makalah

19
MAKALAH KIMIA ANALITIK I JENIS – JENIS TITRASI NAMA : Harvey A Selanno NIM : 2010 – 41 – 106 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2010 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA, karena atas berkat dan anugerah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih. Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak” penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun penulis terima dengan senang hati. AMBON, 16, JANUARI, 2012 PENULIS

description

makalah

Transcript of makalah

Page 1: makalah

MAKALAH KIMIA ANALITIK I                                                       “ JENIS – JENIS TITRASI “

                                   

                                                      NAMA : Harvey A Selanno                                                      NIM      : 2010 – 41 – 106                                                                                                          

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA, karena atas berkat dan anugerah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih.

Seperti kata pepatah  “Tiada gading yang tak retak” penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun  penulis terima dengan senang hati.

AMBON, 16, JANUARI, 2012

                                                                                                            PENULIS

Page 2: makalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG2.      RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN1.      TITRASI ASAM – BASA2.      TITRASI REDOKS3.      TITRASI PENGENDAPAN4.      TITRASI KOMPLEKSIOMETRI

BAB III PENUTUP1.      KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: makalah

BAB IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANG            Mempelajari titrasi amatlah penting bagi mahasiswa yang mengambil jurusan kimia dan bidang-bidang yang  berhubungan dengannya. Titrasi sampai sekarang masih di pakai di laboratorium industry disebabkan teknik ini cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen. Titrasi merupakan salah-satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentunya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat.            Titik equivalent dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. cara yang umum adalah dengan menggunakan indicator. Indicator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Selain itu juga dapat menggunakan alat yang disebut dengan konduktometer. Tidak semua zat dapat ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada.

RAMUSAN MASALAHAdapun masalah yang akan dibahas nanti :

1.      Titrasi asam-basa2.      Titrasi redoks3.      Titrasi pengendapan4.      Titrasi komplesiomet

  

Page 4: makalah

BAB IIPEMBAHASAN

TITRASI ASAM-BASA            Studi kuantitatif mengenai reaksi penetralan asam-basa paling nyaman apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disebut titrasi(titration). Dalam percobaan titrasi, suatu larutan yang konsentrrasinya diketahui secara pasti, disebut dengan larutan standart (standard solution), ditambahkan secara bertahap ke larutan yang lain konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung secara sempurnah jika kita mengetahui volume larutan standard dan larutan yang tidak diketahui yang digunakan dalam titrasi, maka kita dapat menghitung konsentrasi larutan tidak diketahui itu.            Titrasi asam-basa melibatkan reaksi netralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang equivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam-basa adalah selalu asam kuat atau basa kuat. Titik akhir Titrai mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara PH sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.   CARA MENENTUKAN TITIK EKIVALEN

1.      Memakai PH meter untuk memonitor perubahan PH selama titrasi diilakukan, kemudian membuat plot antara PH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekivalen”.

2.      Memakai indicator asam- basa. Indicator sendiri adalah zat yang memiliki perbedaan warna mencolok pada asam atau basa. Salah satu indicator yang sering digunakan adalah indicator “Fenolptalein”.JENIS-JENIS TITRASI ASAM – BASA

1.      TITRASI ASAM KUAT BASA KUATHCl + NaOH → NaCl + H2OH+  +  OH- →  H2O

  2.      ASAM LEMAH-BASA KUAT

PERSAMAAN REAKSI :CH3COOH + NaOH  →  NaCH3 COO + H2OREAKSI  IONNYA :H+  +  OH-  →  H2O

Page 5: makalah

Tabel 1.1 Indikator untuk asam dan basa

Nama Jangka pH dalam

mana terjadi

perubahan warna

Warna asam Warna basa

Kuning metil 2 – 3 Merah KuningDinitrofenol 2,4 - 4,0 Tak berwarna KuningJingga metil 3 – 4,5 Merah KuningMerah metil 4,4 – 6,6 Merah KuningLakmus 6 -8 Merah BiruFenophtalein 8 – 10 Tak berwarna MerahTimolftalein 10 -12 Kuning UnguTrinitrobenzena 12 -13 Tak berwarna jingga

Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini

akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak

diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam

basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan

indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga

tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat

mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang

tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan dimana titrasi dihentikan

dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.

Dalam percobaan,Larutan standar biasanya kita teteskan dari suatu buret ke

dalam suatu erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai

reaksi selesai. Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadi perubahan warna

Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena

penambahan suatu zat yang disebut indikator. Titik di mana terjadinya perubahan

warna indikator ini disebut titik akhir titrasi. Secara ideal titik akhir titrasi seharusnya

sama dengan titik akhir teoritis (titik ekuivalen). Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit

perbedaan yang disebut kesalahan titrasi .

