Makala Hhh
-
Upload
dede-praja -
Category
Documents
-
view
56 -
download
0
Transcript of Makala Hhh
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk
dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Dalam daerah indikator ini
penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan
datang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung
secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa.
Pembangunan dan pengembangan harus berjalan sesuai dengan
kebijakan publik yang telah disusun sebelumnya. Kebijakan publik yang
disusun harus mencakup kepentingan dari seluruh masyarakat (Miraza,
2005). Di sisi lain pembangunan yang berkesinambungan harus dapat
memberi tekanan pada mekanisme ekonomi sosial, politik dan kelembagaan,
baik dari sektor swasta maupun pemerintah, demi terciptanya suatu perbaikan
standar hidup masyarakat secara cepat.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
1
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Maksud dari pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal
ini didasari oleh 3 (tiga) alasan, yaitu:
1. Penduduk selalu bertambah. Bertambahnya jumlah penduduk ini berarti
angkatan kerja juga selalu bertambah. Pertumbuhan ekonomi akan
mampu menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Jika
pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan lebih kecil daripada
pertumbuhan angkatan kerja, hal ini mendorong terjadinya pengangguran.
2. Selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus
selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
3. Usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui
retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai
dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang
berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi daerah.
2
1.2 Perumusan Masalah
Berdsarkan uraian di atas terdapat rumusan masalah yang dapat diambil
sebagai kajian dalam makalah ini, yang menjadi pokok permasalahan dalam
penulisan makalah ini adalah “Bagaimana Perbedaan antara Pertumbuhan
Ekonomi dengan Pembangunan Ekonomi”.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
2.1.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan kemampuan perekonomian di sebuah wilayah dalam
memproduksi barang dan jasa-jasa merupakan definisi pertumbuhan ekonomi
secara umum. Jika di kaji lebih mendalam pertumbuhan ekonomi dapat di artikan
salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang
pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekomian
akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode
tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses
penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses
ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor
produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan
ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi juga akan meningkat.
Perlu diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi berbeda dengan
pembangunan ekonomi, kedua istilah ini mempunyai arti yang sedikit
berbeda. Keduanya memang menerangkan mengenai perkembangan
ekonomi yang berlaku. Tetapi biasanya, istilah ini digunakan dalam konteks
yang berbeda. Pertumbuhan selalu digunakan sebagai suatu ungkapan umum
yang menggambarkan tingkat perkembangan sesuatu negara, yang diukur
4
melalui persentasi pertambahan pendapatan nasional riil. Istilah pembangunan
ekonomi biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara
berkembang.
Dengan kata lain dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ahli
ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan
nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya
kepada usaha merombak sektor pertanian yang tradisional, masalah
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan pembagian
pendapatan (Sukirno, 2006:423).
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan
John Stuart Mill. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan
kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Mereka lebih menaruh
perhatiannya pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi. Mereka asumsikan luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi
tidak mengalami perubahan.
Menurut teori ini, pada mulanya pertambahan penduduk akan
menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika jumlah penduduk
terus bertambah maka hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan
mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami
penurunan, dan akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita.
5
2. Teori Pertumbuhan Neo-klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow
(1970) dan T.W. Swan (1956). Model Solow-Swan menggunakan unsur
pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya
output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar
adalah dimasukkannya unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu,
Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan
adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L).
Dengan demikian, syarat-syarat adanya pertumbuhan ekonomi yang
baik dalam model Solow-Swan kurang restriktif disebabkan kemungkinan
substitusi antara tenaga kerja dan modal. Hal ini berarti ada fleksibilitas dalam
rasio modal-output dan rasio modal-tenaga kerja.
Teori neo-klasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan
agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dalam
keadaan pasar sempurna, perekonomian bisa tumbuh maksimal. Sama
seperti dalam ekonomi model klasik, kebijakan yang perlu ditempuh adalah
meniadakan hambatan dalam perdagangan, termasuk perpindahan orang, barang,
dan modal. Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, dan tenaga
kerja, dan perlunya penyebarluasan informasi pasar. Harus diusahakan
terciptanya prasarana perhubungan yang baik dan terjaminnya keamanan,
ketertiban, dan stabilitas politik. Analisis lanjutan dari paham neoklasik
menunjukkan bahwa untuk terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap
(steady growth ), diperlukan suatu tingkat saving yang tinggi.
