makalah akhir

28
BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. VALIDITAS Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukrnya. Artinya, validitas mengarah pada sejauhmana skala mampu mengungkap dengan akurat dan teliti data mengenai atribut yang dirancang untuk mengukurnya (Azwar, 2012). Lindquist (dalam Singh, 1986) menyatakan bahwa validitas suatu alat ukur didefinisikan sebagai keakuratan alat ukur dalam mengukur apa yang benar-benar ingin diukur atau derajat sejauh mana alat ukur tersebut mendekati kesempurnaan dalam mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. 1. Validitas memiliki tiga sifat penting: a. Validitas bersifat relatif. Suatu alat tes hanya valid untuk tujuan tertentu. b. Validitas bukanlah suatu sifat yang konstan dari suatu alat tes karena validasi itu sendiri bukanlah suatu proses yang tetap, melainkan suatu proses yang tiada akhir = dalam arti suatu alat tes dapat ditingkatkan validitasnya melalui penelitian lain. c. Validitas, sama halnya dengan reliabilitas, berbicara mengenai derajat/ukuran dan bukan mengenai ada-atau-tidak. Sebuah tes yang dimaksudkan untuk mengukur sifat atau kemampuan

description

it tells about how to reconstruct questionnaire in psychometric

Transcript of makalah akhir

Page 1: makalah akhir

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. VALIDITAS

Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan instrumen dalam menjalankan

fungsi ukrnya. Artinya, validitas mengarah pada sejauhmana skala mampu

mengungkap dengan akurat dan teliti data mengenai atribut yang dirancang untuk

mengukurnya (Azwar, 2012). Lindquist (dalam Singh, 1986) menyatakan bahwa

validitas suatu alat ukur didefinisikan sebagai keakuratan alat ukur dalam mengukur

apa yang benar-benar ingin diukur atau derajat sejauh mana alat ukur tersebut

mendekati kesempurnaan dalam mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.

1. Validitas memiliki tiga sifat penting:

a. Validitas bersifat relatif. Suatu alat tes hanya valid untuk tujuan tertentu.

b. Validitas bukanlah suatu sifat yang konstan dari suatu alat tes karena

validasi itu sendiri bukanlah suatu proses yang tetap, melainkan suatu

proses yang tiada akhir = dalam arti suatu alat tes dapat ditingkatkan

validitasnya melalui penelitian lain.

c. Validitas, sama halnya dengan reliabilitas, berbicara mengenai

derajat/ukuran dan bukan mengenai ada-atau-tidak. Sebuah tes yang

dimaksudkan untuk mengukur sifat atau kemampuan tertentu tidak dapat

dikatakan sangat valid ataupun tidak valid sama sekali. Biasanya, ukuran

validitas beranjak dari kurang baik atau cukup baik.

2. Jenis-jenis validitas:

a. Validitas isi: merupakan tingkat dimana instrumen tersebut memberikan

cakupan yang memadai dari pertanyaan-pertanyaan investigatif yang

mengarahkan penelitian. Jika instrumen pengumpulan data dapat

mencakup topik-topik yang telah didefinisikan sebagai dimensi yang

relevan secara memadai, maka kita menyimpulkan bahwa instrumen

tersebut mempunyai validitas isi yang baik. Untuk mengevaluasi validitas

isi dari sebuah instrumen, pertama-tama kita harus memiliki kesepakatan

tentang unsur-unsur yang memenuhi cakupan dan dianggap memadai. Jika

Page 2: makalah akhir

instrumen pengumpulan data dapat mencakup topik-topik yang telah

didefinisikan sebagai dimensi yang relevan secara memadai, maka kita

menyimpulkan bahwa instrumen tersebut mempunyai validitas isi yang

baik.

b. Validitas konstrak: sejauh mana suatu alat ukur dpt mengukur konstrak

teori atau sifat dari sesuatu yang ingin diukur. Metode untuk menguji

validitas konstrak:

1) Analisis faktor

Analisis faktor merupakan sekumpulan prosedur matematik yang

kompleks guna menganalisis hubungan diantara variabel-variabel

dan menjelaskan hubungan tersebut dalam bentuk kelompok

variabel yang terbatas yang disebut faktor. Jadi, validitas yang

ditegakkan melalui prosedur analisis faktor disebut sebagai validitas

faktorial (factorial validity) (dalam Azwar, 2012).

