Makalah Analisis Risiko Perbankan

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bank sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktifitas, memiliki peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan (income). Dalam menjalankan aktifitas, untuk memperoleh pendapatan perbankan selalu dihadapkan pada risiko. Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak dideteksi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya. Untuk itu, bank harus mengerti dan mengenal risiko-risiko yang mungkin timbul dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Risiko itu sendiri tidak harus selalu dihindari pada semua keadaan, namun semestinya dikelola secara baik tanpa harus mengurangi hasil yang ingin dicapai. Risiko yang dikelola secara tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba yang atraktif. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa terhadap risiko-risiko yang terjadi agar terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan. 1.2. RUMUSAN MASALAH a) Mengetahui Makna dari Risiko. 1

Transcript of Makalah Analisis Risiko Perbankan

Page 1: Makalah Analisis Risiko Perbankan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bank sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktifitas, memiliki

peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan (income). Dalam menjalankan

aktifitas, untuk memperoleh pendapatan perbankan selalu dihadapkan pada risiko.

Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak dideteksi

serta tidak dikelola sebagaimana mestinya. Untuk itu, bank harus mengerti dan mengenal

risiko-risiko yang mungkin timbul dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Risiko itu sendiri

tidak harus selalu dihindari pada semua keadaan, namun semestinya dikelola secara baik

tanpa harus mengurangi hasil yang ingin dicapai. Risiko yang dikelola secara tepat dapat

memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba yang atraktif. Oleh karena itu,

perlu dilakukan analisa terhadap risiko-risiko yang terjadi agar terhindar dari sesuatu yang

tidak diinginkan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

a) Mengetahui Makna dari Risiko.

b) Mengetahui Definisi Perbankan.

c) Menjelaskan Jenis-jenis dan Dampak yang ditimbulkan dari Risiko.

d) Melakukan Analisa Terhadap Risiko yang terjadi di dalam Perbankan.

e) Memaparkan Studi Kasus yang Terjadi di Perbankan.

BAB II

1

Page 2: Makalah Analisis Risiko Perbankan

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI RISIKO

Risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang

menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap aktifitas

yang dilakukan manusia tidak terlepas dari kemungkinan adanya risiko. Contohnya saja, jika

sesorang bekerja, kemungkinan ia akan mendapatkan risiko berupa kehilangan waktu

senggang, terganggunya kesehatan, bahkan kemungkinan akan dipecat. Namun jika

seseorang tidak bekerja, ia tidak akan memperoleh keuntungan financial dan karier. Begitulah

banyaknya kemungkinan akan terjadi risiko yang tidak diinginkan.

Hal ini juga sangat erat dengan sebuah organisasi. Setiap organisasi memiliki visi dan

misi dan merupakan peluang untuk dicapai, tetapi terdapat juga berbagai macam risiko untuk

tidak tercapai. Sehingga didalam sebuah organisasi rentan terjadinya berbagai risiko.

2.2. DEFINISI PERBANKAN

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998

tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.

Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa bank merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri keuangan, maksudnya perbankan selalu berkaitan dalam

bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan.

2.3. PENTINGNYA ANALISIS BANK

Suatu evaluasi eksternal kapasitas bank untuk beroperasi secara aman dan produktif

dalam lingkungan bisnis biasanya dilakukan setahun sekali. Semua penilaian tahunan

2

Page 3: Makalah Analisis Risiko Perbankan

semacam itu memiliki kesamaan karakterisik, tetapi dengan sedikit perbedaan fokus,

bergantung pada tujuan penilaian:

· Pengawas sector public (regulator) berwenang menilai apakah bank layak, memenuhi

persyaratan regulasi, seta aman dan mampu memenuhi komitmen keuangan untuk deposan

dan kreditor lainnya.

· Auditor eksternal, yang biasanya ditunjuk oleh dewan direksi bank, berusaha untuk

memastikan bahwa laporan keuangan secara wajar menunjukkan posisi keuangan dan hasil

operasi bank.