6
3. Teori Schumpeter
Teori ini menekankan pada inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha
dan mengatakan bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha
(enterpreneurship) dalam masyarakat yang mampu melihat peluang dan berani
mengambil risiko membuka usaha baru, maupun memperluas usaha yang
telah ada. Dengan pembukaan usaha baru dan perluasan usaha, tersedia
lapangan kerja tambahan untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah
setiap tahunnya.
Selanjutnya Schumpeter menyatakan bahwa jika tingkat kemajuan suatu
perekonomian semakin tinggi maka keinginan untuk melakukan inovasi
semakin berkurang, hal ini disebabkan oleh karena masyarakat telah merasa
mencukupi kebutuhannya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan
semakin lambat jalannya dan pada akhirnya tercapai tingkat keadaan tidak
berkembang (stationary state).
Namun keadaan tidak berkembang yang dimaksud di sini berbeda
dengan pandangan klasik. Dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak
berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Sedangkan
dalam pandangan klasik, keadaan tidak berkembang terjadi pada waktu
perekonomian berada pada kondisi tingkat pendapatan masyarakat sangat
rendah.
4. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Teori ini dikembangkan hampir pada waktu yang bersamaan
oleh Roy F. Harrod (1984) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di
7
Amerika Serikat. Mereka menggunakan proses perhitungan yang berbeda
tetapi memberikan hasil yang sama, sehingga keduanya dianggap
mengemukakan ide yang sama dan disebut teori Harrod-Domar. Teori ini
melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihatnya dalam jangka pendek
(kondisi statis), sedangkan Harrod-Domar melihatnya dalam jangka panjang
(kondisi dinamis). Teori Harrod-Domar didasarkan pada asumsi :
a. Perkonomian bersifat tertutup.
b. Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan.
c. Proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant return to
scale).
d. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama
dengan tingkat pertumbuhan penduduk.
Model ini menjelaskan dengan asumsi supaya perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang kuat (steady growth) dalam jangka panjang.
Asumsi yang dimaksud di sini adalah kondisi dimana barang modal telah
mencapai kapasitas penuh, tabungan memiliki proposional yang ideal dengan
tingkat pendapatan nasional, rasio antara modal dengan produksi (Capital
Output Ratio/COR) tetap perekonomian terdiri dari dua sektor (Y = C + I).
Berdasarkan asumsi-asumsi khusus tersebut, Harrod-Domar membuat
analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap
(seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar hanya bisa tercapai apabila
terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut.
8
g = K = n
Dimana :
G = Growth (tingkat pertumbuhan output)K = Capital (tingkat pertumbuhan modal)N = Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
5. Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi
Teori ini dimunculkan oleh Prof. W.W. Rostow yang memberikan
lima tahap dalam pertumbuhan ekonomi. Analisis ini didasarkan pada
keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai sebagai akibat dari
timbulnya perubahan yang fundamental dalam corak kegiatan ekonomi, juga
dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam suatu masyarakat dan
negara. Adapun kelima tahapan tersebut adalah:
Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
Rostow mengartikan bahwa masyarakat tradisional sebagai suatu
masyarakat yang:
a. Cara-cara memproduksi yang relatif primitif dan sikap masyarakat
serta cara hidupnya yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
dicetuskan oleh cara pemikiran yang bukan rasional, tetapi oleh
kebiasaan yang telah berlaku secara turun-temurun. Tingkat
produksi yang dapat dicapai masih sangat terbatas, karena ilmu
pengetahuan dan teknologi modern belum ada atau belum digunakan
secara sistematis dan teratur.
b. Tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas per pekerja
masih sangat terbatas. Oleh sebab itu sebagian besar dari sumber-
9
sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor
pertanian. Dalam sektor ini struktur sosialnya sangat bersifat
hierarkis, sehingga mobilitas secara vertikal dalam masyarakat sedikit
sekali.
c. Kegiatan politik dan pemerintahan terdapat di daerah-daerah
dipegang oleh tuan-tuan tanah yang berkuasa, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanah
di berbagai daerah tersebut.
