Makala h 1111

31
MAKALAH RAKAYASA GEMPA MUSLIMIN 031 210 0046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

description

tt

Transcript of Makala h 1111

Page 1: Makala h 1111

MAKALAH

RAKAYASA GEMPA

MUSLIMIN

031 210 0046

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014

Page 2: Makala h 1111

PENGERTIAN GEMPA DAN MACAM-MACAM GEMPA

1. PENGERTIAN GEMPA

Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah dibawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gempa kesegala arah didalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarnya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disampig itu juga mutu bangunan dan mutu tanah bangunan berdiri. Gempa bumi bisa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (empeng bumi).

Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempabumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalau bergerak , dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Gelombang ini menjalar menjauhi fokus.

Gempa bumi adalah guncangan yang dirasakan di permukaan bumi akibat pergerakan antar lempeng-lempeng di lapisan bagian luar bumi, letusan gunung berapi dan juga ledakan yang dibuat oleh manusia. Dalam hubungannya dengan disain struktur, maka yang umum ditinjau adalah gempa yang terjadi akibat pergeseran antar lempeng-lempeng yang juga dikenal dengan istilah gempa tektonik. Gempa bumi merupakan fenomana alam dimana terjadi proses pelepasan energi yang terakumulasi selama kurun waktu tertentu secara tiba-tiba akibat adanya pergerakan lempeng tektonik di dalam bumi.

Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengennal musim. Meskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi ditempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Lingkaaran Api karena banyaknya gunung berapi.

Seismologist adalah ilmuan yang mempelajari sesar dan gempa. Mereka menggunakan peralatan yang disebut seismograf untuk mencatat gerakan tanah dan mengukur besarnya suatu gempa. Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi dan mencatatnya dalam seismogram, Gelombang seismik, atau getaran yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismolgist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismologist menggunakan skala Ricter untuk meggambarkan besaran gempa, dan skala marcalli untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung dan manus.

2. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI

Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dapat terjadi akibat runtuhnya gua-gua dalam bumi, tabrakan  (impack), peledakan, gunungapi, kegiatan tektonik.

a. Runtuhnya Gua-gua dalam Bumi

Page 3: Makala h 1111

Dugaan para ahli tempo dulu, bahwa gempa bumi terjadi akibat runtuhnya gua-gua raksasa yang terdapat di dalam bumi. Dugaan itu sama sekali tidak benar, sebab keruntuhan seperti itu tidak pernah ada. Kalau saja terjadi keruntuhan di dalam bumi, hal itu hanya mungkin pada daerah pertambangan bawah tanah (under ground), penggalian batukapur dan sejenisnya. Akan tetapi keruntuhan yang terjadi hanya dapat menimbulkan getaran bumi yang sangat kecil dan bersifat setempat (lokal) kekuatannya berkisar anatara 2 hingga 3 pada Skala Richter.

b. Tabrakan (Impack)

       Awalnya banyak juga yang percaya bahwa gempa bumi disebabkan adanya meteor atau shooting star yang menabrak bumi pada tahun 1908 di Rusia, suatu bintang beralih (meteor) jatuh dan mengakibatkan terjadinya lubang yang sangat besar menyerupai sebuah kawah. Walaupun gelombang tekanan akibat jatuhnya meteor tersebut tercatat sampai ke kota London di Inggris, akan tetapi efeknya sama sekali tidak terekam pada alat pencatat getaran gempa bumi (seismograf). Ini berarti getaran yang ditimbulkan akibat tabrakan meteor dengan bumi kekuatannya sangat kecil sekali.Lagi pula tabrakan yang demikian sebenarnya sangat jarang terjadi di bumi.

