Makalah Edit Kep Anak

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya saja problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatka perhatian dan bantuan dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus (children with special needs), memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun, ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak- anak sebaya lainnya dalam system pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs) membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing . Dalam penyusunan progam pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan dengan karateristik spesifik, kemampuan dan kelemahanya, kompetensi yang dimiliki, dan tingkat perkembanganya. Karakteristik spesifik student with special needs pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional . Karaktristik 1 | Anak Berkebutuhan khusus

description

rinakartika sari

Transcript of Makalah Edit Kep Anak

Page 1: Makalah Edit Kep Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya

saja problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari

orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang

problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatka perhatian dan bantuan dari

orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus (children

with special needs), memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun,

ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak- anak sebaya lainnya dalam

system pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian

khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs)

membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing .

Dalam penyusunan progam pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru

kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan

dengan karateristik spesifik, kemampuan dan kelemahanya, kompetensi yang dimiliki,

dan tingkat perkembanganya. Karakteristik spesifik student with special needs pada

umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional . Karaktristik spesifik

tersebut meliputi tingkat perkembangan sensori motor, kognitif, kemampuan berbahasa,

ketrampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi social serta kreativitasnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari anak berkebutuhan khusus?

2. Apa sajakah kategori anak berkebutuhan khusus ?

3. Apa sajakah faktor penyebab anak berkebutuhan khusus ?

4. Bagaimana jenis dan karakteristik anak berkebutuhan khusus?

5. Apakah ciri- ciri anak berkebutuhan khusus ?

6. Bagaimana dampak dari anak berkebutuhan khusus ?

7. Bagaimana strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus?

1 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 2: Makalah Edit Kep Anak

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang akan dicapai dari bab ini adalah mahasiswa mampu

menjabarkan hakikat anak berkebutuhan khusus, menjabarkan jenis-jenis anak

berkebutuhan khusus secara rinci, memberi perlakuan yang tepat pada anak

berkebutuhan khusus

2. Tujuan Khusus.

a. Menjabarkan pengertian anak berkebutuhan khusus

b. Menjabarkan kategori anak kebutuhan khusus

c. Mengidentifikasi faktor penyebab setelah kelahiran anak kebutuhan khusus

d. Mendeteksi tumbuh kembang anak

e. Menjabarkan pengertian berbagai kategori anak berkebutuhan khusus

f. Mengidentifikasi ciri-ciri anak berkebutuhan khusus sesuai kategorinya

g. Cara membantu anak retardasi mental

h. Cara membantu anak dengan kelainan fisik

i. Cara membantu anak unggul dan berbakat istimewa

2 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 3: Makalah Edit Kep Anak

BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak

secara umum atau rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada

sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward, anak

berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khususyang berbeda dengan anak

pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus

sehubungan dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Mereka yang

digolongkan pada anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan

ganngguan atau kelainan pada aspek :

1) Fisik/motorik : cerebral palsi, polio

2) Kognitif : mentalretardasi, anak unggul ( berbakat )

3) Bahasa dan bicara

4) Pendengaran

5) Penglihatan

6) Sosial emosi

Anak tersebut membutuhkan metode, material, pelayanan dan peralatan yang khusus

agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak-anak tersebut mungkin akan

belajar dengan kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda. Walaupun

mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum,

mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama. Hal ini dapat dimulai dengan

cara penyebutan terhadap anak dengan kebutuhan khusus tersebut.

3 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 4: Makalah Edit Kep Anak

2. Kategori Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dikategorikan sebagai berikut (Mangunsong, 2009):

a. Tunanetra

b. Tunarungu

c. Tunagrahita

d. Tunadaksa

e. Anak lamban belajar

f. Anak berkesulitan belajar

g. Anak berbakat

h. Tunalaras

i. Anak dengan gangguan komunikasi

j. Anak dengan ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)

k. Anak dengan Autistic Spectrum Disorder

3. Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus

Penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam beberapa periode kehidupan anak,

yaitu :

a. Sebelum kelahiran

Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi

Infeksi Kehamilan

Usia Ibu Hamil (high risk group)

Keracunan Saat Hamil

Pengguguran

Lahir Prematur

b. Selama proses kelahiran

Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan oksigen

Kelahiran dengan alat bantu : Vacum

Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu

c. Setelah kelahiran

4 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 5: Makalah Edit Kep Anak

Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus

Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)