Tahap Prasyarat Lepas Landas
Tahap ini adalah tahap sebagai suatu masa transisi pada saat
masyarakat mempersiapkan dirinya ataupun dipersiapkan dari luar
untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk
terus berkembang (self-sustain growth). Pada tahap ini dan
sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan berlaku secara otomatis.
Tahap prasyarat lepas landas ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tahap prasyarat untuk lepas landas yang dicapai oleh negara-
negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika yang dilakukan
dengan merubah struktur masyarakat tradisional yang sudah ada.
b. Rostow bom free, yaitu prasyarat lepas landas yang dicapai Amerika
Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru, dengan tanpa harus
merombak sistem masyarakat yang tradisional, karena masyarakat
negara - negara itu terdiri dari emigran yang telah mempunyai sifat-
sifat yang diperlukan oleh masyarakat.
10
Tahap Lepas Landas (Take Off)
Adalah suatu tahap interval dimana tahap masyarakat tradisional dan
tahap prasyarat untuk lepas landas telah dilewati. Pada periode ini,
beberapa penghalang pertumbuhan dihilangkan dan kekuatan-kekuatan
yang menimbulkan kemajuan ekonomi diperluas dan dikembangkan,
serta mendominasi masyarakat sehingga menyebabkan efektivitas
investasi dan meningkatnya tabungan masyarak. Ciri-ciri tahap lepas
landas yaitu:
a. Adanya kenaikan dalam penanaman modal investasi (yang
produktif, dari 5% atau kurang, menjadi 10% dari Produk Nasional
Neto). NNP=GNP-D (penyusutan).
b. Adanya perkembangan beberapa sektor industri dengan laju
perkembangan yang tinggi.
Tahap Gerakaan ke Arah Kedewasaan (The Drive of
Maturity)
Gerakan ke arah kedewasaan diartikan sebagai suatu periode ketika
masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern dalam
mengolah sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya.
Ciri-ciri gerakan ke arah kedewasaan adalah:
a. Kematangan teknologi, dimana struktur keahlian tenaga kerja
mengalami perubahan.
b. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan.
c. Masyarakat secara keseluruhan merasa bosan dengan keajaiban
yang diciptakan oleh industrialisasi.
11
2.1.3 Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan
mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Kinerja perekonomian Indonesia dapat dilihat dari angka pertumbuhan
ekonomi yang diukur oleh laju pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB) yang
selama periode 1969-1981 mencapai tingkat rata-rata 7,7% setahun. Tetapi mulai
tahun 1982 pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kecenderungan
menurun menjadi rata-rata 4% per tahun (Yuliadi, 2009). Pertumbuhan ekonomi
dapat diketahui dengan membandingan PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt)
dengan PDRB sebelumnya (PDRB t-1)Laju.
Pertumbuhan Ekonomi ( ∆Y )=PDRBt−PDRBt−1PDRBt−1
x100 %
Ekonomi telah lama memandang beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu :
a. Tanah dan Kekayaan Alam Lain
Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun
perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari
proses pertumbuhan ekonomi. Di dalam setiap negara di mana
pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak hambatan untuk
mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor primer yaitu
sektor di mana kekayaan alam terdapat kekurangan modal, kekurangan
tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk
12
mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak, dan terbatasnya
pasar bagi berbagai jenis barang kegiatan ekonomi di lain pihak, sehingga
membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan
ekonomi.
b. Jumlah Mutu Penduduk dan Tenaga Kerja
Penduduk yang bertambah dapat menjadi pendorong maupun penghambat
pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar
jumlah tenaga kerja dan penambahan tersebut akan memungkinkan negara
tersebut menambah produksi. Selain itu pula perkembangan penduduk
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perluasan pasar yang
diakibatkannya. Besarnya luas pasar tergantung pada pendapatan dan
jumlah penduduk. Akibat buruk pertambahan penduduk pada pertumbuhan
ekonomi dapat terjadi ketika jumlah penduduk tidak sebanding dengan
faktor-faktor produksi lain yang tersedia. Ini berarti penambahan
penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan dalam
tingkat produksi ataupun kalau bertambah, pertambahan tersebut akan
lambat sekali dan tidak mengimbangi pertambahan jumlah penduduk.
