makalah akhir
-
Upload
utami-purborini -
Category
Documents
-
view
27 -
download
2
description
Transcript of makalah akhir
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. VALIDITAS
Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan instrumen dalam menjalankan
fungsi ukrnya. Artinya, validitas mengarah pada sejauhmana skala mampu
mengungkap dengan akurat dan teliti data mengenai atribut yang dirancang untuk
mengukurnya (Azwar, 2012). Lindquist (dalam Singh, 1986) menyatakan bahwa
validitas suatu alat ukur didefinisikan sebagai keakuratan alat ukur dalam mengukur
apa yang benar-benar ingin diukur atau derajat sejauh mana alat ukur tersebut
mendekati kesempurnaan dalam mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.
1. Validitas memiliki tiga sifat penting:
a. Validitas bersifat relatif. Suatu alat tes hanya valid untuk tujuan tertentu.
b. Validitas bukanlah suatu sifat yang konstan dari suatu alat tes karena
validasi itu sendiri bukanlah suatu proses yang tetap, melainkan suatu
proses yang tiada akhir = dalam arti suatu alat tes dapat ditingkatkan
validitasnya melalui penelitian lain.
c. Validitas, sama halnya dengan reliabilitas, berbicara mengenai
derajat/ukuran dan bukan mengenai ada-atau-tidak. Sebuah tes yang
dimaksudkan untuk mengukur sifat atau kemampuan tertentu tidak dapat
dikatakan sangat valid ataupun tidak valid sama sekali. Biasanya, ukuran
validitas beranjak dari kurang baik atau cukup baik.
2. Jenis-jenis validitas:
a. Validitas isi: merupakan tingkat dimana instrumen tersebut memberikan
cakupan yang memadai dari pertanyaan-pertanyaan investigatif yang
mengarahkan penelitian. Jika instrumen pengumpulan data dapat
mencakup topik-topik yang telah didefinisikan sebagai dimensi yang
relevan secara memadai, maka kita menyimpulkan bahwa instrumen
tersebut mempunyai validitas isi yang baik. Untuk mengevaluasi validitas
isi dari sebuah instrumen, pertama-tama kita harus memiliki kesepakatan
tentang unsur-unsur yang memenuhi cakupan dan dianggap memadai. Jika
instrumen pengumpulan data dapat mencakup topik-topik yang telah
didefinisikan sebagai dimensi yang relevan secara memadai, maka kita
menyimpulkan bahwa instrumen tersebut mempunyai validitas isi yang
baik.
b. Validitas konstrak: sejauh mana suatu alat ukur dpt mengukur konstrak
teori atau sifat dari sesuatu yang ingin diukur. Metode untuk menguji
validitas konstrak:
1) Analisis faktor
Analisis faktor merupakan sekumpulan prosedur matematik yang
kompleks guna menganalisis hubungan diantara variabel-variabel
dan menjelaskan hubungan tersebut dalam bentuk kelompok
variabel yang terbatas yang disebut faktor. Jadi, validitas yang
ditegakkan melalui prosedur analisis faktor disebut sebagai validitas
faktorial (factorial validity) (dalam Azwar, 2012).
2) multitrait-multimethod
Validitas konstrak dengan pendekatan validasi multitrait-
multimethod menghasilkan estimasi terhadap validitas konvergen
yang ditunjukkan oleh tingginya koefisien korelasi diantara skor
skala-skala yang mengukur trait yang sama, dan validitas
diskriminan yang diperlihatkan oleh rendahnya korelasi diantara
skor skala-skala yang mengukur trait yang berbeda.
c. Validitas Kriteria – Terkait
Azwar (2012) mengemukakan bahwa suatu kriteria adalah variabel
perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes atau berupa suatu ukuran
lain yang relevan. Prosedur validasi berdasar criteria menghasilkan dua
macam yaitu validitas prediktif dan konkuren. Prosedur validasi berdasar
kriteria menghasilkan dua macam yaitu validitas prediktif dan konkuren.
1) Validitas Prediktif digunakan untuk memprediksi performa apa
yang akan terjadi dimasa yang akan datang (criteria validity).
2) Validitas Sejalan atau Validitas konkuren merupakan indikasi
validitas yang layak ditegakkan apabila tes tidak digunakan
sebagai suatu predictor dan merupakan validitas yang sangat
penting dalam situasi diagnostic.
B. RELIABILITAS
Reliabelitas atau tingkat ketetapan adalah tingkat kemampuan instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok sampel.
Reliabilitas adalah karakteristik bersama antara tes dan kelompok peserta tes.
