Makala h

download Makala h

of 6

Transcript of Makala h

BAB IPENDAHULUAN1. LATAR BELAKANGToksikologi adalah ilmu yang mempelajarai efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme hidup. Potensi efek yang ditimbulkan dari bahan kimia di lingkuangan sangat beragam dan bervariasi. Efek merugikan atau toksik pada sistem biologis disebabkan oleh bahan kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta sususnannya cocok untuk dapat menimbulkan keadaan toksik. Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik dan kimia situasi paparan, kerentanan biologis sehingga bila ingin mengkalasifikasikan toksisitas suatu bahan harus mengetahui macam efek yang timbul dan keterangan mengenai paparan sasarannya. Perbandingan dosis letal suatu bahan polutan dan perbedaan jalan masuk dari paparan sangat bermanfaat berkaitan dengan absorbsinya. Olehkarena itu toksikan masuk ke dalam tubuh manusa akan memberikan efek yang bermacam macam sesuai dengan organ target dari masing masing toksikan. Salah satu organ target yang dapat dimasuki oleh toksikan adalah susunan syaraf pusat.Susunan syaraf pusat merupakan suatu sistem syaraf yang sangat penting pada manusia yang mengatur kendali organ tubuh. Susunan syaraf pusat manusia terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang ( medula oblongata). Otak dibagi menjadi 3 bagian yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang yang terterhubung kesumsum tulang belakang pada batang otak. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk mengirikan pean bolak-balik antara otak dengan syaraf perifer yang terdapat disepanjang ruas tulang belakang. Bagian otak depan berfungsi untuk mengontarol seluruh aktifitas sadar yang dilakukan oleh tubuh. Antara otak kanan dan otak kiri dihubungakan olek corpus collasum. Masing masing belahan otak tersebut memiliki fungsinya sendiri. Otak kanan meliputi keterampilan visual dan spasial, menyimpan memori pendenganran dan mobilitas visual. Begitupula bagian otak lainnya memiliki perannannya masing masing.Melihat fungsi yang sangat penting ini maka perlu dipelajari toksikan yang dapat mempengaruhi sistem syaraf serta pengaruhnya terhadap keseimbanagan sistem syaraf manuisa.

BABIIISI

I.Obat obatan stimulan sistem saraf pusat Obat obatan stimulan sistem saraf pusat adalah obat obatan yang dapat bereaksi secara langsung ataupun secara tidak langsung pada SSP. Yang termasuk obat stimulant SSP adalah amphetamine, methylphenidate, pemoline dan cocaine. Stimulan yang paling ideal dan paling sering digunakan adalah dextroamphetamine ( Dexedrine ).Obat obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :1.Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.2.Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas ( merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum ). Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.

II.Klasifikasi Sistem Saraf PusatObat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:1. Psikofarmaka ( Psikotropika ).1) Psikoleptika ( menekan atau menghambat fungsi fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika ).2) Psiko analeptika ( menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia ( wekamin ).2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS ( multiple sclerosis ), dan penyakit Parkinson.3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.4. Jenis obat vertigo dan obat migrain ( Tjay, 2002 ).Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap ( tergantung kerja transmitter )

III. Toksisitas obat obat yang menstimulasi sistem syaraf pusat1. Amfetamin

Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulants. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil. Senyawa ini memiliki nama kimia methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup, menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur. Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek tersebut menjadi berlebihan. Secara klinis, efek amfetamin sangat mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 10 15 jam) dan durasi yang memberikan efek euforianya 4 8 kali lebih lama dibandingkan kokain. Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi reserve powers yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan signal bahwa tubuh membutuhkan senyawa-senyawa itu lagi. Berdasarkan ICD-10 (The International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems), kelainan mental dan tingkah laku yang disebabkan oleh amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15 (Amfetamin yang menyebabkan ketergantungan psikologis).Cara yang paling umum dalam menggunakan amfetamin adalah dihirup melalui tabung. Zat tersebut mempunyai mempunyai beberapa nama lain: ATS, SS, ubas, ice, Shabu, Speed, Glass, Quartz, Hirropon dan lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari dua senyawa yang berbeda: dextroamphetamine murni and pure levoamphetamine.dan levoamphetamine murni. Since dextroamphetamine is more potent than levoamphetamine, pure Karena dextroamphetamine lebih kuat daripada levoamphetamine, dextroamphetamine juga lebih kuat daripada campuran amfetamin.Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai 12 jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari turun dari obatObat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah: 1. Amfetamin 2. Metamfetamin 3. Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam).

