Makalah Asmaul Husnah

21
BAB I PENDAHULUAN Allah memerintahkan agar berdoa dengan nama-nama Allah dalam Asma’ul Husna. Setiap suatu kepentingan dianjurkannya dengan menyebutkan nama Tuhan yang ada hubungannya dengan kepentingan itu. Berdoa dan berharap adalah salah satu upaya manusia untuk mencapai sukses terhadap cita- cita atau kehendak dan sekaligus adalah hak manusia yang diberikan oleh Allah Swt. Betapa beruntungnya umat islam yang telah mendapatkan ajaran tentang berdoa, cara dan tertib doa., sikap kejiwaan dalam berdoa, dan lain- lain. Bagi seorang Mukmin/Muslim, berhasil doanya atau tidak, adalah tetap bernilai ibadah yang pasti mendapatkan pahala dari sisi Allah Swt. Jadi jelasnya bahwa berdoa dengan nama Tuhan yang ada pada Asma’ul Husna adalah salah satu kunci keberhasilan dari doa yang di sampaikan kepada Allah swt. Selain dari Asma’ul Husna, ada pula yang dinamaka “ISMUL ‘AZHOM” (Nama Allah yang teragung), yang oleh Rasulullah dijelaskan, siapa saja yang berdoa dengan itu, doanya diperkenankan oleh Allah swt. Ada beberapa pendapat Ulama tentang Ismul ‘Azhom dimaksud: a. Ismaul ‘Azhom adalah suatu nama yang diberikan Allah kepada seseorang diantaranya kepada orang lain. Hal itu adalah suatu rahasia yang tersembunyi antara lain. Hal 1

Transcript of Makalah Asmaul Husnah

Page 1: Makalah Asmaul Husnah

BAB I

PENDAHULUAN

Allah memerintahkan agar berdoa dengan nama-nama Allah dalam Asma’ul

Husna. Setiap suatu kepentingan dianjurkannya dengan menyebutkan nama Tuhan yang

ada hubungannya dengan kepentingan itu.

Berdoa dan berharap adalah salah satu upaya manusia untuk mencapai sukses

terhadap cita- cita atau kehendak dan sekaligus adalah hak manusia yang diberikan oleh

Allah Swt. Betapa beruntungnya umat islam yang telah mendapatkan ajaran tentang

berdoa, cara dan tertib doa., sikap kejiwaan dalam berdoa, dan lain- lain. Bagi seorang

Mukmin/Muslim, berhasil doanya atau tidak, adalah tetap bernilai ibadah yang pasti

mendapatkan pahala dari sisi Allah Swt. Jadi jelasnya bahwa berdoa dengan nama Tuhan

yang ada pada Asma’ul Husna adalah salah satu kunci keberhasilan dari doa yang di

sampaikan kepada Allah swt.

Selain dari Asma’ul Husna, ada pula yang dinamaka “ISMUL ‘AZHOM” (Nama

Allah yang teragung), yang oleh Rasulullah dijelaskan, siapa saja yang berdoa dengan

itu, doanya diperkenankan oleh Allah swt. Ada beberapa pendapat Ulama tentang Ismul

‘Azhom dimaksud:

a. Ismaul ‘Azhom adalah suatu nama yang diberikan Allah kepada seseorang

diantaranya kepada orang lain. Hal itu adalah suatu rahasia yang tersembunyi antara

lain. Hal itu adalah suatu rahasia yang tersembunyi antara seorang hamba dengan

Allah swt.

b. Ismul ‘Azhom itu bukan hanya satu, tetapi untuk setiap orang yang telah

diberikannyaNya adalah berbeda-beda, dan untuk setiap orang yang mendapat itu

adalah dengan pribadinya sendiri.

c. Ismul ‘Azhom tidak berupa suatu nama yang bisa diucapkan dengan lisan atau

tulisan, tetapi adalah hakikat dari suatu nama Allah, yang ada pada hamba tanpa

disadarinya. (misalnya seseorang yang memiliki sifat/watak KASIH/SAYANG dan

berwujud dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari, lalu pada suatu saat dia

memohon kepada Allah dengan menyebutkan “Ya Allah/Ya Rahman/Ya Rahim…

kemudian doanya pun diperkenankan oleh Allah swt.

1

Page 2: Makalah Asmaul Husnah

BAB II

PEMBAHASAN

Artinya :

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjakan”. (QS. Al-‘Araf: 180).

