Bab 2 asmaul husna

22
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 18 Bab 2 Dengan Menyebut Nama Allah Aku Ingin Lebih Dekat Kepada-Mu Wahai pemuda yang beriman, yakinlah bahwa kedekatan diri kita kepada Allah akan membawa ketenangan, sebaliknya menjauhkan diri dari Allah akan membuat jiwa gelisah, hampa, dan galau. Namun, banyak orang yang keliru dalam mencari jalan menuju ketenangan hidup. Perhatikan keadaan masyarakat di sekeliling kita, banyak sekali orang yang ingin mendapatkan ketenangan hidup, namun mereka salah jalan. Ada yang menganggap bahwa ketenangan hidup dapat diraih jika memiliki kedudukan yang tinggi. Mereka begitu antusias untuk meraihnya. Benarkah kedudukan yang tinggi bisa memastikan seseorang menjadi lebih tenang hidupnya? Ternyata dalam kenyataannya orang yang memiliki kedudukan tinggi ada yang hidup tenang, namun banyak juga yang hidupnya semakin tidak tenang. Ada juga orang-orang yang mencari ketenangan hidup dengan mengkonsumsi obat penenang. Memang ketenangan itu didapatkan, namun sifatnya hanya sesaat atau dalam waktu yang relatif sangat pendek. Setelah efek dari obat itu hilang maka kegelisahan kembali muncul disertai kerusakan organ fisik sebagai dampak negatif dari obat penenang tersebut. Banyak juga juga orang yang beranggapan bahwa kekayaan yang berlimpah bisa membuat hidup jadi lebih tenang. Ternyata dalam kehidupan nyata, ada orang yang hartanya melimpah belum tentu tenang. Ada diantara mereka yang memiliki kekayaan dan hidup dengan nyaman, namun tidak sedikit malah menjadi sengsara dengan harta yang berlimpah itu. Contohnya adalah Qarun. Kekayaan yang berlimpah malah membuatnya hidupnya sengsara dan celaka. Pada hakikatnya sesuatu yang dapat membuat kehidupan kita menjadi lebih nyaman bukanlah melalui kedudukan yang tinggi, atau karena hidup bergelimang harta, atau karena dipacu dengan obat penenang. Hakikat ketenangan hidup adalah pada saat kita dekat, semakin dekat, dan begitu dekat dengan Allah SWT. Dalam keadaan bagaimanapun seseorang yang dekat dengan Allah SWT akan menemukan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman hidup yang sejati. Nah, menyebut Nama Allah, mengindahkan nama-nama-Nya, dan mengamalkan keindahan makna Nama-nama Allah dapat menjadi salah satu alternatif cara untuk lebih dekat dengan-Nya. Tahukah kalian bahwa Allah SWT mempunyai nama-nama yang indah, agung, dan sarat dengan makna. Nama-nama Allah yang indah itu disebut Asmaul Husna. Jumlah asmaul husna ada 99. Sembilan puluh sembilan asmaul husna tersebut mencerminkan bahwa Allah SWT Maha segala-galanya. Wahai anak yang pandai mengambil hikmah, dari 99 asmaul husna yang dimiliki Allah itu, ada berapa asma yang sudah kalian pahami? Tentu sudah banyak, bukan? Nah, untuk lebih mendalami maknanya dan agar lebih bisa mengetahui tentang kemuliaan-kemuliaan

description

Modul PAI kelas X SMK - asmaul husna

Transcript of Bab 2 asmaul husna

Page 1: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 18

Bab 2 Dengan Menyebut Nama Allah

Aku Ingin Lebih Dekat Kepada-Mu

Wahai pemuda yang beriman, yakinlah bahwa

kedekatan diri kita kepada Allah akan membawa

ketenangan, sebaliknya menjauhkan diri dari Allah akan

membuat jiwa gelisah, hampa, dan galau. Namun,

banyak orang yang keliru dalam mencari jalan menuju

ketenangan hidup.

Perhatikan keadaan masyarakat di sekeliling kita,

banyak sekali orang yang ingin mendapatkan

ketenangan hidup, namun mereka salah jalan. Ada yang menganggap bahwa ketenangan

hidup dapat diraih jika memiliki kedudukan yang tinggi. Mereka begitu antusias untuk

meraihnya. Benarkah kedudukan yang tinggi bisa memastikan seseorang menjadi lebih tenang

hidupnya? Ternyata dalam kenyataannya orang yang memiliki kedudukan tinggi ada yang

hidup tenang, namun banyak juga yang hidupnya semakin tidak tenang.

Ada juga orang-orang yang mencari ketenangan hidup dengan mengkonsumsi obat

penenang. Memang ketenangan itu didapatkan, namun sifatnya hanya sesaat atau dalam

waktu yang relatif sangat pendek. Setelah efek dari obat itu hilang maka kegelisahan kembali

muncul disertai kerusakan organ fisik sebagai dampak negatif dari obat penenang tersebut.

Banyak juga juga orang yang beranggapan bahwa kekayaan yang berlimpah bisa

membuat hidup jadi lebih tenang. Ternyata dalam kehidupan nyata, ada orang yang hartanya

melimpah belum tentu tenang. Ada diantara mereka yang memiliki kekayaan dan hidup

dengan nyaman, namun tidak sedikit malah menjadi sengsara dengan harta yang berlimpah

itu. Contohnya adalah Qarun. Kekayaan yang berlimpah malah membuatnya hidupnya

sengsara dan celaka.

Pada hakikatnya sesuatu yang dapat membuat kehidupan kita menjadi lebih nyaman

bukanlah melalui kedudukan yang tinggi, atau karena hidup bergelimang harta, atau karena

dipacu dengan obat penenang. Hakikat ketenangan hidup adalah pada saat kita dekat, semakin

dekat, dan begitu dekat dengan Allah SWT. Dalam keadaan bagaimanapun seseorang yang

dekat dengan Allah SWT akan menemukan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman

hidup yang sejati. Nah, menyebut Nama Allah, mengindahkan nama-nama-Nya, dan

mengamalkan keindahan makna Nama-nama Allah dapat menjadi salah satu alternatif cara

untuk lebih dekat dengan-Nya.

Tahukah kalian bahwa Allah SWT mempunyai nama-nama yang indah, agung, dan

sarat dengan makna. Nama-nama Allah yang indah itu disebut Asmaul Husna. Jumlah asmaul

husna ada 99. Sembilan puluh sembilan asmaul husna tersebut mencerminkan bahwa Allah

SWT Maha segala-galanya.

Wahai anak yang pandai mengambil hikmah, dari 99 asmaul husna yang dimiliki Allah

itu, ada berapa asma yang sudah kalian pahami? Tentu sudah banyak, bukan? Nah, untuk

lebih mendalami maknanya dan agar lebih bisa mengetahui tentang kemuliaan-kemuliaan

Page 2: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 19

Allah melalui asma-asmanya, serta bisa meneladani asma-asma Allah tersebut, alangkah

baiknya jika kalian mau mencoba mengenal asma-asma Allah satu per satu.

Cermatilah gambar berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau komentar kritis yang

mengarah kepada tema “Dengan Menyebut Nama Allah, Aku Ingin Lebih Dekat Dengan-Mu”

!

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

____________________________________

A. Memahami Makna Asmaul Husna al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-

Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir Agar Menjadi Pribadi Terpuji

Bagaimana pendapat kalian tentang alam semesta beserta isinya? Saat kita

merenungkan keadaan alam semesta ini, maka kita akan menemukan jawaban bahwa

semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah SWT

mempunyai sifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua

rnakhluk-Nya. Oleh karena itu, semua makhluk-Nya harus menyembah kepada-Nya.

Namun, sifat-sifat Allah SWT tersebut tidak hanya tergambar dalam sifat wajib-Nya,

melainkan juga dari nama-nama baik dan mulia yang menyertai-Nya. Nama baik dan mulia

ini dinamakan Asmaul Husna.