Toksisitas amfetaminPada penggunaan jangka panjang, amfetamin dapat menyebabkan waham, halusinasi, gangguan afek, aktivitas motorik berulang, dan nafsu makan berkurang. Sedangkan Pemberian obat dosis tinggi secara berulang dapat menyebabkan pasien mengalami paranoid, peningkatan temperatur tubuh dan irama jantung irreguler bahkan dapat mengalami gagal jantung atau serangan yang mematikan. Pemberian amfetamin berulang dalam jangka waktu lama menyebabkan berkurangnya cadangan katekolamin (prekursor norepinefrin, dopamin dan serotonin. Metamfetamin juga dapat menyebabkan terjadi pengurangan kepadatan dan jumlah neuron dilobus frontalis dan ganglia basalis.

2. Striknin Striknin merupakan alkaloid utama dalamnux vomica, tanaman yang banyak tumbuh di India. Striknin merupakan penyebab keracunan tidak sengaja (accidental poisoning) pada anak. Dalamnux vomicajuga terdapat alkaloid brusin yang mirip striknin baik kimia maupun farmakologinya. Brusin lebih lemah dibanding striknin, sehingga efek ekstraknux vomicaboleh dianggap hanya disebabkan oleh striknin.Striknin tidak bermanfaat untuk terapi, tetapi untuk menjelaskan fisiologi dan farmakologi susunan saraf, obatinimenduduki tempat utama diantara obat yang bekerja secara sentral. Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmiter penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pascainaps. Glisin juga bertindak sebagai transmiter penghambat pascainaps yang terletak pada pusat lebih tinggi di SSP.Striknin menyebabkan perangsangan pada semua bagian SSP, obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Pada hewan coba, konvulsi ini berupa ekstensif tonik dari badan dan semua anggota gerak. Gambaran konvulsi oleh striknin ini berbeda dengan konvulsi oleh obat yang merangsang langsung neuron pusat. Sifat khas lainnya dari kejang striknin ialah kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat oleh rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan dan perabaan. Konvulsi seperti ini juga terjadi pada hewan yang hanya mempunyai medula spinalis. Striknin ternyata juga merangsang medula spinalis secara langsung, atas dasar ini efek striknin dianggap berdasarkan kerjanya pada medula spinalis dan konvulsinya disebut konvulsi spinal.

Toksisitas :Gejala keracunan stiknin ditandai dengan kaku otot muka dan leher, setiap rangsangan sensorik dapat emnimbulkan gerakan motorik hebat. Pada stadium awal terjadi gerakan ekstensi yang masih terkoordinasi akhirnya terjadi konvulsi tetanik. Pada stadiu ini badan berada dalam sikap hiperekstensi (opistotonus), sehingga hanya occiput dan tumit saja yang menyentuh alas tempat tidur. Nafas terhenti karena kontraksi otot diafragma dada dan perut. Episod kejang ini terjadi berulang, frekuensi dan hebatnya kejang bertambah dengan adanya perangsangan sensorik. Kontraksi otot ini menimbulkan nyeri hebat dan pasien takut mati dalam serangan berikutnya. Kematian disebabakan oleh paralsis batang otak karena hipoksia akibat gangguan nafas.

3. kafein

Kafein adalah senyawa alkaloida turunan xantine (basa purin) yang berwujud kristal berwarna putih. Kafein bersifat psikoaktif, digunakan sebagai stimulan sistem saraf pusat dan mempercepat metabolisme (diuretik). Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Overdosis kafein akut, biasanya lebih dari 300 mg per hari, dapat menyebabkan sistem saraf pusat terstimulasi secara berlebihan. Kondisi ini disebut keracunan kafein, gejalanya antara lain gelisah, gugup, insomnia, emosional, urinasi berlebihan, gangguan pencernaan, otot berkedut, denyut jantung yang cepat dan tidak teratur. Gejala yang lebih parah adalah munculnya depresi, disorientasi, halusinasi dan dampak fisik seperti kerusakan jaringan otot rangka.indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematurefek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepatKontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin.Toksisitas: pada manusia kematian akibat keracunana kafein jarang terjadi. Gejala yang biasanya mencolok pada penggunaan kaffein dosis berlebihan ialah muntah dan kejang. Kadar kafein dalam darah pasca mati ditemukan anatara 8- mikrogram/ ml sampai lebih dari 1mg/ ml. Walaupun dosis letal akut kaffein pada orang dewasa anatara 5-10 gram, namun reaksi yang tidak diinginkan telah terlihat pada penggunaan kafein 1 gram (15 mg/kg bb) yang meyebabkan kadar dala plasa diatas 30 mikrogram/ ml. Gejala permulaan berupa sukar tidur, gelisah, eksitasi yang dapat berkembang menjadi delirium ringan.

5