Makala h

20
i MAKALAH PERSIAPAN PEMBUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH Disusun Oleh : NAMA : BINSAR REZEKI SINAGA NIM : DBD 111 0119 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKARAYA PALANGKA RAYA 2015

description

Makalah PTBT

Transcript of Makala h

i

MAKALAH

PERSIAPAN PEMBUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH

Disusun Oleh :

NAMA : BINSAR REZEKI SINAGA

NIM : DBD 111 0119

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

PALANGKA RAYA

2015

ii

“Persiapan Pembukaan Tambang Bawah Tanah”

Tujuan pembuatan makalah ini agar pembaca dapat memahami secara garis besar mengenai

“Persiapan pembukaan tambang bawah tanah (development)” beserta tahapan – nya.

Ditulis Oleh : Binsar Rezeki Sinaga

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

PALANGKA RAYA

2015

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Pembukaan

Tambang Bawah Tanah dengan judul “Persiapan Pembukaan Tambang Bawah Tanah”.

Ucapan terima kasih pemakalah sampaikan kepada Romie Hendrawan ST., selaku

dosen mata kuliah Pembukaan Tambang Bawah Tanah yang telah banyak memberikan materi

mengenai kepada pemakalah sehingga wawasan penulis bertambah. Pemakalah juga

mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan – rekan mahasiswa dan semua orang yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca makalah ini terutama

pemakalah sendiri. Pemakalah juga mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan

makalah ini karena itu pemakalah sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar

dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik.

Palangka Raya, 5 Agustus 2015

Binsar Rezeki Sinaga

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 1

1.3 Maksu dan Tujuan ............................................................................................. 1

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

2.1 Pembukaan Tambang Bawah Tanah ................................................................. 2

2.2 Tahapan Pembukaan Tambang .......................................................................... 2

2.3 Maksud Development ........................................................................................ 3

2.4 Macam-macam Lubang Bukaan ........................................................................ 9

2.4.1 Penentuan Macam Lubang Bukaan ......................................................... 9

BAB III. PENUTUP ........................................................................................................ 15

3.1. Kesimpulan dan Saran ................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Pembukaan tambang bawah tanah (mining development), tentunya kita

mengetahui bahwa adanya persiapan yang dilakukan pada pembukaan tambang bawah

tanah atau sering juga disebut development. Jadi development ialah segala macam

pekerjaan untuk menunjang produksi nantinya.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup persiapan pembukaan tambang bawah tanah yang memuat

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan pembukaan tambang bawah tanah,

Masalah yang sering dihadapi dalam proses atau tahapan pembukaan tambang bawah

tanah, serta Macam-macam lubang bukaan pada pembukaan tambang bawah tanah.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

semester pendek yang diberikan Dosen mata kuliah Pembukaan Tambang Bawah

Tanah pendidikan tingkat sarjana strata satu (S1) di Program Studi Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknik , Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Selain itu dengan adanya tugas ini ditujukan agar mahasiswa mampu membaca dan

memahami persiapan yang dilakukan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam

tahapan pembukaan tambang bawah tersebut.

1.3.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini antara lain adalah :

Mengetahui dan memahami fasilitas-fasilitas yang diperlukan pada tahap

pengalian pada pembukaan tambang bawah tanah.

Mengetahui dan memahami pada pembuatan suatu bukaan „opening/entry‟ ke

badan bijih untuk memperlancar produksi nantinya ( Loosening, mucking dan

transportasi ).

Mengetahui dan memahami keterangan terperinci mengenai sifat-sifat dan

ukuran badan bijihnya.

2

BAB II

ISI

2.1 Pembukaan Tambang Bawah Tanah

Persiapan pembukaan tambang bawah tanah disebut dengan „development‟.Jadi

development ialah segala macam pekerjaan untuk menunjang produksi nantinya.