Kecelakaan

Keracunan

Bencana alam

B. JENIS – JENIS DAN KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Deteksi Tumbuh Kembang Anak

Deteksi dini tumbuh anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini

adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak usia dini. Dengan ditemukan secara dini

penyimpangan/ masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah

dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu untuk tindakan intervensi yang tepat,

terutama harus melibatkan orang tua. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka

intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Ada

banyak alat untuk melakukan deteksi perkembangan pada anak. Deteksi perkembangandan

pertumbuhan dapat dilakukan oleh tenaga profesional ( Tenaga kesehatan, Psikolog, Terapis )

secara multi disiplin. Deteksi juga dapat dilakukan oleh para orangtua, pendidik dan apabila

mereka menemukan anak-anak yang mengalami gangguan / keterlambatan perkembangan

mereka bisa mencari bantuan pada tenaga profesional karena anak-anak ini membutuhkan

penanganan multi disiplin.

Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang telah dilakukan oleh tenaga

kesehatan ditingkat PUSKESMAS dan jaringannya yang dikeluarkan oleh DEPKES RI,

berupa:

a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status

gizi kurang/buruk.

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan

perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar.

c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya

masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan

hiperaktivitas.

2. Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus

5 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 6: Makalah Edit Kep Anak

Setelah dilakukan beberapa deteksi tumbuh kembang di atas, orang tua maupun

pendidik dapat mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan anak. Ada beberapa kategori

anak berkebutuhan khusus yang dapat diindentifkasi. Adapun jenis kategori (saat ini kami

hanya akan membahas 3 kategori) tersebut antara lain :

1) Anak retardasi mental ( Tuna Grahita )

Adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawah intelegensi

normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70. Tuna grahita dapat diklasifikasikan

kedalam tiga kelompok :

1) Kelompok mampu didik, IQ 68-78

2) Kelompok mampu latih, IQ 52-55

3) Kelompok mampu rawat, IQ 30-40

Tunagrahita adalah kondisi kelainan/keterbelakangan mental, (retardasi mental) atau

tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu, yang disebabkan oleh fungsi-fungsi kognitif

yang sangat lemah. Adakalanya cacat mental dibarengi dengan cacat fisik sehingga disebut

cacat ganda . Misalnya, cacat intelegensi yang mereka alami disertai dengan keterbelakangan

penglihatan (cacat pada mata), ada juga yang disertai dengan gangguan pendengaran. Adanya

cacat lain selain cacat intelegensi inilah yang menciptakan istilah lain untuk anak tunagrahita

yakni cacat ganda.

American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan

keterbelakang mental adalah anak-anak yang memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata,

terlihat memiliki kesulitan dalam perilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan

membuat konsep, keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi pada rentang

usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun. Penyebab terjadinya keterbelakangan mental

ini terbagi atas:

1) Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitas dari kromosom. Contohnya

adalah Down Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol

syndrome, Phenylketonuria, infeksi yang disebabkan oleh virus Toxoplasmosis.

2) Saat Perinatal, biasanya terjadi selama atau seketika setelah anak lahir. Anak yang

lahir prematur dengan berat badan lahir rendah, sangat kecil, kekurangan oksigen

pada waktu lahir, penggunaan alat bantu seperti forcep yang kurang tepat

6 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 7: Makalah Edit Kep Anak

3) Post natal, bisa saja ketika selama kehamilan dan saat kelahiran anak tidak mengalami

gangguan apapun namun setelah itu anak terkena radang otak seperti encephalitis,

keracunan timbal dan gangguan lain yang menyebabkan kerusakan otak maka kondisi

ini dapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.

Anak dengan retardasi mental

2) Anak dengan kelainan fisik ( Tuna Daksa)

Merupakan gangguan fisik yang berkaitan dengan tulang, otot, sendi dan sistem

persarafan, sehingga memerlukan pelayanan khusus. Salah satu contoh adalah Cerebral Palsy.

Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan

buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya. CP

bukan merupakan penyakit dan tidak bersifat progresif (semakin memburuk).

CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat bayi masih berada dalam

kandungan, proses persalinan berlangsung, bayi baru lahir, anak berumur kurang dari 5 tahun.

Akan tetapi kebanyakan penyebabnya tidak diketahui. Sebagian lagi kasus terjadi akibat

cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak sebelum, selama dan segera setelah bayi

lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak

belum ‘berkembang secarasempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak

dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.

