MAKALAH ADIRETNO
-
Upload
ferdinando-baeha -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of MAKALAH ADIRETNO
PENATALAKSANAAN DIABETES TIPE 2 OLEH DOKTER KELUARGA
Disusun Oleh :
ADI RETNO
090100195
Pembimbing :
dr. Isti Ilmiati Fujiati, Msc,CM-FM
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT /
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN / ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai upaya integrasi pengetahuan biomedik yang di dapat dibangku perkuliahan untuk diterapkan dan dipahami kembali dalam kepaniteraan klinik senior Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terutama mengenai dokter keluarga
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapakn saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini kedepannya nanti.
Medan, 8 Februari 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI
HalamanKata Pengantar..................................................................................................... iiDAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 11.1.Latar Belakang................................................................................ 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 22.1. Batasan dan ruang lingkup......................................................... 22.2. Pengertian dan ruang lingkup pelayanan dokter keluarga......... 2
........................................................................................................2.3. Tugas dokter keluarga................................................................ 3
BAB 3 LAPORAN KASUS.............................................................................. 4BAB 4 PEMBAHASAN KASUS...................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat banyak upaya yang harus
dilaksanakan. Salah satu di antaranya yang dipandang mempunyai peranan yang
cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan .Jika pelayanan
kesehatan tidak tersedia (available), tidak tercapai (accesible), tidak terjangkau
(affordable), tidak berkesinambungan (continue), tidak menyeluruh (comprehensive),
tidak terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit diharapkan
terwujudnya keadaan sehat tersebut. 1
Pengertian pelayanan kesehatan yang dimaksudkan di sini mencakup bidang
yang amat luas sekali. Secara umum dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun
masyarakat 1
Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
yang dapat diselenggarakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas
dua macam.Pertama, pelayanan kesehatan personal (personalhealth services) atau
sering disebut pula sebagai pelayanan kedokteran (medical services). Kedua,
pelayanan kesehatan lingkungan (environmental health services) atau sering disebut
pula sebagai pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). 2
Kedua bentuk pelayanan kesehatan ini mempunyai ciri-ciri tersendiri.Jika
pelayanan kesehatan tersebut terutama ditujukan untuk menyembuhkan penyakit
(curative) dan memulihkan kesehatan (rehabilitative) disebut dengan nama pelayanan
kedokteran. Sedangkan jika pelayanan kesehatan tersebut terutama ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan (promotive) dan mencegah penyakit (preventive) disebut
dengan nama pelayanan kesehatan masyarakat. Sasaran kedua bentuk pelayanan
kesehatan ini juga berbeda. Sasaran utama pelayanan kedokteran adalah perseorangan
dan keluarga. Sedangkan sasaran utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah
4
kelompok dan masyarakat. Pelayanan kedokteran yang sasaran utamanya adalah
keluarga disebut dengan nama pelayanan dokter keluarga. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis
kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. 1
2.2. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di
tingkat primer, dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan,
dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan
perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif,
holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga
dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa
memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. 3
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada
seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap dokter keluarga secara garis besarnya menguasai dan mampu menerapkan
konsep operasional kedokteran keluarga, menguasai pengetahuan dan mampu
menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga, menguasai
ketrampilan berkomunikasi dan diharapkan dapat menyelenggarakan hubungan
professional dokter-pasien untuk secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan
semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan
keluargasecara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana
menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga
5
dan dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada
penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan. 1
2.3. Tugas Dokter keluarga 4
1. Mendiagnosis cepat & mengobati cepat-tepat
2. Memberikan pelayanan aktif saat sehat-sakit
3. Melayani individu dan keluarganya
4. Membina dan mengikutsertakan keluarga dalam upaya penanganan
penyakit
5. Menangani penyakit akut dan kronik
6. Melakukan tindak awal persiapan rujukan
7. Memantau pasien yang dirujuk
8. Bertanggung jawab atas pasien yang dirujuk
9. Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan
10. Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan
11. Menyelenggarakan rekam medis baku
12. Melakukan penelitian
6
BAB III
SKENARIO KASUS
A. KASUS
Pak Suprapto , laki-laki, 52 tahun datang ke klinik dengan keluhan badan
terasa lemas. Hal ini dialami os sudah 2 hari yang lalu, os juga mengeluhkan tidak
dapat beraktivitas seperti biasa, keluhan disertai dengan mual, pusing , dan sulit tidur ,
pandangan terasa kabur disangkal os, belakangan ini os sering banyak makan dan
minum namun tidak disertai dengan peningkatan berat badan, os juga mengeluhkan
sering buang air kecil terutama pada malam hari dengan frekuensi ± 5x, buang air
besar tidak ada keluhan, terkadang os juga merasakan kesemutan pada kakinya yang
dirasakan hilang timbul, os mengaku jarang berolahraga, os adalah kepala keluarga
yang hidup berkecukupan sehari – harinya waktu os dihabiskan untuk berkerja hal ini
membuat os jarang memakan masakan istrinya dan lebih sering mengkomsumsi
makanan cepat saji, os mengakui kalau pola makannya tidak teratur dan kebanyakan
duduk didepan monitor jika di kantor.Sekarang kegiatan os dirumah hanya terbatas
untuk makan dan mandi. Riwayat Merokok (+), Riwayat hipertensi (-), Riwayat
kolestrol (-), Riwayat penyakit Jantung (-), Riwayat Keluarga menderita DM (+)
7
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1.1. Analisa Kasus
Analisa kasus dilakukan secara bertahap sesuai dengan bagan di bawah ini.