Di dalam persiapan pembukaan tambang bawah tanah ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan :

A. Lokasi Terdapatnya Mineral

Kemudahan transportasi mineral untuk dipasarkan dan juga sebaliknya,

kemudahan suplai untuk kegiatan penambangannya. Ketersediaan tenaga kerja/buruh

dan layanan pendukungnya (support service), seperti : perumahan, pendidikan,

fasilitas rekreasi, pelayanan kesehatan, dll.

B. Kondisi Alam dan Geologi

Kondisi topografi dan lahan

Hubungan spasial (bentuk, ukuran, posisi, dll.) dari badan bijih, termasuk serta

kedalamannya.

Pertimbangan-pertimbangan geologi (mineralogi, petrografi, struktur, genesa bijih/endapan, gradien, suhu batuan, kandungan air, dll.)

Sifat-sifat mekanik batuan (strength, modulus elastisitas, kekerasan, keabrasifan, dll.)

Sifat-sifat kimia dan metalurginya (pengaruh penimbunan, pengolahannya, peleburannya, dll.).

C. Kondisi Sosial-Ekonomi-Politik dan Lingkungan

Demografi dan ketersediaan tenaga kerja.

Keseimbangan keuangan dan pasar (penentuan skala operasi, kontinuitas operasi, dll.)

Stabilitas politik negara.

Permasalahan polusi dan pencemaran lingkungan

Bantuan dan kemudahan yang diberikan pemerintah

2.2 Tahapan Pembukaan Tambang

Adapun tahapan pembukaan tambang atau mining development (hartman,1997)

adalah sebagai berikut :

1. Mengambil acuan laporan studi kelayakan sebagai dokumen perencanaan.

2. Konfirmasi metode penambangan dg perencanaan tambang secara umum.

3. Rencana keuangan.

3

4. Perolehan dan kepemilikan lahan, termasuk hak pengusahaan mineral dan permukaan

tanah sesuai kebutuhan.

5. Penyiapan fasilitas & segala sesuatu yg terkait dg estimasi dampak lingkungan.

6. Penyediaan jalan masuk di permukaan, sarana transportasi, komunikasi, listrik ke

lokasi tambang.

7. Perencanaan dan pembuatan kontruksi pabrik di permukaan, termasuk semua fasilitas

pendukung, fasilitas service dan kantor.

8. Pembangunan pabrik pengolahan (bila dibutuhkan), fasilitas pemuatan-pengangkutan,

hingga pengapalan, pembangunan stockpile dan fasilitas pengolahan limbah.

9. Pemilihan peralatan tambang untuk kegiatan development dan eksploitasi sesuai

kebutuhan.

10. Pembuatan kontruksi lubang bukaan utama hingga ke badan bijih (atau batubara).

pada tambang bawah tanah seperti shaft dan fasilitas bawah tanah lainnya.

11. Recruitment dan pelatihan tenaga kerja, & penyediaan pelayanan pendukung.

2.3 Maksud Persiapan tambang bawah tanah (Development)

1. Mempersiapan fasilitas-fasilitas yang diperlukan pada tahap pengalian

2. Membuat suatu bukaan „opening/entry‟ ke badan bijih untuk memperlancar produksi

nantinya ( Loosening, mucking dan transportasi )

3. Untuk memperoleh keterangan terperinci mengenai sifat-sifat dan ukuran badan

bijihnya.

Ada dua (2) persoalan yang selalu dihadapi pada pekerjaan development, ialah :

1. Bagaimana macam atau bentuk dari lubang bukaan (mode of entry).

2. Dan setelah itu persoalan tentang lateral development.

Adapun masalah yang sering dihadapan dalam proses atau tahapan pembukaan

tambang bawah tanah adalah antara lain :

1. Bagaimana macam dan bentuk lubang bukaan

Lubang bukaan (opening/entry) ialah jalan masuk ketempat penggalian di dalam

tambang atau stope. Adapun macam-macam lubang bukaan diterapkan bergantung

pada posisi badan bijih terhadap permukaan topography dan bentuk dan bijihnya, juga

bergantung pada letak kedalaman dari badan bijih tersebut terhadap permukaan

topography antara lain :