Gangguan ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar dan gerakan halus dari

seseorang. Gangguan ini bisa bersifat ringan hingga yang berat. Contoh Tuna Daksa lainnya

adalah :

1) Kelainan bawaan yang menyebabkan terjadinya telapak kaki rata, jumlah anggota

tubuh yang tidak lengkap atau berlebih.

2) Penyakit seperti poliomyelitis, TBC tulang dll

7 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 8: Makalah Edit Kep Anak

3) Penyebab lain seperti gangguan neurologis dan lingkungan, yang menyebabkan

cerebral palsy, spina bifida, amputasi, retak atau terbakar). Cerebral palsy merupakan

gangguan pada fisik yang cukup banyak dikenal orang. Jenis-jenis dari Cerebral Palsy

adalah:

Anak dengan kelainan fisik / Tuna Daksa

3) Anak unggul dan berbakat istimewa

Definisi menurut IDEA adalah anak yang memiliki kemampuan yang melebihi dari

kemampuan orang lain pada umumnya dan mampu untuk menunjukkan hasil kerja yang

sangat tinggi. Keberbakatan ini dapat dilihat dari berbagai area seperti: kemampuan

intelektual secara umum, akademis yang khusus, berfikir kreatif, kepemimpinan, seni, dan

psikomotor. Seorang anak dapat dikatakan berbakat apabila ia memiliki kemampuan yang

diatas rata-rata, memiliki komitment terhadap tugas yang tinggi dan juga kreatif.

4) Kelainan Emosi

Gangguan emosi merupakan masalah psikologis, dan hanya dapat dilihat dari indikasi

perilaku yang tampak pada individu (akan dibahas lebih dalam pada bab IV) adapun

klasifikasi gangguan emosi meliputi:

a. Gangguan Perilaku

1. mengganggu di kelas

2. tidak sabaran – terlalu cepat bereaksi

3. tidak menghargai – menentang

4. menyalahkan orang lain

5. kecemasan terhadap prestasi di sekolah

6. dependen pada orang lain

7. pemahaman yang lemah

8. reaksi yang tidak sesuai

9. melamun, tidak ada perhatian, menarik diri

8 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 9: Makalah Edit Kep Anak

b. Gangguan Konsentrasi (ADD/Atention Deficit Disorder)

Enam atau lebih gejala inattention, berlangsung paling sedikit 6 bulan,

ketidakmampuan untuk beradaptasi, dan tingkat perkembangannya tidak konsisten. Gejala-

gejala inattention tersebut ialah:

1. Sering gagal untuk memperhatikan secara detail, atau sering membuat

kesalahan dalam pekerjaan sekolah atau aktivitas yang lain.

2. Sering kesulitan untuk memperhatikan tuga-tugas atau aktivitas permainan.

3. Sering tidak mendengarkan ketika orang lain bicara.

4. Sering tidak mengikuti instruksi untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah.

5. Kesulitan untuk mengorganisir tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas.

6. Tidak menyukai pekerjaan rumah dan pekerjaan sekolah.

7. Sering tidak membawa peralatan sekolah seperrti pensil buku dan sebagainya.

8. Sering mudah beralih pada stimulus luar.

9. Mudah melupakan terhadap aktivitas sehari-hari.

c. Anak Hiperaktive (ADHD/Atention Deficit with Hiperactivity Disorder)

1. Perlaku tidak bisa diam

2.Ketidak mampuan untuk memberi perhatian yang cukup lama

3. Hiperaktivitas

4. Aktivitas motorik yang tinggi

5. Mudah buyarnya perhatian

6. Canggung

7.Infleksibilitas

8.Toleransi yang rendah terhadap frustrasi

9. Berbuat tanpa dipikir akibatnya

9 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 10: Makalah Edit Kep Anak

C. CIRI – CIRI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Agar guru atau orang tua dapat mengidentifikasi jenis kebutuhan yang ada pada anak,

berikut dijabarkan beberapa ciri-ciri umum yang muncul pada masing-masing jenis anak

berkebutuhan khusus.