Page 6: makalah

              Untuk analisis titrimetri atau volumetri lebih mudah kalau kita memakai sistem

ekivalen (larutan normal) sebab pada titik akhir titrasi jumlah ekivalen dari zat yang

dititrasi = jumlah ekivalen zat penitrasi. Berat ekivalen suatu zat sangat sukar dibuat

definisinya, tergantung dari macam reaksinya. Pada titrasi asam basa, titik akhir titrasi

ditentukan oleh indikator. Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang

mempunyai satu warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi daripada sutau harga

tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. 

            

  Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-

ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:

                           mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka

rumus diatas dapat kita tulis sebagai:

                                             NxV asam = NxV basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+

pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

                                        nxMxV asam = nxVxM basa

keterangan :

N = Normalitas

V = Volume.

Page 7: makalah

APLIKASI TITRASI NETRALISASI

1.      Penetapan campuran antara NaOH dan Na2CO3

Titk ekivalen 1; (indicator fenolftalein)NaOH  +  HCl  →  NaCl  +  H2O                      (a mL)Na2CO3  +  HCl  →  NaCl  +  NaHCO3

Titik ekivalen 2; (indicator metal orange)NaHCO3  +  HCl  →  NaCl  +  H2O  +  CO3           (b mL)NaOH =  (a-b) mL x N HCl x Mr NaOH             (mg)

2.      Penentuan Nitrogen Secara KjelhdalCara ini terutama penting untuk penentuan kadar protein, dll.Reaksi-reaksi yang terjadi :

Destruksi (digestion) : protein + oksidator → NH4  + CO2  +  H2ODestilasi : NH4

+  +  OH-  →  H2O  +  NH3

                         NH3  +  HCl (berlebih)  →  NH4ClTitrasi : HCl  +  NaOH  →  NaCl  +  H2O

TITRASI REDOKS

Titrasi redoks melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi antara titran dan analit. Titrasi redoks banyak digunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor.KURVA TITRASI REDOKS

Kurva titrasi redoks  menggambarkan hubungan antara potensial elektroda versus konsenntrasi anlit/titran.Titrasi redoks : Fe2+  +  Ce4+   ↔  Fe3+  Ce3+ ; berlangsung cepat dan reversibel, namun  potensial elektroda setengah reaksi dari keduanya adalah selalu identik :

Potensial elekroda dari indicator sebanding dengan potensial elekroda system :                        Ein   =  Ece

4+  =  Efe3+  =  Esistem

Oleh karrena itu harus diperhatikan koonsentrasi titran/titrat pada saat penambahan indicator. Potensial elekroda system dapat dihitung berdasarkan  potensial standar. Pembanding kosentrasi antara titran/titrat selama titrasi didefenisikan sebagai Esistem titik akhir titrasi Esistem memiliki karakteristik yang khas.

Page 8: makalah

JENIS-JENIS TITTRASI REDOKS1.      YODOMETRI dengan  Na2S2O3 sebagai titran

Analit harus berbentuk suatu oksiidator yang cukup kuat, karena dalam metode ini analit selalu direduksi dulu dengan KI sehingga terjadi I2. I2 inilah yang ditrasi dengan Na2S2O3 :OKSanalit + I-  ↔  Redanalit + I2                (tanpa indicator, warna iod hilang)2S2O3  +  I2  ↔  S4O6

-  +  2I-                    (indicator amilum)

Reaksi S2O3- dengan I2 berlangsung baik dari segi kesempurnaannya, berdasarkan

potensial redoks msing- masing.S4O6

- + 2e-  ↔  2S2O3-                              E0 =  0,08 V

I2  +  2e-       ↔  2I-                                    E0 =  0,536 V

2.      YODOMETRI dengan I2 sebagai titranIod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat,sehingga banyak zat-zat yang

merupakn roduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indicator, ialah amilum,dengan perubahan dari tar berwarna menjadi biru.

3.       Titrasi dengan oksidator kuat sebagai titran.3.1  kalium permanganometri

kalium permanganate merupakan oksidator kuat yang bereaksi dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pH larutannya. Kekuatannya sebagai oksidator juga berbeda dengan reaksi yang terjadi pada pH tersebut. Hal ini disebabkan karena keragaman valensi mangan.