- Vertikal shaft

- Inclinede shaft

- Combinet shaft

- Tunnel

- Drift

- Adit

4

Gambar 2.1 Macam-macam lubang bukaan

Penentuan jumlah lubang bukaan:

1. Ventilasi dan safety

2. Output/produksi yang diinginkan

3. Bentuk badan bijih/deposit

4. Macam pengangkutan dalam tambang

Bentuk penampang shaft

bulat Persegi empat Elip/oval

Gambar 2.2 Level Interval

Bila level nya banyak (lihat gambar 2) ; maka tidak setiap level akan dipakai jalan

angkut (road way) tetapi diselingi dengan 2 atau 3 level.

Level 2

Level 1

Level 2

Level 3

Level 4

Level 5

5

Gambar 2.3 Tabel Hubungan Kemiringan dan bentuk cebakan

2. Lateral development (subsidiary development)

Lateral development ialah pekerjaan lanjutan dari development , dimana

macam pekerjaan yang akan dibuat bergantung pada system tambang bawah

tanah yang akan dilaksanakan.

Macam pekerjaan lateral development dapat meliputi penentuan pembuatan :

a. Jarak antara 2 level “level interval”

b. Raise dan Winze

c. Station dan,

d. Crosscut.

Sedangkan pembentukan system tambang bawah tanah yang akan dilaksanakan

tergantung pada :

1. Macam-macam bijih dan sifat fisiknya

2. Sifat-sifat fisik country room

3. Posisi badan bijih terhadap permukaan topography

4. Bentuk dan ukuran dari badan bijih

a. Jarak antara 2 level .

Level ialah lubang bukaan utama yang dibuat horizontal/mendatar dan searah

dengan strike dari deposit, misalnya tunnel, drift atau drive.

Selain definisi diatas, ada juga yang mendefinisikan sebagaiberikut : Level , ialah

semua lubang bukaan yang dibuat horizontal/mendatar, boleh searah dengan

strike maupun tidak, misalnya crosscut.

6

Maksud dibuatnya level ialah:

1. Untuk memulai dan mengawali penggalian endapan bijih “ stoping”,

2. Untuk jalan angkut,

3. Prospecting.

Berikut faktor-faktor yang menentukan jarak antara level yang satu dengan level

lainnya :

1. Ongkos penambangan dan pemeliharaan pada setiap level.

Bila jarak antara level satu dengan level lainnya rapat, maka ditijau dari

kepentingan “ prospecting “ adalah sangat baik, tetapi tinjauan dari segi biaya

pembuatan dan pemeliharaannya “maintenance” adalah tinggi. Bila memang

dikehendaki jarak antara level satu dengan lainnya rapat, maka harus

dibandingkan dengan harga atau nilai endapan bijihnya, bila masih

menguntungkan maka boleh saja jarak antara level satu dengan lainnya yang

rapat dilaksanakan.

2. Macam/type dari badan bijih (kadarnya)

Badan bijih yang mempunyai “ high grade” dan merupakan kantung-kantung

“pocket”, sebaiknya jarak antara level satu dengan level lainnya diperdekat.

Dengan demikian kemungkinan adanya kantung-kantung cebakan yang tak

tertambang menjadi kecil.

3. Bentuk penyebaran deposit “ the regularity of the deposit”.

Sudah dijelaskan pada point 2 diatas. Bentuk deposit dalam hubungannya

dengan “level interval”, maka bila bentuknya tidak teratur “scattered deposit”

maka untuk kepentingan prospecting, jarak level satu dengan level lainnya

yang rapat adalah sangat baik.

4. Macam penyanggaan terhadap “hanging wall”.

Bila penyanggaan memakai sebagian badan bijih sendiri yang ditinggalkan

berupa pilar-pilar, maka jarak antara pilar-pilar itu sendiri sangat menentukan

interval levelnya.

