Makalah-aeroponik-belum-fiks (1)

20
TUGAS TERSTRUKTUR BUDADAYA TANPA TANAH “TEKNIK BUDIDAYA SECARA AEROPONIK” Disusun Oleh: ( Kelompok 4 Kelas B ) 1. Hadiatul Izzah 125040201111206 2. Galuh Hayu D.P 125040201111225 3. Falia Nanda Nur A. 125040201111304 4. Ineke Yustica 125040201111187 5. Martua Rahmawati S. 12504020 6. Akbar Nugraha 125040201111284 7. Nur Fahmi Zakariyah 12504020 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

Sistem hidroponik

Transcript of Makalah-aeroponik-belum-fiks (1)

TUGAS TERSTRUKTUR BUDADAYA TANPA TANAHTEKNIK BUDIDAYA SECARA AEROPONIK

Disusun Oleh: ( Kelompok 4 Kelas B )1. Hadiatul Izzah1250402011112062. Galuh Hayu D.P1250402011112253. Falia Nanda Nur A.1250402011113044. Ineke Yustica1250402011111875. Martua Rahmawati S.125040206. Akbar Nugraha1250402011112847. Nur Fahmi Zakariyah12504020

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANMALANG2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Teknologi penanaman dengan teknik aeroponik merupakan teknologi bercocok tanam sayuran yang sudah mulai banyak dilakukan oleh pengusaha agribisnis. Hasil produksi sayuran yang ditanam dengan menggunakan teknologi ini sekarang ini sudah mulai banyak ditemukan di berbagai pasar swalayan di kota-kota besar. Meskipun harganya tinggi, namun sayuran ini selalu habis dibeli konsumen. Konsumen biasanya dari kalangan menengah keatas. Alasan konsumen tetap memburu produk ini karena kualitas baik, higienis, sehat, segar, renyah, beraroma dan citarasa tinggi.Produk yang dipasarkan, khususnya di toko swalayan/ supermarket/ hypermarket dituntut tiga hal pokok, yaitu kualitas, kontinuitas, dan produktifitas. Jika budidaya dilakukan dengan cara konvensional (di tanah), maka akan sulit sekali karena banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satu cara untuk memenuhi ketiga tuntutan tersebut adalah dengan sistem hidroponik, khususnya aeroponik. Beberapa alasan menggunakan sistem aeroponik yaitu luasan lahan untuk pertanian dengan tanah semakin berkurang dan harga sewa/beli tanah semakin mahal. Dengan menerapkan sistem aeroponik, akan mengurangi ketergantungan ketersediaan tanah dan tidak dibutuhkan rotasi tanam. Indonesia mempunyai 2 musim, dimana musim hujan untuk pertanian sayuran di tanah akan menghadapi kendala yang lebih besar, yaitu jadwal tanam sering berubah-ubah dan sering terkendala hama serta penyakit tanaman. Dengan sistem aeroponik, dipastikan dapat menanam sepanjang musim. Artinya ketersediaan sayuran lebih terjamin.Penanaman di tanah sangat tergantung pada kualitas tanah, perawatan, dan cuaca. Jika tidak diketahui kualitas tanah, maka akan sulit untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Diperparah lagi jika musim hujan, banyak hara yang akan tercuci oleh air hujan (leaching). Dengan cara aeroponik, ketersediaan nutrisi tanaman dapat lebih terjamin setiap saat, sehingga hasil produksi dapat maksimal. Pada komoditi tertentu bahkan dapat memperpendek umur panen dengan kualitas yang sama. Kualitas premium dengan volume yang banyak bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diperoleh.

