Makala Lonsum Lengkap

47
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan sebuah perusahaan yang mengolah berbagai hasil perkebunan seperti cokelat, teh, karet, kelapa sawit dan kopi. Perusahaan ini pada awalnya berdiri pada tahun 1906 dengan nama Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini juga merupakan bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian Zelfbes Turn tanah jawa dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, kemudian disahkan dengan ketetapan Residen Sumatera Timur, dalam bentuk konversi Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1906). Hak Concessie kemudian dikonversi menjadi Undang-Undang Hak Guna Usaha (UU HGU) dan ditegaskan dalam surat Menteri Agraria 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1962. Perusahaan ini didirikan oleh Group Harrisons and Crossfield dari Inggris. Tahun 1962 perusahaan ini mengalami pergantian nama menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia dengan akte notaris Raden Kadiman di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1962 serta akte pembaharuan tanggal 9 September 1963 No. 2 dengan status Hak Guna Usaha (HGU). Beberapa perkebunan dan pabrik yang dimiliki tersebar dipulau Sumatera, Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Namun dari semua itu yang terbanyak dan terluas terletak berada di pulau Sumatera. Pada pulau Sumatera terdapat 24 kebun yang berupa kebun kelapa sawit serta karet, diantaranya 11 kebun di Sumatera Universitas Sumatera Utara

Transcript of Makala Lonsum Lengkap

Page 1: Makala Lonsum Lengkap

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk merupakan sebuah

perusahaan yang mengolah berbagai hasil perkebunan seperti cokelat, teh, karet,

kelapa sawit dan kopi. Perusahaan ini pada awalnya berdiri pada tahun 1906

dengan nama Harrisons and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini juga

merupakan bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian Zelfbes Turn tanah jawa

dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, kemudian disahkan dengan

ketetapan Residen Sumatera Timur, dalam bentuk konversi Undang-Undang

Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1906). Hak Concessie kemudian dikonversi

menjadi Undang-Undang Hak Guna Usaha (UU HGU) dan ditegaskan dalam

surat Menteri Agraria 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1962. Perusahaan ini didirikan

oleh Group Harrisons and Crossfield dari Inggris. Tahun 1962 perusahaan ini

mengalami pergantian nama menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia dengan

akte notaris Raden Kadiman di Jakarta pada tanggal 18 Desember 1962 serta akte

pembaharuan tanggal 9 September 1963 No. 2 dengan status Hak Guna Usaha

(HGU).

Beberapa perkebunan dan pabrik yang dimiliki tersebar dipulau Sumatera,

Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Namun dari semua itu yang terbanyak dan

terluas terletak berada di pulau Sumatera. Pada pulau Sumatera terdapat 24 kebun

yang berupa kebun kelapa sawit serta karet, diantaranya 11 kebun di Sumatera

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Makala Lonsum Lengkap

Utara dan 13 kebun di Sumatera Selatan. Pada wilayah Jawa terdapat 2

perkebunan cokelat, dan teh. Sedangkan pada Kalimantan Timur hanya 1 kebun

kelapa sawit dan Sulawesi Selatan terdapat 1 perkebunan karet. PT. PP. London

Sumatra Indonesia Tbk, yang aktifitasnya terdiri dari perkebunan kelapa sawit,

karet, kopi dan teh merupakan salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di

Indonesia. Pada tanggal Desember 2000, perusahaan ini telah melakukan

penanaman kelapa sawit seluas 38.163 hektar dan karet seluas 15.879 hektar,

dengan 16 pabrik dan sejumlah kawasan yang masih memungkin untuk

melakukan pembangunan berikutnya.

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, telah mendirikan beberapa pabrik

dan kebun (estate) yang tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia terutama

pada pulau Sumatera. Berikut ini adalah pabrik-pabrik yang telah didirikan :

1. Sumatera Utara antara lain :

a. TOM (Turangi Oil Mill), kapasitas 50 ton/jam.

b. Begerpang POM (Palm Oil Mill), kapasitas 45 ton/jam.

c. Dolok Palm Oil Mill, kapasitas 30 ton/jam.

d. Gunung Melayu Palm Oil Mill, kapasitas 30 ton/jam.

e. Sei Rumbia, komoditi karet.

2. Sumatera Selatan antara lain :

a. Sei Lakitan Palm Oil Mill, kapasitas 60 ton/jam.

b. Belani Elok Palm Oil Mill, kapasitas 60 ton/jam.

c. Artha Kencana Palm Oil Mill, kapasitas 15 ton/jam.

d. Tirta Agung Palm Oil Mill, kapasitas 45 ton/jam.

e. Gunung Bais Palm Oil Mill, kapasitas 10 ton/jam.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Makala Lonsum Lengkap

f. Terawas Palm Oil Mill, kapasitas 20 ton/jam.

g. Makp, komoditi karet.

h. Cengal Crumb Rubber, komoditi karet.

3. Luar daerah Sumatera diantaranya :

a. Kertasari (Jawa Barat), komditi teh.

b. Trebasala (Jawa Timur), komoditi kopi dan cokelat.

c. Palangisang (Sulawesi Selatan), komoditi karet.

Begerpang POM (Palm Oil Mill) merupakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

milik PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang berada pada wilayah

Sumatera Utara yang terletak di Desa Begerpang, Kecamatan Galang, Kabupaten

Deli Serdang. Pabrik ini didirikan sejak tahun 2002 dan mulai beroperasi pada

tanggal 9 Juli 2003 dengan kapasitas produksi 45 ton/jam.

2.2. Ruang Lingkup Perusahaan

Ruang lingkup pabrik kelapa sawit Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, bergerak dalam bidang pengolahan buah

kelapa sawit. Pabrik ini memproduksi dua jenis minyak dari hasil pengolahan

yang dipasarkan, yaitu :

1. Fresh Fruit Bunch (FFB) diolah menjadi minyak sawit atau CPO (Crude Palm

Oil).

2. Inti biji sawit diolah menjadi PKO (Palm Kernel Oil) yang mulai diproduksi

sejak awal bulan Juni 2006.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Makala Lonsum Lengkap

2.3. Lokasi Perusahaan

Pabrik kelapa sawit Begerpang POM (Palm Oil Mill) milik PT. PP.

London Sumatra Indonesia Tbk, terletak di Desa Begerpang, Kecamatan Galang,

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan jarak 10 km dari Tanjung

Morawa atau sekitar 20 km dari kota Medan.

2.4. Daerah Pemasaran

Pabrik kelapa sawit Begerpang POM memiliki daerah pemasaran yang meliputi

wilayah dalam negeri, dan sebagian diekspor ke luar negeri seperti Singapura,

Australia, Vietnam, Amerika Serikat, Brazil, Inggris, Korea, dan lain-lain.

Untuk selanjutnya CPO dan PKO diolah lagi menjadi minyak goreng, sabun,

deterjen, margarine, dan lain-lain.

2.5. Proses Produksi

Proses dari pengolahan minyak pada Begerpang POM dimulai proses

penerimaan buah (Reception Station), perebusan (Sterilizer Station),

pembantingan (Thresing Station), pengepressan (Pressing), pengolahan biji

(Kernel Station), dan klarifikasi (Clarification Station). Uraian dari proses

pengolahan dapat dilihat sebagai berikut.