c. Peledakan Gunungapi

Aktivitas gunungapi dapat menimbulkan gempa bumi yang dinamakan gempa bumi vulkanik. Gempa bumi ini terjadi baik sebelum, selama, maupun setelah peledakan suatu gunung api. Penyebabnya adalah akibat terjadinya persentuhan antara magma dengan dinding gunung api dan tekanan gas pada peledakan yang sangat kuat atau perpindahan magma secara tiba-tiba di dalam dapur magma. Gempa bumi vulkanik sebenarnya kekuatannya sangat lemah dan hanya terasa di wilayah sekitar gunung api yang sedang aktif saja. Dari seluruh gempa bumi yang terjadi, hanya 7% saja yang termasuk gempa bumi vulkanik. Kendatipun demikian kerusakan atau efek yang ditimbulkannya cukup luas, sebab gempa bumi vulkanik biasanya disertai pula dengan kemungkinan akan meletusnya suatu gunungapi. Berdasarkan kedudukan sumber gempanya (posisi kegiatan magma), maka dapat dibedakan menjadi empat jenis gempabumi vulkanik :

Gempa bumi vulkanik dalamKedalaman sumber gempanya antara 2 sampai 30 km. Gempa bumi ini banyak

persamaannya dengan gempa bumi tektonik, terutama mengenai gempa susulannya (after shocks).Terjadi pada saat menjelang letusan suatu gunungapi, atau sebagai pertanda bahwa suatu gunungapi tengah mulai aktif.Gempabumi vulkanik dangkal sumber gempanya terletak pada kedalaman kurang dari 2 km. Jenis ini timbul pada saat mendekati terjadinya letusan, selama berlangsungnya letusan, dan setelah letusan itu sendiri berakhir.

Gempa bumi vulkanik dangkalGempa bumi ini terjadi sehubungan dengan tengah berlangsungnya ledakan suatu

gunung api.Sumber gempanya sangat dangkal, kurang dari 1 kilometer.

Gempa bumi ledakan Getaran atau tremor vulkanik terjadi terus menerus sehingga menciptakan suasana tidak tenang.Sumber gempanya terletak dari mulai kedalaman 30 kilometer sampai

Page 4: Makala h 1111

permukaan.Gempa bumi dangkal dan gempa bumi ledakan bila terjadi terus menerus dengan selang waktu hanya beberapa detik dapat menyebabkan getaran vulkanik (tremor).Pada gunung api berbatuan basalt, getaran vulkanik terasa lebih kuat karena sifat batuannya sangat peka terhadap rambatan gelombang.

Getaran vulkanik atau tremorGempa bumi yang banyak terjadi dan mempunyai efek sangat serius sebenarnya berasal

dari kegiatan tektonik, yaitu mencakup 90% dari seluruh kejadian gempa bumi. Gempa bumi ini berhubungan dengan kegiatan gaya-gaya tektonik yang tengah terus berlangsung dalam proses pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan batuan (faults) dan tarikan atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan penyusun kerak bumi.

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa kulit bumi atau litosfer yang menutupi permukaan bumi keadaanya tidak utuh, melainkan terpecah-pecah berbentuk lempeng, yang satu sama lain bergerak saling menjauh, bertumbukan dan ada juga yang saling berpapasan. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Gerakan litosfer tersebut diakibatkan oleh adanya gerakan astenosfer yang sifatnya cair kental. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik.

3. PENYEBAB GEMPA BUMI

Lempeng samudra yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua dizona tumbukan (subduksi) akan menyusup kebawa. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumbukan energi dizona subduksi dan zona patahan. Akibatnya dizona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbulkan getaran partikel kesegalah arah yang disebut gelombang gempa bumi.

4. LETAK INDONESIA

Kepulauan indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan australia bertumbukan dilepas pantai barat pulau sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan Kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar pulau papua. Sementara pertemuaan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar sulawesi. Itulah sebabnya di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempa bumi.

Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempa Bumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera, Utara (Simeulue), Sumatera barat – Jambi, Bengkulu, Lampung, Banteng Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT,

Page 5: Makala h 1111

Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Sealtan, Kepala Burung Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.

