makalah abortus

73
BAB 1 A. CASE Halaman 1 Ny. Fifi P0A0, 8 minggu kehamilan datang ke klinik kebidanan dengan keluhan perdarahan dari kemaluan. Keluhan tersebut Ny. Fifi rasakan sejak 2 jam yang lalu. Keluhan tidak disertai nyeri perut bagian bawah, Ny. Fifi juga tidak ada massa yang keluar melalui lubang kemaluannya. Ny. Fifi mengaku masih sulit untuk makan, mual dan muntah (+) Ny. Fifi mengaku juga sering mudah lelah dan lesu Ny. Fifi mengaku saat kehamilannya ini dia terkadang masih merokok 1. Identifikasi masalah apa yang dihadapi ny. Fifi! 2. Buatlah hipotesis dari keluhan ny. Fifi! 3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa yang dibutuhkan?

Transcript of makalah abortus

Page 1: makalah abortus

BAB 1

A. CASE

Halaman 1

Ny. Fifi P0A0, 8 minggu kehamilan datang ke klinik kebidanan dengan keluhan perdarahan

dari kemaluan. Keluhan tersebut Ny. Fifi rasakan sejak 2 jam yang lalu. Keluhan tidak

disertai nyeri perut bagian bawah, Ny. Fifi juga tidak ada massa yang keluar melalui lubang

kemaluannya.

Ny. Fifi mengaku masih sulit untuk makan, mual dan muntah (+)

Ny. Fifi mengaku juga sering mudah lelah dan lesu

Ny. Fifi mengaku saat kehamilannya ini dia terkadang masih merokok

1. Identifikasi masalah apa yang dihadapi ny. Fifi!

2. Buatlah hipotesis dari keluhan ny. Fifi!

3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa yang dibutuhkan?

Page 2: makalah abortus

Halaman 2

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : baik

TB : 160 cm, BB : 50 kg

Tanda vital dalam batas normal

Kepala : mata : konjungtiva tidak pucat

Dada : Jantung dan Paru : tidak ada kelainan

Abdomen :

- kontur normal, palpasi suprapubik : tidak ada nyeri

- massa abdomen : tidak teraba

- Uterus : tidak teraba

Pemeriksaan Obstetri

Inspeksi : perdarahan vagina ringan, Chadwick sign positif

Pemeriksaan Speculum : fluxus positif dari ostium uteri eksternum

Vaginal toucher :

1. Portio : lembek, cervical motion tenderness (nyeri goyang)

2. Ostium Uteri : tertutup

3. Ukuran uterus : agak membesar

Hegar sign positif

Piskacek sign positif

4. Area Adnexa : tidak teraba massa, tidak nyeri

5. Douglas pouch : bulging (-), nyeri (-)

Pemeriksaan USG : tampak kantung kehamilan, djj : 120-160

Pemeriksaan Lab

Hb : 11 gr% (11.7-15.5)

HCG : 1700 mIU/ml (1500-2000)

Progesterone : 20 ng/ml

1. Identifikasi masalah ny. Fifi!

2. Buatlah hipotesis!

3. Jelaskan pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan!

4. Penatalaksanaan apa yang anda sarankan pada ny. Fifi!

Page 3: makalah abortus

Halaman 3

Ny. Fifi didiagnosa abortus iminens, ny. Fifi disarankan untuk berhenti merokok. Untuk

keluhan mual dan muntah, ny. Fifi disarankan mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil

namun sering dan diberi vitamin B kompleks

Ny. Fifi disarankan bed rest dan diberikan obat progesteron suppositoria 400 mg/hr

Selain itu ny. Fifi juga diberi suplemen asam folat 400mcg/hari

Akan tetapi ny. Fifi khawatir kalau perdarahan itu berulang lagi di bulan-bulan berikutnya.

Dokter menyarankan ny. Fifi untuk antenatal care teratur.

1. Jelaskan abortus!

2. Jelaskan farmakodinamik, farmakokinetik, indikasi, kontraindikasi, efek samping

terapi farmakologik yang diberikan pada ny. Fifi?

3. Apa kelainan perdarahan yang mungkin terjadi pada trimester berikutnya? Jelaskan!

4. Jelaskan tentang antenatal care!

B. LEARNING PROGRESS REPORT

Page 4: makalah abortus

TERMINOLOGI

1. Chadwick sign

2. Fluxus

3. Hegar sign

4. Piskacek sign

5. Adneksa

6. Douglas Pouch

7. Bulging

PROBLEM

Ny. Fifi 24 tahun P0A0

KU : perdarahan dari kemaluan sejak 2 jam yang lalu

KT : sulit makan, mual dan muntah (+), mudah lelah, lesu

R.Sos : kadang masih merokok

HIPOTESIS

Hiperemesis gravidarum

Abortus

AUB (Abnormal Uterus Bleeding)

Kehamilan ektopik

Mola hidatidosa

Anemia

MEKANISME

Page 5: makalah abortus

Ny. Fifi P0A08 minggu kehamilan

KUPerdarahan dari kemaluan sejak 2 hari yang lalu

KT-sulit makan-mual dan muntah-mudah lelah, lesu

R. SosKadang masih merokok

Hipotesis-hiperemesis gravidarum -kehamilan ektopik-abortus -mola hidatidosa-AUB -anemia

Pemeriksaan FisikTB : 160 cm, BB : 50 kgTV : dbnKepala : dbnDada : dbnAbdomen : dbn*Pemeriksaan Obstetri-Inspeksi : perdarahan vagina ringan, chadwick sign (+)-spekulum : fluxus (+) dari OUE-vaginal toucher :

1. Portio : lembek, cervical motion tenderness

2. Ostium uteri : tertutup3. Ukuran uterus : agak membesar

Hegar sign (+) Piskacek sign (+)

4. Area Adneksa : tidak teraba massa, tidak nyeri

5. Douglas Pouch : bulging (-), nyeri (-)

Pemeriksaan Penunjang-USG : tampak kantung kehamilan,djj : 120-160-Lab *Hb : 11gr*hCG : 1700mIU/ml*progesteron : 20ng/ml

DiagnosaAbortus Iminens

Tata Laksana

Farmako -Vitamin B kompleks-Progesteron suppositoria 400mg/hari-As. Folat suplement 400mg/hari

Page 6: makalah abortus

MORE INFO

Anamnesa lanjutan

Pemeriksaan fisik

-pemeriksaan obstetri

Pemeriksaan penunjang

-pemeriksaan USG

I DON’T KNOW & LEARNING ISSUES

1. Perdarahan pada kehamilan

-Definisi

2. Perdarahan <20 minggu

-Definisi

-Klasifikasi

-Etiologi

-Patofisiologi

-Gejala klinis

-Diagnosa banding

-Tata laksana

3. Perdarahan >20 minggu (antepartum)

-Definisi

-Klasifikasi

-Gejala klinis

4. Organogenesis

5. Hubungan kandungan rokok ke perkembangan janin

6. Anemia dalam kehamilan

-Nilai Hb untuk wanita hamil

7. Antenatal care

Non Farmako-Stop rokok-Konsumsi makanan porsi kecil namun sering-Bed rest

Page 7: makalah abortus

-non farmako

-7T dll

8. Farmako case

9. Interpret lab

BAB 2

Page 8: makalah abortus

ABORTUS

Definisi

Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

Abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500gr atau

< 20 minggu.

-abortus spontan : pengakhiran kehamilan tanpa tindakan

-abortus buatan : pengakhiran kehamilan dengan tindakan

-abortus terapeutik : pengakhiran kehamilan dengan tindakan atas indikasi medis

Etiologi

Biasanya kehamilan muda, abortus didahului oleh kematian mudigah.

