AnFisTum Sel

46
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam mempelajari anatomi dan fisiologi tumbuhan, yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel. Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel, sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, badan mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus. Masing- masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam struktu dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.

description

Anatomi Fisiologi Tumbuhan : Sel

Transcript of AnFisTum Sel

Page 1: AnFisTum Sel

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam mempelajari anatomi dan fisiologi tumbuhan, yang paling

mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel. Tumbuhan termasuk organisme

multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama

melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel,

sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, badan

mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus. Masing-

masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis,

metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas

sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis

tumbuhan.

Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel

hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam

struktu dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi

plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya

terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses

diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.

Pemahaman tentang sel tumbuhan diperlukan dalam bahasan fisiologi

tumbuhan selanjutnya. Pada makalah ini dijelaskan struktur dan fungsi masing-

masing organel sel serta hubungan antar organel sehingga dapat bekerja sama

membentuk sistem.

Seperti organisme lain, sel-sel tumbuhan dikelompokkan bersama-sama ke

berbagai jaringan. Jaringan ini dapat sederhana, yang terdiri dari jenis sel tunggal,

atau kompleks, yang terdiri dari lebih dari satu jenis sel. Atas dan di luar jaringan,

tanaman juga memiliki tingkat lebih tinggi dari sistem struktur jaringan tumbuhan

disebut. Ada tiga jenis sistem jaringan: jaringan dermal, jaringan pembuluh darah,

dan sistem tanah jaringan.

Page 2: AnFisTum Sel

2

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur dan fungsi organel-organel sel tumbuhan?

2. Bagaimana hubungan kerjasama antar organel-organel sel tumbuhan?

3. Bagaimana sistem jaringan pada tumbuhan ?

4. Apa saja jaringan yang ada pada sebuah tumbuhan ?

3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat:

1. Menggambarkan sel tumbuhan eukariotik.

2. Menghubungkan struktur dan fungsi bagian-bagian sel tumbuhan.

3. Memahami tentang sistem jaringan pada tumbuhan

4. Menambah wawasan kita tentang berbagai jaringan pada tumbuhan

4. Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan khususnya

kepada penulis sendiri. Umumnya kepada yang membaca. Secara umum makalah

ini berguna untuk:

1. Agar pembaca mengetahui tentang sel tumbuhan;

2. Agar pembaca mengetahui organel-organel sel tumbuhan;

3. Agar pembaca mengetahui jaringan tumbuhan;

4. Agar pembaca mengetahui macam-macam jaringan tumbuhan;

5. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan

metode deskriptif, penulis menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas

dan konprehensif. Data teoritis dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi

pustaka. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan

mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema

makalah.

Page 3: AnFisTum Sel

3

BAB II

PEMBAHASAN

1 Sejarah Penemuan Sel

Berikut ini catatan mengenai sejarah penemuan sel :

Tahun 1665, Robert Hooke menemukan sel mati dari gabus kulit batang

quercus suber yang tinggal dinding selnya saja, tersusun seperti rumah

lebah. Ruang-ruang kecil tanpa isi sel itu disebut kemudian disebut sel.

Tahun 1770, Anthony Van Leeuwenhoek menemukan kloroplast pada

daun segar.

Tahun 1772, Bonaventuri Corti menemukan aliran plasma pada ganging

chara sp.

Tahun 1850 , kollicher menemukan mitokondria.

Teori tentang sel mempunyai konsep bahwa ;

Sel merupakan satuan struktur organism hidup

Sel merupakan satuan fungsi dalam organisme hidup

Page 4: AnFisTum Sel

4

2. Sitologi Tumbuhan

Merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, susunan, sifat-sifat fisik dan

kimia dari sel tumbuhan serta perkembangan dinding selnya. Sel dibedakan

menjadi 2 yaitu :

Prokariotik : sel tidak mempunyai membrane inti atau membrane yang

mengikat organela-organela, DNA terkonsentrasi pada daerah yag disebut

nukleoid.

Eukariotik : sel mempunyai struktur yang kompleks. Inti dan organela-

organela yang lain terbungkus oleh membran inti dan terdapat pada suatu

larutan semi cair yang disebut litosol.

Sel tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar yang universal dari suatu

struktur organic. Struktur yang membedakan sel tumbuhan dengan sel lainnya

adalah keberadaan dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel yang

berbatasan dengan membran sel. Dinding sel akan memberikan bentuk sel

tumbuhan. Isi sel yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh keberadaan dinding

sel.

Dalam hubungannya dengan fungsi, sel tumbuhan dapat berbentuk oval,

elips, silinder, seperti serat atau bercabang. Ukuran sel juga sangat berhubungan

dengan fungsinya. Sel dengan ukuran sangat kecil tidak bias dijumpai pada

tumbuhan. Sel-sel parenkim mempunyai ukuran antara 0,01-0,1 mm, serat kayu

dan floem mempunyai ukuran lebih panjang dibanding parenkim, yaitu 1-3 mm

pada angiospermae dan 2-8 mm pada gymnospermae. Pada tumbuhan monokotil

tertntu dan anggota suku urtaceae, sel serat dapat mencapai panjang 550 mm.

Page 5: AnFisTum Sel

5

Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel

hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam

struktu dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi

plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya

terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses

diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.

2.1 Dinding Sel

Dinding sel merupakan salah satu ciri sel tumbuhan yang membedakannya

dari sel hewan. Dinding ini melindungi sel tumbuh¬an, mempertahankan

bentuknya, dan mencegah penghisapan air secara berlebihan. Pada tingkat

keseluruhan tumbuhan, dinding yang kuat yang terbuat dari sel khusus

mempertahan¬kan tumbuhan agar tegak melawan gaya gravitasi.

