Makalah Anfistum Klp 1 Kls D 2014

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Dalam biologi , tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae . Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pe pohonan , semak , terna , re rumputan , paku-pakuan , lumut , serta sejumlah alga hijau . Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut . Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof , dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis . Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau"). Perkecambah merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan , khususnya tumbuhan berbiji . Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang 1

description

fdbger

Transcript of Makalah Anfistum Klp 1 Kls D 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Dalambiologi,tumbuhanmerujuk padaorganismeyang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan,semak,terna, rerumputan,paku-pakuan,lumut, serta sejumlahalga hijau. Tercatat sekitar 350.000spesiesorganisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbungadan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifatautotrof, dan mendapatkan energi langsung daricahayamataharimelalui prosesfotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalahViridiplantae("tetumbuhan hijau").Perkecambah merupakan tahap awalperkembangansuatutumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini,embriodi dalambijiyang semula berada pada kondisi dormanmengalami sejumlah perubahanfisiologisyang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Kecambah sebagai salah satu bahan pangan yang kaya dengan vitamin sehingga kecambah sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia / tubuh. Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji).

Dormansi adalah proses beristirahatnya suatu tanaman, bagian tanaman, atau jaringan walupun berada dalam kondisi pertumbuhan yang optimum untuk menunjukkan pertumbuhan sewajarnya. Dormansi dapat dikatakan juga sebagai suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi, walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan.Dengan melakukan dormansi, tumbuhan dapat hidup bertahan bulanan bahkan beberapa tahun, tanpa menghabiskan cadangan makanannya. Dormansi dapat menyebabkan tumbuhan mampu bertahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekeringan pada musim panas dan suhu rendah pada musim dingin.1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah pada makalah ini adalah :

1. Apa pengertian dormansi dan perkecambahan ?

2. Apa penyebab dormansi?

3. Bagaiamana prosesperkecambahan4. Sebutkan tipeperkecambahan dan dormansi?

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dormansi dan perkecambahan?

6. Bagaiamana cara menghambat dormansi?1.3 TujuanTujuan penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dormansi dan perkecambahan2. Untuk mengetahui penyebab dormansi

3. Untuk mengetahui proses perkecambahan

4. Untuk mengetahui tipe perkecambahan dan dormansi5. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi dormansi dan perkecambahan6. Untuk mengetahui cara menghambat dormansi

1.4 ManfaatManfaat penyusunan makalah ini adalah :

1. Mampu mengetahui pengertian dormansi dan perkecambahan

2. Mampu mengetahui penyebab dormansi

3. Mampu mengetahui proses perkecambahan

4. Mampu mengetahui tipeperkecambahan dan dormansi5. Mampu mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi dormansi dan perkecambahan6. Mampu mengetahui cara menghambat dormansi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dormansi dan Perkecambahan a. Pengertian Dormansi

Dormansiadalah suatu keadaan berhentitumbuhyang dialami organismehidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi. Dormasi pada biji meningkatkana peluang bahwa perkecambahan akan terjadi pada waktu dan tempat yang paling menguntungkan bagi pertumbuhan biji. Pengakhiran periode dormansi umumnya memerlukan kondisi lingkungan yang tertentu. Biji tumbuhan gurun misalnya, hanya berkecambah setelah curah hujan yang memadai. Jika mereka harus berkecambah setetah hujan yang sedang, tanah mungkin akan terlalu cepat kering sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan biji. Banyak biji memerlukan panas yang sangat tinggi untuk mengakhiri dormansi. Dengan demikian pertumbuhan biji semakin berlimpah setelahapi menghanguskan vegetasi yang menjadi saingannya tersebut. Ditempat dimana musim dingin sangat parah, biji mungkin memerlukan pemaparan terhadap cuaca dingin yang lebih lama. Biji yang disemaikan selama musim panas atau musim gugur tidak akan berkecambah sampai musim semi berikutnya. Hal ini akan memastikan musim tumbuh yang panjang sebelum musim dingin berikutnya.biji yang sangat kecil memerlukan cahaya untuk perkecambahan dan akan mengakhiri hanya bila ditanam cukup dangkal sehinggga kecambah benih bisa muncul menembus permukaan tanah.Keadaan dormansi pada benih apabila dipandang dari segi ekonomis tidak menguntungkan, oleh karena itu diperlukan cara untuk dapat mempersingkat dormansi tersebut. Pemecahan dormansi dan penciptaan lingkungan yang ideal sangat diperlukan oleh benih untuk memulai suatu perkecambahan. Berbagai perlakuan dapat diberikan pada biji, baik mekanis maupun kimia.b. Pengertian Perkecambahan

Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan. Embrio yang terdapat di dalam biji mempunyai beberapa bagian, antara lain embrio akar (radikula), embrio daun (plumula), embrio pucuk (epikotil) dan embrio batang (hipokotil). Untuk merangsang perkecambahan benih, dapat dilakukan dengan pemberian zat perang-sang. Di antara zat perangsang yang dapat digunakan adalah KNO3 dan air kelapa muda. Diketahui bahwa KNO3 dan air kelapa muda dapat meningkatkan jumlah benih yang berke-cambah. KNO3 akan merangsang perkecam-bahan terutama dalam gelap. Rangsangan yang diperoleh dari KNO3 tergantung pada konsentrasinya

2.2. Penyebab DormansiBenih yang mengalami dormansi ditandai oleh:a.Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air.

b.Proses respirasi tertekan / terhambat.

c.Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.d.Rendahnya prosesmetabolismecadangan makanan.

Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dariembrioatau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut.

Dilihat dari penyebabnya dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:

a. Dormansi FisikDormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji. Beberapa penyebab dormansi fisik adalah: Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahankutikula.

Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

Disini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhanembrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera. Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gasPada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekananoksigendi sekitar benih ditambah. Pada benih [apel] misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatanrespirasiembrio. Keadaan ini terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat.b. Dormansi FisiologisDormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh. Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalah:

Immaturity Embrio

Pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah. After ripening

Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan jangka waktu "After Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih menjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari beberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.

Dormansi Sekunder

Dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya. Diduga dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji yang diakibatkan oleh pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih terbatas.

Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.

Dormansi ini dapat disebabkan oleh hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio. Zat-zat penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara lain: Ammonia, Abcisic acid, Benzoic acid, Ethylene, Alkaloid, Alkaloids Lactone (Counamin) dll.2.3. ProsesPerkecambahan

Pada gambar tersebut menjelaskan bahwa setelah biji mengimbibisi air, embrio membebaskan hormone giberelin sebagai sinyal kepada aleuron, yaitu lapisan tipis bagian luar endosperma. Aleuron merespon dengan cara mensintetis dan mensekresikan enzim pencernaan yang menghidrolisis makanan yang tersimpan dalam endosperma yang menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air misalnya enzim amylase, gula dan zat zat makanan lain yang diserap dari endospermaoleh kotiledon dikomsumsi dan dihabiskan selama pertumbuhan embrio menjadi bibit atau benih.

Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering, air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolic pada embrio yang mrnyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon,dan nutrient nutrienya dipindahkan kebagian embrio yang akan tumbuh. Organ pertama yang muncul daribijji adalah radikula, berikutnya ujung tunas, yang harus menembus permukaan tanah.Proses perkecambahan melibatkan proses fisika maupun kimiawi:1)Proses fisika

Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari otensial air rendah pada biji yang kering.2)Proses kimia

Dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim.Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam ai, misalnya enzim amilase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya, gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.2.4. TipeDormansi dan Perkecambahana. Tipe Tipe DormansiSecara umum menurut Aldrich (1984) Dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :1. Innate dormansi (dormansi primer)

Dormansi primeradalah dormansi yang paling sering terjadi, terdiri dari dua sifat: Dormansi eksogenous yaitu kondisi dimana komponen penting perkecambahan tidak tersedia bagi benih dan menyebabkan kegagalan dalam perkecambahan. Tipe dormansi tersebut berhubungan dengan sifat fisik dari kulit benih serta faktor lingkungan selama perkecambahan; Dormansi endogenous yaitu dormansi yang disebabkan karena sifat-sifat tertentu yang melekat pada benih, seperti adanya kandungan inhibitor yang berlebih pada benih, embrio benih yang rudimenter dan sensitivitas terhadap suhu dan cahaya.2. Induced dormansi (dormansi sekunder)

Dormansi sekunderadalah sifat dormansi yang terjadi karena dihilangkannya satu atau lebih faktor penting perkecambahan.Dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya. Diduga dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji yang diakibatkan oleh pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih terbatas.b. Tipe tipe perkecambahan1) Perkecambahan epigeal

Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji buncis dan biji jarak.2) Perkecambahan hypogealApabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga tertarik keatas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh: perkecambahan pada biji kacang Contoh: perkecambahan pada biji kacang.2.5. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan

Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (suhu, cahaya, kelembapan udara, air dan unsur hara tanah, dan nutrisi) dan faktor internal (Gen,hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji).

a. Faktor Luar (eksternal) Cahaya/Sinar matahari : Cahaya sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk kelangsungan hidupnya, sebab cahaya/sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses berlangsungnya fotosintesis di dalam daun tumbuhan hijau. Suhu (Temperatur) : Setiap proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Suhu juga mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, suhu optimum berkisar antara 22-37 C. Peranan suhu dapat mematahkan dormansi. Pada umumnya dormansi suhu memerlukan periode perlakuan yang lebih panjang dibandingkan dormansi fisik lainnya Kelembapan Udara : Umumnya tanah dan udara sekitar yang kurang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu, tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel.