1. Kehamilan pertumbuhan hasil konsepsi

Dapat menyebabkan kematian janin/cacat. Faktor yang mempengaruhi:

a. Kelainan kromosom

b. Lingkungan dalam rahim

c. Pengaruh lingkungan luar

2. Kelainan plasenta

Endoteritis dapat terjadi di dalam villi koviales dan menyebabkan oksigenisasi

terganggu yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin dapat juga

karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu

Penyakit ibu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin atau dapat menyebabkan

kematian mudigah.

4. Kelainan traktus genitalis

5. Retroversion uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus. Abortus dalam trimester

kedua dapat disebabkan oleh kelemahan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,

konisasi, amputasi, robekan serviks yg luas yg tidak dijahit.

Patologi

Page 9: makalah abortus

Awalnya terjadi perdarahan dalam desidua basalis yang dapat menyebabkan nekrosis jaringan

di mana hasil konsepsi dapat terlepas sebagian atau seluruhnya. Karena hasil konsepsi

tersebut terlepas dapat menjadi benda asing dalam uterus yang menyebabkan uterus kontraksi

dan mengeluarkan isinya.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi koriales belum menembus desidua. 8-14 minggu

sudah mulai menembus desidua di mana plasenta tidak dapat terlepas sempurna yang

menyebabkan perdarahan banyak. Kehamilan pada lebih dari 14 minggu ketuban pecah yang

dapat menyebabkan janin keluar diikuti plasenta keluar. Di mana apabila plasenta tidak

terlepas sempurna dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak dan sebaliknya.

Pada abortus hasil konsepsi yang dikeluarkan terdapat dalam berbagai bentuk yaitu :

- kantong amnion kosong

- di dalam kantung amnion terdapat benda kecil yang bentuknya masih belum jelas (blighted

ovum)

- janin telah mati lama (missed abortion)

Diagnosis

Abortus diduga pada wanita yang pada masa reproduktif mengeluh tentang perdarahan

pervaginam setelah terlambat haid. Hipotesis dapat diperkuat pada pemeriksaan bimanual dan

tes kehamilan. Harus diperhatikan banyaknya perdarahan, pembukaan serviks, adanya

jaringan dalam kavum uteri atau vagina.

Jenis-jenis Abortus

1. Abortus Iminens

Perdarahan dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu, hasil konsepsi masih

di dalam uterus dan tidak ada dilatasi serviks.

Diagnosis

-ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri

eksternum

-mulas

-uterus membesar seperti hamil tua

-serviks belum membuka

-tes kehamilan positif

Page 10: makalah abortus

-terjadi perdarahan yang sedikit seperti pada saat haid

Penanganan

-istirahat-baring

Bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik

-pemeriksaan ultrasonografik

Untuk mengetahui apakah bayi masih hidup atau tidak

-pemberian hormone progesteron

Prognosis

Kurang baik apabila perdarahan berlangsung lama, mules yang disertai pembukaan

serviks

2. Abortus Insipiens

Perdarahan kurang dari 20 minggu karena dilatasi serviks uteri meningkat dan hasil

konsepsi masih dalam uterus

- gejala : mules yang sering dan kuat

- pengeluaran hasil konsepsi dapat dilakukan dengan : kuret vakum disusul dengan

kerokan

Pada kehamilan kurang dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak namun

bahaya perforasi lebih besar pada kerokan sehingga proses abortus harus dipercepat.

Dengan pemberian infuse oksitosin janin dapat keluar dan apabila plasenta masih

tertinggal pengeluaran plasenta dilakukan secara digital dan disusul kerokan. Namun

bahaya yang perforasi yang terakhir ini tidak begitu besar karena dinding uterus jadi

lebih tebal karena hasil konsepsi telah keluar.

3. Abortus Inkompletus

Pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada

sisa tertinggal dalam uterus.

Diagnosis

Pada pemeriksaan vaginal ditemukan kanalis yang terbuka, jaringan dapat diraba

dalam kavum uteri atau kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.

Bias terjadi perdarahan yang sangat banyak sehingga menyebabkan syok dan

perdarahan tidak akan terhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.

Penanganan

Page 11: makalah abortus

Apabila terjadi syok perdarahan segera beri infuse cairan NaCl atau cairan Ringer lalu

disusul transfusi. Lalu apabila syok mulai teratasi dilakukan kuretase dengan

menyuntikan ergometrin secara intra muscular gunanya untuk mempertahankan

kontraksi otot uterus.

4. Abortus Kompletus

Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan. Pada penderita terjadi perdarahan yang

sedikit, ostium uteri telah menutup dan uterus mulai mengecil.

Diagnosis

Apabila hasil konsepsi saat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semua sudah keluar

dengan lengkap.

Penanganan

Pada penderita ini disertai anemia sebaiknya disuntikan sulfas ferrosus atau transfuse.

5. Missed Abortion

Ditandai embrio/fetus wafat dalam kandungan sebelum minggu ke-20. Penderita (14-

20 minggu) merasa rahimnya mengecil, tanda-tanda kehamilan sekunder yaitu

payudara menghilang (mengecil).

Px. USG: ditemukan fetus mati, uterus & gestational sac mengecil.

Bila Mis.Abortion lebih dari 4 minggu memungkinkan terjadinya gangguan

penjedalan darah oleh karena hipofibrinogenemia sehingga perlu diperiksa koagulasi

sebelum tindakan evakuasi dan kuretase.

Penatalaksanaan: Bila gestasional <12 minggu, bisa langsung dilakukan dilatasi dan

kuretase jika seviks memungkinkan.

Bila gestasional >12 minggu / <20 minggu, dilakukan induksi (untuk mengeluarkan

janin) & diberi Invus (iv) cairan oksitosin( untuk profilaksis retensi cairan).

Info: ada tehnik pemberian prostagalandin untuk induksi serta berefek pd pembukaan

ostium serviks, dgn pemberian mesoprostol (sublingual).

6. Abortus Habitualis

Abortus spontan sebanyak 3x/ lebih berturut-turut.

Page 12: makalah abortus

Etiologi:

1] Dihubungkan pada reaksi imunologik kegagalan reaksi terhadap antigen

lymphocyte trophoblast cross reactive (TLX), bila reaksi dengan antigen ini rendah

atau tidak ada maka abortus terjadi.

(diobati dengan: transfusi leukosit & heparin)

2] Inkompetensia Serviks (Ketidakmampuan serviks uterus tidak dapat menahan

beban pada trimester pertama.

(perlakuan: pada gestasi 12-14minggu dengan tehnik “Shirodkar/Mc Donald”).

7. Abortus infeksius dan Septik

Abortus infeksius disertai infeksi pada alat genital. Abortus Septik ditandai

penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritonium. Hasil diagnosis

ditemukan: panas, lemah, takikardia, sekret yang bau dari vagina, uterus besar dan ada

nyeri tekan dan bila sampai sepsis dan syok (lelah, panas, menggigil)

Penatalaksanaan: Penisilin, Ampisilin, Gentamisin dan Metronidazol serta antibiotik

sesuai kultur.

Kuretase dilakukan setelah 6 jam diberikan antibiotika yang adekuat.

8. Kehamilan Anembrionik (Blight Ovum)

Mudigah tidak terbentuk, tapi ada gestasional sac. Hanya dengan USG dideteksinya.

Umumnya sekitar 12-16 minggu akan terjadi Abortus Spontan. Dengan USG, d =

2,5cm evaluasi 2 minggu kemudian. Bila gest.sac tdk berisi, d=25mm (dinyatakan

Kehamilan Anembrionik)

Penatalaksanaa: Dilatasi dan kuretase sacara selektif.

Page 13: makalah abortus

PERDARAHAN ANTEPARTUM

Definisi

Missed abortion

Page 14: makalah abortus

Perdarahan pada kehamilan tua dengan batas teoretis kehamilan 22 minggu.

Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta,

sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan

serviks biasanya tidak seberapa berbahaya.