c. Barang-barang modal dan tingkat ekonomi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi
pertumbuhan ekonomi, barang-barang modal yang telah bertambah
jumlahnya dan teknologi yang bertambah modern memegang peranan
yang penting sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi. Apabila
barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi
13
tidak mengalami perkembangan maka kemajuan yang akan dicapai akan
jauh lebih rendah.
d. Sistem sosial dan sikap masyarakat
Sikap masyarakat dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan
ekonomi dapat tercapai. Di sebagian masyarakat terdapat sikap masyarakat
yang dapat memberikan dorongan yang besar pada pertumbuhan ekonomi,
di antaranya sikap hemat untuk mengumpulkan lebih besar uang untuk
investasi, sikap kerja keras dan kegiatan-kegiatan mengembangkan usaha,
dan sikap yang selalu menambah pendapatan dan keuntungan. Di sisi lain
sikap masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat yang
tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara-cara
produksi yang modern dan produktivitasnya tinggi. Oleh karenanya
pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat.
e. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan
Apabila luas pasar terbatas, tidak ada dorongan kepada para pengusaha
untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya
tinggi. Karena produktivitasnya rendah maka pendapatan para pekerja
tetap rendah, dan ini selanjutnya membatasi pasar.
2.2 Pembangunan Ekonomi
2.2.1 Definisi Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi terdiri dari dua kata yaitu pembangunan dan
ekonomi. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pembangunan adalah hasil
14
pekerjaan membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang berhubungan
dengan pengolahan barang industri, pertanian dan perdagangan (Badudu, 2001).
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan
per kapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang
(Sukirno, 1996 dalam Saerofi, 2005).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pembangunan
ekonomi berarti adanya suatu proses pembangunan yang terjadi terus menerus
yang bersifat menambah dan memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi.
Adanya proses pembangunan itu diharapkan adanya kenaikan pendapatan riil
masyarakat berlangsung untuk jangka panjang.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang
terjadi terus menerus yang bersifat dinamis. Apapun yang dilakukan hakikat dari
proses dan sifat pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, jadi
bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan ekonomi
berkaitan pula dengan pendapatan perkapita riil, di sini ada dua aspek penting
yang saling berkaitan yaitu pendapatan total atau yang lebih banyak dikenal
dengan pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita berarti
pendapatan total dibagi dengan jumlah penduduk.
Secara umum permasalahan pokok pembangunan di Indonesia dalam
konteks penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2004-2009 adalah (Yuliadi, 2009):
a. Tingginya jumlah pengangguran dan penduduk miskin.
b. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM).
15
c. Kesenjangan pembangunan antar kelompok, wilayah dan daerah di
Indonesia.
d. Menurunnya kualitas sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.
e. Rendahnya penegakkan hukum dan keadilan.
f. Tingginya angka kejahatan dan masih adanya potensi konflik
horisontal.
g. Ancaman separatisme dan rendahnya kemampuan Hankam.
h. Kelembagaan demokrasi yang masih lemah.
2.2.2 Konsep Pembangunan Ekonomi
Indonesia sebagai negara yang kaya dengan SDA namun memiliki
keterbatasan dalam kualitas SDM perlu merumuskan strategi kebijakan untuk
dapat mewujudkan tiga tujuan pembangunan nasional (triple bottom line) secara
simultan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan,
pemerataan kesejahteraan kepada seluruh rakyat secara adil, dan terpeliharanya
kelestarian lingkungan dan SDA. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan
nasional tersebut perlu dirumuskan kebijakan-kebijakan pembangunan yang
mencakup (Yuliadi, 2009):
a. Peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi secara berkelanjutan
melalui penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk
menghasilkan produk yang kompetitif.
b. Implementasi tata ruang wilayah secara konsisten untuk mengembangkan
sektor pertanian dan perkebunan untuk mendukung ketahanan pangan
nasional.
