Makalah Aswajah Sunah Dan Bid'Ah Riki Shinji Kagawa

12
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Alah SWT, yang senantiasa memberikan rahmad dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelaesaikan makalah “SUNAH dan BID’AH”. Penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya yaitu sebagai bahan bacaan yang memberikan ppencerahan dan wawasan kepada kita. Penulis menyadarai makalah yang disusun ini masih banyak kekurangan atau kesalahan baik dari segi susunan maupun isi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari dosen maupun pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

description

Makalah Aswaya Sunah dan Bid'ah

Transcript of Makalah Aswajah Sunah Dan Bid'Ah Riki Shinji Kagawa

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Alah SWT, yang senantiasa memberikan rahmad dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelaesaikan makalah SUNAH dan BIDAH.Penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya yaitu sebagai bahan bacaan yang memberikan ppencerahan dan wawasan kepada kita.Penulis menyadarai makalah yang disusun ini masih banyak kekurangan atau kesalahan baik dari segi susunan maupun isi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun baik dari dosen maupun pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya.Wassalamualaikum Wr. Wb

iiDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL..............................................................................................iKATA PENGANTAR.............................................................................................iiDAFTAR ISI.........................................................................................................iiiBAB I PENDHULUAN...........................................................................................1BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2A. Pengaertian Sunah...........................................................................2B. Pengertian Bidah.............................................................................3BAB III KESIMPULAN...........................................................................................6DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7

iiiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sunah merupakan hukum islam yang ke dua setelah Al-Quran. Mengkaji dan mempelajari sunnah itu sangat penting karena merupakan pelengkap dari pada Al-Quran. Memahami sunah intinya agar dapat antara sunah atau bidah.Bidah berarti mengada-adakan, maka dari itu intinya memahami dan mengkaji tentang bidah agar bisa membedakan bidah khasanah dan dholalah

1BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian SunnahSecara etimologis kata sunnah berarti jalan atau tata cara yang telah mentradisi. Sunnah juga berarti raktek yang diikuti arah, model prilaku, atau tindakan, ketentuan dan raturan. Disisi lain, sunnah juga diartikan sebagai penengah diantara berbagai ekstrimitas atau middle way.Dalam Al-Quran kata sunnah disebut enam belas kali termasuk sunnah. Kata sunnah dalam Al-Quran digunakan untuk beberapa konteks, yang secara garis besar yakni Sunnah al-awwalin dan Sunnahtullah.Selanjutnya, kata sunnah juga banyak dijumpai dalam sabda Nabi Muhammad seperti: Barang siapa yang tidah suka dengan sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku(H.R. Ahmad).Sunnah daalam haadis ini berarti tata cara, yakni bahwa seseorang yang tidak mengambil tata cara Nabi dan mengambil tata cara yang lain maka ia bukan golongan Nabi.1)Di samping itu, kata sunah juga digunakan sebagai istilah teknis dalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Ulama muhaddisin memberikan termonologis sunnah sebagai : segala sesuatu yang berasal dari nabi muhammad berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, karakteristik etik, dan fisik atau sejarah baik sesudah kenabian seperti menyendiri digua hiro, maupun sesudahnya.Di sisi lain, para ulama ushuliyin mendefinisikan sunnah sebagai : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi selain Al-Quran berupa perkataan, perbuatan, atau ketetapan yang menghasilkan dalil hukum syariat.Sedangkan ulama fiqih memberikan definisi sunnah sebagai : Segala sesuatu yang ditetapkan dari Nabi Muhammad SAW, yang tidak termasuk kategori fardhu dan tidak wajib.1)Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalany, t. th.: 105

2Perbedaan definisi dikalangan ulama mengenai sunnah tersebut muncul karena perbedaan suduk pandang mereka dalam memahami kedudukan rosulullah. Ulama muhaddisin melihat pengertian sunah dalam perspektif bahwa rosulullah adalah sosok pemimpin dan pemberi tauladan yang baik, sehingga mereka mengambil apa saja yang berkaitan dengan Nabi, baik berupa sejarah, budi prilaku, berita-berita, sabda-sabda maupun tindakannya, baik yang mengandung ketentuan hukum. Sedangkan ulama usuliyyin semata-mata meninjau sunah dalam perspektif bahwa rosulullah adalah legislator syariah yang menetapkan dasar hokum bagi para mujtahid dan menjelaskan kaidah hidup bagi manusia.Dalam pengertian khusus term sunnah ditujukan kepada perkataan, perbuatan, dan taqrir rosulullah. Kadang-kadang ditujukan kepada realitas praktis dalam menerapan syariat pada masa kenabian. Artinya kondisi yangdipraktekan oleh umat islam pada periode awal.B. Pengertian Bidah Menurut ulama bidah adalah segala sesuatu yang diada-adakan dalam bentuk yang belum ada contohnya dari Nabi Muhammad SAW, sahabat, dan generasi sesudahnya. Artinya segala perbuatan yang sdiadakan dalam ajarana agama tanpa ada landasan syariatnya. Imam Syafii : bidah adalah segala hal baru yang terdapat pada masa Rosulullah SAW dan Khulafa Al-Rasyidun. Ibnu Rajab Al-Hanbali mendefinisikan bidah sebagai sesuatu yang baru yang tidak ada dasar syariatnya. Sedangkan Al-Syatibi mengatakan bahwa bidah adalah thariqah atau metode yang diciptakan menyerupai syariat dalam ajaran agama untuk dikerjakan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dari aspek kajian ushul fiqh, bidah diklasifikasikan menjadi dua bagian : 1. Bidah meliputi segala sesuatu yang diada-adakan dalam bidang ibadah saja.2. Bidah meliputi segala urusan yang sengaja diada-adakan dalam agama, baik yang berkaitan dengan urusan ibadah maupun urusan adat.Para ulama mengklasifikasikan bidah menurut bahasa menjadi dua bagian : bidah hasanah dan bidah sayyiah.

