Alkohol Makala h
-
Upload
siska-nurita -
Category
Documents
-
view
78 -
download
0
description
Transcript of Alkohol Makala h
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan dapat menjadi berubah cita rasa dan teksturnya tidak terlepas dari bahan atau
zat yang dapat memberikan nilai tambah dari suatu makanan tersebut. Contohnya
seperti kita yang sudah terbiasa membuat makanan menggunakan garam, jika bahan
tersebut tidak ada pada makanan tersebut, terasa makanan tersebut menjadi hambar dan
membuat kita tidak ingin memakannya. Seperti halnya penggunaan enzim dan alkohol
yang mulai banyak digunakan dalam industri pangan, apabila penggunaan kedua bahan
tersebut tidak digunakan berdampak pada berkurangnya nilai tambah pada industri
pangan tersebut atau bisa tidak. Sebenarnya enzim berperan sangat penting dalam
industri pangan, baik produk pangan tradisional maupun maupun desain produk pangan
yang baru. Contoh kecil produk pangan fermentasi yang dapat kita temui secara tidak
langsung menggunakan kerja enzim seperti yogurt, tempe, kecap, tape, sosis, dan lain-
lainnya. Penggunaan enzim dalam industri pangan dilakukan karena enzim merupakan
alat yang ideal digunakan untuk memanipulasi bahan-bahan biologis. Beberapa
keuntungan penggunaan enzim dalam pengolahan pangan adalah aman terhadap
kesehatan karena bahan alami, mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa efek
samping, aktif pada konsentrasi yang rendah, dapat diinaktivasi, dan dapat digunakan
sebagai indikator kesesuaian proses pengolahan. Walaupun demikian, dari ribuan enzim
ditemukan oleh para ahli biokimia, hanya sebagian kecil enzim dapat dimanfaatkan
dalam industri pangan. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian kondisi reaksi enzim,
ketidakstabilan enzim selama pengolahan, atau karena biaya yang terlalu mahal untuk
menggunakan enzim dalam pengolahan pangan. Dan yang menjadi topik dari
penggunaan enzim ini adalah bagaimana cara pembuatan enzim tersebut, apa memenuhi
syariat-syariat islam yaitu, media untuk perkembangan mikrobiologi enzimnya tersebut
menggunakan media yang bersumber dari bahan yang halal. Atau tidak ? . Ini lah yang
sangat perlu kita ketahui bagaimana cara pembuatan enzim tersebut, apa menyalahi
syariat agama islam atau tidak?
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 1
Sedangkan alkohol merupakan bahan atau zat yang sudah lama digunakan oleh bangsa
barat dan sebagian asia seperti jepang, cina, dan korea yang dimanfaatkan untuk
menambah cita rasa dari suatu makanan. Namun penggunaan alkohol dalam makanan
ini masih dalam pembincangan bagi kalangan konsumen muslim, kenapa? Karena
alkohol ini merupakan zat yang sangat tegas dilarang oleh Allah SWT untuk
dikonsumsi langsung atau tidak langsung. Maka dari itu kita perlu mengetahui
penggunaan bahan atau zat alkohol ini apa ada manfaatnya jika dicampurkan dengan
bahan pangan dan kita dapat melihat sisi lain dari penggunaan alkohol kedalam bahan
pangan dari sisi pandangan syariat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan enzim dan kegunaan enzim dalam industri pangan?
2. Apa saja produk-produk pangan yang memanfaatkan penggunaan enzim?
3. Bagaimana titik kritis yang perlu dilakukan terhadap penggunaan enzim?
4. Apa yang dimaksud dengan alkohol dan kegunaan alkohol dalam industri pangan?
5. Apa saja produk-produk pangan yang memanfaatkan penggunaan alkohol?
6. Mengapa alkohol dilarang penggunaannya dalam pandangan islam sesuai dari
kandungan al-quran?
7. Bagaimana titik kritis yang perlu dilakukan terhadap penggunaan alkohol?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian enzim dan kegunaan enzim dalam industri pangan.
2. Untuk mengetahui produk-produk pangan yang memanfaatkan penggunaan enzim.
3. Untuk mengetahui titik kritis penggunaan enzim.
4. Untuk mengetahui pengertian alkohol dan kegunaan alkohol dalam industri pangan.
5. Untuk mengetahui produk-produk pangan yang memanfaatkan penggunaan alkohol.
6. Untuk mengetahui larangan dalam penggunaan alkohol dalam syariat islam.
7. Untuk mengetahui titik kritis penggunaan alkohol
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 2
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Enzim
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi
molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung
pada suatu kondisi atau zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah
lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir
molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya
dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan
perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-
amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 4
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul
yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan
aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
2. Macam Enzim dalam Pangan
a. Rennet
Rennet adalah enzim yang digunakan dalam proses pembuatan keju (cheese) yang
terbuat dari bahan dasar susu. Susu adalah cairan yeng tersusun atas protein yang
terutama kasein yang dapat mempertahankan bentuk cairnya. Rennet merupakan
kelompok enzim protease yang ditambahkan pada susu pada saat proses
pembuatan keju. Rennet berperan untuk menghidrolisis kasein terutama kappa
kasein yang berfungsi mempertahankan susu dari pembekuan. Enzim yang paling
umum yang diisolasi dari rennet adalah chymosin Chymosin dapat diisolasi dari
beberapa jenis binatang, mikroba atau sayuran. Chymosin yang berasal dari
mikroorganisme lokal atau asli yang belum mendapat rekayasa genetik dalam
aplikasi pembuatan keju atau cheddar kadang-kadang menjadi kurang efektif.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 5
b. Laktase
Laktase adalah enzim likosida hidrolase yang berfungsi untuk memecah laktosa
menjadi gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa. Tanpa suplai atau
produksi enzim laktase yang cukup dalam usus halus, akan menyebabkan
terjadinya lactose intolerant yang mengakibatkan rasa tidak nyaman diperut
(seperti kram, banyak buang gas, atau diare) dalam saluran cerna selama proses
pencernaan produk-produk susu. Secara komersial laktase digunakan untuk
menyiapkan produk-produk bebas laktosa seperti susu. Ini juga dapat digunakan
untuk membuat es krim dalam pembuatan cream dan rasa produk yang lebih
manis. Laktase biasanya diisolasi dari yeast (Kluyveromyces sp.) dan fungi
(Aspergillus sp.).
c. Katalase
Katalase adalah enzim yang dapat diperoleh dari hati sapi (bovine livers) atau
sumber mikrobial. Katalase digunakan untuk mengubah hidrogen peroksida
menjadi air dan molekul oksigen. H2O2 + H2O2 2H2O + O2. Enzim ini
digunakan secara terbatas pada proses produksi keju. Hidrogen peroksida selain
digunakan sebagai agen bleaching atau pemutih di industri kertas atau tekstil, juga
digunakan untuk melindungi buah dan sayuran segar dari bakteri patogen seperti
Salmonella atau E.coli, pasteurisasi produk susu, ataupun digunakan dalam
sterilisasi karton pembungkus jus atau susu segar sehingga tak perlu pendinginan.
d. Lipase
Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan
memberikan flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan karena adanya asam
lemak bebas yang diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri
pengolahan susu Lipase juga digunakan pada industri lainnya. Mikroba penghasil
lipase antara lain adalah Pseudomonas aeruginosa, Serratia marcescens,
Staphylocococcus aureus dan Bacillus subtilis. Enzim lipase ini digunakan
sebagai biokatalis untuk memproduksi asam lemak bebas, gliserol, berbagai ester,
sebagian gliserida, dan lemak yang dimodifikasi atau diesterifikasi dari substrat
yang murah, seperti minyak kelapa sawit. Produk-produk tersebut secara luas
digunakan dalam industri farmasi, kimia dan makanan.
Di samping itu, enzim lipase dapat digunakan untuk menghasilkan emulsifier,
surfaktant, mentega, coklat tiruan. Aplikasi enzim lipase untuk sintesis senyawa
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 6
organik semakin banyak dikembangkan, terutama karena reaksi menggunakan
enzim bersifat regioselektif dan enansioselektif. Aktifitas katalitik dan selektivitas
enzim tergantung dari struktur substrat, kondisi reaksi, jenis pelarut, dan
penggunaan air dalam media. Contohnya biosintesis senyawa pentanol, hexanol &
benzyl alkohol ester, serta biosintesis senyawa terpene ester menggunakan enzim
lipase yang berasal dari Candida antartica dan Mucor miehei. Sampai saat ini
lipase yang banyak digunakan untuk keperluan reaksi sintesis adalah lipase
komersial dari Rhizomucor miehei dan Pseudomonas sp.
e. Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida dari
senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana
(asam amino). Protease yang dipakai secara komersial seperti serine, protease,
dan metalloprotease biasanya berasal dari Bacillus subtilis yang mempunyai
kemampuan produksi dan sekresi enzim yang tinggi. Enzim protease berfungsi
melembekkan, melembutkan atau menurunkan gluten yang membentuk protein.
Contoh protease yang dapat dimanfaatkan adalah bromelin dan papain sebagai
bahan pengempuk daging. Enzim protease dapat digunakan sebagai pelembut
daging bagi daging yang liat supaya mudah dikunyah, dan membantu
menanggalkan kulit ikan dalam industri pengetinan ikan.
f. Enzim Papain
Manfaat utama papain adalah pelunak daging. Daging dari hewan tua dan
bertekstur bisa menjadi lunak. Pada pH, suhu, dan kemurnian papain tertentu daya
pemecahan protein yang dimiliki papain dapat diintensifkan lebih jauh menjadi
kegiatan hidrolisis protein. Manfaat lainnya adalah bahan perenyah pada
pembuatan kue kering seperti crackers, bahan penggumpal susu pada pembuatan
keju, bahan pelarut glatin, dan bahan pencuci lensa. Buah pepaya juga
menghasilkan pektin. Industri makanan dan minuman telah menggunakan pektin
sebagai bahan pemberi tekstur pada roti dan keju, bahan pengental dan stabilizer
pada minuman sari buah, bahan pokok pembuatan jelly, jam, dan marmalade.
g. Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolis amilum (pati)
menjadi gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase
digunakan untuk menghidrolisis pati menjadi suatu produk yang larut dalam air
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 7
serta mempunyai berat molekul rendah yaitu glukosa. Enzim amilase dapat
digunakan dalam proses pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan
sirup glukosa. Namun, pada umumnya amilase banyak digunakan pada industri
minuman misalnya pembuatan High Fructose Syrup (HFS). Enzim amilase dapat
diproduksi oleh berbagai jenis mikroorganisme terutama dari keluarga Bacillus,
Psedomonas dan Clostridium. Bakteri potensial yang akhir-akhir ini banyak
digunakan untuk memproduksi enzim amilase pada skala industri antara lain
Bacillus licheniformis dan B.stearothermophillus. Bahkan penggunaan
B.stearothermophillus lebih disukai karena mampu menghasilkan enzim yang
bersifat termostabil sehingga dapat menekan biaya produksi.