Klasifikasi

a. Plasenta previa

b. Solusio plasenta

A. PLASENTA PREVIA

a. Definisi

Yaitu plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga

dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

b. Klasifikasi

- Plasenta previa totalis

Yaitu bila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta

- Plasenta previa parsialis

Bila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta

- Plasenta previa marginlis

Bila pinggir plasenta berada teppat pada pinggir pembukaan

- Plasenta letak rendah

Yaitu plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus tetapi belum

sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm

di atas pinggir pembukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir

Page 15: makalah abortus

c. Frekuensi

Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur >35 tahun kira-kira 10 kali

lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur <25 tahun.

Sedangkan pada grande multipara yang berumur >35 tahun kira-kira 4 kali lebih

sering dibandingkan dengan grande mutipara yang berumur <25 tahun (Kloosterman,

1973).

d. Gambaran klinik

- Tanda khas: tanpa rasa nyeri

- Umumnya perdarahan pada triwulan ketiga, atau setelah kehamilan 28 minggu

- Perdarahan pertama biasanya tidak banyak

- Darah berwarna merah segar

- Bagian terbawah janin belum masuk ke dalam PAP

- Kelainan letak janin

e. Diagnosis

- Anamnesis

Perdarahan jalan lahir pada kehamilans etelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri,

tanpa alasan, terutama pada multigravida.

- Pemeriksaan luar

Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP.

- Pemeriksaan in spekulo

Page 16: makalah abortus

Bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari OUE atau dari kelainan

serviks dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari OUE, adanya plasenta previa

harus dicurigai

- Penentuan letak plasenta tidak langsung

Dapat dilakukan dengan radiografi, radioisotopi, dan USG.

- Penentuan letak plasenta secara langsung

Dengan meraba plasenta melalui kanalis servikalis, tetapi dapat menimbulkan

perdarahan banyak. Oleh karena itu pemeriksaan melalui kanalis servikalis hanya

dilakukan bila penanganan pasif ditinggalkan dan ditempuh penanganan aktif.

Pemeriksaannya harus dilakukan dalam keadaan siap operasi.

f. Penanganan

- Prinsip dasar penanganan

Lakukan transfusi darah dan operasi

- Penanganan pasif

Tindakan seksio sesarea

g. Prognosis

Sejak diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun 1945, kematian perinatal

berangsur-angsur dapat diperbaiki

B. SOLUSIO PLASENTA

a. Definisi

Terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum jalan lahir.

Biasanya terjadi dalam triwulan ketiga. Plasenta dapat terlepas seluruhnya (solusio

plasenta totalis), atau sebagian (solusio plasentta parsial), atau hanya sebagian kecil

pinggir plasenta (ruptura sinus marginalis).

b. Klasifikasi

- Solusio plasenta ringan

- Solusio plasenta sedang

- Solusio plasenta berat

Page 17: makalah abortus

c. Etiologi

- Umur ibu yang tua

- Multiparitas

- Penyakit hipertensi menahun

- Pre-eklampsia

- Trauma

- Tali pusat yang pendek

- Tekanan pada vena kava inferior

- Defisiensi asam folik

d. Patologi

Otot uterus meregang

Terbentuk hematoma

Plasenta terlepas

Darah menyelundup di baah selaput ketuban

ekstravasasi di antara keluar dari vagina menembus selaput ketuban

serabut otot uterus

permukaan uterus berbecak masuk ke dalam kantong

ketuban

ungu atau biru

uterus Cauvelaire

e. Gambaran klinik

Solusio plasenta ringan

Page 18: makalah abortus

- Ruptura sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah

banyak

- Warna darah kehitam-hitam dan sedikit sekali

- Perut mungkin terasa agak sakit, atau terus menerus agak tegang

Solusio plasenta sedang

- Plasenta terlepas lebih dari ¼ nya tetapi belum sampai 2/3 luas permukaannya

- Sakit perut terus menerus disusul perdarahan per vaginam

- Perdarahannya sedikit

Solusio plasenta berat

- Plasenta telah terlepas dari 2/3 permukaannya

- Terjadi sangat tiba-tiba

- Biasanya ibu syok dan janin telah meninggal

- Uterus sangat tegang dan sangat nyeri

- Perdarahan per vaginam mungkin belum sempat terjadi

- Besar kemungkunan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal

f. Diagnosis

Solusio plasenta berat

- Sakit perut terus menerus

- Nyeri tekan pada uterus

- Uterus tegang terus menerus

- Perdarahan per vaginam

- Syok

- Bunyi jantung janin tidak terdengar lagi

- Air ketuban mungkin telah berwarna kemerah-merahan karena bercampur darah

Solusio plasenta sedang

- Sakit perut terus menerus

- Nyeri tekan pada uterus

- Uterus tegang terus menerus

Solusio plasenta ringan

- Uterus tegang terus menerus

Merupakan solusio plasenta yang paling sukar didiagnosis.

Page 19: makalah abortus

USG sangat membantu diagnostik solusio plasenta.

g. Komplikasi

- Perdarahan

- Kelainan pembekuan darah

Biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemi terjadi kira-kira 10%.

Terjadinya hipofibrinogenemi karena dengan masuknya tromboplastn ke dalam

peredaran darah ibu akibat terjadinya pembekuan ddarah retroplasenter sehingga

terjadi pembekuan darah intravaskular di mana-mana yang akan menghabiskan faktor-

faktor pembekuan darah lainnya, terutama fibrinogen. (Page, 1951)

- Oliguria

Sangat mungkin berhubungan dengan hipovolemi dan penyempitan pembuluh darah

ginjal akibat perdarahan yang banyak.

- Gawat janin

h. Penanganan

Solusio plasenta sedang dan berat

- Transfusi darah

- Pemecahan ketuban

- Infus oksitosin

- Seksio sesarea (jika perlu)

Solusio plasenta ringan

- Perawatan konservatif di RS bila kehamilan <36 minggu, perdarahan berhenti,

perutnya tidak menjadi sakit, dan uterus tidak menjadi tegang

- Seksio sesarea (bila janin hidup) bila perdarahan berlangsung terus, gejala solusio

plasenta bertambah jelas, atau pemeriksaan USG daerah solusio plasenta bertambah

luas

- Pecahkan ketuban dan susul dengan pemberian infus oksitosin bila janin mati

i. Prognosis

Solusio plasenta berat

Hampir 100% janin mengalami kematian

Solusio plasenta ringan dan sedang

Page 20: makalah abortus

Kematian janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus dan

tuanya kehamilan. Perdarahan yang > 2000 ml biasanya menyebabkan kematian janin.

Pada kasus solusio plasenta tertentu, seksio sesarea dapat mengurangi angka kematian

janin. Pada setiap kasus perdarahan, persediaan darah secukupnya akan sangat

membantu memperbaiki prognosis ibu dan janinnya.

Perbedaan Plasenta Previa dan Solusio Plasenta

Plasenta Previa

Solusio Plasenta Ringan

Solusio Plasenta Sedang

Solusio Plasenta Berat

Perdarahan eksternal

Ringan sampaisangat berat

Minimal sampai ringan

Tidak ada sampai massif

Tidak ada sampai massif

Warna darah

Merah terang

Merah gelap

Merah gelap

Nyeri pinggang belakang

Tidak ada Tidak ada

Tidak ada sampai sedang

Tidak ada

Tonus uterus

Normal Normal Hiperaktif, local, atau menyeluruh

Hiperaktif, menyeluruh

Defans protektif pada uterus

Tidak ada Hampir selalu tidak ada, atau terlokalisasi

Selalu, menyeluruh

Selalu, menyeluruh

Kondisi janin

Biasanya hidup, tetapi terancam

Biasanya hidup, jarang dalam bahaya

Sebagian besar hidup, tetapi dalam bahaya

Biasanya mati; atau dalam bahaya

Posisi janin Seringkali sungsang,

Frekuens Frekuensi Frekuensi

Page 21: makalah abortus

oblik, transversa

i normal normal normal

Posisi bagian terendah janin

Tinggi Tinggi sampai di pintu atas panggul

Tinggi sampai di pintu atas panggul

Tinggi sampai di pintu atas panggul

Syok Jarang Tidak ada

Sering Sangat sering

Gangguan pembekuan darah

Sangat jarang

Sangat jarang

Kadang-kadang

Sering

Hubungan dengan hipertensi

Frekuensi normal

Frekuensi normal

Frekuensi meningkat

Meningkat

Page 22: makalah abortus

KEHAMILAN EKTOPIK

Definisi

• Suatu kehamilan yg pertumbuhan sel telur yg telah dibuahi tidak menempel pada

dinding endometrium cavum uteri.