3

Bidah hasanah diklasifikasikan lagi menjadi :1. Bidah wajib adalah segala perbuatan yang masuk dalam kategori kaidah-kaidah wajib dan masuk dalam kategori dalil agama.2. Bidah mandubah adalah segala perbuatan yang masuk dalam kategori nadb.3. Bidah muharam adalah segala perbuatan yang termasuk kedalam kategori perbuatan yang diperbolehkan.Bidah sayyiah diklasifikasikan menjadi :1. Bidah makruhah adalah segala perbuatan yang termasuk ke dalam kategori yang dibenci.2. Bidah muharram adalah segala perbuatan yang masuk dalam kategori yang diharamkan.Sementara para ulama yang memandang bidah dari aspek syariat membagi bidah kedalam dua jenis yakni bidah adiyah dan bidah taabudiyah.Bidah al-adiyah adalah adat kebiasaan duniawi yang telah diserahkan oleh rosulullah kepada umatnya untuk dilaksanakan atau ditinggalkan. Sebagaimana dalam sabdanya : kamu lebih tahu dengan urusan duniamu (H.R Muslim). Jadi kelompok ini memandang bahwa pengertian bidah wajibah dan bidah mandubah, sebagaimana dikemukakan oleh para ulama dalam aspek kebahasaan dianggap sebagai al-maslahah al-mursalah. Menurut Al-syatibi bidah dapat dikategorikan atas dua macam:1. Bidah haqiqiyah (bidah hakiki) adalah segala sesuatu yang tidak ada dasar dan rujukanya dalam syariat baik dalam al- quran , sunah, ijmak, maupun dalil-dalil lain yang bisa digunakan sebagai pedoman ulama dalam menetapkan hukum.2. Bidah idafiyah (bidah karena hal lain) adalah sesuatu yang dianggak bidah berdasarkan salah satu sisinya.

4Menurut Izzat Ali Id Atiyah bidah diklasifikasikan menjadi tiga:1. Bidah Itiqadiyah (bidah dalam keyakinan) adalah bidah karena menganut suatu keyakinan yang tidak sesuai dengan keyakinan yang dibawa oleh rosulullah.2. Bidah qouliyah (bidah ucapan) yaitu suatu bidah yang mengubah ucapan nabi Muhammad SAW.3. Bidah amaliyah (bidah dalam perbuatan) yaitu bidah karena menentang perbuatan rosulullah SAW dalam hadis-hadisnya.

5 BAB IIIKESIMPULAN

Secara etimologis berarti jalan atau tata cara yang telah mentradisi. Dalam Al-Quran sunah digunakan untuk beberapa konteks yang secara garis besar digolongkan kedalam dua hal yaitu:b. Sunnah al-awwalin adalah sunah yang menimpa orang-orang terdahulua. Sunnatullah yang mengandung arti ketentuan Allah SWT ( cara atau aturan yang berlaku bagi makhluknya)Ussuliyin mendefinisikan sunnah sebagai berikut: Sesuatu yang disandarkan kepada nabiSWT selain al-quran berupa perbuatan, perkatan, atau ketetapan yang menghasilkan dalil-dalil bagi hukum syariat.Ulama fiqh mendefinisikan sunah sebagai sesuatu yang ditetapkan Nabi Muhammad SAW, yang tidak termasuk kategori wajib atau tidak wajib.Menurut para ulama bidah adalah segala sesuatu yang di ada-adakan dalam ajaran agama tanpa ada landasan syariatnya. Bidah menurut bahasa diklasifikasikan menurut bahasa menjadi dua, yakni bidah hasanah (inovasi yang baik) dan bidah sayyiah (inovasi yang jelek).

6DAFTAR PUSTAKAISLAM Ahlusunnah Waljamaah di Indonesia, Aceng Abdul Azis, Pustaka Maarif NU, Jakarta 2007.

7