Enzim amilase juga dapat digunakan untuk menghilangkan kanji dalam buah-
buahan dan cocoa saat proses pengejusan buah-buahan dan coklat, dan sebagai
bahan tambahan dalam proses pencairan kanji sebelum penambahan malt dalam
industri alkohol. Pada industri pembuat pemanis misalnya, enzim amilase dan
glucose isomerase hipertermofilik akan sangat membantu proses pemecahan pati
(starch) menjadi oligomer lalu menjadi fruktusa atau glukosa dalam bentuk sirup.
Proses ini semua dilakukan pada suhu sangat tinggi dan ada pula proses
pengadukan, sehingga menuntut enzim yang mendegradasi pati atau mengubah
gula oligomer menjadi glukosa atau fruktosa harus sangat stabil dan aktif di suhu
panas. Dalam keperluan proses kontrol produksi makanan jadi atau olahan
misalnya, kadar pelezat asam dalam bentuk monosodium glutamate (MSG) sangat
penting. Karena kadar MSG yang berlebihan dapat menyebabkan gejala sakit
kepala yang dikenal dengan Chinese food syndrome.
h. Enzim Xylanase
Xilanase juga dapat digunakan untuk menghidrolisis xilan (hemiselulosa)
menjadi gula xilosa. Xilan banyak diperoleh dari limbah pertanian dan industri
makanan. Pengembangan proses hidrolisis secara enzimatis merupakan prospek
baru untuk penanganan limbah hemiselulosa (Biely, 1985; Rani dan Nand, 1996;
Beg et al., 2001). Gula xilosa banyak digunakan untuk konsumsi penderita
diabetes. Di Malaysia gula xilosa banyak digunakan untuk campuran pasta gigi
karena dapat berfungsi memperkuat gusi, Van Paridon et al. 1992 telah
melakukan penelitian pemanfaatan xilanase untuk campuran makanan ayam
boiler, dengan melihat pengaruhnya terhadap berat yang dicapai dan efisiensi
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 8
konversi makanan serta hubungannya dengan viskositas pencernaan. Hal yang
sama juga dilakukan oleh Bedford dan Classen (1992), yang melaporkan bahwa
campuran makanan ayam boiler dengan xilanase yang berasal dari T.
longibrachiatum ternyata mampu mengurangi viskositas pencernaan, sehingga
meningkatkan pencapaian berat dan efisiensi konversi makanan.
Xilanase dapat juga digunakan untuk menjernihkan juice, ekstraksi kopi,
minyak nabati, dan pati (Wong dan Saddler, 1993). Kombinasi dengan selulase
dan pektinase dapat untuk penjernihan juice dan likuifikasi buah dan sayuran (Beg
et al., 2001). Efisiensi xilanase dalam perbaikan kualitas roti yang telah dilakukan,
yaitu xilanase yang berasal dari Aspergillus niger var awamori yang ditambahkan
ke dalam adonan roti untuk menghasilkan kenaikan volume spesifik roti dan
untuk lebih meningkatkan kualitas roti maka perlu dilakukan kombinasi
penambahan amilase dan xilanase (Maat et al., 1992).
i. Enzim Selulase
Enzim selulase dapat digunakan untuk melembutkan sayur-sayuran dengan
mencernakan sebagian selulosa sayur itu, mengeluarkan kulit dari biji-bijian
seperti gandum, mengeluarkan agar-agar dari rumput laut dengan menguraikan
dinding sel daun rumput dan membebaskan agar-agar yang terkandung dalamnya.
j. Enzim Isomerase
Enzim isomerase digunakan untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa dalam
industri sirup jagung berkadar fruktosa tinggi. Fruktosa yang merupakan isomer
D-glukosa adalah pemanis alami yang paling manis. Untuk tujuan isomerisasi ini
digunakan enzim xilosa isomerase. Dalam industri modern, penggunaan xilosa
isomerase dilakukan dalam reaktor fixed-bed dalam bentuk terimobilisasi. Xilosa
isomerase yang sering digunakan berasal dari B. coagulans,Streptomyces albus,
Arthrobacter spp., dan Actinoplanes missouriellsis. Dua enzim karbohidrase
penting lainnya yang digunakan dalam industri ialah pektinase dan laktase.
Pektinase digunakan untuk menjernihkan jus buah. Laktase digunakan pada
industri keju untuk memeca laktosa menjadi glukosa dan galaktosa (Thomas &
Kenealy 1986.
3. Penggunaan Enzim dalam Pangan
Enzim telah digunakan oleh manusia selama berabad-abad lamanya. Bukti dari
penggunaan enzim tersebut berupa adanya pembuatan keju dalam Bahasa Yunani
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 9
pada tahun 800 SM (Ashie, 2003). Pada saat ini, enzim digunakan untuk banyak
tujuan dan industri. Industri makanan utama menggunakan enzim untuk membuat
keju, pengembang, pengolahan buah-buahan dan sayur-sayuran, dan produksi bahan
makanan. Enzim ini digunakan pada produksi gula, pemrosesan kanji, hydrolysis
protein, dan modifikasi dari minyak dan lemak.
Industri makanan pertama kali menggunakan enzim pada tahun 1960-an, saat
enzim glucoamylase dikembangkan untuk memecah glukosa tepung (Olsen, 2000a).
Saat ini, hampir semua glukosa dihasilkan dengan menggunakan enzim. sirup jagung
tinggi fruktosa yang ditemukan pada minuman ringan, juga dihasilkan dengan
menggunakan enzim.
a. Roti
Dalam industri roti, enzim membantu meningkatkan kualitas, kesegaran, dan
pengembangan roti. Mereka mengubah gula menjadi alkohol dan karbon
dioksida, menyebabkan adonan mengembang; memperkuat jaringan gluten, yang
menghasilkan fleksibilitas yang lebih besar; dan memodifikasi trigliserida, yang
mengakibatkan volume roti yang lebih besar.
b. Keju
Dalam pembuatan keju, enzim membantu susu hingga membeku, langkah
pertama dalam membuat keju. Dalam industri susu, kedua dan enzim binatang
antimikroba yang digunakan. Juga digunakan untuk enzim mempercepat keju dan
untuk mengurangi kematangan properti produk susu alergi. Chymosin enzim yang
digunakan untuk proses pembekuan darah, lipase digunakan untuk masak, dan
lactase digunakan untuk meningkatkan digestibility. Sumber enzim binatang halal
menjadi perhatian konsumen. Keju dan yang dihasilkan oleh penjernihan endapan
susu menggunakan enzim binatang yang haram jika sumber adalah binatang
haram. Keju dan dihasilkan oleh enzim binatang penjernihan endapan susu dari
binatang halal tidak menyembelih menurut persyaratan Islam yang meragukan,
karena hanya beberapa konsumen menerima produk-produk ini. Karena ditemui
dalam banyak penjernihan endapan susu produk nondairy, menggunakan hewan-
berasal enzim yang menghasilkan dipanjangkan penjernihan endapan susu
menjadi masalah bagi konsumen halal (Chaudry, 2002).
c. Hidrolisis Protein
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 10
Hydrolysis protein adalah aplikasi lain untuk enzim. Protein yang binatang dan
tumbuhan hydrolyzed dengan menggunakan enzim yang meningkatkan
fungsionalitas dan nilai-nilai gizi protein. Protein ini digunakan dalam makanan
sebagai emulsifiers; agen hidrasi; untuk mengontrol; sebagai agen gelling
kekentalan; dan untuk meningkatkan kohesi, tekstur, dan solubility. Produksi
protein-protein oleh reaksi kimia adalah karena memerlukan menyebabkan
kondisi berat dan menghasilkan produk-produk, yang sulit atau mahal untuk
menghapus. Enzim lebih cepat, memungkinkan di bawah kondisi yang lebih
ringan, produksi dan menghasilkan produk-produk dengan lebih sedikit. Enzim
yang dapat disesuaikan untuk memperlancar reaksi tertentu, dengan sangat rendah
dengan pembentukan produk-.
d. Ekstrak Daging
Enzim yang dapat digunakan untuk menghasilkan ekstrak daging dari tinggalkan-
sisa tulang. Ini digunakan dalam sup, saus, broths, dan aplikasi lain.
e. Olahan Buah
Dalam industri jus, enzim digunakan untuk meningkatkan hasil dan meningkatkan
warna serta aroma. Digunakan untuk mengklarifikasi enzim jus dan mengekstrak
minyak atsiri dari mengupas kulit jeruk. Enzim juga dapat meningkatkan tekstur
potongan buah yang digunakan dalam produk makanan, seperti buah-flavoured
yogurt. Enzim dapat digunakan dalam pengambilan minyak sayur.
f. Minyak
Secara Konvensional, bahan-bahan berminyak seperti rapeseeds, kelapa, biji
bunga matahari, palm kernel, dan zaitun mula-mula menekan untuk mengekstrak
minyak. Minyak yang tersisa adalah kemudian diekstrak dengan menggunakan
pelarut organik. Dalam tahap kedua, enzim ini dapat digunakan untuk
memungkinkan minyak dapat dikeluarkan ke sebuah solusi air, menghindari
kebutuhan untuk sebuah pelarut, membuat ia organik yang lebih ramah
lingkungan metode menghasilkan minyak. Namun, metode ini belum digunakan
dengan meluas. Juga digunakan untuk enzim memodifikasi oils untuk
meningkatkan nilai gizinya atau untuk menghasilkan pelumas dan bahan
kosmetik.
g. Sirup Jagung (HCFS)
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 11
Pembuatan HFCS (High Fructose Corn Syrup) dapat dilakukan dengan
tersediaanya substrat pati jagung dan enzim isomerase yang mampu merubah
glukosa menjadi fruktosa. Kini telah berkembang penggunaan “immobilized
enzymes”, suatu enzim yang dikurung dalam sejenis kapsul, sehingga substrat dan
produknya saja yang dapat masuk ke luar, sedang enzimnya tidak ke luar
(immobilize) dari kapsulnya. Dengan demikian penggunaannya dapat berulang-
ulang, sampai mengalami stadium “fatigue”.
Salah satu produk HFCS (yang pertama diproduksi) mengandung 71 persen
padatan terlarut, dengan susunan 42 persen fruktosa, 52 persen dekstrosa
(glukosa) dan 6 persen gula-gula lain. Karena kandungan dektrosanya, suhu
penyimpanan sebaiknya dilakukan pada 80 – 900F, untuk mencegah terjadinya
kristalisasi glukosa.
