajibkan setiap anggotanya untuk berpegang pada norma-norma

    moral. Kontrak ini mengikat kita sebagai manusia, sehingga tidak ada seorang

    pun yang bisa melepaskan diri darinya. De George menegaskan : morality is the

    oil as well as the glue of society, and, therefore, of business. Moral diibaratkan

    minyak pelumas, karena moralitas memperlancar kegiatan bisnis dan semua

    kegiatan lain dalam masyarakat. ibarat lem, karena moralitas mengikat dan

    mempersatukan orangorang bisnis, seperti juga semua anggota masyarakat

    lainnya. Moralitas merupakan syarat mutlak yang harus diakui semua orang, jika

    kita ingin terjun dalam kegiatan bisnis.

    3) KeutamaanMenurut Plato dan Aristoteles, manusia harus melakukan yang baik, justru

    karena hal itu baik. Yang baik mempunyai nilai intrinsik, artinya yang baik adalah

    baik karena dirinya sendiri. Keutamaan sebagai disposisi tetap untuk melakukan

    yang baik, adalah penyempurnaan tertinggi dari kodrat manusia. Manusia yang

    berlaku etis adalah baik begitu saja, baik secara menyeluruh, bukan menurut

    aspek tertentu saja. Pikiran tersebut bisa diterapkan dalam situasi bisnis. Orang

    bisnis juga harus melakukan yang baik, karena hal itu baik. Atau dirumuskan

    dengan terminologi modern, orang bisnis juga harus mempunyai integritas.

    Dalam pekerjaannya, si pebisnis memang mencari untung. Perusahaan memang

    perusahaan for profit. Tetapi pebisnis atau perusahaan tidak mempunyai

    integritas, kalau mereka mengumpulkan kekayaan tanpa pertimbangan moral.

    Selama pebisnis itu seorang manusia, maka ia tidak bisa dipisahkan dari

    moralitas.

    Kode Etik Perusahaan

    1. Manfaat dan kesulitan aneka macam kode etik perusahaanFenomena kode etik perusahaan mencuat sekitar tahun 1970-an, antara lain

    karena terjadinya beberapa skandal korupsi dalam kalangan bisnis. Karena

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    12/19

    pengalaman pahit itu, mulai tumbuh keinsyafan bahwa sebaiknya perusahaan

    mempunyai peraturan-peraturan ketat dan jelas guna mencegah terjadinya hal-hal

    negatif seperti itu. Patrick Murphy menggunakan istilah ethics statements dan

    membedakannya menjadi 3 macam.

    Pertama, terdapat values statements atau pernyataan nilai. Misi sebuah

    perusahaan seringkali menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh pendiri

    perusahaan.

    Kedua, corporate credo atau kredoperusahaan, yang biasanya merumuskan

    tanggungjawab perusahaan terhadap para stakeholder, khususnya konsumen

    karyawan, pemilik saham, masyarakatumum, dan lingkungan hidup.

    Ketiga, kode etik (dalam arti sempit) yang disebutjuga code of conduct atau

    code of ethical conduct. Kode etik ini menyangkut kebijakan etis perusahaan

    berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul (dan mungkin di masa lalu

    pernah timbul), seperti konflik kepentingan, hubungan dengan pesaing dan

    pemasok, menerima hadiah, dll. Pembuatan kode etik perusahaan adalah cara

    ampuh untukmelembagakan etika dalam struktur dan kegiatan perusahaan. Jika

    perusahaan memiliki kode etik sendiri, ia mempunyai beberapa kelebihan

    dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki kode etik. Manfaat kode

    etik perusahaan dapat dilukiskan sebagai berikut :

    1) Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telahdijadikan sebagai corporate culture. Dengan adanya kode etik, secara intern

    semua karyawan terikat dengan standar etis yang sama sehingga diharapkan

    akan mengambil keputusan yang sama pula.

    2) Dapat membantu dalam menghilangkan grey area atau kawasan kelabu dibidang etika. Beberapa ambiguitas moral yang sering merongrong kinerja

    perusahaan dapat dihindarkan.

    3) Dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggungjawab sosialnya.Sangat diharapkan perusahan tidak membatasi diri pada standar minimal.

    Melalui kode etiknya perusahaan dapat menyatakan bagaimana ia memahami

    tanggungjawab sosial dengan melampui minimum tersebut.

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    13/19

    4) Kode etik menyediakan bagi perusahaan-perusahaan dan dunia bisnis padaumumnya kemungkinan untuk mengatur dirinya sendiri (self regulation).

    Dengan demikian, Negara tidak perlu campur tangan.