A. Penerimaan Buah (Reception Station)

FFB (Fresh Fruit Bunch) hasil dari kebun dibawa ke pabrik dengan

menggunakan truk. Kemudian dilakukan penimbangan buah pada jembatan

timbangan untuk mengukur berat bersih (netto) FFB yang masuk. Berat bersih

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Makala Lonsum Lengkap

FFB yang masuk dihitung dengan mencari selisih antara berat truk beserta isinya

(bruto) dengan berat truk dalam keadaan kosong (tarra).

Kemudian setelah ditimbang FFB dibawa ke bagian penimbunan buah

(loading ramp) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Sebelum

FFB diisikan ke dalam lorry, buah disortir untuk mengetahui mutu buah yang

akan diolah yang berdasarkan jumlah buah yang brondol sampai di loading ramp.

FFB yang telah di sortir dibawa ke dalam loading ramp dengan tujuan

untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lorry. Loading ramp dibuat dari plat

baja dengan kemiringan 25°-40° dan terdiri dari 20 pintu dengan kapasitas 15 ton

tiap pintunya dan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik.

Cara pengisian lorry :

1. Lorry digunakan untuk mengangkut ke tempat perebusan buah sawit ditarik

dengan tali capstand dan diposisikan didepan pintu loading ramp. Satu unit

lorry memiliki kapasitas ± 10 ton FFB.

2. Pintu loading ramp yang telah penuh dengan FFB dibuka satu persatu dan

FFB masuk ke dalam lorry.

3. Lorry yang sudah penuh dibawa ke stasiun perebusan (sterilization).

B. Perebusan (Sterilizer Station)

Lorry-lorry yang telah berisi FFB dimasukkan ke ketel perebusan (sterilizer)

dengan bantuan bollard dan tali capstand. Setiap satu sterilizer mampu memuat 5

lorry dengan masing-masing lorry berkapasitas 10 ton FFB.

1. Tujuan Perebusan.

Tujuan dilakukannya perebusan pada FFB adalah untuk :

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Makala Lonsum Lengkap

a. Penyempurnaan dalam Pengolahan Minyak, karena zat globulin yang

dapat menimbulkan emulsi pada daging buah terkoagulasi sehingga tidak

terikut pada minyak kasar dari hasil pengempaan. Zat-zat yang

terkoagulasi ini tinggal dalam ampas kempa.

b. Memudahkan pelepasan brondolan (loose fruit), karena suhu yang tinggi

selama perebusan mengakibatkan pektin (zat perekat/pengikat buah

dengan tandan) terhidrolisa menjadi asam-asam pektin sehingga brondolan

mudah lepas.

c. Perebusan juga mengurangi kadar air pada buah dan melelehkan lapisan

lilin pada daging buah sehingga melunakkan daging buah, Hal ini

memudahkan proses pengadukan dan memudahkan lepasnya minyak dari

sel daging buah.

d. Mematikan enzim lipase maupun enzim lainnya seperti lipoxidase yang

menyebab hidrolisa pada minyak.

e. Penyempurnaan pengolahan inti sawit, karena berfungsi untuk

memudahkan pelepasan inti dari cangkang. Dengan perebusan, kadar air

dalam cangkang dikurangi sehingga daya lekat akan berkurang.

f. Sistem Perebusan.

2. Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak

Step Status Step

Waktu (Menit)

Total Waktu (Menit)

Valve Position Inlet Exhause Condensate

1 Deaeration 2 - o s o 2 First Peak 18 20 o s s 3 Condensate Open 2 22 s s o 4 Blow Off 2 24 s o o

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Makala Lonsum Lengkap

Tabel 2.1. Sistem Perebusan Tiga Puncak (lanjutan)

Step Status Step

Waktu (Menit)

Total Waktu (Menit)

Valve Position Inlet Exhause Condensate

5 Second Peak 17 41 o s s 6 Condensate Open 3 44 s s o 7 Blow Off 2 46 s o o 8 Third Peak 17 63 o s s 9 Deaeration 0,5 63,5 o s o 10 Third Peak 15 78,5 o s s 11 Deaeration 0,5 79 o s o 12 Deaeration 16 95 o s s 13 Condensate Open 3 98 s s o 14 Blow Off 7 105 s o o

Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM

Jadi total keseluruhan ini sebesar 105 menit lamanya pada proses sterilizer.

Status Valve Position :

O = Open (Buka)

S = Shut (Tutup)

Sistem perebusan dan lamanya perebusan dapat dilihat pada gambar 2.1.

4120 4624 95 105

1,5

2,5

3,5

Time

Bar

Gambar 2.1. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Makala Lonsum Lengkap

3. Hal-hal yang Mempengaruhi Perebusan.

a. Tekanan dan waktu perebusan yang terlalu tinggi atau lama akan

menimbulkan :

- Warna minyak terlalu tua (coklat).

- Tingkat losses minyak pada empty bunch akan naik.

b. Tekanan dan waktu perebusan yang kurang atau cepat akan menimbulkan :

- Buah kurang masak sehingga sebagian berondolan tidak lepas dari

tandan.

- Pelumatan didalam digester tidak sempurna.

- Oil Losses pada saat pengepresan tinggi (fibre basah).

- Serabut (fibre) basah akan menyebabkan pembakaran pada boiler tidak

sempurna.

4. Perhitungan.

Perhitungan kapasitas perebusan dilakukan dengan rumus berikut :

Kapasitas Perebusan = T

xNxLxS60 = 120

105260 xxx = 50 Ton

Keterangan :

N = Jumlah Sterilizer

L = Jumlah Lorry Dalam 1 Sterilizer

S = Kapasitas Lorry (10 Ton)

T = Waktu Siklus (120 Menit)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Makala Lonsum Lengkap

C. Pembantingan (Treshing Station)

Pembantingan (treshing station) adalah proses pemisahan brondolan dari

janjang buah kelapa sawit setelah dari Sterilizer dengan menggunakan mesin

tresher. Treshing station pada Begerpang POM terdiri dari :

1. Tippler.

Tippler berfungsi mengeluarkan tandan buah sawit yang telah direbus dari

lorry dengan cara memutar lorry 3600 di dalam tippler gate. Lorry kemudian

diputar dengan menggunakan tippler sehingga buah yang ada didalamnya

akan ditumpahkan ke bunch scraper conveyor. Penuangan FFB pada bunch

conveyor ini harus benar-benar dijaga agar tidak terjadi kelebihan kapasitas

dan mengurangi efektifitas tresher yang membuat losses minyak pada empty

bunch menjadi tinggi.

2. Fruit Bunch Scraper Conveyor.

Fruit bunch yang telah ditumpahkan oleh tippler selanjutnya dibawa oleh fruit

bunch scraper conveyor ke tresher 1 dengan bantuan top distributing bunch

conveyor.

3. Tresher.

Setelah melalui top distributing bunch conveyor, FFB masuk kedalam tresher,

maka FFB tersebut akan diputar dibanting berulang-ulang dengan tujuan

untuk melepaskan semua loose fruit dari bunch. Tresher ini dilengkapi dengan

batang-batang besi yang memanjang sepanjang Tresher yang berfungsi untuk

memudahkan FFB terangkat dan jatuh terbanting sehingga loose fruit akan

terlepas dari bunch. Putaran tresher ± 20 rpm, bila terlalu cepat buah tidak

terbanting secara sempurna. Sedangkan bila putaran terlalu lambat maka akan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Makala Lonsum Lengkap

menyebabkan buah tertumpuk sehingga tidak akan terjadi pembantingan

karena beban melebihi kapasitas drum tresher.

