Makalah Anemia Edited
-
Upload
anasti-putri-paramatasari -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
description
Transcript of Makalah Anemia Edited
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
1/17
PENDAHULUAN
Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah cakram bikonkaf tidak berinti yang kira-kira
berdiameter 8 m, tebal bagian tepi 2m dan ketebalannya berkurang sebagian tengah menjadi
hanya 1 mm atau kurang. Komponen utama SDM adalah hemoglobin protein protein (Hb), yang
mengangkut sebagian besar oksigen dan sebagian kecil fraksi karbon dioksida dan
mempertahankan ph normal melalui serangkaian dapar intraseluler.
Perubahan massa SDM menimbulkan dua keadaan yang berbeda. Jika jumlah SDM berkurang,
maka timbul anemia. Sebaliknnya, keadaan yang jumlah SDMnya terlalu banyak disebut
polisitemia.
Salah satu gangguan sel darah merah adalah anemia. Menurut definisi, anemia adalah
berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin, dan volume
packed red blood cells. Dengan demikian anemia bukan suat diagnosis melainkan suatu
cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium. Dalam makalah ini akan dipaparkan
lebih lanjut dengan sebuah contoh kasus anemia.
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
2/17
STUDI KASUS
Seorang ibu 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, letih lesu, cepat sesak, pucat
sekali, Kesadaran normal, hati limpa normal tidak teraba. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/75 serta denyut jantung yakni 90x/menit. Kita ketahui bahwa denyut jantung
normal adalah 60-80x/menit (sumber medical store). Apabila semua pengaruh hormonal dan
saraf pada jantung dihambat , kecepatan intrinsic menjadi sekitar 100 dpm. Setelah dilakukan
hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan :
Hb : 7 g/dl
Leukosit : 7800/l
Hitung jenis : 0/2/8/45/38/7
LED : 60 mm/jam
MCV : 58 fL ( normal : 82-92 fL )
MCH : 20 pg ( normal : 27-31 pg )
MCHC : 28 % ( normal : 32-37 % )
Jumlah trombosit 240000 ( normal 150000 300000 )
berdasarkan hasil indeks di atas, MCV, MCH maupun MCHc berada di bawah normal, dan hal
ini menunjukan anemia hipokromik mikrositer. Indeks eritrosit seperti MCV, MCH menurun
didapat hanya pada anemia defisiensi besi dan thalasemia major, sedangkan jika MCHC
menurun pada defisiensi yang lebih lama dan berat.1
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
3/17
PEMBAHASAN
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin,
dan volume packed red blood cells.2
Pada dasarnya anemia dapat disebabkan oleh karena :
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2. Kehilangan darah keluar tubuh ( perdarahan )
3.
Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya ( hemolisis ).3
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan
absorbsi, pendarahan kronik ( epistaksis ), kebutuhan besi meningkat ( pertumbuhan ) ,serta
kehilangan besi akibat perdarahan menahun, seperti :
1. Kehilangan besi akibat pendarahan menahun dapat berasal dari :
Saluran cerna : akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker
lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
Saluran genitaklia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia
Saluran kemih : hematuria
Saluran nafas : hemoptoe
2.
Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (
bioavailabilitas ) besi yang tidak bisa ( makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan
rendah daging ).
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
4/17
3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematurias, anak dalam masa pertumbuhan dan
kehamilan.
4. Gangguan absorbsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.4
Patofisiologi
Salah satu dari tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat. Keadaan
ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan
vasokonstriksi untuk memaksimalkan pengiriman O2 ke organ-organ vital. Warna kulit bukan
merupakan indeks yang dapat dipercaya untuk pucat karena dipengaruhi pigmentasi kulit, suhu,
dan kedalaman serta distribusi bantalan kapiler. Bantalan kuku, telapak tangan dan membran
mukosa mulut sarta konjungtiva merupakan indikator yang lebih baik untuk indikator pucat. Jika
lipatan tangan tidak lagi berwarna merah muda, hemoglobin biasanya kurang dari 8 gram.
Takikardi dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh peningkatan kecepatan aliran
darah) mencerminkan beban kerja dan curah jantung yang meningkat. Angina (nyeri dada),
khususnya pada orang tua dengan stenosis koroner, dapat disebabkan oleh iskemia miokardium.
