Makala h

41
ISU AUDIT KONTEMPORER FRAUD AUDITING DAFFA GRAWIRA JYESTA 12030115410015 Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang 2016

description

fraud auditing

Transcript of Makala h

Page 1: Makala h

ISU AUDIT KONTEMPORER

FRAUD AUDITING

DAFFA GRAWIRA JYESTA12030115410015

Program Studi Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Semarang

2016

Page 2: Makala h

BAB 1

LATAR BELAKANG

A.     LATAR BELAKANG

Kasus kecurangan menjadi perhatian auditor karena dewasa ini menjadi perhatian

semua orang akibat terjadinya kasus Enron dan WorldCom di Amerika Serikat yang

memaksa dibubarkannya salah satu kantor akuntan besar di sana, di samping menimbulkan

kerugian yang sangat besar bagi para investor kedua perusahaan tersebut.

Laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan Amerika Serikat serta dari Asosiasi Peng-

uji Kecurangan (Certified Fraud Examiner) juga mengemukakan hal serupa tentang

banyaknya kasus kecurangan yang terjadi dan besarnya kerugian yang dialami, baik pada

perusahaan yang tertutup maupun perusahaan yang sahamnya diperjual-belikan di pasar

bursa, serta baik pada perusahaan yang bermotifkan laba maupun organisasi nirlaba.

Kasus kecurangan klasik yang terjadi menggambarkan bahwa kecurangan laporan

keuangan bukanlah hal baru. Dengan munculnya skandal tersebut, profesi auditor merespons

dengan menerapkan standar formal pertama untuk prosedur pengauditan. Standar-standar

tersebut mengharuskan adanya konfirmasi atas piutang dan pengamatan fisik persediaan,

prosedur yang sekarang ini sudah menjadi standar, ditambah dengan panduan mengenai

tanggung jawa auditor untuk mendeteksi kecurangan.

Oleh karena itu, sangat penting mengetahui kecurangan audit maka disini kami akan

membahas mengenai tanggung jawab auditor dalam melakukan penilaian risiko kecurangan

dan mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan, dan bagian-bagian

utama risiko audit, serta pengendalian-pengendalian yang dilakukan untuk mencegah

kecurangan dan prosedur audit untuk mendeteksi kecurangan.

Page 3: Makala h

B.     RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana definisi audit kecurangan dan membedakan antara kecurangan laporan

keuangan dengan penyalahgunaan aset

2. Bagaimana segitiga kecurangan dan mengidentifikasi kondisi yang menimbulkan

terjadinya kecurangan.

3. Bagaimana tanggung jawab auditor dalam melakukan pengukuran terhadap risiko

kecurangan dan mendeteksi salah saji karenakan kecurangan.

4. Bagaimana tata kelola perusahaan dan factor pengendalian lingkungan yang akan

mengurangi risiko kecurangan.

5. Bagaimana penanganan, bagian-bagian dan mendekteksi risiko-risiko kecurangan

serta memahami teknik wawancara dan aktivitas setelah dicurigai terjadinya

kecurangan.

Page 4: Makala h

BAB II

PEMBAHASAN

Kecurangan Audit adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam

transaksi-transaksi komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan sering sulit

ditentukan, padahal faktor kesengajaan merupakan kata kunci yang digunakan oleh IAI untuk

menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai kekeliruan (error) atau kecurangan.

Meskipun demikian, adanya fak-tor risiko atau kondisi lain dapat memperingatkan auditor

tentang kemungkinan adanya kecurangan antara lain dapat berbentuk sebagai berikut:

1. Pengendalian intern yang lemah atau diabaikan oleh manajemen.

2. Kerugian persediaan dalam jumlah yang besar.

3. Hasil-hasil pemeriksaan auditor intern ataupun auditor ekstern yang diabaikan oleh

manajemen.

4. Aktivitas perbankan yang tidak biasa atau aneh.

5. Pengeluaran untuk biaya atau pembelian dalam jumlah yang besar.

6. Manajemen didominasi oleh salah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama.

7. Terdapat perputaran pimpinan yang tinggi, atau sering berganti-ganti pimpinan.

8. Perusahaan mempunyai perjanjian kontrak yang signifikan.

9. Kompensasi manajemen didasarkan pada kinerja tertulis sehingga membuka peluang

bagi manajemen untuk “mengutak-atik” kinerja agar memperoleh bonus atau

kompen-sasi yang besar.

10. Auditor menjumpai adanya ketidakjujuran dari manajemen.

11. Perusahaan sering berganti-ganti auditor.

A.     JENIS-JENIS KECURANGAN

Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran

yang tidak disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain.Dalam

konteks audit atas laporan keuangan, kekurangan didevenisikan sabagi salah saji dalam

laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja.Dua kategori utama kecurangan adalah

kecurangan  dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.

Page 5: Makala h

Kecurangan Dalam Laporan Keuangan

Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap

jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para

pengguna.sebagian besar kasus melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan

dibandingkan terhadap pengungkapan.Sebagai contoh, WorldCom yang dilporkan telah

mengapitalisasi jutaan dollar pengeluaran sebgaai aset tetap, yang semestinya harus

dibebankan, penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus yang kurang

umum ditemukan,namun sebuah perusahaan dapat melebih sajikan pendapatan dengan

menghapus untang utang dagang dan liabilitas lainnya.

Meskipun jarang ditemukan, beberapa kasus penting terkait kecurangan dalam

laporan keuangan melibatkan pengungkapan yang tidak memadai.sebagai contoh dalam

masalah dalam kasus Enron apakah perusahaan telah mengakui kewajiban terhadap

perusahaan afiliasi yang dikenal dengan entitas bertujuan khusus (Special purpose

entities) secara memadai.

Penyalahgunaan Aset

Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik

entita.Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak

material terhadap laporan keuangan.Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali

menjadi perhatian penting manajemen, tampa melihat tingkat materialitasnya, karena

penurian-pencurian kecil dapat dengan mudah menigkat ukuran setiap saat.

Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada ditingkat hierarki organisasi yang lebih

rendah.Namundemikian dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat

dalam pencurian aset perusahaan, karena otoritas manajemen yang lebih besar serta kendali

tehadap aset-aset perusahaan, penggalapan yang melibatkan manajemen puncak dapat

melibatkan jumlah yang signifikan

B.     KONDISI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KECURANGAN

Terdap tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan

keuangan dan penyalahguanaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)

1. Insentif/Tekanan.Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan

untuk melakukan kecurangan.

Page 6: Makala h

2. Kesempatan.Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai

untuk melakukan kecurangan.

3. Sikap/Rasionalasi.adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang

memungkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur,

atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang

cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang

tidak jujur tersebut.