    Namun dalam kenyataan konkret sering menimbulkan harapan terlalu besar

    dengan adanya kode etik perusahaan. Membuat sebuah kode etik ternyata tidak

    merupakan solusi yang cukup untuk memecahkan semua kesulitan moral bagi

    perusahaan. Karena itu tidak mengherankan bila kode etik perusahaan menemui kritik

    juga, antara lain :

    1) Kode etik perusahaan seringkali merupakan formalitas belaka. Fungsinyasebatas windows dressing - membuat pihak luar kagum dengan perusahaan.

    2) Banyak kode etik perusahaan dirumuskan dengan terlalu umum, sehinggatidak menunjukkan jalan keluar bagi masalah moral konkret yang dihadapi

    oleh perusahaan.

    3) Kritik yang paling berat adalah bahwa jarang sekali tersedia enforcementuntuk kode etik perusahaan. Jarang sekali ada sanksi untuk pelanggaran.

    Meskipun kode etik masih menuai kritikan, akan tetapi kode etik perusahaan masih

    digunakan untuk merumuskan standar etis yang jelas dan tegas untuk semua

    karyawan dan tanggungjawab sosial perusahaan. Supaya kode etik bisa berhasil,

    berikut ada beberapa faktor yang bisa membantu :

    1) Kode etik dirumuskan berdasarkan masukan semua karyawan, sehinggamencerminkan kesepakatan semua pihak yang terikat olehnya.

    2) Harus dipertimbangkan dengan teliti bidang-bidang apa dan topik-topik manasebaiknya tercakup oleh kode etik perusahaan.

    3) Kode etik perusahaan sewaktu-waktu harus direvisi dan disesuaikan denganperkembangan intern maupun ekstern.

    4) Paling penting adalah bahwa kode etik perusahaan ditegakkan secarakonsekuen dengan menerapkan sanksi. Tetapi tentu saja hal itu harus

    dilakukan secara adil.

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    14/19

    2. Ethical auditingUntuk menilai kinerja finansial sebuah perusahaan sudah lama ada standar-

    standar accounting yang diterima secara nasional dalam suatu Negara dan malah

    secara internasional. Jika perusahaan memiliki sebuah kode etik,ethical auditing itu

    secara khusus terfokuskan pada kode etik tersebut. Hal itubisa mudah dimengerti,

    sehingga dengan demikian metode tersebut biasdigunakan untuk menegakkan kode

    etik perusahaan secara sadar dankonsekuen. Kode etik tidak lagi sebatas perhiasan

    saja. Pemeriksaan atas kinerja etis dan sosial itu tidak saja dilakukan terhadap

    perusahaan, tapi jugaterhadap organisasi nirlaba. Organisasi-organisasi seperti itupun

    harusberpegang pada standar-standar etis, entah mereka memiliki kode etik tertulis

    atau tidak.

    3. The Body Shop sebagai contohThe Body Shop adalah sebuah perusahaan internasional yang berasal dari Inggris

    dan bergerak di bidang kosmetika serta toiletries.Perusahaan ini didirikan oleh Anita

    Roddick pada 1976, dan 20 tahun kemudian sudah mempunyai omzet setengah miliar

    dollar AS. Kini The Body Shop mempunyai toko tersebar di seluruh dunia, antara lain

    sekitar 300 toko di Amerika Serikat. Perusahaan ini selalu menitik beratkan

    manajemen yang etis. First and foremost are the values merupakan ungkapan

    terkenal dari Anita Roddick. Rupanya Roddick pula yang pertama kali melontarkan

    gagasan mengenai audit sosial etis. Setiap dua tahun The Body Shop membiarkan

    dirinya diaudit dari segi sosial dan etis. Audit pertama itu dilakukan oleh Institute of

    Social andEthical Accountability dan diterbitkan dengan judul The Values Report

    1995 (1996). Dalam audit ini antara lain diperiksa pelaksanaan dua dokumen etik

    yang dimiliki perusahaan ini yaitu, The Body ShopMission Statement dan The Body

    Shop Trading Charter.

    4. Good ethics, good businessEthics pay (etik membawa untung), Good business is ethical business,

    Corporate ethics: a prime business asset. Dalam kode etiknya, kini banyak

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    15/19

    perusahaan mengakui pentingnya etik untuk bisnis mereka. Bahkan telah

    ditunjukkan secara empiris bahwa perusahaan yang mempunyai standar etis tinggi

    tergolong juga perusahaan yang sukses. Kendatipun tidak ada jaminan mutlak,

    pada umumnya perusahaan yang etis adalah perusahaan yang mencapai sukses

    juga. Good ethics, goodbusiness. Keyakinan ini sekarang terbentuk cukup umum.