Mari kita urai makna kata asmaul husna. Ditinjau dari makna kata asma/ism adalah

nama, sedangkan husna adalah baik. Jadi Asmaul Husna, merupakan sebutan atau nama-

nama Allah SWT yang baik. Saat kita meneliti dalam Al-Qur’an, maka kita akan

memperoleh bahwa nama-nama baik bagi Allah SWT berjumlah 99 nama. Dengan

Page 3: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 20

demikian, dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya Allah SWT sendirilah yang membuat

nama-nama itu untuk diri-Nya.

Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr (59) ayat 24 :

Artinya : “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa,

Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di

langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al

Hasyr (59) : 24)

Apabila seseorang menyatakan dirinya mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa

dibuktikan dari seberapa sering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat

dilakukan dengan menyebut kalimat-kalimat tayyibah atau menyebut nama-nama Allah

SWT dalam asmaul husna. Keduanya merupakan proses zikir (mengingat) kepada Allah

SWT.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

Artinya : “Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan

menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari

kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan

terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf (7) : 180)

Berdasarkan ayat tersebut, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama

Allah SWT yang terhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan

sebaiknya didahului dengan menyebut nama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah).

Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya dengan Asmaul Husna sebagai pujian

dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu. Dengan memuji

nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar.

Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah menjelaskan:

Artinya : “Dari Au Hrairah ra Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya

Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa

yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (HR Bukhari)

Dari 99 nama Allah SWT tersebut akan dibahas 7 asmaul husna, yaitu: al-Karim, al-

Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir.

Page 4: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 21

1. Al-Karim

Secara bahasa Al-Karim ( الكرمي ) mempunyai arti Yang Maha Mulia, Yang Maha

Dermawan atau Yang Maha Pemurah. Dia-lah Zat Yang Mahamulia secara mutlak.

Allah Mahamulia di atas segala-galanya, sehingga apabila seluruh makhluk-Nya tidak

ada satupun yang taat kepada-Nya, maka tidak akan mengurangi sedikitpun

kemuliaan-Nya. Begitu pula sebaliknya, jika seluruh makhluk-Nya taat dan patuh

dalam melaksanakan perintah-Nya, maka tidak akan pula menambah kemuliaan-Nya.

Sedangkan menurut istilah, Al-Karim

diartikan sebagai Allah Yang Maha Mulia lagi

Maha Pemurah yang memberi anugerah atau

rezeki kepada semua mahkluk-Nya. Dapat pula

dimaknai sebagai Dzat yang sangat banyak

memiliki kebaikan, Maha pemurah, pemberi

nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta

maupun tidak.

Saat dikaitkan dengan perilaku manusia di

dunia ini, maka orang yang memberikan sesuatu

kepada sebagian manusia dan menyisakan

sebagian, dia adalah seorang yang murah hati.

Orang yang memberikan sebagian besar miliknya dan menyisakan sedikit untuknya,

dia adalah orang yang dermawan.

Saat Al-Karim dimaknai Maha Pemurah, maka Allah memberi berbagai

kebaikan tanpa mengharap pamrih, karena Allah bersifat Maha Pemurah secara

mutlak. Allah telah menyediakan segala keperluan makhluk-Nya dan

mempermudahkan makhluk-Nya memperolehi rezeki masing-masing dengan

kehendak-Nya juga. Tidak ada sesuatu yang di luar campur tangan-Nya untuk

memberikan membahagikan dan kebaikan kepada makhluk-Nya. Hal ini dapat kita

pahami dari firman Allah dalam QS. Adz-Dzariyat (51) : 57-58 :

Artinya : “Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak

menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya, Allah Dialah Maha

Pemberi rezeki yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat

(51) : 57-58).

Saat Al-Karim dimaknai Maha Pemberi, maka Allah senantiasa memberi, tidak

pernah terhenti pemberian-Nya. Kedermawanan Allah diberikan-Nya kepada semua

manusia, manusia yang tidak berharta maupun berdosa. Manusia tidak boleh berputus

asa dari kedermawanan Allah jika miskin dalam harta, karena kedermawanan-Nya

tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan meliputi segala hal. Manusia yang

berharta dan dermawan hendaklah tidak sombong jika telah memiliki sifat dermawan

karena Allah tidak menyukai kesombongan. Dengan demikian, bagi orang yang

diberikan harta melimpah maupun tidak dianugerahi harta oleh Allah, maka keduanya

harus bersyukur kepadanya karena orang yang miskin pun telah diberikan nikmat

selain harta.

Page 5: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 22

Perhatikan firman Allah dalam QS. An-Naml (27) : 40 berikut ini.

Artinya : “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: "Aku akan

membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala

Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk

karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan

nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka Sesungguhnya Dia bersyukur

untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya

Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An-Naml (27) : 40)

Ayat tersebut mengajarkan umat Islam untuk senantiasa bersyukur kepada

Allah. Kenapa demikian? Karena barangsiapa yang bersyukur kepada-Nya, maka

sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang

ingkar, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Mahamulia. Allah memberi bukan

karena butuh kepada makhluk, tapi karena Allah bersifat Kariim (Maha Pemurah).

Jadi, tidak sepantasnya manusia berbuat durhaka kepada Allah karena sudah terlalu

banyak Allah menurunkan berbagai nikmat dan rahmat untuk mereka.

Allah berbuat baik kepada seluruh makhluk tanpa sebuah kewajiban yang mesti

dilakukannya. Semua kebaikan yang diberikan Allah kepada makhluk adalah semata-

mata atas kemurahan Allah kepada makhluk-Nya. Dengan demikian, makhluk itu

menjadi mulia. Perlu kita ketahui bahwa segala kemulian yang terdapat pada makhluk

adalah atas pemberian Allah Yang Mahamulia. Hal tersebut menunjukkan akan

kemuliaan makhluk tersebut disisi Allah, melebihi makhluk-makhluk yang lainnya.

Saat Al-Karim dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf, maka Allah memaafkan

dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan kewajiban kepada Allah, kemudian

hamba itu mau bertobat kepada Allah swt. Bagi hamba yang berdosa, maka Allah

adalah Yang Maha Pengampun. Dia akan mengampuni seberapa pun besar dosa

hamba-Nya selama ia tidak meragukan kasih sayang dan kemurahan-Nya.

Dibandingkan dengan karunia Allah yang Maha Pemurah dan tidak terhingga, dosa

dan perbuatan maksiat seorang hamba adalah kecil dan tidak berarti. Jika seorang

hamba bertobat dari kesalahannya, Allah menghapus dosanya dan mengganti posisi

kesalahan tersebut dengan nilai kebaikan.

Jika kita mau mencermati, asmaul husna Al-Kariim menunjukkan kesempurnaan

dan kemulian Allah dalam Dzat dan segala sifat, serta perbuatan-Nya. Di dalam nama

Al-Karim terdapat segala hal yang terpuji. Allah Mahamulia dalam Dzat-Nya, maka

tidak ada cacat sedikitpun dalam Dzat Allah. Allah Mahamulia dalam segala sifat-

Nya, maka tidak ada sifat jelek terdapat pada Allah. Allah juga Mahamulia dalam

segala perbuatan-Nya, maka tidak ada kecacatan dalam perbuatan Allah.

Sesungguhnya segala perbuatan Allah penuh dengan berbagai hikmah yang luas.

Page 6: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 23

2. Al-Mu’min

Asmaul husna Al-Mu’min dapat dimaknai

Allah sebagai Maha Pemberi rasa aman bagi

makhluk ciptaan-Nya dari perbuatan zalim. Allah

adalah sumber rasa aman dan keamanan dengan

menjelaskan sebab-sebabnya. Dengan memberi

rasa aman ini, maka Allah akan menutup jalan-

jalan yang menakutkan bagi orang yang beriman

kepada-Nya. Kenapa harus ada rasa aman?

Karena rasa aman merupakan hal penting bagi

manusia untuk menenteramkan hati dan menenangkan pikiran. Seseorang yang berada

di tempat-tempat yang menakutkan pasti menginginkan rasa aman. Untuk itulah,

permintaan rasa aman itu harusnya ditujukan hanya kepada Allah semata, bukan yang

lain. Orang mukmin tidak akan membayangkan memperoleh rasa aman dan keamanan

itu melainkan dari Allah SWT.