3.2  kalium dikromatkalium dikromat dalam keadaan asam mengalami reduksi menjadi Cr3+. Karena daya oksidasinya yang kecil, penggunaan kalium dikromat tidak seluas KMnO4maupun Ce4+. Hal ini juga disebakan beberapa reaksinya yang lambat.

3.3  titrasi dengan reduktor sbagi titranlarutan bahan pereduksi sering merepotkan dalam penggunaanya, karena sangat mudah teroksi dasi oleh udra. Akibatnya, sering titrasi dilakukan dalam atmosfer inert pereduksi-perduksi kuat yang dipakai sebagai titran antara lain; Ti(III), dan Cr(II) yang cepat sekali bereaksi udara sehingga harus digunakan gas inert N2 atau CO2

Page 9: makalah

INDIKATOR TITRASI REDOKS

INDIKATOR SPESIFIKIndicator spesifik yang umum digunakan untuk titrasi redoks adalah amilum,

yang membentuk kompleks biru dengan iodine . penampakan warna darin kompleks ini menyebabkan indicator ini sangat spesifij untuk titrasi ini.

Indicator redoks yang baek akan memberikan respon terhadap perubahan potensial elektroda suatu system. Indicator ini secara subtansial lebih banya digunakan dibandingkan dengan indicator yang spesifik. Persamaan kimia untuk setengah reaksi dari indicator redoks dapat ditulis sebagai berikut.

            Inox  + n e- ↔ Inreduksi

            Perubahan warna dari indicator dari bentuk teroksidasi ke bentuk tereduksi. Tergantung dari perbangdingan konsentrasinya sebesar;            Inred / Inox 1/10 menjadi Inred / Inox  10/1

Perubahan warna indicator redoks haruslha kira-kira 100 kali perubahan pada perbandingan konsentrsi dari kedua bentuk. Perubahan potensial peralihan ini dapat diukur lewat subtitusi nilai batas pada pesamaan ;                        E= E0 ± 0.0592/nAPLIKASI TITRASI REDOKS            Salah satu aplikasi titrasi redoks khususnya iodometri dengan I2 sebagai titran untuk menetukan bilangan iod lemak dan minyak.karena mengoksidasi yang tidak besar, tidak banyak zat yang dapat dititrasi berdasarkan iodometri langsung.            Aplikasi lain dari titrasi redoks ini adalah penentuan kadar air cara karl fischer. Pereaksi kari fischer terdiri dari iod, belerang dioksida, piridini, dan methanol.

Page 10: makalah

TITRASI PENGENDAPAN            Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah titrasi argentrometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida.  Sangat kecil. Titrasi pegendapan dengan menggunakan larutan baku AgNO3 disebut juga titrasi argentometri.  Reaksinya sebagai berikut;            Ag+ + X- → AgX(p)

X dapat berupa ion halide; Cl-,Br-, SCN-, CN-

Suatu reaksi pengendapan dapat berkesudahan bila kelarutan endapannya cukup kecil.konsentrasi ion-ion yang dititrasi akan mengalami perubahan yang besar didekat titik ekivalennya.

Terdapat 3 cara penetuan kadar suatu senyawa dengan titrasi argentometri, yaitu cara; cara mohr, volhard, dan cara fayans.   1.penetuan dengan menggunakan cara mohr            Penetuan ini dilakukan dengan titrasi langsung dalam larutan netlar dan sebagai indicator digunakan laturan kalium dikromat. Titik akhir titrasi dengan adanya endapan merah dari Ag2CrO4

            Cara ini digunakan untuk menetukan ion Cl- dan Br- dengan cara titrasi lansung. Ion  klorida dalam larutan direaksikan dengan larutan AgNO3 sehingga menggedap endpan AgCl.                        NaCl + AgNO3 → AgCl↓ + NaNO3

Titik akhir titrasi dotenrukan dengan menggunakan indicator larutan K2Cr2O4 yang membentuk endapan berwarna dengan ion Ag+.oleh karena Ksp Ag2CrO4 < ksp AgCl maka endapan Ag2CrO4 akan terbentuk setelah semua klorida telah terendapan

Page 11: makalah

2.Cara volhard

            Metode ini dapat dipakai untuk penetapan langsung ion perak dalam larutan,tiosianat. Disamping itu juga dapat dipakai untuk menetapkan kadar ion klorida secara tidak langsung dalam suasana asam kuat.dalam halini klorida diendapkan AgNO3 berlebih. Kelebihan perak nitrat dititrasi kembali denga larutan standar tiosianat.dengan menggunakan indkator ion Fe3+

