Makalah 1
-
Upload
raudah-iftitah-mulikh -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of Makalah 1
Audit Regulation
Lingkungan hukum nasional dari suatu negara merupakan salah satu dari key
determinants dalam perkembangan pasar keuangan, struktur kepemilikan perusahaan,
kebijakan perusahaan, dan informasi akuntansi dari seluruh dunia. Di negara seperti Amerika
dan Uni Eropa, menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit merupakan hal yang
diwajibkan oleh hukum, terutama bagi perusahaan dengan skala medium hingga besar. Bursa-
bursa besar seperti NYSE, NASDAQ, London Stock Exchange, dan Tokyo NIKKEI juga
memberlakukan peraturan yang sama bahwa listed companies harus memiliki laporan
keuangan yang audited.
1) US Sarbanes-Oxley Act
Dipelopori oleh adanya insiden Enron dengan WorldCom, juga skandal akuntansi
beberapa perusahaan lainnya di Amerika. Ditandatangani oleh Presiden George W. Bush
pada 30 Juli 2002. Sarbanes-Oxley Act dibuat untuk memenuhi beberapa tujuan, yaitu:
• Menumbuhkan kepercayaan investor dengan meningkatkan kualitas financial
reporting dan disclosure perusahaan
• Memperkuat independensi KAP
• Meningkatkan peran dan tanggung jawab pihak perusahaan yang berwenang
dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan
Karena adanya Sarbanes-Oxley Act, US Securities and Exchange Commission
(SEC) membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), dimana badan
ini bertugas untuk mengawasi dan menginvestigasi audit dan auditor dari perusahaan
publik, serta sebagai pemberi sanksi bagi perusahaan maupun individu yang melanggar
peraturan dan hukum yang berlaku. Hingga saat tersebut, badan tersebut telah
menyetujui Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dibuat oleh American
Institute of Certified Public Accountant (AICPA).
2) European Union Regulation
Pada 10 April 1984, berdasarkan European Union Directives, diputuskan bahwa
annual accounts dan consolidated accounts dari perusahaan keuangan dan asuransi
wajib diaudit oleh auditor yang tersertifikasi. Tujuan adanya Directive ini adalah agar
adanya standar auditing internasional, pembaharuan educational requirements, definisi
etika profesional, dan implementasi teknis mengenai kerja sama antara pihak negara-
negara Uni Eropa dengan pihak negara ketiga.
Pada tahun 2006, diberikan otorisasi bagi negara-negara anggota Uni Eropa
untuk:
mendaftarkan semua auditor dan firma audit dan menjadikannya sebagai
informasi publik
mengadaptasi International Auditing Practice Statement secara case-by-case
mengadaptasi laporan audit umum berbasis standar accounting internasional
menentukan apakah auditor individu memiliki common quality assurance policy
mengorganisir sistem yang efektif berbasis home country control
Pada Directive tersebut juga tercantum mengenai keharusan independensi bagi
statutory auditors and audit firms. Agar terciptanya independensi tersebut, diperlukan
adanya rotasi bagi manajemen auditnya. Independensi auditor merupakan kondisi ‘sine
qua non’ agar laporan keuangan dapat dipercaya seutuhnya.
3) Pengaturan Audit Lainnya di Dunia
a) Australia: Financial Reporting Council (FRC)
b) United Kingdom: Review Board
c) Netherlands: Authority for the Financial Markets (AFM)
d) France: Autorité des marchés financiers (AMF)
4) International Forum of Independent Audit Regulators (IFIAR)
IFIAR beranggotakan audit regulators dari 37 negara di dunia, dan didirikan pada
15 September 2006, dengan tujuan untuk:
berbagi pengetahuan mengenai pasar audit dan pengalaman mengenai
peraturan audit yang independen
mendorong kolaborasi dalam pembuatan peraturan
sebagai sarana bagi organisasi internasional lainnya yang memiliki interest dalam
bidang audit quality
5) Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik
Akuntan Publik mempunyai peran dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas
informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Akuntan Publik mengemban
kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas.
Dengan demikian, tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan
pendapatnya atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian
laporan atau informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.
Akuntan Publik berupaya agar senantiasa dapat memenuhi kebutuhan pengguna
jasa, tetapi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa Akuntan Publik
akan tetap ada. Maka dari itu, disusunlah Undang-Undang tentang Akuntan Publik yang
mengatur berbagai hal mendasar dalam profesi Akuntan Publik, dengan tujuan untuk:
a. melindungi kepentingan publik;
b. mendukung perekonomian yang sehat, efisien, dan transparan;
c. memelihara integritas profesi Akuntan Publik;
d. meningkatkan kompetensi dan kualitas profesi Akuntan Publik; dan
e. melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode
etik profesi.
Undang-undang ini diantaranya mengatur mengenai:
• lingkup jasa Akuntan Publik;
• perizinan Akuntan Publik dan KAP;
• hak, kewajiban, dan larangan bagi Akuntan Publik dan KAP;
• kerja sama antar-Kantor Akuntan Publik (OAI) dan kerja sama antara KAP dan
Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA);
• Asosiasi Profesi Akuntan Publik;
• Komite Profesi Akuntan Publik;
• pembinaan dan pengawasan oleh Menteri;
• sanksi administratif; dan
• ketentuan pidana.
Berdasarkan pada pasal 3 ayat 1 UU No. 5 Tahun 2011, tugas dari seorang
akuntan publik adalah: Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi: a. jasa
audit atas informasi keuangan historis; b. jasa reviu atas informasi keuangan historis;
dan c. jasa asurans lainnya.
Perusahaan yang Wajib Diaudit
Ketentuan wajib audit laporan keuangan Perseroan Terbatas terkait dengan sifat PT
yang kekayaannya terpisah dari kekayaan pemegang saham (economic entity), dan dalam hal
tertentu, sifatnya menangani dana atau sumber keuangan dari masyarakat luas. Berdasarkan
Pasal 68 ayat 1 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan yang wajib
diaudit adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik untuk
diaudit apabila:
a) Kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana
masyarakat seperti perbankan dan asuransi (kerugian, jiwa, dan lain-lain), reksa
dana. Ketentuan yang lebih detail dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan
Kementerian Keuangan dengan pemantauan dan pelaporan yang cukup ketat
oleh kedua lembaga tersebut.
b) Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, seperti
obligasi.
c) Perseroan merupakan Perseroan Terbuka (perusahaan publik). Ketentuan yang
lebih rinci dikeluarkan oleh Bapepam & LK. Pemantauan juga dilakukan oleh
Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan berkala mengenai audit.
Laporan-laporan ini merupakan sumber pembahasan lanskap KAP di pasar
modal.
d) Perseroan merupakan persero yang seluruh sahamnya dimiliki negara. Menurut
undang-undang, audit atas laporan keuangan Persero dilakukan oleh BPK, dan
BPK dapat meminta KAP untuk melakukan audit. Merupakan suatu peluang yang
besar bagi KAP, jika Persero akan go public atau go international.
e) Perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan jumlah
nilai paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau
f) Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
Referensi
Hayes, Wallage, dan Görtemaker. 2014. Principles of Auditing: Third Edition. Edinburgh.
Pearson.
M. Tuanakotta, Theodorus. 2011. Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta. Salemba Empat.