Sel tumbuhan muda pertama-tama mensekresi dinding yang relatif tipis

dan lentur yang disebut dinding sel primer. Di antara dinding-dinding primer sel-

sel yang berdekatan terdapat lamela tengah, lapisan tipis yang banyak

mengandung polisakarida lengket yang disebut pektin. Apabila selnya telah

dewasa dan berhenti tumbuh, sel ini memperkuat dindingnya. Sebagian sel

Page 6: AnFisTum Sel

6

tumbuhan melakukan hal ini hanya dengan mensekresi substansi pengeras ke

dalam dinding primernya. Sel lain menambahkan dinding sel sekunder di antara

membran plasma dan dinding primer. Dinding sekunder ini, seringkali menumpuk

menjadi beberapa lapisan berlamina, memiliki matriks kuat dan tahan lama yang

sanggup memberi perlindungan dan dukungan. (Campbell, 2002).

Dinding sel tumbuhan. Sel muda mula-mula membentuk dinding primer

tipis, seringkali ada penambahan dinding sekunder yang lebih kuat di dalam

dinding primer ketika pertumbuhan terhenti. Lamela tengah yang lengket

melekatkan sel-sel yang berdekatan menjadi satu. Dengan demikian, partisi

multilapis di antara sel-sel ini terdiri atas dinding penghubung yang masing-

masing disekresikan oleh selnya sendiri (Campbell, 2002).

Dinding sel terdiri dari: lamela tengah, dinding primer dan dinding

sekunder. Antara sel-sel yang berdekatan ada lamela tengah yang merekatkan

antara dua dinding sei menjadi satu. Lamela tengah terutama terdiri dari Ca-pektat

berupa gel. Dinding primer adalah lapisan yang terbentuk selama pembentangan,

terdiri dari hemiselulosa, selulosa, pektin, lemak, dan protein. Dinding sekunder

biasanya lebih tebal dari dinding primer terutama terdiri dari selulosa dan kadang-

kadang lignin, merupakan lapisan yang ditambahkan setelah proses pembentangan

dinding sel selesai.

Tidak semua bagian dinding sel mengalami penebalan dan terisi

plasma (plasmodesmata). Dinding primer memilki sejumlah daerah penipisan

yang disebut noktah. Daerah ini memiliki plasmodesmata dengan kerapatan

tinggi. Plasmodesmata adalah jalinan benang sitoplasma tipis yang menembus

dinding-dinding sel yang bersebelahan, menghubungkan protoplas sel yang

berdampingan. Dengan demikian dinding sel menjadi berlubang-lubang

yang memungkinkan senyawa kimia melewatinya.

Dinding sel yang berbatasan langsung dengan udara luar sering dilapisi

kutin dan suberin (kutikula). Lapisan ini tidak seluruhnya tertutup rapat sehingga

masih memungkinkan senyawa kimia melewatinya. Dinding sel berfungsi untuk

memberi kekuatan mekanik sehingga sel mempunyai bentuk tetap serta memberi

perlindungan terhadap isi sel, dan karena sifat hidrofilnya dapat mengadakan

Page 7: AnFisTum Sel

7

imbibisi air serta meneruskan air dan senyawa yang larut di dalamnya ke

protoplas (Hasnunidah, 2007).

2.2 Protoplas

Protoplas merupakan bagian yang hidup dari sel tumbuhan, meskipun di

dalamnya juga terdapat berbagai senyawa anorganik. Protoplas terdiri dari empat

bagian utama, yaitu: sitoplasma, nukleus, vakuola dan bahan ergastik.

2.2.1 Sitoplasma

Sitoplasma merupakan bagian sel yang kompleks, suatu bahan cair yang

mengandung banyak molekul, diantaranya berbentuk suspensi koloid dan organel-

organel yang bermembran. Sitoplasma dan nukleus secara bersama-sama disebut

protoplasma. Beberapa sel tumbuhan juga memiliki juga zat-zat murni yang tidak

hidup disebut bahan ergastik, seperti: kalsium oksalat, benda-benda protein, gum,

minyak, resin.

Sistem endomembran dalam Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma,

badan Golgi, selimut inti, dan organel sel serta membran lain (badan mikro,

sferosom dan membran vakuola) yang berasal dari retikulum endoplasma atau

badan Golgi. Sedangkan membran plasma dianggap satuan yang terpisah,

meskipun tumbuh melalui penambahan sejumlah kantung yang berasal dari badan

Golgi.

Mitokondria dan plastida yang diselimuti oleh selapis membran yang halus

dan membran dalam yang melekuk-lekuk juga tidak berhubungan dengan sistem

membran. Demikian pula ribosom, mikrotubul dan mikrofilamen bukan bagian

dari sistem endomembran (Hasnunidah, 2007).

Sitoplasma dibedakan menjadi tiga bagian.

Plasmolema ; dinding plasma luar yang bersifat semipermeable.

Pilioplasma ; bagian yang tampak keruh karena adanya butir

butirmikrosoma. Pada bagian ini dapat dilihat adanya aliran sitoplasma

[rotasi dan sikrolasi]

Page 8: AnFisTum Sel

8

Tonoplas ; membran dalam yang berbatasan dengan vakuola, bersifat

semipermeable.

2.2.1.1 Membran Plasma atau Plasmalemma

Membran plasma berfungsi mengatur aliran zat -zat terlarut masuk dan

keluar sel, dan mengatur aliran air melalui osmosis. Membran plasma bersifat

diferensial permeabel, artinya dapat melalukan senyawa kimia tertentu dan tidak

melalukan senyawa lainnya.