4. Hard Bunch Recycling Conveyor.

Hard bunch recycling conveyor berfungsi untuk membawa empty bunch yang

keluar dari tresher 1 menuju ke empty bunch crusher.

5. Empty Bunch Crusher.

Empty bunch yang dibawa oleh hard bunch recycling conveyor dimasukkan ke

empty bunch crusher untuk dihancurkan sebelum masuk ke thresher 2

sehingga memudahkan pemisahan lebih lanjut loose fruit yang masih melekat

pada bunches.

6. Fruit Conveyor.

Loose fruit yang berasal dari tresher 1 dan 2 kemudian diangkut oleh fruit

conveyor menuju fruit elevator. Fruit conveyor Begerpang POM terdiri dari

thresher 1 bottom fruit conveyor, tresher 2 bottom fruit conveyor, bottom

cross fruit conveyor, dan main bottom fruit conveyor.

7. Empty Bunch Scraper Conveyor.

Empty bunch dari tresher 2 dibawa oleh empty bunch scraper conveyor 1st ke

mesin empty bunch press. Choping (hasil dari empty bunch press) dibawa oleh

empty bunch scraper conveyor 2nd ke empty bunch hopper.

8. Empty Bunch Hopper.

Empty bunch hopper berfungsi untuk penampungan sementara empty bunch

yang dibawa oleh empty bunch conveyor sebelum dibawa ke enriched mulch

location/composting area.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Makala Lonsum Lengkap

D. Stasiun Pengepresan (Pressing Station)

Stasiun pengepresan melakukan pengambilan minyak dari pericarp yang

dilakukan dengan cara pelumatan dan pengempaan. Pelumatan dilakukan dengan

digester dan pengempaan dilakukan dengan Screw Press. Proses Press station

terdiri dari :

1. Loose Fruit Elevator.

Loose fruit yang berasal dari fruit conveyor pada threshing station kemudian

diangkut dengan loose fruit elevator ke bagian atas untuk didistribusikan ke

setiap digester dengan distribution conveyor.

2. Top Distributing Fruit Conveyor.

Loose fruit (brondolan) yang berasal dari loose fruit elevator selanjutnya

didistribusikan oleh top distributing fruit conveyor ke bagian digester.

3. Digester.

Digester merupakan sebuah tabung silinder berlapis dan mempunyai as putar

yang dilengkapi dengan pisau pengaduk. Pisau-pisau ini dibuat bersilang

antara satu dengan yang lainnya agar daya aduk pisau ini cukup besar dan

letak pisau dibuat miring, sehingga buah yang diaduk turun naik agar proses

pelumatan menjadi lebih sempurna serta membuat pericarp pecah dan terlepas

dari bijinya. Alat ini berfungsi untuk melumatkan Loose Fruit sebelum

diproses didalam mesin screw press. Tujuan pelumatan ini adalah membuka

daging buah (mesocarp), sehingga mempermudah dalam proses pengempaan

(pressing). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengadukan

ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Makala Lonsum Lengkap

a. Minyak yang terbentuk dalam proses pengadukan harus dikeluarkan

karena jika minyak dan air tersebut tidak dikeluarkan maka akan bertindak

sebagai bahan pelumas sehingga gaya gesekan akan berkurang dimesin

press.

b. Digester harus selalu penuh atau sedikitnya ¾ dari kapasitas Digester. Hal

ini dilakukan agar terjadi penekanan buah didalam Digester untuk masuk

kedalam screw press sehingga akan terjadi pengepresan yang sempurna.

c. Temperatur dijaga ± 95° C untuk mempermudah proses pada Digester.

4. Screw Press.

Screw press merupakan mesin yang memiliki fungsi untuk mengekstraksi

minyak dari daging buah. Prinsip dari pengepresan adalah melakukan

penekanan terhadap loose fruit yang telah diaduk sehingga terperas dan

mengeluarkan minyak yang dikeluarkan melalui oil gutter dan dialirkan ke

sand trap tank, sedangkan nut dan fibre dari screw press dikirim ke cake

breaker conveyor pada Kernel Recovery Station. Ekstrak crude oil dari mesin

screw press kemudian ditambahkan dengan kondensat sebagai dilution water.

Campuran crude oil dan dilution water ini dinamakan diluted crude oil

(DCO). Dilution water yang ditambahkan berfungsi untuk mempermudah

proses pemisahan antara crude oil dengan sludge pada Clarification Station.

5. Sand Trap Tank

Minyak yang berasal dari screw press selanjutnya diproses di sand trap tank

untuk memisahkan pasir dari minyak sebelum dibawa ke DCO tank diproses

di Clarification Station.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Makala Lonsum Lengkap

E. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station)

Pada proses Pressing diperoleh Crude Oil dan Nut. Crude Oil diproses di

Clarification Station sedangkan Nut dan Fibre diolah distasiun ini hingga

diperoleh produk berupa inti sawit (Palm Kernel). Pada stasiun ini dapat dibagi

menjadi 3 proses yaitu Depericarper, Nut Cracking System, dan Kernel Drying.

1. Depericarper.

a. Cake Breaker Conveyor.

Nut dan fibre dari screw press yang masih menyatu masuk ke cake breaker

conveyor (CBC). CBC adalah suatu conveyor yang terdiri dari screw yang

berputar pada poros. Pada alat ini cake dipecahkan serta dibawa menuju

depericarper untuk memudahkan proses pemisahan nut dan fibre pada

separating column.

b. Depericarper dan Fibre Cyclone.

Pada depericarper dilakukan pemisahan fibre dari nut. Fibre yang

merupakan partikel ringan akan terhisap menuju fibre cyclone. Setelah dari

fibre cyclone, fibre dibawa ke boiler dengan menggunakan fuel conveyor

untuk dijadikan bahan bakar boiler. Nut yang merupakan partikel berat

akan dikirim ke nut polishing drum.

c. Nut Polishing Drum.

Nut polishing drum berfungsi untuk memoles dan membersihkan nut yang

berasal dari depericarper agar nut terbebas dari fibre.

d. Destoner.

Biji-biji dari nut polishing drum melalui nut auger conveyor diteruskan ke

destoner nut separating column yang berfungsi untuk memisahkan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Makala Lonsum Lengkap

kotoran-kotoran seperti batu dan besi yang terdapat pada biji-biji. Batu dan

besi harus dipisahkan dari biji untuk mencegah kerusakan mesin pemecah

biji (Ripple Mill).

2. Nut Cracking.

a. Nut Grading Drum.

Nut separating column berfungsi memisahkan fibre halus dan dihisap oleh

nut cyclone fan, sedangkan biji-biji masuk ke nut grading drum. Nut

grading drum berfungsi sebagai alat pembagi berdasarkan besar kecilnya

diameter biji. Dengan menggunakan nut grading drum, nut dipisahkan

menjadi tiga fraksi, yaitu fraksi besar, sedang, dan kecil. Ketiga fraksi

tersebut berfungsi juga untuk mempermudah proses pemecahan biji.

b. Nut Hopper.