• Insidens: di indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.

Kehamilan ektopik berdasarkan lokasi terjadinya

• Kehamilan tuba, >95% yg terdiri atas:

pars ampularis (55%), pars ismika (25%), pars fibriae (17%), pars interstisialis (2%)

• Kehamilan ektopik lain, <5% antara lain terjadi di serviks uterus, ovarium, atau

abdominal

• Kehamilan intraligamenter

• Kehamilan heterotopik

• Kehamilan ektopik bilateral

Page 23: makalah abortus

Patofisiologi

• Sel telur yg sudah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat

sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai cavum uteri, dan akibatnya

akan tumbuh di luar rongga rahim.

• Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dgn besarnya bua

keamilan, akan terjadi ruptura dan menjadi kehamilan ektopik yg terganggu

Etiologi

• Faktor tuba

– Adanya peradangan, tumor, kelainan endometriosis

• Faktor abnormalitas dari zigot

– Apabila terlalu cepat atau tumbuh dgn ukuran besar, maka zigot akan tersendat

dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di

saluran tuba

• Faktor ovarium

– bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap ole tuba yg kontralateral,

membutuhkan proses khusus atau waktu yg lebih panjang

• Faktor hormonal

– Pada akseptor, pil KB yg y mengandung progesteron dapat mengakibatkan

gerakan tuba melambat.

• Faktor lain

– Pemakaian IUD, umur penderita yg sudah menua, faktor perokok

Patologi

• Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi

– Pd implantasi scr kolumner, ovum yg di buahi cepat mati karena vaskularisasi

kuranG dan dengan mudah terjadi resorbsi total

– penderita tidak mengeluh apa-apa, hanya haidnya terlambat

• Abortus ke dalam lumen tuba

– Perdarahan yg terjadi karena pembukaan pembuluh2 darah oleh vili koriales

pada dinding tuba di tempat implatasi dapat melepaskan mudigah dari dinding

tersebut bersama2 dgn robeknya pseudokapsularis

Page 24: makalah abortus

– perdarahan >> tuba membesar dan kebiru2an (hematosalping)

darah mengalir ke rongga perut darah berkumpul di kavum douglasi

hematokel retrouterina

• Ruptur dinding tuba

– Ruptur tuba Sering terjadi bila ovum berimplatasi pada ismus dan biasanya pd

kehamilan muda

– Ruptur pars interstisialis tjd pd kehamilan yg lbh lanjut

– Dpt terjadi scr spontan maupun trauma ringan spt koitus dan pemeriksaan

vaginal

– Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan muskularis dan

peritonium pada dinding tuba dan menyebabkan perdarahan langsung ke

rongga peritonium

– Gangguan yang terjadi secara mendadak, umumnya lebih gawat, terdapat

anemia, shock, suhu badan menurun, nadi cepat, tekanan darah menurun, nyeri

perut pada saat palpasi, kavum douglas menonjol ke vagina karena terdapat

darah didalamnya, dan nyeri yg terdapat pada serviks uteri

GEJALA

• Amenorhea

• Nyeri perut

• Perdarahan pervaginam

• Pembesaran uterus dan lembek

DIAGNOSA

• Anamnesa

• Pemeriksaan umum

• Pemeriksaan genikologi

• Pemeriksaan lab

• Pemeriksaan lainnya

1. Dilatasi dan kerokan

2. Kuldosentesis

3. USG

Page 25: makalah abortus

♣ Anamnesa

• Siklus haid yang terlambat HPHT

• Gejala hamil muda

• Nyeri perut bagian bawah

• Nyeri bahu

• Perdarahan pervaginam

♣ Pemeriksaan umum

• Pasien tampak kesakitan

• Ditemukan tanda-tanda syok

• Pada jenis tidak mendadak, perut bagian bawah hanya sedikit mengembung &

nyeri tekan

♣ Pemeriksaan ginekologi

• Tanda-tanda hamil muda

• Pergeseran serviks nyeri

• Uterus teraba sedikit membesar

• Teraba tumor disamping uterus dengan batas tidak jelas

• Kavum douglasi menonjol & nyeri raba hematokel retrouterina

• Suhu kadang naik (sulit dibedakan dengan infeksi pelvis)

♣ Pemeriksaan laboratorium

• Hb dan jumlah SDM

• Leukosit leukositosis

membedakan KET dengan infeksi pelvis

• Tes kehamilan berguna untuk diagnosis, tapi tidak berarti menyingkirkan

diagnosis KET

♣ Pemeriksaan lainnya

• Dilatasi dan kerokan

• Kuldosentesis untuk mengetahui apakah dalam kavum douglasi ada darah

atau tidak

• USG

Page 26: makalah abortus

Pengelolaan kehamilan ektopik

Pasien dirujuk ke rumah sakit, dan dilakukan :

- Laparotomi.

- Salpingektomi / salpingostomi

- Kemoterapi dgn metotreksat 1 mg/kgBB IV dan

faktor sitovorum 0,1 mg/kgBB IM. Berselang- seling setiap hari selama 8 hari

Prognosis

Kematian karena KET terganggu cenderung turun dgn diagnosis dini dan persediaan darah

yang cukup

Kehamilan ektopik dapat berupa:

• Kehamilan pars interstisialis

• Kehamilan ektopik ganda

• Kehamilan ovarial

• Kehamilan servikal

• Kehamilan ektopik kronik (Hematokel)

Kehamilan pars interstisialis tuba

• Terjadi bila ovum bernidasi pada pars interstitialis tuba

• Ruptur biasanya pada bulan ke 3 atau 4 karena lapisan myometrium lebih tebal.

• Dapat menyababkan kematian karena terjadi perdarahan yang sangat hebat

• Tindakan operasi yg dilakukan adalah laparotomi untuk membersikan isi cavum

abdomen dari darah dan sisa jar. Konsepsi serta menutup sumber perdarahan

Kehamilan ektopik ganda

• Kehamilan ektopik yg berlangsung bersamaan dgn kehamilan intrauterin

• Frekuensinya berkisar 1 antara 15000-40000 persalinan

• Pd laparotomi ditemukan selain kelainan ektopik, uterus yg membesar sesuai dgn

tuanya keamilan dan 2 korpora lutea

Page 27: makalah abortus

Kehamilan Ovarium

• Jarang terjadi, terjadi apabila sprematozoon memasuki folikel de graaf yang baru saja

pecah, dan menyatukan diri dengan ovum yang masih tinggal dalam folikel

• Biasanya terjadi ruptur pada kehamilan muda dgn akibat pendarahan pd perut

Syarat untuk mendiagnosa kehamilan ovarium murni

– Tuba pada tempat kehamilan harus normal, bebas, dan terpisah dari ovarium

– Kantung janin harus terletak dalam ovarium

– Ovarium yang mengandung kantung janin harus berhubungan dengan uterus

lewat ligamentum ovarii proprium

– Harus ditemukan jaringan ovarium dalam dinding kantung janin

Kehamilan Serviks

• Bila ovum berimplatasi dalam kanalis servikalis, maka akan terjadi perdarahan tanpa

nyeri pd kehamilan muda

• Jika kemudian berlangsung trs, serviks membesar dgn ostium uteri eksternum terbuka

sebagian

• Kehamilan ini jarang melampaui 12 minggu

Kriteria klinik kehamilan servikal menurut paalman n mcelin:

• Ostium uteri internum tertutup

• Ostium uteri eksternum terbuka sebagian

• Seluru asil kontrasepsi terletak dalam endoserviks

• Pendaraan uterus setela fase amenorea tanpa disertai rasa nyeri

• Serviks lunak, membesar, dpt lbh besar dr fundus uteri

Kehamilan ektopik kronik (Hematokel)

• Pd keadaan ini anatomi sd kabur, sg biasanya tdk dpt ditentukan apkh khmilan

abdominal, khmln tubo-ovarial, atau khmln intraligamen yg janinnya tlh mati disertai

dgn adanya penggumpalan darah yg semula berasal dr perdaraan ruptur kantong

gestesi yg kemudian berhenti dan mengumpal dlm bntk kantong jendalan darah

Page 28: makalah abortus

• Penderita tdk merasa sakit, tp pd pemeriksaan USG didapatkan massa yg berisi

jendalan2 darah.

