Makalah Anak Klerk Syafiq

4
7. Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya (Rahajoe, N. Nastiti dkk, 2010). 8. Anamnesis Gejala awal berupa gejala infeksi respiratori atas akibat virus seperti pilek ringan, batuk, dan demam. Satu hingga dua hari kemudian timbul batuk yang disetai dengan sesak napas. Selanjutnya dapat ditemukan wheezing, sianosis, merintih, napas berbunyi, muntah setelah batuk, rewel dan penurunan nafsu makan (Rahajoe, N. Nastiti dkk, 2010). 9. Pemeriksaan Fisik Dapat dijumpai demam, dipsneau dengan respiratory effort dan retraksi. Nafas cepat dangkal disertai dengan nafas cuping hidung, sianosis diskitar mulut, gelisah. Terdengar suara napas pada saat ekspirasi yang memanjang (wheezing). Pada auskultasi paru terdengar ronkhi basah halus yang nyaring pada awal atau akhir inspirasi. Suara paru

description

ok

Transcript of Makalah Anak Klerk Syafiq

Page 1: Makalah Anak Klerk Syafiq

7. Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya (Rahajoe, N.

Nastiti dkk, 2010).

8. Anamnesis

Gejala awal berupa gejala infeksi respiratori atas akibat virus seperti

pilek ringan, batuk, dan demam. Satu hingga dua hari kemudian timbul

batuk yang disetai dengan sesak napas. Selanjutnya dapat ditemukan

wheezing, sianosis, merintih, napas berbunyi, muntah setelah batuk, rewel

dan penurunan nafsu makan (Rahajoe, N. Nastiti dkk, 2010).

9. Pemeriksaan Fisik

Dapat dijumpai demam, dipsneau dengan respiratory effort dan

retraksi. Nafas cepat dangkal disertai dengan nafas cuping hidung, sianosis

diskitar mulut, gelisah. Terdengar suara napas pada saat ekspirasi yang

memanjang (wheezing). Pada auskultasi paru terdengar ronkhi basah halus

yang nyaring pada awal atau akhir inspirasi. Suara paru perkusi hipersonor.

Jika obstruksi hebat suara nafas nyaris tidak terdengar, napas cepat dangkal,

wheezing berkurangbahkan hilang (PDT SMF Anak, 2008).

10. Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

Analisis Gas Darah (AGD) diperlukan untuk anak dengan sakit berat,

khususnya yang membutuhkan ventilator mekanik. Foto Roentgen pada

regio thoraks didapatkan gambaran hiperinflasi dan infiltrat (patchy

infiltrates), tetapi gambaran ini tidak spesifik dan dapat ditemukan pada

asma, penumonia viral atau atipikal dan aspirasi. Dapat pula ditemukan

gambaran atelektasis, terutama pada saat konvalensiakibat sekret pekat

Page 2: Makalah Anak Klerk Syafiq

bercampur sel sel mati yang menyumbat, air trapping, diafragma datar, dan

peningkatan diameter antero posterior. Untuk menemukan RSV, dilakukan

kultur virus, Rapid antigen detection tests (enzyme-linked immunosorbent

assays, ELISA) atau dengan menggunakan Polymer chain Reaction (PCR),

dan pengukuran titer antibodi pada fase akut dan konvalensi (Rahajoe, N.

Nastiti dkk, 2010).

11. Diagnosis Banding

1. Asthma bronkial

2. Aspirasi benda asing

3. Bronkopneumonia

4. Gagal jantung

5. Miokarditis

6. Fibrosis kistik

Sumber: (PDT SMF Anak, 2008).

12. Penatalaksanaan

Berdasarkan buku diktat IDAI Respirologi edisi tahun 2010, sebagian

besar tatalaksana bronkliolitis pada bayi bersifat suportif, yaitu pemberian

oksigen, minimal penangan pada bayi, cairan intravena dan kecukupan

cairan, penyesuaian suhu lingkungan agar konsumsi oksigen minimal,

tunjangan respirasi bila perlu, dan nutrisi. Setelah itu barulah digunakan

bronkodilator, anti-inflamasi seperti kortikosteorid, antiviral seperti

ribavirin, dan pencegahan dengan vaksin RSV, imunoglobulin poliklonal,

atau Humanized rsv monoclonal antibody (Palivizumab).

Dikutip dari buku Pedoman Diagnosis dan Terapi (PDT) Bag/SMF

Ilmu Kesehatan Anak Edisi 3 tahun 2008, penatalaksanaan bronkiolitis

yang diperlukan adalah:

1. Pemberian oksigenasi dapat diberikan oksigen nasal atau masker,

monitor dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda nafas diberikan bantuan

Page 3: Makalah Anak Klerk Syafiq

ventilasi mekanik.

2. Pemberian cairan dan kaloriu yang cukup (bila perlu dapat dengan

cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, peningkatan suhu

dan status hidrasi.

3. Koreksi terhadap kelainan asam basa dan elektrolit yang mungkin

timbul.

4. Antibiotik dapat diberikan pada keadaan umum yang kurang baik,

curiga infeksi sekunder (penumonia) atau pada penyakit yang berat.

5. Kortikosteroid: Dexamethasone 0,5 mg/kgBB dilanjutkan dengan 0,5

mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis.

6. Dapat diberikan nebulasi beta agonis (Salbutamol 0,1 mg/kgBB/dosis,

sehari 4-6 kali diencerkan dengan salin normal untuk memperbaiki

kebersihan mukosilier.

Dapus:

Rahajoe, N. Nastiti dkk. Respirologi Anak, IDAI. Jakarta: 2010.

SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU dr. Soetomo Surabaya. Pedoman

Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak Edisi III tahun 2008.

Surabaya: 2008.