Biji-biji dari nut grading drum ditampung secara sementara di nut hopper

sebelum diproses di ripple mill.

c. Ripple Mill.

Nut akan masuk ke dalam ripple mill diantara rotor tube yang berputar dan

ripple plate yang bergerigi. Nut akan bergesekan dan terbentur berkali-kali

oleh rotor dan gerigi ripple plate yang akhirnya memecahkan shell

sehingga kernel dapat keluar. Nut yang diproses oleh ripple mill disebut

cracked mixture selanjutnya melalui cracked mixture conveyor diangkut

ke Winnowing System.

d. Cracked Mixture Elevator.

Selanjutnya nut tersebut diangkut ke Winnowing System I dengan

menggunakan cracked mixture elevator.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Makala Lonsum Lengkap

e. Winnowing System I.

Shell yang merupakan partikel ringan akan ditarik dengan menggunakan

winnowing cyclone fan ke Winnowing System I untuk memisahkan shell

dari kernel. Dari Winnowing System I, shell tersebut ditransfer oleh fuel

conveyor menuju boiler dan digunakan sebagai bahan bakar. Kernel yang

merupakan partikel berat akan masuk ke claybath. Sedangkan cracked

mixture yang merupakan partikel menuju ke Winnowing System II.

f. Winnowing System II.

Shell dari kernel yang tidak bisa dipisahkan oleh Winnowing System I,

dikirimkan ke Winnowing System II untuk dipisahkan lagi. Pada

Winnowing System II, shell akan ditarik ke winnowing cyclone dengan

menggunakan winnowing fan. Setelah dari shell cyclone, shell tersebut

kemudian ditransfer dengan fuel conveyor ke boiler sebagai bahan bakar,

sedangkan kernel menuju ke kernel conveyor. Cracked mixture yang tidak

dapat dipisahkan oleh Winnowing System II ditransfer ke claybath.

g. Claybath.

Claybath berfungsi untuk memisahkan shell dari kernel yang masih tidak

dapat dipisahkan oleh Winnowing System I dan Winnowing System II.

Shell dipisahkan berdasarkan sensitifitas gaya berat antara Shell dan

kernel. Dengan menggunakan larutan CaCO3 (specific grafity 1,140-1,160)

sebagai media, kernel yang memiliki berat jenis yang lebih kecil dari pada

shell akan mengapung diatas dan mengalir ke kernel side pada claybath

screen. Berat jenis larutan semakin lama makin turun karena terbawa atau

lengket pada inti sawit ataupun cangkang, sehingga secara berkala

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Makala Lonsum Lengkap

dilakukan penambahan CaCO3. Cangkang ditransfer ke shell cyclone dan

diangkut ke boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar.

h. Wet Kernel Conveyor.

Kernel yang jatuh dari Winnowing System I dan Claybath kemudian

diangkut oleh wet kernel conveyor.

i. Wet Kernel Elevator.

Dari kernel conveyor, kernel diangkut dengan wet kernel elevator menuju

kernel dryer silo.

3. Kernel Drying.

a. Kernel Dryer Silo.

Dengan wet kernel elevator, kernel tersebut didistribusikan ke kernel dryer

silo. Pada kernel dryer silo dilakukan pengeringan kernel dengan demikian

dihasilkan kernel dengan kualitas baik sesuai yang telah ditargetkan.

Proses pengeringan di kernel silo memakai panas steam dari BPV (Back

Pressure Vessel) dengan menggunakan sistem air heater. Kernel dari

kernel dryer silo ditransfer ke kernel bulking silo dengan menggunakan

kernel transporter yang memakai fan system. Kualitas dari kernel kering

(produksi kernel) adalah sebagi berikut :

- Dirt : < 6,00 %

- VM (Volatile Matter) : < 7,00 %

- FFA (Free Fatty Acid) : < 1 %

b. Kernel Bulking Silo.

Kernel yang berasal dari kernel dryer silo selanjutnya dikirim ke kernel

bulking silo sebagai tempat penyimpanan produksi kernel sebelum

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Makala Lonsum Lengkap

diangkut oleh truk dan dikirim ke pembeli serta sebelum diproses pada

kernel crushing plant menjadi palm kernel oil (PKO).

F. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station)

Crude oil yang berasal dari condensate tank masih mengandung kotoran

dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan

penurunan mutu CPO, maka untuk mendapatkan CPO yang memenuhi standar

diperlukan pemurnian CPO tersebut. Proses clarification station terdiri dari :

a. Sand Trap Tank.

Minyak yang berasal dari screw press selanjutnya di-press di sand trap tank

untuk menahan pasir ke DCO sebelum di-press pada clarifier station.

b. Vibrating Screen.

Fungsi dari vibrating screen adalah untuk menyaring minyak (crude oil) dari

serabut, ampas dan pasir yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak.

Vibrating screen yang digunakan bertipe double deck (dua kali penyaringan)

dengan saringan pertama 20 mesh dan saringan terakhir 40 mesh yang

selanjutnnya dialirkan ke DCO tank.

c. DCO Tank.

DCO tank merupakan tangki penyimpanan sementara crude oil setelah dari

vibrating screen sebelum didistribusikan ke clarification tank. DCO tank

dilengkapi dengan steam injection agar minyak tetap encer.

d. Distribution Tank.

Distribution tank berfungsi untuk menerima crude oil dari DCO tank dan

mendistribusikannya ke 2 unit clarifier tank.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Makala Lonsum Lengkap

e. Clarifier Tank.

Clarifier tank berfungsi untuk memisahkan antara crude oil dengan sludge

dengan cara pengendapan. Clarifier tank dilengkapi dengan alat pengaduk

yang berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan minyak, temperatur

dijaga tetap pada suhu 95º C. Minyak pada lapisan atas meluap melalui

skimmer ke bagian clean oil sedangkan sludge turun melalui under flow

menuju vibrating screen sludge.

f. Clean Oil Tank.

Clean oil yang berasal dari clarifier tank ditampung di clean oil tank. Minyak

yang ditampung ini masih mengandung air dan kotoran sehingga dilakukan

pengendapan dengan melakukan drain down clean oil tank setiap 1 jam sekali.

Kandungan air bersih (VM) pada clean oil tank sebesar 0,79 % dan kotoran

0,061 %.

g. Float Tank.

Float tank berfungsi untuk menstabilkan air untuk feeding pada vacuum drier,

agar vacuum drier tidak hanya akan menghisap udara.

h. Vacuum Drier.

Pada vacuum drier dilakukan pemisahan air dari crude oil yang masih

mengandung kadar air setelah dari float tank yang dihisap dengan bantuan

vacuum pump sehingga air terhisap dan keluar menuju hot water tank.

Sedangkan minyak murni keluar dari bottom vacuum drier yang kemudian

dipompakan ke storage tank melalui extraction pump.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Makala Lonsum Lengkap

i. Storage Tank.

Minyak yang dipompakan dengan transfer pump ditampung didalam storage

tank yang berupa CPO produksi dari pabrik sebelum dikirimkan kepada

customer. Pada tangki ini, CPO dijaga pada suhu ± 55º C dengan tujuan agar

tidak cepat beku.

j. Vibrating Screen Sludge.