1) Anak retardasi mental

Ciri-ciri anak yang mengalami retardasi mental adalah sebagai berikut:

1) Secara kognitif anak tersebut sangat berbeda dengan anak normal, dari penggolongan IQ nya

saja mereka dapat dikategorikan sebagai: Keterbelakangan mental ringan (IQ= 55–69);

Keterbelakangan mental sedang (IQ = 40-54); Keterbelakangan mental berat (IQ = 25–39);

Keterbelakangan mental sangat berat (IQ = di bawah 25). Dengan derajat keterbelakang

mental yang berbeda ini maka tingkatan dari layanan dukungan buat merekapun menjadi

berbeda pula (tabel terlampir). Kemampuan memori, menggeneralisasi, motivasi, bahasa dan

keterampilan akademisnya menjadi terbatas.

2) Secara sosial, banyak anak dengan keterbelakangan mental mengalami kesulitan dalam

menjalin hubungan dengan orang lain.

3) Tingkah laku adaptifnyapun ada mengalami gangguan terutama dalam hal komunikasi,

merawat diri sendiri, keterampilan sosial, kehidupan sehari-hari, menikmati waktu senggang,

kesehatan dan keselamatan, kemampuan mengarahkan diri, fungsi akademis, dan keterlibatan

dimasyarakat.

4) Secara emosional, mereka seringkali terperosok dalam kondisi kesepian, depresi.

5) Secara fisik dan medis, biasanya tidak ada kondisi fisik dan medis yang sangat berbeda

dengan anak kebanyakan.

Proses identifikasi anak dengan keterbelakangan mental dilakukan dengan asesmen dari

fungsi intelektualnya, tingkah laku adaptif, faktor medis semua ini dilakukan oleh ahlinya dan

kemudian diberikan penanganan yang sesuai.

10 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 11: Makalah Edit Kep Anak

2) Anak dengan kelainan fisik

Ciri-ciri anak yang mengalami kelainan fisik adalah :

1) Secara kognitif dan akademik, anak dengan gangguan fisik akan memiliki fungsi kognitif

dengan rentang dari yang rendah hingga yang tinggi. Sehingga anak-anak yang mengalami

gangguan fisik namun memiliki kemampuan kognitif yang baik maka ia akan dapat

berkembang dengan baik, asalkan gangguan fisiknya dapat ditangani dengan baik. Misalkan

anak yang tidak memiliki kaki yang lengkap namun pintar ia dapat masuk sekolah dimana

sekolah itu memberikan fasilitas yang cukup sehingga anak tersebut tidak memperoleh

kesulitan mengakses kelas dan ruang-ruang lainnya.

2) Secara perilaku, anak dapat terganggu apabila gangguan yang dimilikinya itu menghambat

gerakan, interaksi dengan orang lain. Sehingga anak perlu mendapat keterampilan untuk

mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan diperlukannya.

3) Secara emosional, pada umumnya anak dengan gangguan fisik ini akan memiliki konsep diri

yang rendah. Oleh karena itu harus terus didukung dan dikembangkan konsep diri yang

positif pada anak tersebut.

4) Secara sosial, anak dengan gangguan fisik sangat memerlukan bantuan orang lain untuk dapat

berinteraksi dengan teman sebayanya. Mereka memerlukan akses yang sesuai sehingga

gangguan fisik yang dimilikinya tidak terhambat.

5) Secara fisik dan medis, anak dengan gangguan ini akan memiliki kondisi fisik dan medis

yang berbeda dengan anak secara umum dan memerlukan perhatian yang khusus.

Cara mengidentifikasi anak dengan gangguan fisik adalah dengan melakukan asesmen

terhadap kondisi medis dan fungsi fisiknya. Selain itu perlu juga dilakukan asesment terhadap

fungsi intelektual, prestasi akademik, bahasa dan area-area lain yang terkait. Semua asesmen

ini dilakukan oleh ahlinya.

Apabila telah diketahui kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh anak dengan

gangguan fisik ini maka penanganan harus segera dilakukan sejak dini dan menyeluruh, agar

anak dapat berkembang secara optimal.

11 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 12: Makalah Edit Kep Anak

3) Anak unggul dan berbakat istimewa

Karakteristik yang dimiliki oleh anak berbakat adalah:

1) Secara kognitif. Secara umum, anak-anak berbakat memiliki kemampuan dalam

memanipulasi dan memahami simbol abstrak, konsentrasi dan ingatan yang baik,

perkembangan bahasa yang lebih awal dari pada anak-anak seusianya, rasa ingin tahu yang

tinggi, minat yang beragam, lebih suka belajar dan bekerja secara mandiri, serta

memunculkan ide-ide yang original.

2) Secara akademis, mereka sangat termotivasi untuk belajar di area-area dimana menjadi minat

mereka. Namun mereka bisa kehilangan motivasinya apabila dihadapkan pada area yang

tidak mereka minati.