• Pd umumnya terjadi setela ruptur tuba atau abortus tuba dan selanjutnya janin dpt

tumbuh terus krn mdpt cukup zat makanan dan oksigen dr plasenta yg dpt meluaskan

insersinya pd jar sekitarnya

• Bila janin tetap tumbuh membesar dpt bertahan hidup sbg kehamilan abdominal

• Dianjurkan apabial diagnosis keamilan obdominal sd tegak, harus dilakukan

laparotomi untk pengambilan/pengentian khmln trsbt.

MOLA HIDATIDOSA

Page 29: makalah abortus

Definisi

Kehamilan yang berkembang tidak wajar, dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh

vili korialis mengalami perubahan.

Gejala dan Tanda

o Pada permulaan : mual, muntah, pusing.

o Pembesaran uterus lebih dari umur kehamilan.

o Gejala utama : perdarahan (pada bulan 1-7 , ± 12-14 minggu) Anemia

o Pre-eklamsia

o Tirotoksikosis

o Emboli trofoblas paru-paru

o Kista lutein

o Makroskopik : gelembung2 putih, tembus pandang , berisi cairan jernih, ukuran

bervariasi dari beberapa milimeter hingga 1-2 cm.

o Gambaran histopatologik : edema stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili /

degenerasi hidropik dan proliferasi sel2 trofoblas.

Page 30: makalah abortus

Etiologi

o Terjadi degenerasi hidropik dari jaringan trofoblas pada usia kehamilan muda

o abnormalitas dari plasenta ditandai oleh pembengkakan struktur villi yang membentuk

gelembung mola yang terlihat seperti gelembung buah anggur

Kemungkinan diakibatkan oleh kelainan pada sel telur, rahim dan/atau kekurangan gizi.

Faktor Resiko

1. Usia saat hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

2. Faktor gizi: defisiensi protein, asam folat, histidin, dan beta karoten.

3. Etnis: Kaukasus < Mongoloid.

4. Riwayat Obstetri: pernah mola hidatidosa, gemelli (kembar).

5. Genetik: inbalance translocation.

Klasifikasi

Terbagi 2 :

o Mola Hidatidosa Sempurna

o Mola Hidatidosa Parsial

o Mola Hidatidosa Sempurna

Diagnosis :

Tidak memiliki janin

Terdiri dari vili hidropik difus

Tidak terdapat pembuluh darah pada vili

Hiperplasia trofoblastik tersebar

Temuan sonografik :

Secara klasik memilik tampilan “badai salju” yang disebabkan oleh pembengkakan hidrofik difus tanpa janin.

Manifestasi klinis :

Perdarahan per vaginam (85%).

Page 31: makalah abortus

Anemia, Hiperemesis gravidarum, atau pre-eklamsia (10%).

Peningkatan kadar ß-hCG secara signifikan (tanda khas).

Mola Hidatidosa Parsial

Diagnosis :

Berisi janin nonviabel dengan malformasi yang bervariasi.

Hiperplasia trofoblastik minimal.

Temuan sonografik :

Visualisasi janin dengan rongga kistik fokal pada plasenta

Peningkatan diameter transversal kantung kehamilan.

Manifestasi klinis :

Biasa ditemukan sebagai aborsi yang tak disadari pada trisemester awal.

Peningkatan kadar ß-hCG yang tidak signifikan.

Page 32: makalah abortus

Pengelolaan Mola Hidatidosa

Perbaikan keadaan umum

Manifestasi Mola Hidatiformis

Page 33: makalah abortus

ex : pemberian transfusi darah untuk memperbaiki syok / anemia serta mengurangi penyulit.

2. Pengeluaran jaringan mola

ada 2 cara :

Vakum kuretase : tanpa bius, diberi pula uterotonika untuk memperbaiki kontraksi. Selanjutnya dilakukan kuretase.

Histerektomi :

alasan : usia tua dan paritas tinggi (faktor predisposisi terjadinya keganasan)

3. Pemeriksaan tindak lanjut

dgn tes hCG harus mencapai nilai normal 8 minggu setelah evakuasi, lama pengawasan ± 1 tahun. Pasien dianjurkan tidak hamil dulu.

4. Prognosis

Kematian pada mola hidatidosa disebabkan oleh perdarahan, infeksi, payah jantung, ataupun tirotoksikosis.

Sebagian pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya dikeluarkan, tetapi ada

beberapa yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma.

ORGANOGENESIS

Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 31 definisi dari organogenesis adalah asal

dan perkembangan organ. Ada 3 lapisan germinativum yang akan membentuk jaringan dan

sistem organ yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Sebelum membahas hal tersebut

mari kita bahas perkembangan janin setelah terjadinya pembuahan. Saat kedua pronukleus

( ibu dan ayah) menyatu dan bercampur melakukan replikasi DNA yang kemudian akan

mengalami pembelahan mitotik yang menghasilkan stadium dua sel.

Setelah mencapai stadium dua sel, zigot akan mengalami serangkaian pembelahan

mitotik sehingga jumlah selnya bertambah. Sel-sel ini akan semakin kecil pada setiap kali

pembelahan yang disebut sebagai blastomer. Setelah tiga kali pembelahan, blastomer akan

mengalami pemadatan untuk menjadi gulungan sel yang terkemas rapat dengan lapisan

bagian dalam dan bagian luar. Blastomer yang telah padat ini kemudian membelah untuk

menghasilkan morula. Sewaktu morula masuk ke uterus mulailah terbentuk suatu rongga dan

terbentuklah blastokista.

Page 34: makalah abortus

Massa sel dalam (inner cell mass), yang terbentuk pada saat pemadatan dan akan berkembang

menjadi mudigah sejati, terletak di salah satu kutub blastokista. Sedangkan massa sel luar,

yang mengelilingi massa sel dalam dan rongga blastokista, akan membentuk trofoblas.

Pada awal minggu ke dua, blastokista sudah tertanam sebagian di dalam

endometrium. Kemudian trofoblas akan berdiferensiasi menjadi sitotrofoblas dan

sinsitiotrofoblas. Akan terbentuk lakuna di sinsitiotrofoblas, lalu sinusoid-sinusoid ibu akan

terkikis ooleh sinsitiotrofoblas. Darah ibu akan masuk ke jaringan lakuna dan pada akhir

minggu kedua sirkulasi uteroplasenta primitif telah dimulai. Sementara itu sitotrofoblas

membentuk kolom-kolom sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh sinsitium.

Kolom ini adalah villus primer.

Massa sel dalam berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas yang bersama-sama

membentuk diskus bilaminar. Sel-sel epiblas menghasilkan amnioblas yang melapisi rongaa

amnion disebelah superior dari lapisan epiblas. Sel-sel endoderm berhubungan dengan

membran eksoselom dan bersama-sama mengelilingi yolk sac primitif. Pada akhir minggu

kedua, mesoderm ekstraembrional telah memenuhi ruang antar trofoblas dan amnion dan

membran eksoselom di bagian dalam. Saat terbentuk vakuola terbentuklah selom

ekstraembrional atau rongga korion. Mesoderm ekstraembrional yang melapisi sitotrofoblas

dan amnion adalah mesoderm somatopleura ekstraembrional, sedangkan lapisan yang

mengelilingi yolk sac adalah mesoderm splanknopleura ekstraembrional.