Fungsi dari vibrating screen sludge hampir sama vibrating screen, tetapi

digunakan untuk menyaring sludge yang masih mengandung kotoran-kotoran

padat. Vibrating screen sludge yang digunakan bertipe single deck (satu kali

penyaringan) dengan saringan 30 mesh. Selanjutnya dipompakan ke sludge

tank.

k. Sludge Tank.

Sludge yang telah tersaring dari vibrating screen sludge dan masih

mengandung minyak ditampung dalam sludge tank untuk sementara sebelum

dipompakan ke sand cyclone. Sludge dipanaskan pada suhu 95º C dengan

menggunakan steam coil.

l. Sand Cyclone.

Pada sand cyclone, pasir yang terikut pada sludge dari sludge tank dipisahkan

dengan rutin setiap 15 menit. Pasir yang terpisahkan jatuh ke bawah dan

ditampung dengan sand collecting tank. Sludge yang bersih keluar dari bagian

atas dan dialirkan ke balance tank untuk didistribusikan ke sludge centrifuge.

m. Balance Tank.

Sludge yang keluar dari sand cyclone ditampung sementara kedalam balance

tank sebelum didistribusikan ke 6 unit sludge centrifuge. Balance tank

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Makala Lonsum Lengkap

ditempatkan pada posisi tinggi agar memudahkan pengaliran sludge, sehingga

sludge pada centrifuge selalu dalam keadaan penuh.

n. Sludge Centrifuge.

Sludge centrifuge berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terdapat

pada sludge. Dengan adanya gaya gerak vertikal sentrifugal maka minyak

akan terkumpul ditengah dan akan mengalir ke reclaimed oil tank yang

kemudian dipompakan ke DCO tank untuk didaur ulang, sedangkan sludge

akan keluar melewati nozzle dan keluar dari sludge centrifuge menuju sludge

pit.

o. Sludge Pit.

Sludge yang keluar dari centrifuge dialirkan ke sludge pit untuk ditampung

sementara dan sebelum dialirkan kembali ke kolam limbah. Minyak pada

lapisan atas meluap melalui skimmer dan dialirkan ke DCO tank untuk didaur

ulang, sedangkan sludge turun melalui under flow menuju bak sludge pit

kedua sebelum dialirkan menuju sediment pond.

2.6. Standard Mutu Bahan/Produk

Jenis FFB (Fresh Fruit Bunch) digolongkan berdasarkan pada jumlah

buah yang telah brondol. Jenis FFB ini nantinya akan menjadi standar mutu

bahan/produk. Jenis-jenis FFB dikelompokkan ke dalam 10 kategori FFB, yaitu :

1. Buah Immature (0%).

Keadaan buah yang masih hitam dan keras, tidak ada brondolan yang lepas

dari janjang.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Makala Lonsum Lengkap

2. Buah Unripe (0%).

Keadaan buah yang mentah dan brondolan yang lepas dari janjang kurang dari

10 brondolan.

3. Buah Under Ripe (20%).

Keadaan buah yang mengkal dengan kurang dari 10-24 brondolan yang lepas

dari janjang.

4. Buah Normal Ripe (75%).

Keadaan buah yang telah matang dengan lebih dari 25 brondolan yang lepas

dari janjang.

5. Buah Over Ripe (2%).

Yaitu buah dengan brondolan yang lepas 75% atau masih tertinggal 25%.

6. Buah Rotten (2%).

Buah yang seluruhnya atau sebagian dari janjangan telah lembek, dengan

warna yang hitam dan berbau. Buah ini mengandung FFA (Free Fat Acidity)

tinggi. Keadaan brondolan tinggal 10%.

7. Buah Abnormal (0%).

Keadaan buah janjang pecah.

8. Buah Bruissed (0%).

Keadaan buah yang memar dan teroksidasi, buah ini juga mengandung asam

lemak bebas (FFA) yang tinggi.

9. Empty Bunch (0%).

Keadaan buah yang telah 90% lebih brondolan yang lepas.

10. Long Stalk (1%).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Makala Lonsum Lengkap

Keadaan tangkai janjang yang panjangnya lebih dari 2,5 cm, hal ini

mempengaruhi penambahan berat pada saat penimbangan dan menimbulkan

looses pada saat perebusan.

2.7. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada PKS Begerpang POM adalah sebagai

berikut :

1. Bahan Baku.

Bahan baku merupakan semua bahan yang ikut dalam proses produksi dan

ikut menyatu dalam produk akhir, karena sifat dan bentuknya akan mengalami

perubahan fisik maupun kimiawi dan memiliki persentase yang besar

dibandingkan bahan-bahan lainnya.

Bahan baku di Bergepang POM adalah jenis kelapa sawit Tenera. Tenera

adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai bentuk buah agak lonjong,

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Tebal daging buah (Pericarp) : 4 – 10 mm

b. Tebal cangkang : 79 – 80 mm

c. Pericarp terhadap buah (%) : ± 100 %

d. Inti terhadap buah (%) : 8 – 10 %

2. Bahan Penolong.

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang berfungsi dalam membantu

proses produksi berlangsung, karena dalam produk akhir bahan ini tidak

dijumpai atau memiliki persentase yang sangat kecil pada produk akhir. Pada

Begerpang POM digunakan 2 macam bahan penolong, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Makala Lonsum Lengkap

a. Air.

Air yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah untuk proses

pengolahan sebagai sumber uap. Kadar akhir dari air yang diharapkan

pada minyak yang dihasilkan sebesar < 0,3 %.

b. Uap.

Fungsi uap memegang peranan sangat penting dalam pabrik kelapa sawit,

karena beberapa proses produksi menggunakan uap. Uap di suplai dari

boiler yang digunakan untuk memutar turbin uap dengan tekanan ± 30

kg/cm2 dan sisanya digunakan untuk keperuluan proses produksi.

2.8. Mesin dan Peralatan

Mesin yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang mendukung proses

produksi yang membutuhkan penggerak (motor). Sedangkan peralatan adalah

semua pendukung proses yang tidak membutuhkan penggerak.

2.8.1. Mesin Produksi

Berikut adalah spesifikasi mesin-mesin produksi yang berada pada

Begerpang POM untuk setiap stasiun :

1. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station).

a. Sterilizer.

Fungsi : merebus buah untuk memudahkan lepasnya buah

dari tandannya, melunakkan daging buah dan

mengurangi kadar air.

Kapasitas : 5 lorry atau 50 ton FFB

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Makala Lonsum Lengkap

Jumlah : 2 unit

2. Stasiun Pembantingan (Thresing Station).

a. Thresing.

Fungsi : memisahkan loose fruit dari bunch dengan cara

pembantingan.

Kapasitas : 50 ton FFB/jam

Jumlah : 2 unit

b. Empty Bunch Crusher.

Fungsi : menghancurkan empty bunch sehingga

memudahkan pemisahan lebih lanjut loose fruit

yang masih melekat pada bunches.

Kapasitas : 30-80 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

3. Stasiun Pengepresan (Press Station).

a. Digester.

Fungsi : melumatkan brondolan sehingga daging buah

terpisah dari biji.

Kapasitas : 15 ton/jam

Jumlah : 3 unit

b. Screw Press.

Fungsi : memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging

buah.

Kapasitas : 20 ton/jam

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Makala Lonsum Lengkap

Jumlah : 3 unit

4. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station).

a. Ripple Mill.