1.2 TujuanUntuk mengetahui pedoman serta cara berbudidaya secara aeroponik secara umum dengan baik dan benar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian AeroponikAeroponik merupakan pengembangan dari teknologi hidroponik. Hidroponik menggunakan media lain selain tanah sebagai media tanam, sedangkan aeroponik menggunakan udara sebagai media tanam dimana larutan hara diberikan ke akar tanaman dengan cara pengkabutan (Jensen dan Collins, 2005). Akar tanaman menggantung dan melalui springkle dari bawah, larutan hara disemprotkan ke akar (Resh, 2004; Park Jong Sub, 2005).Salah satu kunci keunggulan budidaya aeroponik ialah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara yang sampai ke akar. Selama perjalanan dari lubang sprinkler hingga mencapai akar, butiran akan menambat oksigen dari udara sehingga kadar oksigen terlarut dalam butiran meningkat. Dengan demikian, proses respirasi pada akar dapat berlangsung lancar dan menghasilkan banyak energi. Selain itu dengan pengelolaan yang terampil, produksi dengan sistem aeroponik dapat memenuhi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk pertanian.2.2 Jenis Tanaman AeroponikHingga saat ini jenis sayuran yang banyak dibudidayakan secara aeroponik antara lain berbagai kultivar selada (lettuce keriting hijau, cos/romaine, butterhead, batavia, lollo rossa, iceberg, head lettuce), pakchoy hijau dan putih, caysim, dan kailan serta horenzo yang baru mulai dikembangan. Kangkung dan bayam juga dapat diusahakan secara aeroponik. Dapat disimpulkan bahwa jenis tanaman yang sering dibudidayakan secara aeroponik pada umumnya berupa sayuran daun yang waktu panennya sekitar satu bulan setelah pindah tanam. Harga jual komoditas tersebut juga dipilih yang dapat memberikan keuntungan maksimal.Pemilihan komoditi harus berdasarkan kebutuhan konsumen. Sebenarnya sistem aeroponik juga bisa digunakan untuk budidaya tanaman hias dan komoditi lainnya. Yang pernah dicoba adalah budidaya kentang (untuk memperoleh jumlah benih kentang yang banyak dan seragam) dan anthurium wave of love. Intinya pemilihan komoditi harus punya nilai jual yang tinggi supaya biaya operasional dapat ditutupi.Hampir semua komoditi dapat dibudidayakan secara aeroponik. Seperti jika umur tanaman 60 hari, maka 1 tahun dapat menanam sebanyak 6 kali. Komoditi yang dibudidayakan dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan kecocokan tanaman terhadap mikroklimat/ketinggian lahan, yaitu :1. Kelompok sayuran dataran tinggia. Golongan selada (lettuce) : Selada keriting, romaine, butterhead, batavia, dan lollorossab.b. Golongan Chinese vegetables : Pakcoy, petsay, caisim, kalian, dan siomakc.c. Golongan lainnya : Kangkung, bayam, horenzo (bayam Jepang)