Membran plasma merupakan lapisan rangkap lipid dengan bagian:

hidrofilik (suka air) molekul lipidnya berada di permukaan. Bagian lipofilik (suka

lemak), molekul tersebut menghadap ke dalam lapisan rangkap sehingga

menyebabkan adanya ruang yang terang. Molekul protein yang mencakup 50%

bahan membran tenggelam di lapisan rangkap itu, dengan satu atau kedua ujung

menonjol ke salah satu atau kedua permukaan membran. Kedua permukaan

membran berbeda secara khas (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.2 Retikulum Endoplasma (ER = Endoplasmic Retikulum)

Pada banyak sel, ER menyerupai kantung kempis yang berlipat-lipat

(disebut sisternae). ER membentuk sistem angkutan untuk berbagai macam

molekul di dalam sel dan bahkan antar sel meialui plasmodesmata. Sejumlah

ribosom sering berasosiasi dengan ER dalam hal sintesis protein. ER yang

ditempeli ribosom disebut ER kasar. ER halus tak ber-ribosom dan senng

berbentuk pipa (Hasnunidah, 2007).

Page 9: AnFisTum Sel

9

2.2.1.3 Badan Golgi

Dengan mikroskop elektron, badan golgi (diktiosom) terlihat sebagai

tumpukan piring pipih yang berongga di dalamnya (sisternae) dengan tepian yang

menggelembung dan dikelilingi oleh benda bulat-bulat (vesikel). Badan Golgi

berperan dalam pembentukan membran plasma dan mengangkut enzim yang

harus dibuat dalam sel, yang akan menentukan reaksi kimia yang terjadi dan

menentukan struktur dan fungsi sel (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.4 Selimut Inti

Inti (nukleus) dikelilingi oleh dua membran unit yang sejajar yang disebut

selimut inti. Ketebalan membran luar sedikit lebih tebal dibanding membran

dalam. Keduanya dipisahkan oleh ruang perinukleus. Selimut inti mempunyai

banyak pori. Membran dalam dan luar menyatu membentuk pinggiran pori, yang

dipertahankan bentuknya oleh suatu bahan sehingga terjadi struktur yang disebut

Page 10: AnFisTum Sel

10

anulus. ER berhubungan dengan selimut inti, sedang ruang perinukleus

bersambungan dengan ruang di antara membran sejajar ER (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.5 Membran Vakuola atau Tonoplas

Membran vakuola menyerupai plasmalemma, namun berbeda fungsinya

dan sering agak lebih tipis. Tonoplas mengangkut zat terlarut keluar-masuk

vakuola, sehingga mengendalikan potensial air (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.6 Badan Mikro

Badan mikro adalah organel bulat yang terbungkus oleh selapis membran,

berbutir-butir di sebelah dalamnya, dan kadang disertai kristal protein. Dua jenis

badan mikro yang penting adalah peroksisom dan glioksisom yang masing-

masing berperan khusus dalam aktivitas kimia sel tumbuhan. Perpksisom

menguraikan asam glikolat yang dihasilkan dari fostosintesis, mendaur ulang

molekul lain kembali ke kloroplas. Glioksisom menguraikan lemak menjadi

karbohidrat selama dan sesudah perkecambahan biji. Hidrogen peroksida hasil

reaksi ini juga diuraikan di dalam glioksisom (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.7 Sferosom

Sferosom berbentuk bulat dan diselimuti oleh membran unit yang berasal

dari ER, berisi bahan berlemak, dan menjadi pusat sintesis dan penyimpanan

lemak (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.8 Rangka Sel

Berkat perkembangan mikroskop elektron, diketahui bahwa mikrotubul

dan mikrofilamen berprotein terdapat di hampir semua sel tumbuhan eukariotik.

Bersama-sama dengan benang-benang penghubung membentuk tiga sistem rangka

sel yang berlainan tapi terintegrasi dengan baik. Mikrotubul adalah silinder

panjang yang berongga terdiri dari molekul protein bundar yang disebut tubulin.

Fungsi mikrotubul diduga berkenaan dengan gerak yang mengarah , khususnya di

Page 11: AnFisTum Sel

11

kromosom saat sel membelah atau di organel sel. Gerak itu meliputi pengendalian

arah mikrofibril selulosa pada dinding sel atau gerak sel itu sendiri.

Mikrofilamen merupakan stuktur padat yang lebih kecil, yang bertindak

sendiri atau bersama-sama dengan mikrotubul untuk menggerakkan sel.

Mikrofilamen terdiri dari protein aktin yang juga menjadi kandungan utama

jaringan otot hewan. Fungsi lain mikrofilamen adalah mengatur arah aliran

sitoplasma, kalau arah mikrofilamen berubah maka berubah juga arah aliran

sitoplasma (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.9 Ribosom

Sintesis protein merupakan fungsi sel yang vital yang berlangsung di

ribuan ribosom. Ribosom tersebar di sitoplasma atau bergabung dengan ER kasar

di dalam sel, dan selalu di membran rangkap ER di sisi sitosol. Ribosom juga

menempel di membran luar selimut inti di sisi sitosol. Ribosom nampak sebagai

bintik hitam pada mikrograf elektron. Sering juga membentuk rantai seperti

untaian, khususnya dalam pola spiral (terpilin). Struktur ini dinamakan

poliribosom atau polisom. Dalam ribosom, informasi genetik dari mRNA

diterjemahkan menjadi protein (Hasnunidah, 2007)

Ribosom terdiri dari subunit besar dan kecil yaitu rRNA dan protein.

Setiap subunit disintesis di dalam nukleolus dan dikeluarkan melalui pori nukleus

ke dalam sitoplasma (Johnson, 2000).