5. Kecepatan penggalian endapan bijih (stoping).

Makin cepat pekerjaan stoping dilaksanakan, maka makin kecil ongkos

maintenancenya terhadap level. Oleh karena itu makin cepat stoping bisa

diselesaikan, jarak antara level satu dengan yang lainnya boleh makin besar.

6. Metode penambangan

Dilihat dari saat mulainya penggalian berlangsung, maka system penggalian

ada 2 macam :

a. Retreating system, yaitu stoping dimulai dari property line (batas yang

boleh ditambang) mundur ke main shaft ( misal pada metode

penambangan sub level stoping). Dengan demikian ongkos pemeliharaan

setiap level besar, sebab lamanya bukaan tersebut makin lama. Yaitu

menunggu sampai semua level mencapai badan bijih. Karena ongkos

pemeliharaan setiap level besar/tinggi, maka jarak antara level satu

dengan level lainnya harus besar, hingga jumlah level keseluruhan yang

dibuat sedikit.

b. Advancing system, yaitu stoping dimulai dari main shaft menuju ke

batas dseposit (kearah property line). Hingga ongkos pemeliharaan dan

pembuatan setiap level rendah. Dengan demikian jarak antara level satu

dengan lainnya (level interval) boleh kecil.

7

7. Dip dari badan bijih.

Jika dipnya antara 400 - 45

0, maka broken ore bias dijatuhkan ke level

dibawahnya dengan pertolongan gravitasi bumi. Juka dip kurang dari 100,

maka harus menggunakan cara untuk mengangkut broken ore dari working

face ke level. Oleh karena itu perlu pada intermediate dip (antara 100 – 40

0 )

level interval harus kecil.

8. Pengaruh yang diakibatkan oleh cara penggalian terhadap winze dan raise.

Bila mana jarak antara level satu dengan level lainnya (levelinterval) besar,

maka winze yang harus digali untuk menghubungkan level dibawah nya

makin dalam dan raise yang digali keatas menghubungkan level diatas nya

juga makin tinggi, dan ini menyebabkan pekerjaan penggalian winze dan

raise makin sukar(terutama pengaruh ventilasinya juga), apalagi kalau dalam

pekerjaan penggalian winze maupun raise in ini hanya dipakai “hand

drilling” dan hand hoisting”. Oleh karena itu jarak level satu dengan level

lainnya (level interval) dalam hal ini tidak boleh terlalu besar.

b. Winze dan Raise

Kedua bukaan ini dibuat untuk menghubungkan level satu dengan yang

lainnya. Winze merupakan lubang bukaan yang dibuat dari level mengarah

kebawah dengan maksud menghubungkan level yang berada dibawahnya.

Sedangkan Raise merupakan lubang bukaan-bukaan yang dibuat dari suatu

level mengarah keatas untuk menghubungkan level diatasnya. Level nya

disini bisa berupa drift atau crosscut. Pada pelaksanaannya, membuat raise

lebih mudah daripada membuat winze.Dalam hal untuk kepentingan

eksplorasi, orang lebih suka membuat raise dari pada winze, sebab dengan

raise bisa diikuti arah penyebaran depositnya dengan baik, dibanding dengan

winze.

Jumlah banyaknya raise atau winze yang dibuat bergantung pada cara

stopingnya (metode penambangannya). Lokasi raise bergantung pada cara

terjadi/genesa endapan bijih nya(ore occurrence). Untuk bisa

menggambarkan value dari shoots, maka raise dibuat dengan interval yang

teratur pada level. Spacingnya antara 100 – 500 ft dan bergantung pada

pengalaman pekerjaan. Spacing raise yang lebih kecil dari pada level interval tidak dibenarkan.