Kata (األسماء) al-asma adalah bentuk jamak dari kata (اإلسم) al-ism yang biasa

diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata (السمو) as-sumuw yang berarti

ketinggian, atau (السمة) as-simah yang berarti tanda. Memang nama merupakan tanda

bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi.

Apakah nama sama dengan yang dinamai atau tidak, di sini diuraikan perbedaan

pendapat ulama yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita energy itu. Namun yang

jelas bahwa Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri dengan al-asma dan bahwa al-

asma itu bersifat husna.

Kata (الحسن) al-husna adalah bentuk muannast/feminim dari kata (احسن)

ahsan yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk

superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk

superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja, tetapi juga yang

terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau baik hanya

untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuk-Nya. Sifat Pengasih – misalnya – adalah

baik. Ia dapat disandang oleh makhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama

yang terbaik) hanya milik Allah, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih

makhluk, baik dalam kapasitas kasih maupun substansinya. Di sisi lain sifat pemberani,

merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia, namun sifat ini tidak wajar disandang

Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalam substansinya dengan jasmani dan

mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini berbda dengan sifat kasih,

pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain adalah anak cucu. Kesempurnaan manusia

2

Page 3: Makalah Asmaul Husnah

adalah jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat kesempurnaan manusia ini, tidak mungkin

pula disandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan dengan

yang lain, di samping menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.

Nah, demikianlah kata (الحسني) al-husna menunjukkan bahwa nama-nama-Nya

adalah nama-nama yang amat sempurna, tidak sedikit pun tercemar oleh kekurangan.

Didahulukannya kata (لله) lillah pada firman-Nya ( الحسني األسماء wa (ولله

lillah al-asma al-husna menunjukkan bahwa nama-nama indah itu hanya milik Allah

semata. Kalau Anda berkata Allah Rahim, maka rahmat-Nya pasti berbeda dengan

rahmat si A yang juga boleh jadi Anda sedangkan padanya.

Menyebut sifat-sifat yang sesuai, bukan saja dapat mengundang pengabulan doa,

etapi juga akan melahirkan ketenangan dan optimism dalam jiwa si pemohon, kaerna

permohonan itu larih dari keyakinan bahwa ia bermohon kepada Tuhan yang memiliki

apa yang dimohonkannya itu.

Di dalam berdoa dengan nama-nama tersebaut seseorang hendaknya menyadari

dua hal pokok, pertama kebesaran dan keagungan Allah dan kedua kelemahan diri dan

kebutuhan kepada-Nya. Disinilah letak keberhasilan doa.

Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah al-asma al-

husna isebanyak Sembilan puluh Sembilan. Salah satu riwayat tersebut berbunyi:

“Sesungguhnya Allah memiliki Sembilan puluh Sembilan nama seratus kurang satu –

siapa yang ahshaba (mengetahui/menghitung.memeliharanya) maka dia masuk ke surga.

Allah ganjil (esa) senang pada yang ganjil” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmdizi, Ibnu

Majah, Ahmad dan lain-lain).

Bermacam-macam penafsiran ulama tentang kata (احصاها) ahshaba, antara lain

“memahami maknanya, dan mempercayainya”, atau mampu melaksanakan kandungan-

Nya, ada juga yang mempercayai kandungan makna-maknanya, ada lagi yang menghafal,

memahami maknanya dan mengamalkannya kandungannya. Itu semua dapat dikandung

oleh kata tersebut, dan mereka semua insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat

Ilahi sesuai niat dan usahanya.

Memang, jika merujuk kepada al-Quran dan Sunnah ditemukan sekian banyak

kata/nama yang dapat dinilai sebagai asma al-husna, wlau tidak disebut dalam riwayat

hadis di atas, misalnya: (المولي) al-Mauwla, (الناصر) an-Nashr, (الغالب) al-Ghalib, (

3

Page 4: Makalah Asmaul Husnah

(الرب ar-Rab, (النصير) an-Nashr, ( العقاب (شديد Syadidul ‘Iqab, ( التوب (قابل

Qabilut taub, ( الذنب ) ,Gafirudz dzanb (غافر في النهار ومولج النهار في اليل مولج

) ,Muliju al-laili fi an-nahar wa muliju annahara fi al-lail (اليل الميت من الحي مخرج

الحي من الميت Mukhriju al-Hayya min al-Mayyiti wa mukhriju al-mayyita (ومخرج

min al-hayy, dan sebagainya.