Kelayakan keuangan dan kelemahan kelembagaan bank juga dievaluasi melalui

penilaian keuangan, tinjauan portofolio yang diperpanjang, atau tinjauan jaminan terbatas.

Evaluasi seperti ini sering kali terjadi jika pihak ketiga mengevaluasi risiko kredit yang dihadapi

pihak bank. Proses penilaian bank biasanya meliputi penilaian profil risiko secara keseluruhan,

kondisi keuangan, kelayakan, dan prospek masa depan. Tinjauan bank juga menilai jika

kondisi lembaga dapat diperbaiki dengan bantuan yang cukup atau jika keadaan itu

menimbulkan bahaya bagi sektor perbankan secara keselruhan.

Proses analisis bank juga terjadi dalam konteks pembuatan kebijakan moneter. Oleh

karena itu, pengawasan perbankan tidak dapat dipisahkan dari misi yang lebih luas dari

otoritas moneter. Meskipun perhatian kebijakan bank sentral berfokus pada aspek ekonomi

makro berupa keseimbangan umum dan stabilitas harga, pertimbangan mikro setiap likuiditas

dan solvabilitas bank merupakan kunci untuk mencapai stabilitas itu.

2.4. RISIKO DALAM LEMBAGA KEUANGAN

Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,

tabungan dan deposito. Kemudian aktifitas bank yang lainnya juga dikenal sebagai tempat

untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Tidak hanya itu, masih banyak

kegiatan bank yang lainnya. Namun diantara banyaknya aktifitas bank, tidak terlepas dari

berbagai risiko. Risiko inilah yang perlu diketahui bersama baik itu pemegang saham,

nasabah, maupun karyawan bank tersebut.

Analisis risiko diterapkan dalam situasi yang mengandung berbagai akibat dan tak

pasti. Di luar bidang finansial khusus, analisis risiko melibatkan empat proses dominan:

menspesifikasi berbagai karakter dari akibat yang relevan, menetapkan distribusi probabilitas

3

Page 4: Makalah Analisis Risiko Perbankan

dari akibat yang terkait dengan tiap karakter (sering dengan cara menganalisis periode

sebelumnya), evaluasi terhadap akibat- akibat tak pasti agar dapat dibuat beberapa pilihan,

dan analisis metode untuk mengurangi atau memindahkan risiko ke agen lain.

Elemen penting analisis risiko dan manajemen dapat dilihat dari suatu tinjauan atas

masalah-masalah yang diperhitungkan dunia perbankan. Bank berada dalam bisnis risiko

karena mengeluarkan kontrak hutang pada dua sisi neraca, karena karakteristik kontrak ini

berbeda aset dan liabilitasnya (peran transformasi aset tradisional mereka), dan karena

mereka adalah institusi yang amat siap: dari rasio liabilitas hutang yang tinggi sampai ke

modal ekuitas. Risiko paling tinggi adalah, karena pinjaman yang tak terbayar, bank menjadi

bangkrut karena nilai aset mereka jatuh di bawah nilai liabilitas hutangnya. Dalam praktek,

bank adalah subyek dari berbagai model risiko: kredit, harga, kurs luar negeri, likuiditas,

operasional, penjualan-terpaksa (forced-sale), dan lain lain. Untuk tujuan penjelasan yang

terperinci, kami melarang diskusi risiko kredit, yaitu, risiko di mana pinjaman tidak dibayar.

2.4.1. Jenis-Jenis Risiko Perbankan

Risiko yang dihadapi oleh bank dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu

risiko financial dan risiko nonfinansial. Risiko financial tergolong kedalam risiko pasar

dan risiko kredit. Sedangkan risiko nonfinansial meliputi risiko operasional, risiko

regulator, dan risiko hukum.

a. Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang melekat pada instrumen dan aset yang

diperdagangkan dipasar. Risiko pasar juga dapat diartikan sebagai risiko kerugian

pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan kewajiban di luar neraca yang timbul

dari pergerakan harga pasar (market prices). Risiko pasar bisa muncul dari sumber-

sumber mikro maupun makro. Fluktuasi harga dipasar keuangan telah melahirkan

jenis-jenis risiko pasar yang lain. Sehingga risiko pasar dapat diklasifikasikan menjadi

risiko harga ekuitas, risiko suku bunga, risiko nilai tukar, dan risiko harga komoditi.