3) Secara sosial emosional, mereka terlihat sebagai anak yang idealis, perfeksionis dan

kepekaan terhadap rasa keadilan. Selalu terlihat bersemangat, memiliki komitmen yang

tinggi, dan peka terhadap seni.

Untuk mengetahui keberbakatan seorang anak maka ia harus mengikuti serangkaian asesmen

yang dilakukan oleh psikolog, dan apabila anak tersebut memang dikategorikan sebagai anak

berbakat maka ia harus memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya agar dapat berkembang dengan optimal.

D. DAMPAK TERJADINYA KELAINAN

Ilustrasi

Seorang anak remaja usia 16 tahun, dia duduk di kelas 2 IPA SMA mempunyai

kebiasaan berangkat sekolah naik motor dengan kecepatan tinggi (ngebut). Pada suatu hari

dia kurang konsentrasi dalam pengendarai motornya karena pikirannya terbelah dengan

ulangan pelajaran matematika yang akan dihadapi, sehingga dia mengalami kecelakaan dan

harus dirawat di rumah sakit. Akibat dari benturan pada tulang belakangnya mengakibatkan

adanya syaraf penglihatan yang putus sehingga dia diprediksi akan menjadi tunanetra. Setelah

menjalani operasi tulang belakang dan dinyatakan sembuh oleh dokter namun ia mengalami

kebutaan. Betapa tergoncangnya jiwa anak tersebut, sehingga dia mengalami depresi berat

dan harus selalu berada dalam pengawasan psikiater dan psikolog sampai dia dapat menerima

keadaannya. Di samping itu keluarga juga memerlukan bimbingan psikologis, agar mampu

menghadapi anak berkebutuhan khusus yang baru saja dideritanya.

12 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 13: Makalah Edit Kep Anak

Dari gambaran ilustrasi tersebut akibat terjadinya berkebutuhan khusus sebagai suatu

keadaan pada individu dengan kondisi mental yang lemah termanifestasikan pada bentuk

keterlambatan dan ketidak seimbangan di dalam segala aspek. Tantangan membimbing

berkebutuhan khusus tersebut sebagai wujud dari hambatan yang dimiliki berkebutuhan

khusus. Hambatan itu adalah internalisasi rangsangan lingkungan berakibat anak

berkebutuhan khusus tidak mampu memenuhi tuntutan lingkungan secara fisiologis,

psikologis dan sosiologis.

Anak Berkebutuhan khusus mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan

lingkungan tersebut sebagai dampak dari keadaan kebutuhan khusunya yang berakibat juga

pada kondisi sosial psikologis anak berkebutuhan khusus, dan secara rinci diuraikan sebagai

berikut:

1. Dampak Fisiologis

Dampak fisiologis, terutama pada anak-anak yang mengalami kelainan yang berkaitan

dengan fisik termasuk sensori-motor terlihat pada keadaan fisik penyandang berkebutuhan

khusus kurang mampu mengkoordinasi geraknya, bahkan pada berkebutuhan khusus taraf

berat dan sangat berat baru mampu berjalan di usia lima tahun atau ada yang tidak mampu

berjalan sama sekali. Tanda keadaan fisik penyandang berkebutuhan khusus yang kurang

mampu mengkoordinasi gerak antara lain: kurang mampu koordinasi sensori motor,

melakukan gerak yang tepat dan terarah, serta menjaga kesehatan.

2. Dampak Psikologis

Dampak psikologis timbul berkaitan dengan kemampuan jiwa lainnya, karena

keadaan mental yang labil akan menghambat proses kejiwaan dalam tanggapannya terhadap

tuntutan lingkungan. Kekurangan mampuan dalam penyesuaian diri yang diakibatkan adanya

ketidak sempurnaan individu, akibat dari rendahnya ”self esteem” dan dimungkinkan adanya

kesalahan dalam pengarahan diri (self direction).

