makalah
-
Upload
armia-noviani -
Category
Documents
-
view
105 -
download
4
description
Transcript of makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia hidup tidak bisa hidup secara sendiri – sendiri karena manusia merupakan makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu sama lain untuk mempertahankan hidup. selain itu manusia juga tidak
lepas dari barang – barang kabutuhan seperti makanan, minuman, alat transfortasi dan lain - lain yang
dapat membantu menjalani kehidupannya. Penggunaan barang – barang kebutuhan tersebut memang
sangat membantu kelangsungan hidup manusia namun di sisi lain barang – barang tersebut juga
memiliki dampak – dampak negatif bagi kehidupan manusia.
Dampak negatif yang sering dialami oleh manusia ialah terganggunya kesehatan fisik. Ketika
kesehatan tubuh manusia telah terganggu maka dalam menjalani aktivitas sehari – hari juga akan
terganggu. Ketergangguan aktivitas manusia ini disebebkan oleh manusia itu sendiri yang belum atau
tidak memahami dampak negatif dari penggunaan, pemanfaatan dan pengelolaan barang – barang
kebutuhan sehari – hari. Penggunaan serta pemanfaatan yang tidak sesuai dan berlebihan maka akan
menimbulkan racun dari barang – barang kebutuhan tersebut.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa
membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87). Sedangkan menurut Menurut Taylor, Racun
adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan
menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian. Dari zat – zat racun ini lah
yang akan menyebabkan keracunan pada manusia.
Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam tubuh
melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit
(Iskandar Junaidi, 2011:55). Di Indonesia sering terjadi kasus keracunan, mulai dari keracunan
makanan, zat kimia hingga keracunan gas. Tidak jarang kasus keracunan ini berujung pada kematian.
Ketidaktahuan masyarakat terhadap pertolongan pertama pada kasus keracunan juga menjadi salah
satu penyebab kematian tersebut.
Untuk mengatasi dan membatu korban yang keracunan kita harus mengetahui keracunan yang dialami
oleh korban dan gejala – gejala yang ditunjukan oleh korban serta penanganan pertamanya. Karena
keracunan dapat meimbulkan dampak yang berbahaya bagi keehatan hingga bisa menyebabkan
kematian. Oleh karena itu, pertolongan pertama yang tepat dalam kasus keracunanan sangat penting
untuk mnecegah terjadinya korban jiwa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :
Mengapa kasus keracunan di Indonesia sering terjadi, apakah itu di masyarakat umum
maupun di sekolahan.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keracunan.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada kasus keracunan.
C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan penulis maka makalah ini kami bataskan, supaya pembahasan lebih terfokus.
Makalah ini dibatasi tentang macam – macam keracunan dan pertolongan pertama pada keracunan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penyusun dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari keracunan ?
2. Apa saja macam – macam keracunan ?
3. Bagaimana cara pertolongan pertama pada korban keracunan ?
E. Tujuan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai melalui makalah ini adalah :
Untuk mengetahui definisi keracunan, dan macam – macam keracunan.
Untuk mengetahui bagaimana cara pertolongan pertama pada korban keracunan yang tepat
dan benar.
F. Manfaat Makalah
Manfaat Teoritis
A. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penyusun
B. Dapat memberikan informasi tentang pertolongan pertama pada keracunan, sehingga dapat
mencegah kesalahan didalam penanganan korban keracunan.
Manfaat Praktis
a. Bagi penyusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah PPC
b. Bagi pembaca, sebagai acuan untuk menolong korban keracunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang berbeda antara
yang satu dengan lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi,
atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan mengandung racun
yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan
lain dengan gigitan maupun sengatan.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa
membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87). Racun dapat berupa obat yang diminum
dengan dosis yang berlebihan, seperti misalnya obat penghilang rasa nyeri dan pusing yang banyak
dijual ditoko obat bebas, obat tidur dan lain-lainnya. Bisa juga zat-zat kimia seperti obat pemati
serangga, cairan pembersih rumah tangga atau terkena serangan gigitan ular, serangga, atau terhisap
gas-gas melalui paru-paru, pestisida yang terserap melalui pori-pori kulit dan lain-lain.
Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun diklasifikasikan menjadi 5
golongan, yaitu:
a. Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam mineral, fungi
beracun, dan preparasi arsenik.
b. Racun penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal pada otak, paru-
paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium, dogitalis, dan lain lain.
c. Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat lumpuh dan
menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya asam hidrosianat, sianida
seng, dan kloroform.
d. Racun yang menyebabkan marasmus, biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat fatal bagi
kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal, merkuri, dan arsenik.
e. Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan yang pada
keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus pada hewan ternak.
Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan kedalam tubuh
melalui berbagai cara, seperti melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit
(Iskandar Junaidi, 2011:55).
B. Macam – Macam Keracunan
a. Keracunan makanan
Makanan adalah sesuatu yang mengandung zat-zat (nutrient) yang digunakan untuk kelangsungan
hidup manusia. Makanan mengandung zat yang dibutuhkan manusia dan secara kontinu dibutuhkan
setiap hari. Berbagai bahaya dapat terjadi berhubungan dengan makanan. Bahaya itu mungkin karena
proses yang terjadi pada makanan itu atau merupakan sifat yang sudah ada atau zat yang berbahaya
dari luar masuk dan mengotori makanan itu. Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalah
keracunan. Racun yang terdapat dalam makanan mungkin merupakan racun alam yang sudah ada
dalam makanan itu yang baik di sengaja atau tidak tercampur dalam makanan.
Racun dalam makanan dapat berasal dari :
racun alami, berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani yang mengandung racun yang
pada umumnya sudah di kenal oleh masyarakat, yaitu : Singkong yang mengandung HCN, cendawan
dapat mengandung muskarin, biji bengkuang mengandung pakpakrizida, jengkol mengandung asam
jengkol.
racun yang berasal dari luar makanan, misalnya sayuran yang terkontaminasi oleh insektisida racun
yang berbentuk bubuk di sangka tepung.
racun yang disebabkan karena mikro organisme yang terdapat pada makanan, misalnya Clostridium
botulium, mengeluarkan toxin yang menyerang saraf, Streptococcus, menyebabkan diarrhea,
Trichinella spiralis pada daging sapi dan babi yang sakit.
Keracunan makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis Akut. Penyakit ini terjadi karena
kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau karena kontaminasi zat-
zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang.
Di Indonesia ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun jika tidak hati-hati bisa
mengakibatkan keracunan diantaranya sebagai berikut:
1. Keracunan botulinum
Botulism atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan oleh Eksotoksin
yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini banyak di temukan di dalam debu,
tanah, dan dalam saluran usus hewan. Dalam makanan kaleng, organisme ini akan membentuk spora.
Masa inkubasi botulisme cepat sekitar 12-36 jam.
Gejala keracuanan batulinum biasanya muncul secara mendadak, antara 18-36 jam setelah
mangkonsumsi makanan yang tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas yang kemudian
diikuti penglihatan yang kabur dan ganda (bendanya satu tapi seperti dua). Kelumpuhan saraf mata itu
diikuti oleh kelumpuhan saraf otak lainnya sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan
susah menelan.
2. Keracunan jamur
Terdapat ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur sampinyo dan
sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi karena ada beberapa jenis yang
mengandung racun. Jenis racun biasa yang di temukan adalah Amanitin dan muskarin.
Gejala mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat dan mengakibatkan
rasa mual, muntah, sakit perut, berkeringat , mencret, rasa haus , kekacauan mental, pingsan dan
bahkan konvulsi (kejang-kejang).
