Makalah Aspirin (Autosaved)

20
FARMAKOLOGI ASPIRIN DAN PENGARUH STRUKTUR TERHADAP KERAKTIFAN ASPIRIN Disusun oleh: Tasqia Tunnisa : 4311413008 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Farmasi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG i

description

yes

Transcript of Makalah Aspirin (Autosaved)

Page 1: Makalah Aspirin (Autosaved)

FARMAKOLOGI ASPIRIN DAN PENGARUH STRUKTUR TERHADAP KERAKTIFAN ASPIRIN

Disusun oleh:

Tasqia Tunnisa : 4311413008

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kimia Farmasi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

i

Page 2: Makalah Aspirin (Autosaved)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat

dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Farmakologi

Aspirin dan Pengaruh Struktur terhadap Kereaktifan Obat “ ini dengan tepat

waktu. Penulisan makalah tentang aspirin ini betujuan tidak lain adalah untuk

memenuhi tugas kimia farmasi tentang antiinflamsi. Selain itu, makalah ini juga

dibuat untuk meningkatkan rasa ingin tahu pembaca dan masyarakat mengenai

efek farmakologi aspirin dan pengaruh struktur terhadap kereaktifan obat.

Makalah ini akan membahas struktur aspirin, mrkanisme kerja aspirin, efek

farmakologi aspirin, serta manfaat dan dampak penggunaan aspirin.

Dalam penyusunan makalah ini penulis masih memiliki banyak

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, akan tetapi penulis juga banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Allah SWT atas rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini;

2. Bapak Willy selaku dosen mata kuliah kimia farmasi yang telah memberikan

bantuan dalam penyusunan makalah ini;

3. Seluruh pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung.

Demikian prakata yang dapat penulis sampaikan. Penuis menyadari bahwa

makala ini masih belum sederhana. Oleh karena itu, penulis meminta maaf apabila

ada yang salah dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri dan rekan-rekan yang membaca makalah ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena makalah kami

belumlah sempurna. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Semarang, 30 September 2015

Tasqia Tunnisa

ii

Page 3: Makalah Aspirin (Autosaved)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan masalah............................................................................ 2

1.3. Tujuan ............................................................................................. 2

1.4.Manfaat Penulisan............................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3

2.1. Sejarah Aspirin................................................................................. 3

2.2. Aspirin.............................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 5

3.1 Mekanisme Kerja Aspirin ................................................................ 5

3.2. Pembuatan Aspirin........................................................................... 6

3.3. Efek Samping Aspirin....................................................................... 6

3.4Pengaruh Struktur Aktivitas............................................................... 7

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 9

4.1. Kesimpulan....................................................................................... 9

4.2. Saran................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii

Page 4: Makalah Aspirin (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri obat-obatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

Obat-obat yang diproduksi disintesis secara besar-besaran guna memenuhi

kebutuhan manusia. Umumnya indsutri farmakologi memproduksi obat untuk

demam, flu, dan menghilangkan rasa nyeri.

Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami penurunan fungsi dan

kemunduran fisik tubuh, tak terkecuali pada bagian tulang dan persendian. Tubuh

makin rentan terhadap keluhan nyeri pada persendian dan tulang. Penyakit ini

tidak dapat dihindari dan dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi gejalanya

(Puspitasari, 2008). Akibat dari gejala ini, masyarakat umumnya mengonsumsi

obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri atau inflamasi.

Aspirin merupakan salah satu senyawa anti-inflamasi yang paling banyak

disarankan oleh dokter. Aspirin juga merupakan salah satu obat yang paling sering

digunakan di dunia. Diperkirakan penggunaan aspirin di Amerika mencapai 30

milyar tablet aspirin (40 ton per hari). Karena aspirin dijual secara bebas dan

tersebar luas di masyarakat untuk pengobatan sendiri, maka kemungkinan untuk

terjadi keracunan aspirin akan lebih besar. Salisilat banyak digunakan sebagai

analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi (Wimana, 1995; Takeuchi, et al., 1998).

Mekanisme kerja aspirin adalah menghambat sintesis Prostaglan-din dengan menghambat

kerja enzim siklooksigenase pada pusat termoregulator di hipothalamus dan perifer

(Darsono, 2002).

Dari uraian tersebut maka perlu dikaji tentang efek farmakologi aspirin.