Air dan Unsur Hara Tanah : air mutlak diperlukan tumbuhan. Fungsi air bagi tumbuhan adalah bahan pembentuk karbohidrat (dalam proses fotosintesis), sebagai pelarut garam mineral di tanah dan sebagai pelarut senyawa-senyawa dalam sel. Air juga sebagai medium/ tempa treaksi enzimatis. Nutrisi : tumbuhan harus mengandung unsur makro (C,H,O,N,K,S,Ca,Fe,Mg) dan unsur mikro (B,Mo,Zu,Cu,Cl).b. Faktor Dalam (Internal) Faktor gen : gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup.Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan danperkembangan. Hormon : hormon tumbuh disebut juga zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa protein dengan substansi kimia yang aktif. Zat tumbuh ini banyak jenisnya, antara lain auksin, giberelin, sitokini, asam absisat, gas etilen, asam traumalin, dan kalin.a. AuksinHormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA). Hormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian akar, batang dan daun. Hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan justru akan menghambat terjadinya pembelashan sel, sehingga pertumbuhan sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lambat dibandingkan dengan sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari. Auksin bekerja di tempat yang gelap dan berhenti di tempat terang (etiolasi). Fungsi lain dari auksin antara lain merangsang pembelahan sel, menaikkan tekanan osmotic, dan menaikkan permeabilitas sel terhadap air.

b. SitokininAda dua jenis hormone ditokinin yaitu zeatin (merupakan sitokini alami yang terdapat pada biji jagung) dan kinetin yang merupakan sitokinin buatan. Fungsi sitokinin adalah merangsang pembelahan sel, mengahambat dominasi epical, merangsang pembentukan tunas, mempercepat pertumbuhan memanjang, menunda pengguguran daun, dan menghambat proses penuaan. Efek dari sitokinin berlawanan dengan auksin pada tumbuhan. Contoh, jika sitokinin banyak diberikan kepada tumbuhan, maka akan banyak tunas, tetapi jika sedikit diberikan pada tumbuhan maka akan tumbuh banyak akar. Hal ini terjadi karena sitokinin dapat menghentikan dominasi pertumbuhan kumcup atas (apikal) dan merangsang pertumbuhan kuncup samping (lateral).c. Giberelin

Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji saat berkecambah. Giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama atau menyerupai hormone auksin. Fungsinya adalah membantu pembentukan tunas/embrio, menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Contoh pada tanaman kerdil.d. Asam Absisat

Asam absisat merupakan hormone yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan hormone auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau memperlambat pembelahan dan pembesaran sel. Fungsi asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh, macam pengguguran daun dan mendorong dormansi biji agar tidak berkecambah.e. Gas Etilen

Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi matang. Fungsi etilen adalah menyebabkan buah menjadi masak, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokh dan tebal, dapat memacu pembungaan, yang bekerja bersamaan dengan auksin dan bersama giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan tumbuhan berumah satu.f. Asam Traumalin

Asam traumalin disebut juga hormone luka/cambium karena hormone ini berfungsi untuk memperbaiki bagian tanaman yang rusak / menghasilkan kalus misalnya kalin yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya: rhizokalin (dapat memacu pertumbuhan akar); kaulokali (dapat memacu pertumbuhan batang); fitokalin (dapat memacu pertumbuhan daun); dan anthokalin (dapat memacu pertumbuhan bunga).

2.6. Cara Menghambat Dormansi

Untuk mengetahui dan membedakan/memisahkan apakah suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Kondisi yang yang ada pada waktu yang lebih awal akan menyebabkan perubahan pada jaringan yang akhirnya menghambat pertumbuhan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat. Metode pematahan dormansi yang disebabkan faktor fisik adalah skarifikasi yaitu pelukaaan kulit benih agar air dan nutrisi bisa masuk ke dalam benih. Sedangkan pematahan dormansi factor fisiologis pada kasus after-ripening adalah dengan perendaman dengan senyawa kimia tertentuAda beberapa cara yang telah diketahui seperti:1. Dengan perlakuan mekanis

Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadapairataugas. Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.

2. Dengan perlakuan kimiaTujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat sepertiasamsulfat,asamnitratdengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.Sebagai contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum tanam.Perendaman benih padi dalam HNO3pekat selama 30 menit.Pemberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 PPM. Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).

3. Dengan perlakuan perendaman dengan airPerlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu: dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan.