Gambar 2.4 Raise dan Winze

8

Dalam hubungannya dengan metode penambangan, maka adanya raise

dan winze merupakan penyediaan jalan masuk ke tempat penggalian bijih

(entrance to the stope) atau untuk membuat stope , selain itu juga

mempermudah dan mempelancar :

1. Hendling Ore

2. Waste untuk filling

3. Suppllos.

Biasanya pekerjaan stopling dimulai dari raise atau winze. Bila stoping

telah selesai, penentuan mengenai apakah raise atau winze akan ditutup, atau

berapa buah yang dibiarkan terbuka, bergantung pada :

1. Ventilasi yang diperlukan pada tambang bawah tanah,

2. Apakah masih diperlukan atau tidak, raise maupun winze sebagai

“ passage way “ material atau untuk orang, (material disini bias filling

material atau timberm material ).

c. Station

Station adalah merupakan tempat pertemuan antara level dengan shaft.

Gambar 2.5 Penampang Melintang Station

d. Crosscut

Maksud dibuatnya crosscut ada 2 tujuan :

1. Untuk kepentingan prospecting saja

2. Crosscut yang dibuat sebagai jalan angkut (roadway) untuk

menghubungkan level dengan shaft.

Jumlah atau banyaknya crosscut yang dibuat sebagai jalan angkut

(roadway) bergantung pada jumlah broken ore yang di produksi.

Crosscut

Drift

Ore Station

Ore Bijih

9

2.4 Macam-macam Lubang Bukaan

Lubang bukaan (“entry/opening”) ada 6 macam yaitu :

1. Vertical shaft

Yaitu bukaan atau shaft yang tegak lurus arah horizontal dan dibuat dari permukaan

bumi menuju ke badan bijih (ore body).

2. Inclined shaft

Yaitu bukaan atau shaft yang menyudut dengan arah horizontal bias dibuat dari

pemukaan bumi menuju ke badan bijih atau disampingnya badan bijih.

3. Combined shaft

Yaitu bukaan yang merupakan kombinasi antara vertical shaft dengan inclined shaft.

4. Tunnel

Tunnel (terowongan) adalah lubang bukaan horizontal yang biasa dibuat dekat atau

pada badan bijih dan mempunyai 2 lubang yang keduanya berhubungan denngan

udara luar.

5. Drift (atau drive)

Merupakan suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan

bijih dan arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan

bijihnya.

6. Adit

Adit ( terowongan buntu ) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir

mendatar menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan Hnya

menembus disebelah kaki bukit saja

2.4.1 Penentuan macam lubang bukaan

Macam „ entry/opening” atau lubang bukaan yang akan dibuat bergantung

pada :

a. Macam bentuk depositnya.

b. Posisi deposit/badan bijih terhadap permukaan topografi bumi.

c. Lokasi kedalaman deposit/badan bijih dari permukaan bumi.

Bila bentuk deposit nya merupakan horizontal deposit dan posisi nya pada

suatu permukaan topografi yang berrelief, maka macam lubang bukaan yang

cocok ialah tunnel atau adit.

10

Gambar 2.6 Adit untuk Horizontal Deposit pada Bukit

Bila deposit merupakan inclined deposit, misal vein yang terpotong oleh

permukaan topografi yang ber-relief, maka lubang bukaan yang cocok bisa

adit, drift atau inclined shaft.

Gambar 2.7 Lubang bukaan untuk vein deposit pada

permukaan topografi yang ber-relief

Untuk permukaan topografi yang datar, sedangkan deposit nya merupakan

vertical deposit atau horizontal deposit, maka lubang entry yang cocok untuk

bentuk deposit yang demikian tidak ada pilihan lain kecuali “vertical shaft‟‟

Drift

Adit

Inclined Shaft

Adit

Vein

Vertical Ore Body (VOB) Crosscut

Shaft

level

Horizontal deposit

Ore Body

Horizontal deposit Shaft

Gambar 2.8 Vertical Shaft untuk Vertical Deposit/Horizontal Deposit dengan

permukaan topografi yang datar

11

Bila bentuk depositnya ialah inclined deposit, permukaan topografi datar,

lokasi deposit, maka bukaannya bias inclined shaft, vertical shaft ataupun

combined shaft.