Gambar Daerah Rawan Gempa

5. MACAM – MACAM GEMPA BUMI

Gempabumi yang merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Gempabumi Vulkanik ( Gunung Api ) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya gempabumi ini terjadi akibat

adanya aktivitas magma yang biasa terjadi sebelum gunung  api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akanmenyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

b. Gempabumi TektonikGempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng

lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempabumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

c. Gempabumi RuntuhanGempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,

gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

d. Gempabumi BuatanGempabumi buatan adalah gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,

seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.Berdasarkan  kekuatannya  atau  magnitudo (M),  gempabumi  dapatdibedakan atas :

Gempabumi sangat besar dengan magnitudo lebih besar dari 8 SR. Gempabumi besar magnitudo antara 7 hingga 8 SR. Gempabumi merusak magnitudo antara 5 hingga 6 SR. Gempabumi sedang magnitudo antara 4 hingga 5 SR. Gempabumi kecil dengan magnitudo antara 3 hingga 4 SR .

Page 6: Makala h 1111

Gempabumi mikro magnitudo antara 1 hingga 3 SR . Gempabumi ultra mikro dengan magnitudo lebih kecil dari 1 SR.

Di bawah kerak bumi terdapat lapisan lunak terbentuk dari batuan panas yang lumer.Kerak bumi yang terbentuk dari nikel dan besi dengan bahagian yang padat ditengahnya.Kerak tersebut bisa mencapai ketebalan 70 km di bawah barisan pengunungan terbesar di dunia. Kebanyakan gempabumi berasal dari kerak bumi. Kadang-kadang gempabumi juga bisa terjadi pada kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:1.  Gempa dangkal, (Hiposenter terletak pada kedalaman 0 – 65 km)2.  Gempa sedang, (Hiposenter terletak pada kedalaman 65 – 200 km)3.  Gempa dalam, (Hiposenter terletak pada kedalaman  > 200 km)

Berdasarkan tipenya Mogi membedakan gempabumi atas:

Tipe I :Pada tipe ini gempabumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan (fore shock).

Tipe II : Sebelum terjadi gempabumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.

Tipe III : Tidak terdapat gempabumi utama. Magnitudo dan jumlah gempabumi yang terjadi  besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.

6. SKALA GEMPA BUMI

Ada 3 macam skala Gempa yang ada yaitu:

a. Skala Richter Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo

maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.

Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti gambar di samping ini. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di samping ini dicontohkan sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.

Page 7: Makala h 1111

Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya.

Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi.

Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama.

Skala Richter Efek Gempa< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa

2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan

4.0-4.9Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.

5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik

6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil

10.0-10.9 Terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua

11.0-11.9Dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh. Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak.

12.0-12.9Bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk kawah Chicxulub

> 13.0 Belum pernah terekam

b. Skala Mercalli

Selain skala Richter, adapula skala Mercalli. Berikut skala Mercalli yang telah disesuaikan dengan kondisi di indonesia.

Derajat IUraian: getaran tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.Derajat IIGetaran dirasakan beberapa orang yang diam, terlebih di rumah tingkat atas. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang.Derajat IIIGetaran nyata dirasakan dalam rumah. Kendaraan yang berhenti terasa bergerak seakan-akan ada truk yang lewat. Lamanya dapat diamati.Derajat IV

Page 8: Makala h 1111

Jika terjadi siang hari, banyak orang di dalam rumah dan sedikit orang di luar rumah merasakan getaran. Jika malam hari beberapa orang terbangun. Barang pecah belah dan pintu berderak. Kendaraan yang diparkir bergerak.Derajat VGetaran mulai dirasakan oleh hampir semua orang, mereka yang tidur terbangun. Barang-barang pecah belah terpelanting. Tiang, pohon, dan sejenisnya tampak bergoyang kuat. Jarum jam dapat berhenti.Derajat VIKebanyakan orang panik lari keluar karena semua orang merasakan getaran kuat. Kerusakan ringan pada cerobong asap pabrik. Meja kursi bergerak dan plester dinding terlepas.Derajat VIISemua orang keluar rumah. Kerusakan ringan sampai sedang pada bangunan yang kuat. Cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang sedang naik kendaraan.Derajat VIIIKerusakan pada bangunan yang kuat dengan lubang-lubang retakan. Kerusakan pada bangunan yang tidak kuat. Dinding dapat lepas dari rangka rumah. Cerobong asap dan monumen roboh. Meja kursi terlempar, air menjadi keruh, dan orang naik sepeda motor terganggu.Derajat IXKerusakan pada bangunan yang kuat dan lubang-lubang, rangka rumah bengkok, lokasi rumah bergeser serta pipa dalam tanah putus.Derajat XBangunan rumah dari kayu rusak, kerangka rumah lepas dari pondasi, tanah retak, rel kereta api melengkung, tebing dan tepian sungai longsor serta terjadi banjir.Derajat XIBangunan hanya sedikit yang berdiri, jembatan rusak, tanah retak dan merosot, rel kereta api bengkok, dan pipa dalam tanah rusak seluruhnya.Derajat XIIPermukaan bumi hancur dan tampak bergelombang. Pemandangan kabur dan benda-benda terlempar ke udara.