Pengkajian tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen

agar tidak salah dalam menggunakan obat, tahu akan efek samping dan keguanaan

obat tersebut khususnya aspirin. Pengetahuan tentang efek farmakologi aspirin

akan menguragi resiko timbulnya efek samping yang tidak diinginkan. Selain itu

perlu pengkajin lebih lanjut mengenai pengaruh struktur terhadap aktivitas aspirin

dibandingkan obat turunan salisilat lain seperti salisilamida. Pengetahuan tersebut

akan mengantarkan pada pemilihan obat yang efektif dan sesuai dengan kondisi

1

Page 5: Makalah Aspirin (Autosaved)

tubuh. Terutama resiko yang tidak diinginkan akibat dari penggunan obat

antiinflamasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana efek farmakologi asam asetil salisilat (aspirin) bagi tubuh?

2. Bagaiman pengaruh struktur gugus fungsi asam asetil salisilat terhadap

keraktifannya dibandingkan dengan salisilamid?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui efek farmakologi asam asetil salisilat terhadap tubuh.

2. Mengatahui pengaruh struktur gugus fungsi aspirin terhadap

keraktifannya.

1.4 Manfaat

1. Menjadikan referensi berkaitan dengan aspirin.

2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang farmakologi aspirin.

2

Page 6: Makalah Aspirin (Autosaved)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Aspirin

Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat ini telah ada

sejak awal mula peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa

tersebut telah menggunakan suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk

menekan rasa sakit. Pada era yang sama, bangsa Sumeria juga telah menggunakan

senyawa yang serupa untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Hal ini tercatat

dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Barulah pada tahun 400

SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat yang kemudian

segera tersebar luas.

Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang

pertama yang mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun 1763,

ia telah berhasil melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan

menggunakan senyawa tersebut. Pada tahun 1826, peneliti berkebangsaan Italia,

Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji coba terhadap penggunaan suatu senyawa

dari daun willow sebagai agen medis. Dua tahun berselang, pada tahun 1828,

seorang ahli farmasi Jerman, Buchner, berhasil mengisolasi senyawa tersebut dan

diberi nama salicin yang berasal dari bahasa latin willow, yaitu salix. Senyawa ini

memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam. Penelitian

mengenai senyawa ini berlanjut hingga pada tahun1830 ketika seorang

ilmuwan Perancis bernama Leroux berhasil mengkristalkan salicin. Penelitian ini

kemudian dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman bernama Merck pada tahun 1833.

Sebagai hasil penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal senyawa salicin

dalam kondisi yang sangat murni. Senyawa asam salisilat sendiri baru ditemukan

pada tahun 1839 oleh Raffaele Piria dengan rumus empiris C7H6O3.

2.2 Aspirin

Obat anti radang bukan steroid atau yang lazim dinamakan non streroidal

anti inflammatory drugs (NSAIDs) atau anti inflamasi non steroid (OAINS) adalah

golongan obat yang bekerja terutama di perifer yang berfungsi sebagai analgesic

(pereda nyeri), antipirektik (penurun panas) dan antiinflamasi (anti radang). Obat

asam asetil salisilat (aspirin) ini mulai digunakan pertama kalinya untuk

3

Page 7: Makalah Aspirin (Autosaved)

pengobatan simptomatis penyakit-penyakit rematik pada tahun 1899 sebagai obat

anti radang bukan steroid sintetik dengan kerja antiradang yang kuat (Dannhardt

dan Laufer, 2000). Obat anti radang bukan steroid diindikasikan pada penyakit-

penyakit rematik yang disertai radang seperti rheumatoid dan osteoartritis untuk

menekan reaksi peradangan dan meringankan nyeri (Dannhardt dan Laufer, 2000;

Crofford, 2000). Dibandingkan dengan obat antiradang bukan steroid yang lain,

penggunaan asam asetil salisilat jauh lebih banyak, bahkan termasuk produk

farmasi yang paling banyak digunakan dalam pengobatan dengan kebutuhan dunia

mencapai 36.000 ton per tahun.

Obat antiradang nonsteroid (OAINS) menurut Insel, (1991) dan Reynolds,

(1982) dalam Aznan (2004) dibagi dalarn 8 golongan yaitu turunan asam salisilat

(asam asetil salisilat dan diflunisal), turunan pirazolon (fenilbutazon,

oksifenbutazon, antipirin dan arninopirin), turunan paraaminofenol (fenasetin),

Indometasin (indometasin dan sulindak), turunan asam propionat (ibuprofen,

naproksen, fenoprofen, ketoprofen dan flurbiprofen), turunan asam antranilat

(asam flufenamat dan asam mafenamat), obat antiradang yang tidak mempunyai

penggolongan tertentu (tolmetin, piroksikam, diklofenak, etodolak, nebumeton,

senyawa emas) dan obat pirro (gout), kolkisin, alopurinol. Asam asetil salisilat

(ASA) yang lebih dikenal sebagai asetosal adalah analgetik, antipiretik dan

antiinflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas.