2) multitrait-multimethod

Validitas konstrak dengan pendekatan validasi multitrait-

multimethod menghasilkan estimasi terhadap validitas konvergen

yang ditunjukkan oleh tingginya koefisien korelasi diantara skor

skala-skala yang mengukur trait yang sama, dan validitas

diskriminan yang diperlihatkan oleh rendahnya korelasi diantara

skor skala-skala yang mengukur trait yang berbeda.

c. Validitas Kriteria – Terkait

Azwar (2012) mengemukakan bahwa suatu kriteria adalah variabel

perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes atau berupa suatu ukuran

lain yang relevan. Prosedur validasi berdasar criteria menghasilkan dua

macam yaitu validitas prediktif dan konkuren. Prosedur validasi berdasar

kriteria menghasilkan dua macam yaitu validitas prediktif dan konkuren.

1) Validitas Prediktif digunakan untuk memprediksi performa apa

yang akan terjadi dimasa yang akan datang (criteria validity).

2) Validitas Sejalan atau Validitas konkuren merupakan indikasi

validitas yang layak ditegakkan apabila tes tidak digunakan

Page 3: makalah akhir

sebagai suatu predictor dan merupakan validitas yang sangat

penting dalam situasi diagnostic.

B. RELIABILITAS

Reliabelitas atau tingkat ketetapan adalah tingkat kemampuan instrumen

penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok sampel.

Reliabilitas adalah karakteristik bersama antara tes dan kelompok peserta tes.

Reliabilitas tes bervariasi dari suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Instrumen

yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama

tentang suatu variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda

pada kelompok sampel yang sama. Jenis - jenis reliabilitas:

1. Reliabilitas konsistensi tanggapan (reliabilitas eksternal) Reliabilitas yang

mempersoalkan mengenai tanggapan responden atau objek terhadap tes

tersebut apakah sudah baik atau konsisten. apabila tes yang telah di cobakan

tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek yang sama, apakah

hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya.

2. Reliabilitas konsistensi gabungan item (reliabilitas internal) Reabilitas yang

terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau instrument.

C. KEPUASAN KERJA

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari

tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda

sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak

aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi

tingkat kepuasan yang dirasakan.

Menurut Davis dan Newstrom, kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan

pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Menurut Robbins

(2003) kepuasan kerja ialah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang

menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah

yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Menurut Mc Nesse Smith (1996)

kepuasan kerja merupakan perasaan pekerja atau karyawan terhadap pekerjaannya,

hal ini merupakan sikap umum terhadap pekerjaan yang didasarkan penilaian aspek

yang berada dalam pekerjaan. Kepuasan kerja juga dapat dikatakan sebagai perasaan

Page 4: makalah akhir

yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaannya dan juga karena faktor-faktor

yang mendukung dalam menyelesaikan pekerjaannya, seperti supervisi, gaji dan

tunjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi dan kenaikan pangkat, kondisi

kerja, pengalaman terhadap kecakapan, penilaian kerja yang adil dan tidak merugikan,

hubungan sosial didalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang cepat terhadap

keluhan-keluhan dan perlakuan yang baik dar pimpinan terhadap karyawan.

Menurut Rivai, faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada

dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan ektrinsik. Faktor

intrinsik adalah faktor yang berasal dari diri karyawan yang dibawa oleh setiap

karyawan sejak mulai bekerja ditempat pekerjaannya. Faktor ekstrinsik menyangkut

hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik, lingkungan

kerja, interaksi dengan karyawan lain, sistem penggajian. Sedangkan Hasibuan

mengungkapkan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Balas jasa yang adil dan layak

Penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian

Suasana dan lingkungan pekerjaan

Berat ringannya pekerjaan

Peralatan yang menunjang

Sikap pemimpin dalam kepemimpinannya

Teori Dua Faktor Herzberg

Herzberg meyakini bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah

mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa sangat baik menentukan

keberhasilan atau kegagalan. Dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas

atau tidak puas menurut Herzberg yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factor) dan

faktor pemotivasian (motivational factor) karena kondisi diperlukan untuk memelihara

tingkat kepuasan yang layak. Herzberg menyebutkan faktor pemeliharaan sebagai

berikut:

1. Kebijakan perusahaan dan administrasi. Kebijakan yang dilakukan adil bagi

karyawan, yang termasuk kebijakan perusahaan dan administrasi ialah semua

yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan perusahaan dalam mengatur

jalannya pekerjaan di perusahaan.

Page 5: makalah akhir

2. Supervisi. Bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada

karyawan, diantaranya: bimbingan, dorongan, semangat, bantuan teknis,

komunikasi informasi.

3. Hubungan interpersonal dengan rekan kerja. Bagi kebanyakan karyawan,

kerja juga untuk mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, oleh karena itu

mempunyai rekan kerja yang ramah, membina hubungan, mendukung

pelaksanaan tugas, dapat diajak bekerja sama, mempunyai rasa kesatuan yang

kuat akan menghantarkan seorang karyawan kepada kepuasan kerja yang

meningkat.

4. Hubungan interpersonal dengan atasan. Kepuasan kerja karyawan akan

meningkat apabila pemimpin bersifat ramah, dapat memahami, memberikan

pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat pegawai,

menunjukkan suatu pribadi pada karyawan, memberikan kebebasan karyawan

untuk berpendapat, mengkritik atau mamberi saran, kerjasama, cara

berkomunikasi.

5. Gaji. Karyawan menginginkan sistem upah yang dipersepsikan adil. Upah

dipandang adil apabila didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat

keterampilan individu, standar pengupahan komunitas kemungkinan akan

menghasilkan kepuasan.

6. Keamanan kerja. Rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan

kerja, suasana kerja yang aman baik berupa materil maupun nonmaterial.

7. Kondisi kerja. Lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan memudahkan

karyawan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Lingkungan kerja yang

nyaman dapat dinilai dari fasilitas yang bersih dan modern, peralatan atau

perlengkapan kantor yang memadai, lingkungan kerja yang tenang dan aman.

Page 6: makalah akhir

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Skala ini berisi 36 aitem,lalu diberikan kepada 10 subjek dengan hasil input seperti berikut :

subjek/aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36s1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4s2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2s3 4 4 2 3 4 3 3 1 3 1 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 1s4 4 3 2 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 1 4 1 4 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 1 4 3 4 4 4 1s5 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2s6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 1 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 3 4 4 1 4 4 3 4 4 3s7 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2s8 4 2 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3s9 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2s10 4 2 4 1 4 2 4 1 4 2 3 4 3 1 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 4 4 2 1 2 3

Kemudian dianalisa menggunakan SPSS, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas aitem.

Validitas

Ternyata terdapat 12 aitem yang gugur dari 36 total aitem yang digunakan.