b. Risiko Suku Bunga

Risiko ini merupakan risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan dari suku

bunga pada struktur yang mendasari yaitu pinjaman dan simpanan. Risiko suku bunga

ini bisa muncul dari berbagai sumber, misalnya risiko penentuan harga ulang

4

Page 5: Makalah Analisis Risiko Perbankan

(repricing risk) muncul karena perbedaan waktu jatuh tempo dan repricing asset.

Risiko kurva hasil (yield curve risk) adalah ketidak pastian income akibat adanya

perubahan pada kurva hasil.

c. Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan risiko kegagalan nasabah untuk memenuhi kewajibannya

secara penuh dan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan. Akibat dari risiko ini,

terdapat ketidakpastian pada laba bersih dan nilai pasar dari ekuitas yang muncul dari

keterlambatan atau tidak membayar pokok pinjaman beserta bunganya.

d. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas muncul akibat ketidakcukupan likuiditas untuk memenuhi

kebutuhan operasional telah mereduksi kemampuan bank untuk memenuhi

liabilitasnya pada saat jatuh tempo. Risiko ini juga bisa muncul akibat sulitnya bank

untuk mendapatkan dana cash pada biaya yang wajar, baik melalui pinjaman (risiko

likuiditas pendanaan atau pembiayaan) atau menjual asset (risiko likuiditas asset).

e. Risiko Operasional

Risiko ini tidak terdefenisikan dengan jelas, risiko ini bisa muncul akibat kesalahan

atau kecelakaan yang bersifat manusiawi ataupun teknis. Ini merupakan risiko

kerugian yang secara langsung maupun tidak langsung dihasilkan oleh

ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, faktor manusia, tekhnologi atau akibat

faktor-faktor eksternal.

f. Risiko Hukum

Risiko hukum berhubungan dengan risiko tidak terlaksananya kontrak. Risiko

hokum terkait dengan masalah undang-undang, legislasi, dan regulasi yang dapat

memengaruhi pemenuhan kontrak atau transaksi.

2.4.2. Tahap Analisis Risiko

Analisis risiko dan manajemen bank melibatkan 4 tahap utama. Pertama,

identifikasi dan perhitungan risiko, yaitu kalkulasi probabilitas kegagalan. Kedua, apa

yang dapat diperbuat untuk memperkecil probabilitas kegagalan. Ketiga, menghitung

5

Page 6: Makalah Analisis Risiko Perbankan

batas kerusakan pada kejadian saat risiko muncul, atau munculnya kegagalan.

Keempat, aksi untuk memindahkan risiko ke agen-agen lain, atau bagi-risiko.

1) Mengidentifikasikan Dan Menghitung Risiko

Bank akan menggunakan keahliannya dan mempertimbangkan pengalaman

terdahulu untuk menghitung probabilitas kegagalan. Prosedur ini melibatkan

upaya menyaring para calon peminjam dan calon proyek dan mencari informasi

untuk memastikan karakteristik dan ukuran risiko. Melalui keahlian dan

pengalaman, sebuah bank dapat saja memiliki keunggulan komparatif dalam

jajaran bank-bank lain dalam proses ini.

2) Mengurangi Probabilitas Risiko

Bank akan mengurangi probabilitas risiko, contohnya dengan cara

menetapkan syarat pinjaman, memikirkan kontrak insentif yang cocok untuk

memastikan agar perilaku peminjam sedemikian rupa sehingga probabilitas

kegagalannya lebih rendah (contoh: dengan mewajibkan peminjam

menginvestasikan sumber pribadinya dalam proyek), mengambil jaminan dari

peminjam agar peminjam juga akan kehilangan apabila pinjaman tidak dibayar,

penetapan rasio kredit, mengambil ekuitas dalam proyek agar bank punya suara

dalam manajemennya, dan seterusnya. Dengan cara ini, pemberi pinjaman dapat

mencoba mengurangi probabilitas kegagalan. Kontrak insentif yang cocok dapat

juga dipergunakan untuk mengurangi kemungkinan penyelewengan moral

peminjam: insentif yang mungkin didapatkan peminjam atas kegagalan yang

disengaja. Kontrak harus terstruktur agar menghasilkan insentif yang lebih besar

bagi peminjam untuk membayar daripada untuk gagal secara sengaja.