Faktor-faktor Risiko untuk Kecurangan dalam Laporan Keuangan

Sebuah pertimbangan penting bagi auditor dalam membongkar kecurangan adalah

mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikokecurangan.faktor

risiko kecurangan untuk setiap kondisi kecurangan dalam laporan keuangan.dalyang sama am

segitiga kecurangan  dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset memiliki tiga kondisi

yang sama namun faktor risikonya berbeda.

Insentif/Tekanan Sebuah insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi

laporan keuangan adalah adanya penurunan dalam prospek keuangan perusahaan Sebagai

contoh, penurunan dalam laba dapat mengancam kemampuaan perusahaan dalam

mendapatkan pendanaan.

Kesempatan Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat

terjadi manipulasi, risiko menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam industri

yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan.sebagai contoh, terdapat

kemungkinan salah saji dalam persediaan dalam perusahaan-perusahaan memilki persediaan

yang terletak dibeberapa tempat yang berbeda.

Penggantian pegawai dibagian akuntansi atau kelemahan lainnya dalam proses

akuntansi dan informasi dapat menyebabkan munculnya kesempatan terjadinya salah

saji.banyak kasus dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh komite audit dan dewak

direksi yang tidak efektif dalam melakukan pengawasan terhadap pelaporan keuangan.

Sikap/Rasionalisasi sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan

faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan

keuangan.Jiko CEO atau manajer puncak menunjukkan dominasi terhadap proses

penyusunan laporan keuangan, seperti terus menerus mengeluarkan proyeksi yang terlalu

Page 7: Makala h

optimi, atau mereka terlalu khawatir untuk memenuhi proksi laba para analisis pasar,

kemungkinan terjadi kecurangan  dalam laporan keuangan menjadilebuh besar.

Faktor-faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset

Tiga kondisi yang sama juga berlaku untuk penyalahgunaan aset. namun demikian,

dalam melakukan penilaian risiko, penekanan yang lebih besar diberikan insentif dan

kesempatan pribadi untuk melakukan penilaian risiko, pen dekanan yang lebih besar dibrikan

insentif dan kesempatan pribadi untuk melakukan pencurian.

Insentif/tekanan, Tekanan keuangan merupakan insentif umum bagi pegawai yang

menyalahgunakan aset.pegawai yang memiliki utang yang sangat besar, atau mereka yang

terlibat dalam masalah kecanduan narkotika dan perjadian, dapat mencuri untuk

memenuhi  kebutuhan pribadi mereka.

Kesempatan, Kesempatan untuk melakukan pencurian ada pada semua perusahaan.

Namun,Kesempatan tersebut lebih besar pada perusahaan yang akses  terhadap kasnya sangat

mudah, atau pada perusahaan yang memilki persediaan atau aset berharga lainnya.Khususnya

jika ukuran aset tersebut kecil dan mudah dipindah-pindah sebagai contoh,kasino-kasino

yang menangani jumlah besar uang kas dengan pencatatan informasi yang sangat kecil atas

penerimaan kas.

Sikap/Rasionalisasi, Sikap manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat

menyebabkan para kayawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset. Jika

manjemen mencurangi para pelanggannya dan menetapkan harga yang sangat tinggi untuk

barang-barang atau terlibat dalam taktik penjualan bertekanan tinggi, para pegawai dapat

merasa bahwa mereka juga dibenarkan untuk memmbuat serupa dengan memalsukan

pengeluaran atau memalsukan laporan keuangan waktu kinerja

C.     MENGUKUR RISIKO KECURANGAN

PSA 70 memberikan paduan kepada auditor dalam mengukur risiko kecurangan.

Auditor harus menjaga suatu tingkat skeptisme professional ketika mereka

mempertimbangkan informasi yang luas termasuk faktor-faktor risiko kecurangan, untuk

mengedintifikasi dan menghadapi risiko kecurangan.

Page 8: Makala h

Skeptisme Profesional

PSA 04 (SA230) menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisme professional,

seorang auditor” tidak menganggap bahwamanajemen tidak jujur maupun tidak menganggap

kejujuran manajemen dipertanyakan”. Dalam praktinya, menjaga sikap skeptisme

professional dapat menjadi sulit, karena meskipun beberapa contoh kasus kecurangan dalam

laporan keuangan tingkat tinggi, kecurangan material jarang terjadi dibandingkan dengan

jumlah audit atas laporan keuangan yang di lakukan setiap tahun. Sebagian besar auditor

tidak akan pernah menemukan kecurangan material sepanjang akhir mereka.

Berfikir kritis PSA 07 menekankan pertimbangan atas kecurangan klien untuk

melakukan kecurangan, tampa mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai

kemungkinan terjadinya kecurangan serta kejujuran dan integrasi manajeman. Selama

merancang audit dalam setiap pengauditan ,tim kerja harus  membahas kebutuhan untuk

menjaga pikiran kritis disepanjang pengauditan untuk mengidentifikasi risiko-risiko

kecurangan dan secara kritis mengevaluasi bukti-bukti audit

Evaluasi Kritis atas Bukti Audit Terhadap informasi yang ditemukan atau kondisi –

kondisi lainya yang mengindikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh

kecurangan mungkin telah terjadi, auditor harus meninvestogasi masalah-masalah yang ada

secara menyeluruh, mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan berkonsultasi dengan

anggota tim lainnya. Auditor harus berhati-hati tidak membenarkan atau mengasumsikan

suatu salah saji merupakan suatu insiden yang terpisah.Sebagai contoh katakanlah seorang

auditor menemukan adanya penjualan ditahun berjalan yang seharusnya secara tepat diakui

sebagai penjualan pada tahun berikutnya.

Sumber-Sumber Informasi  Untuk Mengukur Risiko Kecurangan

Lima sumber kecurangan untuk mengukur risiko kecurangan adalah sebagai berikut :

Komunikasi  Antara Sesama Tim Audit PSA 70 mengharuskan tim audit untuk melakukan

diskusi untuk berbagai pemahaman dari anggota tim audit lebih berpengalam dan untuk “urun

rembung”ide-ide yang menyangkut hal berikut.

1. Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak dicurigai

terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan. Hal ini juga termasuk

pertimbangan atas faktor internal dan eksternal yang diketahui memengaruhi entitas

yang mungkin akan:

Page 9: Makala h

menciptakan ensentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan.

memberiakn kesempatan untuk dilakukanya tidak kecurangan

mengindikasikan budaya atau lingkunganya yang membuat manajemen

membenarkan tindakan –tindakan kecurangan.

2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam laporan

keuangan.

3. Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.

4. Bagaimana auditor dapat menyikapi kemungkinan adanya salah saji dalam laporan

keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.

Mendokumentasikan Hasil Pengujian Kecurangan

PSA 70 Mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berukut yang terkait

dengan pertimbangan auditor terhadap salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan.