A. Anamnesa holistik
o Riwayat personal
Usia : 52 tahun
Riwayat Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil
Status : Menikah
o Faktor resiko
Faktor resiko yang ada pada pasien, yaitu :
- Usia 52 tahun
- Perokok
- Obesitas
8
- Riwayat keluarga menderita DM (+)
o Lingkungan fisik
- Lingkungan kerja :
Aktivitas os lebih banyak dihabiskan duduk di depan monitor.
- Lingkungan keluarga :
os mempunyai kehidupan keluarga yang harmonis dan mempunyai 2 orang
anak. Anak pertama sudah menikah dan bekerja , anak kedua masih menjalani
pendidikan di salah satu perguruaan tinggi negri
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan badan terasa lemas , pusing dan sulit tidur ,
pasien juga mengaku suka buang air kecil pda malam hari , mudah merasa haus dan
tidak mengalami peningkatan berat badan walau makannya banyak. Pasien
mengaku sering mengkonsusmsi makanan cepat saji dan jarang melakukan
olahraga, riwayat merokok (+) , riwayat keluarga menderita DM (+)
B. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tanda vital dijumpai tekanan darah 110/80 mmHg, dan
pemeriksaan lain dalam batas normal. Pemeriksaan antropometri dijumpai hasil berat
badan 75 kg, tinggi badan 160 cm. Pemeriksaan fisik lain dijumpai hasil yang masih
dalam batas normal. Untuk populasi Asia, kategori IMT terbagi sebagai berikut: 5
Kategori Nilai
BB Kurang ≤ 18,5 kg/ m2
BB Normal 18,5-22,9 kg/m2
BB Lebih >23 kg/m2
Dengan resiko 23.0-24.9kg/m2
Obese I 25,0-29.9 kg/m2
Obese II > 30 kg/m2
Pada pemeriksaan antropometri, nilai IMT os yang mencapai 29,29 kg/m2
menjadikan os mempunyai resiko untuk diabetes melitus.
9
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Gula darah sewaktu 314 g/dl , Kemudian os dilakukan tambahan
pemeriksaan untuk profil lipid, Hemoglobin terglikasi dan kimia klinik, didapatkan
hasil sebagai berikut :
Pemeriksaan Nilai Nilai normal
Trigliserida 120 mg/dL ≤150 mg/dL
Total kolesterol 165 mg/dL <200 mg/dL
LDL-kolesterol 75 mg/dL <100 mg/dL
HDL-kolesterol 100 mg/dL ≥60 mg/dL
HbA1c 5,5 % <6,5 %
SGOT 28,8 < 38
SGPT 24,0 < 41
Ureum 41,7 mg/dl < 50 mg/dl
Kreatinin 1,1 mg/dl 0,70 – 1,20 mg/dl
Urin acid 4 mg/dl 7 mg/dl
Dari hasil pemeriksaan penunjang tersebut, dijumpai bahwa profil lipid dan
kimia klinik berada pada kondisi ambang batas normal, tetapi dijumpai peningkatan
kadar gula darah sewaktu. Hal ini membuktikan bahwa belum ada komplikasi yang
mengarah ke organ target lainnya.
D. Diagnostik Holistik
Diagnostik Holistik yang ditegakkan pada pasien adalah sebagai berikut :
I. Alasan kedatangan adalah badan terasa lemas sejak dua hari yang lalu
Pasien datang dengan harapan keluhan bisa hilang dan tidak timbul lagi
II. Diagnosis Kerja yang ditegakkan adalah Diabetes Melitus tipe 2
III. Didapatkan masalah berupa gaya hidup dan pola makan pasien yang tidak
sehat
10
IV. Didapatkan masalah pada aktifitas kerja , dimana pasien terlalu banyak
duduk daripada bergerak
V. Ditetapkan skala fungsional pasien derajat 3
E. Pencegahan Primer
Materi pencegahan primer terdiri dari tindakan penyuluhan dan pengeloaan
yang ditujukan untuk kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi dan
intoleransi glukosa
F. Pencegahan SkunderPencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit pada pasien yang telah menderita DM. Dilakukan dengan pemberian
pengobatan yang cukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak awal pengelolaan
penyakit DM. Dalam upaya pencegahan sekunder program penyuluhan memegang
peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani program
pengobatan dan dalam menuju perilaku sehat. Untuk pencegahan sekunder ditujukan
terutama pada pasien baru. Penyuluhan dilakukan sejak pertemuan pertama dan perlu
selalu diulang pada setiap kesempatan pertemuan berikutnya. Materi penyuluhan pada
tingkat pertama dan lanjutan..Salah satu penyulit DM yang sering terjadi adalah
11
penyakit kardiovaskular, yang merupakan penyebab utama kematian pada
penyandang diabetes. Selain pengobatan terhadap tingginya kadar glukosa darah,
pengendalian berat badan, tekanan darah, profil lipid dalam darah serta pemberian
antiplatelet dapat menurunkan risiko timbulnya kelainan kardiovaskular pada
penyandang diabetes.
G. Pencehan TersierPencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah
mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut. Upaya
rehabilitasi pada pasien dilakukan sedini mungkin, sebelum kecacatan menetap.
Sebagai contoh aspirin dosis rendah (80-325 mg/hari) dapat diberikan secara rutin
bagi penyandang diabetes yang sudah mempunyai penyulit makro angiopati
H. Penatalaksanaan Komprehensif
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetyawati.S.2007. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya ,Tersedia dari
http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA.pdf
[Diakses 07 Februari 2014]
2. Azwar, Azrul. 2005. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta
3. Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta
13
4. Agnilia 2008, Dokter Keluarga, Tersedia dari http://agnilia.multiply.com/journal/item/54/DOKTER_KELUARGA [Diakses 07 Februari 2014]
5. PERKENI.2002. Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Tipe 2, Jakarta
14