Pada minggu ketiga proses yang paling khas terjadi adalah gastrulasi yang diawali

oleh munculnya primitive streak (garis primitif), dengan ujung sefaliknya, nodus primitif. Di

daerah nodus dan garis ini, sel-sel epiblas bergerak ke arah dalam (invaginasi) untuk

membentuk lapisan sel baru yaitu endoderm dan mesoderm. Sel-sel yang tidak bermigrasi

membentuk ektoderm.

Page 35: makalah abortus
Page 36: makalah abortus

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Didefinisikan sebagai suatu kadar ht, konsentrasi Hb, atau hitung kadar eritrosit

dibawah batas normal. Pada kehamilan kebutuhan akan O2 meningkat, sehingga memmicu

peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah, dan sel darah

meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika

dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi

hemoglobin akibat hemodilusi.

Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik oada kehamilan.

Volume plasma yang terekspansi ini menurunkan hematokrit, konsentrasi hb, dan hitung

eritrosit. Anemia fisiologik bertujuan untuk menurunkan viskositas darah maternal sehingga

meningkatkan perfusi plasental dan membantu penghantaran O2 serta nutrisi ke janin. Volume

plasma 40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.

Penurunan Ht, Hb, dan hitung eritrosit biasanya terlihat pada minggu ke 7-8 kehamilan dan

terus menurun sampai minggu ke 16 sampai ke 22.

Pada trimester pertama, konsentrasi Hb menurun, kecuali pada wanita yang memang

sudah mempunyai tingkat Hb nya rendah (‹11,5 g/dl). Pada trimester 2, Hb kembali menurun

samoai tingkat yang paling rendah. Pada trimester ke 3, terjadi peningkatan kembali Hb

kecuali pada wanita yang memang sydah mempunyai tingkat Hb yang tinggi (› 14,6 g/dl).

Page 37: makalah abortus

Penyebab anemia tersering :

1) Defisiensi zat besi

Paling sering ditemukan baik di negara maju maupun negara berkembang. Resikonya

meningkat pada kehamilan dan berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat.

Ditandai dengan penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, Hb dan Ht

menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi, akibat pengalihan besi maternal ke

janin untuk eritropoiesis, terjadi perdarahan pada waktu persalinan, laktasi yang

jumlah keseluruhannya 900 mg.

Penatalaksaan :

1) WHO : menganjurkan untuk memberi 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi

kebutuhan fisiologik selama kehamilan.

2) Literatur lain : di berikan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau

lebih pada kehamilan.

2) Defisiensi asam folat

Pada kehamilan kebutuhannya meningkat 5-10 kali lebih banyak karena transfer folat

dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal. Penigkatan

lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi, anemia

hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi dalam kehamilan memiliki

efek yang menghambat absorpsi folat.

Anemia megaloblastik : kelainan yang disebabkan oleh karena adanya gangguan

sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel yang megaloblastik.

Penatalaksaan :

Pemberian folat secara oral sebanyak 1-5 mg perhari. Ibu hamil baiknya mendapat

sedikitnya 400 µg folat/hari.

3) Anemia aplastik

Hubungannya pada kehamilan belum di ketahui dengan jelas. Namun pada

beberapa kasus yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada

Page 38: makalah abortus

sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan.

Terminasi kehamilan mampu memperbaiki sumsum tulang, tapi penyakit dapat

memburuk bahkan jadi fatal setelah persalinan.

4) Anemia penyakit sel sabit

Kehamilan perempuan penderita anemia sel sabit disertai dengan peningkatan

insiden pielonefritis, pulmonal, pneumonia, perdarahan antepartum, dan kematian

janin. Berat bayi yang di bawah rata-rata dan kematian janin tinggi.

Hubungan Kandungan Rokok ke Perkembangan Janin

Kandungan rokok dan asapnya sangat berbahaya bila dihirup oleh perokok aktif maupun

perokok pasif. Beberapa zat yang terkandung pada rokok :

Kandungan Rokok – Nikotin

Nikotin adalah senyawa kimia organik yang menyebabkan perokok merasa rileks dan

membuat kecanduan. Nikotin berasal dari tembakau merupakan racun syaraf yang potensial

dan biasanya digunakan untuk keperluan bahan baku insektisida. Nikotin membawa zat

karsinogen. Karsinogen adalah zat merugikan yang dapat memicu penyakit kanker karena zat

ini dapat menghambat kekebalan tubuh untuk melawan penyakit kanker. Konsumsi nikotin

yang rutin secara terus-menerus juga akan menyebabkan karsinogen mengendap pada paru-

paru dan melubanginya.

Kandungan Rokok – Tar

Tar adalah zat mematikan yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau pada rokok. Tar

merupakan campuran 4000 zat kimia yang sebagian bersifat karsinogenik dan sifatnya dapat

melekat ke paru-paru. Tar akan meninggalkan noda pada gigi sehingga berubah warna

Page 39: makalah abortus

menjadi kecoklatan. Tar adalah zat mematikan yang dapat mengakibatkan timbulnya

berbagai masalah gigi dan gusi serta kanker mulut. Tar menyebabkan rusaknya paru-paru dan

menimbulkan penyakit bronkitis serta dapat membuat organ paru-paru membusuk secara

bertahap. Racun yang terdapat pada tar juga dapat memicu pertumbuhan tumor.

Kandungan Rokok – Sianida – Hidrogen Sianida

Sianida pada rokok berbentuk gas hidrogen sianida. Hidrogen sianida biasanya digunakan

untuk bahan pembuatan plastik dan pestisida. Sianida merupakan racun yang mematikan.

Racun ini akan menghambat tubuh menyerap oksigen untuk mempertahankan hidup. Sianida

akan diserap tubuh dan mematikan sel karena kehabisan oksigen. Pada dosis tertentu

hidrogen sianida dapat menyebabkan kematian hanya dalam waktu 15 menit saja.

Kandungan Rokok – Benzene

Zat kimia benzene disebut juga sebagai senyawa bensol. Senyawa bensol bersifat tidak

berwarna, mudah terbakar dan berbau manis.

Kandungan Rokok – Cadmium

Cadmium / kadmium adalah logam berat yang berbahaya bagi pembuluh darah dan sifatnya

sangat beracun. Kadmium merusak organ ginjal dan hati dalam jangka waktu yang lama.

Kandungan Rokok – Metanol

Metanol dikenal dengan nama metil alkohol atau spiritus. Metanol merupakan alkohol yang

paling sederhana. Sifatnya adalah cairan yang ringan, mudah menguap, mudah terbakar, tidak

berwarna, berbau khas dan beracun. Metanol biasanya digunakan sebagai bahan additif etanol

bagi industri, bahan bakar dan bahan pendingin anti beku. Pada zaman orang Mesir kuno,

metanol digunakan untuk campuran pengawetan mayat menjadi mumi.

Kandungan Rokok – Amonia

Page 40: makalah abortus

Amonia adalah senyawa kimia berupa gas dan berbau tajam yang khas. Amonia merupakan

zat kimia yang dapat merusak kesehatan karena amonia adalah gas beracun jika terhirup

tubuh. Jika terkena paparan amonia dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan penyakit

paru-paru dan sampai pada kematian.

Kandungan Rokok – Formaldehida

Formaldehida merupakan cairan kimia yang sangat beracun. Formaldehida menyebabkan

tarikan nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia, kanker hidung dan tenggorokan. Jika

terpapar cairan ini dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian.