Diskusi dengan sesame personel tim kerja dalam perencanaan audit mengenai

kecurigaan terhadap adanya salah saji material dalam laporan keuangan entitas yang

disebabkan oleh kecurangan .

Prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk

mengindentifikasi dan mengukur risiko kecurangan material.

Risiko spesifik dalam kecurangan material yang telah diindentifikasi, dan deskripsi

respons auditor terhadap risiko-risiko tersebut.

Alasan-alasan yang mendukug suatu kesimpulan tersebut bukan merupakan risiko

yang signifikan pengakuan pendapatan material yang tidak tepat.

Hasil dari prosedur yang dijalankan untuk mengatasi risiko dominasi pengendalian

oleh manajemen.

Kondisi-kondisi lain serta hubungan analitis yang mengindikasikan bahwa prosedur

audit atau tambahan atau penanganan lainya diperlukan, dan tindakan-tindakan

tersebut adalah dijalankan oleh auditor.

Sifat komunikasi mengenai kecurangan yang dilakukan dengan manajemen komite

audit atau lainya

Page 10: Makala h

D.    PENGAWASAN TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MENGURANGI

RISIKO KECURANGAN

Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan

prosedur pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi

melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi

antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendeteksiaan. Karena kolusi dan dokumentasi

palsu menjadikan deteksi kecurangan menjadi lebih sulit sehinggasering kali lebih efektif dan

lebih efesien bagi perusahaan untuk memfokuskan bagi pencegahan dan pengantisipasian

kecurangan.

Untuk membantu manajemen dan direksi dalam menjalankan usaha-usaha

antikecurangan.AICPA, bekerja sama dengan beberapa organisasi profesi, terkait

menerbitkan program dan pen gendalian bagi manajemen: panduan untuk membantu

mencegah, mengantisipasi, mendeteksi kecurangan, paduan tersebut mengidentifikasi tiga

elemen berikut untuk mencegah mengantisipasi dan mendeteksim kecurangan.

1. Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi.

2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan .

3. Pengawasan dari komite audit.

Budaya kejujuran dan Etika Bernilai Tinggi

Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan

pengantisipasiaanya adalah dengan menerapkan program-program dan pengendalian -

pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan pada nilai-nilai utama yang dianut oleh

perusahaan. Nilai-nilai tersebut menciptakan suatu lingkungan yang mendorong dilakukanya

perilaku dan ekspektasi yang berlaku bahwa para pegawai dapat menggunakannya untuk

memandu tindakan-tindakan mereka. Nilai-nilai tersebut membantu menciptakan suatu

budaya kejujuran dan etika yang menjadi dasr yang bertanggung jawab kerja bagi para

pegawai. Menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi yang mencakup

elemen berikut ini:

Teladan dari Pimpinan, Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab unntuk

memeberikan teladan dalam perilaku yang beretika dalam perusahaan. Kejujuran dan

integritas manajemen mendorong kejujuran dan integritas pada seluruh pegawai dalam

integritas pada seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Manajemen tidak dapat bertindak

Page 11: Makala h

dalam suatu cara tertentu dan berharap bawahannya berperilaku yang berbeda dari yang di

contohkan. Melalui tindakan dan komunikasinya, manajamen dapat menunjukkan bahwa

perilaku tidak jujur dan tidak etis tidak dapat di terima, meskipun menguntungkan bagi

perusahaan.

Menciptakan lingkungan kerja yang positif, penilaian menunjukkan bahwa

perbuatan salah lebih jarang terjadi ketika para pegawai memiliki perasaan positif mengenai

pemberi kerjanya dibandingkan ketika mereka merasa bahwa mereka teraniaya, terancam

atau terabaikan. Lingkungan kerja yang positif dapat menciptakan moral pegawai yang lebih

baik, yang akan mengurangi kemungkinan para pegawai untuk melakukan kecurangan

terhadap perusahaan.

Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat, kisah sebelumnya

menggambarkan risiko-risiko pegawai yang tidak jujur di pekerjakan. Agar berhasil

mencegah kecurangan, perusahaan yang telah berjalan dengan baik harus menerapkan

kebijakan pemilihan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan mempekerjakan dan

mempromosikan orang-orang yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah. Khususnya untuk

mereka yang memegang posisi-posisi penting . kebijakan tersebut dapat mencakup

pengecekan terhadap latar belakang kandidat yang akan di pekerjakan atau yang akan di

promosikan untuk posisi-penting.

Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan

Mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan pengawasan terhadap kecurangan

yang efektif di mulai dengan kesadaran manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi dan

hampir setiap pegawai mampu melakukan tindakan yang tidak jujur pada kondisi lingkungan

uang normal. Kesadaran ini meningkatkan kemungkinan bahwa program-program dan

pengendalian untuk mencegah, mengantisipasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan

terjadinya kecurangan dalam suatu organisasi yang harus di pertimbangkan oleh manajemen.

Menangani risiko kecurangan manajemen bertanggung jawab dalam merancang dan

menerapkan program-program dan pengendalian-pengendalian untuk menangani risiko-risiko

kecurangan, dan tersebut dapat mengubah aktifitas dan proses bisnis yang rentang terhadap

terjadinya kecurangan, untuk mengurangi insentif dan kesempatan terjadinya kecurangan.

Sebagai contoh, manajemen dapat mengalihkan beberapa kegiatan operasional seperti

pengiriman uang yang di terimah dari penjualan dari personel perusahaan sistem perbangkan

Page 12: Makala h

otomatis. Program dan pengendalian lainnya dapat di terapkan di tingkat korporasi, seperti

pelatihan bagi semua pegawai mengenai risiko kecurangan, dan memperkuat pegai promosi.

Pengawasan dalam program-program dan pengendalian-pengendalian pencegahan

kecurangan untuk bagian-bagian yang memiliki risiko kecurangan yang tinggi, manajemen

secara berkala harus mengevaluasi apakah program-program dan pengendalian-pengendalian

anti kecurangan tel;ah di terapkan dan berjalan secara efektif. Sebagai contoh, penelahaan

dan evaluasi manajemen terhadap hasil keuangan unit-unit operasi atau anak-anak perusahaan

meningkatkan kemungkinan bahwa hasil-hasil yang telah di manipulasi akan terdeteksi.

Pengawasan dari komite audit

Komite audit memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi proses penyusunan

laporan keuangan dan pengendalian internal organisasi. Dalam menjalankan tanggung

jawabnya, komite audit mempertimbangkan kemungkinan manajemen mengabaikan

pengendalian internal dan mengawasi proses pengukuran risiko kecurangan, demikian juga

dengan program dan pengendalian dan anti kecurangan. Komite audit juga membantu dalam

menciptakan suatu” contoh teladan” yang efektif mengenai pentingnya kejujuran dan perilaku

beretika dengan tidak memberikan toleransi sama sekali terhadap setiap tindakan kejujuran.