16
c. Program diversifikasi pangan nasional melalui pengembangan pangan non
beras untuk meningkatkan alternatif pangan rakyat menuju swasembada
pangan.
d. Pengembangan industri manufaktur yang mengandung nilai tambah (value
added) yang tinggi sekaligus dapat menyerap tenaga kerja serta
mendorong kegiatan ekonomi terkait.
e. Pengembangan industri pendukung untuk memperkuat struktur industri
nasional yang kokoh dan stabil bagi pengembangan sektor-sektor ekonomi
terkait.
f. Peningkatan kualitas SDM melalui penguasaan dan penerapan Iptek dalam
kegiatan bisnis dan ekonomi.
g. Adanya dukungan politik (political will) dari semua unsur pemerintah
yang terkait untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan
kegiatan ekonomi.
Meningkatkan etos kerja baik pada pengusaha maupun pekerja untuk
menciptakan iklim kerja yang kondusif serta secara semultan mencegah dan
memerangi setiap praktek yang dapat merusak sistem ekonomi seperti KKN,
illegal logging, dan sebagainya Pembangunan ekonomi dipandang sebagai proses
multidimensional yang mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang
komprehensif baik ekonomi maupun non-ekonomi. Oleh sebab itu, sasaran
pembangunan yang minimal adalah:
17
a. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan
bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup seperti perumahan,
kesehatan dan lingkungan.
b. Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi
pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik,
dan perhatian yang lebih besar tehadap nilai-nilai budaya. manusiawi,
yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, akan
tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu
maupun nasional.
c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu
dan nasional dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan
ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain,
tetapi dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan.
Ada empat model pembangunan yaitu model pembangunan ekonomi yang
berorientasi pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penghapusan
kemiskinan dan model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan dasaR. Berdasar atas model pembangunan tersebut, semua itu
bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan barang-barang dan jasa,
penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan harapan
tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian
sampai batas maksimal.
18
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Pembangunan
Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi suatu Negara pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
Faktor ekonomi dan faktor nonekonomi
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mencakup sumber-sumber ekonomi dalam arti luas
1. Sumber Daya Alam (Natural Resources) Sumber daya alam mliputi
tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca,
hasil hutan, tambang dan hasil laut.
2. Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan
melalui jumlah penduduk dan kualitas penduduk. Jumlah pendudukan
yang besar merupakan pasar potensial untuk memesarkan hasil-hasil
produksi dan kualitas penduduk tinggi memungkinkan tingginya
produktivitas.
3. Sumber Daya Modal (Capital Resources)
Dengan memiliki modal, s umber-sumber ekonomi yang potensial dapat
diubah menjadi sumber daya ekonomi riil. Pembentukan modal dan
investasi ditunjukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber
daya modal berupa barang-barang modal sangat peenting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
19
barang modal selain memperlancar proses pmbangunan juga
meningkatkan produktivitas.
4. Keahlian (Expertise) atau Kewirausahaan (Entrepreneur) dan teknologi
Faktor keempat ini merupakan faktor yang paling menentukan
dibandingkan dengan tiga faktor di atas. Dengan memiliki entrepreneur
yang memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi,
pengetahuan dan teknologi serta mngkombinasikan faktor-faktor
produksi sangat membantu usaha peningkatan produksi. Pengusaan
teknologi mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
sebab dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diciptakan cara-
cara baru dalam melipatgandakan hasil produksi.
b. Faktor Non - ekonomi
1. kondisi social kultur atau social budaya yang hidup di masyarakat;
2. keadaan politik
3. sistem yang berkembang dan berlaku.
4. Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
- Pendapatan Nasional
Tingkat pendapata nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi
nasional yang tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan besar dan tingkat kesempatan kerja tinggi. Dengan demikian
pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.
20
- Pendapatan Per Kapita
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan
pendapatan per kapita. Tinggirendahnya pendapatan per kapita dapat
menggambarkan sejauh mana kemampuan penduduk untuk
mengkonsumsi barang-barang hasil produksi. Pendapatan per kapita
memberikan eetunjuk mengenai kemampuan yang dicapai oleh sebuah
Negara dalam memenuhi kebutuhan warganya.
- Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting,
jika hanya sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi,
sedangkan yang lainnya berpendapatan rendah, keberhasilan
pembangunan belumlah sempurna. Distribusi pendapatan yang timpang
atau tidak merata juga tidak bermanfaat bila ditinjau dari kemungkinan
investasi karena penduduk berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
- Peranan Sektor Industri dan Jasa
Pada umumnya semakin besar kontribusi sector industri dan jasa, maka
akan semakin maju suatu Negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan
bahwa besarnya proporsi kontribusi sector industri dan jasa merupakan
salah satu indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan ekonomi.
- Kesempatan Kerja
Apabila suatu Negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja
yang tinggi (full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat
laju perkembangan ekonominya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
21
investasi, meningkatnya lapangan kerja baru, dan berkurangnya
pengangguran.
- Stabilitas Ekonomi
Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan
dan kesempatan kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk
dalam negeri. Suatu Negara dikatakan berhasil di dalam perkembangan
ekonominya apabila mampu menjaga stabilitas ekonominya.
- Neraca Pembayaran Luar Negeri
Pada umumnya setiap Negara menginginkan agar neraca pembayaran
seimbang sebab jika neraca pembayaran mengalami deficit berpengaruh
terhadap kredibilitas Negara tersebut. Apabila Negara pembayaran
mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi
seimbang karena berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi Negara
tersebut.
2.4 Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang dan Negara
Maju
1. Perkembangan Perhatian terhadap Masalah Pembangunan Ekonomi
Perhatian terhadap pembangunan ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu
masa sebelum Perang Dunia Kedua (PD II) dan masa setelah PD II. Pada
masa sebelum Perang Dunia Kedua perhatian terhadap pembangunan
ekonomi karena beberapa sebab berikut :
a. Negara sedang berkembang pada umumnya masih sebagai Negara jajahan
22
b. Pemimpin Negara sedang berkembang lebih mencurahkan perhatiannya
untuk memperoleh kemerdekaan
c. Masalah pembangunan ekonomi belum merupakan bahasan yang populer
karena Negara penjajah lebih banyak mencurahkan perhatiannya di Negara
sendiri
Gambaran di atas berubah sejalan dengan usianya Perang Dunia II.
Berkambangnya perhatian terhadap pembangunan ekonomi terutama disebabkan
oleh beberapa hal ;
a. Keinginan Negara sedang berkembang untuk sejahtera
Hal ini ditandai oleh keinginan dan kesadaran untuk mengisi kemerdekaan
politik dengan kemajuan dan kemakmuran ekonomi. Negara berkembang
bukan saja sebagai Negara yang miskin, tetapi juga memiliki penduduk
yang banyak dan padat.
b. Keinginan dan inisiatif yang tumbuh dari Negara-negara maju karena alas
an politik, alas an kemanusian, alas an ekonomi dan alas an kerja sama.
2. Masalah Pembangunan di Negara sedang Berkembang (NSB)
Dalam melaksanakan pembangunan, Negara sedang berkembang
dihadapkan kepada berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai
berikut ;
a. Kurangnya modal dan rendahnya kualitas penduduk
Kebijakan untuk mengatasi masalah ini adalh upaya pengembangan
sumber daya manusia
23
termasuk di dalamnya adalah menumbuhkembangkan jiwa entrepreneur
dan upaya-upaya pembentukan modal.
b. Kepincangan dalam tingkat pertumbuhan antara berbagai sector ekonomi
Di Negara sedang berkembang terdapat sector ekonomi yang tumbuh
dengan pesat, namun di sisi lain ada juga yang masih tertinggal. Kebijakan
untuk mengatasi masalah ini adalah upaya untuk mengembangkan
berbagai sector kegiatan yang semakin luas.
c. Kepincangan dalam distribusi pendapatan
Kepincangan terjadi dalam pembagian pendapatan antar penduduk, antar
daerah, dan antar kota dan desa. Untuk mengatasinya perlu kebijakan dan
upaya menciptakan pembagian pendapatan yang lebih merata antar-daerah
dan antar-golongan dalam masyarakat.