2. Kelompok sayuran dataran rendaha. Golongan Chinese vegetables : Pakcoy dan caisimbb. Golongan lain : Kangkung dan bayam2.3 Syarat Aeroponik1. pHPada sistem aeroponik, dibutuhkan kemasaman (pH) larutan nutrisi antara 5,5 6,5 dan optimal 6,0. Pada kisaran pH yang optimum, unsur-unsur akan mudah terserap oleh akar. Bila pH melebihi batas toleransi, maka tanaman akan memperlihatkan gejala kekurangan unsur hara tertentu. Tingkat kemasaman yang rendah dapat ditingkatkan dengan penambahan basa kuat seperti kalium hidroksida (KOH). Dalam keadaan masam, buffer dapat bersifat alkalis. Sebaliknya dalam keadaan alkalis, buffer dapat bersifat masam. Monokalium phosfat (KH2PO4) merupakan buffer yang dapat menstabilkan pH larutan sekitar 6,0; sedangkan penggunaan buffer monoamonium phosfat (NH4H2PO4) dapat menstabilkan pH sekitar 5,5.2. KelembabanKelembaban nisbi atau RH (Relative Humidity) optimal sekitar 70%. Pada RH tersebut, turgor (tegangan sel) dan proses fisiologi di dalam tanaman berlangsung dengan baik. Daya isap air dan hara oleh akar juga masih cukup besar. Untuk memonitor tingkat kelembaban di dalam bangunan, dapat digunakan higrometer. Higrometer dipasang di tengah pertanaman sekitar 30 cm di atas tajuk tanaman. Dengan demikian, kelembaban yang tercatat merupakan kelembaban di sekitar tajuk tanaman. Dengan peletakan tersebut, angka pada RH mudah terlihat dari kejauhan sehingga kita dapat cepat bertindak bila terjadi penyimpangan.Tingkat kelembaban berpengaruh terhadap evapotranspirasi, yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi, maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi dipengaruhi oleh jarak tanam. Kelembaban dikatakan rendah apabila bernilai 50%. Untuk mencegah turunnya RH, maka dapat menerapkan sistem sprinkler di dalam rumah kaca. Sistem ini dijalankan apabila RH di bawah 50%. Kelembaban optimum dapat dicapai kembali dalam waktu 10 - 15 menit.3. CahayaPada musim penghujan untuk menjaga proses fotosintesis, diperlukan penambahan unsur Mg dan Fe sebanyak 10% ke dalam ramuan pupuk. Untuk meningkatkan konsentrasi Fe, biasanya digunakan kelat atau chelate Fe-EDTA. Selang dan pipa yang digunakan harus kedap cahaya serta helai steorofoam harus dipasang rapat supaya tidak dapat dilalui oleh cahaya, sehingga pertumbuhan ganggang dapat dicegah. Selain itu, dapat pula dipasang screen filter untuk menjaga kebersihan larutan dari ganggang. Screen filter ini perlu dibuka sehari sekali lalu dibersihkan dengan air dan sikat halus. Adanya ganggang perlu dicegah karena dapat menyambut sprinkler.4. Suhu Alat pengukur suhu/ temperatur kadang disatukan dengan hygrometer, sehingga pengamatannya hanya sekali. Suhu udara optimum sekitar 25oC untuk sayuran daun yang dibudidayakan secara aeroponik. Suhu tersebut sebenarnya lebih disesuaikan dengan jenis tanaman karena pada umumnya jenis sayuran yang dibudidayakan berasal dari negeri beriklim sedang. Konstruksi rumah kaca sebaiknya berbentuk piggy back (punggung babi). Untuk menurunkan suhu di dalam rumah kaca, sebaiknya dipasang sprinkler di bagian atas atap dan di dalamnya. Suhu tandon larutan yang ideal ialah 21oC. Suhu larutan dalam tandon harus rendah karena kadar oksigennya lebih tinggi.5. Air Air hendaknya steril dengan memberikan kaporit dosis 3,2 g/ m2 larutan hara di dalam tandon dua kali seminggu untuk membasmi mikroorganisme di dalam air. 6. Oksigen Tanaman memerlukan oksigen untuk melakukan respirasi. Pada aeroponik, air dipancarkan melalui sprinkler dengan tenaga pompa bertekanan tinggi, 1,5 - 2 atmosfer, sehingga butiran air akan mengkabut. Tiap butiran kabut, dapat menangkap oksigen dari udara hingga mencapai kadar maksimum oksigen terlarut, yaitu sekitar 10 ppm pada suhu 25oC.7. Penghantar Listrik Merupakan alat untuk mengukur kepekatan hara dalam larutan. Satuan ukuran ialah mS atau mmho. Cara pemakaian cukup dicelupkan ke dalam larutan hara. Untuk memproduksi sayuran daun, kadang nilai EC ditingkatkan menjadi 2,5 - 3,0 bahkan 3,5. Pemberian EC sebaiknya tidak lebih dari 4,5 mS karena hara tidak dapat terserap oleh akar. Kadang dipakai cF (Conductivity Factor) yang mempunyai nilai 10 kali lipat sehingga EC 2,0 mS/cm menjadi cF 20.2.4 Keunggulan AeroponikAeroponik adalah cara bercocok tanam dimana oksigen ditambahakan ke dalam larutan unsur hara, sehingga memungkinkan perakaran menyerap unsur hara dengan cepat dan mudah. Teknik ini menghasilkan tanam yang tumbuh lebih cepat dan produksi yang tinggi. Sistem aeroponikdapat memberikan manfaat bagi petani yang tidak mempunyai lahan karena tidak membutuhkan tanah, sehingga dapat dijadikan sebagai lahan di pekarangan rumah. Sayuran hasil budi daya aeroponik terbukti mempunyai kualitas yang baik, higienis, sehat, segar, beraroma, dan memunyai cita rasa tinggi.Penanaman dalam rumah kaca tanpa tanah menyebabkan serangan hama penyakit pada teknologi aeroponik relatif lebih rendah, sehingga kualitas benih lebih baik dan lebih terjamin kemurniannya. Selain itu dengan menggunakan sistem aeroponik, maka anomali iklim dapat ditanggulangi karena anomali iklim berdampak pada munculnya berbagai hama dan penyakit (Kunto Wibisono, 2010). Contohnya seperti teknologi aeroponik mampu menghasilkan umbi kentang mini yang sehat dan bersih serta berproduksi tinggi (10x lipat dibandingkan dengan cara konvensional).Cara aeroponik tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja yang banyak, sehingga menjamin efisiensi tenaga kerja. Hasil yang diperoleh merupakan produk yang bersih (tidak memerlukan pencucian) dan sehat (selama proses budidaya tidak menggunakan pestisida karena ditanam di dalam green house). Karena dipanen pada umur yang muda, daging sayur terasa lebih renyah daripada sayur hasil penanaman di tanah. Melihat kelebihan dan kekurangan dari cara aeroponik, kita bisa memilih komoditi apa yang bisa dibudidayakan supaya mendapat keuntungan, mengingat investasi awal cukup besar.2.5 Kekurangan AeroponikSistem aeroponik ini merupakan sistem tanam tanpa tanah yang menggunakan air untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Air disini dimaksudkan telah tercampur dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman yang nantinya akan di berikan melalui akar dengan cara di semprotkan dengan menggunakan sprinkler. Nutrisi yang telah tercampur air akan disemprotkan dalam bentuk kabut. Namun sistem ini memiliki beberapa masalah salah satunya dengan kegagalan pompa atau listrik. Karena tanaman yang di tanam secara aeroponik, maka tanaman dapat mongering dan mati dengan sangat cepat. ini lah sebabnya mengapa sistem cadangan surya sangat dianjurkan. Dalam sistem aeroponik pompa air harus berukuran relative besar karena membutuhkan tekanan tinggi untuk penyemprotan akar pada tanaman secara bersama dalam jumlah yang banyak. Namun ukuran pompa dapat disesuaikan dengan jumlah tanaman ataupun luasan dari glass house yang digunakan. Dengan demikian kebutuhan listrik lebih besar. Kekurangan yang lainnya adalah tanaman sering kekurangan nutrisi apabila listrik tidak stabil, membutuhkan biaya yang besar, harus memperhatikan frekuensi penyiraman dan kualitas air yang digunakan (Hancock, 2012). 2.6 Prospek Aeroponik di IndonesiaUntuk saat ini telah banyak masyarakat yang sangat peduli terhadap kesehatan, sehingga beberap masyarakat telah mulai memperhatikan apa yang dikonsumsi serta masyarakat telah memikirkan keamanaan pangan sebagai salah satu untuk mewujudkan pola hidup yang sehat. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya sebagian masyarakat telah mengonsumsi makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi yang salah satunya adalah dengan mengonsumsi sayuran dalam jumlah cukup setiap harinya. Dari fakta yang ada di beberapa kalangan masyarakat dapat dikatakan telah ada kemajuan pola piker untuk mengonsumsi produk sayuran khusunya yang bebas bahan kimia (Damayanti, 2006).Aeroponik dalam dunia pertanian sangatlah menjanjikan. Hal ini karena permintaan yang sangat tinggi dari pasar. Konsep aeroponikpun tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan hanya menggunakan air serta nutrisi bagi kebutuhan sayuran yang sedang ditanam. Dilihat dari segi bisnis, aeroponik cukup menguntungkan jika dikembangkan dengan managemen perusahaan yang baik.Luasan lahan untuk pertanian dengan tanah semakin berkurang, harga sewa/beli tanah juga mahal. Dengan menerapkan system aeroponik akan mengurangi ketergantungan ketersediaan tanah dan tidak dibutuhkan rotasi lahan. Dengan system ini setiap saat kita bisa menanam, yang akhirnya setiap hari bisa memanen.Indonesia mempunyai 2 musim , dimana musim hujan untuk pertanian sayuran di tanah akan menghadapi kendala yang lebih besar, jadwal tanam berubah dan sering terhambat.Dengan aeroponik dipastikan bisa menanam sepanjang musim. Artinya ketersediaan sayuran bisa terjamin. Penanaman di tanah sangat tergantung pada kualitas tanah dan perawatan serta cuaca. Jika tidak mengetahui kualitas tanah, akan sulit untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Diperparah lagi jika musim hujan, banyak hara yang tercuci oleh air hujan (leaching). Dengan cara aeroponik, ketersediaan nutrisi tanaman terjamin setiap saat, sehingga pertumbuhannya bisa optimal, bahkan maksimal. Pada komoditi tertentu bahkan bisa diperpendek umur panen dengan kualitas yang sama. Pertumbuhan optimal akan mempengaruhi kualitas sayuran yang diperoleh. Kualitas premium dengan volume yang banyak bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diperoleh.Di Indonesia telah ada perusahaan yang menggunakan sistem aeroponik untuk memasok sayuran yang ada di supermarket. Salah satunya adalah PT Momenta agrikultura yang terletak di Bintaro Jakarta Selatan. Prospek untuk produk sayuran aeroponik di Indonesia dikatakan baik karena jumlah penjualan terus meningkat, sehingga menyebabkan banyak pengusaha agribisnis yang mulai tertarik untuk bergerak di bidang aeroponik (Damayanti, 2006).