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 100.00 105.778 .239 . .830

item2 100.60 97.156 .592 . .819

item3 100.90 103.878 .174 . .832

item4 100.80 94.178 .735 . .813

item5 100.00 105.778 .239 . .830

item6 101.00 104.000 .517 . .827

Page 7: makalah akhir

item7 100.20 104.400 .284 . .829

item8 101.60 89.378 .697 . .811

item9 100.40 103.378 .352 . .827

item10 102.10 108.544 -.115 . .838

item11 100.50 104.722 .231 . .830

item12 100.90 117.211 -.591 . .855

item13 100.70 97.789 .739 . .817

item14 101.60 106.044 .042 . .836

item15 100.60 95.378 .880 . .812

item16 101.40 100.489 .308 . .828

item17 101.30 96.233 .634 . .817

item18 102.00 113.333 -.358 . .850

item19 101.30 91.122 .834 . .808

item20 101.70 105.567 .077 . .835

item21 101.30 97.122 .492 . .821

item22 101.60 117.156 -.697 . .853

item23 100.40 98.711 .806 . .818

item24 101.00 98.667 .749 . .818

item25 101.20 99.956 .413 . .825

item26 101.30 97.122 .578 . .819

item27 101.50 113.167 -.418 . .847

item28 100.60 96.711 .773 . .815

item29 100.70 97.789 .739 . .817

item30 101.80 121.289 -.758 . .861

item31 100.60 101.378 .412 . .825

item32 100.60 104.267 .297 . .829

item33 100.80 97.067 .676 . .817

item34 101.30 88.456 .881 . .804

item35 100.60 97.822 .686 . .818

Page 8: makalah akhir

item36 101.60 102.267 .222 . .831

Reliabilitas

Suatu aitem dikatakan memiliki reliabilitas yang baik jika skor yang ada menunjukkan diatas 0,8.

Sebelum Aitem Gugur

a. Cronbach Alpha

Ditunjukkan pada hasil analisa pertama sebelum aitem gugur menggunakan

Cronbach Alpha, bahwa reliabilitas yang dimiliki adalah 0,844. Hal ini berarti bahwa

reliabilitas yang dimiliki adalah baik.

b. Split Half

Page 9: makalah akhir

Hasil analisis menggunalan Split Half, menunjukkan hasil 0,948 yang berarti

reliabilitasnya baik.

c. Guttman

Hasil yang ditunjukkan dengan menggunakan teknik analisa Guttman, adalah 0,858.

Hal ini menunjukkan reliabilitas aitem sebelum gugur baik.

Page 10: makalah akhir

Setelah Aitem Gugur

Aitem yang telah gugur dihapus, kemudian dihitung kembali reliabilitasnya.

Page 11: makalah akhir

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item2 66.40 72.711 .598 . .844

item4 66.60 70.933 .684 . .841

item6 66.80 78.844 .507 . .852

item8 67.40 67.600 .613 . .843

item9 66.20 78.400 .333 . .854

item12 66.70 88.678 -.491 . .881

item13 66.50 73.167 .760 . .842

item15 66.40 71.156 .894 . .837

item17 67.10 71.878 .643 . .843

item19 67.10 66.989 .877 . .831

item21 67.10 74.322 .392 . .852

item22 67.40 90.489 -.713 . .881

item23 66.20 73.956 .833 . .842

item24 66.80 73.733 .793 . .842

item25 67.00 74.667 .453 . .850

item26 67.10 71.656 .660 . .842

item27 67.30 87.567 -.479 . .876

item28 66.40 72.711 .749 . .841

item29 66.50 73.167 .760 . .842

item30 67.60 93.600 -.742 . .890

item31 66.40 76.933 .372 . .852

item33 66.60 71.822 .753 . .840

item34 67.10 65.656 .860 . .830

item35 66.40 73.378 .688 . .843

Page 12: makalah akhir

Cronbach Alpha

Split Half

Guttman

Page 13: makalah akhir

Analisis Faktor

Analisis faktor adalah salah satu teknik statistika yang dapat digunakan untuk

memberiikan deskripsi yang relatif sederhana melalui reduksi jumlah peubah yang

disebut faktor.

Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5 6 7 8

item1 .351 .351 -.484 -.479 .485 .114 .103 .003

item2 .631 -.495 .167 -.178 .127 .258 -.407 .162

item3 .137 .564 .767 -.123 .177 .009 -.111 -.120

item4 .722 -.568 .251 -.104 .169 -.095 .133 .048

item5 .351 .351 -.484 -.479 .485 .114 .103 .003

item6 .519 -.789 -.013 .029 -.078 -.062 .307 -.054

item7 .228 .444 .217 .592 -.290 .416 .043 .282

item8 .597 -.106 .557 -.099 .180 .327 .123 .397

item9 .420 .709 -.136 .282 .014 -.046 .073 .463

item10 -.099 .254 -.300 .808 .023 .094 .348 -.199

Page 14: makalah akhir

item11 .474 -.013 -.618 -.116 -.474 -.129 -.043 .371

item12 -.491 .186 -.289 -.276 -.390 .564 -.094 -.240

item13 .840 .406 -.224 .012 .257 -.089 .012 -.032

item14 .026 -.643 -.106 .590 .337 -.086 .175 .239

item15 .866 -.225 .046 .228 -.015 .221 .129 -.215

item16 .373 -.413 .569 -.474 -.152 -.337 .045 .008

item17 .770 .323 -.131 .157 -.161 -.264 .191 -.308

item18 -.411 -.677 .482 .290 -.190 -.102 .062 .063

item19 .881 -.054 -.182 .218 -.209 .202 .234 .030

item20 .184 -.638 -.336 .278 .512 -.248 -.184 -.042

item21 .486 .195 .618 .090 -.260 -.116 .250 -.160

item22 -.723 .044 -.240 -.080 .506 -.038 .311 .149

item23 .769 -.030 .085 .114 .356 .396 -.150 -.222

item24 .838 -.085 -.126 -.473 -.038 .039 .218 -.008

item25 .651 .498 -.262 .111 -.224 -.228 -.371 -.074

item26 .705 -.388 -.242 -.326 -.286 .262 .018 .107

item27 -.533 -.127 .338 .387 .535 .270 -.258 -.055

item28 .694 -.439 .365 -.170 .264 .292 .051 -.072

item29 .840 .406 -.224 .012 .257 -.089 .012 -.032

item30 -.791 .044 -.086 -.306 .017 .335 .357 .017

item31 .413 .743 .189 .394 .129 .059 .057 -.032

item32 .322 .754 .458 -.071 .102 -.135 -.220 .169

item33 .731 -.246 -.133 .187 -.278 .498 -.161 -.046

item34 .921 -.066 .028 .225 .155 -.153 -.020 -.045

item35 .833 -.311 -.154 .077 -.102 -.333 -.132 -.031

item36 .215 .563 .655 -.330 -.012 -.071 .288 -.003

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 8 components extracted.

Page 15: makalah akhir

Terdapat 8 komponen faktor di dalam skala. Berikut penyebaran aitem sesuai

komponen :

1. Komponen 1 = 2,4,8,13,15,17,19,22,23,24, 25,26,28,29,30,33,34,35

2. Komponen 2= 3,6,31,32

3. Komponen 3= 11,16,21,36

4. Komponen 4= 7,10,14

5. Komponen 5= 1,5,20,27

6. Komponen 6= 12,18

7. Komponen 7= -

8. Komponen 8= 9

Berdasarkan penyebaran aitem, dan dilihat dari kalimat aitem, lalu dibandingkan

dengan teori maka pengelompokan faktor kepuasan kerja ialah sebagai berikut :

Komponen 1: penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian

2.Saya merasa sulit untuk menyatu dengan pekerjaan saya

4.Saya kurang antusias ketika mendapat tugas baru

8.Saya kesulitan berkonsentrasi ketika beberapa pekerjaan diberikan secara bersamaan

13.Ketika bekerja, banyak ide yang muncul dalam pikiran saya untuk meningkatkan

kinerja

15.Saya mampu menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan

17.Saya senang menjalani waktu lembur saya

19.Pekerjaan yang saat ini saya kerjakan, menarik perhatian saya, sehingga saya

cenderung lupa waktu

22.Semangat menyelesaikan tugas menurun jika pekerjaan yang saya lakukan tidak

kunjung selesai

24.Saya sulit menikmati pekerjaan baru yang diberikan

25.Ketika bekerja, saya lupa segala sesuatu yang lain di sekitar saya

Page 16: makalah akhir

26.Banyaknya pekerjaan yang harus saya selesaikan, membuat saya konsentrasi saya

mudah teralihkan

28.Saya tidak yakin dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan pada saya