Reliabilitas tes bervariasi dari suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Instrumen
yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama
tentang suatu variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda
pada kelompok sampel yang sama. Jenis - jenis reliabilitas:
1. Reliabilitas konsistensi tanggapan (reliabilitas eksternal) Reliabilitas yang
mempersoalkan mengenai tanggapan responden atau objek terhadap tes
tersebut apakah sudah baik atau konsisten. apabila tes yang telah di cobakan
tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek yang sama, apakah
hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya.
2. Reliabilitas konsistensi gabungan item (reliabilitas internal) Reabilitas yang
terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau instrument.
C. KEPUASAN KERJA
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari
tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi
tingkat kepuasan yang dirasakan.
Menurut Davis dan Newstrom, kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan
pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Menurut Robbins
(2003) kepuasan kerja ialah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang
menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah
yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Menurut Mc Nesse Smith (1996)
kepuasan kerja merupakan perasaan pekerja atau karyawan terhadap pekerjaannya,
hal ini merupakan sikap umum terhadap pekerjaan yang didasarkan penilaian aspek
yang berada dalam pekerjaan. Kepuasan kerja juga dapat dikatakan sebagai perasaan
yang dirasakan oleh karyawan terhadap pekerjaannya dan juga karena faktor-faktor
yang mendukung dalam menyelesaikan pekerjaannya, seperti supervisi, gaji dan
tunjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi dan kenaikan pangkat, kondisi
kerja, pengalaman terhadap kecakapan, penilaian kerja yang adil dan tidak merugikan,
hubungan sosial didalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang cepat terhadap
keluhan-keluhan dan perlakuan yang baik dar pimpinan terhadap karyawan.
Menurut Rivai, faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan ektrinsik. Faktor
intrinsik adalah faktor yang berasal dari diri karyawan yang dibawa oleh setiap
karyawan sejak mulai bekerja ditempat pekerjaannya. Faktor ekstrinsik menyangkut
hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik, lingkungan
kerja, interaksi dengan karyawan lain, sistem penggajian. Sedangkan Hasibuan
mengungkapkan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Balas jasa yang adil dan layak
Penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian
Suasana dan lingkungan pekerjaan
Berat ringannya pekerjaan
Peralatan yang menunjang
Sikap pemimpin dalam kepemimpinannya
Teori Dua Faktor Herzberg
Herzberg meyakini bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah
mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa sangat baik menentukan
keberhasilan atau kegagalan. Dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas
atau tidak puas menurut Herzberg yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factor) dan
faktor pemotivasian (motivational factor) karena kondisi diperlukan untuk memelihara
tingkat kepuasan yang layak. Herzberg menyebutkan faktor pemeliharaan sebagai
berikut:
1. Kebijakan perusahaan dan administrasi. Kebijakan yang dilakukan adil bagi
karyawan, yang termasuk kebijakan perusahaan dan administrasi ialah semua
yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan perusahaan dalam mengatur
jalannya pekerjaan di perusahaan.
2. Supervisi. Bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada
karyawan, diantaranya: bimbingan, dorongan, semangat, bantuan teknis,
komunikasi informasi.
3. Hubungan interpersonal dengan rekan kerja. Bagi kebanyakan karyawan,
kerja juga untuk mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, oleh karena itu
mempunyai rekan kerja yang ramah, membina hubungan, mendukung
pelaksanaan tugas, dapat diajak bekerja sama, mempunyai rasa kesatuan yang
kuat akan menghantarkan seorang karyawan kepada kepuasan kerja yang
meningkat.
4. Hubungan interpersonal dengan atasan. Kepuasan kerja karyawan akan
meningkat apabila pemimpin bersifat ramah, dapat memahami, memberikan
pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat pegawai,
menunjukkan suatu pribadi pada karyawan, memberikan kebebasan karyawan
untuk berpendapat, mengkritik atau mamberi saran, kerjasama, cara
berkomunikasi.
5. Gaji. Karyawan menginginkan sistem upah yang dipersepsikan adil. Upah
dipandang adil apabila didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu, standar pengupahan komunitas kemungkinan akan
menghasilkan kepuasan.
6. Keamanan kerja. Rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan
kerja, suasana kerja yang aman baik berupa materil maupun nonmaterial.