BAB IIIMETODOLOGI3.1 Pembibitan1. Wadah SemaiWadah semai dapat berupa nampan plastik yang ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang diperlukan. Jarak tanam benih 1 cm x 1 cm. Dalam satu lubang, dimasukkan 1 benih.2. Media SemaiMedia semai dapat berupa arang sekam, bubuk sabut kelapa, kompos, dan tanah gembur. Tebal media di nampan semai sekitar 4 cm dianggap cukup untuk berbagai perakaran anak semai sayuran. 3. BenihBenih yang dipilih hendaknya sesuai dengan permintaan pasar. Aeroponik hendaknya diarahkan pada tanaman berumur pendek dan ringan, misalnya caysim, pakchoy, kalian, atau lettuce.4. Penanaman BenihBenih ditanam dalam barisan dan di atasnya ditutupi dengan arang sekam setebal 0,5 cm untuk menjaga kelembaban. Penyiraman dilakukan sehari sekali dan ditempatkan pada tempat yang teduh.5. Perawatan PesemaianCahaya harus cukup karena bila kurang, bibit dapat pucat, lemah, dan sering mati. Pupuk yang digunakan mempunyai EC 1 1,2 mS atau setara dengan 1 g/l air. Dalam waktu 10 - 14 hari, anak semai sudak layak untuk dipindahtanamkan. Sehari menjelang pindah tanam, sebaiknya disemprot dengan fungisida dan insektisida untuk mencegah hama serta penyakit.6. Pindah-tanam Anak Semai ke LapanganAnak semai yang akan dipindahtanamkan dicabut dari nampan, dicuci, dan dibersihkan dari arang sekam. Hipokotil (bagian antara kotil di atas dengan pangkal akar) dibungkus dengan sepotong rockwool atau busa. Waktu antara pencabutan hingga pindah tanam di lapangan hendaknya dilakukan secepatnya karena anak semai peka terhadap kekeringan.