Firman Allah dalam QS. Quraisy (106) ayat 4 sebagai berikut :

Artinya : “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar

dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.” (QS. Quraisy (106) : 4)

Setelah manusia mendapatkan rasa aman, maka kewajiban selanjutnya adalah

memberi rasa aman kepada orang yang berada di sekitarnya. Dengan demikian, setiap

orang yang ketakutan dan mengharap bantuan kepadanya akan tetap merasa aman

ketika berurusan dengannya, baik saat dalam urusan agama maupun duniawi, Hal ini

sesuai dengan apa yang diajarka oleh Rasulullah saw bahwa orang yang beriman akan

menjadikan tetangganya merasa aman dari kejahatan-kejahatannya.

Saat seseorang mampu memberi rasa aman kepada orang lain, maka kelak orang

itu akan menjadi orang yang terpercaya. Perlu kita ketahui bahwa tidaklah mudah

menjadi orang yang terpercaya karena banyak godaan yang selalu menghadangnya.

Meskipun demikian, saat kita berpegang teguh kepada asmaul husna Al-Mu’min,

maka kita akan memiliki kepedulian untuk menolong kepada orang lain, hatinya tidak

tergerak untuk menolong saudara muslim ketika membutuhkan bantuan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al Maidah (5) ayat 2 berikut ini :

Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah

kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah (5) :

2)

Page 7: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 24

3. Al-Wakil

Asmaul husna Al-Wakil mempunyai arti Yang Maha Pemelihara atau Yang

Maha Tepercaya. Allah memelihara dan menyelesaikan segala urusan yang diserahkan

oleh hamba kepada-Nya tanpa membiarkan apapun terbengkalai. Allah mengurus

segala urusan hamba-Nya dan memudahkan segala yang dibutuhkan oleh mereka. Dia

sebagai tempat segala perkara/persoalan diwakilkan atau dipercayakan kepada-Nya.

Jika sudah diketahui demikian, maka hendaknya manusia menyerahkan segala urusan

(bertawakal) kepada-Nya, sebab Dialah sebaik-baik yang diserahi urusan. Allah-lah

wakîl yang paling dapat diandalkan karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Allah adalah sebaik-baik wakil yang layak dimintai pertolongan. Allah adalah wakil

sebaik-baik pengharapan. Ketika kita menjadikan Allah sebagai wakil mengandung

maksud menyerahkan segala persoalan kepada-Nya, tentunya setelah usaha penuh

kesungguhan. Kepantasan ini dapat kita pahami dari firman Allah berikut.

Artinya : “Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap

waktu Dia dalam kesibukan.” (QS. AR-Rahman (55) : 29)

Orang yang mempercayakan segala urusan atau berserah diri (bertawakal)

kepada Allah, akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan sebaik-

baiknya oleh Allah. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh hamba yang benar-benar

beriman dan merasa yakin bahwa Allah-lah satu satunya yang dapat dipercaya oleh

para hamba-Nya. Yang dimaksud dengan berserah diri (bertawakal) ialah

menyerahkan diri seutuhnya untuk diatur oleh Allah. Menyerahkan diri kepada Allah

bukanlah berarti mengabaikan usaha. Namun kita harus berusaha terlebih dahulu

dengan sekuat kemampuan yang ada.

Hal ini sesuai dengan firman Allah:

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila

disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka

ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka

bertawakal.” (QS. al-Anfal (8): 2)

Artinya : “Dan siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluannya).” (QS. ath-Thalaq (65): 3)

.

Hikmah lain dari sikap tawakal yaitu mendorong tumbuhnya kesiapan mental

dalam menghadapi ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Ruh dari

u&}ã kt~fQ #~f% ã:ã p ktæqf] #f-p êã =a: ã:ã o};eã lqniÒjeã äjmãÄÙ á däZmvãÅ ê% lqfaq&} ktæ< 2Qp ämäj}ã kt%8ã>

Page 8: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 25

kesiapan mental ini adalah keyakinan bahwa Allah saja yang menentukan segalanya.

Ingatlah bahwa sesuatu yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah. Yang

baik dalam pandangan Allah, sudah tentu baik bagi kita meskipun kita sendiri tidak

menyadarinya. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah.

Dengan demikian, jika kita bertawakal kepada Allah berarti menjadikan Allah

sebagai wakil dalam menghadapi persoalan hidup yang tengah kita hadapi, baik

persoalan menyangkut kehidupan keluarga, ekonomi, kehidupan bertetangga dan

bersosial, maupun persoalan dalam menghadapi musibah.

4. Al Matin

Asmaul husna Al-Matin berarti bahwa Allah Maha Sempurna dalam kekuatan

dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya, tidak akan Allah

melemahkan suatu sifat-Nya. Allah juga Maha Kukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya.

Oleh karena itu, sifat Al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari

kekuatan yang tidak ada taranya. Jadi, kekukuhan Allah tidak terkalahkan dan tidak

tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah? Tidak ada satu

makhluk pun yang dapat menundukkan Allah meskipun seluruh makhluk di bumi ini

bekerjasama. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt:

Artinya : “Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi

sangat kukuh.” (QS. Adz-Dzariyat (51) : 58)

Dengan demikian, ketika Allah bersikukuh dalam memberikan rahmat kepada

hamba-hamba-Nya, maka tidak ada apapun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk

sampai kepada hamba-Nya yang telah dikehendakinya. Demikian juga tidak ada

kekuatan yang mampu mencegah azab-Nya jika Allah ingin menurunkan azab kepada

seseorang atau kelompok tertentu. Kemurkaan dan azab-Nya akan mengenai sasaran

tanpa meleset sedikitpun. Seorang hamba harus mengharapkan agar semua kebaikan

dan keindahan datang dari Allah SWT dan hanya takut kepada azab Allah SWT.

Apabila kita bersikap dan berperilaku benar dalam menjalani kehidupan di

dunia ini, maka Allah akan menolong kita. Akan tetapi, apabila kita salah dalam

menjalani kehidupan ini, maka keputusan Allah untuk mengazab atau memasukkan

kita ke neraka tidak bisa diubah. Apabila seseorang itu paham bahwa Allah itu Maha

Kokoh, maka dia akan berhati-hati dalam hidup ini serta berusaha untuk mencukupi

segala persyaratan yang bisa menyelamatkannya dari azab Allah dan api neraka.

Artinya, sikap kita dalam menyikapi Al-Matin ini adalah harus bersungguh-sungguh

untuk bisa memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Allah. Apa syarat-syarat

tersebut? Melaksanakan rukun iman dan rukun Islam adalah kunci dasar dalam

memenuhi syarat tersebut.

Perlu kita yakini bahwa kelak di alam akhirat, segala keputusan Allah bersifat

kokoh dan tidak ada satu pun makhluk Allah yang mampu mengubahnya. Dengan

demikian, apabila Allah telah memutuskan bahwa kita termasuk penghuni surga, maka

kita akan dimasukkan ke dalam surga-Nya dan tidak ada satupun yang mampu

mengubahnya. Hal ini dikarenakan bahwa di dalam memutuskan segala sesuatu, Allah

Page 9: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 26

tidak perlu bermusyawarah dengan makhluk-makhluk-Nya. Di samping itu, Allah

telah mempertimbangkan seluruh keputusan-keputusan-Nya dengan segenap

pertimbangan yang matang dan dihadirkan saksi-saksi, bukti-bukti, serta catatan-

catatan, sehingga Allah telah menetapkan keputusan-Nya secara tepat dan benar. Oleh

karena itu, kita mulai sekarang harus segera berbenah diri untuk bersikap dan

berperilaku yang sesuai dengan syariat agama Islam, salah satunya dengan meneladani

asmaul husna Al-Matin. Dalam meneladani Al-Matin ini kita dapat lakukan dengan

cara beristiqamah (meneguhkan pendirian), beribadah dengan kesungguhan hati, tidak

tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus asa, serta

bekerjasama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat. Nah, jika kita melalaikan

Al-Matin ini, maka akan dikuatirkan bahwa kita tidak mendapat kesempatan lagi

dalam menerima keputusan Allah yang baik agar kelak mendapat nikmat di surga.