3) Menghitung Batas Kerusakan

Peminjam atau pembeli aset finansial akan mencari cara membatasi

kerusakan karena kegagalan atau jatuhnya harga aset. Prosedur standarnya

adalah menyertakan pinjaman atau aset dalam suatu portofolio yang

terdiversifikasi secara efisien, di mana risiko individu lebih kecil dibandingkan jika

terkorelasi sepenuhnya. Dengan cara ini, keseluruhan portofolio lebih tak berisiko

daripada aset tertentu di dalamnya: yang tersisa adalah risiko sistematis, yaitu

bagian risiko total investasi yang tak dapat dihindari dengan

6

Page 7: Makalah Analisis Risiko Perbankan

mengkombinasikannya dengan investasi lain dalam portofolio yang berbeda.

Dalam prosedur ini, nilai investasi atau pinjaman tertentu dihitung karena

kontribusinya pada keseluruhan risiko portofolio dan bukan karena karakteristik

risikonya yang inheren. Konsekuensinya, investor yang menolak risiko secara

rasional memilih investasi yang memiliki risiko inheren lebih tinggi daripada risiko

portofolio yang sudah ada apabila investasi ini memiliki dampak dalam hal

mengurangi risiko portofolio keseluruhan. Bank dapat membentuk portofolio

pinjaman yang terdiverisifikasi dengan cara membuat berbagai jenis pinjaman

(misalnya, untuk para peminjam yang jenisnya memang berbeda-beda) atau

dengan memberikan berbagai pinjaman sejenis tapi ditujukan kepada beberapa

peminjam. Inilah aplikasi hukum terhadap jumlah-jumlah besar. Akibatnya, apabila

terdapat probabilitas 10% dari pinjaman $1.000 tak dapat dibayar, nilai ekspektasi

pinjaman berikutnya dapat ditetapkan, apakah 0 atau $1.000. Di sisi lain, dengan

probabilitas yang sama, apabila 10 pinjaman bernilai $100 diberikan, probabilitas

nilai ekspektasi portofolio berikutnya menjadi $900. Bank juga akan mencari cara

untuk membatasi kerugian akibat kegagalan dengan, misalnya, meminta jaminan

(jaminan ditahan apabila terjadi kegagalan), atau dengan membatasi jumlah

pinjaman individu tergantung pada modal ekuitas bank, jadi bank tak akan

bangkrut bila peminjam tidak membayar. Bank juga dapat membatasi kerugian

melalui kontrak pembatasan.

4) Memindahkan Risiko

Komponen keempat analisis dan manajemen risiko adalah dengan memindahkan

risiko kepada agen lain. Prosedur standarnya adalah asuransi. Di sini, seorang agen

yang menolak risiko, membayar premi untuk melimpahkan risiko pada perusahaan

asuransi. Hal ini hanya mungkin terwujud apabila menguntungkan kedua pihak.

Keuntungan dari yang diasuransikan adalah melimpahkan risiko di mana manfaat dari

pihak yang diasuransikan adalah disiapkan membayar premi. Ini menguntungkan

pemberi pemilik asuransi apabila dapat menarik premi yang membuahkan laba

setelah pengajuan klaim. Hal ini dimungkinkan apabila pemberi asuransi mampu

mendapatkan struktur risiko yang terdiversifikasi. Namun, tidak semua risiko dapat

diasuransikan. Syarat yang diperlukan adalah:

7

Page 8: Makalah Analisis Risiko Perbankan

pertama, risiko asuransi dapat diobservasi dan diverifikasi (kita tak dapat

diasuransikan hanya karena sakit kepala tapi bisa diasuransikan apabila kaki

kita patah).