3. Dampak Sosiologis

Dampak sosiologis timbul karena hubungannya dengan kelompok atau individu di

sekitarnya, terutama keluarga dan saudara-saudaranya. Kehadiran anak berkebutuhan khusus

di keluarga menyebabkan berbagai perubahan dalam keluarga. Keluarga sebagai suatu unit

sosial di masyarakat dengan kehadiran anak berkebutuhan khusus merupakan musibah,

13 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 14: Makalah Edit Kep Anak

kesedihan, dan beban yang berat. Kondisi itu termanifestasi dengan reaksi yang bermacam-

macam, seperti : kecewa, shock, marah, depresi, rasa bersalah dan bingung. Reaksi yang

beraneka ini dapat mempengaruhi hubungan antara anggota keluarga yang selamanya tidak

akan kembali seperti semula. Pada umumnya, ibu yang mengalami trauma paling berat dan

mendapatkan peran yang terkekang dengan kehadiran anak berkebutuhan khusus. Peran harus

memelihara anak berkebutuhan khusus dibutuhkan banyak waktu, sehingga banyak tugas lain

semakin berkurang.

Dengan tumbuhnya anak berkebutuhan khusus yang semakin besar, muncullah

dilemma pada ibu yang fungsinya sebagai penjaga atau pemelihara dan tugasnya untuk

menumbuhkan kemandirian anak. Semua masalah di keluarga tersebut merupakan dampak

sosiologis yang harus ditanggung oleh keluarga.

Anak berkebutuhan khusus yang kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan sosialnya, dapat menimbulkan respon yang negatif dari lingkungan sosial anak

berkebutuhan khusus. Hal ini berdampak anak dijauhi atau ditolak oleh lingkungan sosial,

dan dalam berkomunikasi akan terjadi jurang pemisah (communication gap) antara anak

berkebutuhan khusus dengan orang-orang di lingkungannya. Jurang pemisah dalam hal

berkomunikasi dapat terjadi karena orang di lingkungannya menyampaikan pesan verbal

yang tidak sesuai dengan kemampuan atau daya tangkap anak berkebutuhan khusus.

”Communication gap” ini merupakan dampak yang menimbulkan salah suai pada anak

berkebutuhan khusus. Dampak keberkebutuhan khusus dari tiga dimensi tersebut

menyebabkan pengaruh yang cukup berarti dalam kehidupan mereka. Keterbatasan dan daya

kemampuan yang mereka miliki menimbulkan munculnya berbagai masalah. Masalah yang

mereka hadapi relatif berbeda-beda, walaupun ada kesamaan yang dirasakan oleh mereka ini

sebagai dampak keberkebutuhan kekhususan, dan yang ada kesamaan dirasakan mereka

(Amin 1995:41-51) meliputi:

a. Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri sendiri. Kondisi

keterbatasan mereka banyak yang mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari terutama

pada berkebutuhan khusus kategori berat dan sangat berat. Keadaan itu diharapkan dalam

program penanganan memprioritaskan bimbingan dan latihan keterampilan aktifitas

kehidupan sehari-hari terutama memelihara diri sendiri, seperti: cara makan, menggosok gigi,

memakai baju, memasang sepatu, serta pekerjaan rumah tangga yang sangat sederhana.

14 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 15: Makalah Edit Kep Anak

b. Masalah penyesuaian diri.

Kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan dipengaruhi beberapa faktor salah

satunya kecerdasan. Kecerdasan yang rendah berakibat hambatan penyesuaian diri, dan pada

anak berkebutuhan khusus. Kondisi itu menimbulkan kecenderungan diisolir oleh keluarga

maupun masyarakat.

Kecenderungan terisolasi pada mereka mengakibatkan pembentukan pribadinya tidak

layak, untuk itu dalam program penanganan pada mereka perlu menyarankan kepada

keluarga supaya tidak mengisolir.

c. Masalah penyaluran ke tempat kerja.

Keterbatasan pada anak berkebutuhan khusus merupakan problem di dalam

mendapatkan pekerjaan. Masalah ini perlu diprioritaskan dalam program penanganan untuk

menyiapkan anak berkebutuhan khusus dengan berbagai program keterampilan yang dapat

digunakan untuk mencari nafkah atau bekerja. Lembaga penanganan anak berkebutuhan

khusus perlu juga memprogramkan penyaluran kerjanya atau membentuk bengkel kerja yang

terlindung (sheltered work shop).

d. Masalah kesulitan belajar.

Keterbatasan kemampuan fisiologik dari anak berkebutuhan khusus mengakibatkan

kesulitan mencapai prestasi belajar bidang akademik. Kondisi ini perlu diperhatikan bahwa

program penanganan diusahakan dapat memenuhi kebutuhan anak untuk mencapai prestasi

belajar. Dalam pembelajaran bidang akademik diusahakan materi dan metode, serta

equipment yang sesuai dengan kondisi mereka.

e. Masalah gangguan kepribadian dan emosi.