Pengawasan yang di lakukan oleh komite audit juga bertindak sebagai pencegah

kecurangan oleh manajemen senior. Sebagai contoh, untuk meningkatkan kemungkinan

bahwa setiap usaha yang di lakukan oleh manajemen senior untuk melibatkan para

pegawainya dalam melakukan tau menutupi kecurangan dapat segera terungkap,

pengawasannya dapat mencakup hal-hal berikut:

Pelaporan langsung atas temuan-temuan kunci oleh internal audit kepada komite

audit.

Laporan berkala oleh petugas etika mengenai pengaduannya yang ada.

Laporan lainnya mengenai perilaku yang tidak etis atau kecurangan yang dicurigai

telah terjadi.

Sebagai bagian dari evaluasi, auditor dapat mempertimbangkan independensi komite

audit terhadap manajemen dan tingkat pemahaman antara manajemen dan komite audit

mengenai tanggung jawab yang terakhir. Seorang auditor eksternal dapat memperoleh dengan

menganati interaksi diantara sesame tim audit, komite audit, dan auditor internal terkait

Page 13: Makala h

dengan tingkat komitmen komite audit dalam mengawasi proses penyusunan laporan

keuangan.

E.     MENGHADAPI RISIKO KECURANGAN

Ketika risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan teridentifikasi

auditor pertama kali harus membahas temuan-temuan tersebut dengan manajemen serta

mendapatkan pandangan manajemen atas potensi kecurangan dan pengendalian yang ada dan

dirancang untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Auditor harus mempertimbangkan

apakah program dan pengendalian antikecurangan tersebut dapat mengatasi risiko salah saji

material yang teridentifikasi yang disebabkan oleh kecurangan atau apakah kelemahan dalam

pengendalian telah meningkatkan risiko kecurangan. Respons auditor terhadap risiko

kecurangan meliputi hal-hal sebagai berikut :

Mengubah keseluruhan pellaksanaan audit

Merancang dan melakukan prosedur audit untuk menghadapi risiko kecurangan

tersebut.

Merancang dan melakukan prosedur-prosedur untuk mengatasi dominasi manajemen

terhadap pengendalian.

Mengubah Keseluruhan Pelaksanaan Audit

Auditor dapat memilih dari beberapa respons secara keseluruhan atas meningkatnya

risiko kecurangan. Jika risiko salah saji yang disebabkan oleh kecurangan meningkat, lebih

banyak personel yang berpengalaman ditugaskan dalam pegauditan. Dalam beberapa kasus,

seorang ahli dibidang kecurangan dapat ditugaskan kedalam tim audit.

Pelaku kecurang sering kali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit.

untuk alasan itu, PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit yang tidak

dapat diprediksi. Sebagai contoh, auditor dapat mengunjungi lokasi tempat persediaan berada

atau menguji akun-akun yang tidak diuji pada periode audit sebelumnya. Auditor juga harus

mempertimbangkan pengujian untuk terkait dengan penyalahgunaan aset, meskipun bila

jumlah tersebut biasanya tidak material.

Merancang Dan Melakukan Prosedur Audit Untuk Menghadapi Risiko Kecurangan

Prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi risiko audit spesifik bergantung

pada akun yang sedang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang teridentifikasi.

Page 14: Makala h

Auditor juga harus mempertimbangkan pilihan manajemen atas prinsip-prinsip

akuntansi. Perhatian saksama harus diberikan pada prinsip-prinsip akuntansi yang melibatkan

pengukuran-pengukuran subjektif atau transaksi-transaksi yang rumit. Karena auditor

meyakini adanya risiko kecurangan dalam pengungkapan pendapatan, mereka juga harus

mengevaluasi kebijakan pengakuan pendapatan perusahaan.

Merancang Dan Melakukan Prosedur-Prosedur Untuk Mengatasi Dominasi

Manajemen Terhadap Pengendalian

Risiko dominasi manajemen terhadap pengendalian muncul pada hampir semua

pengauditan. Karena manajemen merupakan suatu posisi yang unik untuk melakukan

kecurangan dengan menngabaikan pengendalian yang seharusnya berjalan efektif, auditor

harus menjalankan prosedur-prosedur dalam setiap pengauditan untuk mengatasi risiko

dominasi oleh manajemen. Tiga prosedur berikut harus dijalankan dalam setiap pengauditan.

Memeriksa ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya sebagai bukti

adanya kemungkinan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan kecurangan seringkali

diakibatkan oleh penyesuaian terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan,

meskipun terdapat pengendalian internal yang efektif di dalam laporan keuangan, meskipun

terdapat pengendalian internal yang efektif di sepanjang proses pencatatan. Auditor pertama

kali harus mendapatkan pemahaman atas proses pelaporan keuangan entitas, demikian pula

halnya dengan pengendalian terhadap ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya,

serta menanyakan pada pegawai yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan

bilamana terdapat ketidaktepatan atau aktivitas yang tidak biasa dalam pemrosesan ayat

jurnal dan penyesuaian lainnya. SAS 99 mengharuskan auditor untuk menguji ayat-ayat

jurnal dan penyesuaian-penyesuaian laporan keuangan lainnya.

Menelaah estimasi akuntansi untuk setiap hal yang tidak wajar  kecurangan dalam

laporan keuangan sering kali dicapai melalui salah saji yag disengaja dalam estimasi

akuntansi. PSA 70 mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan potensi ketidakwajaran

manajemen ketika menelaah estimasi-estimasi tahun berjalan. Auditor diharuskan untuk

“melihat kembali” estimasi-estimasi signifikan pada periode sebelumnya untuk

mengidentifikasi setiap perubahan dalam proses perusahaan atau penilaian manajemen dan

asumsi-asumsi yang dapat memadai adanya dimasukkan ke dalam kelompoj yang tinggi

untuk rentang jumlah yang dapat diterima ditahun sebelumnya dan di kelompok yang rendah

di tahu berjalan.

Page 15: Makala h

Mengevaluasi rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi yang tidak biasa PSA 70

menempatkan fokus yang lebih besar dibandingkan yang sebelumnya diharuskan untuk

pemahaman atas dasar rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi tidak biasa yang signifikan

yang mungkin di luar kebiasaan bisnis perusahaan. Auditor harus mendapatkan pemahaman

atas tujuan-tujuan dari setiap transaksi yang signifikan untuk menilai apakah transaksi-

transaksi tersebut terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh,

perusahaan dapat terlibat ddalam transaksi pembiayaan apakah perlakuyan akuntansi untuk

setiap transaksi yang tidak biasa sudah tepat dengan kondisi yang ada, dan apakah informasi

mengenai transaksi tersebut telah diungkapkan dengan memadai dalam laporan keuangan..

Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko

Penilaian auditor terhadap risiko dalah saji material yang disebabkan oleh kecurangan

harus terus berjalan disepanjang pengauditan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian

risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika melakukan

pengauditan.

1. Ketidak konsistenan dalam pencatatan akuntansi

2. Bukti audit yang bermasalah atau hilang

3. Hubungan yang problematik atau tidak biasa antara auditor dengan manajemen

4. Hasil dari pengujian substantif atau penelaahan akhir darinprosedur analitis yang

mengindikasikan adanya risiko kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui.

5. Jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan di sepanjang pengauditan yang tidak jelas

atau tidak masuk akal atau yang menghasilakn bukti yang tidak konsisten dengan

bukti lainnya.

F.      BAGIAN-BAGIAN RISIKO KECURANGAN SPESIFIK

Kewaspadaan terhadap adanya tanda-tanda peringatan terjadinya kecurangan dan

teknis pendektesian kecurangan lainnya akan meningkatkan kemungkinan auditor dalam

mengidentifikasi salah saji yang disebabkan karena kecurangan.

Risiko Kecurangan Dalam Pendapatan Dan Piutang Dagang

Pendapatan dan beberapa akun piutang yang terkait serta akun kas biasanya sangat

rentan terhadap manipulasi dan pencurian. Sebuah penelitian yang disponsori oleh committee

Page 16: Makala h

of sponsoring organization (COSO) menemukan bahwa lebih dari separuh kasus kecurangan

dalam laporan keuangan melibatkan akun pendapatan dan piutang dagang.

Risiko kecurangan dalam laporan keuangan untuk akun pendapatan. Ada beberapa

alasan mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi. Yang paling penting pendapatan

hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga suatu salah saji

yang hanya berupa persentase penjualan yang kecil tetap dapat berpengaruh besar terhadap

laba. Alasan lain yang menyebabkan pendapatan rentan terhadap manipulasi adalah kesulitan

dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam berbagai situasi.

Berikut tiga jenis manipulasi pendapatan yang penting.

1. Pendapatan fiktif

2. Pengakuan pendapatan yang premature

3. Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan

Pendapatan fiktif. Bentuk kecurangan pendapatan yang paling fatal melibatkan penciptaan

pendaptan-pendapatan aktif. Para pelaku kecuragan sering kali melakukannya dalam jangka

waktu yang lama untuk mendukung pendapatan fiktif dan melibatkan para pegawai

perusahaan.

Pengakuan pendapatan yang prematur. Perusahaan sering kali  mempercepat waktu

pengakuan pendaptan untuk memenuhi proyeksi laba atau penjualan. Pengakuan pendapatan

yang premature, pengakuan pendapatan sebelum ketentuan dalam PABU untuk mencatat

pendapatan telah terpenuhi, harus dibedakan dari kesalahan karena masalah pisah batas,

dimana transaksi-transaksi tersebut tanpa disengaja dicatat dalam periode yang salah.  Salah

satu metode kecurangan dalam mempercepat pengakuan pendapatan adalah dengan menagih

dan menahan penjualan. Metode lainnya adalah dengan menerbitkan perjanjian tambahan

yang memodifikasi syarat transaksi penjualan.

Manipulasi Penyesuaian-Penyesuaian Pendapatan. Penyesuaian terhadap penjualan yang

paling umum melibatkan retur penuualan dan pengurangan harga. Sebuah perusahaan dapat

menyembunyikan retur penjualan dari auditornya untuk melebihsajikan penjualan bersih dan

laba. Perusahaan juga dapat mengurangsajikan beban piutang tak tertagih, sebagian

disebabkan karena pertimbangan yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah yang

tepat.

Page 17: Makala h

Tanda-tanda peringatan kecurangan dalam pendapatan. Terdapat banyak

kemungkinan tanda-tanda peringatan atau tanda-tanda yang mengindikasikan terjadinya

kecurangan dalam pendapatan. Dua tanda peringatan yang paling berguna didapatkan dari

prosedur analitis dan ketidakcocokan dalam dokumen-dokumen.

Prosedur Analitis.  Prosedur analitis seringkali dapat menandai kecurangan dalam

pendapatan, khususnya dari persentase margin kotor dan perputassran piutang dagang.

Pendapatan fiktif akan melebihsajikan persentase margin laba dan pengakuan pendapatan

yang premature juga melebihsajikan margin laba kotor jika biaya penjualan yang terkait tidak

diakui. Penjualan fiktif juga menurunkan perputaran piutang karena penjualan fiktif juga

dimasukkan ke dalam piutang tak tertagih.

Ketidakcocokan Dokumen. Meskipun usaha yang terbaik telah dilakukan oleh pelaku

kecurangan., transaksi-transaksi fiktif jarang memilki tingkat keandalan bukti yang sama

sebagaimana yang dihasilkan dari transaksi-transaksi yang sah. Para auditor harus

mewaspadai penandaan dan perubahan yang tidak biasa dalam dokumen-dokumen, dan

mereka harus mengandalkan dokumen asli daripada salinan dokumen atau duplikasinya.

Penyalahgunaan Bukti Penerimaan Yang Melibatkan Pendapatan. Meskipun

penyalahgunaan bukti penerimaan kas tidak sepenting kecurangan dalam laporan pendapatan,

kecurangan semacam itu sangat mahal bagi organisasi karena menyebabkan kerugian

langsung terhadap asset-aset organisasi. Jenis penyalahgunaan yang paling umum terhadap

kas dengan tidak dicatatnya suatu penjualan yang diiikuti dengan penyesuaian terhadap akun

piutang pelanggan untuk menutupi pencurian tersebut.

Tidak Dicatatnya Sebuah Penjualan. Salah satu kecurangan yang paling sulit untuk

dideteksi adalah ketika suatu penjualan tidak dicatat dan kas dari penjualan tersebut dicuri.

Kecurangan semacam itu lebih mudah terdeteksi ketika barang-barang dikirim untuk para

pelanggan yang membeli secara kredit. Menelusuri dokumen pengiriman terhadap terhadap

ayat penjualan dalam jurnal penjualan dan akuntansi untuk semua dokumen pengiriman dapat

digunakan untuk memverifikasi bahwa semua penjualan telah dicatat.

Pencurian Penerimaan Kas Setelah Sebuah Penjualan Dicatat. Akan menjadi jauh lebih

sulit untu menyembunyikan pencuran atas penerimaan kas setelah penjualan dicatat. Jika

pembayaran pelanggan dicuri, penagihan regular atas akun-akun yang belum dibayar akan

Page 18: Makala h

segera membongkar kecurangan. Akibatnya, untuk menyembunyikan pencurian, pelaku

kecurangan harus mengurangi akun pelanggan dengan salah satu dari tiga cara berikut.