Gambar 2.9 Inclined Shaft dan Vertical Shaft pada Inclibed Deposit

Bentuk pemilihan alternative kedua yang akan dipilih, apakah vertical shaft,

inclined shaft ataukah combined shaft bergantung pada :

1. Ongkos pembuatan bukaan ( “entry/opening”)

2. Macam dan kepadatan kegiatan kerja yang akan berlangsung dalam

tambang.

3. Umur pakai shaft.

Ketiga persoalan tersebut akan sangat ditentukan oleh besar atau kecilnya dip.

1. Ongkos pembuatan bukaan (“entry/opening”)

Misal ukuran entry yang akan dibuat sama (baik yang vertical shaft maupun

yang inclined shaft) ; maka ongkos penggaliannya akan dipengaruhi oleh

„kemudahannya” memecahkan batuan. Kemudian dari batuan untuk pecah

(dalam penggalian) bergantung pada “lines of breaking weakness” ; sedangkan

lines of breaking weakness biasanya sejajar dengan bedding plane batuannya.

Oleh karena itu ongkos penggalian akan murah, bila arah penggalian pembuatan

shaft relative sejajar dengan bedding plane batuan : sebab dengan demikian

batuan mudah pecah dalam penggalian.

Bila ongkos penggalian vertical shaft dan inclined shaft per meter atau per

foot nya sama : maka sebaiknya dipilih entry jenis vertical shaft, sebab pada

tujuan yang sama panjang vertical shaft lebih pendek dibandingkan dengan

inclined shaft, sehingga secara keseluruhan ongkos penggaliannya lebih murah

vertical shaft dibandingkan dengan inclined shaft. Tetapi bila dengan vertical

shaft, maka pembuatan crosscut-crosscut ke badan bijih tak bias dihindari ; oleh

karena itu masalah biaya pembuatan crosscut juga harus dipertimbangkan.

Vertical Shaft

Inclined Deposit Inclined Shaft

12

2. Macam dan kepadatan kegiatan kerja yang akan berlangsung dalam

tambang.

Ongkos dari kegiatan kerja yang akan berlangsungpada vertical shaft adalah

lebih murah dibandingkan pada inclined shaft, sebab :

a. Jarak angkut/transportasi lebih pendek.

b. Kecepatan hoisting yang diperkenankan bias tinggi, hingga pada output

yang sama, power (HP) yang diperoleh lebih keciol

c. Umur pakai wire rope (untuk hoisting) bias lebih lama, sebab keausan nya

makin kecil.

d. Pemompaan air tanah lebih ekonomis: ada vertical shaft dibandingkan

inclined shaft.

Perlu diperhatikan, bahwa dengan vertical shaft harus dibuat crosscut. Dengan

kombinasi bukaan ( combine shaft), persoalan crosscut bias ditiadakan.

3. Umur pakai shaft

Bentuk penampang shaft.

Bentuk penampang shaft ada 3 macam :

a. Bulat (round shaft/circulas shaft)

b. Persegi empat (rectangular shaft)

c. Elip/oval (elliptical shaft)

Didasarkan pada kemampuan menahan beban dari samping (lateral

pressure) shaft berpenampang bulat lebih kuat dari pada shaft yang

berpenampang segiempat.

Gambar 2.10 Macam bentuk penampang pada shaft

Keunggulan atau kelebihan shaft dengan penampang bulat ialah :

1. Lebih kuat menahan beban dari samping (lateral pressure)

2. Untuk kepentingan ventilasi, sangat menguntungkan, sebab koefisien

tahun terhadap aliran udara adalah kecil (coefficient of air friction).

13

Sedangkan kelemahan/kerugiannya ialah :

1. Pembuatannya sukar

2. Volume batuan yang digali lebih besar, dibandingkan dengan yang

berbentuk rectangular.

Oleh karena itu, bila groundnya merupakan “weak ground” sebaiknya

dipilih “round shaft”. Pada penambangan batubara biasanya

mengaplikasikan “round shaft” karena biasanya batubara terletak pada

lapisan-lapisan batuan yang digolongkan weak ground, dan

membutuhkan ventilasi yang baik.