3. Keracunan jengkol
Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat. Apabila di konsumsi
secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan pembentukan Kristal asam jengkolat di dalam ginjal.
cara memproses dan menghidangkan yang dapat mengurangi kadar asam jengkol adalah dengan
menanamnya sebelum memasak, dibakar, atau dibuat keripik.
Gejala kercunan jengkol antara lain sakit pinggang yang disertai sakit perut, nyeri sewaktu kencing,
dan kristal-kristal asam jengkolat nampak keluar bersama air kencing. Kadang-kadang juga diserti
darah akibat gesekan kristal jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas jengkol pada
napas, mulut, dan air kencing penderita. Keracunan yang lebih berat dapat mengakibatkan
berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
4. Keracunan makanan laut
Makanan dari laut seperti kepiting, rajungan, cumi-cumi, udang, lobster, ikan, dan lainya dapat
menyebabkan keracunan, diduga racun tersebut dibawa dari gangganh yang dimakan oleh binatang
laut itu.
Gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit setelah menyantapnya.
Penderita akan mengalami mual, muntah, kesemutan disekitar mulut, badan lemas, dan suli tbernapas.
5. Keracunan singkong
Racun yang terdapat dalam singkong berupakan unsur senyawa sianida. Singkok beracun ini biasanya
ditanam hanya untuk pembatas pagar kebun karena binatangpun tidak mau memakan daunnya. Racun
sianida tersebut bekerja sangat cepat bahkan hanya dalam beberapa menit setelah mengkonsumsi
racun singkong gejala-gejala mulai timbul dalam dosis besar racun itu dapat menyebabkan kematian.
Gejala keracunan sianida adalah muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas, badan lemah,
mata melotot, mulut berbusa, pingsan, dan kejang-kejang. Bau napas keracunan singkong khas yaitu
berbau kenari pahit.
6. Keracunan tempe/oncom/bongkrek
Keracunan tempe ditimbulkan oleh dua hal, pertama, oleh jamur beracun yang ikut tumbuh dalam
tempe tersebut. Kedua, oleh minyak goreng yang dipergunakan untuk menggoreng tempe. Minyak
goreng dapat tercemar racun arena disimpan dalam kaleng bekas racun pembasmi serangga. Bentuk
kaleng racun pembasmi serangga tersebut memang menarik dan ideal untuk dijadikan tempat
penyimpanan minyak. Meskipun sudah dicuci berulang kali dengan menggunakan air, kaleng tersebut
masih berbahaya. Ha tersebut karena racun pembasmi serangga lebih mudah larut dalam minyak
daripada dalam air.
Gejala keracunan muncul dalam beberapa menit setelahnya mengkonsumsi tempe/oncom/bongkrek
yang terkontaminasi oleh jamur beracun. Gejalanya berupa mual, muntah, badan lemas, nyeri perut,
dan pusing.
b. Keracunan gas
Gas yaitu suatu keadaaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat bergerak sangat bebas, dan
dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Kondisi gas ditentukan oleh tiga factor yaitu :
tekanan, suhu dan volume.
Keracunan gas merupakan keracunan yang paling berbahaya karena keracunan gas dapat menghambat
proses respirasi. Sehingga proses pembentukan energi menjadi tidak efektif yang pada akhirnya gas
tersebut berikatan secara langsung dengan sel otot jantung serta sel-sel tulang.
1. Keracunan gas carbon monoksida (CO)
Carbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
mengiritasi namun karbonmonoksida mudah terbakar dan sangat beracun sehingga dapat terjadi
keracunan karbon monoksida jika gas ini dihirup oleh manusia. Karbon monoksida akan muncul
ketika terjadi proses pembakaran tidak sempurna dari sebuah kendaraan bermotor. Bisa juga muncul
dari pembakaran alat pemanasan, tumpu kayu, dan asap tembakau yang dihasilkan oleh rokok.