1) Likuifikasi
Kanji pati jagung (40 – 45%) dimasukkan ke dalam pompa dengan dicampur
enzim amilase dan cofaktor. PH diatur sampai sekitar 6.8 sebelum ditambah
dengan enzim. Dan kemudian dinjeksikan uap air panas sehingga mencapai
suhu reaksi enzim yaitu 1040C. Dengan tekanan uap, mampu sekaligus
mengocok sehingga mempercepat reaksi. Penambahan enzim dilakukan dan
produk dibiarkan pada suhu 930C selama 60 menit sehingga proses likuifikasi
berlangsung lengkap. Pada tahap tersebut seluruhpati telah dirubah sehingga
mencapai dekstrose-eqivalen (DE) sekitar 15 – 20.
2) Sacharifikasi
Campuran didinginkan sehingga mencapai 600C, suhu yang optimal untuk
proses sacharifikasi. Karena reaksinya exotherm maka ada kecenderungan
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 12
proses menyebabkan bertambahnya suhu, karena itu harus diturunkan dan
dikendalikan. Pengendalian suhu sangat penting pada tahap sacharifikasi.
Produk akhir mencapai DE 95 – 98.
3) Refining sirup dekstrosa
Proses refining dimulai dengan proses filtrasi. Filtrasi dilakukan secara vakum
yang mampu menjaring protein, serat atau padatan lain dengan cara sirup
ampas dikeringkan untuk kemudian dibuat pellet untuk makanan ternak. Sirup
yang telah disaring tersebut dipompakan ke dalam kolom karbon aktif dan ion
exchange dalam bentuk seri untuk lebih memurnikan sirup. Kolom karbon aktif
biasanya terdiri dari dua buah kolom yang mampu menampung aliran sirup
dnegan “retention time” 400 jam, yang diperlengkapi dengan alat distributor
yang menjamin distribusi sehomogen mungkin. Setelah melalui karbon aktif,
sirup tersebut dialirkan dalam tangki-tangki “ion exchange” dan kemudian
disaring lagi untuk memisahkan adanya karbon yang terikut dalam sirup.
Fungsi “ion-exchange” ialah untuk menghilangkan zat-zat mineral dalam sirup
dan residu protein atau zat-zat warna yang mungkin lolos dari kolom karbon
aktif. Tahap berikutnya adalah pengentalan kembali dengan dilakukan
evaporator.
4) Isomerisasi
Glukosa dan fruktosa adalah merupakan isomer satu dengan yang lainnya,
artinya memilih berat molekul dan susunan atom yang sama tetapi dengan
struktur konfigurasi yang berbeda. Glukosa dapat dirubah strukturnya menjadi
fruktosa atau sebaliknya, fruktosa dapat dirubah menjadi glukosa dengan
pertolongan enzim yang sama yaitu glukosa-isomerase. Proses perubahan
tersebut disebut “enzymatic glucose-isomerization”. Karena enzim tersebut
“reversible” artinya dapat mengkatalis ke aksi bolak-balik maka produk akhir
selalu merupakan campuran dari biak glukosa maupun fruktosa. Relatif
komposisi campuran dari kedua jenis gula tersbut dapat bervariasi tergantung
kondisi reaksi, suhu dan keasaman dimana proses isomerasi berlangsung. High
Fructose yang diproduksi mengandung fruktosa 42 persen, 50 persen glukosa
dan 8 persen oligomerasi (gula lain).
Sirup kental dengan kadar padatan 45 persen dimasukkan ke dalam
isomerasi selama 15 menit untuk mengatur pH 8.0 dan penambahan Mg sulfat
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 13
sebagai promts, sirup dipompakan ke dalam kolom-kolom isomerasi. Sebelum
proses dimulai, suhu kasar dan suhu tepat (600C) diatur secara cermat,
dilakukan di aerasi dalam kolom sehingga mencapai kevakuman 254 mm Hg
dan enzim gluko isomerasenya telah pula disiapkan. Adanya oksigen terlarut
dapat memblokir reaksi isomerasi. Dalam industri yang berskala besar proses
isomerasi dilakukan pada sembilan kolom reaktor (fixed bed, densiflow) dan
beberapa “immobilized enzym” kolom reaktor. Enzim dalam kolom secara
cepat berubah secara isomerisasi, glukose menjadi fruktosa. Kadar sirup
glukosa harus diatur selalu tetap yaitu antara 42.5 – 43 persen agar
“flowrate”nya konstan.
5) Refining HFS
“High Fructose Syrup” yang diperoleh kemudian ditampung dalam tangki
penampung dan kemudian dialirkan ke dalam filter, karbon aktif dan “ion-
exchange” kolom seperti yang digunakan dalam proses pemurnian sirup
glukosa. Karbon aktif mengambil senyawa berwarna yang terjadi selama
proses isomerasi dan “ion-exchange” mengambil garam anorganik yang
digunakan dalam proses isomerasi sehingga kadar abu dapat ditekan menjadi
serendah mungkin. Sirup HFS yang diperoleh disaring lagi, dipanaskan pada
suhu di bawah diskolom HFS untuk meningkatkan kekentalan sirup sehingga
mencapai kadar padatan terlarut 71 persen, disaring lagi baru ditampung ke
dalam tangki-tangki penyimpanan.
4. Klasifikasi Enzim
Para ahli biokimia Uni Internasional telah mengembangkan sebuah sistem
identifikasi untuk menggolongkan atau mengklasifikaiskan enzim. Penamaan enzim
melibatkan klasifikasi numerik, nama sistematis yang panjang, dan beberapa
menggunakan nama yangb mudah. Misalnya, enzim konversi katalis laktosa (susu)
untuk galaktosa gula dan glukosa digolongkan sebagai EC 3.2.1.23, memiliki nama
sistematis β-D-galactoside galactohydrolase, dan nama umum lactase. Enzim
diklasifikasikan ke dalam enam kategori (Olsen, 2000b):
a. Oxidoreductases
b. Transferases
c. Hydrolases
d. Lyases
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 14
e. Isomerases
f. Ligases
5. Titik Kritis Penggunaan Enzim
Kontrol hala dalam produksi enzim, yang mana enzim tersebut dipanen atau
diekstrak dari sumber-sumber biologis alam seperti jaringan hewan, bahan-bahan
tumbuhan, atau sumber-sumber antimikroba. Enzim juga dapat dihasilkan melalui
sebuah proses fermentasi. Persyaratan untuk masing-masing proses berbeda dan
unik untuk setiap produk. Oleh karena itu, HCP telah ditentukan untuk memelihara
keunikan proses.
a. Halal Control Point (HCP) Ekstraksi Enzim dari Organ Hewan
Terdapat lima HCPs: menggunakan organ halal, peralatan bersih, agen pelepas
yang dapat diterima, bahan, dan standarisasi yang disetujui slip kemasan yang
tepat dan labeling.
1) HCP1 : Organ Hewan
Dalam tujuan komersil, enzim diekstrak dari beberapa organ hewan dari
berbagai spesies seperti porcine, bovine atau ovine. Enzim yang diekstrak dari
organ babi tidak diperbolehkan untuk konsumen halal. Organ sebagai sumber
enzim harus berasal dari hewan halal yang sudah disetujui. Organ harus
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 15
diambil dari daerah yang mana dibudidayakan oleh seorang muslim. Beberapa
negara ada yang menerima enzim yang berasal dari hewan halal walaupun
hewan tersebut tidak dibudidayakan oleh orang muslim.
2) HCP2 : Persiapan Ekstraksi
Dikarenakan mayoritas enzim berasal dari hewan yang tidak halal, diperlukan
peralatan yang dapat menangani resiko tersebut. Sebelum menggunakan alat
untuk ekstraksi enzim, alat tersebut harus bersih agar terhindar dari
kontaminasi.
3) HCP3
Enzim mungkin tidak tersedia di jaringan dalam bentuk dapat larut, oleh
karena itu harus dilepaskan atau membuat enzim terebut mudah larut untuk
meningkatkan hasil. Bahan kimia yang digunakan untuk tujuan ini harus
cocok untuk produksi halal.
4) HCP4 : Standarisasi Bahan
Disamping garam dan air, bahan lain juga digunakan untuk mengatur
kekuatan enzim. Bahan pengawet dan pengemulsi juga digunakan untuk
mempertinggi atau meningkatkan kehidupan enzim. Semua standar bahan
harus sesuai dengan
Produksi halal.
5) HCP5
Akhirnya, label harus dipasang dengan baik, termasuk label halal untuk
mengidentifikasi produk tersebut. Jika enzim berasal dari hewan yang
disembelih oleh seorang muslim, mereka harus diidentifikasi. Bahan kemasan
dan label harus merupakan bahan yang sudah disetujui.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 16
b. Halal Control Point (HCP) Ekstraksi Enzim dari Proses Fermentasi
Terdapat 6 kendali titik kritis dalam proses ini, diantaranya: bahan baku, asal
biakan, proses pembantu yang diterima, media pertumbuhan, standarisasi bahan
yang disetujui dan pengemasan serta pelabelan. Beberapa tahap proses sama
dengan ekstraksi enzim yang berasal dari organ hewan, yang berbeda hanyalah
asal biakan serta media pertumbuhan.
1) HCP1 : Bahan Baku untuk Media Pertumbuhan
Sebelumnya isu terhadap media pertumbuhan tidaklah menjadi isu
yangdiperbincangkan hingga tujuh pekerja PT Ajinomoto ditangkap di
Indonesia karena melanggar hukum pengolahan pangan halal. Pada media
pertumbuhan, mereka menggunakan peptin kedelai yang dibuat dengan enzim
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 17
porcine. Titik kendali yang pertama dalam produksi enzim dengan fermentasi
adalah penggunaan media yang diperbolehkan. Beberapa bahan baku yang
berasal dari sayuran tidak boleh diproses dengan menggunakan porcin atau
enzim yang tidak halal lainnya.
2) HCP2 : Asal Biakan
Pembiakan mikroba, ragi, alga atau bakteri lainnya dapat dibuat secara genetik.
Semua sumber dari biakan tersebut diperbolehkan dalam praktek komersil.
Walau demikian, jika bakteri atau mikroorganisme lain sudah dimodifikasi
dengan bioteknologi, sumber dari bahan genetik tersebut sangatlah penting.
Bahan genetik dari spesies yang halal baik hewan maupun tumbuhan umumnya
diperbolehkan. Keamanan pangan merupakan fokus utama, akan tetapi
tanggung jawab pemerintah terhadap regulasi pangan seperti FDA, USDA dan
EPA (Environmental Protection Agency) di Amerika Serikat dan lembaga
regulasi pangan lainnya. Seperti kebijakan pada umumnya, semua bahan
genetik yang berasal dari hewan yang haram harus dihindari.