Dari hadis ditemukanjuga nama-nama antara lain: (السيد) As-Sayyid, (الديان)

Ad-Dayyan, (الحنان) Al-Hannan, (المنان) Al-Mannan, dan masih banyak yang lain.

Jika demikian, jelaskan bahwa nama-nama Allah yang indah itu tidak hanya Sembilan

puluh Sembilan nama.

Di sisi lain perlu juga ditambahkan bahwa Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya

mengklasifikasikan nam-nama Allah dalam beberapa kategori, antara lain:

Pertama:

1. Nama yang boleh juga disandang oleh makhluk (tetapi tentunya dengan kapasitas dan

substansi yang berbeda) seperti ( خالق كبير لطيف، عزيز، حريم، ,Karim (كريم

Rahim, Aziz, Lathif, Kabir, Khaliq.

2. Nama yang tidak boleh disandang oleh makhluk, yakni “Allah” dan “Ar-Rahman.”

Bagian pertamapun bila disertai dengan b entuk superlative, atau kalimat tertentu,

maka ia tidak boleh disandang kecual oleh Allah, seperti ( الراحمين Arhamr (ارحم

Rahimin (Yang Maha Pengasih di antara para pengasih), ( االكرمين Khaliqus (اكرم

samawati wal ardh (penicpta langit dan bumi).

Kedua:

1. Nama-nama yang boleh disebut secara berdiri sendiri seperti Allah, ar-Rahman, ar-

Rahim, Karim dan sebagainya.

2. Nama-nama yang tidak boleh disebut kecuali berangaki. Tidak boleh menyebut (

Dhar (yang menimpakan mudharat) (ضار) Mumit (yang mematikan) atau (مميت

secara berdiri sendiri, tetapi hars berangaki dengan (محي) Muhyi, sehinga diucapkan

( مميت و ) Muhui wa Mumit (yang menghidupkan dan yang mematikan) dan (محي

يانافع (ياضر Ya Dhar Ya Nafi (Wahai yang menimpakan mudharat dan

menganugrahkan manfaat).

4

Page 5: Makalah Asmaul Husnah

Kembali ke penafsiran ayat di atas

Kata (ياحدون) yulhidun/menyimpang terambil dari kata (لحدي) lahada yang

mengadung makan menyimpang dari arah tengah ke samping. Kuburan dinamai lianh

lahad kaerna tanah setelah di gali ke bawah, digali lagi kesamping dan jenazah diletakkan

di bagian samping itu. Penguburan di liang lahad bukan seperti penguburan jenazah

dibanyak wilayah Asia Tenggara, yang sekedar menggali lubang beberapa meter ke

bawah lalu meletakkan jenazah di bagina terakhir tanah yang telah digali ke bawah tanpa

ke samping itu.

Makna asal kata tersebut berkembang sehingga berarti batil, atau menyimpang

dari kebenaran. Ini karena sesuatu yang ditengah biasanya memberi kesan benar, haq dan

baik, maka yang menyimpang dari arah tengah dinilai buruk dan batil. Darisini kata (

.ilhad diartikan keburukan dan kekufuran (الحاد

Melakukan penyimpangan dalam nama-nama-Nya berarti memanggil atau

menamai-Nya dengan nama yang tidak wajar, atau menolak nama-nama-Nya yang indah

seperti menolak nama ar-Rahman (baca QS. Al-Furqan [25]: 60) atau menyebut nama-

Nya dalam konteks kekufuran dan kedurhakaan.

Berikut beberapa contoh uraian tentang asma’ul husnah :

1. Al-Basith

Yaitu Dzat yang meluaskan rezeki dengan cara yang dikehendaki-Nya kepada

orang yang dikehendaki-Nya.

Artinya : Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila". (Asy-Syu’raa : 27)

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Al-Basith ialah Dzat yang memberi

rezeki kepada orang-orang lemah dan meluaskan rezeki kepada orang-orang kaya

sehingga tidak tersisa kemelaratan, dan menahannya dari orang-orang miskin

sehinggga tidak tersisa kemampuan.