1. Mencatat retur penjualan atau pengurangan harga

2. Menghapus akun piutang pelanggan.

3. Memasukkan pembayaran dari pelanggan lain ke akun pelanggan yang uangnya ia

curi, ynag juga dikenal sebagai lapping.

Tanda-Tanda Peringatan Penyalahgunaan Pendapatan Dan Penerimaan Kas. Pencurian

atas penjualan dan penerimaan kas yang terkait yang jumlanya relative kecil dapat dicegah

dan deteksi dengan lebih baik oleh pengendalian internal yang dirancang untuk

meminimalisasi kesempatan untuk melakukan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan

yang lebih besar, prosedur analitis dan perbandingan – perbandingan lainnya dapat berguna

untuk mendeteksi kecurangan tersebut.

Risiko Kecurangan Dalam Persediaan

Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca sebagian besar

perusahaan dan auditor seringkali kesulitan untk memverifikasi keberadaan dan penilaian

persediaan. Sebagai akibatnya, persediaan sangat rentan terhadap manipulasi yang dilakukan

oleh manajer yang ingin mencapai beberapa sasaran dalam laporan keuangan karena

persediaan umumnya siap dijual, persediaan juga rentan disalahgunakan.

Risiko Kecurangan Laporan Keuangan Untuk Persediaan. Persediaan fiktif telah

menjadi inti masalah dari beberapa kasus kecurangan laporan keuangan penting. Banyak

perusahaan besar yang memilki persediaan yang beragam dan dalam jumlah yang sangat

banyak yang terletak di beberapa lokasi yang berbeda, yang membuat perusahaan relative

mudah untuk menambah persediaan aktif dalam pencatatan akuntansi. Sememtara auditor

diharuskan untuk memverifikasi keberadaan fisik persediaan pengujian audit dilakukan

berdarkan sampel dan biasanya tidak semua lokasi persediaan diuji.

Tanda-Tanda Peringatan Untuk Kecurangan Dalam Persediaan. Banyak kemungkinan

tanda-tanda peringatan atau indicator adanya kecurangan dalam persediaan. Prosedur analitis

berguna untuk mendeteksi kecurangan dalam persediaan

Prosedur analitis. Prosedur analitis, khususnya persentasi margin laba kotor dan perputaran

persediaan, sering kali melibatkan dalam mengungkap kecurangan dalam persediaan.

Page 19: Makala h

Persediaan aktif akan mengurangsajikan beban pokok penjualan dan melebihsajikan

persentase margin kotor. Persediaan fiktif juga akan menurunkan perputaran persediaan.

Risiko Kecurangan Pada Akun Pembelian Dan Utang Dagang.

Kasus-kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang melibatkan utang dagang

relative umum meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kecurangan yang

melibatkan persediaan atau piutang dagang. Pengurangsajian utang dagang yang disengaja

umumnya mengakibatkan kurang saji dalam pembelian dan beban poko penjualan serta lebih

saji dalam laba bersih. Penyalahgunaan yang signifikan yang melibatkan pembelian juga

dapat terjadi dalam bentuk pembayaran kepada para pemasok fiktif, dan juga pemberian suap

atau kesepakatan illegal lainnya dengan para pemasok.

Risiko Kecurangan Laporan Keuangan Untuk Akun Piutang Dagang. Perusahaan-

perusahaan dapat terlibat dapat terlibat dalam usaha-usaha yang disengaja untuk

mengurangsajikan utang dagang dan melebihsajikan laba. Hal tersebut dapat dicapai dengan

tidak mencatat utang dagang hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan

fiktif dalam utang dagang. Perusahaan seringkali memilki kesepakatan bisnis yang kompleks

dengan para pemasok yang mengakibatkan pengurangan dalam utang dagang mereka karena

adanya pengakuan dalam iklan dan penyisihan lainnya.

Bagian-Bagian Risiko Kecurangan Lainnya

Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan dengan yang lainnya, hampir

dapat terjadi manipulasi pada setiap akun. Beberapa akun lainnya yang memiliki risiko

kecurangan spesifik dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan asset.

Asset Tetap. Asset tetap, sebua akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan, sering kali

berdasarkan pada penilaian yang ditentukan secara subjektif. Akibatnya, asset tetap dapat

menjadi target manipulasi, khusunya bagi perusahaan-perusahaan yang tidak memilki

persediaan atau piutang yang material. Untuk mengurang potensi pencurian, asset tetap harus

dilindungi secara fisik jika kemungkinan, diberi tanda, atau diberi label permanen dan harus

dicek keberadaannya secara berkala.

Beban Gaji. Gaji biasanya jarang menjadi bagian risiko yang signifikan pada kecurangan

dalam laporan keuangan . meski demkian, perusahaan dapat mengurangsajikan persediaan

dan laba bersih dengan mencatat biaya upah karyawan yang berlebihan dalam persediaan.

Page 20: Makala h

Kecurangan dalam gaji yang melibatkan pencurian asset tidak terlalu banyak ditemukan,

namun jumalah yang terlibat seringkali material. Dua bagian umum yang biasanya terjadi

kecurangan adalah diciptakannya pegawai-pegawai fiktif dan lebih saji dalam jumlah jam

kerja setiap karyawan.

G.    TANGGUNG JAWAB KETIKA KECURANGAN DICURIGAI TELAH

TERJADI

Sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya, lebih banyak kecurangan yang

terdeteksi oleh pengendalian internal atau fungsi internal audit dibandingkan oleh auditor

eksternal.

Merespons salah saji yang mungkin disebabkan oleh kecurangan

Sepanjang pengauditan, auditor terus menerus mengevaluasi apakah bukti-bukti yang

didapatkan dan pengamatan-pengamatan lainnya mengindikasikan adanya salah saji material

yang disebabkan oleh kecurangan. Semua salah saji yang ditemukan auditor selama

melakukan auditor harus diidentifikasi ada tidaknya indikasi kecurangan. Ketika dicurigai

terjadi kesalahan, auditor mendapatkan informasi tambahan untuk menentukan apakah

kecurangan benar-benar telah terjadi.