Pada anemia berat, gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak
dapat beradaptasi dengan beban kerja jntung yang meningkat. Dispnea (kesulitan bernapas),
napas pendek, dan cepat lelah sewaktu mekakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, pingsan, dan tinitus (telinga berdengung)
dapat mencerminkan berkurangnya oksigenasi pada sistem saraf pusat. Pada anemia yang berat
dapat juga timbul gejala-gejala saluran cerna seperti anoreksia, mual, konstipasi atau diare, dan
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
5/17
stomatitis (nyeri pada lidah dan membran mukosa mulut); gejala-gejala umumnya disebabkan
oleh defisiensi, seperti defisiensi zat besi.
Hasil pemer ikasaan laborator ium
Hasil pemeriksaan apusan darah:
1. Berbentuk mikrositik (micrositer)
2. Berwarna hipokrom dengan inti putih lebih lebar
Pemeriksaan
darah
Hasil laboratorium Normal/tidak normal
Hb 7g/dl Tidak Normal (menurun ,w: 11,5-16,5)
Leukosit 7800/l Normal (5000-10000)
Hitung Jenis
Basofil - (tidak ditemukan) Normal (0-1 %)
eosinofil 2 Normal (1-3%)
Neutrofil batang 8 Tidak normal ( lebih ,normal 1-6%)
Neutrofil segmen 45
Tidak normal ( menurun ,normal 50-
70%)
limfosit 38 Normal (20-40)
Monosit 7 Normal (1-8)
LED 60mm/jam Tidak normal ( lebih ,w: < 20)
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
6/17
3. Terdapat sel pensil, sel sabit, hipokromik, rouloux, sferosit (eritrosit tidak memiliki
bagian pucat)
4. Poikilositosis yaitu adanya eritrosit dengan keragaman bentuk yang abnormal di dalam
darah.
5. Anisositosis yaitu adanya eritrosit dengan keragaman ukuran di dalam darah
Anamnesa menuju diagnosis
Bagaimana asupan atau pola makan ibu sehari-hari ?
Bagaimana siklus menstruasi setiap bulannya ?
Pekerjaan ,apa jenis pekrjaannya ? terpapar radiasi atau tidak
Sudah mengosumsi obat apa saja sebelum datang ke dokter ?
Apakah mempunyai riwayat keluarga thalasemia ?
Akhir akhir ini pernah mengalami trauma ? misalnya terbentur ,pendarahan ? kapan
terjadinya
Hipotesa dari keluhan utama yang telah disebutkan oleh ibu ini ialah anemia sebab telah
diketahui bahwa ibu ini pucat, letih, lemah, kurang zat besi dan kurangnya Hb. Telah kita ketahui
bersama bahwa tanda-tanda yang telah disebutkan diatas merupakan ciri ciri atau gejala dari
penyakit anemia.
Diagnosis Banding
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
7/17
Anemia defisiensi besi perlu dibedakan dengan anemia hipokromik lainnya seperti : anemia
akibat penyakit kronik, thalassemia minor, anemia sinderoblastik.
1. Anemia Pada Penyakit Kronik
Merupakan jenis anemia yang paling sering ditemukan pada pasien Lupus Eritematosus
Sistemik. Mekanisme anemia pada penyakit kronik masih sulit dimengerti. Hasil pada
beberapa penelitian pathogenesis arthritis rematoid mengindikasikan bahwa banyak
faktor yang terlibat seperti gangguan pelepasan besi oleh system fagositik mononuklear,
besi terikat dengan protein pengikat, penurunan respons eritropoetin, dan efek supresif
interleukin terhadap eritropoesis. Pengobatan pada jenis anemia ini ditujukan pada proses
penyakitnya, tidak dianjurkan untuk pemberian terapi besi atau intervensi spesifik
lainnya.
2. Thalassemia Minor
Mempunyai genotip yang heterozigot. Fenotip kelainan ini secara simptomatis tidak
menimbulkan gejala, kadang terdapat hepatomegali, dan splenomegali. Kadar
hemoglobin terentang antara 10-13% dengan jumlah eritrosit normal atau sedikit tinggi.
Darah tepi menunjukkan gambaran mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target, dan
eliptosit. Sumsum tulang menunjukkan hyperplasia eritroid ringan sampai sedang dengan
eritropoiesis yang sedikit tidak efektif.