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel yang memiliki laju

sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat

banyak. Ribosom bebas tersuspensi dalam sitosol, sementara ribosom terikat

dilekatkan pada bagian luar jalinan membran yang disebut retikulum

endoplasmik. Sebagian besar protein yang dibuat oleh ribosom bebas akan

berfungsi di dalam sitosol; contohnya ialah enzim-enzim yang mengkatalisis

proses metabolisme yang bertempat di dalam sitosol (Campbell, 2002)

Page 12: AnFisTum Sel

12

2.2.1.10 Mitokondria

Pada mikroskop cahaya, mitokondria terlihat seperti bulatan, batang atau

kawat kecil yang beragam bentuk dan ukurannya. Terbungkus membran rangkap,

permukaan luarnya berlubang-lubang sedang permukaan dalamnya membentuk

tonjolan-tonjolan (kristae) yang masuk ke dalam stroma. Membran dalam

membungkus matriks, dan banyak enzim yang mengendalikan berbagai tahap

dalam respirasi sel khususnya dan metabolisme umumnya ditemukan di sana atau

di dalam matriks. Mitokondria memiliki DNA dan ribosom kecil di dalam

matriksnya, sehingga mampu mensintesis porteinnya sendiri (Hasnunidah, 2007).

2.2.1.11 Plastida

Plastida adalah organel berbentuk lensa yang terdapat pada semua sel

tumbuhan, diselimuti oleh sistem membran rangkap. Plastida mengandung DNA

dan ribosom yang terbenam dalam matriks cair yang disebut stroma. Plastida

terbentuk dari hasil pembelahan plastida terdahulu atau sebagai hasil diferensiasi

proplastida. Plastida tak berwarna disebut leukoplas, contohnya: amiloplas yang

mengandung butir-butir padi atau proteinoplas yang mengandung protein

cadangan. Ada dua macam plastida berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung

klorofil dan berbagai pigmen yang menyertainya, dan kromoplas yang

mengandung pigmen lain (karotenoid). Plastida terpenting adalah kloroplas,

karena menjadi tempat berlangsungnya fotosintesis.

Kloroplas mengandung suatu sistem mebran yang bernama tilakoid, yang

sering sambung-menyambung membentuk tumpukan membran yang disebut

grana. Grana terbenam dalam stroma. Enzim yang mengendalikan fotosintesis

terdapat di membran tilakoid dan di stroma (Hasnunidah, 2007).

2.2.2 Nukleus

Nukleus merupakan pusat kendali pada sel tumbuhan eukariotik. Nukleus

mengendalikan seluruh fungsi sel dengan menentukan berbagai reaksi kimia dan

juga struktur dan fungsi sel. Nukleus merupakan organel berbentuk bulat atau

memanjang yang terbungkus selimut inti. Plasma nukleus (nukleoplasma)

Page 13: AnFisTum Sel

13

berbutir-butir merupakan sistem koloid, mengandung kromatin yang pada

pembelahan sel berubah menjadi kromosom. Fungsi kromosom adalah

membentuk m-RNA yang mengatur sintesis protein. Di dalam plasma nukleus

juga terdapat nukleolus yang jumlahnya tiap sel khas untuk tiap jenis. Nukleolus

itu padat, bentuknya tak beraturan, merupakan massa serat dan butiran, dan

berwarna gelap. Fungsi nukleolus adalah untuk sintesis r-RNA dan ribosom

(Hasnunidah, 2007).

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrol sel eukariotik

(sebagian gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Nukleus ini umumnya

merupakan organel yang paling mencolok dalam sel eukariotik, rata-rata

berdiameter 5 µm. Di dalam nukleus, DNA diorganisasikan bersama dengan

protein menjadi materi yang disebut kromatin. Kromatin yang diberi warna

tampak melalui mikroskop cahaya maupun mikros-kop elektron sebagai massa

kabur. Sewaktu sel bersiap untuk membelah (bereproduksi), kromatin kusut yang

berbentuk benang akan menggulung (memadat), menjadi cukup tebal untuk bisa

dibedakan sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom. Nukleus ini

mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim mesenjer

molekuler yang berbentuk RNA. (Campbell, 2002).

2.2.3 Vakuola

Badan khas di sel tumbuhan selain dinding sel dan plastida adalah

vakuola. Vakuola mengerjakan beberapa fungsi. Bentuk dan ketegangan jaringan

yang hanya memiliki dinding primer adalah akibat adanya air dan bahan terlarut

Page 14: AnFisTum Sel

14

yang menekan dari dalam vakuola. Tekanan tersebut timbul karena osmosis.

Konsentrasi bahan terlarut di dalam vakuola cukup tinggi, termasuk garam-garam,

molekul-molekul organik kecil, beberapa protein (enzim) dan molekul-molekul

lainnya. Beberapa vakuola mengandung pigmen yang menimbulkan warna pada

banyak bunga atau dauh. Pada beberapa bagian tumbuhan, vakuola dapat

mengandung bahan-bahan yang mungkin berbahaya bagi sitoplasma.

Sel muda yang aktif membelah di titik tumbuh batang dan akar

mempunyai vakuola sangat kecil. Sebagian besar terbentuk dari ER, lalu tumbuh

bersama sel, mengambil air secara osmosis dan bergabung satu sama lain. Sel

dewasa sering memiliki vakuola yang mengisi 80-90% atau lebih volume sel, dan

protoplasmanya tersisiih hingga hanya berupa lapisan tipis di antara tonoplas dan

plasmalemma. Beberapa sel yang aktif membelah juga dapat bervakuola besar

(Hasnunidah, 2007)

2.2.4 Bahan ergastik

Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun

anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,

pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,

terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda

ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid

(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti

dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel,

misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan

struktur (lilin); dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu

jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang

memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk

yang kedua kali.

Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya

berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi

mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor

lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati

Page 15: AnFisTum Sel

15

karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur

yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam

perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki

fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan

bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam

tanah ke daun. Benda ergastik yang bersifat padat, antara lain :

2.2.4.1 Amilum/pati

Rumus empiris (C6H10O5)n; terdapat dalam plastida, berupa

KH/polisakarida berbentuk tepung. Plastida pembentuk tepung : amiloplas,

dibedakan :

Leukoamiloplas ; warna putih tepung cadangan makanan

Kloro amiloplsas; warna hijau tepung asimilasi.