Kedua, risiko harus dapat didiversifikasi oleh pemberi asuransi,

Ketiga, tak boleh ada penyelewengan moral, artinya, jangan sampai ada

insentif bagi pemegang asuransi untuk menimbulkan risiko. Berkenaan

dengan syarat ketiga ini, contohnya, sebuah rumah tak dapat diasuransikan

dengan nilai yang lebih besar daripada nilai rumah itu sendiri karena hal ini

dapat menimbulkan insentif bagi pemiliknya untuk membakar rumah tersebut.

Prinsipnya, bank dapat berusaha mengasuransikan pinjamannya, meskipun

pada prakteknya hal ini jarang terjadi karena bank itu sendiri biasanya adalah tempat

asuransi yang lebih efisien, artinya, melihat ukuran dan keragaman portofolio

pinjamannya, premi risiko dapat diubah menjadi suku bunga pinjamannya sendiri,

yang lebih rendah dari premi yang akan dibebankan oleh perusahaan asuransi

eksternal. Sebagai tambahannya, apabila pinjaman diasuransikan secara eksternal.

Bahaya moral timbul, karena mungkin terjadi insentif bagi bank.

2.5. DAMPAK RISIKO PERBANKAN

Sebagai dampak terjadinya risiko kerugian keuangan langsung, kerugian akibat risiko

(risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan (stakeholders)

bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, serta berdampak juga kepada

perekonomian secara umum.

Pengaruh risk loss pada pemegang saham dan karyawan adalah langsung,

sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung.

a. Dampak Terhadap Pemegang Saham

Penurunan nilai investasi, yang akan memberikan pengaruh terhadap

penurunan harga dan penurunan keuntungan.

Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai

akibat turunnya keuntungan perusahaan.

Kegagalan investasi yang telah dilakukan.

b. Dampak Terhadap Karyawan

Dikenakan sanksi indisipliner karena kelalaian yang menimbulkan kerugian.

8

Page 9: Makalah Analisis Risiko Perbankan

Pengurangan pendapatan, seperti pemotongan gaji.

Pemutusan hubungan kerja.

c. Dampak Terhadap Nasabah

Merosotnya tingkat pelayanan.

Berkurangnya jenis dan kualitas produk yang ditawarkan.

Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam pencarian dana.

Perubahan peraturan.

d. Dampak Terhadap Perekonomian

Dampak yang ditimbulkan bagi perekonomian berupa terjadinya risiko sistemik,

dimana risiko tersebut berdampak bagi perekonomian secara keseluruhan dan secara

langsung berdampak pada pemegang saham, karyawan dan nasabah. Hal ini terjadi

pada saat bank tidak dapat memenuhi kewajibannya. Bank tidak dapat menyediakan

dana yang cukup pada saat nasabah melakukan penarikan dananya.

2.6. ANALISA RISIKO TERHADAP INDUSTRI KEUANGAN

Dalam analisis ini pemakalah melaporkan beberapa pandangan para praktisi

perbankan terhadap resiko yang dihadapi lembaganya.

Kurangnya pemahaman terhadap risiko yang ada pada model pembiayaan.

Tingkat return dari simpanan nasabah harus sama dengan yang ada di bank

lain.

Risiko penarikan: rendahnya tingkat return dapat menyebabkan penarikan

dana.

Risiko fidusia: para deposan akan menuntut pertanggung jawaban bank

karena rendahnya tingkat return atas simpanan mereka.

2.7. STUDI KASUS

Selama dua decade terakhir ini kegagalan dalam melakukan manajemen risiko telah

memakan banyak korban pada industri keuangan. Kerugian bisa secara financial maupun

nonfinansial.

Pada tahun 1991, lembaga BCCL mengalami kerugian sebesar 500 juta dolar, karena

lemah dalam menganalisis kredit, dokumentasi kredit yang tidak lengkap, saling

menghilangkan data dan penyelewengan, pencucian uang.