Gambar.1 Struktur Aspirin/ Asam Asetilsalisilat (Kuffman, 2000)

4

Page 8: Makalah Aspirin (Autosaved)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme Kerja Aspirin

Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan daya absorbsi

70% dalam bentuk utuh dalam lambung, tetapi sebagian besar absorbsi terjadi

dalam usus halus bagian atas. Sebagian Aspirin dihidrolisa, kemudian

didistribusikan ke seluruh tubuh. Salisilat segera menyebar ke seluruh tubuh dan

cairan transeluler setelah diabsorbsi. Kecepatan absorbsi tergantung dari

kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, pH permukaan mukosa dan waktu

pengosongan lambung. Salisilat dapat ditemukan dalam cairan sinovial, cairan

spinal, liur dan air susu. Kadar tertingggi dicapai kira-kira 2 jam setelah

pemberian (Wimana, 1995). Sediaan OAINS memiliki aktivitas penghambat

radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesis prostaglandin dari asam

arakhidonat melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase (Nadi, 1992).

Berbeda dengan OAINS lainnya, Aspirin merupakan inhibitor irreversibel

siklooksigenase (COX) (Kartasasmita, 2002).

Kerusakan yang terjadi pada sel dan jaringan karena adanya noksi akan

membebaskan berbagai mediator substansi radang. Asam arakhidonat mulanya

merupakan komponen normal yang disimpan pada sel dalam bentuk fosfolipid

dan dibebaskan dari sel penyimpan lipid oleh asil hidrosilase sebagai respon

adanya noksi . Asam arakidonat kemudian mengalami metabolisme menjadi dua

alur. Alur siklooksigenase yang membebaskan prostaglandin, prostasiklin,

tromboksan. Alur lipoksigenase yang membebaskan leukotrien dan berbagai

substansi seperti HPETE (Hydroperoxieicosatetraenoic) (Mansjoer, 2003).

Prostaglandin yang dihasilkan melalui jalur siklooksigenase berperan dalam

proses timbulnya nyeri, demam dan reaksi-reaksi peradangan. Selain itu,

prostaglandin juga berperanan penting pada proses-proses fisiologis normal dan

pemeliharaan fungsi regulasi berbagai organ. Pada selaput lendir saluran

pencernaan, prostaglandin berefek protektif dengan meningkatkan resistensi

selaput lendir terhadap iritasi mekanis, osmotis, termis atau kimiawi. Karena

prostaglandin berperan dalam proses timbulnya nyeri, demam, dan reaksi

5

Page 9: Makalah Aspirin (Autosaved)

peradangan, maka aspirin melalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase

mampu menekan gejala-gejala tersebut.

Enzim ada dalam dua bentuk (isoform), yaitu siklooksigenase-1 (COX-1)

dan siklooksigenase-2 (COX-2). COX-1 merupakan enzim konstitutif yang

mengkatalisis pembentukan prostonoid regulatoris pada berbagai jaringan,

terutama pada selaput lendir saluran pencernaan, ginjal, platelet dan epitel

pembuluh darah. COX-2 tidak konstitutif tetapi dapat diinduksi, seperti bila ada

stimulasi radang mitogenesis atau onkogenesis terbentuk prostonoid yang

merupakan mediator radang (Mok dan Kwan, 2002; Tarnawski dan Caves, 2004).

3.2 Pembuatan Aspirin

Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin

yaitu asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga

direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat anhidrad sulit untuk

ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glacial

karena asam asetat glacial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu

asam asetat anhidrad juga terbuat dari dua asan asetat galsial sehingga pada

pereaksian volumenya semua digandakan. Pada proses pembuatan reaksi

esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi. Tetapi

pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukan lah pemanasan

untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air

untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan.

Endapan inilah yang merupakan aspirin.

3.3 Efek Samping Asam Aspirin

Asam asetilsalisilat atau yang biasa dikenal dengan asetosal merupakan

salah satu contoh turunannya. Asam asetilsalisilat adalah salah satu obat yang

6

Page 10: Makalah Aspirin (Autosaved)

paling sering digunakan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang yang

sebabnya beragam, tetapi tidak efektif untuk nyeri organ dalam (visceral pain),

seperti infarktus miokardium atau kolik batu ginjal atau empedu (Lelo, 2004)