3.2 Cara KerjaStryrofoam yang digunakan berwarna putih dengan panjang 2 m, lebar 1 m, dan tebal 3 cm. Styrofoam yang berbentuk lembaran, diberi lubang pada bagian tengahnya dengan diameter 1,5 cm dan jarak tanam disesuaikan terhadap jenis tanaman. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, semaian sayuran ditancapkan pada lubang tanam sehingga akar tanaman dapat menjuntai bebas ke bawah. Sekitar 30 cm di bawah helai stryrofoam, dipasang selang PE berdiameter 19 mm. Tiap 80 cm selang PE, ditancapi sprinkler spray jet warna hijau dengan curah (flowrate) 0,83 l/ menit atau setara dengan 50b/ jam yang memancarkan kabut larutan hara ke atas sampai mengenai akar.Filter digunakan untuk mengurangi kotoran yang dapat menyumbat lubang sprinkler. Terdapat beberapa macam ukuran filter dari yang kecil, sedang, sampai besar. Ukuran tersebut menggambarkan jumlah liter aliran yang dapat dilalui per jam. Pancaran berkekuatan tinggi dapat membentuk kabut butiran halus dengan jarak tembak lebih dari satu meter dengan turbulensi tinggi dan akan mengambang lama di udara, sehingga dapa mengenai seluruh sistem perakaran.Tenaga untuk mendorong digunakan pompa dengan daya listrik (watt) antara 800 - 1.600 W dan debit 200 - 240 l/ m. Pompa yang sedemikian kuatnya dapat melayani 100 - 150 sprinkler atau setara lahan produksi sekitar 200 m2. Tekanan pompa minimal 1,5 - 2 atm (diukur dengan manometer). Sprinkle dijalankan oleh pompa air bertekanan tinggi secara terus-menerus tanpa henti. Penggunaan sprinkler dapat menjamin ketepatan waktu penyiraman, jumlah air, dan keseragaman distribusi air secara terus-menerus selama produksi tanaman. Cara tersebut dapat menciptakan uap air di udara sekeliling tanaman serta memberikan lapisan air pada akar, sehingga menurunkan suhu sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi. Sistem pancaran atau pengkabutan dapat diatur secara intermittend, yaitu nyala-mati (on-off) dengan menggunakan timer. Tetapi lama mati (off) tidak boleh lebih dari 15 menit karena dikhawatirkan tanaman akan layu. Bila pompa dimatikan, butiran larutan yang melekat pada akar dapat bertahan selama 15 20 menit. Maka dari itu diperlukan generator untuk cadangan listrik.

DAFTAR PUSTAKAAgung, L., S. 2008. System Aeroponik pada Sayuran. http://www. amazingfarm.com (Diakses pada 18 Maret 2015)Damayanti, Putu Uge.2006. Perencanaan Strategk PT Momenta Agrikultura. Institut Pertanian Bogor.Hancock,R.2012.Water Energy Conservation Grow System: Aquaponic and Aeroponic with a Cycle Timer. Electrical Engineering Department California Polytechnic State University San Luis Obispo.Sutiyoso, Y. 2003. Aeroponik Sayuran : Budidaya dengan Sistem Pengabutan. Penebar Swadaya: Jakarta.