Berakhlak dengan kedua ism ini adalah dengan menahan diri dari semua selain dari

Dia, dan melapangkan diri dalam setiap sesuatu yang diridhai-Nya. Tidak

menyusahkan orang lain dan tidak terlalu menaruh kepercayaan kepada mereka.

5

Page 6: Makalah Asmaul Husnah

Khasiatnya

Barangsiapa yang berzikir dengannya seusai mengerjakan shalat Dhuha sebanyak

sepuluh kali, sambil mengangkat kedua tangannya ke langit dan kemudian

menyapukannya ke mukanya, niscaya Allah akan membukakan baginya salah satu

pintu kekayaan.

2. Al-Waris

Yaitu Dzat yang kekal sesudah segala yang maujud musnah. Dalam arti lain,

Dialah yang mewarisi segala sesuatu sesudah semua penghuninya musnah. Atau,

Dialah yang kembali kepada-Nya semua milik dan kerajaan ketika sudah tidak ada

lagi tuntutan kerajaan bagi siapa pun.

Firman Allah:

Artinya : “Sesungguhnya Kami mewarisi bumi [904] dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada kamilah mereka dikembalikan. (QS Maryam: 40)

[904] Mewarisi bumi Maksudnya: setelah alam semesta ini hancur semuanya, Maka Allah-lah yang kekal.

Perhatikanlah, tatkala sangkakala ditiup dan semua makhluk sudah musnah, Allah

berfirman: Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Ketika tidak ada jawaban, Dia

sendiri menjawab: Milik Allah yang Mahaesa lagi Maha Mengalahkan!

Orang-orang yang memandang dengan mata hati senantiasa menyaksikan makna ayat

ini dan mendengarkannya. Mereka yakin bahwa kerajaan itu hanya milik Allah

sendiri, pada setiap hari, setiap saat, dan setiap detik, karena itulah Dia azali dan

abadi. Hal ini dapat dicapai oleh mereka yang memahami hakikat tauhid, dan

mengetahui bahwa yang tunggal perbuatannya di langit dan di bumi hanya satu.

Berakhlak dengan ism ini mengharuskan Anda menjadi warits dari apa yang telah

dilakukan oleh orang-orang saleh, sebab ulama itu adalah pewaris para nabi.

Khasiatnya

Ism ini berkhasiat untuk menghilangkan kebingungan bagi orang yang berzikir

dengannya.

6

Page 7: Makalah Asmaul Husnah

3. An-Nafi’

Yaitu Dzat yang berasal dari-Nyalah segala kebaikan, kejahatan, kemanfaatan,

dan kemudaratan, dan itu semua dinisbatkan kepada Allah SWT; baik dengan

perantaraan malaikat, manusia, benda-benda mati, maupun tanpa perantara. Ber-

taqarrub dengan kedua ism ini menghendaki Anda tidak mengharapkan kemanfaatan

dari selain Allah SWT dan tidak minta tolong dari kesulitan kepada selain-Nya.

Artinya : “dan Apakah mereka tidak Mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu

memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi[1319], Maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah”. (QS. Al-Mu’min : 21)

[1319] Maksudnya: bangunan, alat perlengkapan, benteng-benteng dan istana-

istana.

Khasiatnya

Barangsiapa berzikir dengan ism An Nafi’ adalah, bahwa jika seseorang yang sedang

‘berkumpul’ dengan istrinya berzikir dalam hatinya dengan ism ini, niscaya istrinya

akan mencintainya dengan sepenuh hatinya, dan akan dikaruniai anak-anak yang

saleh.

4. Al-Mu’sit

Dia adalah Pencipta makanan jasmani dan ruhani, dan Dia pulalah yang

memberikan kepada semua yang maujud makanan yang mencukupi berupa makanan

fisik (sesuatu yang dapat dicapai dengan indera) dan maknawi (sesuatu yang tidak

dapat dicapai dengan indera). Makanan hewan bersifat materi yang sesuai dengannya,

dan makanan jiwa adalah ilmu pengetahuan; sedangkan makanan malaikat adalah

taat.

7

Page 8: Makalah Asmaul Husnah

Al Muqit artinya sama dengan Ar Razzaq, namun ia lebih khusus. Sebab, rezeki itu

bisa mencakup makanan atau lainnya, sedangkan Al-Muqit itu adalah yang

berrtanggung jawab atas sesuatu dengan kekuasaan dan ilmu.