Formaldehida biasanya dipakai untuk membasmi bakteri atau disinfektan. Formaldehida

sebagai disinfektan dikenal dengan nama formalin yang dimanfaatkan untuk membersihkan

lantai, gudang dan kapal. Berikut ini adalah kegunaan dari formaldehida atau formalin :

Pengawet mayat  dan bangkai binatang.

Pembasmi lalat dan serangga.

Bahan untuk membuat pupuk urea.

Bahan pengeras gelatin dan kertas.

Bahan untuk membuat zat pewarna, cermin, kaca.

Pencegah korosi sumur minyak.

Bahan pembuatan berbagai jenis parfum.

Bahan untuk pengawet kosmetik dan pengeras kuku.

Kandungan Rokok – Arsenik

Arsenik adalah zat kimia berbahaya dan sangat beracun yang dimanfaatkan untuk bahan

racun tikus. Pada zaman dulu arsenik sering digunakan para penguasa kerajaan untuk

membunuh lawan-lawannya karena arsenik memiliki daya bunuh yang luar biasa dan sulit

dideteksi.

Kandungan Rokok – Karbon monoksida

Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang berbahaya karena tidak dapat terdeteksi. Gas

ini tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa sehingga menyulitkan orang mewaspadai

gas ini. Zat kimia beracun ini biasanya dikeluarkan oleh asap buangan mobil. Jika tubuh

Page 41: makalah abortus

menghirup gas CO maka akan langsung diserap oleh hemoglobin (sel darah merah).

Celakanya gas CO lebih mudah diserap oleh hemoglobin daripada oksigen. Tubuh yang

menyerap gas CO akan berakibat pusing karena kekurangan oksigen, muntah-muntah, sesak

nafas, pingsan bahkan dapat menyebabkan kematian.

ROKOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI

Rokok menimbulkan banyak kerusakan pada jaringan tubuh, 50-60% merupakan efek yang

merusak kesehatan, sedang sisanya menyebabkan kematian. Karenannya masalah terhadap

sistem reproduksi pria dan wanita mendapat sorotan tersendiri. Dimana dari sebuah studi di

Inggris menunjukan bahwa wanita yang merokok cenderung sulit mendapatkan keturunan,

demikian pula pada pria dan wanita perokok yang telah atau sedang melakukan terapi untuk

mendapatkan keturunan.

Pria akan mengalami dua kali resiko infertil serta terjadinya kerusakan pada DNA sel

spermanya. Diketahui juga bahwa rokok juga dapat menyebabkan motilitas sperma buruk

karena racun nikotin berpengaruh terhadap spermatogenesis.

Wanita perokok beresiko tinggi terkena penyakit jantung bila mengunakan pil kontrasepsi

35% perempuan berusia 20 sampai 44 tahun yang merokok sambil mengambil pil

kontrasepsi, mengalami 4 sampai 10 kali risiko masalah kardiovaskular. Menggabungkan

kontrasepsi dengan rokok bisa menimbulkan bahaya kesehatan serius, terutama pada wanita

berusia diatas 35 tahun. Darah mengental dan risiko trombosis, stroke dan gangguan vaskuler

otak (stroke) dapat muncul akibat tembakau. Juga menyebabkan menopause dini, kanker

rahim, kehamilan ektopik (nikotin menyebabkan pergerakan vili pada tuba uteri melambat),

ketuban pecah dini, komplikasi pada plasenta, bayi lahir prematur dengan berat lahir rendah

dan kematian janin. Merokok mengurangi sekresi estrogen yang diduga bertanggung jawab

atas gangguan menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri. Merokok juga bisa menyebabkan

perubahan nada suara dan peningkatan bulu tubuh. Menopause terjadi 1 sampai 2 tahun lebih

awal di kalangan perokok. Tembakau juga bisa memperbesar resiko perkembangan lesi

prakanker leher rahim.

Merokok dapat menurunkan kesuburan wanita hingga 50%. Tembakau bisa menyebabkan

lendir leher rahim mengental, mencegah perkembangan sperma, serta menurunkan level

estrogen yang dapat mengurangi kualitas dinding rahim dan membatasi aliran darah yang

diperlukan untuk implantasi telur. Merokok meningkatkan risiko keguguran hingga 3 kali

Page 42: makalah abortus

lipat. Efek lain, pertumbuhan janin juga dapat terganggu akibat kurangnya pasokan oksigen.

Bayi yang dilahirkan juga cenderung berbobot rendah (kurang dari 200 gram saat lahir).

Wanita perokok juga akan menghasilkan ASI 25% lebih sedikit dibandingkan wanita non-

perokok.

Pada bayi-bayi yang ibunya perokok memiliki resiko tinggi mengalami SIDS (kematian

mendadak), infeksi telinga, gangguan pernapasan, mendapat serangan asma, serta

serangan asma yang lebih berat bila sebelumnya sudah ada riwayat asma.

ANTENATAL CARE

Latar Belakang

Salah satu upaya Departemen Kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI dan

AKB adalah negara membuat rencana strategi nasional making pregnancy safer (MPS) di

Indonesia 2001-2010 yang menyebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan

kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, maka visi MPS adalah “Kehamilan dan persalinan

di Indonesia berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup sehat”. Pengawasan

antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan antenatal yang

diberikan oleh tenaga ahli profesional yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dokter

bukan spesialis yang mempunyai banyak pengalaman dalam kebidanan, bidan, public health

care, home help, pemanfaatan jenis pelayanan ANC diharapkan dapat menghasilkan atau

memperbaiki status kesehatan ibu hamil. Dalam hal ini pemanfaatan pelayanan ANC yang

tepat akan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan janin yang akan di lahirkannya sehingga

menuju ke keluarga yang sehat dan sejahtera.

Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari cakupan

pelayanan antenatal. Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal dipengaruhi oleh

Page 43: makalah abortus

pemanfaatan pengguna pelayanan antenatal. Dengan tidak dimanfaatkannya sarana pelayanan

antenatal dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti: ketidakmampuan dalam hal biaya,

lokasi pelayanan yang jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang

secara berkala. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil cakupan ibu hamil ada beberapa

faktor yang perlu mendapatkan perhatian. Di samping faktor ibu hamil sendiri (karakteristik)

untuk memeriksakan kehamilanya maka, faktor biaya, petugas pelayanan kesehatan, sarana

dan fasilitas kesehatan yang tersedia merupakan faktor yang dapat berpengaruh terhadap

keberhasilan cakupan ibu hamil.

Antenatal Care

1) Pengertian

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu

hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau

yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan oleh

tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu

bidan dan perawat bidan, untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya

dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya

hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.

2) Tujuan Antenatal Care

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan

janin.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

Page 44: makalah abortus

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

3) Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut

Depkes RI yang terdiri dari :

1) Kunjungan Pertama

a) Catat identitas ibu hamil

b) Catat kehamilan riwayat sekarang

c) Catat riwayat kehamilan dan persalinan lain

d) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

e) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

f) Pemeriksaan obstetric

g) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

h) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan

mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.

i) Penyuluhan/konseling

2) Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan

a) Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu)

Page 45: makalah abortus

b) Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28)

c) Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu dan

sesudah minggu ke 36).

3) Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”

a) (Timbang) berat badan

b) Ukur (Tekanan) darah

c) Ukur (Tinggi) fundus uteri

d) Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)

e) Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan

f) Tes terhadap penyakit menular sexual

g) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan

profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu

kebijakan teknis untuk ibu hamil seara keseluruhan yang bertujuan untuk

mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu

dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut :

 Mengupayakan kehamilan yang sehat

 Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta

rujukan bila diperlukan.

 Persiapan persalinan yang bersih dan aman

 Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika

terjadi komplikasi.