Fungsi : memecahkan shell untuk mengeluarkan kernel.

Kapasitas : 6 ton/jam

Jumlah : 3 unit

b. Depericarper.

Fungsi : memisahkan fibre dari nut.

Kapasitas : 50 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

c. Fibre Cyclone.

Fungsi : menghisap fibre.

Jumlah : 1 unit

Merk / Tipe : Novenco, CBS-900/70/R

d. Polishing Drum.

Fungsi : membersihkan fibre yang masih melekat pada nut.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

e. Destoner Nut Separating Column.

Fungsi : memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat pada

Nut.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Makala Lonsum Lengkap

f. Nut Grading Drum.

Fungsi : memisahkan nut menurut besarnya diameter nut.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

g. Winnowing System.

Fungsi : memisahkan kernel dari shell.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 2 unit

h. Claybath.

Fungsi : memisahkan broken kernel.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

5. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station).

a. Vibrating Screen.

Fungsi : menyaring minyak dari sebut, ampas, dan pasir.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 3 unit

b. Vacuum Drier.

Fungsi : memisahkan air dari crude oil yang masih

mengandung kadar air.

Kapasitas : 12 m3/jam

Jumlah : 1 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Makala Lonsum Lengkap

c. Vibrating Screen Sludge.

Fungsi : menyaring minyak dari sludge yang masih

mengandung kotoran-kotoran padat.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

d. Sand Cyclone.

Fungsi : memisahkan pasir halus dari sludge.

Kapasitas : 30 ton/jam

Jumlah : 2 unit

e. Sludge Centrifudge.

Fungsi : memisahkan minyak yang masih terdapat pada

sludge.

Kapasitas : 60 ton/jam

Jumlah : 5 unit

2.8.2. Peralatan

Peralatan yang mendukung kelancaran proses produksi pada Begerpang

POM untuk setiap stasiun adalah sebagai berikut :

1. Stasiun Penerimaan Buah (Reception Station).

a. Jembatan Timbang.

Fungsi : untuk mengukur berat bersih (netto) FFB.

Dimensi : 5000 mm x 3000 mm x 1000 mm

Kapasitas : 40 ton

Jumlah : 2 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Makala Lonsum Lengkap

b. Loading Ramp.

Fungsi : untuk menerima dan menampung FFB sementara

sebelum dimasukkan ke dalam lorry untuk

direbus.

Dimensi : 5300 mm x 3000 mm x 3250 mm

Kemiringan : 25 – 40°

Kapasitas : 15 ton FFB/pintu.

Jumlah : 20 pintu

c. Lorry.

Fungsi : mengangkut FFB dari loading ramp ke tempat

perebusan FFB.

Dimensi : 5400 mm x 1800 mm x 1220 mm

Kapasitas : 10 ton/unit

Jumlah : 33 unit

d. Transfer Cariage.

Fungsi : untuk memindahkan lorry dari jalur rel satu ke rel

yang lain.

Jumlah : 2 unit

Kapasitas : 10 ton/unit

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Makala Lonsum Lengkap

2. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station).

a. Capstand.

Fungsi : menarik lorry keluar dan masuk ke sterilizer

Dimensi : 2600 mm x 1200 mm

Jumlah : 6 unit

3. Stasiun Pembantingan (Treshing Station).

a. Tippler.

Fungsi : mengeluarkan tandan buah sawit yang telah

direbus dengan cara memutar lorry 360° ke bak

hopper.

Kapasitas : 10 ton

Jumlah : 1 unit

b. Bunch Conveyor.

Fungsi : membawa fruit bunch ke tresher 1.

Kapasitas : 50 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

c. Top Distributing Bunch Conveyor.

Fungsi : membawa fruit bunch ke tresher 1.

Kapasitas : 50 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

d. Hard Bunch Recyling Conveyor.

Fungsi : membawa empty bunch dari tresher 1 ke empty

bunch crusher.

Panjang : 6000 mm

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Makala Lonsum Lengkap

Jumlah : 1 unit

e. Fruit Conveyor.

Fungsi : sebagai alat pengangkut fruit.

Jumlah : 2 unit

f. Empty Bunch Scrapper Conveyor.

Fungsi : mengangkut empty bunch menuju ke empty bunch

press.

Jumlah : 1 unit

g. Empty Bunch Hopper.

Fungsi : penyimpanan sementara empty bunch.

Kapasitas : 100 ton empty bunch

Jumlah : 1 unit

4. Stasiun Pengepressan (Press Station).

a. Loose Fruit Elevator.

Fungsi : sebagai alat pengangkut fruit.

Kapasitas : 50 ton FFB/jam

Jumlah : 2 unit

b. Top Distributing Fruit Conveyor.

Fungsi : sebagai alat pendistribusian loose fruit.

Jumlah : 1 unit

c. Sand Trap Tank

Fungsi : memisahkan pasir dari minyak kasar (crude oil)

Kapasitas : 5,4 m3 pasir

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Makala Lonsum Lengkap

Jumlah : 1 unit

5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Station).

a. Cake Breaker Conveyor.

Fungsi : mengaduk-aduk ampas dari screw press dengan

cara berputar sambil mendorong ampas ke ujung

talang untuk memisahkan biji dan serabut

dipemisah biji.

Kapasitas : 45 ton FFB/jam

Jumlah : 1 unit

b. Nut Hopper.

Fungsi : tempat penyimpanan sementara sebelum nut

diolah.

Kapasitas : 27 m3 Nut

Jumlah : 1 unit

c. Cracked Mixture Elevator.

Fungsi : mengangkut nut dari riplle mill ke Winnowing

System I.

Kapasitas : 8 ton/jam

Jumlah : 1 unit

d. Wet Kernel Elevator.

Fungsi : mengangkut kernel menuju kernel dryer silo.

Kapasitas : 8 ton/jam

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Makala Lonsum Lengkap

Jumlah : 1 unit

e. Kernel Dryer Silo.

Fungsi : mengeringkan kernel.

Kapasitas : 88 m3

Jumlah : 2 unit

f. Kernel Bulking Silo.

Fungsi : tempat penyimpanan kernel sebelum dikirim

kepada konsumen.

Kapasitas : 300 ton

Jumlah : 1 unit

6. Stasiun Klarifikasi (Clarification Station).

a. Sand Trap Tank.

Fungsi : memisahkan pasir dengan minyak.

Kapasitas : 5,4 m3

Jumlah : 1 unit

b. DCO Tank.

Fungsi : penyimpanan sementara crude oil.

Kapasitas : 9 m3

Jumlah : 1 unit

c. Distribution Tank.

Fungsi : menerima crude oil dari DCO tank dan

mendistribusikannya ke clarifier tank.

Kapasitas : 1,5 m3

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Makala Lonsum Lengkap

Jumlah : 1 unit

d. Clarifier Tank.

Fungsi : memisahkan crude oil dengan sludge.

Kapasitas : 170 m3

Jumlah : 2 unit

e. Clean Oil Tank.

Fungsi : mengendapkan kotoran dan air yang masih

terkandung didalam minyak.

Kapasitas : 28 m3

Jumlah : 1 unit

f. Float Tank.

Fungsi : menstabilkan air untuk feeding pada vacuum

dryer.

Kapasitas : 6 m3

Jumlah : 1 unit

f. Oil Extraction (Transfer) Pump.