Asam asetilsalisilat memiliki efek samping berupa iritasi mukosa lambung

dengan resiko tukak lambung dan perdarahan (Tan dan Rahardja, 2007). Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tablet yang tidak larut, penyerapan

non-ionisasi oleh lambung dan hambatan produksi prostaglandin yang protektif

(Danile and Munster, 2002). Asam asetilsalisilat jika digunakan pada dosis besar

dapat mengiritasi mukosa lambung karena hilangnya efek perlindungan dari

prostasiklin (PgI) terhadap mukosa lambung, yang sintesanya turut dihalangi

akibat blockade siklooksigenase (Tan dan Rahardja, 2007). Selain itu juga asam

asetilsalisilat dapat menimbulkan efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan

telinga berdengung pada dosis yang lebih tinggi. Efek yang lebih serius yang

dapat ditimbulkan akibat penggunaan asam asetilsalisilat adalah kejang-kejang

bronchi hebat yang pada pasien asma dapat menimbulkan serangan, walaupun

dalam dosis rendah. Pada anak-anak yang terserang cacar air atau flu dapat

berisiko terkena Sindroma Rye yang berbahaya bila diberikan asam asetilsalisilat

(Aznam, 2011).

3.4 Pengaruh Struktur Aktivitas

Asam asetil salisilat atau biasa disebut aspirin memiliki gugus aktif yaitu

karboksil dan hidroksil sehingga bersifat lebih asam daripada salisilamid. Aspirin

merupakan turunan asam salisilat yang paling reaktif daripada turunan-turunan

yang lain seperti salisilamid. Salisilamida adalah turunan dari asam salisilat yang

sering dikombinasikan dengan parasetamol dan kofeina. Salisilamida merupakan

zat analgetik. Cara kerja salisilamida kurang kuat apabila dibandingkan

dengan asetosal tetapi banyak digunakan karena sifatnya yang tidak terlalu

asam. Karena tidak terlalu asam, obat tersebut tidak menimbulkan radang dan

pendarahan padalambung. Obat ini sering digunakan untuk menurunkan anas,

mengurangi rasa sakit, dan banyak digunakan oleh masyarakat. Obat ini termasuk

dalam golongan obat yang dapat diperjual belikan secara bebas tanpa perlu resep

dari dokter.

7

Page 11: Makalah Aspirin (Autosaved)

 Dosis penggunaan obat ini untuk dewasa adalah diminum 3 kali dalam sehari,

sekali minum 500mg. Salisilamida tergolong obat analgetik nonnarkotika. Selain

fungsi yang telah dijelaskan di atas, salisilamida juga berfungsi

sebagai antipiretik. Rumus kimia dari zat ini adalah C7H7NO2. Seseorang yang

alergi terhadap zat salisilamid sebaiknya tidak mengkonsumsi

salisilamida. Rumus kimia dari zat ini adalah C7H7NO2.  Seseorang yang

memiliki masalah pendarahan, seperti hemofilia, penyakit von Willebrand, atau

trombosit darah rendah sebaiknya tidak mengkonsumsi obat ini. Begitu juga

dengan penderita ruam parah, gatal, sesak napas dan pusing.

8

Page 12: Makalah Aspirin (Autosaved)

BAB IV

PENUTUP

2.1 Simpulan

1. Aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang dikenal

sebagai prostaglandins.Siklooksigenase, sejenis enzim yang terlibat dalam

pembentukan prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak berbalik apabila

aspirin mengasetil enzim tersebut.

2. Gugus karboksi dan hidroksil pada aspirin menyebabkan aspirin bersifat lebih

reaktif dan kinerjanya bersifat lebih kuat daripada turunan asam salisilat lain

seperti amida.

2.2 Saran

Penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan dari segi isi,

data maupun analisisnya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan sebagai bahan pertimbangan dan

perbaikan dalam penulisan makalah ini.

9

Page 13: Makalah Aspirin (Autosaved)

Daftar Pustaka

Anonim, 2007. Sintesis Asetilsalisilat (aspirin) dari Asam Salisilat dan Asetat

Anhidrida.

Aznam, Nurfiana. 2011. Diktat Kuliah Kimia Farmasi. Yogyakarta: Jurusan

Kimia Universitas Negeri Yogyakarta.

Lelo, Aznan. 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-Steroid Yang Rasional Pada

Penanggulangan Nyeri Rematik. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

Puspitasari, Hesti, dkk, 2003. Aktivitas Ekstrak Umbi Teki (Cyperus rotundus L.)

pada Mencit Putih Jantan. Surakarta: Jurusan Biologi Universitas

Sebelas Maret.

Whelton, A. COX-2 specific inhibitors and the kidney – effect on hypertension and edema. Cardiovascular and renal effects of COX-2 specific

inhibitorsemerging Pathophysiologically and clinical perspectives. Satellite Symposium at Congress of the European Society of Hypertension, Milan, Italy, June 1419, 2001

10