5. Al-Jaami’

Asma Allah Al-Jami’ berasal dari kata jama’a yang berarti mengumpulkan

segala sesuatu yang tersebar. Berdasarkan arti tersebut, Allah SWT yang mempunyai

asma Al-Jami’ yang berarti Maha Mengumpulkan mempunyai kemampuan untuk

mengumpulkan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Kemampuan Allah SWT

tersebut tentu tidak terbatas sehingga Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu baik

yang serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang ghaib, yang terjangkau

oleh manusia maupun yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya.

Kemampuan Allah SWT untuk

mengumpulkan segala sesuatu tersebut

menandakan bahwa Allah adalah Dzat yang

sangat luar biasa, yang tidak ada tandingannya di

dunia ini. Ini merupakan salah satu bukti bahwa

kekuasaan Allah SWT adalah mutlak. Coba

kalian bayangkan! Jika Allah tidak punya asma

Al-Jami’, tentu segala sesuatu yang ada di langit

dan bumi ini akan berserakan dan tersebar tidak

beraturan, bukan?

Akan tetapi, karena Allah mempunyai asma Al-Jami’, isi alam semesta ini yang

berupa ruang angkasa, galaksi, gugusan bintang, bumi, lautan, tumbuhan, hewan,

manusia, dan makhluk lainnya dapat terkumpul dengan tertib dan rapi. Benda-benda di

langit dan di bumi mampu terkumpul dan beredar sesuai dengan tugasnya masing-

masing atas perintah Allah SWT. Allah SWT juga mampu mengumpulkan makhluk-

makhluk seperti kita, manusia, hewan serta tumbuhan berkelompok-kelompok.

Manusia dikelompokkan dengan suku-suku dan bangsa-bangsa tertentu, sedangkan

tumbuhan dan hewan dikelompokkan dari kingdom sampai spesies tertentu. Begitu

juga dengan makhluk-makhluk lain seperti jin, iblis, dan malaikat. Allah SWT yang

mempunyai asma Al-Jami’ mampu mengumpulkan jin-jin, para iblis, dan para malaikat

sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Dia juga mampu mengumpulkan tulang,

urat, keringat, darah, otot, dan organ-organ lainnya hingga terhimpun menjadi makhluk

yang sempurna seperti manusia.

Hal lain yang sangat penting yang berkaitan dengan asma Allah Al-Jami’

adalah Allah SWT akan mengumpulkan serta menghimpun segala amal ibadah, pahala,

maupun dosa setiap hamba-Nya. Allah SWT juga akan mengumpulkan seluruh umat

manusia di hari kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban atas hidupnya selama di

dunia. Kekuasaan Allah SWT untuk mengumpulkan manusia di hari akhir ini berarti

Page 10: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 27

juga bahwa Allah SWT sangat mampu mengumpulkan bagian-bagian tubuh manusia

sesudah ia bercerai-berai, dan Allah pula lah yang akan membangkitkan mereka

kembali, serta menghimpun mereka di padang mahsyar.

Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana mungkin jasad manusia yang

sudah hancur dan tersisa tulang-belulangnya saja, bahkan ada yang sampai menjadi abu

karena dibakar, seperti yang dilakukan masyarakat Bali dalam upacara Ngaben, bisa

dikumpulkan lagi di hari akhir untuk dimintai pertanggungjawaban? Bagaimana juga

dengan jasad-jasad korban tenggelam di laut dan korban kecelakaan udara yang

serpihan-serpihannya tidak jelas ada dimana? Apa mungkin bisa dikumpulkan lagi di

padang mahsyar? Tentu sangat mungkin. Kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas

akan mengumpulkan mereka di hari akhir dengan sangat mudah sekali.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Saba’ (34) ayat 26 sebagai

berikut.

Artinya: Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia

memberi keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi keputusan

lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Saba’ (34) : 26)

Allah SWT juga berfirman dalam Q.S. Ali 'Imran (3) ayat 9 yang berbunyi :

Artinya: "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk

(menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya

Allah tidak menyalahi janji.” (Q.S. Ali 'Imran

(3) : 9)

Mahasuci Allah yang telah menciptakan

makhluk yang berbeda-beda kemudian

mengumpulkannya di jagad raya dan menjadikan

makhluk-makhluk itu saling melengkapi. Mari

kita renungkan, komponen-komponen yang

berbeda kemudian dikumpulkan dan dirangkai

pada akhirnya bisa menjadi kendaraan yang

dapat berfungsi. Berbagai bumbu dan bahan

makanan yang ketika berdiri sendiri tidak enak,

kemudian diramu oleh seorang chef menjadi sebuah menu masakan yang lezat.

Demikianlah kehidupan ini, setiap orang itu memiiki kemauan, prinsip, atau pilihan

yang berbeda-beda. Jika perbedaan ini disatukan dalam sebuah harmoni, maka akan

menjadikan hidup lebih indah dan lebih berwarna. Dalam hal ini sungguh luar biasa ide

dari the founding father bangsa kita yang menjadikan Bhineka Tunggal Ika sebagai

semboyan bangsa Indonesia.

6. Al-Adl (Maha Adil)

ê, 8äR~jeã [f6} v êã lã Úu~Y è}< v hq~e @äneã Siä- cmã änæ<Äà á lã=jQdãÅ

Page 11: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 28

Asmaul Husna Al-Adl berarti Maha Adil. Keadilan Allah SWT bersifat mutlak,

tidak dipengaruhi apapun dan siapapun. Allah Mahaadil karena Allah selalu

menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang

Maha Sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam

perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya adalah bahwa

tidak ada bagi manusia itu kecuali apa yang ia usahakan, dan hasil dari segala

usahanya itu akan dilihatnya. Secara normal, orang-orang yang saleh akan

ditempatkan di surga yang penuh dengan kenikmatan, sedangkan orang-orang yang

mengabaikan perintah Allah akan dimasukkan ke dalam neraka yang penuh dengan

penderitaan.

Keadilan Allah SWT juga didasari dengan ilmu Allah SWT yang Maha Luas,

sehingga tidak mungkin keputusan Allah SWT itu salah. Walaupun kalau dilihat dari

sudut pandang manusia hal itu rasanya kurang adil, namun bila dipahami,

direnungkan, dan dihayati dengan penuh rasa iman dan takwa, maka apa yang

diputuskan Allah itu merupakan keputusan yang sangat adil.

Dia menciptakan sebagian indah dan sebagian yang lain jelek, sebagian kuat dan

yang lainnya lemah. Lalu Dia membuat yang indah menjadi jelek, yang kuat menjadi

lemah, yang kaya menjadi miskin, yang bijaksana menjadi bodoh, yang sehat menjadi

sakit. Semuanya itu adalah sangat adil. Tetapi tampak bagi sebagian kita menganggap

bahwa Allah tidak adil karena kita hanya melihat dari sisi negatifnya saja tentang

orang yang lumpuh, buta, tuli, kelaparan, gila, dan bahwa ada anak muda yang mati.

Perlu kita ketahui bahwa sebenarnya Allah adalah Pencipta segala keindahan

dan keburukan, kebaikan, dan kejahatan. Dalam hal ini ada rahasia yang sulit

dimengerti dibalik penciptaan itu. Hanya hati dan pikiran yang jernih saja yang

mampu memahaminya dengan baik.

Coba kita renungkan sejenak, kita harus memahami peristiwa dengan mengenal

lawan kata dari sesuatu agar kita menjadi semakin paham. Jika kita tidak pernah

merasakan kesedihan, tentu tidak akan mengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang

buruk, kita tidak akan mengenal keindahan. Jadi, antara baik dan buruk sama

pentingnya. Allah menunjukkan yang satu dengan yang lain, yang benar dengan yang

salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masing.