3) HCP3
Proses Antifoam harus bebas dari bahan-bahan yang dilarang, khususnya
derivatif dari lemak babi.
4) HCP4
Semua bahan-bahan yang digunakan sebagai media pertumbuhan dan dalam
persiapan budidaya induk harus halal.
5) HCP5 : Standarisasi Bahan
Bahan-bahan pengawet, emulsifiers, dan bahan-bahan lain harus berasal dari
sumber-sumber yang dapat diterima atau diperbolehkan. Mungkin kadang-
kadang dapat digunakan alkohol sebagai pengawet untuk melindungi kegiatan
enzim. Alkohol, secara umumnya diterima jika di bawah 0,5% dengan volume
enzim.
6) HCP6
Sebaiknya dikemas dalam wadah yang dapat diterima atau diperbolehkan dan
berlabel dengan benar dengan cap halal.
6. Bioteknologi Enzim
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 18
Identifikasi dan pemahaman tentang led DNA dan gen serta pengembangan dari
teknik biologi enzim. Berbagai macam enzim sekarang yang dihasilkan melalui
bioengineering, dengan berbagai metode yang digunakan untuk pertumbuhan dan
produksi enzim. Salah satu metode produksi adalah fermentasi basah atau fermentasi
terendam. Dalam proses ini, mikroorganisme yang dipilih (bakteri dan jamur) adalah
bakteri yang tumbuh dalam kondisi yang tertutup terhadap nutrisi cairan dan oksigen.
Sebagai mikroorganisme, saat memecah zat-zat makanan, mereka melepas enzim.
Zat-zat makanan yang biasanya mengangkat semua disterilisasi seperti, gula, pati,
kedelai kasar. Proses ini dapat dioperasikan secara terus-menerus atau dalam mode
batch. Suhu pembuluh darah dan konsumsi oksigen dan pH dikontrol dengan hati-
hati untuk mengoptimalkan produksi enzim.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 19
B. Alkohol
Kata alkohol yang ada di dalam ini merujuk pada etanol, etil alkohol, yang merupakan
bahan utama yang dalam Al-Quran merujuk pada istilah khamr atau minuman alkohol.
Alkohol merupakan bahan kimia yang biasa terdapat di alam dan memiliki beberapa
kegunaan. Pada jaman dulu, alkohol dikonsumsi sebagai minuman beralkohol. Alkohol
dibuat dari fermentasi yang berasal dari buah seperti anggur dan biji, saat ini alkohol
juga dibuat dari tumbuh tumbuhan sereal seperti rye, barley dan jagung. Kentang dan
whey juga digunakan untuk membuat alkohol. Mayoritas penggunaan alkohol adalah
untuk minuman beralkohol dan pelarut dalam makanan, kosmetik dan industri obat-
obatan. Minuman beralkohol yang dilegalkan adalah yang mengandung antara 0.5 dan
80% etil alkohol dalam volume minuman tersebut. Untuk keperluan industri alkohol
yang digunakan dapat mencapai 95%.
1. Pengertian Alkohol
Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang dibentuk dari
hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil dengan
atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas untuk berbagai hasil
pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau lebih gugus alkohol
(Dorland, 2002). Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum
untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat
pada atomkarbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon
lain. Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol;
dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena
memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan
metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan
dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol
dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung pada bagaimana
posisi gugus -OH dalam rantai atom-atom karbonnya. Masing-masing kelompok
alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi.
a. Alkohol Primer
Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat
pada satu gugus alkil.bPerhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 20
gugus alkil yang terikat. Pada gambar di samping, hanya ada satu ikatanantara
gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.
b. Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
c. Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang
sama atau berbeda.
2. Ayat Al-Quran Mengenai Alkohol
Larangan minum khamr (minuman keras), diturunkan secara berangsur-angsur.
Sebab minum khamr itu bagi orang Arab sudah menjadi adat kebiasaan yang
mendarah daging semenjak zaman jahiliyah. Mula-mula dikatakan bahwa dosanya
lebih besar daripada manfaatnya, kemudian orang yang mabuk tidak boleh
mengerjakan shalat, dan yang terakhir dikatakan bahwa minum khamr itu adalah keji
dan termasuk perbuatan syaithan. Oleh sebab itu hendaklah orang-orang yang
beriman berhenti dari minum khamr.
Begitulah, akhirnya Allah mengharamkan minum khamr secara tegas. Adapun
firman Allah yang pertama kali turun tentang khamr adalah :
و فعهما، ن من اكبر اثمهمآ و اس، للن منافع و كبير اثم فيهما قل الميسر، و الخمر عن يسئلونك
ينفقون، ماذا يسألونك
: . البقرة رون تتفك كم لعل االيت لكم الله يبين كذلك العفو، 219قل
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya
itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafqahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir. [QS. Al-Baqarah : 219]
Di dalam hadits riwayat Ahmad dari Abu Hurairah diterangkan sebab turunnya
ayat tersebut sebagai berikut : Ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah,
didapatinya orang-orang minum khamr dan berjudi (sebab hal itu sudah menjadi
kebiasaan mereka sejak dari nenek moyang mereka). Lalu para shahabat bertanya
kepada Rasulullah SAW tentang hukumnya, maka turunlah ayat tersebut. Mereka
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 21
memahami dari ayat tersebut bahwa minum khamr dan berjudi itu tidak diharamkan,
tetapi hanya dikatakan bahwa pada keduanya terdapat dosa yang besar, sehingga
mereka masih terus minum khamr. Ketika waktu shalat Maghrib, tampillah seorang
Muhajirin menjadi imam, lalu dalam shalat tersebut bacaannya banyak yang salah,
karena sedang mabuk setelah minum khamr. Maka turunlah firman Allah yang lebih
keras dari sebelumnya, yaitu :
: . النساء تقولون ما تعلموا حتى سكرى انتم و الصلوة تقربوا ال امنوا ذين ال ها 43ياي
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat padahal kamu
sedang mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan. [An-Nisaa' : 43]
Kemudian orang-orang masih tetap minum khamr, sehingga mereka mengerjakan
shalat apabila sudah sadar dari mabuknya. Kemudian diturunkan ayat yang lebih
tegas lagi dari ayat yang terdahulu :
فاجتنبوه يطن الش عمل من رجس االزالم و االنصاب و الميسر و الخمر ما ان امنوآ ذين ال ها ياي
. تفلحون كم لعل
ذكر عن يصدكم و الميسر و الخمر فى البغضآء و العداوة بينكم وقع ي ان يطن الش يريد ما ان
الصلوة عن و الله
: . المائدة منتهون انتم 91-90فهل
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum)
khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat,
maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). [QS. Al-Maidah : 90-91]
Setelah turun ayat yang sangat tegas ini, mereka berkata, "Ya Tuhan kami, kami
berhenti (dari minum khamr dan berjudi)". [HR. Ahmad]
Dari ayat-ayat diatas, sudah jelas bahwa Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan
khamr dengan pengharaman yang tegas. Dan bahkan peminumnya dikenai
hukuman had. Rasulullah SAW menghukum peminum khamr dengan 40 kali dera.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 22
Kemudian para shahabat ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana nasib
orang-orang yang gugur di jalan Allah dan yang mati di atas tempat tidur padahal
mereka dahulu peminum arak dan makan dari hasil judi, padahal Allah menetapkan
bahwa kedua hal itu termasuk perbuatan syaithan yang keji ?”. Maka Allah
menurunkan ayat 93 surat Al-Maaidah sebagai berikut :
الصلحت عملوا و امنوا و قوا ات ما اذا طعموآ فيما جناح الصلحت عملوا و امنوا ذين ال على ليس
قوا ات ثم
: . المائدة المحسنين يحب الله و احسنوا، و قوا ات ثم امنوا 93و
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
shaleh karena memakan makanan telah mereka makan dahulu, apabila mereka
bertaqwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kemudian
mereka tetap bertaqwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertaqwa dan
berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [QS.
Al-Maaidah : 93]
Berkenaan dengan khamr ini Tirmidzi meriwayatkan sebagai berikut : Dari Ali, ia
berkata : 'Abdurrahman bin 'Auf pernah membuat makanan untuk kami, lalu ia
mengundang kami dan menuangkan khamr untuk kami, lalu diantara kami ada yang
mabuk, padahal (ketika itu) waktu shalat telah tiba, lalu mereka menunjukku
menjadi imam, lalu aku baca Qul yaa-ayyuhal kaafiruun, laa a'budu maa ta'buduun,
wa nahnu na'budu maa ta'buduun (Katakanlah : Hai orang-orang kafir, aku tidak
menyembah apa yang kamu sembah, dan kami menyembah apa yang kamu
sembah)". Ali berkata, "Lalu Allah menurunkan firman-Nya Yaa ayyuhalladziina
aamanuu, laa taqrobushsholaata wa antum sukaaroo hattaa ta'lamuu maa taquuluun.
(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati shalat, padahal kamu
(sedang) mabuk, hingga kamu mengerti apa yang kamu katakan)".
Muslim meriwayatkan sebagai berikut : Dari Abu Sa'id, ia berkata : Aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Hai manusia, sesungguhnya Allah
membenci khamr, dan mudah-mudahan Ia akan menurunkan suatu ketentuan
padanya. Oleh karena itu barangsiapa masih mempunyai sedikit dari padanya, maka
hendaklah ia menjualnya dan memanfaatkannya". Abu Sa'id berkata : Maka tidak
lama kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah (telah)
mengharamkan khamr, maka barangsiapa sampai kepadanya ayat ini [QS. Al-
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 23
Maidah : 90], padahal ia masih mempunyai sedikit dari padanya, maka ia tidak
boleh meminumnya, dan tidak boleh menjualnya". Abu Sa'id berkata, "Lalu orang-
orang sama pergi menuju ke jalan-jalan Madinah sambil membawa sisa khamr
yang ada pada mereka, lalu mereka menuangkannya". [HR. Muslim]
Hadits tentang khmar :
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Dan aku tidak mengetahuinya melainkan dari Nabi
SAW, beliau bersabda, "Setiap (minuman) yang memabukkan itu khamr, dan
setiap khamr itu haram". [HR. Muslim juz 3, hal. 1588]
Dari Jabir bin ‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Minuman
yang dalam jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram". [HR.