29.Saya kesampingkan sejenak hal-hal di luar pekerjaan agar saya lebih fokus pada

pekerjaan yang diberikan

30.Bagi saya yang terpenting adalah penyelesaian tugas bukan hasil yang sempurna

34.Saya merasa ada beban yang lebih berat, ketika banyak pekerjaan yang harus saya

selesaikan

35.Setelah memulihkan stamina diakhir pekan, saya bersemangat memulai kerja pada hari

senin

Komponen 2: berat-ringannya pekerjaan

3.Saya dapat bekerja lebih dari jam kerja yang telah ditentukan

6.Saya merasa sulit menemukan ide baru ketika bekerja

31.Saya tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan walaupun hal itu

cukup sulit untuk dikerjakan

32.Ketika bekerja, saya beberapa kali melihat jam untuk memastikan waktu pulang akan

segera datang

komponen 3: Suasana dan lingkungan pekerjaan

11.Saya bangga dengan pekerjaan terlebih dengan tugas yang saya lakukan saat ini

16.Saya tidak menemukan sesuatu yang lebih pada pekerjaan yang saya lakukan saat ini

21.Saya sering sekali memikirkan pekerjaan saya, sekalipun sudah diluar jam kerja

36. Saya memilih tidak menambah jam kerja lebih lama dari waktu yang ditetapkan untuk

menyelesaikan pekerjaan

Komponen 4: Suasana dan lingkungan pekerjaan

7.Saya memiliki semangat yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan

10.Saya akan meminta bantuan rekan kerja ketika saya putus asa dalam mengidentifikasi

kesalahan yang saya lakukan dalam bekerja

Page 17: makalah akhir

14. Saya bekerja mengikuti prosedur yang telah ditentukan, sehingga potensi yang saya

miliki tidak mengalami perkembangan

Komponen 5 : Penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian

1.Saya merasa puas, ketika saya bekerja dengan bersemangat

5.Saya bersemangat melakukan yang terbaik pada pekerjaan saya

20.Bagi saya pekerjaan saya saat ini masih kurang menantang

27.Ditempat kerja saya akan bertahan, bahkan ketika pekerjaan tersebut tidak berjalan

dengan baik

Komponen 6 : Suasana dan lingkungan pekerjaan

18.saya mencoba memikirkan hal lain ketika bekerja untuk mengalihkan kejenuhan pada

pekerjaan yang saya lakukan

12.Waktu berjalan lebih lambat ketika saya bekerja

Komponen 8: Suasana dan lingkungan pekerjaan

9. Saat bekerja, saya merasa waktu cepat berlalu

Page 18: makalah akhir

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari analisa skala yang dilakukan adalah skala tersebut berdasarkan

perhitungan dengan SPSS, menunjukkan hasil validitas, dan reliabilitas yang baik.

sedangkan dari hasil analisis faktor terdapat ada 8 komponen. namun, dari 8 komponen

jika dibandingkan dengan teori, maka hanya terdapat 3 faktor yang sesuai dengan teori

kepuasan kerja yang ada, yaitu faktor :

Penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian

Suasana dan lingkungan pekerjaan

Berat ringannya pekerjaan

Adapun kendala yang dilalui dalam menrekonstruksi skala ini adalah dalam hal teknis

dan pemilihan subjek. meski sudah jelas populasi yang diteliti adalah karyawan, namun

penyusun sulit untuk menemukan karyawan yang bisa meluangkan kesempatan untuk

mengisi skala.

SARAN

Saran yang dapat kami berikan kepada penyusun skala adalah memperbaiki

efektivitas kalimat dari tiap aitem. Setelah kami telaah secara bahasa, ada beberapa

kalimat yang sebenarnya bisa lebih efektif . hal ini juga berpengaruh pula pada validitas

isi dari aitem, dan efeknya pada pemahaman subjek terhadap aitem yang berakibat pada

gugur tidaknya aitem tersebut.

Page 19: makalah akhir
Page 20: makalah akhir

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2012). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ebert, J. Ronald dan Ricky W. Griffin. (2009). Business Essentials. Edisi 8. Prentice Hall,

Inc. New Jersey.

Robbins. ( 2008). Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

http://statistikceria.blogspot.com/2013/03/teori-analisis-faktor-factor-analysis.html

Page 21: makalah akhir

REKONSTRUKSI SKALA

disusun guna memenuhi salah satu penilaian mata kuliah

Psikometri

Oleh:

Utami Purborini 15010110120062

Shintia Nurrohmi Yunita 15010110120078

Putra Idham Permana 15010110141044

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014