Keterbatasan pada fisiologis anak berkebutuhan khusus menyebabkan keseimbangan

pribadinya kurang stabil. Kondisi yang demikian itu dapat dilihat pada penampilan tingkah

lakunya sehari-hari, misalnya: berdiam diri berjam-jam lamanya, gerakan yang hiperaktif,

mudah marah, mudah tersinggung, suka mengganggu orang lain di sekitarnya, bahkan

tindakan merusak (destruktif).

15 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 16: Makalah Edit Kep Anak

f. Masalah pemanfaatan waktu luang.

Anak berkebutuhan khusus dalam tingkah lakunya sering menampilkan tingkah laku

nakal dan mengganggu ketenangan lingkungannya, hal ini terjadi karena anak berkebutuhan

khusus tidak mampu berinisiatif yang dipandang layak oleh lingkungan. Mereka tidak

mampu menggunakan waktu untuk inisiatif kegiatan yang terarah jika tidak ada yang

mengarahkan. Bagi yang pasif cenderung suka berdiam diri atau menjauhkan diri dari

keramaian. Kondisi-kondisi yang terjadi pada berkebutuhan khusus itu perlu diperhatikan

dalam program penanganan untuk memberi kegiatan saat mereka mempunyai waktu luang.

Kegiatan yang terarah saat waktu luang untuk menghindari efek negatif yang dilakukan

olehnya karena kegiatannya tidak membahayakan dan tidak mengganggu lingkungan.

Kegiatan yang terarah pada waktu luang merupakan tenggung jawab bersama antara sekolah,

pengasuh, dan orang tua. Tanggung jawab bersama ini mutlak dilakukan karena mereka saat

berada di manapun kegiatannya harus diarahkan. Waktu luang yang tanpa diarahkan dengan

kegiatan berakibat digunakan oleh mereka untuk kegiatan yang negatif

16 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 17: Makalah Edit Kep Anak

E. CARA MEMBANTU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (IMPLEMENTATIF)

1) Cara membantu anak retardasi mental

Upaya yang dapat dilakukan pada anak retardasi mental antara lain :

a. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan :

Pendidikan kesehatan pada masyarakat

Perbaikan keadaan sosio-ekonomi

Perawatan pre-natal

Pertolongan persalinan yang baik

Mengurangi kehamilan pada wanita di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun

b. Latihan

Mengajarkan keterampilan hidup (seperti makan, berpakaian, menjaga kebersihan

badan)

Melibatkan anak dalam pergaulan sosial dengan teman sebaya atau orang yang lebih

tua

Memberi kegiatan sesuai minat dan kebutuhan anak

Memperkenalkan hal-hal yang baik dan tidak baik sejak usia dini

2) Cara membantu anak dengan kelainan fisik

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan kelainan fisik,

antara lain :

a. Bina Mandiri :

Kenali kondisi anak. Kondisi anak dapat dikenali dengan melakukan diagnosa dan

perawatan yang tepat. Dengan mengenali kondisi anak, guru dapat menentukan

perlakuan yang tepat sesuai kekurangan pada fisik anak.

Bersikap positif. Selalu memberi dukungan dan pengertian pada anak tetapi tidak

memberi harapan palsu.

Selalu memberi cinta. Cinta dan kasih sayang orang di sekeliling menjadi kekuatan

terbesar bagi anak untuk mengatasi kekurangannya. Tunjukkan rasa cinta tanpa

pamrih melalui pelukan, ciuman, genggaman tangan, meluangkan waktu untuk meberi

bantuan.

17 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 18: Makalah Edit Kep Anak

Menghadirkan keadaan normal. Selalu menciptakan kegiatan yang normal. Kegiatan

yang disusun tidak terlalu memanjakan atau melindungi anak, karena akan

menghambat perkembangan anak.

Selalu menghargai anak melalui kata-kata maupun tindakan. Memberitahu kelebihan

anak yang dapat digunakan untuk menghadapi permasalahan anak.

Memberikan fasilitas berupa berbagai alat bantu untuk menambah dan mempermudah

anak beraktivitas.

Membantu anak berinteraksi. Bagaimana menghadapi dan menerima kehadiran anak

lain. Melibatkan anak secara aktif pada berbagai kegiatan.

b. Rehabilitasi medik :

Fisioterapi : relaksasi, terapi manipulasi, latihan keseimbangan, latihan koordinasi,

latihan mobilisasi, latihan ambulasi dan latihan Bobath dengan teknik inhibisi,

fasilitasi dan stimulasi latihan dapat diberikan ditempat tidur, di gymnasium, di kolam

renang.