Firman Allah QS. Al Anam (6) : 115

Artinya : “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur'an, sebagai kalimat yang benar dan

adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Anam (6) : 115)

Lawan kata dari keadilan adalah kezaliman. Kalau keadilan menjadikan

ketentraman, keserasian, keseimbangan, keteraturan, dan ketertiban, maka kezaliman

menyebabkan penderitaan, kerusakan, sakit hati, dan kekacauan. Dengan keadilannya

Allah SWT telah menciptakan alam ini dengan penuh keserasian, keseimbangan, dan

Dia berikan aturan-aturan sehingga manusia dan seluruh penghuni dunia ini merasakan

kedamaian. Namun sebagian manusia itu sendiri yang berbuat zalim terhadap alam,

manusia lain, bahkan terhadap dirinya sendiri sehingga timbul ketidakteraturan dan

Jadi, seorang yang adl adalah berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan

ukuran yang sama, bukan ukuran yang ganda. Dari sinilah kita mengetahui bahwa

Page 12: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 29

orang yang adil tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih, dan seorang yang

adil selalu berpihak kepada yang benar, karena baik yang benar maupun yang salah

sama-sama harus memperoleh haknya. Dengan demikian, orang yang adil akan

melakukan sesuatu yang patut dan tidak sewenang-wenang.

Jika seseorang meneladani asmaul husna Al-Adl, maka orang tersebut akan

berusaha memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak memihak

kepada siapapun dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan yang benar dan

menyalahkan yang salah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Fushshilat

(41) ayat 46:

Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk

dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk

dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya.”

(QS. Fushshilat (41) : 46)

7. Al-Aakhir

Asma Allah Al-Akhir berarti Dzat Yang Maha Akhir. Maha Akhir disini dapat

diartikan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun

setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah SWT tetap

ada dan kekal. Pemahaman tentang Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Akhir ini

tidak bisa disamakan dengan pengertian bahwa Allah adalah akhir dari segala-galanya.

Sebab, jika kita pahami dalam pengertian seperti ini, berarti Allah SWT juga berakhir,

tetapi yang paling akhir. Padahal Allah SWT tidak bisa disamakan dengan yang

mendahului-Nya, yaitu makhluk-makhluknya. Allah SWT tidak berawal dan tidak

berakhir tetapi Dia Maha Awal dan Maha Akhir. Dia merupakan Dzat yang Maha

Kekal, dan akan tetap ada sampai kapanpun. Inilah yang membedakan antara Allah

SWT sebagai Sang Khalik (Sang Pencipta) dengan makhluk (yang diciptakan).

Makhluk mempunyai awal yang berupa penciptaannya dan mempunyai akhir pada saat

dia sudah hancur atau mati.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Ar-Rahman (55): 26-27

sebagai berikut.

Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu

yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S. Ar-Rahman (55): 26-27)

Sebagai Dzat Yang Maha Akhir, Allah SWT akan tetap abadi dan kekal.

Keabadian dan kekekalan Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa Dialah satu-

satunya tempat bergantung atas segala urusan kita, baik urusan di dunia maupun

urusan-urusan yang akan kita bawa sampai ke akhirat kelak. Sungguh sangat merugi

Page 13: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 30

orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada selain Allah. Karena sesungguhnya

setiap yang ada di langit dan bumi ini akan hancur.

Mari kita renungkan! Seandainya kita menyandarkan badan kalian pada tembok

agar kalian tidak terjatuh dan hancur akan tetapi tembok yang kalian sandari ternyata

sangat rapuh dan akan hancur juga, mungkinkah kalian bisa tetap bertahan? Tentu saja

kalian akan ikut hancur, bukan? Hal ini juga berlaku dalam hidup kita. Ketika kita

menyandarkan segala urusan kita pada sesuatu yang tidak kekal, tentu kita tidak akan

bisa bertahan. Pada saat sandaran kita hancur, kita pun akan hancur. Kehancuran ini

tidak hanya kehancuran dalam arti fisik, tetapi yang lebih fatal lagi adalah kehancuran

iman, yang mengantarkan kita pada kehancuran yang paling kekal yaitu masuk ke

neraka jahannam. Na’udzubillahi min dzalik.

Akan tetapi jika kita bersandar penuh pada Sang Maha Kekal, pastinya kita

tidak akan hancur dan terjerumus dalam kesesatan. Karena sandaran kita tidak akan

pernah hancur dan Maha Mengatur segala hal yang terjadi pada hidup kita. Dialah

tujuan dan tempat bergantung yang paling utama atas segala urusan makhluk-Nya,

baik berupa ibadah, harapan, rasa takut, harapan, keinginan, dan lain-lain. Allah SWT

berfirman dalam Q.S. Al-Hadid (57) ayat 3:

Artinya: Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin dan Dia

Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Hadid (57) : 3)

Dalam ayat tersebut, yang dimaksud dengan yang Awal ialah yang telah ada

sebelum segala sesuatu ada, yang akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu

musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya karena banyak bukti-buktinya dan yang

Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.

Orang yang mengakui bahwa Allah adalah Al-Akhir akan menjadikan Allah

sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selain-Nya, tidak ada

permintaan kepada selain-Nya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepada-Nya. Oleh

karena itu, jadikanlah akhir kesudahan kita hanya kepada Allah SWT. Karena

sesungguhnya akhir kesudahan hanya kepada Rabb kita, seluruh sebab dan tujuan

jalan akan berujung kepada Allah semata.

Selain itu, orang yang paham dengan asma Allah Al-Akhir akan selalu merasa

butuh dengan Allah SWT. Dia akan selalu mendasarkan apa yang diperbuatnya kepada

apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk hambaNya. Hal ini dikarenakan dia

mengetahui bahwa Allah adalah pemilik segala kehendak, hati dan niat. Allah yang

berhak memutuskan segala sesuatu yang terjadi pada hamba-Nya dan tidak ada

sesuatupun yang akan terjadi kecuali atas izin Allah SWT.

1. Al-Karim

Kita dapat meneladani asmaul husna Al-Karim dengan cara berikut:

a. Berupaya menjadi orang yang dermawan. Orang yang dermawan akan

menyedekahkan sebagian harta bendanya untuk kemaslahatan umat atau menolong

kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Kenapa demikian? Karena

ÄÚ á 9}9<ãÅê& k~fQ {~E gbæ qs p oÊäçeãp =säÏeãp =5v p dpvã qs

Page 14: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 31

segala yang kita miliki sebenarnya bukanlah milik kita. Akan tetapi milik Allah yang

dititipkan kepada kita. Oleh karena itu, sudah sepantasnya harta kita digunakan untuk

kebaikan bersama.

b. Menanamkan sifat mulia dalam diri kita sehingga kita menjadi seorang mukmin yang

berakhlak terpuji. Dengan demikian, Allah Yang Maha Mulia akan mencintai kita

karena kita menerapkan sifat mulia yang memunculkan kemuliaan.

c. Menanamkan sifat pemurah dalam diri kita. Allah swt sangat mencintai orang yang

bersifat pemurah dan Dia membenci orang yang bersifat kikir.

d. Menumbuhkan rasa cinta yang dalam pada diri kita terhadap orang lain secara tulus.

Allah sangat mencintai kepada hamba-hamba-Nya dengan memberi kasih sayang yang

melimpah. Oleh karena itu, sangatlah pantas jika kita saling mengasihi dan mencintai

di antara sesama manusia.

e. Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga, tamu dan orang lain. Memuliakan

tetangga, tamu dan orang lain adalah salah satu lahan yang baik untuk menjalin

silaturahmi. Kenapa demikian? Karena dengan memuliakan mereka dapat

membukakan pintu-pintu rezeki. Di samping itu, kita akan dimuliakan oleh mereka.

Bukankah hal ini merupakan balasan yang setimpal? Dan secara otomatis kita telah

melaksanakan perintah Rasulullah saw.

f. Menjadi seorang pemaaf, karena Allah menyukai sifat pemaaf. Sifat pemaaf inilah

akan membuat kita menjadi seorang yang hatinya lapang dan merasa semakin ringan

jika menghadapi berbagai masalah yang berat. Seorang pemaaf yang mau memaafkan

keasalahan orang lain terhadap dirinya termasuk orang yang sangat mulia di hadapan

Allah swt. Perlu diketahui bahwa apabila seorang mukmin berkenan ikhlas

memaafkan orang lain atas kesalahan yang diperbuatnya, maka derajat kemuliaannya

akan ditambah oleh Allah swt. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Tidaklah

seseorang memaafkan, melainkan Allah tambah kemuliaannya.”

g. Berupaya menghiasi diri kita dengan keimanan dan ketakwaan agar dapat meraih

kemuliaan. Perilaku-perilaku takwa ini akan mendapat balasan yang setimpal berupa

kebaikan, kebahagiaan, dan kemuliaan di hadapan Allah dan manusia.