Titik inisial/permulaan terbentuknya amilum disebut hilus atau hilum.

Berdasarkan letak hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:

Amilum konsentris (hilus di tengah)

Amilum eksentris (hilus di pinggir)

Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya

lamela-lamela karena pada waktu pembentukan amilum, tiap lapisan berbeda

kadar airnya. Berdasarkan jumlah hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:

Monoadelf : butir amilum tunggal, pada sebutir amilum terdapat 1 hilus

Diadelf : dua hilus, terdapat 2 kemungkinan, yaitu :

o Amilum ½ majemuk : terdapat 2 hilus yang masing-masing

dikelilingi oleh lamela tetapi kemudian terbentuk lamelae yang

mengelilingi keseluruhan.

o Amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari 1 hilus dan

hilus- hilus ini dikelilingi oleh lamela masing-masing.

2.2.4.2 Kristal ca- Oxsalat

Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di

dalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oxalat bebas merupakan racun

Page 16: AnFisTum Sel

16

bagi tanaman diendapkan berupa garam Ca-ox. Kristal-kristal ini tidak larut dalam

asam cuka, tetapi larut dalam asam kuat. Bentuk-bentuk kristal Ca-oxsalat :

Kristal pasir piramida kecil, misal pada tangkai daun bayam (Amaranthus

sp), tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum) dan Begonia (Begonias

sp)

Kristal tunggal besar bentuk prisma/poliedris, Contoh : pada daun jeruk

(Citrus)

Rafida : bentuk seperti jarum /sapu lidi, terdapat pada daun bunga pukul

empat (Mirabilis jalapa), batang dan akar lidah buaya (Aloe sp), daun

nanas (Annanas squomosus)

Kristal sferit : bentuk kristal tersusun atas bagian-bagian yang teratur

secara radier, terdapat pada batang Phyllococtus Kristal majemuk : bentuk

sepertib inang / rosetdan disebut kristal drussen terdapat pada korteks

batang melinjo (Gnetum gnemon), daun kecubung (Datura metel), tangkai

daun begonia korteks batang delima (Punica granatum) dan batang jarak

(Ricinus communis)

Pada beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar di

dalam sel dan sel-sel tersebut menyusun suatu lapisan disebut lapisan aleuron.

Pada biji padi dan jagung, lapisan aleuron terdapat pada jaringan endosperm yang

letaknya paling luar. Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencuci beras

terlalu bersih sebelum dimasak. Pada biji jarak, butir aleuron letaknya tersebar dan

berukurran besar. Setiap butir aleuron berupa suatu badan membulat atau lonjong

yang padat yang biasanya mengandung satu atau lebih butiran seperti kristal yang

disebut kristaloid dan butiran seperti bulatan yang dikenal dengan globoid.

Kristaloid mengandung zat putih telur sedangkan globoid terdiri ataszat fitin

(garam-garam kalsium dan magnesium dari asam nesoinosit heksafosfat).

Kristal bervariasi bentuk dan ukurannya. Biasanya kristal tersusun dari

kalsium karbonat dan kalsium oksalat atau silika. Kristal kalsium karbonat bias

anya disebut sistolit. Biasanya terdapat pada sel epidermis daun banyak tumbuhan

bunga,misalnya yang termasuk family Moraceae, Urticaceae, Acanthaceae dan

Cucurbitaceae. Kristal kalsium oksalat, merupakan hasil akhir atau hasil rekresi

Page 17: AnFisTum Sel

17

darisuatu pertukaran zat yang terjadi dalam sitoplasma. Kristal kalsium oksalat

initerdapat dalam plasma sel atau dalam vakuola, tidak larut dalam asam lemah

(seperti asam cuka) tetapi larut dalam asam kuat (seperti asam klorida). Ada yang

menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan karena itu

diendapkap berupa garam kalsium oksalat.

3. Jaringan Tumbuhan

Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang

mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan,

manusia artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan

membelah , memanjang dan defrensiasinya tak terbatas sehingga dari

kemampuannya jaringannya , organisme tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan

Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan pun terdiri dari

sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan

berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh

tumbuhan.

Seperti organisme lain, sel-sel tumbuhan dikelompokkan bersama-sama ke

berbagai jaringan. Jaringan ini dapat sederhana, yang terdiri dari jenis sel tunggal,

atau kompleks, yang terdiri dari lebih dari satu jenis sel. Atas dan di luar jaringan,

tanaman juga memiliki tingkat lebih tinggi dari sistem struktur jaringan tumbuhan

disebut. Ada tiga jenis sistem jaringan: jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan

jaringan dasar.

3.1. Pertumbuhan Tanaman

Daerah di dalam tanaman yang mampu pertumbuhan melalui mitosis

disebut meristem. Tanaman menjalani dua jenis pertumbuhan, pertumbuhan

primer dan / atau sekunder. Dalam pertumbuhan primer, tanaman batang dan akar

memanjang dengan pembesaran sel sebagai lawan dari produksi sel baru.

Pertumbuhan primer terjadi di daerah yang disebut meristem apikal. Jenis

pertumbuhan memungkinkan tanaman untuk meningkatkan panjang dan untuk

memperpanjang akar lebih dalam ke dalam tanah. Semua tanaman mengalami

Page 18: AnFisTum Sel

18

pertumbuhan primer. Tanaman yang mengalami pertumbuhan sekunder, seperti

pohon, memiliki meristem lateral yang menghasilkan sel baru. Sel-sel baru

meningkatkan ketebalan batang dan akar. Meristem lateral terdiri dari kambium

vaskuler dan kambium gabus. Ini adalah kambium vaskuler yang bertanggung

jawab untuk memproduksi xilem dan floem sel. Para kambium gabus terbentuk

dalam tanaman dewasa dan kulit kayu hasil.

Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk

tubuh tumbuhan. Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :

1. Jaringan meristem/muda

2. Jaringan dewasa

3.1.1 Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan

jaringan ini relatif sangat muda , sitoplasmanya penuh , mempunyai kemampuan

totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa

jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam

Jaringan Meristem Primer

Jaringan meristem ini pada tumbuhan pada bagian organ yang paling

muda. Merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional /

tunas /lembaga mempunyai kemampuan untuk membelah ,memanjang dan

berdefrensiasi serta specialisasi membentuk jaringan yang dewasa. Jaringan ini

cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya

pembelahan yang terus menerus kearah memanjang.

Letak Jaringan ini di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal

dengan meristem apikal yang mengarah je dominansi apikal. Pertumbuhan

jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan

meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan

melebar.

Jaringan Meristem Sekunder

Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari

jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi merupakan

Page 19: AnFisTum Sel

19

jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi lagi jaringan ini

berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan jaringan yang

berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut

pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya kearah membesar sehingga

menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem

sekunder yaitu kambium.

Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu

meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.

Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada

ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh

memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut

pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut

jaringan primer.

Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak

diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang

memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae).

Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih

cepat, sebelum tumbuhnya bunga.

Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang

menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses

pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan.

Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam

jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan

skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.

Jadi jaringan Meristem itu jaringan yang sel-selnya selalu membelah

(mitosis) serta belum berdifferensiasi. Ada beberapa macam jaringan meristem,

antara lain :

1. Titik tumbuh, terdapat pada ujung batang, meristem ini menyebabkan tumbuh

memanjang atau disebut juga tumbuh primer. Terdapat dua teori yang

menjelaskan pertumbuhan ini. Yang pertama adalah teori histogen dari Hanstein

yang menyatakan titik tumbuh terdiri dari dermatogens yang menjadi epidermis,

Page 20: AnFisTum Sel

20

periblem yang menjadi korteks, dan plerom yang akan menjadi silinder pusat.

Teori kedua adalah teori Tunica-Corpus dari Schmidt yang menyatakan bahwa

titik tumbuh terdiri atas Tunica yang fungsinya memperluas titik tumbuh, serta

Corpus yang berdifferensiasi menjadi jaringan-jaringan.

2 Perisikel (perikambium) merupakan tempat tumbuhnya cabang-cabang akar.

Letaknya antara korteks dan silinder pusat.

3. Kambium fasikuler (kambium primer). Kambium ini terdapat di antara Xilem

dan floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Khusus pada tumbuhan

monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele.

Kambium fasikuler kea rah dalam membentuk Xilem dank e arah luar membentuk

floem, sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang berfungsi

memperluas kambium. Pertumbuhan oleh kambium ini disebut pertumbuhan

sekunder

4. Kambium sekunder (kambium gabus/ kambium felogen), kambium ini terdapat

padapermukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan sekunder.

Kambium gabus kea rah luar membentu sel gabus pengganti epidermis dank e

arah dalam membentuk sel feloderm hidup. Kambium inilah yang menyebabkan

terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.

3.1.2. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukakan

totipotensi, jaringan ini hanya membelah tetapi tidak melakukan defrensiasi

membentuk jaringan lain.

Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :

a. Jaringan Epidermis

Jaringan yang letaknya paling luar. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel

hidup berbentuk pipih selapis yang berderet rapat tanpa ruang antar sel. Tidak

mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan

Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata. Bentuk sel

jaringan epidermis seperti balok dan mengalami modifikasi membentuk aneka

ragam sel yang sesuai dengan fungsinya

Page 21: AnFisTum Sel

21

Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan

batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.

Fungsi jaringan epidermis antara lain :

Pelindung/ proteksi jaringan didalamnya, tidak dapat ditembus air dari

luar, kecuali akar yang muda, bisa kemasukan air karena osmosis

Peresap air dan mineral pada akar yang muda, oleh karena itu akar-akar

yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang disebut

bulu akar.

Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi.

Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang

permukaannya bergabung. Epidermis memiliki beberapa struktur khas

sebagai berikut :

Modifikasi Epidermis

Epidermis bisa membentuk aneka ragam bentuk menyesuaikan perannya di Organ

tempat keberadaan epidermis

Stomata (mulut daun), yaitu lubang pada lapisan epidermis daun. Sekitar

stomata terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup. Stomata

berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu

berfotosintesis. Selai itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air

Trichoma, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari

epidermis daun dan batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air.

Bulu-bulu akar, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar

yang dapat diresapi oleh larutan garam-garam tanah.

b. Jaringan Dasar

Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum

berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh

tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar

yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer

dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada

parenkim.

Page 22: AnFisTum Sel

22

Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada

kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel

parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut

klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.

Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh

jaringan parenkim.

Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa

macam antara lain:

Parenkim asimilasi (klorenkim).

Parenkim penimbun.

Parenkim air

Parenkim penyimpan udara (aerenkim).\

Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung

klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. Parenkim penimbun adalah sel parenkim

ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam

vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma. Parenkim air

adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada

tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan

sukulen. Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu

menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim

banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.

Jaringan Penguat/Penyokong

Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan yaitu:

Jaringan kolenkim

Jaringan sklerenkim.

Jaringan Kolenkim

Kolenkim terdiri dari sel-sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan

penebalan pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya

terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel

yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk

Page 23: AnFisTum Sel

23

sel-sel tetangganya. Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder,

jaringan ini tampak sebagai sel-sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif

Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang

dimana kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan

tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan, karena se-sel dengan ketebalan

sedang ada antara kedua jenis jaringan yang berbeda ini.

Jaringan Sklerenkim

Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman. Penebalan lignin

terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal.

Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa.

Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat

(fibre) atau sklereid. Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding

berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.),

sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari

bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid. Terdapat pada

bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel-sel

batu (stone cell, sklereid).

Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa

merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan

yang lunak. Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim

mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.

Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid

c. Jaringan Pengangkut/ Jaringan Pembuluh

Pada tumbuhan berpembuluh yaitu pada Pterydophyta, dan Spermatophyta

pengangkutan air serta garam-garam tanah maupun hasil-hasil fotosintesis

dilakukan oleh jaringan pembuluh yang terdiri dari dua kelompok sel yang

asalnya sama namun berbeda dalam bentuk, struktur dinding serta isi selnya.

Jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Kedua jaringan ini disebut

jaringan kompleks karena terdiri dari berbagai jaringan yang berbeda struktur dan

fungsinya. Fungsi utama xylem adalah mengangkut air serta zat-zat yang terlarut

didalamnya. Floem berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Pada

Page 24: AnFisTum Sel

24

batang berkas xylem umumnya berasosiasi dengan floem pada satu ikatan

pembuluh. Kombinasi xylem dan floem membentuk sistem jaringan pembuluh di

seluruh tubuh tumbuhan, termasuk semua cabang batang dan akar.

Jaringan pengangkut pada tanaman sering disebut jaringan vaskular

disebut jaringan vascular karena sarana transportasi atau pengangkutannya berupa

pembuluh pembuluh (vasculer). Pembuluh (vasculer) itu untuk membawa air dan

larutan ke seluruh tanaman. Pembuluh itu meliputi Xylem atau pembuluh kayu

berfungsi untuk membawa air sedangkan floem pembuluh lapis/pembuluh kulit

kayu membawa hasil fotosintesis berupa larutan organik. Baik xylem maupun

floem terdiri dari beberapa tipe sel. Pada batang primer jaringan ini terletak pada

berkas pengangkut dimana floem di bagian luar dan xylem di bagian dalam.

Floem dan xylem dipisah oleh beberapa baris sel meristem berdinding tipis yang

disebut cambium.

Yang merupakan karakteristik sel sel xylem adalah berkas pengangkut dan

trakeid yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan

pengangkut air. Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi

berdiameter lebih besar.

Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat

pada jaringan xylem.

1. Xilem

Xilem, terdiri dari trakeid, trakea / pembuluh kayu, parenkim xylem, dan serabut /

serat xylem. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi xylem primer dan

xylem sekunder. Xilem primer berasal dari prokambium sedangkan xilem

sekunder berasal dari kambium. Berdasarkan proses terbentuknya xilem primer

dapat dibedakan menjadi protoxylem dan metaxylem. Protoxilem adalah xylem

primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metaxilem yang terbentuk

kemudian. Protoxilem berdiferensiasi dalam bagian tubuh primer yang belum

selesai pertumbuhan dan diferensiasinya. Protoxilem dapat mencapai taraf dewasa

diantara jaringan-jaringan yang aktif memanjang dan akan mendapat beban

tekanan, sehingga sel ini dapat rusak.. Metaxilem biasanya dibentuk dalam tubuh

primer yang sedang tumbuh namun sebagian besar selnya menjadi dewasa setelah

Page 25: AnFisTum Sel

25

pemanjangan selesai. Berdasarkan hal itu, jaringan ini kurang dipengaruhi oleh

peluasan yang dialami oleh sel-sel sekelilingnya dibandingkan dengan protoxilem.

Elemen pengangkut terdiri dari trakeid dan komponen pembuluh kayu (trakea).

Perbedaan utama antara kedua macam sel adalah bahwa trakeid berujung runcing

yang tidak berperforasi atau berlubang sedangkan komponen pembuluh kayu

berperforasi pada ujung selnya. Komponen pembuluh kayu tersusun dalam

deretan sel memanjang yang berhubungan satu dengan yang lainpada dinding

ujungnya. Dinding ujung komponen trakea yang terperforasi disebut papan

perforasi. Papan perforasi sederhana memiliki hanya satu lubang dan papan

perforasi majemuk berisi banyak lubang

Pada dinding komponen trakea terdapat noktah sederhana maupun noktah

terlindung yang jumlah serta susunannya bermacam-macam. Macam noktah

tergantung kepada tipe sel yang berada disebelahnya. Diantara dua sel trakeal

yang berdampingan biasanya terdapat sejumlah besar nktah terlindung. Diantara

elemen pengangkut dan serat terdapat beberapa pasangan noktah. Pasangan

noktah setengah terlindung atau sederhana terdapat antara elemen trakeal dengan

parenkim xylem. Pada trekeid pengangkutan air terjadi melalui noktah, Pada

keadaan dewasa kedua sel pengangkut tersebut memiliki dinding sekunder

berlignin dengan berbagai macam penebalan dan pada saat berfungsi dalam

pengangkutan isi sel mati,

Sel serat merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang

terlignifikasi. Tebal dinding berbeda-beda tetapi umumnya lebih tebal dari

dinding trakeid. Ada dua macam serat yaitu serat trakeid.da serat librifor,.

Biasanya serat libriform lebih panjang dan lebih tebal dindingnya dibanding sel

trakeid. Serat trakeid memiliki noktah terlindung yang beruang noktah lebih kecil

disbanding ruang noktah pada noktah terlindung trakea dan trakeid kayu.

Parenkim pada xylem sekunder terdiri dari parenkim xylem yang berdiri tegak

sejajar sumbu batang dan parenkim jari-jari empulur. Kedua macam sel dapat

berbeda dalam struktur maupun isinya. Sel parenkim menyimpan pati, minyak dan

zat ergastik. Parenkim jari-jari empulur dapat dibedakan menjadi sel yang

berbaring (“Procumbent”) dan sel tegak (“upright”). Pada sel baring garis tengah

Page 26: AnFisTum Sel

26

terpanjang kearah radial, pada sel tegak garis tengah terpanjang adalah tegak

(vertical).