Ibnu Majah juz 2, hal. 1125, no. 3393]
3. Fatwa MUI Mengenai Alkohol
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membahas mengenai hukum alkohol
adalah fatwa MUI Nomor 11 Tahun 2009 tentang hukum alkohol. Beberapa hal yang
termuat didalam fatwa tersebut diantaranya:
a. Pertimbangan
Saat ini alkohol banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan tambahan, ataupun
bahan penolong dalam pembuatan makanan, minuman, obat, kosmetik serta
kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya fatwa tentang alkohol sebagai
upaya memberikan kepastian hukum bagi para produsen dan konsumen dalam
memanfatkan serta mengkonsumsi produk yang menggunakan bahan atau
perantara alkohol.
b. Pengingat
1) Surat Al-Maidah Ayat 5
2) Surat Al-Baqarah ayat 219
3) Surat An-Nisa ayat 43
4) Hadist Rasulullah
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 24
c. Memperhatikan
1) Pendapat Ibnu Abbas
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 25
2) Pendapat Syaikh Khatib as-Syarbaini dalam Mughni al-Muhtaj bahwa makna
Rijs adalah najis.
´Kata “Rijs” dalam terminologi syariat pada umumnya adalah “najis”
sebagaimana ijma ulama cenderung berpendapat demikian. Syaikh Abu
Hamid al-Ghazali mendasarkan (pendapatnya) bahwa khamr adalah najis
berdasarkan ijma ulama dan bahkan ada kemungkinan merupakan ijma
sahabat. Disebutkan dalam kitab al-Majmu bahwa imam Rabi’ah, guru imam
malik, berpendapat bahwa khamr tidaklah najis (suci) dan sebagian ulama
melansir pendapat tidaklah khamr dari al-hasan dan al-laits. Dan pihak
yang menyatakan khamr adalah najis beralasan bahwa jika khamr suci maka
hilanglah keraguan, karena minuman surga haruslah suci”
3) Pendapat dalam kitab al-Majmu yang menerangkan pandangan mengenai
kenajisan khamr.
4) Pendapat ulama mengenai definisi dan batasan mabuk.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 26
5) Penggunaan alkohol
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 27
6) Penjelasan LPOM MUI dalam rapat tim gabungan komisi fatwa dan LP POM
bahwa:
a) Secara kimiawi alkohol tidak hanya terdiri dari etanol, melainkan juga
mencakup senyawa lain seperti metanol, propanol, butanol, dan
sebagainya. Hanya saja etanol (dengan rumus kimia C2H5OH) banyak
digunakan untuk produksi produk pangan, obat-obatan dan kosmetika.
Namun, etanol (etil alkohol) di dunia perdagangan dikenal dengan nama
dagang alkohol.
b) Dilihat dari prosesnya, etanol dapat dibedakan menjadi etanol hasil
samping industri khamr dan etanol hasil industri non khamr (baik
merupakan hasil sintetis kimiawi dari petrokimia maupun hasil industri
fermentasi non khamr.
7) Keputusan Muzakarah Nasional tentang alkohol yang diselenggarakan oleh
MUI pada tanggal 13-14 Rabiul akhir 1414 Hijriah bertepatan dengan tanggal
30 September 1993 di Jakarta.
8) Keputusan Rapat koordinasi komisi fatwa dan LP POM MUI serta
Departemen Agama RI pada 25 Mei 2003 di Jakarta.
9) Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2003 tentang
Standarisasi Fatwa halal.
10) Hasil rapat kelompok kerja komisi fatwa MUI bidang pangan, obat-obatan
dan kosmetika beserta Tim LPPOM MUI pada 12 November 2009.
11) Pendapat peserta rapat-rapat komisi fatwa majelis ulama indonesia mulai
tanggal 7 Mei 2008 hingga terakhir pada tanggal 18 November 2009.
d. Keputusan dan Ketetapan
1) Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:
a) Khamr adalah setiap minuman yang memabukkan, baik dari anggur atau
yang lainnya, baik dimasak ataupun tidak.
b) Alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang
memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil (-OH) yang
terikat pada atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol tersebut R-OH
atau Ar-OH dimana R adalah gugus alkil dan Ar adalah gugus aril.
c) Minuman beralkohol adalah :
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 28
1)) Minuman yang mengandung etanol dan senyawa lain diantaranya
metanol, asetaldehida, dan etilasetat yang dibuat secara fermentasi dengan
rekayasa dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung
karbohidrat, atau
2)) minuman yang mengandung etanol dan/atau metanol yang
ditambahkan dengan sengaja.
2) Ketentuan Hukum
a. Meminum minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
umum hukumnya haram.
b. Khamr sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum adalah najis.
c. Alkohol sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum yang berasal dari
khamr dari khamr adalah najis, sedangkan alkohol yang tidak berasal dari
khamr adalah tidak najis.
d. Minuman beralkohol adalah najis jika alkohol atau etanolnya berasal dari
khamr, dan minuman beralkohol adalah tidak najis jika alkohol atau
etanolnya berasal dari bukan khamr.
e. Penggunaan alkohol atau etanol hasil industri khamr untuk produk
mekanan, minuman, kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya haram.
f. Penggunaan alkohol atau etanol hasil industri non khamr (baik merupakan
hasil sintetis kimiawi dari petrokimia ataupun hasil industri fermentasi
non khamr) untuk proses produksi produk makanan, minuman,
kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya mubah, apabila secara medis tidak
membahayakan.
g. Penggunaan alkohol atau etanol hasil industri non khamr (baik merupakan
hasil sintetis kimiawi (dari petrokimia) ataupun hasil industri fermentasi
non khamr) untuk proses produksi produk makanan, minuman,
kosmetika, dan obat-obatan, hukumnya haram, apabila secara medis
membahayakan.
3) Rekomendasi
a) Pemerintah agar melarang peredaran minuman beralkohol di tengah
masyarakat dengan tidak memberikan izin pendirian pabrik yang
memproduksi minuman tersebut, dan tidak memberikan izin untuk
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 29
memperdagangkannya serta menindak secara tegas pihak yang melanggar
aturan tersebut.
b) Para candekiawan agar mengembangkan ilmu dan teknologi sehingga
penggunaan alkohol sebagai pelarut obat dalam dan obat luar, esense,
pewarna, dan kosmetik dapat digantikan dengan bahan alternatif lain.
c) Semua pihak agar bekerjasama meningkatkan usaha membebaskan
masyarakat terutama kaum remaja, dari pengaruh minuman beralkohol.
4. Produk Turunan Alkohol
Berikut ini adalah senyawa – senyawa turunan alcohol :
a. Metanol
Dalam industri metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk
mensintesa bahan kimia lain. Metanol digunakan sebagai pelarut dan sebagai
bahan bakar bersih. Metanol mungkin juga mempunyai kegunaan baru dalam
bidang pertanian. Pada awal tahun 1990-an Arthur Nonomura, seorang ilmuan
yang menjadi petani, menemukan bahwa dalam kondisi panas menyemprotkan
larutan cairan metanol pada beberapa tumbuhan dapat menggandakan tingkat
pertumbuhannya dan mengurangi kebutuhan air hingga separuhnya. Nonomura
menyadari bahwa pada saat-saat panas dipertanian beberapa tumbuhan menjadi
layu. Berdasarkan risetnya sebagai ilmuwan ia menyemprot beberapa tumbuhan
dengan larutan metanol yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi
layu dan tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat daripada tumbuhan
yang tidak disemprot. Akan tetapi metanol akan efektif dalam kondisi panas atau
terkena sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas, gandum, strawberi, melon dan
mawar. Kegunaanya dapat terlihat jelas, hasil tanaman lebih banyak dan lebih
cepat, penggunaan air lebih efisien, dan tidak diperlukannya pestisida. Tidak
seperti alkohol pada minuman, metanol tetap beracun meskipun dalam jumlah
kecil. Gejala keracunan metanol adalah kebutaan karena metanol menyerang
syaraf penglihatan; juga dapat berakibat kematian.
b. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 30
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari
dimetil eter. Pada kebanyakan orang dewasa metabolisme tubuh dapat mencerna
sejumlah kecil etanol dengan tingkat keracunan yang rendah. Etil alcohol pada
umumnya disebut alkohol padi-padian atau alkohol minuman karena dapat
dihasilkan dari fermentasi gula alam dan tepung yang dihidrolisa yang terdapat
pada anggur dan padi-padian.
Seseorang dengan konsentrasi alkohol dalam darahnya mencapai 0,3% jelas
terlihat mabuk; mereka yang mencapai 0,4% tidak sadar atau tidak mampu
merespon tindakan; dan konsentrasi 0,5% - 1% dapat menyebabkan koma maupun
kematian. Pada orang yang kecanduan alkohol kemungkinan hidup berkurang
10hingga 15 tahun karena kerusakan hati dan penyakit jantung dan
pembuluhdarah, khususnya jika mereka merokok. Hal ini merupakan karena
pelarutorganik yang baik, etanol udah menembus pembatas darah otak
danmembran plasenta, sehingga membahayakan janin pada ibu hamil. Gejala
Fetal Alcohol Syndrome (FAS)/ sindrom pada janin meliputi sumbing pada
wajah, ukuran otak di bawah normal, kesulitan pemahaman, dan perkembangan
fisik yang terbelakang.
Etanol mempunyai banyak kegunaan lainnya, sebagai pelarut (vanilla atau
ekstrak lain di rumah seringkali larutan etanol) dan antiseptik (pencuci mulut
mengandung alkohol 5% - 30%). Etil alkohol yang dihasilkan untuk kegunaan
selain konsumsi manusia diubah sifatnya dengan menambahkan metil dan
isopropil alkohol dan tidak untuk minuman. Untuk tujuan komersial, bahan ini
biasanya dihasilkan dari hidrasi etana. Etanol dapat ditambahkan ke dalam bensin
sebagai pengganti MTBE (methyl tertiary buthyl ether) yang sulit didegradasi
sehingga mencemari lingkungan. Bensin yang ditambah etanol efisiensi
pembakarannya meningkat sehingga pembakarannya. Akibatnya akan mengurangi
tingkat pencemaran udara. Campuran bensin-etanol biasa diberi nama gasohol.
Gasohol E10 artinya campuran 10% etanol dan 90% bensin, gasohol dapat
digunakan pada semua tipe mobil yang menggunakan bahan bakar bensin.
c. Spiritus
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 31
Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan
untuk menyalakan lampu petromak. Di laboratorium pembakar spiritus digunakan
untuk uji nyala. Pembakar spiritus juga digunakan untuk proses sterilisasi di
laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena adanya kandungan
metanol didalamnya. Bahan utama spiritus adalah etanol dan bahan tambahan
terdiri dari metanol, benzena dan piridin.
d. Glikol
Alkohol sederhana yang selama ini kita temui masing-masing hanya
mengandung satu gugus hidroksil (-OH). Ini disebut alkohol monohidrat.