Jenis teknik-teknik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik pengumpulan bukti

audit yang efektif. Wawancara memungkinkan auditor untuk mengklarisifikasi masalah-

masalah yang dihilangkan dari dokumentasi atau konfirmasi. Auditor juga dapat

memodifikasi pertanyaan-pertanyaan selama melakukan wawancara berdasarkan respons dari

orang yang diwawancara. Tanya jawab sebagai suatu bukti audit juga harus disesuaikan

dengan tujuan penggunaannya. Tergantung pada tujuannya, auditor dapat menanyakan

beberapa pertanyaan yang berbeda dan mengubah nada pertanyaan. Tanya jawab

informal auditor melakukan tanya jawab informal untuk mendapatkan informasi mengenai

fakta-fakta dan rincian yang tidak didapatkan auditor. Biasanya auditor menginginkan

informasi dari orang yang diwawancara mengenai kejadian atau proses pada periode

sebelumnya. Seringkali tanya jawab dilakukan dengan santai,  dengan auditor memberikan

pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden memberikan perincian

kejadian, proses atau kondisi yang ditanyakan. Auditor sering kali menggunakan tanya jawab

informal ketika menindak lanjuti bukti-bukti yang dikumpulkan mengenai program atau

Page 21: Makala h

pengendalian atau bukti lainnya yang melibatkan salah saji atau kecurangan yang dicurigai

untuk diungkapkan dalam pengauditan.

Tanya jawab evaluasi seorang auditor juga menggunakan tanya jawab untuk

mengevaluasi apakah informasi yang telah ia dapatkan sudah tepat, akurat atau benar. auditor

menggunakan tanya jawab evaluasi untuk mendukung atau tidak mendukung informasi

sebelumnya. Auditor sering kali memulai tanya jawab evaluasi dengan pertanyaan-

pertanyaan yang luas dan terbuka yang memungkinkan orang yang diwawancarai meberikan

jawaban yang terperinci yang kemudian dapat ditinda lanjuti dengan pertanyaan-pertanyaan

yang lebih spesifik. Tanya jawab interogratif  kategori tanya jawab ini digunakan ketika

auditor ingin mencarai tanggapan dari subjek yang ia wawancarai mengenai pengetahuannya

atas kejadian atau kondisi. Tanya jawab introgatif sering kali digunakan untuk menentukan

apakah individu tersebut tidak jujur atau dengan sengaja mengahapus fakta-fakta

pengetahuan kunci, kejadian atau kondisi yang penting, khususnya ketika auditor mencurigai

orang yang diwawancarai tidak jujur atau menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Sering

kali tanya jawab yang intrigatif bersifat konfrontatif, dikarenakan subjek yang diwawancarai

mungkin defensif, karena mereka menutupi pengetahuan meereka atasa fakta, kejadian, atau

kondisi tertentu. Ketika menggunakan tanya jawab yang informatif auditor biasanya

menanyakan pertanyaan langsung yang memerluka jawaban “ya” atau “tidak”. Wawancara

introgatif biasanya hanya dilakukan oleh anggota senior tim audit yang berpengalaman dan

mengetahui masalah yang melibatkan klien tersebut.

Mengevaluasi respons tanya jawab agar tanya jawab menjadi efektif, seorang auditor

harus memiliki keterampilan dalam mendengarkan dan mengevaluasi jawaban dari

pertyanyaan-pertanyaan. Biasanya, respons awal dari orang yang diwawancara akan

mengabaikan informasi yang berguna. Pertanyaan tindak lanjut yang efektif sering kali

mengarahkan pada informasi yang lebih baik untuk menilai apakah kecurangan telah terjadi.

Tekhnik mendengarkan serta pengamatan sikap tubuh yang baik akan memperkuat tekhnik

wawancara.

Page 22: Makala h

PEMBAHASAN ARTIKEL

ARTIKEL 1 :

Managers’ Unethical Fraudulent Financial Reporting: The Effect of Control Strength

and Control Framing

Xiaotao Kelvin Liu • Arnold M. Wright • Yi-Jing Wu

Received: 12 June 2013 / Accepted: 16 March 2014 / Published online: 1 April 2014

Studi ini dilakukan untuk meneliti manfaat implementasi kontrol yang kuat atau

lemah yang diimbangi dengan tujuan dalam penerapan kontrol, apakah bertujuan untuk

monitoring pekerjaan manajer atau untuk mengkoordinasikan tujuan perusahaan kepada

manajer. Peneliti berasumsi bahwa manfaat kekuatan kontrol tergantung dari kerangka tujuan

kontrol tersebut yaitu untuk monitoring atau untuk mengkoordinasikan tujuan perusahaan.

Penelitian ini untuk meneliti pengaruh kekuatan kontrol (kuat atau lemah) dan kerangka

tujuan kontrol (monitoring atau koordinasi) terhadap tingkat kecurangan manajer dalam

pelaporan keuangan.

Penelitian ini dilakukan dengan simulasi yang melibatkan partisipasi dari 58

mahasiswa S1 jurusan bisnis Universitas swasta yang terkenal. Simulasi ini dilakukan dengan

10 periode eksperimen. Peserta diberitahu bahwa mereka bertindak sebagai manajer proyek

yang akan memperoleh pendapatan sesuai dengan kinerjanya. Setiap kelipatan $100

pendapatan yang diperoleh dalam eksperimen maka peserta akan memperoleh uang tunai

aktual sebesar $1.

Peserta diminta untuk mengisi kuestioner dan membuat perhitungan biaya proyek

untuk memperoleh pendapatan dan bonus. Contoh jika peserta memperoleh total pendapatan

dan bonus dalam simulasi ini senilai $1.229 maka peserta tersebut akan memperoleh uang

tunai $12,29. Rata-rata dari semua pendapatan peserta adalah $12,64.

Kesimpulan

Kontrol yang kuat yang dilakukan untuk memonitor pekerjaan manajer dapat

menurunkan tingkat kecurangan dari 81% pada kontrol yang lemah menjadi 62%

dengan dilakukan kontrol yang kuat.

Kontrol yang kuat yang dilakukan untuk mengkoordinasikan pencapaian tujuan

perusahaan akan meningkatkan kecurangan manajer dalam pelaporan keuangan dari

Page 23: Makala h

tingkat kecurangan 50 % pada kontrol yang lemah menjadi 71% pada kontrol yang

kuat.

Penelitian ini memberikan saran agar ketika menerapkan Triangle Fraud dalam

mendeteksi kecurangan, auditor perlu mengetahui bagaimana kuat lemanya kontrol

yang ada pada perusahaan dan bagaimana kontrol itu dilakukan kepada manajer.

ARTIKEL 2 :

Corporate frauds in India – perceptions and emerging issues

P.K. Gupta Centre for Management Studies, JMI University, New Delhi, India, and

Sanjeev Gupta Corporate Consultant and Researcher, New Delhi, India

Studi ini mengeksplorasi fenomena tejadinya kecurangan serta kecenderungan untuk

melakukan kecurangan oleh perusahaan di India. Menurut KPMG Survey pada tahun 2006,

2008 dan 2010 ditemukan hasil bahwa terdapat peningkatan angka kecurangan yang

dilakukan oleh organisasi bisnis di India khususnya yang berbentuk korporat. Studi ini juga

menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya fraud berdasarkan model Fraud

Triangle, meliputi :

a) Peluang – atau dapat didefinisikan sebagai kesempatan situasi yang dihadapi

b) Motivasi - Tekanan atau "kebutuhan" yang seseorang merasa yang juga bisa menjadi

dirasakan kebutuhan keuangan, dimana seseorang sangat menginginkan barang-barang

materi tapi tidak punya uang atau sarana untuk mendapatkan mereka; dan

c) Rasionalisasi - Metode dan proses mental dengan mana seorang individu dapat

datang ke pemahaman dalam pikiran mereka dan untuk membenarkan tindakan atau

perbuatan yang mereka lakukan .