c. Skala Kekuatan Moment

Skala kekuatan moment diperkenalkan pada 1979 oleh Tom Hanks dan Hiroo Kanamori sebagai pengganti skala Richter dan digunakan oleh seismologis untuk membandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa bumi. Kekuatan moment adalah sebuah angka tanpa dimensi yang didenifinisikan sebagai berikut

di mana adalah Moment seismik (menggunakan satu newton metre [N·m] sebagai moment).

Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini berarti sebuah peningkatan 101,5 = 31,6 kali dari jumlah energi yang dilepas, dan sebuah peningkatan 2 tahap berarti sebuah peningkatan 103 = 1000 kali kekuatan awal.

A. STRUKTUR LAPISAN BUMI

Page 9: Makala h 1111

Bumi tempat kita tinggal saat ini merupakan salah satu anggota tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km. Bumi berbentuk bulat pepat dengan jari-jari ± 6.370 km. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari.Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu, dan merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Jika bumi diiris maka akan tampak lapisan-lapisan seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Struktur lapisan bumi

Lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Kerak BumiKerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak

samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.. Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan tanah dan batuan .Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup.Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajad Celcius.Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (46,6%), Silikon (27,7%), Aluminium (8,1%), Besi (5,0%), Kalsium (3,6%) Natrium (2,8%), Kalium (2,6%) dan Magnesium (2,1%). Unsur–unsur tersebut membentuk satu senyawa yang disebut dengan batuan.

2. Selimut atau selubung mantel Selimut merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi.Tebal selimut

bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat Celcius.

Berdasarkan konstruksi kimia atau materialnya, mantel bumi dibedakan sebagai berikut.

a. Mantel luar, jauh lebih tipis dari mantel dalam. Mantel luar berada sekitar 10-300 km di bawah permukaan bumi. Temperaturnya sekitar 1.400-3.0000C dan berat jenisnya 3,4-4,3 g/cm3.

Page 10: Makala h 1111

b. Mantel dalam, berada diantara 300-2.890 km di bawah permukaan bumi. Temperaturnya sekitar 3.0000C. Batuannya tidak selalu cair karena tekanan yang tinggi. Berat jenisnya 4,3-5,4 g/cm3.

3. Inti Bumi Inti bumi terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel

(8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900–5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC.Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4500oC.

Berdasarkan penyusunnya lapisan bumi terbagi atas litosfer, astenosfer, dan mesosfer. Litosfer adalah lapisan paling luar bumi (tebal kira-kira  100 km) dan terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung. Litosfer memiliki kemampuan menahan beban permukaan yang luas misalkan gunungapi.Litosfer bersuhu dingin dan kaku.Di bawah litosfer pada kedalaman kira-kira 700 km terdapat astenosfer.Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya dan karena itu bersifat seperti fluida.Astenosfer mengalir akibat tekanan yang terjadi sepanjang waktu.Lapisan berikutnya mesosfer.Mesosfer lebih kaku dibandingkan astenosfer namun lebih kental dibandingkan litosfer.Mesosfer terdiri dari sebagian besar selubung hingga inti bumi.Permukaan bumi ini terbagi atas kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit terluar bumi yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung atas.Lempengnya kaku dan lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang lebih cair.Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas, yang membuat lempeng-lempeng dapat bergerak, yang dapat menimbulkan getaran yang terjadi dipermukaan bumi.