Allah SWT berfirman :

Artinya : “Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik[325], niscaya ia akan

memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi syafa'at yang buruk[326], niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’: 85)

[325] Syafa'at yang baik Ialah: Setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang Muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan.

[326] Syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.

Yakni, Yang Mahakuasa secara mutlak. Jadi, maknanya kembali kepada kekuasaan

dan ilmu. Atas dasar itulah Al-Muqit merupakan ism dari sifat yang tidak

menunjukkan kekuasaan saja atau ilmu saja, tetapi ia menunjukkan terkumpulnya dua

arti tersebut.

Berakhlak dengan ism ini mengharuskan Anda tidak meminta semua keperluan Anda

selain kepada Allah SWT, sebab perbendaharaan rezeki itu berada di tangan-Nya.

Dalam salah satu hadis qudsi, Allah SWT berfirman yang artinya: “Wahai Musa,

mintalah kepada-Ku apa saja, sekalipun hanya tali sandalmu atau garam dapurmu!”

Khasiatnya

Barangsiapa menuliskan ism ini atau membacakannya ke atas tanah, lalu tanah itu

dibasahinya dan kemudian diciumnya, niscaya Allah akan menguatkannya dalam

menahan lapar.

5. Al-Hafizh

Al Hafizh ialah Dzat yang memelihara segala sesuatu dari kemusnahan dan

kerusakan, dan memelihara amal perbuatan hamba-hamba-Nya sampai akhirnya

diberinya ganjaran dengan karunia dan anugerah-Nya. Dalam arti lain, Al-Hafizh itu

ialah Dzat yang memelihara makhluk dari semua bencana di dunia dan di akhirat.

8

Page 9: Makalah Asmaul Husnah

Artinya : “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup

kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (QS. Al-Baqarah : 255)

[161] Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.

Keberuntungan seorang hamba dari ism ini mensyaratkan agar ia memelihara anggota

tubuh dan hatinya serta memelihara agamanya dari pengaruh marah, cengkeraman

syahwat, serta tipuan nafsu dan tipu daya setan.

Khasiatnya

Barangsiapa berzikir dengannya atau menuliskannya dan membawanya di tempat

yang menakutkan, maka ia akan selamat, sekalipun ia tidur di tempat binatang buas.

6. Al-Waliy

Al Waliy maknanya Dzat yang menyelesaikan semua urusan makhluk.

Berakhlak dengan ism Al-Waliy mengharuskan Anda menjadi wali dan hakim

terhadap diri Anda. Maka Anda jangan mengeluarkan dengannya dari apa-apa yang ia

sukai.

Artinya : “dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka

(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah : 186)

9

Page 10: Makalah Asmaul Husnah

Khasiatnya

Khasiat ism Al Waliy adalah untuk mencegah bencana, seperti petir dan lain-lain.

7. Al-Wadud

Al Wadud berasal dari al-wudd, yaitu al-hubb, artinya “Cinta,” maksudnya

adalah cinta kepada kaum mukminin atau dicintai oleh mereka.

Begitu pula seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw. kepada Imam ‘Ali r.a.:

Jika engkau hendak mendahului orang-orang muqarrabin itu, maka hubungilah orang

yang memutuskan hubungan denganmu, berilah kepada orang yang tidak memberi

kepadamu, dan maafkanlah orang yang telah menganiayamu!

Artinya : “dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih”. (QS. Huud : 90)

Khasiatnya

Barangsiapa berzikir dengan ism ini seribu kali, niscaya Allah akan mencintainya.

Karena itulah para guru tarekat sering menganjurkan murid-muridnya agar berzikir

dengan ism ini.

8. Ar-Rafii’

Ar-Rafi’ itu ialah Dzat yang meninggikan wali-wali-Nya dengan kemenangan.

Meninggikan aulia-Nya dengan mendekatkan mereka kepada-Nya dan merendahkan

musuh-musuh-Nya dengan menjauhkan mereka dari-Nya.

Barangsiapa telah dibersihkan musyahadah-nya dari takhayul dan dibebaskan

keinginannya dari nafsu tercela, maka ia telah diangkat Allah kepada derajat malaikat

muqarrabin. Dan barangsiapa terbatas musyahadah-nya pada segala yang dapat

dirasakan saja dan kemauannya pada hawa nafsu yang juga dimiliki oleh hewan,

maka tandaanya ia telah direndahkan oleh Allah ke tingkat yang serenndah-

rendahnya. Dan ini semua tidak bisa dilakukan keecuali oleh Allah SWT; hanya

Dialah yang berkuasa merendahkan dan meninggikan.