3. Anemia Sideroblastik
Anemia sideroblastik adalah anemia mikrositik-hipokromik yang ditandai oleh adanya
sel-sel darah merah imatur (sideroblas) dalam sirkulasi dan sumsum tulang. Anemia
sideroblastik primer dapat terjadi akibat efek genetik pada kromosom X yang jarang
ditemukan (terutama dijumpai pada pria) atau dapat timbul secara spontan, terutama pada
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
8/17
orang tua. Penyebab sekunder anemia sideroblastik adalah obat-obat tertentu, misalnya
beberapa obat kemoterapi dan ingesti timah.
Cara membedakan keempat jenis anemia tersebut dapat kita lihat pada tabel5
Tabel Diagnosis Banding Anemia Defisiensi Besi
Anemia
Defisiensi Besi
Anemia Akibat
Penyakit
Kronik
Thalassemia
Minor
Anemia
Sideroblastik
Derajat anemia Ringan sampai
berat
Ringan Ringan Ringan sampai
berat
MCV Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
MCH Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
Besi serum Menurun < 30 Menurun < 50 Normal/meningkat Normal/meningkat
TIBC Meningkat >
360
Menurun < 300 Normal/menurun Normal/menurun
Saturasi
transferin
Menurun < 15% Menurun/N 10-
20%
Meningkat > 20% Meningkat > 20%
Besi sumsum
tulang
Negatif Positif Positifkuat Positifdengan ring
sideroblast
Protoporfirin
eritrosit
Meningkat Meningkat Normal Normal
Feritin serum Menurun < 20
g/l
Normal 20-200
g/l
Meningkat > 50
g/l
Meningkat > 50
g/l
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
9/17
Elektroforesis
Hb.
N N Hb.A2 meningkat N
Pemeriksaan laboratorium yang di butuhkan untuk melengkapi diagnosis adalah :
1.pemeriksaan sum-sum tulang
Pemeriksaan sum-sum tulang memberikan informasi yang sangat beharga mengenai keadaan
hematopoesis.pemeriksaan ini di butuhkan untuk diagnosis definitive pada beberapa jenis
anemia.pemeriksaan sumsum tulang mutlak diperlukan untuk diagnosis anemia
aplastik,anemia megaloblastik,serta pada kelainan hematologic yang dapat mensupresi system
eritroid.
2.pemeriksaan semi kuantitatif
Pemeriksaan semi kuantitatif dengan menggunakan teknik katokadz
3.pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja digunakan untuk melihat apakah di dalam tinja tersebut terdapat telur dari
cacing apa tidak. Tes darah adalah alat diagnostik yang sangat berguna. Darah terdiri dari
beberapa jenis sel dan senyawa lain, termasuk berbagai garam dan protein tertentu.
Bagian cairan darah yang disebut plasma. Ketika bekuan darah di luar tubuh, sel-sel darah dan
beberapa protein menjadi padat. Cairan yang tersisa ini disebut serum, yang dapat digunakan
dalam tes kimia dan tes untuk mengetahui bagaimana sistem perkelahian penyakit kekebalan
tubuh.
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
10/17
Dokter bisa mengambil sampel darah dan menumbuhkan organisme menular yang
menyebabkan penyakit untuk melihat secara tepat apa yang mereka melalui mikroskop
Adapun yang di periksa adalah:
- Eritrosit
- Leukosit
- Trombosit
- Parasit (bila ada)
4.Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan biokimia seperti :
-zat besi serum
-kapasitas serum mengikatzat besi
-saturasi transferin
-kadar feritin serum
Di perlukan untuk membedakan antara anemia hipokromik mikrositik yang di sebabkan oleh
defisisensi zat besi,anemia sidroblastik,anemia pada penyakit kronis,dan thalasemia .
Diagnosis yang pasti untuk penyakit ini adalah Anemia Hipokromik Mikrositer.
Namun Anemia ini mempunyai 4 penyebab lainnya dan untuk menentukan obat yang tepa tuntuk
menyembuhkan penyakit ini maka kita harus menentukan penyebabnya yang tepat pula.