Bentuk kecurangan yang dilakukan oleh korporasi di India cukup beragam. Penelitian ini

juga menjelaskan mengenai klasifikasi dari bentuk kecurangan :

- penipuan pelaporan keuangan;

- penyalahgunaan aset berwujud

- korupsi, termasuk suap, gratifikasi, pencucian uang dan penggelapan.

Page 24: Makala h

Penelitian ini juga mengungkapkan adanya kecenderungan terjadinya kecurangan yang

dilatarbelakangi oleh faktor lingkungan, dimana faktor lingkungan yang tidak sehat

memberikan dorongan bagi individu dalam perusahaan untuk melakukan kecurangan.

KESIMPULAN :

Penelitian ini merekomendasikan beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk

meminimalkan bahkan mencegah terjadinya kecurangan, yaitu :

a) Regulasi, diharapkan melalui penegakan regulasi yang berkelanjutan dapat mendorong

korporasi untuk bertindak dengan peraturan yang berlaku.

b) Tata Kelola Perusahaan, penerapan tata kelola perusahaan yang baik khususnya dalam

hal pengawasan akan mengarahkan setiap individu dalam perusahaan untuk bertindak

semestinya.

c) Auditor Eksternal, auditor eksternal perlu untuk memperhatikan berbagai risiko

terjadinya kecurangan dalam beberapa sudut pandang, termasuk menilai dari sudut

pandang penerapan tata kelola perusahaan.

ARTIKEL 3:

Auditor perpection of fraud risk indicator

Mlcom Smith, Norman Haji Omar, Syed Iskandar Zulkarnain Sayd Idris, dan Ithanahaini

Baharudin

Banyak penipuan terutama dalam bisnis telah memberikan kerugian yang begitu

besar. Di sini, tugas auditor sangat penting untuk bertanggung jawab merencanakan dan

melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadahi bahwa laporan ekuangan

bebas dari salah saji material yang disebabkan oleh penipuan atau kesalahan tidak disengaja.

Pada SAS No. 53 ayat 3 menyatakan “karena penipuan biasanya tersembunyi, maka sulit

untuk mendeteksinya. Untuk mendeteksi penipuan bukan tugas auditor yang melakukan,

namun bagaimana pengendalian internal berlaku.

SAS 99 mengharuskan auditor untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk

mengidentifikasi risiko salah saji material karena penipuan (para 20 melalui 34) dan

menerapkan penilaian profesional mereka untuk mempertimbangkan atribut risiko. Para 40

dari tiga atribut utama yang sama bagian identifikasi es risiko: (1) Jenis risiko (penipuan fi

Page 25: Makala h

pelaporan keuangan atau penyalahgunaan aset). (2) signifikansi dari risiko (apakah hal itu

akan menyebabkan salah saji material). (3) Kemungkinan risiko mengakibatkan salah saji

material.

Auidtor yang sensitif terhadap foaktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan

penipuan pelaporan keuangan. Red flag banyak digunakan penelitian dalam oenelitian. Red

flag adalah alat quisioner audit yang menambah struktur pertimbangan auditor dari risiko

penipuan material. Red flag ini sebagai alat bantu dalam melakukan audit atas bantuan

keputusan. Maka dirasa perlu adanya pelaporan fraud yang terjadi dalam laporan audit agar

dapat memberikan jenis jenis, atau risiko fraud yang mungkin saja terjadi agar auditor lebih

waspada dalam mengaudit sebuah perusahaan.

KESIMPULAN

auditor tidak harus fokus secara eksklusif pada karakteristik operasi dan keuangan stabilitas fl

merah ags ketika membuat penilaian risiko fraud mereka. Merintis ini juga menunjukkan

pentingnya pengendalian internal yang baik dalam suatu organisasi jika penipuan harus

dihindari.

Hasil memotivasi beberapa daerah penelitian di masa depan. Pertama, akan menarik

untuk menguji apakah indikator risiko penipuan ini memang membantu dalam penyelidikan

dilaporkan kesalahan dan kasus penipuan di Malaysia. Mungkin temuan ini dapat membantu

peneliti untuk mengembangkan indikator risiko penipuan baru yang memperhitungkan

contoh aktual dari penipuan Malaysia.

            

Page 26: Makala h

BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Kecurangan Audit adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam

transaksi-transaksi komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan sering sulit

ditentukan, padahal faktor kesengajaan merupakan kata kunci yang digunakan oleh IAI untuk

menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai kekeliruan (error) atau kecurangan

Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan  dalam laporan keuangan dan

penyalahgunaan aset.  Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau

penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan dengan tujuan

untuk mengelabui para pengguna. Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang

melibatkan kecurian atau aset milik entita.Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya,

jumlah minimal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan.

Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan

keuangan dan penyalahguanaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)

1. Insentif/Tekanan.Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan

untuk melakukan kecurangan.

2. Kesempatan.Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai

untuk melakukan kecurangan.

3. Sikap/Rasionalasi.adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang

memungkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur,

atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang

cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang

tidak jujur tersebut.

Skeptisme Profesional PSA 04 (SA230) menyatakan bahwa, dalam melaksanakan

skeptisme professional, seorang auditor” tidak menganggap bahwamanajemen tidak jujur

maupun tidak menganggap kejujuran manajemen dipertanyakan”.

Berfikir kritis PSA 07 menekankan pertimbangan atas kecurangan klien untuk

melakukan kecurangan, tampa mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai

kemungkinan terjadinya kecurangan serta kejujuran dan integrasi manajemen.

Page 27: Makala h

Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan

prosedur pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi

melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi

antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendeteksiaan. Karena kolusi dan dokumentasi

palsu menjadikan deteksi kecurangan menjadi lebih sulit sehinggasering kali lebih efektif dan

lebih efesien bagi perusahaan untuk memfokuskan bagi pencegahan dan pengantisipasian

kecurangan.

Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal sebagai berikut :

Mengubah keseluruhan pelaksanaan audit

Merancang dan melakukan prosedur audit untuk menghadapi risiko kecurangan

tersebut.

Merancang dan melakukan prosedur-prosedur untuk mengatasi dominasi manajemen

terhadap pengendalian.