d. Kelemahan kelembagaan masyarakat, sifat dan kebiasaan hidup
3. Ciri dan Pola Pembangunan Negara Sedang Berkembang
Istilah Negara sedang berkembang (developing countries) pada dasarnya
timbul sebagai konsekuensi penggolongan Negara berdasarkan tingkat
kesejahteraan. Negara sedang berkembang juga merupakan sebutan untuk Negara
yang ekonominya masih terbelakang. Istilah lain yang mengandung makna yang
sama, adalah backward nation, under developed country, Negara dunia ketiga,
dan Negara selatan-selatan.
Pada umumnya negara sedang berkembang mmiliki cirri-ciri sebagai
produsen barang-barang primer, mempunyai masalah tekanan penduduk yang
serius, sumber alam pada umumnya belum banyak diolah, penduduk yang masih
24
terbelakang, kekurangan modal dan berorientasi pada pandangan luar negeri.
Dalam membangun, Negara sedang berkembang memiliki dua pola, pertam,
masalah dan prioritas. Masalah yang dihadapi adalah usaha meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan prioritasnya bagaimana mengentaskan kemiskinan.
Kedua, mngutamakan pembangunan ekonomi. Sasaran utama pembangunan
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengembalikan harga diri
masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan pada umunya secara bertahap
sesuai dengan prioritas-prioritas yang menjadi titik berat setiap tahapan dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengubah struktur ekonomi dari
ekonomi agraris menuju ekonomi industri sesuai dengan kemampuan dan kondisi
masing-masing Negara.
4. Pembangunan Ekonomi Negara Maju
Negara maju adalah Negara industri yang pendapatan per kapitanya tinggi
( tingkat keakmuran tinggi), pembangunan ekonomi di Negara maju dapat
diartikan usaha untuk mempertahankan kemamuran yang telah dicapai. Negara
maju memiliki ciri-ciri tingkat kehidupan tinggi, memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi, melaksanakan industri pada modal, melaksanakan
produksi berteknolodi tinggi, berstruktur ekonomi industri, berorientasi pada
perdagangan internasional, mengusahakan terjadinya perluasan pasar serta
produsen barang-barang sekunder dan tersier.
Karakteristik umum Negara maju yang sekaligus sebagai faktor pendorong
untuk pembangunan ekonomi, yaitu memiliki modal yang besar, tingkat investasi
tinggi, tingkat produktivitas yang tinggi, sebagian produksi tersier (produksi jasa),
25
menguasai teknologi tinggi, kegiatan produksinya padat modal, banyak memliki
tenaga ahli serta mobilitas penduduknya tinggi.Secara garis besar pola
pembangunan di Negara maju mencakup dua hal, yaitu pola pembangunan
industri padat modal dan berteknologi tinggi serta pola perdagangan dan perluasan
pasar.
5. Sumber Pembiayaan Pembangunan
Proses pembentukan modal dalam pembangunan ekonomi merupakan
sesuatu hal yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pandangan Harrod
Dommar yang menganggap bahwa pembentkan modal merupakan kunci bagi
pertumbuhan ekonomi. Sumber dana untuk pembangunan dibedakan menjadi dua
sumber, yaitu sumber dana dalam negeri dan sumber dana luar negeri. Sumber
pembiayaan dari dalam negeri adalah sebagai berikut :
a. Tabungan sukarela Masyarakat.
Tabungan sekurela masyarakat adalah bagian dari pendapatan yang
diterima masyarakat yang dengan sukarela tidak digunakan untuk konsumsi.
Tujuan nya bermacam-macam, misalnya sekadar untuk disimpan (hourding),
ditabung di lembaga keuangan, dipinjamkan pada anggota masyarakat ang lain
serta untuk penanaman modal yang produktif dan yang tidak produktif (membeli
tanah, membeli valas). Tabungan memberikan kontribusi kepada kegiatan
pembangunan apabila digunakan untuk penanaman modal yang produktif serta
ditabung di lembaga keuangan dan dialirkan kpada pemakaian modal untuk
penanaman modal produktif.