7. Kondisi kerja. Lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan memudahkan
karyawan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Lingkungan kerja yang
nyaman dapat dinilai dari fasilitas yang bersih dan modern, peralatan atau
perlengkapan kantor yang memadai, lingkungan kerja yang tenang dan aman.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Skala ini berisi 36 aitem,lalu diberikan kepada 10 subjek dengan hasil input seperti berikut :
subjek/aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36s1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4s2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2s3 4 4 2 3 4 3 3 1 3 1 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 4 1s4 4 3 2 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 1 4 1 4 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 1 4 3 4 4 4 1s5 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2s6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 1 4 3 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 3 4 4 1 4 4 3 4 4 3s7 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2s8 4 2 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3s9 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 4 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2s10 4 2 4 1 4 2 4 1 4 2 3 4 3 1 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 4 4 2 1 2 3
Kemudian dianalisa menggunakan SPSS, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas aitem.
Validitas
Ternyata terdapat 12 aitem yang gugur dari 36 total aitem yang digunakan.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 100.00 105.778 .239 . .830
item2 100.60 97.156 .592 . .819
item3 100.90 103.878 .174 . .832
item4 100.80 94.178 .735 . .813
item5 100.00 105.778 .239 . .830
item6 101.00 104.000 .517 . .827
item7 100.20 104.400 .284 . .829
item8 101.60 89.378 .697 . .811
item9 100.40 103.378 .352 . .827
item10 102.10 108.544 -.115 . .838
item11 100.50 104.722 .231 . .830
item12 100.90 117.211 -.591 . .855
item13 100.70 97.789 .739 . .817
item14 101.60 106.044 .042 . .836
item15 100.60 95.378 .880 . .812
item16 101.40 100.489 .308 . .828
item17 101.30 96.233 .634 . .817
item18 102.00 113.333 -.358 . .850
item19 101.30 91.122 .834 . .808
item20 101.70 105.567 .077 . .835
item21 101.30 97.122 .492 . .821
item22 101.60 117.156 -.697 . .853
item23 100.40 98.711 .806 . .818
item24 101.00 98.667 .749 . .818
item25 101.20 99.956 .413 . .825
item26 101.30 97.122 .578 . .819
item27 101.50 113.167 -.418 . .847
item28 100.60 96.711 .773 . .815
item29 100.70 97.789 .739 . .817
item30 101.80 121.289 -.758 . .861
item31 100.60 101.378 .412 . .825
item32 100.60 104.267 .297 . .829
item33 100.80 97.067 .676 . .817
item34 101.30 88.456 .881 . .804
item35 100.60 97.822 .686 . .818
item36 101.60 102.267 .222 . .831
Reliabilitas
Suatu aitem dikatakan memiliki reliabilitas yang baik jika skor yang ada menunjukkan diatas 0,8.
Sebelum Aitem Gugur
a. Cronbach Alpha
Ditunjukkan pada hasil analisa pertama sebelum aitem gugur menggunakan
Cronbach Alpha, bahwa reliabilitas yang dimiliki adalah 0,844. Hal ini berarti bahwa
reliabilitas yang dimiliki adalah baik.
b. Split Half
Hasil analisis menggunalan Split Half, menunjukkan hasil 0,948 yang berarti
reliabilitasnya baik.
c. Guttman
Hasil yang ditunjukkan dengan menggunakan teknik analisa Guttman, adalah 0,858.
Hal ini menunjukkan reliabilitas aitem sebelum gugur baik.
Setelah Aitem Gugur
Aitem yang telah gugur dihapus, kemudian dihitung kembali reliabilitasnya.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item2 66.40 72.711 .598 . .844
item4 66.60 70.933 .684 . .841
item6 66.80 78.844 .507 . .852
item8 67.40 67.600 .613 . .843
item9 66.20 78.400 .333 . .854
item12 66.70 88.678 -.491 . .881
item13 66.50 73.167 .760 . .842
item15 66.40 71.156 .894 . .837
item17 67.10 71.878 .643 . .843
item19 67.10 66.989 .877 . .831
item21 67.10 74.322 .392 . .852
item22 67.40 90.489 -.713 . .881
item23 66.20 73.956 .833 . .842
item24 66.80 73.733 .793 . .842
item25 67.00 74.667 .453 . .850
item26 67.10 71.656 .660 . .842
item27 67.30 87.567 -.479 . .876
item28 66.40 72.711 .749 . .841
item29 66.50 73.167 .760 . .842
item30 67.60 93.600 -.742 . .890
item31 66.40 76.933 .372 . .852
item33 66.60 71.822 .753 . .840
item34 67.10 65.656 .860 . .830
item35 66.40 73.378 .688 . .843
Cronbach Alpha
Split Half
Guttman
Analisis Faktor
Analisis faktor adalah salah satu teknik statistika yang dapat digunakan untuk
memberiikan deskripsi yang relatif sederhana melalui reduksi jumlah peubah yang
disebut faktor.
Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7 8
item1 .351 .351 -.484 -.479 .485 .114 .103 .003
item2 .631 -.495 .167 -.178 .127 .258 -.407 .162
item3 .137 .564 .767 -.123 .177 .009 -.111 -.120
item4 .722 -.568 .251 -.104 .169 -.095 .133 .048
item5 .351 .351 -.484 -.479 .485 .114 .103 .003
item6 .519 -.789 -.013 .029 -.078 -.062 .307 -.054
item7 .228 .444 .217 .592 -.290 .416 .043 .282
item8 .597 -.106 .557 -.099 .180 .327 .123 .397
item9 .420 .709 -.136 .282 .014 -.046 .073 .463
item10 -.099 .254 -.300 .808 .023 .094 .348 -.199
item11 .474 -.013 -.618 -.116 -.474 -.129 -.043 .371
item12 -.491 .186 -.289 -.276 -.390 .564 -.094 -.240
item13 .840 .406 -.224 .012 .257 -.089 .012 -.032
item14 .026 -.643 -.106 .590 .337 -.086 .175 .239
item15 .866 -.225 .046 .228 -.015 .221 .129 -.215
item16 .373 -.413 .569 -.474 -.152 -.337 .045 .008
item17 .770 .323 -.131 .157 -.161 -.264 .191 -.308
item18 -.411 -.677 .482 .290 -.190 -.102 .062 .063
item19 .881 -.054 -.182 .218 -.209 .202 .234 .030
item20 .184 -.638 -.336 .278 .512 -.248 -.184 -.042
item21 .486 .195 .618 .090 -.260 -.116 .250 -.160
item22 -.723 .044 -.240 -.080 .506 -.038 .311 .149
item23 .769 -.030 .085 .114 .356 .396 -.150 -.222
item24 .838 -.085 -.126 -.473 -.038 .039 .218 -.008
item25 .651 .498 -.262 .111 -.224 -.228 -.371 -.074
item26 .705 -.388 -.242 -.326 -.286 .262 .018 .107
item27 -.533 -.127 .338 .387 .535 .270 -.258 -.055
item28 .694 -.439 .365 -.170 .264 .292 .051 -.072
item29 .840 .406 -.224 .012 .257 -.089 .012 -.032
item30 -.791 .044 -.086 -.306 .017 .335 .357 .017
item31 .413 .743 .189 .394 .129 .059 .057 -.032
item32 .322 .754 .458 -.071 .102 -.135 -.220 .169
item33 .731 -.246 -.133 .187 -.278 .498 -.161 -.046
item34 .921 -.066 .028 .225 .155 -.153 -.020 -.045
item35 .833 -.311 -.154 .077 -.102 -.333 -.132 -.031
item36 .215 .563 .655 -.330 -.012 -.071 .288 -.003
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 8 components extracted.
Terdapat 8 komponen faktor di dalam skala. Berikut penyebaran aitem sesuai
komponen :
1. Komponen 1 = 2,4,8,13,15,17,19,22,23,24, 25,26,28,29,30,33,34,35
2. Komponen 2= 3,6,31,32
3. Komponen 3= 11,16,21,36
4. Komponen 4= 7,10,14
5. Komponen 5= 1,5,20,27
6. Komponen 6= 12,18
7. Komponen 7= -
8. Komponen 8= 9
Berdasarkan penyebaran aitem, dan dilihat dari kalimat aitem, lalu dibandingkan
dengan teori maka pengelompokan faktor kepuasan kerja ialah sebagai berikut :
Komponen 1: penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian
2.Saya merasa sulit untuk menyatu dengan pekerjaan saya
4.Saya kurang antusias ketika mendapat tugas baru
8.Saya kesulitan berkonsentrasi ketika beberapa pekerjaan diberikan secara bersamaan
13.Ketika bekerja, banyak ide yang muncul dalam pikiran saya untuk meningkatkan
kinerja
15.Saya mampu menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan
17.Saya senang menjalani waktu lembur saya
19.Pekerjaan yang saat ini saya kerjakan, menarik perhatian saya, sehingga saya
cenderung lupa waktu
22.Semangat menyelesaikan tugas menurun jika pekerjaan yang saya lakukan tidak
kunjung selesai
24.Saya sulit menikmati pekerjaan baru yang diberikan
25.Ketika bekerja, saya lupa segala sesuatu yang lain di sekitar saya
26.Banyaknya pekerjaan yang harus saya selesaikan, membuat saya konsentrasi saya
mudah teralihkan
28.Saya tidak yakin dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan pada saya
29.Saya kesampingkan sejenak hal-hal di luar pekerjaan agar saya lebih fokus pada
pekerjaan yang diberikan
30.Bagi saya yang terpenting adalah penyelesaian tugas bukan hasil yang sempurna
34.Saya merasa ada beban yang lebih berat, ketika banyak pekerjaan yang harus saya
selesaikan