4. Dengan perlakuan suhu

Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembap (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.5. Dengan perlakuan cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari. Masalah kebutuhan cahaya untuk mempercepat perkecambahan dan sekaligus untuk mematahkan

dormansi bagi benih-benih yang membutuhkan cahaya sewaktu berkecambah dapat disiasati dengan menggunakan zat kimia seperti KNO3 yang berfungsi sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penerimaan benih akan O2.

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

a. Dormansiadalah suatu keadaan berhentitumbuhyang dialamiorganismehidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi. Sedangkan Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan. Embrio yang terdapat di dalam biji mempunyai beberapa bagian, antara lain embrio akar (radikula), embrio daun (plumula), embrio pucuk (epikotil) dan embrio batang (hipokotil).

b. Penyebab terjadinya dormansi , Beberapa penyebab dormansi fisik adalahimpermeabilitas kulit biji terhadap air, resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, dan permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas. Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalahimmaturity embrio, after ripening, dan dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.

c. Tipe perkecambahan terbagi menjadi perkecambahan epigeal dan hipogeal. Sedangkan tipe-tipe dormansi terbagi menjadiInnate dormansi (dormansi primer) dan Induced dormansi (dormansi sekunder).

d. Faktor yang mempengaruhi perkecambahan terdiri dari faktor eksternal (suhu, cahaya, kelembapan udara, air dan unsur hara tanah, dan nutrisi) dan faktor internal (Gen,hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji).

e. cara menghambat dormansi yaitu dengan perlakuan mekanis, kimia, perendaman dengan air, suhu, dan dengan perlakuan cahaya.3.2. Saran

Saran dalam menyusun makalah untuk menggunakan banyak literature agar memperoleh lebih banyak pengetahuan dari berbagai sumber. Selain itu, keaktifan dari anggota kelompok tetap dijaga.DAFTAR PUSTAKAAnwar, A., Renfiyeni, Jamsari, 2008, Metode Perkecambahan Benih Tanaman Andalas (Morus Macroura Miq.) (Germination Method Of Seeds Of Morus Macroura Miq.), Jerami, Vol I ( 1).Campbell, N.A., Reece, J.B. Mitchell, L.G., 2003, Biologi Edisi V Jilid 2, Erlangga, Jakarta.Handayani1, N.K.S.D., Kriswiyanti1,E., Astarini1,,I.A.,2006, Uji Viabilitas Serbuk Sari Hemerocallis Fulva L. (Liliaceae) Setelah Penyimpanan Pada Waktu dan Suhu Yang Berbeda , Jurnal Metamorfosa, Vol I (1).

Lesilolo, M.K., Riry, J., Matatula, E.A., 2013, Pengujian Viabilitas Dan Vigor Benih Beberapa Jenis Tanaman Yang Beredar Di Pasaran Kota Ambon, Agrologia, Vol 2 (1).

Manurung, D., Agustina, L.P. P., Bangun, M.K., 2013, Pengaruh Perlakuan Pematahan Dormansi Terhadap Viabilitas Benih Aren (Arenga Pinnata Merr.), Jurnal Online Agroekoteknologi, Vol 1 (3).

Mulyana, D., Asmarahman, C., 2012, Petunjuk Praktis Pembibitan Jabon & Sengon, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.Nurshanti, D,F., 2013, Tanggap Perkecambahanbenih Palem Ekor Tupai (Wodyetia Bifurcate) Terhadap Lama Perendaman Dalam Air, Jurnal Ilmiah Agriba, Vol 1 (2).Yulianti, Nuwhell.,2010, Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga, Lily Publisher, Yogyakarta.Sumber lain dari internet www.google.com www.wikipedia.com/wikiKATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun Makalah anatomi fisiologi tumbuhan tentang perkecambahan dan dormansi ini.Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen mata kuliah atas kesediaannya dalam membimbing dan mengarahkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Namun demikian, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan selesainya makalah ini, akhirnya kami sebagai penulis tetap mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terutama pembaca sebagai masukan untuk perbaikan.

Kendari, Mei 2015 PenulisDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR..iDAFTAR ISI....iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar belakang...11.2 Tujuan....2

1.3 Rumusan masalah..21.4 Manfaat......3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dormansi dan perkecambahan....4

2.2 Penyebab dormansi..6

2.3 Proses perkecambahan....9

2.4 Tipeperkecambahan dan dormansi10

2.5 Faktor faktor yang mempengaruhi dormansi dan perkecambahan..13

2.6 Cara menghambat dormansi17

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan ....20

B. Saran21

DAFTAR PUSTAKA22

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

PERKECAMBAHAN DAN DORMANSI

OLEH :

KELOMPOK 1

NUR AULIA ARRAYAN

(O1A114125)

NUR FADHILLAH SIRAJUDDIN (O1A114133)

SINAR AYU FARIDA

(O1A114162)

SITI NURZANAHABARU

(O1A114126)

ANNISA

(O1A114158)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015 1