Fungsi : memompa minyak kedalam storage tank.

Jumlah : 1 unit

g. Storage Tank.

Fungsi : penyimpanan CPO sebelum dikirim kepada

konsumen.

Kapasitas : 1000 ton

Jumlah : 4 unit

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Makala Lonsum Lengkap

h. Sludge Tank.

Fungsi : menampung sludge dari hasil pemisahan ditangki

vibrating screen sludge.

Kapasitas : 28 m3

Jumlah : 2 unit

i. Balance Tank.

Fungsi : penampungan sludge sementara sebelum

didistribusikan ke sludge centrifudge.

Kapasitas : 6 m3

Jumlah : 1 unit

j. Sludge Pit.

Fungsi : penampungan sementara sludge sebelum dialirkan

ke waste treatment.

Kapasitas : 289 m3

Jumlah : 1 unit

2.8.3. Utilitas

Utilitas merupakan unit pendukung yang digunakan dalam proses

produksi. Adapun unit pendukung yang digunakan pada PKS Begerpang POM

antara lain :

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Makala Lonsum Lengkap

1. Boiler.

Fungsi : sebagai tempat penghasil uap (steam) untuk

menggerakkan turbin uap dan memenuhi

kebutuhan steam dari alat-alat yang dipakai

seperti untuk sterilizer.

Merk : VICKERS

Jumlah : 2 unit

Temperatur steam : 29,42 kg/cm2 / 3500 C

Konsumsi bahan bakar : 7,65 kg/jam

Jenis bahan bakar : fiber 76 % dan cangkang 24 %.

2. Turbin Uap.

Fungsi : mengubah tenaga uap menjadi tenaga listrik.

Power : 1800 Kwh

Putaran : 1500 rpm

Inlet Temp (stand) : 210 o C

Inlet Temp (max) : 213 o C

Inlet Press (stand) : 18,5 kg/cm2

Inlet Press (max) : 19,5 kg/cm2

Merk : NADROWSKI

Buatan : TUTHILL GmbH

Type : C50 S 11 6 Vs

Excitation : 51,1 V

Frekuensi : 50 Hz

Fasa : 3

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Makala Lonsum Lengkap

Aux Excitation : 166 V

Frekuensi Aux : 200 Hz

Coolant : 45° C

Jumlah : 2 unit

3. Genset.

a. Model No. 512 DFGB

Serial No. HS 220423/3

b. Model No. 128 DGFA

Serial No. IS 220491/1

Rated Power KWH :

- Prime : 128 Kwh

- Standby : 145 Kwh

Rated Power KVA :

- Prime : 160 KVA

- Standby : 181 KVA

Voltage : 220/380 V

Frequency : 50 Hz

Rotating Speed : 1500 rpm

Merk : Cummins Power Generation

c. Model No. HT 855G4

Serial No. P2072/1

Voltage : 225 V

Frequency : 50 Hz

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Makala Lonsum Lengkap

Rotating Speed : 1500 rpm

Merk : Cummins Power Generation

Rated Power KWH : 311 Kw

Rated Power KVA : 342 KVA

4. Water Treatment Station.

Air merupakan salah satu bagian penting untuk mendukung proses

pengolahan produksi maupun keperluan lainnya. Selain untuk proses, air ini juga

digunakan untuk keperluan :

- Air domestik, yaitu air yang digunakan diluar kegiatan pabrik (untuk kantor

dan perumahan).

- Air proses, yaitu air yang digunakan didalam boiler untuk menghasilkan steam

dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses.

Adapun proses pengolahan air yang dilakukan di Begerpang POM adalah

sebagai berikut :

a. Water Intake.

Pada water intake dilakukan pemompaan air dari sungai Kalitawang dengan

raw water intake pump dan kemudian dipompakan ke sediment tank melalui

raw water pump.

b. Sediment Tank.

Sediment tank atau bak pengendapan awal bertujuan untuk mengendapkan zat

padatan yang terikut aliran air. Pengendapan awal ini dilakukan tanpa

menambahkan bahan-bahan kimia. Bila endapan yang terakumulasi telah

banyak maka endapan dibuang dengan membuka kran untuk blow down yang

terletak disamping kolam. Volum sediment tank 288 m3.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Makala Lonsum Lengkap

c. Clarifier Tank.

Air yang keluar dari sediment tank akan dipompakan menuju clarifier tank

dengan water reservoir pump sambil diinjeksikan bahan kimia yang telah

ditentukan dosisnya oleh laboratorium. Titik injeksi bahan kimia :

1. Titik injeksi Aluminium Sulfat (Al2SO4), sebagai koagulasi. Koagulasi

berguna untuk proses pembentukan flok.

2. Titik injeksi Soda Ash, berguna untuk menyesuaikan tingkat pH.

3. Titik injeksi Nalco 8173, berguna untuk menyatukan partikel-partikel yang

sudah saling berdekatan (flok).

Air umpan akan masuk ke clarifier tank dengan aliran berputar melalui bagian

bawah untuk membantu pengendapan flok-flok yang telah terbentuk dan

dibuang melalui keran pembuangan lumpur. Air kemudian akan dialirkan ke

reservoir tank.

d. Reservoir Tank.

Pada reservoir tank dilakukan penampungan air secara sementara dari clarifier

sebelum air dialirkan ke sand filter dan juga dilakukan pengendapan flok yang

masih terikut didalam air. Volume reservoir tank 288 m3.

e. Sand Filter.

Pada sand filter, air yang masuk masih mengandung padatan tersuspensi

sehingga disaring dengan pasir-pasir halus/kwarsa. Partikel-partikel padatan

akan tertahan dipermukaan pasir. Back wash dilakukan dengan cara

mengalirkan air dari bawah ke atas untuk memecah kepadatan pasir serta

membuang padatan yang menempel dipasir. Kapasitas sand filter sebesar 60

m3/jam dan berjumlah 2 tangki.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Makala Lonsum Lengkap

f. Water Tower Tank.

Berfungsi untuk menampung air dari sand filter. Water tower tank berjumlah

2 tangki dan berkapasitas 56 m3, yaitu tangki pertama berfungsi menyediakan

air untuk keperluan domestik. Sedangkan tangki kedua untuk penyediaan air

untuk keperluan proses pabrik.

g. Kation Tank.

Kation tank berfungsi untuk menghilangkan hardness dan natrium dari air.

h. Anion Tank.

Anion tank berfungsi untuk menghilangkan silica, sulfat, klorida dan kabonat.

i. Demint Water Tank.

Air yang selesai diproses di anion tank masuk ke demint water tank (140 m3)

dengan pH 7-8. Demint water tank berfungsi untuk penyimpanan sementara

sebelum dipompakan ke termal deaerator tank.

j. Termal Deaerator Tank.

Merupakan tangki pemanas air dari demint water tank, maka air yang berasal

dari tangki demint dipanaskan hingga 90º C dengan injeksi steam dari BPV

(Back Pressure Vessel) untuk menyeimbangkan pH serta menghilangkan

kadar O2 yang dapat menimbulan korosi (karatan) pada boiler. Air yang telah

dipanaskan digunakan sebagai air umpan pemanas pada boiler.

k. Feed Water Tank.