35.Setelah memulihkan stamina diakhir pekan, saya bersemangat memulai kerja pada hari
senin
Komponen 2: berat-ringannya pekerjaan
3.Saya dapat bekerja lebih dari jam kerja yang telah ditentukan
6.Saya merasa sulit menemukan ide baru ketika bekerja
31.Saya tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan walaupun hal itu
cukup sulit untuk dikerjakan
32.Ketika bekerja, saya beberapa kali melihat jam untuk memastikan waktu pulang akan
segera datang
komponen 3: Suasana dan lingkungan pekerjaan
11.Saya bangga dengan pekerjaan terlebih dengan tugas yang saya lakukan saat ini
16.Saya tidak menemukan sesuatu yang lebih pada pekerjaan yang saya lakukan saat ini
21.Saya sering sekali memikirkan pekerjaan saya, sekalipun sudah diluar jam kerja
36. Saya memilih tidak menambah jam kerja lebih lama dari waktu yang ditetapkan untuk
menyelesaikan pekerjaan
Komponen 4: Suasana dan lingkungan pekerjaan
7.Saya memiliki semangat yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan
10.Saya akan meminta bantuan rekan kerja ketika saya putus asa dalam mengidentifikasi
kesalahan yang saya lakukan dalam bekerja
14. Saya bekerja mengikuti prosedur yang telah ditentukan, sehingga potensi yang saya
miliki tidak mengalami perkembangan
Komponen 5 : Penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian
1.Saya merasa puas, ketika saya bekerja dengan bersemangat
5.Saya bersemangat melakukan yang terbaik pada pekerjaan saya
20.Bagi saya pekerjaan saya saat ini masih kurang menantang
27.Ditempat kerja saya akan bertahan, bahkan ketika pekerjaan tersebut tidak berjalan
dengan baik
Komponen 6 : Suasana dan lingkungan pekerjaan
18.saya mencoba memikirkan hal lain ketika bekerja untuk mengalihkan kejenuhan pada
pekerjaan yang saya lakukan
12.Waktu berjalan lebih lambat ketika saya bekerja
Komponen 8: Suasana dan lingkungan pekerjaan
9. Saat bekerja, saya merasa waktu cepat berlalu
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari analisa skala yang dilakukan adalah skala tersebut berdasarkan
perhitungan dengan SPSS, menunjukkan hasil validitas, dan reliabilitas yang baik.
sedangkan dari hasil analisis faktor terdapat ada 8 komponen. namun, dari 8 komponen
jika dibandingkan dengan teori, maka hanya terdapat 3 faktor yang sesuai dengan teori
kepuasan kerja yang ada, yaitu faktor :
Penempatan yang tepat dan sesuai dengan keahlian
Suasana dan lingkungan pekerjaan
Berat ringannya pekerjaan
Adapun kendala yang dilalui dalam menrekonstruksi skala ini adalah dalam hal teknis
dan pemilihan subjek. meski sudah jelas populasi yang diteliti adalah karyawan, namun
penyusun sulit untuk menemukan karyawan yang bisa meluangkan kesempatan untuk
mengisi skala.
SARAN
Saran yang dapat kami berikan kepada penyusun skala adalah memperbaiki
efektivitas kalimat dari tiap aitem. Setelah kami telaah secara bahasa, ada beberapa
kalimat yang sebenarnya bisa lebih efektif . hal ini juga berpengaruh pula pada validitas
isi dari aitem, dan efeknya pada pemahaman subjek terhadap aitem yang berakibat pada
gugur tidaknya aitem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. (2012). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ebert, J. Ronald dan Ricky W. Griffin. (2009). Business Essentials. Edisi 8. Prentice Hall,
Inc. New Jersey.
Robbins. ( 2008). Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
http://statistikceria.blogspot.com/2013/03/teori-analisis-faktor-factor-analysis.html
REKONSTRUKSI SKALA
disusun guna memenuhi salah satu penilaian mata kuliah
Psikometri
Oleh:
Utami Purborini 15010110120062
Shintia Nurrohmi Yunita 15010110120078
Putra Idham Permana 15010110141044
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014