    Namun demikian, hal itu tidak berarti bahwa harapan akan sukses boleh menjadi

    satu-satunya motivasi atau justru menjadi motivasi utama untuk berperilaku etis.

    Yang baik harus dilakukan karena hal itu baik, bukan karena membuka jalan

    menuju sukses, walaupun motivasi itu tidak senantiasa perlu dihayati secara

    eksplisit. Sudah sejak Aristoteles, hal itu disebut bertingkah laku menurut

    keutamaan.

    Kesimpulan

    Dari sudut pandang bisnis, semakin disadari bahwa bisnis yang berhasil

    adalah bisnis yang memperhatikan norma-norma moral. Hal ini benar-benar diakui

    oleh orang bisnis berdasarkan pengalaman bisnis mereka. Pebisnis itu punya

    kesadaran yang tinggi bahwa kalau mau berhasil dalam bisnis, kegiatan bisnisnya

    harus tetap mengindahkan prinsip-prinsip etika. Mereka sadar bahwa bisnisnya akan

    hancur kalau konsumen (langganan), mitra bisnis atau

    masyarakat secara keseluruhan tidak lagi percaya padanya, akibat ulah mereka yang

    tidak etis. Orang bisnis yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis

    pada iklim bisnis yang semakin professional justru akan menang, karena telah

    dipercaya masyarakat. Untuk jangka pendek mungkin sekali mereka yang berbisnis

    secara tidak etis akan menang tetapi bukan bisnis tulen. Bisnis yang tulen dan baik

    adalah bisnis yang tahan lama, dan untuk norma dan nilai etik ikut menentukan,

    kejujuran, mutu barang dan jasa, aspek keamanan dan kesehatan dalam suatu produk

    ikut menentukan baiknya suatu bisnis.

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    16/19

    Review Artikel

    Ethics: Toward Globalization

    Felix Pomeranz

    Pada artikel ini penulis ingin menyampaikan keprihatinan tentang masalah

    moral etika yang saat ini telah pudar, banyak sekolah tinggi yang tidak mengadakan

    pelajaran etika sebagai salah satu syarat lulus, seperti yang terjadi di banyak

    perguruan negeri di Indonesia saat ini. Penulis juga ingn menyampaikan perspektif

    Islam jika menyangkut bisnis dan juga etika.

    Sejarah Akuntansi Islam

    Disini menyebutkan ketertarikan umat muslim terkait isu-isu akuntansi sudah

    ada sejak zaman nabi Muhammad SAW, dan penerusnya yaitu Abu bakar dan Umar.

    Zaid berpendapat bahwa pada awalnya aturan islam yang mengatur tentang akuntansi

    mungkin dipengaruhi oleh Pendeta Pacioli yang sekarang terkenal sebagai Bapak

    Akuntansi. Pengakuan para khalifah tentang kebutuhan pencatatan dan pelaporan

    mendorong pengembangan praktik akuntansi. Akuntansi cepat dibagi menjadi

    spesialisasi layanan salah satunya adalah audit, review buku. Sementara banyak audit

    terdiri dari verifikasi rinci transaksi, perannya dalam negara Islam awal adalah

    signifikan: audit membantu untuk menekankan pengendalian diri sebagai hasil

    penting dari prinsip agama. Kontrol diri dan penilaian diri mencerminkan

    akuntabilitas, salah satu prinsip dari stewaradship manusia atas kekayaan duniawi

    (Zaid, 2000).

    Pentingnya Agama

    Dalam artikel ini juga membahas apa pentingnya agama dalam penerapan etika

    bisnis.Tren signifikan yang muncul dalam bisnis Islam yaitu

    Ada kecenderungan menuju sistem politik dan ekonomi terpadu. Hal ini mungkinmempengaruhi aliran perdagangan internasional .

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    17/19

    Islam mencakup semua aspek kehidupan . Segala sesuatu di alam semesta milikAllah (SWT), kekayaan dianggap milik Allah identifikasi adalah signifikan.

    Pemerintahan Islam diharapkan akan didasarkan pada kedaulatan yang berdaulat

    secaranyata, Tuhan dan supremasi hukum yang diberikan Allah. Allah

    mempercayakan manusia, wakil di bumi, untuk mengurus bumi, menjalankan

    bisnis, dan mempekerjakan orang lain. Kata "voluntarisme" telah digunakan

    untuk mendefinisikan kehendak, orang percaya untuk kepatuhan dalam suatu

    sistem etika di mana Allah saja yang mendefinisikan stadar dari benar atau salah

    Al-Qur'an mengarahkan pedagang untuk menyimpan catatan yang tepat darihutang.