Feed water tank merupakan tangki penampungan sementara sebelum

digunakan sebagai air umpan boiler, dengan fungsi untuk mempertahankan

kondisi suhu pada air 90ºC.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Makala Lonsum Lengkap

5. Bengkel (Workshop).

Bengkel (Workshop) pada PKS Begerpang POM adalah untuk melakukan

perbaikan serta maintenance pada mesin-mesin dan peralatan pada lantai produksi

yang mengalami kerusakan ringan maupun berat. Kegiatan maintenance

dilakukan setiap pagi hari dan sebelum jam kerja kedua. Bengkel ini dilengkapi

dengan beberapa mesin antara lain :

a. Mesin bubut yang berukuran besar dan kecil,

b. Mesin las,

c. Mesin frais,

d. Mesin gerinda,

e. mesin potong, dan lain sebagainya.

6. Laboratorium.

Laboratorium pada PKS Begerpang POM digunakan untuk melakukan

kegiatan penganalisaan yang antara lain :

a. Analisa Mutu CPO.

b. Analisa Mutu Kernel.

c. Analisa Losses Oil.

d. Analisa Kernel Losses.

e. Analisa Mutu Air Boiler.

f. Analisa Mutu Limbah.

2.9. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi pada intinya menggambarkan batasan-batasan,

wewenang, dan tanggung jawab dan memperlihatkan susunan fungsi-fungsi,

departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Makala Lonsum Lengkap

kerja baik secara horisontal maupun vertikal serta menunjukkan hubungan suatu

kerja sama.

Maka Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama

untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Dengan adanya organisasi, setiap tugas

dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok

secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan

manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu

tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi merupakan bagian yang penting dalam

pendirian suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya perusahaan, sehingga

pendistribusian tugas, dan tanggung jawab serta hubungan antara satu orang

dengan yang lain menjadi jelas.

Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM, struktur

organisasi yang digunakan adalah lini fungsional yang merupakan suatu bentuk

struktur organisasi, karena kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis

dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya berdasarkan tugas

masing-masing. Begerpang POM merupakan salah satu cabang dari PT. PP.

London Sumatra Indonesia Tbk, yang berpusat di Medan. Kendali operasi

dilaksanakan dari pusat dan dewan direksi yang berkedudukan di Medan,

Sumatera Utara. Berikut ini gambar struktur organisasi PT. PP. London Sumatra

Indonesia Tbk Begerpang POM pada Gambar 2.2.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Makala Lonsum Lengkap

Ket : Hubungan lini

Fungsional

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Begerpang Palm Oil Mill

2.10. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM memiliki

pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yaitu :

Mill

Manager

Shift Coordinator

Shift Engineer

Shift Engineer

Daily

Maintenance Engineer

Go down Master

Assistant Compost

Security

Shift Foreman

Adminitrasi

Shift Foreman

Head

Laboratory

Compost Foreman

Maintenance

Foreman

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Makala Lonsum Lengkap

1. Mill Manager.

a. Mengadakan pertemuan mingguan dengan staf mengenai pelaksanaan

hasil kerja.

b. Menyetujui dan menandatangani permintaan material sesuai program kerja

yang ditetapkan.

c. Menyetujui dan menandatangani dokumen keuangan.

d. Menyetujui dan menandatangani permintaan komponen sesuai kebutuhan.

e. Menyelenggarakan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan maupun

tertib administrasi guna penunjang proses pendapatan yang akurat dan

handal.

f. Mempunyai garis komando langsung (line function).

g. Mengkoordinir penyusunan rancangan anggaran belanja (RAB) tahunan.

2. Maintenance Engineer.

a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.

b. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan mesin-mesin

pengolahan dipabrik.

c. Mengawasi, mengamati dan meneliti pengoperasian peralatan instalasi

atau mesin yang dioperasikan untuk mencapai kapasitas pabrik.

d. Membuat daftar permintaan barang-barang atau spare part dipabrik.

e. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila ada masalah yang

berhubungan dengan teknik.

3. Shift Coordinator.

a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.

b. Membantu Mill Manager melaksanakan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Makala Lonsum Lengkap

c. Mengkoordinasi bagian office, laboratorium, dan sekuritas serta daily.

4. Shift Engineer.

a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.

b. Bertanggung jawab dan mengawasi secara langsung kelancaran produksi.

c. Memberikan instruksi baik kepada mandor ataupun karyawan.

d. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet, penerimaan buah,

kualitas, Kuantitas loose atau kehilangan dalam proses pengolahan.

e. Bertanggung jawab atas bagian-bagian :

f. Proses produksi.

g. Power plant.

h. Ketel uap (Boiler).

5. Assistant Compost.

a. Bertanggung jawab kepada Mill Manager.

b. Bertanggung jawab atas pengolahan kompos.

c. Membimbing bawahan.

2.11. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktifitas kerja

pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM dibagi atas 3 jenis

tenaga kerja sebagai berikut :

1. Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja yang diangkat dan diberhentikan

berdasarkan keputusan direksi.

2. Tenaga kerja honorer, yaitu tenaga kerja yang diangkat dan diberhentikan

berdasarkan keputusan kepala cabang.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Makala Lonsum Lengkap

3. Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan bila

adanya borongan dan waktu kerjanya tidak ditentukan.

Keseluruhan dari jumlah tenaga kerja Begerpang POM mencapai 140,

sedangkan tenaga kerja borongan berfluktuasi berdasarkan kebutuhan dari

perusahaan akan tenaga kerja. Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja PKS

Begerpang POM saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Begerpang POM

No. Keterangan Jumlah

1. Mill Manager 1

2. Assistant Maintenance 1

3. Assistant Compost 1

4. Shift Coordinator 1

5. Shift Engineer 2

6. Administrasi 7

7. Security 9

8. Maintenance and Godown 21

9 Pengolahan Kompos 21

10 Laboratorium 8

11 Daily 32

12 Shift Foreman 36

Total 140

Sumber : PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk Begerpang POM

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Makala Lonsum Lengkap

Adapun jam kerja pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Begerpang POM adalah sebagai berikut :

a. Jam kerja bagi karyawan kantor.

Senin-Jumat : 07.00-14.30 WIB

Sabtu : 07.00-12.00 WIB

b. Jam kerja bagi karyawan produksi.

Shift I : 07.00-17.00 WIB

Shift II : 17.00-24.00 WIB

2.12. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Sistem pengupahan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk

Begerpang POM adalah sistem pengupahan yang dibayar setiap satu bulan sekali

bagi karyawan.

1. Upah bulanan.

Upah ini diberikan kepada tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung,

yang diberikan pada hari pertama setiap bulan sesuai dengan jabatan dan jenis

pekerjaannya masing-masing.

2. Upah lembur.

Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja biasa.

Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin

perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran. Besarnya upah lembur

sebesar dua kali lipat dari upah bulanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Makala Lonsum Lengkap

Kesejahteraan umum bagi karyawan merupakan hal yang sangat penting

karena mempengaruhi produktivitas karyawan. Adapun fasilitas-fasilitas yang

disediakan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Perumahan bagi staf, karyawan dan keluarganya, yang berada dilokasi

perkebunan sekitar.

2. Sarana kesehatan.

3. Sarana Pendidikan.

4. Sarana Olahraga.

5. Sarana rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun dilokasi lingkungan pabrik.

Universitas Sumatera Utara