Beberapa alkohol penting mengandung lebih dari satu gugus hidroksil tiap
molekul. Ini disebut alkohol polihidrat. Alkohol yang mempunyai dua gugus
hidroksil disebut alkohol dihidrat, dan yang mempunyai tiga gugus hidroksil
disebut alkohol trihidrat.
Alkohol dihidrat sering disebut glikol. Yang paling penting dari jenis ini adalah
etilen glikol. Nama IUPAC dari etilen glikol adalah 1,2-etanadiol. Senyawa ini
merupakan bahan utama pada campuran antibeku permanen untuk radiator
kendaraan bermotor. Etilen glikol adalah cairan yang manis, tak berwarna dan
agak lengket. Karena keberadaan dua gugus hidroksil, maka ikatan intermolekul
hidrogen menjadi lebih besar. Oleh sebab itu etilen glikol mempunyai titik didih
yang tinggi (198oC) dan tidak menguap jika dipakai sebagai anti beku. Etilen
gikol juga mudah bercampur dengan air. Suatu larutan 60% etilen glikol dalam air
tidak membeku sampai suhunya turun hingga -490C.
e. Gliserol
Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alcohol trihidrat.
Gliserol berbentuk cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun, gliserol
merupakan hasil dari hidrolisa lemak dan minyak Gliserol digunakan secara luas
dalam bidang industri meliputi :
1) Pembuatan lotion tangan dan kosmetik
2) Bahan tambahan dalam tinta
3) Penganti pencahar gliserol
4) Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan
5) Pelumas
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 32
6) Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan dan fiber sintetik.
7) Bahan baku nitrogliserin
5. Alkohol dalam Pangan
Penggunaan alkohol dalam makanan, minuman, kosmetik dan juga obat menjadi
bagian perdebatan selama ini dikalangan masyarakat. Ada masayarakat yang
menyebut bahwa segala sesuatu yang mengandung alkohol patut dihindari karena
hukumnnya najis bagi umat islam. Padahal, apabila kita menelaah fatwa MUI
mengenai alkohol pada sub bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa alkohol untuk
produk makanan, minuman, ksometik dan obat bukanlah alkohol yang masuk
kedalam istilah khamr. Berikut adalah produk pangan yang menggandung alkohol
dan menjadi perdebatan di masyarakat.
a. Pemanfaatan Alkohol dalam Pangan
Jika dilihat dari penggunaannya, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kriteria
sebagai berikut;
1) Jika makanan atau buah-buahan mengandung alkohol alami, maka hukumnya
boleh diminum. Seperti dalam buah duren, jeruk, nangka, dsb. Akan tetapi
jika difermentasikan dengan membiarkan sehingga alkoholnya meningkat dan
memabukkan, maka hukum meminumnya haram. Syaikh Yusuf Qardhawi
menerangkan: Makanan-makanan yang disebutkan dalam hadits seperti
anggur, korma, madu, jagung, serta gandum bukanlah benda-benda haram.
Kemubahan benda-benda semacam ini juga berdasarkan keumuman nash-
nash al-Qur’an yang membolehkan manusia menikmati apa saja yang ada di
muka bumi ini, kecuali makanan-makanan yang diharamkan untuk
dikonsumsi. Sehingga lahir kaedah ushul fiqh, “ Asal segala sesuatu adalah
mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkannya .” Akan tetapi ketika
makanan-makanan yang mubah ini (jagung, korma, jagung, dan lain-lain)
diproses dengan proses tertentu, ia menghasilkan ‘benda lain yang
memabukkan ’ (khamer). Maka Allah mengharamkannya karena sudah
berubah menjadi dzat yang memabukkan.
2) Makanan yang mengandung alkohol tinggi (khamr). Maka Hal ini jelas
kedudukan hukumnya haram, karena termasuk dalam kategori khamr. Seperti
roti yang dibuat dari adonan yang dicampur dengan rhum dengan kandungan
alkohol 30%. Contohnya di kue-kue ultah impor semisal Butter Rhum Cake.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 33
3) Alkohol yang termasuk dalam kategori khamr jika digunakan sebagai
campuran berbagai macam aneka makanan olahan, maka hukumnya
diharamkan. Hal ini karena memanfaatkan benda yang haram maka hukumnya
haram pula. Dengan demikian dapat disimpulkan tentang kedudukan
hukumnya dengan melihat kepada unsur alkohol yang dicampurkan ke dalam
makanan tersebut. Jika termasuk unsur yang memabukkan maka
mengkomsumsinya hukumnya haram, baik kadarnya sedikit maupun
banyak.Diharamkan menurut kesepakatan para ulama meminum air yang
dicampur dengan khamer. Karena unsur khamer hakekatnya tidak akan hilang
dengan dicampur pada benda lain. Maka peminumnya harus dita’zir (diberi
peringatan) dan mendapat hukuman apabila kandungan khamer lebih banyak
dari air. Hal ini serupa dengan pendapat madzhab Hanafi yang mengharamkan
memakan roti yang diadon dengan khamer. (DR. Wahbah Zuhaili, Alfiqh Al-
Islami wa Adilatuhu)
4) Makanan hasil peragian yang mengandung alkohol seperti dalam pembuatan
tape, maka kedudukan hukumnya didasarkan kapada penelitian. Jika ternyata
makanan tersebut termasuk jenis yang memabukkan maka dihukumi haram,
akan tetapi jika tidak memabukkan maka diperbolehkan untuk
mengkomsumsinya. Sedangkan jika membiarkan makanan hasil peragian
tersebut hingga beberapa hari sehingga alkoholnya meningkat dan
memabukkan, maka hukumnya haram dikonsumsi. Sebagaimana hukum yang
berlaku dalam perasaan buah yang dibiarkan selama beberapa hari. Nabi
Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Minumlah itu (juice) selagi ia belum keras.” Sahabat-sahabat bertanya:
Berapa lama ia menjadi keras? Ia menjadi keras dalam tiga hari, jawab Nabi.
(H.R. Ahmad diriwayatkan dari Abdullah bin Umar).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatawa Al-Kubro menyimpulkan dari
hadits di atas bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dan Para
Sahabatnya
Radhiyallahu ’anhum biasa meminum perasan anggur sebelum menjadi keras,
yaitu sebelum berlalu tiga hari. Akan tetapi ketika berlalu tiga hari dan perasan
tersebut telah mengeras, maka beliau tidak lagi meminumnya karena akan
menyebabkan mabuk.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 34
5) Syubhat (samar-samar) tentang keberadaannya. Perkara yang syubhat
sebaiknya ditinggalkan karena ketidakjelasan hukumnya. Imam An Nawawi
Rahimahullah berkata: Syubhat artinya ketidakjelasan atau kesamaran,
sehingga tidak bisa diketahui halal haramnya sesuatu secara jelas. Karena
ketidakjelasan, maka kebanyakan manusia tidak mengenalnya dan tidak
mengetahui hukumnya.
b. Hukum Pemanfaatan Alkohol dalam Minuman
1) Alkohol dalam minuman keras hukumnya haram untuk dikomsumsi karena
rata-rata kadarnya di atas 1%. Keputusan ini merupakan ketetapan yang
merupakan hasil ijtihad Komisi Fatwa MUI yang memandang bahwa kadar
alkohol 1 % lebih mempunyai potensi memabukkan. Jika memabukkan maka
jelas hukumnya haram karena termasuk dalam kategori khamr. Syaikh Salman
Majid Rahimahullah ditanya tentang hukum membeli bir yang mengandung
alkohol 0,05%. Beliau menjawab, “Jika minuman yang mengandung alkohol
tersebut diminum dalam jumlah yang banyak tidak memabukkan – dalam arti
jika seseorang meminum bir tersebut 2 botol atau tiga botol dan tidak mabuk –,
maka tidak mengapa mengkomsumsi minuman tersebut. Karena Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jika banyaknya memabukkan, maka
sedikitnya haram.” (H.R. Ahmad) Dari hadits ini bisa dipahami bahwa jika
minuman tersebut dalam jumlah yang banyak diminum dan tidak
memabukkan, maka sedikitnya halal.
2) Alkohol dalam minuman jus hukumnya adalah boleh jika umur perasannya
belum lebih dari tiga hari, karena ketika itu minuman tersebut tidak
memabukkan. Jika umur perasan melebihi 3 hari maka hukumnya diharamkan
karena memabukkan. Sebagaimana hadits dari Nabi Shallallahu ’alaihi wa
sallam:
“Minumlah itu (juice) selagi ia belum keras.” Sahabat-sahabat bertanya:
Berapa lama ia menjadi keras? Ia menjadi keras dalam tiga hari, jawab Nabi.
(H.R. Ahmad diriwayatkan dari Abdullah bin Umar).
3) Alkohol dalam minuman bir dengan kadar alkohol 0% hukumnya haram,
karena secara proses pembuatannya sama sebagaimana produk bir yang
lainnya. Alasan yang lain adalah sebagai tindakan preventif (pencegahan)
supaya tidak terjerumus kepada minuman bir lainnya.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 35
c. Bahan Alkohol yang Biasa Digunakan
Alkohol selain untuk diminum langsung sebagaimana yang disebut sebagai
khmar, ternyata banyak memiliki kegunaan dalam industri pangan sebagai bahan
tambahan makanan, terutama masakan di luar negeri yang ternyata sudah banyak
masuk ke Indonesia. Berikut adalah kegunaan alcohol untuk pangan :
1) Wine
Wine itu sejenis minuman dari hasil olahan anggur yang difermentasikan
selama batas waktu tertentu , jenis wine nih banyak amat , dr yang Dry ,
Spirit , Liquer, Fortified dan masih banyak lagi. Semua berbeda rasanya
tergantung , jenis anggur, lama fermentasi, kultru yg digunakan , cuaca pada
tempat brewery, dan masih banyak lagi. Kandungan alkoholnya juga
bervariasi mulai dari 5% sampe 25% pun ada. Penggunaannya pada masakan
bervariasi, mulai dari :
a) Deglazing (menuang wine pada pan untuk mengambil sari sari makanan
yg meletak pada pan ). Untuk penggantinya bisa menggunakan chicken
stock/kaldu ayam walaupun tidak akan mendapatkan rasa yg sama.
b) Poach , Braise ,Stew terkadang beberapa makanan juga menggunakan
wine untuk proses perebusannya. Contoh Coq Au Vin (Hidangan prancis
merupakan ayam yg di stew dalam rendaman red wine dan rempah-
rempah").
c) Sauce. Pada beberapa saus memang menggunakan wine sebagai bahan
utama dari saus tersebut dengan menambahkan beberapa seasonings.
Contoh : Madeira Sc. , Cabernet Sc.