Xilem primer mengandung elemen yang sama seperti xylem sekunder

yaitu trakeid, trakea, serta dan sel parenkim, tetapi sel-sel itu tidak tersusun dalam

system aksial dan radial dan tidak ada jari-jari empulur. Protoxilem biasanya

mengandung elemen trakeal yang dikeliligi parenkim. Jika elemen trakeal rusak

maka sel parenkim dapat menutupinya. Sel-sel yang terdapat dalam metaxilam

mencakup elemen trakeal, sel parenkim , dan serat. Elemen trakeal pada

metaxilem akan tetap bertahan setelah pertumuhan priomer selesai, namun

kehilangan fungsi setelah sejumlah xylem sekunder terbentuk.

Sel atau elemen trakeal primer menunjukkan bermacam-macam penebalan

dinding sekunder. Dinding sekunder pada sel trakeal yang paling awal dibentuk

dapat berbentuk cincin. Sel yang berdiferensiasi setelah itu dapat berpenebalan

spiral dan skalariform , kemudian jala, dan akhirnya noktah. Pada suatu bagian

tumbuhan, tidak semua penebalan perlu ditemukan dalam xylem primer.

2. Floem

Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel

pengiring / sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem. Berdasarkan asal

terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer

berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder berasal dari kambium.

Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri dari protofloem dan

metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali terbentuk

sedangkan metafloem terbentuk kemudian. Protofloem menjadi dewasa dalam

bagian tumbuhan yang masih mengalami pembentangan. Elemen tapis

membentang dan segera kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada

Anggiospermae biasanya sempit dan tidak menyolok. Sel pengantar tidak selalu

ada.

Elemen tapis yang terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis

merupakan sal-sel floem yang paling terspesialisasi. Cirinya adalah protoplas

yang termasuk sewaktu ontogeny serta terbatas aktivitas metabolismenya dan

adanya daerah tapis. Inti pada elelmen tapis akan berdegenerasi, organel yang

Page 27: AnFisTum Sel

27

bertahan adalah plastida dan mitokondria. Plasmalematetap bertahan namun

tonoplas rusak sehingga batas antara vakuola dan sitoplasma hilang. Sel pengantar

adalah sel prenkim yang terspeialisasi untuk dapat bereran dalam hubungan

fungsional dngan elemen tapis yang emngatur translokasi. Sel ini berhubungan

dengan elemen tapis mealui plasmodesmata . Umurnya tergantung pada umur

elemen tapis. Sel ini aktif melakukan metabolisme, inti dan anak inti besar,

terdapat plastida, mitokondria banyak dan sedikit reticulum endoplasma.

Dinding elemen tapis berbeda-beda tebalnya namun bisanya lebih tebal

dari sel parenkim. Dinding teruatama terssuun oleh selulosa dan pectin. Pada

beberapa taksa dinding amat tebal dan hamper mengisi selurtuh lumen. Daerah

tapis merupakan daerah dinding sel tempat terjadinya kesinambungan antara

protoplas dua sel yang berdampingan. Bagian dinding dengan pori yang relative

besar dinamakan papan tapis. Dalam kebanyakan preparat yang dibuat untuk

memperlihatkan floem setiap pori dilapisi oleh kalose yaiyu karbohidrat yang jika

terhidrolisis akan menghasilkan glukosa.. dengan bertambahnya umur elemen

tapis, jumlah kalose pun bertambah. Lapisan dalam pori juga menebal dan kalose

tampak puladi permukaan daerah tapis. Lubang pori bertambah sempit dan

kemudian sama sekali tersumbat jika elemen tapis sudah akan mati.

Sel parenkim floem berisi berbagai bahan ergastik seperti tannin, pati, dan

kristal. Pada floem sekunder terdapatparenkim tegak dan parenkim jari-jari

empulur. Sel sklerenkimsering terdapat pada floem primer maupun sekunder.

Serat dapat hidup atau tidak hidup, yang masih hidup berfungsi dalam

penyimpanan cadangan makanan. Dibandingkan dengan xielm sekunder, floem

sekunder tidak merupakan bagian yang besar dari batang, cabang ataupun akar.

Jumlah floem yang dibentuk lebih sedikit ibanding dengan xylem sekunder.. Yang

dimaksud dengan kulit kayu adalah semua jaringan di sebelah luar kamobium

termasuk floem. Bagian floem yang berfungsi dalam pengangkutan adalah bagian

kulit kayu paling dalam.

Page 28: AnFisTum Sel

28

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

Tumbuhan terdiri atas sel yang memiliki nucleus yang terbungkus oleh

membrane atau struktur serupa tapi tanpa membrane.

Sel tumbuhan memiliki beberapa jenis organel yang terbungkus

membrane, misalnya kloroplas, mitokondria, nucleus, dan vakuola.

Sebagian besar sel tumbuhan eukariotik diselimuti oleh dinding sel.

Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang

mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan,

manusia artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan

membelah, memanjang dan defrensiasinya tak terbatas sehingga dari

kemampuannya jaringannya , organisme tumbuhan ini dapat diperbanyak

dengan Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan

pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk

jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya

sampai membentuk satu tubuh tumbuhan.

Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.

Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Kali ini kita pelajari jaringan

tumbuhan terlebih dahulu. Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan antara lain:

Jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan

klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xylem,dan

jaringan floem.

2. Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui

bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang sel penting bagi kehidupan kita.

Page 29: AnFisTum Sel

29

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta

Hasnunidah, Neni. 2010. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung :

Bandar Lampung

Agustriana, Rochmah dan Tunjung Tripeni. 2006. Buku Ajar. Fisiologi

Tumbuhan I. Universitas Lampung : Bandar Lampung

Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo

Persada : Jakarta

Salisbury, F.B dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung : Bandung

Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Tentang Sel &

Jaringan. Rineka Cipta : Jakarta

Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan,

Penerbit Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.