2. Al-Mu’min

Kita dapat meneladani asmaul husna Al-Mu’min dengan cara berikut:

a. Senantiasa mengkampanyekan nilai-nilai kejujuran. Kejujuran adalah suatu sikap apa

adanya yang keluar dari hati nurani setiap manusia. Nilai-nilai kejujuran inilah yang

menjadi dasar untuk menciptakan kebaikan, kemaslahatan, dan kesejahteraan dalam

suatu masyarakat, bangsa, dan negara.

b. Memberi rasa aman kepada orang lain agar kelak menjadi orang yang terpercaya. Hal

ini dapat dilakukan dengan cara hidup jujur, menepati janji, memelihara amanat, dan

tidak berkhianat. Sehingga kita dapat memberikan rasa aman terhadap sesama

manusia. Selain itu, kita tidak akan berbuat zalim kepada orang lain.

c. Memiliki kepedulian untuk menolong kepada orang lain atau hati kita tergerak untuk

menolong saudara muslim ketika membutuhkan bantuan, maka kita juga akan

memberi rasa aman kepada mereka sehingga kita memiliki sifat-sifat yang dimiliki

oleh orang mukmin.

d. Membina kehidupan yang tenang dengan tidak membuat onar, perkelahian,

pertengkaran, tawuran, dan segala bentuk perbuatan yang meresahkan masyarakat.

Hendaklah lisan dan tangan kita serta segala tindakan kita harus menimbulkan rasa

aman bagi diri kita dan orang lain.

Page 15: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 32

e. Menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan keselamatan saat terjadi kecelakaan

atau bencana alam. Dengan demikian, kita dapat membantu mereka untuk keluar dari

bahaya dan berupaya meringankan penderitaannya.

f. Mau meminta perlindungan kepada Allah. Kenapa demikian? Karena pada dasarnya

manusia adalah lemah. Mereka kebanyakan takut terkena penyakit, miskin, kelaparan

dan kehausan, bahkan takut tertimpa keburukan yang besar. Dengan rasa takut inilah

kita memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah.

g. Menjaga iman kita hingga meninggal dunia. Kenapa demikian? Tiada suatu pun dalam

kehidupan ini yang lebih berharga bagi kita daripada iman. Dengan bekal iman yang

benar, kita bisa merasakan indahnya kehidupan dunia dan nikmatnya kehidupan

akhirat. Sebab orang yang mati dengan tetap memegangi imannya, maka ia akan

masuk surga dengan segala keindahannya, dan orang yang mati dengan tidak memiliki

iman, maka kelak ia akan masuk neraka dengan segala kepedihannya.

h. Berusaha menjadi orang mukmin yang bertakwa. Harus kita sadari bahwa Allah kelak

akan menuntut dan memberi keadilan kepada setiap umat manusia. Semuanya akan

dibuka dengan sebenar-benarnya. Perbuatan baik dan buruknya seseorang, meskipun

sangat kecil akan diketahui. Jadi, jika kita selama di dunia benar-benar beriman dan

bertakwa kepada Allah, tentu kenikmatan yang besar dan abadi akan kita peroleh.

Tetapi apabila keburukan yang selalu kita perbuat, siksalah yang akan selalu menemani

kita. Oleh karena itu, langkah terbaik kita adalag berupaya untuk melaksanakan

perintah dan menjauhi larangan Allah.

i. Menjadi orang yang terpercaya. Untuk menjadi orang yang terpercaya tidaklah mudah,

banyak godaan yang selalu menghampirinya. Tetapi jika kita mampu meneladani sifat

Allah Al-Mu’min dan menjadikannya pedoman bagi kita dalam bersikap dan bertindak

serta sebagai penunjuk jalan untuk berusaha menjadi orang yang terpercaya, maka kita

kelak akan menjadi orang yang terpercaya.

3. Al-Wakil

Kita dapat meneladani asmaul husna Al-Wakil dengan cara berikut:

a. Melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan diniatkan untuk mencari ridla

Allah. Pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka insyaallah hasilnya

akan maksimal dan memuaskan.

b. Menjalankan amanat yang diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Setiap

amanat dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita selain dimintai

pertanggungjawaban dari Allah. Dengan demikian, jika amanat itu dapat kita

laksanakan dengan baik, maka kelak pertanggungjawabannya akan ringan daripada

jika kita mengabaikan atau mengkhianati amanat tersebut.

c. Menghindari kemalasan dan menumbuhkan sifat bekerja keras, tekun dan ulet. Orang-

orang yang mempunyai semangat yang tinggi dalam bekerja keras, tekun dan ulet

akan diberikan kemudahan dalam berupaya. Hal ini menandakan bahwa ia telah

menerapkan sikap dan perilaku tawakal kepada Allah. Bukankah Allah menyukai

orang-orang yang tawakal dan membenci orang yang malas.

d. Memasrahkan semua urusan kepada Allah setelah berusaha dan berdoa. Orang-orang

yang mau menyerahkan diri segala urusannya akan diberikan ketenangan hidup dan

dihindarkan dari rasa ketakutan dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan

cobaan.

e. Menanamkan tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas kita. Jika kita mengaku

sebagai pelajar, maka kita bertanggung jawab untuk selalu belajar dan menuntut ilmu

hingga akhir masa.

Page 16: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 33

f. Berupaya untuk memelihara kesucian diri. Menjaga kesucian diri adalah wajib bagi

setiap orang yang beriman. Ini merupakan pedoman agar kita bisa mempertahankan

kesucian diri.

g. Mau berintrospeksi diri dari sikap dan perilaku yang kita lakukan. Dalam hidup kita

tidak terlepas dari perbuatan yang buruk atau kesalahan yang telah kita lakukan. Tapi

terkadang kita tidak pernah menyadari perbuatan itu. Maka kita perlu introspeksi diri

dan segera bertobat. Karena Allah memerintahkan kita agar selalu memperhatikan apa

yang kita kerjakan sebagai bekal kehidupan di akhirat. Hikmah dari introspeksi diri ini

adalah memperbaiki diri kita, menghilangkan sifat sifat buruk dan merubahnya menjadi

perilaku terpuji.

4. Al-Matiin

Kita dapat meneladani asmaul husna Al-Matiin dengan cara berikut:

a. Menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa demikian? Karena

kunci sukses dalam hidup adalah sikap disiplin yang kita wujudkan dalam berbagai

bidang kehidupan kita. Tanpa disiplin yang tinggi mustahil sebuah kesuksesan bisa

diraih. Menerapkan sikap disiplin memang sulit. Disiplin bisa dijalankan oleh setiap

individu apabila ia ikhlas dan ridla menjalankannya.

b. Beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan setan atau iblis

menyesatkan. Setan atau iblis sangat tidak suka jika ada hamba Allah yang ikhlas,

khusyuk, dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah. Oleh karena itu, kita

harus berupaya keras untuk tetap bersemangat dalam beribadah tanpa harus tergoda

oleh bujuk rayu setan.

c. Terus berusaha dan tidak putus asa dalam berusaha dan menghadapi cobaan.

Semangat inilah akan memberikan jalan atau solusi untuk mencapai harapan dan cita-

cita serta bersemangat untuk selalu keluar dari cobaan.

d. Bekerja sama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat. Saat kita tidak mampu

berusaha secara sendirian, maka langkah terbaik adalah menjalin kerjasama dengan

orang lain sehingga dapat memberikan kekuatan baru dalam berupaya dan mencapai

keinginan yang lebih baik.

e. Memenuhi kebutuhan pribadi secara mandiri. Dengan sifat mandiri inilah kita tidak

akan bergantung kepada orang lain. Di samping itu, sifat mandiri akan mengantarkan

kita kepada diri yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup yang semakin rumit dan

berat.

f. Tidak menggantungkan kepada selain Allah dalam memenuhi kebutuhan. Hal ini

dilatarbelakangi karena segala sesuatu yang diberikan kepada kita adalah berasal dari

Allah. Untuk itulah, dengan bersandar pada Allah Yang Maha Kokoh, akan membuat

kita menjadi lebih kuat, tangguh, dan hebat.

g. Berusaha menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk hal-hal yang diridlai Allah.