Adanya gas CO di dalam sistem peredaran darah manusia akan menggantikan posisi oksigen dalam
darah. Gas CO akan dengan mudah mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ – organ vital yang
lain pada manusia, ini lah sebabnya mengapa keracunan gas monoksida sangat berbahaya. Adanya gas
karbon monoksida yang berada dalam darah akan membuat oksigen kalah bersaing yang artinya kadar
oksigen dalam darah akan jauh lebih berkurang. Pada hal gas oksigen sangat diperlukan oleh sel,
jaringan maupun organ di dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan karbon monoksida di dalam
darah maka akan menghambat fungsi metabolisme tubuh manusia.
Gas karbon monoksida akan menghambat proses respirasi sehingga proses pembentukan energi tidak
efektif akhirnya, Karbon monoksida berikatan secara langsung dengan sel otot jantung serta sel – sel
tulang akibatnya terjadi keracunan monoksida terhadap sel – sel tersebut dan berakibat pada gangguan
sistem saraf manusia dan uga bisa mengakibat kematian.
Gejala keracunan karbon monoksida diawali dengan sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala
keracunan karbon monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa lelah, banyak mengeluarkan keringat,
pola pernapasan meningkat, rasa gugup yang berlebih hingga gangguan penglihatan. Puncak dari
gangguan ini adalah kehilangan kesadaran dan sakit dada yang mendadak. Hal ini berarti karbon
monoksida telah menyerang organ jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon
monoksida karena sukar bernapas. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada sel karena sel
darah tidak mengikat oksigen melainkan mengikat karbon monoksida.
2. Keracunan gas karbon dioksida (CO2)
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Karbon Dioksida adalah senyawa karbon dengan oksigen
yang berupa gas tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut dalam air (digunakan
dalam alat pemadam kebakaran).
Karbon dioksida atau dalam ilmu kimianya CO2 adalah zat asam arang sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang saling terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia
berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata
konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun
jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca
yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi
karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme
kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon
dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi
tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan
tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar
lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing,
kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi
delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan
kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang biasanya akan
membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika
kadar karbon dioksida mencapai tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati
sebelum kadar CO2 mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia.
c. Keracunan zat kimia
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Sebagai contoh, suatu cuplikan air
memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama baik jika cuplikan tersebut
diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi
zat lain dengan proses mekanis apapun. Zat kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain
adalah air, garam (natrium klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk
padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan temperatur
atau tekanan.
Keracunan zat kimia juga sering terjadi di dalam kehidupan manusia, berikut ini beberapa zat kimia
yang bisa menyebabkan keracunan :
1. Keracunan Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan khas. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15%
sebagai pengawet.
Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan banyak digunakan dalam
industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat dalam
pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan
dengan bahan ini cukup besar.
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol ,
Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde,
Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene
glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane.
Gelaja dan tanda keracunan akut formalin :
1. Jika terhirup mengakibatkan iritasi,reaksi alergi,mual,muntah,sulit
bernafas,asma,sakit kepala.
2. Jika kontak dengan kulit,terjadi reaksi alergi,luka bakar
3. Jika kontak dengan mata;iritasi ,gatal,mata berair dan dapat menyebabkan kebutaan.
4. Jika tertelan;luka bakar,mual,muntah,diare,sakit perut,sakit kepala,kejang-
kejang,dan koma.
Gejala dan tanda keracunan kronik formalin :
1. Jika terhirup,mengantuk,ganguan menstruasi,steril dan kangker.
2. Jika kontak dengan mata;iritasi,gatal,mata berair dan buta.
3. Jika kontak dengan kulit;gatal dankerusakan hati.
4. Jika tertelan;gataldan ganguan pencernaan
5. Pada keadaan yangberat dapat terjadi shock,hipotermia,takhipea dan metabolik asidosis.
1. Pestisida
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 mendefinisikan bahwa
pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan untuk:
a) Memberantas atau mencegah hama hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil
pertanian.
b) Memberantas rerumputan.
c) Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.
d) Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman, tidak termasuk
pupuk.
e) Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.
f) Memberantas dan mencegah hama-hama air.
g) Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga,
bangunan dan alat-alat pengangkutan.
h) Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau
air.
Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama, baik insekta, jamur maupun gulma, Sehingga
pestisida dikelompokkan menjadi : Insektisida (pembunuh insekta), Fungisida ( pembunuh jamur),
dan Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu/gulma).
Gejala keracunan pestisida adalah pusing, perut mual-mual, mata berkunang-kunang dan perasaan
letih, muntah-muntah, gemetar, muka pucat pasi, sempoyongan jalan tidak seimbang dan lain-lain.
b. Pertolongan Keracunan Gas
Keracunan Karbon Monoksida (CO)
Tindakan pertolongannya adalah dengan memindahkan korban ke tempat yang berudara segar
dan tidak boleh banyak bergerak. Selimuti tubuhnya, beri pernafasan buatan, kalau perlu beri
tambahan oksigen, kemudian bawa korban kerumah sakit.
Keracunan Karbon Dioksida ( CO2 )
Tindakan pertolongan adalah dengan memindahkan korban ke tempat yang berudara segar,
disiram air dingin, beri pernapasan buatan kalau perlu, beri kopi pekat melalui dubur apabila penderita
tidak sadar, pijat tangan dan kakinya. Pertolongan ini memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu
jangan berhenti, lakukan terus sampai berhasil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa Pengetahuan tentang pertolongan pertama
pada keracunan sangatlah penting. Dalam melakukan perawatan dan penanganan keracunan atau
pertolongan pertama terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis dan macamnya yaitu dapat dilihat
dari gejala-gejala yang timbul pada korban, kemudian melakukan pertolongan pertama sesuai dengan
jenis keracunan yang dialami. Ada beberapa jenis keracunan yang sering terjadi di Indonesia yaitu
keracunan makanan, keracunan gas, keracunan zat kimia. Yang harus di tangani secara benar.
B. Saran
Disarankan kepada pembaca untuk memahami mengenai cara dan teknik pertolongan terhadap korban
keracunan, karena hal ini sangat penting, jika salah atau terlambat dalam memberikan pertolongan
maka akan mencelakakan orang lain atau justru diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, Iskandar. 2011. Pedoman Pertolongan Pertama. Yogyakarta. Andi Offset.
Machfoedz, Ircham, Dkk. 2012. Pertolongan Pertama di Rumah, Tempat Kerja, Di
Perjalanan. Yogyakarta : Fitramaya.
Kumoratih, Ajeng. . Panduan Praktis P3K. Surakarta : Mahkota Kita.
Margareta, Shinta. 2012. Buku Cerdas P3K. Yogyakarta : Pustaka Cerdas
Sudiatmoko. 2011. Tindakan Awal Sebelum Medis. Yogyakarta : Rona Pancaran Ilmu.
http://doktersehat.com/apa-itu-alkohol/#ixzz2Rvng8EP6
http://elib.fk.uwks.ac.id/jurnal/judul/136
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDwQFjAC&url=http%3A
%2F%2Flispitasariandiani.files.wordpress.com%2F2011%2F04%2Fkeracunan-makanankel-
5-
keslink.docx&ei=p0V_UZS1E4q0rAfYlYGQBg&usg=AFQjCNFA5QbB7SzNBRFcNHZAT
kk2MOoGnA&bvm=bv.45921128,d.bmk
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2111586-pengertian-gas/#ixzz2RvZaX8KA
www.anneahira.com/keracunan-karbon-monoksida.htm
http://mily.wordpress.com/2009/08/08/bahaya-formalin/
http://id.wikipedia.org/wiki/Zat_kimia
http://mailcantik.blogspot.com/2006/01/gejala-dan-tanda-keracunan-formalin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida rabu 01 mei 2013http://andesvacorp-
jumbox.blogspot.com/2011/10/toksikologi.html
eprints.undip.ac.id/16405/1/AFRIYANTO.pdf.