26
b. Tabungan Pemerintah
Tabungan pemerintah adalah keseluruhan pndapatan pemerintah ( dari
pajak dan pendapatan lain) dikurangi dengan pengeluaran rutin. Untuk
meningkatkan tabungan pemerintah terdapat dua cara. Pertama mencari
sumber-sumber penerimaan pajakbaru, dan kedua memperbaiki administrasi
pungutan pajak.
c. Tabungan Paksa
Tabungan paksa ini didasari oleh anggaran yang dfisit. Untuk
menanggulangi deficit anggaran pemerintah melakukan pinjaman ke masyarakat,
badan-badan keuangan di luar bank komersial (perusahaan asuransi, pasar modal,
dan sebagainya), bank komersial dan bank sentral serta dengan mencetak uang
baru. Hal ini bias berakibat naiknya angka inflasi. Oleh karena itu, pengerahan
dana pembangunan yang demikian dinamakan sebagai tabungan paksa (forced
saving).
d. Hasil dari Perdagangan Luar Negeri
Hasil dari perdagangan luar negeri akan diperoleh bila penerimaan lebih
besar dari pengeluaran. Artinya, jumlah ekspor harus lebih besar dibandingkan
jumlah impor.
2.5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nasional
Setiap Negara pada umumnya dihadapkan pada masalah bagaimana
mningkatkan kemakmuran rakyat. Masalah tersebut dapat diatasi dengan
melaksanakan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan proses
multidimensi yang menyebabkan terjadinya perubahan
27
menujuperbaikan struktur social, sikap mental dan lembag nasional.
Pembangunan yang dilaksanakan di indonesia seperti yang diamanatkan GBHN
199-2004 tertuang pada visi dan misi GBHN, visi GBHN 1999-2004 merupakan
tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai, sedangkan untuk mewujudkan
visi bangsa Indonesia di masa depan, GBHN 1999-2004 menetapkan misi GBHN
1999-2004 yang merupakan sasaran pembangunan nasional. Visi atau sasaran
pembangunan nasional adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya pengamalan Pancasila secara konsisten dalam segala aspek
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Terwujudnya penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Terwujudnya pengamalan ajaran agama dalam kehidupansehari-hari untuk
mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam kehidupan dan mantapnya persaudaraan umat.
4. Terwujudnya kondisi aman, damai, tertib, dan ketentraman masyarakat.
5. Terwujudnya sistem hokum nasional yang menjamin tegaknya supremasi
hokum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran.
6. Terwujudnya kehidupan social budaya yang berkepribadian, dinamis,
kreatif, dan berdaya than terhadap pengaruh globalisasi.
7. Terlaksananya pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi
nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi dengan
mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
28
mekanisme pasar produktif, mandiri, maju, berdaya saing, berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.
8. Terwujudnya otonomi darah dalam rangka pembangunan daerah dan
pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan Rpublik
Indonesia (NKRI)
9. Terwujudnya kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya
kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta mmberi perhatian
utama pada tercukupinya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja.
10. Terwujudnya aparatur Negara yang berfungsi melayani masyarakat,
professional, berdayaguna, produktif, transparan, dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
11. Terwujudnya sistem dan iklim nasional yang demokratis dan bermutu
guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, ivovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab,
berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
12. Terwujudnya politk luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas dan
proaktif, bagi kepentingan nasional dalam mengahdapi perkembangan
global.
29
2.6 Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
1. Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian
akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses
pertumbuhan ekonomi.
2. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan
mengurangi pengangguran.
3. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi
secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
4. Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan
struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur
ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh
negara akan semakin beragam dan dinamis.
5. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga
dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
1. Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik
mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
2. Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya
lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih
bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Terdapat perbedaan dalam istilah perkembangan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan
dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan
mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan
31
ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang
terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.
- Pertumbuhan ekonomi
1. Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.
2. Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan.
3. Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
4. Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
6. Setiap input dapat menghasilkan output yang lebih
- Pembangunan Ekonomi
1. Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan
termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
2. Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya.
3. Memperhatikan pertambahan penduduk.
4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
6. Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi
perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
32