2) Beer
Sedangkan Beer itu yang beda adalah bahan utamanya biasanya dari gandum-
ganduman, bisa berupa barley , malt dsb. Nah untuk kandungan alkoholnya
pun lebih tinggi kisaran 20% sampe 55% juga ada. Penggunaannya pada
makanan adalah dengan cara Beer Batter , biasanya pada hidangan fish n
chips. Adonan tepung yang digunakan untuk menggoreng biasanya
menggunakan campuran Beer agar mendapatkan tekstur yang lembut sekaligus
mengembang. Untuk penggantinya bisa menggunakan air soda biasa.
3) Rhum
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 36
Rhum , digunakan pada produk bakery dan patiseri untuk memberi aroma
pada produk yang dihasilkan. Contoh : Fla Pudding, Blackforest .
4) Kahlua Coffe Liquer
Kahlua coffe Liquer, Liqeur beraroma kopi ini mempunya aroma kopi yang
kuat namun khas, kandungan alkohol pada kahlua dapat mencapai 20%-35%,
tergantung spirit yang digunakan dalam pembuatannya. Kahlua biasa
digunakan pada dessert terkenal dari itali yaitu Tiramissu.
5) Mirin
Mirin adalah bumbu dapur untuk masakan Jepang berupa minuman
beralkohol berwarna kuning, berasa manis, mengandung gula sebanyak 40%-
50% dan alkohol sekitar 14%. Mirin digunakan pada masakan Jepang yang
diolah dengan cara nimono (merebus dengan kecap asin dan dashi) dan
campuran untuk berbagai macam saus, seperti saus untuk kabayaki (tare),
saus untuk soba (soba-tsuyu) , saus untuk tempura (tentsuyu) dan saus
teriyaki. Fungsi Mirin adalah digunakan oleh orang jepang untuk
menghilangkan bau amis pada bahan makanan yang diolah. Kandungan
alkohol pada mirin dapat menghilangkan rasa amis pada ikan dan mengurangi
risiko hancur bahan makanan yang dimasak. Kandungan
gula pada mirin digunakan untuk menambah rasa manis bahan makanan yang
dimasak, membuat mengkilat bahan makanan yang dimasak cara teriyaki
dan menambah harum masakan.
6) Sake
Sake adalah minuman beralkohol berasal dari Jepang, yang terbuat dari beras.
Sementara definisi yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang sendiri terhadap
sake adalah ; minuman beralkohol yang terbuat dari beras, koji beras dan air,
untuk kemudian mengalami proses fermentasi dan filtrasi. Kandungan
Alkohol pada Sake pun ada disekitar 16%. Fungsi sake hampir sama dengan
mirin, yaitu menghilangkan amis.
7) Chinese Rice Wine, Arak Putih, Ang Ciu , Shao Xing Dsb.
Arak masak ada yang terbuat dari sari tape dan ada juga yang terbuat dari
fermentasi sari beras. Biasanya arak digunakan oleh penjual nasi goreng, mie
goreng, segala jenis chinese food. Sebenernya penggunaan arak masak ini
terutama di Indonesia sudah tidak bisa di pungkiri lagi. Mulai dari restoran
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 37
besar hingga pedagang gerobak atau kios pun memakai arak ini sebagai
penyedap. Fungsinya pada umumnya untuk melembutkan tekstur bahan
utama yang dimasak. Kalau masakan seafood untuk menghilangkan bau amis.
Kalau masakan yang ditumis untuk menambah aroma khusus pada masakan.
d. Produk Pangan yang Mengandung Alkohol
1) Tapai
Tapai merupakan pangan yang terbuat dari singkong atau ketan yang
difermentasikan. Setelah melalui proses fermentasi, tapai mengandung kadar
alkohol sebagai hasil sampingan dari proses fermentasi pati atau gula yang
terdapat dalam singkong atau ketan. Kadar alkohol tersebut yang menjadi
perdebatan apakah tapai halal untuk dikonsumsi.
Di dalam tapai terkandung alkohol, tetapi mayoritas ulama mengatakan
makan tape hukumnya tidak haram karena, sebanyak apapun orang makan
tapai tidak akan membuat mabuk, paling-paling efeknya adalah panas di
dalam perut atau mungkin diare. Jadi tape bukan khamar yang diharamkan.
Penjelasan lebih lengkap tentang tape ini bisa dibaca dalam tulisan Dr. Ir.
Anton Apriyantono, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB. Fatwa MUI
tentang Makanan dan Minuman Halal atau Haram juga menyebutkan bahwa
tape tidak tergolong khamar . Analogi dengan tape adalah durian dan buah
pir. Di dalam kedua buah itu juga terkandung senyawa alkohol tetapi
sebanyak apapun orang makan durian tidak menyebabkan mabuk, berarti
durian dan buah pir tidak tergolong khamar. Kalau terlalu banyak makan
durian bisa mengakibatkan kadar koleterol di dalam darah meninggi sehingga
orang yang mempunyai penyakit darah tinggi, jantung, asam urat, dsb
sebaiknya tidak makan durian.
Jadi tidak selamanya minuman yang mengandung alkohol itu haram. Oleh
karena itu selama hasil fermentasi tidak menghasilkan kadar alkohol yang
memabukkan, maka meminumnya tetap halal.
2) Vanili Essense
Menurut peraturan Badan Pangan dan Obat-obatan (FDA) Amerika
Serikat, ekstrak vanili murni harus mengandung minimal 35% alkohol dan
100 gram batang vanili per liter. Jenis alkohol yang biasa digunakan adalah
vodka karena memiliki rasa netral, meski bisa juga memakai brandy atau
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 38
rum. Setelah dibelah memanjang, batang vanili direndam dalam larutan etil
alkohol dan air selama 1-6 bulan. Sebab, air saja tak bisa digunakan untuk
melarutkan aroma vanili. Seperti wine , semakin lama batang vanili disimpan
dalam larutan alkohol, rasanya akan semakin kompleks. Selain itu, IFANCA-
pun beranggapan bahwa alkohol hanya digunakan sebagai pelarut dan hanya
terdapat 0,1% pada produk akhir ekstrak vanili. Ekstrak vanili juga hanya
digunakan sedikit sebagai campuran dan tidak dikonsumsi begitu saja untuk
tujuan mabuk.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 11 tahun 2009 tentang
Hukum Alkohol mendefinisikan khamr sebagai setiap minuman yang
memabukkan. Baik dari anggur maupun yang lainnya, dan baik dimasak
maupun tidak. Pada Agustus 2001, Komisi Fatwa MUI menyatakan bahwa
minuman keras adalah minuman yang kadar alkoholnya minimal 1%. Jika
bahan tersebut tidak dikonsumsi langsung, kadar alkohol diperbolehkan
maksimal 1%. Jadi, jika dicampur dengan bahan lain, kadar alkoholnya akan
semakin berkurang.
Lebih lanjut, MUI menyatakan bahwa penggunaan alkohol atau etanol
hasil industri non- khamr (baik hasil sintesis kimiawi maupun hasil
fermentasi non-khamr ) untuk proses produksi makanan, minuman, kosmetik,
dan obat-obatan hukumnya mubah jika secara medis aman, dan haram jika
membahayakan. Dari berbagai data di atas, dapat disimpulkan bahwa MUI
memperbolehkan penggunaan ekstrak vanili sebagai bahan makanan dan
minuman asalkan kandungan alkoholnya kurang dari 1%. Bagaimanapun
juga, interpretasi serta status halal atau haram ekstrak vanili bagi sebagian
orang bisa jadi berbeda.
Alternatif ekstrak vanili, di Amerika produk yang disebut 'perasa vanili
alami' diperoleh dari batang vanili asli tanpa atau dengan sedikit alkohol (2-
3%). Ada pula 'ekstrak vanili imitasi' yang mengandung vanilin (komponen
kristalin vanili) dari produk turunan industri bubur kayu. Tampaknya ekstrak
vanili imitasi sama dengan perasa vanili sintetis yang murah dan berbentuk
bubuk. Bagaimanapun juga, rasa dan aromanya tentu tak seenak biji vanili
asli.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 39
Di Inggris, tersedia ekstrak vanili halal yang terbuat dari 75% gliserin yang
berasal dari palem atau rapeseed serta 25% ekstraktif vanili Madagascar. Di
Indonesia juga ada ekstrak dan perasa vanili yang sudah bersertifikat halal
MUI. Jika ingin terjamin keamanannya, batang vanili asli,dibelah, dan
gunakan butiran biji di dalamnya sebagai perasa. Aromanya tentu lebih wangi
alami, meski harganya relatif mahal. Di toko bahan kue, batang vanili dijual
sekitar Rp 50.000 untuk kemasan 50 gram. Wajar saja, vanili adalah rempah
termahal kedua di dunia setelah safron.
3) Rhum
Rum (rhum ) adalah minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi dari
molase (tetes tebu) atau air tebu yang merupakan produk samping industri gula.
Rum hasil distilasi berupa cairan berwarna bening, dan biasanya disimpan
untuk mengalami pematangan di dalam tong yang dibuat dari kayu ek atau
kayu jenis lainnya. Produsen rum terbesar di dunia adalah negara-negara
Karibia dan sepanjang aliran Sungai Demerara di Guyana, Amerika Selatan.
Selain itu, pabrik rum ada di negara-negara lain di dunia seperti Australia,
India, Kepulauan Reunion.
Berdasarkan penjelasan di atas karena rhum menimbulkan efek
memabukkan, maka ia jelas dihukumi haram . Ingatlah, segala sesuatu yang
memabukkan termasuk khamr dan setiap yang memabukkan pastilah haram.
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap yang
memabukkan adalah khomr. Setiap yang memabukkan pastilah haram. ” Dari
‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Setiap minuman
yang memabukkan, maka itu adalah haram.”
4) Minuman Beralkohol
Contoh minuman beralkohol yang beredar di Indonesia yaitu Bintang Zero.
Bintang Zero mengklaim dirinya sebagai bir dengan kadar alkohol 0%. Akan
tetapi, walaupun kadar alkoholnya 0% MUI tetap mengharamkan masyarakat
untuk mengkonsumsi minuman tersebut.