9

Page 10: Makalah Analisis Risiko Perbankan

Desember 1993, Metallgesselschaft mengalami kerugian 1500 juta dolar, karena

strategi lindung nilai yang salah : salah asumsi ekonomi, kegagalan likuidasi posisi,

strategi yang menjurus pada penyelewengan.

Tahun 1994, Credit Lyonnais mengalami kerugian hingga 24.220 juta dolar, karena

ketidakcukupan pengawasan dan deregulasi internal dalam kaitan dengan berbagai

penyelewengan, mis-manajemen pinjamam, pencucian uang, penyelewengan

kekuasaan berupa konspirasi antara politisi, banker, dan pemilik baru.

09 februari 1990, lembaga Drexel Burnham Lambert rugi sebesar 1.900 juta dolar

(bangkrut), karena investasi pada saham lapis bawah (junk bond), pendanaan jangka

pendek, tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo karena nilai saham

jauh dan tidak laku dipasar.

5 november 1997, lembaga Bre-X mengalami kerugian 120 juta dolar karena sengaja

melakukan manipulasi nilai saham dengan menyatakan adanya penemuan tambang

emas.

Dari kasus-kasus diatas, menurut Ferry N.Idroes ada beberapa solusi/implementasi

terhadap risiko, sebagai berikut:

Hindari (Avoidance): keputusan yang diambil adalah dengan cara menghindari atau

tidak melakukan aktivitas yang dimaksud. Misalnya sebuah bank mendapat tawaran

untuk melakukan bisnis pencucian uang dari kegiatan terorisme yang menjanjikan

keuntungan, sehingga risikonya adalah berupa ancaman penutupan bank serta

ancaman pidana terhadap pelakunya. Maka bank memutuskan untuk tida melakukan

aktivitas tersebut.

Alihkan (transfer): membagi risiko dengan pihak lain. Konsekuensinya terdapat biaya

yang harus dikeluarkan atau berbagi keuntungan yang diperoleh. Misalnya untuk

pembiayaan proyek yang sangat besar, sebuah bank melakukan skema pinjaman

sindikasi. Pengalihan risiko juga termasuk penggunaan lembaga asuransi sebagai

penanggung kerugian dengan membayar premi selain itu, penggunaan sumber daya

diluar organisasi (outsourcing) juga termasuk kedalam pengalihan risiko.

Mitigasi risiko (mitigate risk): menerima risiko pada tingkat tertentu dengan melakukan

tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan control, kualitas proses, serta aturan

yang jelas terhadap pelaksanaan aktivitas dan risikonya.

10

Page 11: Makalah Analisis Risiko Perbankan

Menahan risiko residual (retention of residual risk): menerima risiko yang mungkin

timbul dari aktivitas yang dilakukan. Perbankan harus mengambil berbagai macam

risiko dalam menjalankan aktivitasnya. Risiko yang dimaksud tidak dapat dihindari ,

dialihkan, dan dimitigasi. Akibatnya,risiko tersebut harus ditanggung sejalan dengan

pelaksanaan aktivitas.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan baik

dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian aktifitas bank yang lainnya juga dikenal

sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Tidak hanya itu,

bank juga dapat dimanfaatkan dalam aktifitas-aktifitas lainnya seperti membayar rekening

listrik, pajak dan sebagainya. Masih banyak kegiatan bank yang lainnya. Namun diantara

banyaknya aktifitas bank tersebut, tidak terlepas dari berbagai risiko. Risiko-risiko inilah yang

harus dipelajari dan dipahami oleh pemegang saham, karyawan maupun nasabah. Karena

risiko-risiko yang kemungkinan terjadi dapat mengakibatkan kerugian. Namun, jika risiko

tersebut dikelola secara tepat dapat memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan

laba yang atraktif. Untuk itulah pentingnya menganalisa risiko-risiko tersebut agar dapat

mencari solusi dari setiap risiko yang terjadi, demi kemajuan perbankan kedepannya.

3.2. SARAN

Sesungguhnya makalah ini banyak terdapat kekurangan, baik itu sistematika

penulisannya maupun kaedah bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

11