Terapi Okupasi :

o Latihan diberikan dalam bentuk aktifitas permainan, dengan menggunakan

plastisin, manik-manik, puzzle; dengan berbagai bentuk gerakan, ketepatan

arah, permainan yang memerlukan keberanian.

o Aktifitas kehidupan sehari-hari : berpakaian, makan minum, penggunaan alat

perkakas rumah tangga dan aktifitas belajar.

o Seni dan ketrampilan : menggunting, menusuk, melipat, menempel dan

mengamplas.

Terapi Wicara : pada anak dengan gangguan komunikasi/bicara dengan latihan dalam

bahasa pasif : anggota tubuh, benda-benda di dalam/diluar rumah dan disekolah dan

dalam bahasa konsonan, suku kata, kata, kalimat. dengan pengucapan huruf

hidup/voval,

Terapi Musik : tujuannya menumbuhkembangkan potensi-potensi pada anak yang

berkelainan baik fisik, mental intelektual maupun sosial emosional sehingga mereka

akan berkembang menjadi percaya diri sendiri. Pelayanan tersebut dengan cara

18 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 19: Makalah Edit Kep Anak

melatih : ritme, nada dan irama, interfal, tarian, drama, cerita, senam, pengenalan alat

musik, pengenalan lagu, latihan baca sajak/puisi.

Psikolog : pemeriksaan kecerdasan, psikoterapi, edukasi pada orang tua dan keluarga

agar dapat menghadapi anak dengan kelainan tersebut.

Sosial Medik : memberikan pelayanan mencari data keluarga, sosial, ekonomi,

pendidikan, lingkungan tempat tinggal, dsb. Yang dapat bermanfaat bagi para dokter

dan terapis dalam menyusun program rehabilitasi. Selain itu pelayanan yang

berhubungan dengan Yayasan-yayasan sosial lainnya, Kantor Departemen sosial,

Rumah sakit, Sekolah, sehingga dapat terjalin hubungan erat dengan berbagai instansi

yang sangat penting untuk keberhasilan program rehabilitasi.

Ortotik Prostetik : memberikan pelayanan pembuatan alat-alat bantu; misal brace,

tongkat ketiak, kaki tiruan, kursi roda.

3) Cara membantu anak unggul dan berbakat istimewa

Cara membantu anak berbakat diantaranya adalah :

a. Menyusun materi pembelajaran yang selalu menantang bagi anak karena jika terlalu

mudah anak akan cenderung cepat bosan dan membuat keributan.

b. Tidak terlalu sering mengulang materi yang sama sehingga anak tidak merasa jenuh.

c. Merancang model-model pembelajaran yang menghargai sumbangan pemikiran

siswa.

d. Pembelajaran harus berbasis pada anak, bahwa setiap anak memiliki kecepatan yang

berbeda, makan harus diperlakukan berbeda pula sesuai tingkat kemampuannya.

BAB III

PENUTUP

19 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 20: Makalah Edit Kep Anak

KESIMPULAN

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata

“Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan

khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena

karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan

khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK temporer

(sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi:

anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan

(anjal), anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau

terpencil, serta anak-anak yang menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan yang termasuk

kategori ABK permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,

tunalaras, Autis, ADHD (Attention Deficiency and Hiperactivity Disorders), Anak

Berkesulitan Belajar, Anak berbakat dan sangat cerdas (Gifted), dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

20 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s

Page 21: Makalah Edit Kep Anak

Fanu, James Le. Deteksi Dini Masalah-masalah Psikologi Anak. Alih Bahasa : Irham Ali

Saifuddin. Yogyakarta : Think (2007)

Smith, J. David. Inklusi, Sekolah Ramah untuk Semua. Alih Bahasa : Denis dan Enrica.

Jakarta : Nuansa (2006)

----. Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Dir.

Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Dir.Jend Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

Depdiknas (2008)

Mangunsong, Frieda. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. (2009)

Pusponegoro, Hardiono D & Purboyo Solek. Apakah Anak Kita Autis, Deteksi Dini Tumbuh

Kembang Anak. Bandung : Yayasan Suryakanti (2003)

\

21 | A n a k B e r k e b u t u h a n k h u s u s