Berikut Keunggulan/kelebihan “regtangular shaft” ialah :

1. Mudah membuatnya, ongkos pembuatan relative lebih murah.

2. Volume batuan yang tergali pada waktu pembuatan “regtangular shaft”

lebih sedikit dibandingkan dengan “round shaft”.

Sedangkan kerugiannya ialah :

1. Adanya gesekan/tahanan udara pada sudut-sudutnya menyebabkan

adanya persoalan pada masalah ventilasi.

2. Sudutnya merupakan bagian yang terlemah dalam menahan tekanan

dari samping (Lateral pressure).

Dengan “elliptical shaft”maka kekurangan-kekurangan atau kelemahan

pada circular shaft maupun rectangular shaft bisa diperkecil.

Ukuran (penampang ) shaft

Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan ukuran

penampang shaft ialah :

a. Maksud/kegunaan shaft

b. Jumlah produksi/manusia, mine supplies yang akan dilewatkan pada

shaft.

c. Jumlah udara yang akan dialirkan kedalam tambang (untuk kepentingan

ventilasi).

d. Macam alat angkut/transportasi yang akan melewati shaft (hoisting

method).

e. Jumlah air yang akan dikeluarkan dari tambang (dan ini bergantung pada

deras/tidaknya air tanah).

f. Sifat fisik batuannya (character of ground).

g. Tersedianya modal capital outlay).

h. Biaya pemeliharaan (operating expense).

Didasarkan pada maksud dibuatnya shaft, maka jenis atau macam shaft ada

3 macam :

1. Prospect shaft.

2. Air shaft.

3. Working shaft.

14

1. Prospect shaft.

Merupakan shaft yang dibuat untuk kepentingan prospeksi dan biasanya

mempunyai bentuk penampang segi empat. Ukuran shaft ini adalah yang

terkecil, dibandingkan dengan jenis shaft yang lain, yaitu 4 X 6 ft.

prospect shaft ini hanya mempunyai 1 (satu) kompartemen, yang

berfungsi baik untuk ladderwa maupun hoisting. Satu Kompartemen ,

artinya bahwa pada shaft tersebut tidak diberi penyekat/sekat apa-apa.

2. Air shaft.

Merupankan shaft yang berfungsi sebagai tempat aliran udara tambang.

(untuk ventilasi), penampang shaft ini umumnya bulat, bagian dalam

shaft bias diberi pelapis (“lining”) dari timber, tetapi ada pula yang tidak

diberi lining.

Perbedaan bentuk penampang da nada atau tidaknya lining pada shaft

akan menyebabkan timbulnya tekanan gesekan udara yang berbeda-beda.

15

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Persiapan pembukaan tambang bawah tanah disebut dengan „development‟.Jadi

development adalah segala macam sesuatu pekerjaan dengan tujuan untuk menunjang

kegiatan produksi nantinya. Persiapan development ada 3 yakni mempersiapan

fasilitas-fasilitas yang diperlukan pada tahap pengalian, membuat suatu bukaan

„opening/entry‟ ke badan bijih untuk memperlancar produksi nantinya ( Loosening,

mucking dan transportasi ), dan untuk memperoleh keterangan terperinci mengenai

sifat-sifat dan ukuran badan bijihnya.

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. Materi Kuliah Pembukaan Tambang Bawah Tanah. Universitas

Palangkaraya. Palangkaraya.

http://azanurfauzi.blogspot.com/2010/06/pembukaantambangbawah tanah.html

http://tambang bawah tanah.com/pekerjaan-pekerjaan-dasar-penambangan.html

http://indonesian.alibaba.com/Favorite/lubang-bukaan-tambang.html

http://www.swadayagroup.com/portfolio_type/wheel-loader-skidsteer-loader/

https://jefrihutagalung.wordpress.com/2014/03/21/ptbt.html/