            Digunakan untuk menentukan kadar ion klorida secara tidak langsung dalam suasana asam kuat.kedalam larutan klorida ditambahkan larutan baku perak nitrat dalam jumlha sedikit berlebihan.3.cara fayans              Titrasi fajans menggunakan indicator adsorpsi, yakni senyawa organic yang teradsorpsi ke permukaan padat padat endapan selama proses titrasi berlangsung.cara menggunakan AgNO3 sebagai titran, indikaror eosin, fluorecein. Metode ini gunakan untuk menentukan Cl-, Br-, I- dan SCN-

APLIKASI TITRASI PENGENDAPAN            Larutan standaar perak dapat dibuat dengan cara  melarutkan 2.9 g logam perak murni dalam asam nitrat dalam asam nitrat pekat dan mengencerkan dalam air ingga volume nya 1L, larutan perak nitrat yang dibuat dengan cara ini tidak dapat digunakan untuk metode mhor karena larutan sifatnya asam. Ada juga  yang dibuat dengan cara melarutkan nitrat murni dalam 1L air  maka dapat digunakan sebagai larutan standar primer . akan tetapi cara ini jarang digunakan karena nitrat muri terlalu mahal

Page 12: makalah

TITRASI  PEMBENTUKAN KOMPLEKSIon logam dapat menerima pasangan elekrron dari donor elekron membentuk

senyawa atau ion kompleks. Reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan ligan merupakan rsaksi asam-basa lewis. Ligan ada yang menodentat dan polidentat.ligan medonetat jarang digunakan untuk titrasi ion-ion logam. Contoh yang sering dibahas adalah  titrasi sianida dengan ion perak.

Titrasi komplesiometri adalah titrasi berdasarkan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk yang digunakan dalam titrasi komplesiometri adalah garam dinatrium etilendiamina tetrasetat (dinatrium EDNA)  

 Reaksi-reasi pembentukan kompleks atau yang menyangkut reaksi kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tiidak hanyadalam tiitrasi. Karna itu perlu pengertian yang cukup luas tetang kompleksiometri, sekalipun disini pertama-tama kation dapat diterapkan pada titrasi. Contoh titrasi komplesiometri : Ag+  +  2CN-  +  Ag (CN)2Hg2+ + 2Cl- + HgCl2.

JENIS-JENIS TITRASI DENGAN EDTA1.      CARA TITRASI LANGSUNG

Kira-kira 40 jenis kation dapat dilakukan secara titrasi langsung dengan larutan standar EDTA dan menggunakan indicator metalokromik. Kadang-kadang kation dapat ditentukan secara langsung meskipun indikatornya tidak cocok.

2.      METODE TITRASI KEMBALIProsedur titrasi kembali digunakan untuk penentuan kation yang membentuk

kompleks EDTA yang stabil dan bila tidak ada indicator yang cocok. Metode ini sering berguna untuk kation yang bereaksi lambat dengan EDTA.

3.      METODE PENGGESERAN  ( displacement Methods )Cara ini baik untuk kation yang membentuk kolat EDTA yang lebih kuat dan Mg-

EDTA atau Zn-EDTA. Dalam cara ini , larutan analit diberi larutan standar kelat Mg, atau Zn-EDTA berlebih sehingga terjadi reaksi :                                                            Mg Y2-   +  M2+    +   ↔   MY2+   +   Mg2+     

Page 13: makalah
Page 14: makalah

BAB IIIPENUTUP

            Secara umum titrasi volumetric terbagi atas 4 yaitu titrasi asam basa, titrasi

redoks, titrasi pengendapan, dan titrsi kompleksometri. Namun, tidak semua titrasi

membutuhkan indicator  misalnya pada titrasi redoks karena pada titrasi ini reaktan dan

produk telah memiliki warna yang khas dan dapat digunakan sebagai indicator

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa analisis volumetric tebagi atas 4

yaitu :

·         titrasi asam-basa  

Titrasi asam basa adalah titrasi yang melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan

bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi

asam basa selalu asam kuat atau basa kuat. Titik akhir titrasi mudah diketahui dengan

membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang

ditambahkan.

·         titrasi pengendapan

titrasi pengendapan merupakan suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan

terbentuknya endapan dari zat-zat yang saling bereaksi (analit dan titran ).

·         titrasi reduksi-oksidasi

Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator

berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi dan

oksidator akan tereduksi.

·         Titrasi kompeksometri

Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks

antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Titrasi kompleksometri juga dikenal

Page 15: makalah

sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun

pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.

DAFTAR PUSTAKA

1.      http://www.artikelkimia.info/titrasi-kompleksometri-461015220820112.      http://kimiaanalisa.web.id/tag/macam-macam-titrasi/