Setiap manusia diberikan kekuatan dan kemampuan yang berbeda-beda. Untuk itulah,

kekuatan dan kemampuan yang ada dalam kita hendaknya digunakan untuk kebaikan

dan kemaslahatan umat sehingga kita mendapat ridla Allah.

5. Al-Jami’

Kita dapat meneladani asmaul husna Al-Jamii’ dengan cara berikut:

a. Mau bekerjasama dengan orang lain Tidak ada satu masalah pun yang tidak bisa

diselesaikan dengan kerjasama. Sesulit apapun masalah pasti bisa diselesaikan dengan

Page 17: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 34

kerjasama/musyawarah. Manusia sebagai makhluk sosial ditakdirkan oleh Allah untuk

bekerjasama.

b. Hidup berdampingan secara harmonis dengan sesama manusia dan makhluk Allah

yang lain. Kita sebagai makhluk sosial harus menyadari bahwa kehidupan kita

membutuhkan orang lain dan makhluk Allah yang lainnya. Untuk itulah, sudah

sepantasnya kita harus menjalin hidup dengan mereka secara harmonis dan tanpa

merusak atau menyakitinya.

c. Menjaga pergaulan yang baik. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara memilih teman

dan sahabat yang bisa membawa pada kebaikan. Teman atau sahabat yang baik akan

memberikan bimbingan dan motivasi bagi kita untuk selalu berbuat baik dan

memperbaiki diri.

d. Memperbanyak silaturahim. Dengan sering bersilaturahmi akan memberikan manfaat

yang begitu besar bagi kita, di antaranya dapat membuka pintu rezeki, memperpanjang

umur, dan memberikan solusi atas permasalahan yang kita hadapi.

e. Tidak berbuat sombong terhadap makhluk Allah di dunia ini, tetapi saling bekerja

sama untuk menggapai ridla Allah. Sikap rendah hati yang kita tunjukkan kepada

orang lain akan membawa rasa penghargaan, penghormatan, dan kemuliaan yang

tinggi. Sedangkan kesombongan yang kita tunjukkan kepada orang lain akan

merendahkan kita dan membuat kita menjadi terasing.

6. Al-Adl

Kita dapat meneladani asmaul husna Al-Adl dengan cara berikut:

a. Berbicara, bersikap, dan bertingkah laku terhadap orang lain dengan baik. Kalau kita

merasa sakit hati bila diejek, maka orang lain juga akan merasa sakit hatinya ketika

diejek. Oleh karena itu, jangan pernah mengejek orang lain. Keadilan dalam berbuat

inilah selalu menyertai kita dalam kehidupan sehari-hari.

b. Jangan melakukan sesuatu yang didasari atas rasa marah, dendam, atau kepentingan

diri sendiri, karena hal itu menjadikan seseorang berlaku tidak adil. Adil adalah

kemuliaan dan pertanda kebaikan seorang muslim.

c. Berusaha bertindak adil dalam memberlakukan perilaku terhadap diri kita sendiri

karena apa yang ingin kita berlakukan kepada orang lain telah kita alami. Tentu

perbuatan kita tidak didasarkan atas rasa marah, dendam, atau kepentingan diri sendiri

sehingga perbuatan itu tidak akan merugikan orang lain. Kita akan bertindak dan

berbuat sesuai dengan peraturan dan ketentuan Allah. Dengan demikian, kita akan

memberikan hak-hak orang lain sesuai dengan hak yang mereka miliki. Menegakkan

keadilan adalah wujud pengabdian kita kepada Sang Maha Adil.

d. Kita harus bersyukur atas kebaikan Allah dan menerima tanpa prasangka atau keluhan

atas apapun nasib kita yang tampaknya kurang baik. Dengan demikian, mungkin

rahasia keadilan Allah akan terungkap kepada kita dan kita akan merasa berbahagia

dengan kesenangan dan penderitaan yang berasal dari Allah Yang Maha Adil.

e. Berusaha menjadi seorang muslim atau muslimah yang selalu berbuat adil, baik

terhadap diri kita sendiri, keluarga, dan sesama makhluk Allah. Dengan berbuat adil

ini, kita akan menghindari perbuatan zalim dan tidak akan menyakiti orang lain.

f. Tidak membeda-bedakan teman dalam pergaulan. Semakin kita dapat bergaul dengan

siapa saja yang membawa kebaikan, semakin luas pula pergaulan kita, maka nantinya

akan membawa manfaat bagi kebaikan diri kita sendiri dan kemaslahatan bersama,

baik kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Page 18: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 35

g. Berupaya memandang suatu masalah dengan baik. Hal ini dapat kita alami ketika kita

mencari solusi terbaik atas persoalan yang menimpa kita sendiri maupun orang lain,

terlebih jika kita diminta untuk memutusi persoalan dengan adil. Dari sinilah kita

harus mampu memandang persoalan dengan melihat kebenarannya.

h. Saat kita diberikan tugas untuk membagi sesuatu atau urusan tertentu, maka kita harus

bertindak adil sehingga tidak menimbulkan rasa iri dan kecemburuan di antara pihak

yang berkompeten.

i. Berupaya untuk selalu menambah dan memperbanyak amal ibadah. Hal ini

dikarenakan kelak pada hari pembalasan Allah akan memberikan balasan yang adil

bagi orang yang banyak beramal dan memberikan siksa bagi orang yang tidak mau

beribadah. Dengan demikian, kita juga akan semakin berhati-hati dalam bersikap,

berkata, dan berbuat karena semua akan ada balasannya.

j. Tidak mementingkan suatu kelompok atau golongan, tetapi berusaha berada di tengah-

tengah agar tidak merugikan pihak-pihak yang bersangkutan. Semua orang harus

mendapat keadilan dari keputusan kita.

7. Al-Akhir

Kita dapat meneladani asmaul husna Al-Aakhir dengan cara berikut:

a. Berani bersikap baik bagi diri kita sendiri, terhadap orang lain maupun Allah swt. Hal

ini mempunyai maksud bahwa kondisi baik kita didasarkan oleh ketiga hal tersebut.

Oleh karena itu, apabila kita mempunyai kesalahan atau dosa kepada orang lain, maka

hendaknya berani meminta maaf kepada diri kita sendiri, orang lain, dan Allah swt

sehingga kelak kita tidak menanggung beban kesalahan dan dosanya di hadapan Allah.

b. Tidak sombong di hadapan manusia dan Allah. Karena kesombongan yang kita

lakukan akan berakhir dengan hukuman Allah dan kelak akan mendapat pembalasan

yang setimpal dari kesombongan itu.

c. Berusaha menangguhkan segala sesuatu jika memang kurang bermanfaat. Sehingga

waktu-waktu kita akan selalu terisi dengan segala sesuatu yang membawa manfaat

bagi diri kita sendiri dan orang lain.

d. Berupaya melakukan amal ibadah hingga ajal menjemput sehingga kita meninggal

dalam keadaan membawa iman, husnul khotimah dan mempunyai bekal yang cukup

untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

e. Tidak menunda-nunda tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggungjawab kita.

Semakin kita menunda pekerjaan, maka semakin menumpuk pula pekerjaan lainnya.

Hal ini lama-kelamaan akan membuat kita menjadi stres jika tuntutan pekerjaan itu

harus segera diselesaikan dengan hasil yang baik.

f. Menghindari berbuat maksiat, kejahatan atau tindakan apa saja yang akan

mendatangkan murka Allah, sebab ketika kita sudah meninggal, kelak perbuatan kita

itu akan dimintai pertanggungjawaban dan mendapat balasan yang pedih.

g. Berusaha untuk selalu meningkatkan ketakwaan dan amal shaleh. Hal ini dapat

mengantarkan kita pada kehidupan yang baik selama di dunia dan di akhirat.

1. Al-Karim mempunyai arti Yang Maha Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha

Pemurah. Allah Mahamulia di atas segala-galanya, sehingga apabila seluruh makhluk-Nya

Page 19: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 36

tidak ada satupun yang taat kepada-Nya, maka tidak akan mengurangi sedikitpun

kemuliaan-Nya.