Di antara syarat keberuntungan seorang hamba dari ism ini adalah agar ia

meninggikan kebenaran dan merendahkan kebatilan. Yaitu dengan jalan membantu

10

Page 11: Makalah Asmaul Husnah

(menolong) kebenaran dan menentang kebatilan. Memusuhi musuh-musuh Allah

guna merendahkan mereka, dan menolong wali-wali Allah untuk meninggikan

mereka.

Artinya : “(ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan

menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".

Khasiatnya

Barangsiapa membaca Ar Rafi’ sebanyak tujuh puluh kali, niscaya ia akan selamat

dari gangguan orang-orang yang aniaya.

9. Al-Mu’izzu

Al-Mu’izzu itu ialah Dzat yang memberikan kemuliaan kepada hamba-hamba

yang dikehendaki-Nya, dan Al-Mudzillu itu ialah Dzat yang menundukkan orang

yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya.

Berakhlak dengan kedua ism ini mengharuskan seseorang agar memuliakan kepada

siapa yang diperintahkan supaya dimuliakan dan menghinakan kepada siapa yang

diperintahkan supaya dihinakan.

Artinya : “Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan

kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ali-Imran : 26)

Khasiatnya

Barangsiapa membaca ism Al-Mu’izzu pada malam Senin atau malam Jumat sesudah

11

Page 12: Makalah Asmaul Husnah

mengerjakan shalat Maghrib sebanyak empat puluh kali, niscaya Allah akan

menanammkan rasa takut ke dalam hati seluruh makhluk kepadanya. Dan

barangsiapa membaca ism Al-Mudzillu sebanyak tujuh puluh lima kali kemudian ia

berdoa di dalam sujudnya, niscaya ia akan bebas dari dalam penjaranya dan akan

selamat dari gangguan orang-orang yang dengki dan aniaya.

10. Al-‘Afuu

Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan

orang-orang yang telah berbuat maksiat. Ism ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi

ia lebih sempurna. Sebab, Al-Ghafur itu adalah as-sitr (merahasiakan), sedangkan Al-

Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan).

Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan

manusia menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat

sebagian besar lembaran amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa

isinya. Maka sadarlah mereka bahwa Allah telah menghendaki kebaikan buat orang

itu.

Firman Allah:

Artinya : “dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), Maka tiba-tiba tangan itu Jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya”. (QS. Asy-Syura: 33)

Artinya : “Fir'aun berkata kepada pembesar-pembesar yang berada sekelilingnya:

Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai”. (QS. Asy-Syura: 34)

Berakhlak dengan ism ini mengharuskan Anda memaafkan kejahatan-kejahatan orang

lain dan memaafkan orang yang menganiaya Anda, bahkan Anda balas dengan

perbuatan baik dan mendoakannya, sesuai dengan sifat Allah SWT. Sebab, betapa

pun banyak dosa hamba-hamba-Nya, Dia tetap memberi rezeki dan menyejahterakan

mereka, bahkan dihapuskan-Nya dosa-dosa mereka lalu digantikannya dengan

kebaikan, jika dilihat-Nya mereka cenderung kepada tobat yang sebenarnya.

12

Page 13: Makalah Asmaul Husnah

Khasiatnya

Barangsiapa membanyakkan zikir dengan ism ini, niscaya Allah akan membukakan

baginya pintu maaf dan ampunan-Nya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar faedahnya bagi Umat Islam dan

berpahala membacanya bila dilandasi keyakinan dan membenarkan isinya. Lebih dari

itu, memahami dan makrifat terhadap makna hakiki yang terkandung di dalamnya

akan membawa kea rah pengalaman dan penghayatan, atau dengan kata lain

“mendarah daging” dalam kehidupan. Maka dijamin akan mendapatkan surga

keindahan dan kenyamanan yang tiada tara.

2. Izmul ‘Azhom (nama yang agung) tidak semua orang bisa mengetahuinya, dan sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw, yang agaknya tersembunyi dalam

suatu kalimat yang cukup panjang.

13

Page 14: Makalah Asmaul Husnah

DAFTAR PUSTAKA

Quraish, M. Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al—Qur’an, Jakarta,

Lentera Hati, 2004

14