B. DEFINISI ISTILAH

Gelombang seismik merupakan gelombang elastik yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi dengan cara longitudinal dan transversal dan melalui permukaan bumi akibat adanya lapisan batuan yang patah secara tiba -tiba atau adanya ledakan. Gelombang utama gempa bumi terdiri dari dua tipe yaitu gelombang badan (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). Gelombang Badan (Body wave).

Gelombang badan merupakan gelombang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasanya disebut free wave karena dapat menjalar ke segala arah di dalam bumi. Gelombang badan terdiri dari gelombang primer dan gelombang sekunder. Gelombang Primer

Gelombang primer Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal atau gelombang kompresional, gerakan partikel sejajar dengan arah perambatannya.Sedangkan gelombang sekunder merupakan gelombang transversal atau gelombang shear, gerakan partikel terletak pada suatu bidang yang tegak lurus dengan arah penjalarannya.

Gelombang kompresional disebut gelombang primer (P) karena kecepatannya paling tinggi antara gelombang lain dan tiba pertama kaligelombang atau getaran yang merambat

Page 11: Makala h 1111

di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum

Gelombang Primer (P Wave) ini menjalar akibat adanya penekanan dan peregangan. Kalau dilihat di gambar terlihat bergetar menekan dan meregang. kalau anda menghadap ke kiri maka goyangan tersebut berarah kiri-kanan atau maju-mundur (tergantung dimana arah menghadapnya). Gelombang primer ini memiliki kecepatan rambat sekitar 8 km/detik. Gelombang inilah yg akan dirasakan lebih dahulu ketika gempa, karena dia akan datang lebih dulu dibanding penjalaran gelombang yang lain.

Gelombang SekunderGelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang

merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair. gelombang shear disebut gelombang sekunder (S) karena tiba setelah gelombang P

Gelombang Sekunder (S Wave) ini menjalar seperti gelombang air yang mengalun-alun. Menjalar naik-turun. Jadi gelombang ini melempar-lemparkan keatas kebawah ketika anda merasakan adanya gempa. Gelombang Sekunder ini memilki kecepatan penjalaran sekitar 4 Km/detik, tentunya akan dirasakan lebih lambat dari Gelombang Primer. Namun gelombang sekunder ini memiliki lebar goyangan (amplitudo) yg besar sehingga gelombang ini akan memilki kekuatan yg sangat besar dalam merontokkan bangunan, juga mengakibatkan longsoran tebing-tebing yang curam.

Gelombang Permukaan (Surface Wave)Gelombang permukaan merupakan gelombang elastic yang menjalar melalui

permukaan bebas yang disebut sebagai Tide Waves. Gelombang permukaan terdiri dari : Gelombang Love

Gelombang love merupakan gelombang yang menjalar di permukaan bumi yang karakteristiknya memiliki pergerakan yang mirip dengan gelombang S, yaitu arah pergerakan partikel medan yang dilewati arahnya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang. Yang membedakan adalah  lokasi perambatan gelombang cinta terdapat di permukaan bumi. Dan getarannya secara lateral (mendatar)

Page 12: Makala h 1111

Gelombang Rayleigh.Gelombang Rayleigh gelombang permukaan juga yang arah pergerakan partikelnya

bergerak berputar di permukaan.

Fokus adalah sumber gempa didalam bumi, tempat batuan pertama patah.

Sesar (fault) adalah patahan atau pemisahan batuan, umunya diantara dua atau lebih plat tektonik.

Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah dibawah permukaan bumi.

Gempa tektonik adalah Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan-kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar ke seluruh bagian bumi.

Gempa bumi tektonik tersebut sebabkan oleh adanya gerak tektonik berupa patahan atau retakan.