2. Al-Mu’min dapat dimaknai Allah sebagai Maha Pemberi rasa aman bagi makhluk

ciptaan-Nya dari perbuatan zalim. Allah adalah sumber rasa aman dan keamanan dengan

menjelaskan sebab-sebabnya.

3. Al-Wakil mempunyai arti Yang Maha Pemelihara atau Yang Maha Tepercaya. Allah

memelihara dan menyelesaikan segala urusan yang diserahkan oleh hamba kepada-Nya

tanpa membiarkan apapun terbengkalai.

4. Al-Matin berarti bahwa Allah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya.

Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifat-Nya.

Allah juga Maha Kukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya.

5. Al-Jamii’ berarti Allah Maha Mengumpulkan dan mempunyai kemampuan untuk

mengumpulkan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Kemampuan Allah SWT

tersebut tentu tidak terbatas sehingga Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu baik

yang serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang ghaib, yang terjangkau oleh

manusia maupun yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya.

6. Al-Adl berarti Maha Adil. Keadilan Allah SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi apapun

dan siapapun. Allah Mahaadil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat

yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Maha Sempurna.

7. Al-Akhir berarti Dzat Yang Maha Akhir. Maha Akhir disini dapat diartikan bahwa Allah

SWT adalah Dzat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua

makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah SWT tetap ada dan kekal.

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat !

1. Orang yang memberikan sebagian besar miliknya dan menyisakan sedikit untuknya, dia

adalah orang yang ..... a. rendah hati b. terpuji c. pemberi d. mulia e. dermawan

2. Allah berbuat baik kepada seluruh makhluk tanpa sebuah kewajiban yang mesti

dilakukannya. Semua kebaikan yang diberikan Allah kepada makhluk adalah semata-mata atas kemurahan Allah kepada makhluk-Nya. Hal ini mengandung asmaul husna.... a. Al Kariim b. Al Mu’min c. Al Adl d. Al Matiin e. Al Akhir

3. Allah adalah sumber rasa aman dan keamanan dengan menjelaskan sebab-sebabnya.

Dengan memberi rasa aman ini, maka Allah akan menutup jalan-jalan yang menakutkan bagi orang yang beriman kepada-Nya. Hal ini mengandung asmaul husna.... a. Al Kariim b. Al Mu’min

Page 20: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 37

c. Al Jamii’ d. Al Matiin e. Al Akhir

4. Saat seseorang mampu memberi rasa aman kepada orang lain, maka kelak orang itu akan

menjadi orang yang terpercaya. Hal ini mengandung bahwa orang tersebut meneladani asmaul husna....... a. Al Al-adl b. Al Mu’min c. Al Jamii’ d. Al Matiin e. Al Wakil

5. Seorang uslim dapat mengamalkan Asmaul Husna Al Wakil dengan cara .... a. menjauhi pergaulan bebas b. peduli kepada fakir miskin c. berserah diri kepada Allah SWT d. rajin menafkahkan hartanya e. sportif dalam kehidupan berorganisasi

6. Arti dari Al Matin adalah....

a. Allah sebagai Maha Pemberi rasa aman bagi makhluk-Nya b. Yang Maha Mulia, Maha Dermawan, Yang Maha Pemurah c. Yang Maha Pemelihara atau Yang Maha Tepercaya d. Allah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya e. Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana

7. Seorang teknisi komputer mengumpulkan dan merangkai berbagai komponen sehingga

menjadi sebuah unit komputer yang dapat berfungsi membantu pekerjaan manusia. Jika

amalnya itu dilandasi dengan niat yang ikhlas, maka dia telah meneladani Asmaul Husna

.... a. Al Wakiil b. Al Matiin c. Al Adl d. Al Aakhir e. Al Jamii’

8. Orang yang ingin meraih kesuksesan hendaknya menerapkan tiga syarat, yaitu berupa .... a. sekolah, kursus, dan banyak harta b. berikhtiar, berdoa, dan tawakal c. mempunyai ilmu, harta, dan jabatan d. mempunyai guru, kolega/kenalan luas e. memiliki orang tua yang telah sukses

9. Orang yang mempercayakan segala urusan atau berserah diri (bertawakal) kepada Allah,

akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya oleh

Allah. Hal ini berarti orang tersebut meneladani asmaul husna.... a. Al Wakiil b. Al Matiin c. Al Jamii’ d. Al Aakhir

Page 21: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 38

e. Al Adl

10. Allah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip

sifat-sifat-Nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifat-Nya. Allah juga Maha Kukuh

dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Hal ini mengandung asmaul husna.... a. Al Wakiil b. Al Matiin c. Al Jamii’ d. Al Aakhir e. Al Mu’min

11. Allah Maha Mengumpulkan mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan segala

sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Kemampuan Allah SWT tersebut tentu tidak

terbatas sehingga Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu baik yang serupa maupun

yang berbeda, yang nyata maupun yang ghaib, yang terjangkau oleh manusia maupun

yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya. Hal ini mengandung asmaul

husna.... a. Al Wakiil b. Al Matiin c. Al Jamii’ d. Al Aakhir e. Al Adl

12. Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-

Nya yang Maha Sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun

dalam perbuatan-Nya. Hal ini mengandung asmaul husna.... a. Al Adl b. Al Kariin c. Al Jamii’ d. Al Aakhir e. Al Mu’min

13. Orang yang tidak berpihak kepada salah seorang yang berselisih, dan selalu berpihak

kepada yang benar, karena baik yang benar maupun yang salah sama-sama harus

memperoleh haknya. Dengan demikian, orang itu akan melakukan sesuatu yang patut dan

tidak sewenang-wenang. Hal ini berarti orang tersebut meneladani asmaul husna.... a. Al Matiin b. Al Kariin c. Al Adl d. Al Aakhir e. Al Mu’min

14. Allah SWT adalah Dzat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala

semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah SWT tetap ada dan kekal. Hal ini

mengandung asmaul husna .... a. Al Matiin b. Al Kariin c. Al Adl d. Al Aakhir e. Al Mu’min

15. Orang yang beriman pasti akan mengetahui bahwa semua yang mereka miliki adalah

amanat dari Allah karena memang merupakan milik-Nya dan kelak akan kembali kepada-

Page 22: Bab 2 asmaul husna

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X 39

Nya. Jika ia menyadarinya bahwa kelak ia akan kembali kepada-Nya dan akan

mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang pernah dititipkan kepadanya. Hal ini

berarti orang tersebut meneladani asmaul husna .... a. Al Matiin b. Al Kariin c. Al Adl d. Al Aakhir e. Al Mu’min

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !

1. Bagaimana cara kita untuk meneladani asmaul husna Al-Kariim?

2. Jelaskan manfaat dari meneladani asmaul husna Al-Wakiil!

3. Bagaimana cara kita untuk meneladani asmaul husna Al-Adl!

4. Bagaimana strategi kita untuk dapat meneladani asmaul husna Al-Matiin?

5. Jelaskan manfaat dari meneladani asmaul husna Al-Aakhir!

C. Skala Sikap

Berilah tanda “centang” ( ) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-

pernyataan yang tersedia !

No.

Pernyataan

Kebiasaan

selalu sering jarang

skor 3 skor 2 skor 1

1 Saya tidak ingin membuat onar di sekolah dan di masyarakat

2 Saya ingin memaafkan teman yang menyakiti hati saya

3 Bila melihat orang yang membutuhkan pertolongan, saya berkeinginan untuk memberikan pertolongan.

4 Saya berkeinginan untuk memberi nasehat, mengajak, dan mempelopori teman-teman untuk beribadah dan berbuat kebajikan.

5 Saya berusaha tidak mengeluh saat mendapat musibah/cobaan

6 Saya sangat takut ketika mengingat kematian

7 Saya bersungguh-sungguh saat diberi tugas

8 Memberikan solusi kepada teman yang mendapat masalah

9 Saya berusaha meningkatkan amal baik agar catatan amal baik saya terus bertambah

10 Mudah memaafkan kesalahan teman/orang lain