4) Pemberian Vitamin Zat Besi

Page 46: makalah abortus

Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 M (zat besi 60 Mg) dan Asam

Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak

di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. Zat besi

paling baik di konsumsi di antara waktu makan bersama jus jeruk (vitamin C)

5) Jadwal Imunisasi TT

TT1 Pada kunjungan antenatal pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 lama perlindungan 3 tahun, keefektifan 80%

TT3 6 bulan setelah TT2 lama perlindungan 5 tahun, keefektifan 95%

TT4 1 tahun setelah TT3 lama perlindungan 10 tahun, keefektifan 99%

TT5 1 tahun setelah TT4 lama perlindungan 25 tahun/seumur hidup,

keefektifan 99%

6) Jadwal Kunjungan Ulang

a) Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk :

- Penapisan dan pengobatan anemia.

- Perencanaan persalinan.

- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b) Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)

dilakukan:

- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

- Penapisan pre eklamesia, gamelli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan.

- Mengulang perencanaan persalinan.

Page 47: makalah abortus

c) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) :

- Sama seperti perkunjungan II dan III.

- Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.

- Mengenali tanda-tanda persalinan.

 

.

FARMAKO CASE

Vitamin B Komplex

Vitamin B kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat

diproduksi oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari asupan makanan yang dikonsumsi

untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin ini. Selain itu vitamin B kompleks juga

tidak dapat disimpan secara baik didalam tubuh, maka asupan secara reguler sangat

dianjurkan agar tidak kekurangan vitamin B kompleks.

Delapan unsur utama pembentuk vitamin B kompleks adalah:

Thiamine (vitamin B1), berfungsi membantu sel tubuh menghasilkan energi,

kesehatan jantung serta metabolisme karbohidrat.

Riboflavin (vitamin B2), berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah

migren serta katarak.

Page 48: makalah abortus

Niacin (vitamin B3), bermanfaat untuk melepaskan energi dari zat-zat nutrien,

membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi depresi dan gangguan pada

persendian.

Asam pantothenate (vitamin B5), membantu system syaraf dan metabolisme,

mengurangi alergi, kelelahan dan migren. Penting bagi aktifitas kelenjar adrenal,

terutama dalam proses pembentukan hormon.

Pyridoxine (vitamin B6), membantu produksi sel darah merah dan meringankan

gejala hipertensi, asma serta PMS.

Biotin (vitamin B7), bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat,

pembentukan kuku serta rambut.

Asam Folic (vitamin B9), membantu perkembangan janin, pengobatan anemia

dan pembentukan hemoglobin.

Cobalamine (vitamin B12), membantu merawat system syaraf dan pembentukan sel

darah merah.

Unsur lain yang juga terdapat dalam vitamin B kompleks adalah choline, inositol dan asam

para-aminobenzoic.

Berdasarkan penelitian, vitamin B kompleks sangat bermanfaat dalam membantu

mengatasi gejala kelelahan dan kegelisahan (stres). Kelelahan dapat menjadi gejala dari

banyak penyakit dan vitamin B kompleks dapat membantu meringankan kelelahan/kecapaian.

Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia,

gangguan penglihatan, kerusakan syaraf serta gangguan jantung.

Pil Kombinasi

Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat

progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi

(pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal

Page 49: makalah abortus

lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil

kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen

dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi

obat tertentu (terutama obat epilepsy).

Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk menangani

dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Pil kombinasi tidak

direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan.

Estrogen yang terdapat di dalam pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat

mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu

untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak

mempengaruhi pembentukan air susu.

Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan

sebelum memulai pil kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di

tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin ketika ingat, dan

pack tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka

bungkus pil harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti

kondom, untuk mencegah kehamilan.

Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah

persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan dengan syarat Ibu tidak sedang menyusui.

Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu

sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu

lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.

Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan

antibiotik) dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang

(fenitoin dan fenobarbital) dapat meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil

KB.

Beberapa kondisi dimana kontrasepsi pil kombinasi tidak boleh diigunakan adalah pada

wanita dengan kondisi :

Kehamilan

Menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan

Page 50: makalah abortus

Usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari

Faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes, hipertensi)

Tekanan darah sistolik ≥ 160 atau TD diastolik ≥ 100 mmHg

Riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru

Operasi besar dengan istirahat lama di tempat tidur

Kelainan serebrovaskular

Migrain dengan atau tanpa gejala neurologi fokal (dengan aura), stroke

Riwayat kanker payudara

Sirosis dan kanker hati

a. Efektivitas

kehamilan terjadi pada 0,1–5/100 wanita

b. Keuntungan

sangat efektif, mencegah kanker indung telur dan kanker endometrium, menurunkan

ketidakteraturan menstruasi dan anemia yang berkaitan dengan menstruasi, dan

mengurangi nyeri haid

c. Kerugian

tidak direkomendasikan untuk menyusui, tidak melindungi dari Infeksi Menular

Seksual (IMS), harus diminum setiap hari, membutuhkan resep dokter

d. Efek samping

mual, nyeri tekan pada payudara, pertambahan berat badan, sakit kepala, perdarahan

tidak teratur (umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian), meningkatkan

tekanan darah (dapat kembali normal bila pil kombinasi dihentikan), bekuan darah

pada vena tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor risiko

penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun)

e. Cara pemakaian

Pil diminum setiap hari secara teratur, pil pertama diminum pada hari kelima siklus

haid, dianjurkan agar meminum pil pada waktu yang sama, contoh : pagi hari (setelah

bangun tidur). Bila satu pil lupa diminum, telan segera setelah ingat. Jika lupa 2 pil

berturut-turut, minum 2 pil segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada waktu biasanya

pada hari berikut, dan gunakan alat kontrasepsi lain (contoh : kondom).

Page 51: makalah abortus

Ada dua cara meminum pil kombinasi, yaitu memakai sistem 28 atau sistem 21-22.

Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan

7 tablet plasebo). Pada hari pertama haid, pil yang inaktif mulai diminum.

Sedangkan sistem 21-22, diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari 1 pil terus-menerus,

kemudian dihentikan jika isi bungkus habis. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid

(sekuensial). Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal

bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai hari ke-5 dari permulaan perdarahan.

Apabila tidak terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam bungkus kedua mulai

diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis.

f. Pengembalian kesuburan

ketika dihentikan maka kesuburan akan kembali seperti semula. Kesuburan ini

bervariasi, dalam waktu 3-12 bulan setelah dihentikan maka tidak ada perbedaan

kesuburan antara wanita yang memakai kontrasepsi pil dan yang tidak memakai

MAKALAH Perdarahan Pada Kehamilan

TUTORIAL C3

IBU MEISKA BAHAR

Page 52: makalah abortus

TOMMY MUHARAM 1110211170

BRIGITTA INTAN PRIWITA S 1110211171

DESY RASMIYANI SOFIAN 1110211137

MEITIKA 1110211105

ROZANDRA DEWANTY A.K.P 1110211044

FAUZAN RUSTANDI 1110211125

GARNIS NIRWANASARI 1110211098

QISTHINA NOVITA QUDDUS 1110211162

PANDIT ADWITIYA 1010211165

AHMAD BULDANI 1110211201

TRUNI TUSTHI MAITRI 1110211002

AYUHAPSARI NARESWARI 1110211053

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAKARTA2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah case ”Perdarahan Pada Kehamilan”.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa

FK UPN “Veteran” Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan makalah ini. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa makalah

ini tidak luput dari kesalahan teknik maupun tulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran kepada semua pihak.

Jakarta, Juni 2012

Page 53: makalah abortus

Penyusun

LEMBAR PENGESAHAN

Ketua Tutorial Ketua Case

Truni Tusthi Maitri Ahmad Buldani

(1110211002) (1110211201)

Sekertaris 1 Sekertaris 2

Page 54: makalah abortus

Desy Rasmiyani Sofian Rozandra Dewanthy A.K.P

(1110211137) (1110211044)

Mengetahui,

Tutor C3

Ibu Meiskha Bahar

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F Gary. 2006. William Obstetric, edisi 21. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi/Rustam

Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2. Jakarta: EGC

Sarwono, 2000. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

http://www.google.co.id/image

Page 55: makalah abortus