Ada 4 penyebab : - Anemia Defisiensi Besi
- Anemia Penyakit Kronik
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.netdoctor.co.uk/health_advice/examinations/microscopy.htm&usg=ALkJrhjR--N_-87KbVbQ9x2Q4Ehs5YWoxwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.netdoctor.co.uk/health_advice/examinations/microscopy.htm&usg=ALkJrhjR--N_-87KbVbQ9x2Q4Ehs5YWoxw -
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
11/17
- Thalasemia Minor
- Anemia Sideroblastik
Dikarenakan MCV yang dibawah normal maka kita dapat mengetahui bahwasanya Anemia
Defisiensi Besi dan Thalasemia Minor yang menyebabkan MCV menurun. Namun Thalasemia
Minor mempunyai ciri-ciri dari warna kulit yang simtomatik. Sehingga penyebab yang paling
tepat adalah Anemia Defisiensi Besi.
Diagnosis Pasti untuk pasien ini adalah Anemia Hipokromik Mikrositer karena Defisiensi Besi.
Setelah diagnosis pasti didapatkan, maka dibuat rencana pemberian terapi bagi pasien anemia
defisiensi besi tersebut. Berikut adalah beberapa terapi yang dapat dilakukan:
1. Terapi kausal
ADB dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan absorbsi serta
kehilangan besi akibat pendarahan menahun (karena tukak peptik, kanker lambung,
pemakaian salisilat atau NSAID, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, infeksi cacing
tambang, menorrhagia atau mentrorhagia, hematuria atau hemoptoe). Apabila penyebab
dari ADB tersebut adalah pendarahan, pengobatan dapat dilakukan dengan menekan
pendarahan tersebut misalnya dengan pengobatan pada cacing tambang, hemoroid atau
menorhagia. Terapi kausal harus dilakukan, karena apabila tidak, anemia akan kambuh
lagi.
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
12/17
2. Pemberian preparat besi untuk menggantikan kekurangan besi dalam tubuh (iron
replacement therapy)
A. Terapi Besi Oral
Terapi ini adalah terapi pilihan pertama karena efektif, murah dan aman. Preparat
yang tersedia adalah ferrous sulphat (sulfas ferosus). Dosis yang dianjurkan adalah
3x200 mg. Setiap 200 mg sulfas ferosus mengandung 66 mg besi elemental.
Pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg mengakibatkan absorbsi besi 50 mg per hari
yang dapat meningkatkan eritropoesis dua sampai tiga kali normal. Preparat lainnya
adalah ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous
succinate.Sediaan ini harganya lebih mahal, namun memiliki efektifitas dan efek
samping yang hampir sama dengan sulfas ferosus.
Preparat besi oral sebaiknya diberikan saat lambung kosong (sebelum makan),
namun efek sampingnya lebih sering dibandingkan dengan pemberian setelah
makan. Efek samping itu sendiri adalah gangguan gastrointestinal yang berupa mual,
muntah dan konstipasi. Maka untuk mengurangi efek samping, besi diberikan saat
makan atau dosis dikurangi menjadi 3 x 100 mg. Terapi dilakukan selama 3-6 bulan
atau dianjurkan selama 12 bulan, setelah kadah Hb normal dan cadangan besi tubuh
terisi. Pasien juga perlu diberi dosis pemeliharaan yaitu 100-200 mg untuk mencegah
kambuhnya anemia.
B. Terapi Besi Parenteral
Terapi ini sangat efektif namun lebih mahal dan tinggi resiko, maka hanya dilakukan
dengan indikasi tertentu,yaitu : (1) intoleransi terhadap pemberian besi oral; (2)
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
13/17
kepatuhan terhadap obat yang rendah; (3) gangguan pencernaan seperti kolitis
ulseratif yang dapat kambuh bila diberi besi; (4) penyerapan besi terganggu; (5)
kehilangan banyak darah yang tidak bisa dikompensasi oleh pemberian besi oral; (6)
kebutuhan besi yang besar dalam jangka waktu pendek, misal pada kehamilan
trisemester tiga dan sebelum operasi; (7) defisiensi besi fungsional relatif akibat
pemberian eritropoetin pada anemia gagal ginjal kronik atau anemia pada penyakit
kronik.
Preparat yang tersedia adalah iron dextran complex ( mengandung 50 mg besi/ml ),
iron sorbitol citric acid complex dan ferric gluconate dan iron sucrose. Pemberian
dengan cara intramuskular atau intravena pelan. Efek sampingnya dapat berupa
flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah, nyeri perut, sinkop atau reaksi
anafilaksis. Terapi ini sendiri bertujuan untuk mengembalikan kadar Hb dan mengisi
besi sebesar 500-1000 mg.