    Ada larangan umum terhadap limbah , ketamakan dan perdagangan yang tidakadil.

    Ada kebutuhan untuk catatan yang menunjukkan apa yang orang bisnis yangtelah dilakukan.

    Berdasar Agama

    Dan untuk mewujudkan penerapan Islam sebagai dasar akuntansi, dan dasar

    penerapan etika bisnis maka penulis juga mengkaji fundamental agama itu sendiri.

    Semua agama termasuk beberapa kepercayaan yang mungkin telah gagal untuk

    mengintegrasikan aturan agama yang bersangkutan ke dalam perilaku mereka. Al-

    Qur'an, diwahyukan kepada Nabi, merupakan salah satu sumber, sunnah (perkataan

    dan perbuatan Nabi), ditopang oleh pikiran teliti dan hukum Islam.

    Quran sendiri mengandung ratusan pernyataan etika dan moral. Ketika seorang

    akuntan Muslim bekerja di sebuah lembaga keuangan Islam, ia harus menyajikanya

    dengan kode etik. Kode ini menyajikan kerangka etika untuk akuntan yang berasal

    dari aturan syariah Islam dan prinsip-prinsip islam. Dengan demikian, diyakini bahwa

    akuntan Muslim akan termotivasi untuk mematuhi kode tersebut untuk alasan karena

    keyakinan agama dan sebagai sarana mematuhi perintah Allah.

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    18/19

    Organisasi keuangan Islam diharuskan untuk membuat komite audit versi

    Islam, yang dikenal sebagai Komite syariah. Mungkin ada kecenderungan untuk

    membuat sejauh mungkin sistem Islam yang relatif murni dan beradaptasi hukum

    syariat sebagai dasar transaksi bisnis.

    Keanggotaan komite syariah memerlukan spesialisasi dan pengetahuan dunia

    tentang pasar keuangan dan aturan akuntansi yang ada, digabung dengan pengetahuan

    luas tentang agama Islam dan hukum Islam. Sebuah komite syariat bekerja berfokus

    pada kepatuhan terhadap aturan agama dan etika, dan bertanggung jawab terkait

    dengan mangement risiko dan tata kelola perusahaan.

    Program etika Islam cenderung menyerupai bangku berkaki tiga blok bangunan

    meliputi:

    1. Kesadaran2. Pemenuhan3. Pelatihan

    Pelatihan akan menampilkan latihan penghakiman dan berorientasi pada kasus yang

    ada.

    Beberapa tahun yang lalu saran dibuat untuk menciptakan suatu etika global.

    Khalid Duran (1997) berpendapat bahwa Islam itu sendiri pada awalnya ditujukan

    untuk kembali ke etika global. Prototipe yang dihasilkan Islam adalah etika universal.

    Demikian pula, hampir satu dekade yang lalu "An Interfaith Declaration"

    digambarkan, Mewakili kode etik, untuk bisnis internasional. Ajaran agama dan

    moral yang diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Keadilan2. Saling menghormati3. Stewardship4. Kejujuran .

    Disepakati bahwa penerapan prinsip-prinsip etika adalah masalah penilaian

    pribadi daripada penerapan seperangkat aturan. Oleh karena itu kode etik bukan

  • 8/12/2019 Makalah Bab 11-12

    19/19

    merupakan pengganti bagi moralitas perusahaan, tetapi sebagai pedoman untuk

    praktek yang lebih disukai.

    Arah standar akuntansi internasional

    Desain ulang dan kemungkinan pencampuran berbagai pernyataan akan

    membawa pengakuan yang lebih baik dari etika Islam. Murtuza (1999) telah mencatat

    tiadanya Islam dari penelitian akuntansi kontemporer. Dia menunjukkan kebutuhan

    untuk meningkatkan kesadaran etika Islam, tidak hanya untuk non - Muslim namun

    bagi umat Islam sendiri.

    Sebuah proyek yang berkaitan dengan aturan akuntansi pembuatan cenderung

    memiliki tiga fase utama:

    1. Mengembangkan parameter dan isi dari sistem kontrol .2. Libatkan regulator pemerintah dalam desain .3. Tentukan tugas dan apa yang konstituen tugas yang harus dilakukan dan oleh

    siapa .

    Akuntan internasional didesak untuk menginformasikan sejarah yang ada, serta

    status akuntansi dan etika Islam. Informasi terbaik dan pemikiran pbyektif tentang

    profesi harus direkrut untuk melihat kebangkitan budaya dan etika akuntansi untuk

    menjamin masa depan dalam peningkatan rantai modal.