Kontroversi status kehalalan produk minuman Bintang Zero tak terpisah dari
maraknya iklan produk minuman itu. Ternyata tidak hanya sekedar marak,
iklan tersebut telah mengecoh banyak konsumen muslim, yang akhirnya juga
turut mengkonsumsi produk tersebut, dengan satu alasan bahwa produk itu
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 40
bukan bir lagi. Alasannya karena alkoholnya nol alias zero persen. Sudah
saatnya konsumen muslim mulai sadar halal serta senantiasa meningkatkan
kepeduliannya terhadap apa yang akan dikonsumsi. Jika tidak kita akan selalu
menjadi bulan-bulanan iklan. Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan
Kosmetika, Majelis Ulama Indonesia telah melakukan uji laboratorium
terhadap beberapa produk yang mengklaim bahwa produk Greensands, Bintang
Zero kandungan alkoholnya adalah nol persen.
komisi Fatwa MUI menetapkan batas maksimal kandungan alcohol (sebagai
senyawa tunggal, ethanol) yang digunakan sebagai pelarut dalam produk
pangan yaitu 1 persen. Adapun alkohol yang sering disebut sebagai konsen dari
minuman keras ini sebenarnya adalah senyawa ethanol (ethyl alcohol) suatu
jenis alcohol yang paling popular digunakan dalam industri. Menurut peraturan
Menteri Kesehatan No 86 tahun 1997, minuman beralkohol dibedakan menjadi
tiga (3) golongan. Golongan A dengan kadar alcohol 1-5 % misalnya bir.
Golongan B dengan kadar alcohol 5-20 % misalnya anggur dan Golongan C
dengan kadar alcohol 20-55 % misalnya whisky dan brandy.
Greensand, Bintang Zero dan beberapa produk bir lainnya yang ada di pasaran
telah diuji. Berdasarkan hasil pemeriksaan kami maka kandungan alkoholnya
adalah sebagai berikut :
a) Green Sand Tidak terdeteksi
b) Zero bintang Tidak terdeteksi
c) Green sand Fiesta
d) Tidak terdeteksi
e) Budweiser 2,68 %
f) Bir bintang 2,97 %
g) San Miquel 3,98 %
h) Carlsberg Beer 4,47 %
Untuk kasus kedua produk tersebut, maka berdasarkan Fatwa MUI produk
green sand dan zero bintang adalah haram. Untuk kasus green sand, proses
yang terlibat sama sekali tidak berbeda dengan pembuatan bir, dimana pada
tahap akhir ada usaha untuk menghilangkan alcohol. Hukum keharaman
produk ini mengacu pada Fatwa MUI no 4 tahun 2003.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 41
Sedangkan untuk kasus zero bintang, adanya proses pengimitasian terhadap
barang haram sehingga akan mengajarkan konsumen muslim untuk menyukai
sesuatu yang haram. Ketidakbolehan mengkonsumsinya mengacu pada Fatwa
MUI no 4 tahun 2003 : “ Tidak boleh mengkonsumsi dan menggunakan
makanan/minuman yang menimbulkan rasa/aroma (flavor) benda-benda atau
binatang yang diharamkan ”. Hal ini lebih pada efek mencegah (preventive)
untuk menyukai sesuatu yang haram, sebagai mana yang disampaikan oleh
ketua komisi Fatwa MUI, KH Ma’ruf Amin; Al washilatu ilal haram haramun ;
segala sesuatu jalan menuju haram adalah haram.
6. Titik Kritis Penggunaan Alkohol
Memang banyak sekali pendapat yang beredar terutama di kalangan masyarakat
menyangkut penggunaan bahan minuman keras tersebut dalam masakan. Ada yang
mengatakan alkoholnya menguap karena sudah dimasak, atau karena memakainya
sedikit saja sehingga tidak memabukkan, juga ada yang mengatakan bahwa tidak
berniat untuk mabuk. Berikut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
berdasarkan beberapa keraguan di atas :
a. Perlu diingat bahwa Khamr tidak sama dengan alkohol.
Khamr adalah segala sesuatu yang apabila di konsumsi bisa menghalangi pikiran
atau akal. Jadi makanan atau minuman apabila mengandung alkohol tidak bisa
dikatakan sebagai khamr apabila dengan mengkonsumsi makanan tersebut tak
ada efek mabuk. Contohnya tape, duren, dll. Makanan tersebut juga mengandung
alkohol dalam jumlah sedikit. Tapi mengkonsumsi tape tidak akan membuat
mabuk pemakannya. Ganja & Heroin pun tidak mengandung alkohol tapi dapat
menutupi pikiran. Oleh karna itu Ganja & Heroin termasuk dalam kategori
Khamr. Jadi tidak selamanya minuman yang mengandung alkohol itu haram.
Oleh karena itu selama hasil fermentasi tidak menghasilkan kadar alkohol yang
memabukkan, maka meminumnya tetap halal. Berikut adalah Fatwa MUI
mengenai alcohol : menurut Fatwa Mui No 4/2003 tentang pedoman fatwa
produk halal, Alkohol dan Turunannya :
1) Khamar adalah setiap yang memabukkan, baik minuman maupun yang
lainnya. Hukumnya haram.
2) Minuman Yang termasuk dalam Kategori khamar adalah minuman yang
mengandung ethanol (C2H5OH) minimal 1 %.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 42
3) Minuman yang termasuk kategori khamar adalah najis.
4) Minuman yang mengandung ethanol dibawah 1 % sebagai hasiil
fermentasi yang direkayasa adalah haram atas dasar preventif, tapi tidak najis.
5) Minuman yang dibuat dari air perasan tape dengan kandungan ethanol
minimal 1 % termasuk kategori khamar.
6) Tape tidak termasuk khamar.
7) Ethanol yang merupakan senyawa murni yang bukan berasal dari industri
khamar adalah suci.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa khmar dan alcohol memiliki
perbedaan. Tugas kita adalah mengetahui perbedaan itu terlebih dahulu. Agar
dapat mengetahui mana yang harus dihindari dan mana yang boleh dikonsumsi.
b. Alkohol dari khamar yang menguap selama proses pemasakan
Sebenarnya yang diharamkan itu bukanlah alkoholnya, tetapi yang diharamkan
adalah dzat khamr (minuman itu sendiri) karena memiliki sifat memabukkan.
Apabila tercampur di bahan makanan yang halal terlebih lagi sengaja, berarti
sudah tercampur antara yang Halal dengan yang Haram. Karena bisa dilihat dari
hadits nomor 2 diatas, apabila sesuatu yang banyaknya memabukkan, maka
sedikitpun nya haram.
c. Dipakai hanya sedikit
Hal ini terkadang masih menjadi dilemma masyarakat. Namun kita harus kritis
terhadap permasalahan itu, karena kaidah fiqih telah menyatakan apabila yang
halal tercampur dengan yang haram, maka yg dimenangkan adalah yang
haram. Sehingga makanan yang dicampur khamar adalah haram untuk dimakan.
d. Alkohol yang dikonsumsi secara terus menerus dapat berdampak buruk
bagi kesehatan manusia.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 43
Berdasarkan beberapa point di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai umat
muslim harus mengetahui terlebih dahulu mana yang termasuk khmar dan mana
yang tidak. Apabila telah mengetahui bahwa itu khmar, maka hindarilah.
Kemudian lebih baik menghindari restoran yang dianggap meragukan oleh kita.
Seperti restoran dari luar negeri yang tidak memiliki label halal. Karena
penggunaan salah satu khmar mungkin dilakukan oleh restoran tersebut untuk
memberikan rasa yang lebih lezat dan tekstur yang diinginkan. Alangkah lebih
baiknya mengunjungi restoran yang memang terpercaya kehalalan dan kemanan
makanannya.
Sebagai contoh adalah Sushi Tei, dan resto-resto jepang lainnya, seringkali
dikunjungi oleh kaum muslim. Indikasinya, setiap hari ada saja perempuan
berjilbab datang dan bersantap di resto-resto jepang. Dan parahnya, pengelola
resto jepang melakukan pembiaran terhadap perempuan berjilbab – yang jelas-
jelas menampakkan identitas keislamannya itu – untuk makan di restorannya.
Tanpa peringatan apalagi larangan. Padahal mereka mengetahui ada khamr (sake
dan mirin) di bumbu masakan mereka. Bahkan mereka seringkali menampilkan
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 44
logo “no pork” untuk menjaring konsumen muslim, padahal ada barang non halal
lain selain babi.
Memang sangat disayangkan kelakuan para pengelola resto jepang yang
melakukan pembiaran konsumen muslim yang memiliki batasan halal dan haram
untuk makan di resto mereka. Bahkan seolah mereka berusaha untuk menarik
konsumen muslim dengan menampilkan bahwa restonya “seolah-olah halal”.
Sangat aneh, jika resto besar macam Hanamasa ataupun Sushi Tei tidak mampu
bayar biaya uji sertifikasi dari LPPOM MUI kecuali ada sesuatu yang memang
tidak bisa dilabeli “halal” dalam bahan-bahan yang mereka gunakan. Padahal
restoran Hoka Hoka bento saja telah mendapatkan sertifikat halal pada tahun
2007.
Sehingga kita harus lebih selektif dalam memilih makanan apa yang akan kita
makan, dan di mana kita membelinya. Karena apabila tidak hati-hati dan tidak
kritis terhadap itu, kita sendirilah yang bisa terjerumus ke lubang hitam.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 45
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini adalah dalam penggunaan atau produksi enzim dan alkohol
sangat perlu diperhatikan oleh produsen dan konsumen dala penggunaan atau pembelian
produk yang mengandung enzim dan alkohol. Hal tersebut dikarenakan, dalam enzim sulit
sekali bagi konsumen untuk mendeteksi kehalalan enzim yang digunakan untuk membuat
suatu produk dari hulunya. Padahal, enzim banyak diproduksi berasal dari organ hewan
yang terdapat kemungkinan enzim tersebut berasal dari babi. Untuk masalah alkohol,
konsumen maupun produsen harus memperhatikan karena banyak sekali argumen yang
membahas mengenai kehalalan dari alkohol, sehingga pengetahuan akan alkohol yang
seperti apa yang memabukkan menjadi suatu hal yang sangat penting agar semua pihak
terhindar dari zona abu-abu penggunaan alkohol dalam proses produksi pangan.
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 46
DAFTAR PUSTAKA
Riaz, Mian. Halal Food Production
Fatwa Hukum Alkohol MUI No 4 tahun 2009
Budiman , Albar & Setyawan ,Sigit . Pengaruh Konsentrasi Substrat, Lama Inkubasi Dan
Ph Dalam Proses Isolasi Enzim Xylanase Dengan Menggunakan Media Jerami
Padi . Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro :
. http://faizalgetcooking.blogspot.co.id/2014/01/arak-rhum-winesake-beer-angciu-dll.html
http://ahmadsudardi.blogspot.co.id/2013/06/turunnya-ayat-yang-melarang-minuman.html
http://eckhochems.blogspot.com/2010/04/alkohol.html
http://www.beck-fk.blogspot.com/
www.halalmui.org
http://www.foodreview.biz/login/index.php
http://sudarmantosastro.wordpress.com
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/13/rekayasa-genetika-mikroorganisme-
penghasil-enzim-lipase
Halal Produksi Enzim dan Alkohol | 47