3. Pengobatan lain
Pasien ADB sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan protein tinggi, terutama yang
berasal dari protein hewani seperti hati dan daging yang banyak mengandung besi. Untuk
meningkatkan penyerapan besi dapat diberikan vitamin C, 3x100 mg apabila perlu.
Pemberian vitamin C perlu dipertimbangkan karena vitamin C dapat meningkatkan efek
samping terapi. Pemberian terapi harus seimbang antara intake gizi dan pemberian besi
tambahan dari luar.
Transfusi darah jarang dilakukan pada pasien ADB, kecuali dengan indikasi adanya
penyakit jantung anemik dengan ancaman payah jantung, anemia yang sangat
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
14/17
simtomatik, misal anemia dengan gejala pusing yang mencolok, juga untuk pasien yang
memerlukan peningkatan kadar Hb yang cepat seperti pada kehamilan trisemester akhir
atau preoperasi. Jenis darah yang diberika adalah Packed Red Cell untuk mengurangi
bahaya overload.6
Prognosis untuk pasien ini adalah Dubia Ad Bonam
Vitam ->Bonam
dikarenakan tidak ada tanda / gejala vital yang berbahaya
Fungsionam ->Bonam
dikarenakan fungsi organ tubuh akan tetap normal walaupun terkena anemia ini
Sanationam ->Dubia Ad Bonam
dikarenakan penyakit ini akan bias timbul lagi jika tidak diobati dengan benar
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
15/17
KESIMPULAN
Salah satu gangguan sel darah merah adalah anemia. Menurut definisi, anemia adalah
berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas hemoglobin, dan volume
packed red blood cells.
Pada dasarnya anemia dapat disebabkan oleh karena gangguan pembentukan eritrosit oleh
sumsum tulang, kehilangan darah keluar tubuh ( perdarahan ), proses penghancuran eritrosit
dalam tubuh sebelum waktunya ( hemolisis ). Anemia defisiensi besi perlu dibedakan dengan
anemia hipokromik lainnya seperti : anemia akibat penyakit kronik, thalassemia minor, anemia
sinderoblastik.
Diagnosis yang pasti untuk penyakit ini adalah Anemia Hipokromik Mikrositer.
Namun Anemia ini mempunyai 4 penyebab lainnya dan untuk menentukan obat yang tepa tuntuk
menyembuhkan penyakit ini maka kita harus menentukan penyebabnya yang tepat pula.
Ada 4 kemungkinan penyebab yakni anemia Defisiensi Besi, anemia Penyakit Kronik,
thalasemia Minor, anemia Sideroblastik
Dikarenakan MCV yang dibawah normal maka kita dapat mengetahui bahwasanya Anemia
Defisiensi Besi dan Thalasemia Minor yang menyebabkan MCV menurun. Namun Thalasemia
Minor mempunyai ciri-ciri dari warna kulit yang simtomatik. Sehingga penyebab yang paling
tepat adalah Anemia Defisiensi Besi. Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain pengobatan
kausal, pemberian preparat besi untuk menggantikan kekurangan besi dalam tubuh (iron
replacement therapy), dan pengobatan lain.
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
16/17
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati S. Anemia Defisiensi Besi. Sudoyo AW, Setiyohadi W, Alwi I, Simadibrata M, editors.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th
ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009; p. 1132.
2. Sylvia A. Price, bab gangguan sel darah merah halaman 256-257, jakarta, egc, 2005
3. Setiati S. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. Sudoyo AW, Setiyohadi W, Alwi I,
Simadibrata M, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th
ed. Jakarta: Interna Publishing;
2009; p. 1130.
4. Setiati S. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. Sudoyo AW, Setiyohadi W, Alwi I,
Simadibrata M, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th
ed. Jakarta: Interna Publishing;
2009; p. 1131.
5.Bakta IM, Suega K, Dharmayuda TG. Anemia DefisiensiBesi.Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi
I, editors. Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam. 5th
ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009; p. 1134,
1178, 1381.
6. Bakta IM,Suega K, Dharmayuda TG. Anemia defisiensi besi. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi
I, Simadibrata M, Setiati, editors.Ilmu Penyakit Dalam. 4th
ed. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;
2006; p. 638-9.
-
5/20/2018 Makalah Anemia Edited
17/17