Proses terjadinya gempa tektonik adalah sebagai berikut :a.   Sesat aktif bergerak sedikit demi sedikit kearah yang saling berlawanan. Pada tahap ini

terjadi akumulasi energy elastic.b.   Pada tahap ini mulai terjadi deformasi sesar,karena energy elastis maka makin besar.c.   Pada tahap ini terjadi pelepasan energy secara mendadak sehingga terjadi peristiwa yang

disebut gempa bumi tektonik.d.   Pada tahap ini sesar kembali mencapai tingkat keseimbangan kembali. Pergeseran ini kian

lama menimbulkan energy-energi stress yang sewaktu-waktu terjadi pelepasan energy mendadak. Peristiwa inilah yang disebut gempa tektonik yaitu peristiwa pelepasan energy secara tiba-tiba di dalam batuan sepanjang sesar atau patahan.

Gempa vulkanik adalah getaran di permukaan bumi yang disebabkan oleh peristiwa keluarnya magma dari dapur magma. Peristiwa magma keluar dari dapur magma, baik hanya di lapisan kulit bumi maupun sampai permukaan bumi menyebabkan getaran disebut magma vulkanik. Getaran gempa vulkanik terbatas di tubuh gunung api dan di daerah sekitarnya. Bahaya dari gempa vulkanik adalah bahanbahan yang dikeluarkan oleh letusan gunung vulkanik, seperti batubatuan, debu, lahar, dan gas beracun. Akibat gempa vulkanik dapat membahayakan makhluk hidup dan lingkungan yang disebabkan oleh bahan letusan. Bila vulkanik berada di laut maka dapat menimbulkan gelombang pasang seperti Gunung Krakatau. Pada umumnya, wilayah korban letusan vulkanik meliputi wilayah sempit (sekitar

Page 13: Makala h 1111

gunung api) dibandingkan dengan gempa tektonik. Lokasi atau daerah gempa vulkanik terdapat di seluruh gunung api di Indonesia.

Episenter adalah titik dipermukaan bumi tepat diatas fokus atau sumber gempa, dinyatakan dalam lintang dan bujur.

Hyposenter adalah parameter sumber gempa bumi yang dinyatakan dalam waktu terjadinya gempa, lintang, bujur dan dan kedalam sumber.

Intensitas adalah besarnya goncangan dan jenis kerusakan ditempat pengamatan akibat gempa. Intensitas tergantung dari jarak tempat tersebut dari hyposenter.

Seismograf adalah peralatan yang menggambarkan gelombang gempa yang datang distasiun pengamat.

Seismograf ada yang horizontal dan vertikal. Masing-masing  mempunyai tugas masing-masing. Seismograf horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal. Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal.

Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetik.

Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk rekaman atau disebut juga seismogram. Saat ini, seismograf banyak digunakan oleh seismologist dalam mempelajari gempa bumi. Alat ini juga digunakan oleh BMKG (Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika).

Seismogram adalah Catatan tertulis dari getaran bumi yang dihasilkan oleh seismograf.

Sebagai petunjuk analisis pembacaan seismogram, prinsip-prinsip berikut dapat dipakai: Periode dominan gelombang crustal seperti Pg, P*, Pn, Sg, S*, Sn, dsb umumnya adalah

kurang dari satu detik. Dalam hal ini catatan terbaik jika dilihat pada seismograf periode pendek.

Amplitude gelombang S lebih besar dari P, dan biasanya terbaca jelas pada komponen horizontal.

Pada jarak episenter kurang dari 200 km (tergantung pada model struktur kerak dan kedalaman fokus), gelombang yang pertama datang adalah Pg dan jika lebih dari 200 km gelombang yang datang lebih dulu adalah Pn.

Gempa permukaan (sangat dangkal) yang jarak episenternya kurang dari 600 km, sering menimbulkan gelombang permukaan Rayleigh (Rg) dan kelihatan jelas pada catatan seismograf komponen vertikal.

Gempa lokal dan regional yang tidak besar lamanya catatan dalam seismogram (duration time) hanya beberapa menit.

Untuk memudahkan pembacaan sebaiknya dilakukan dengan banyak stasiun, agar dapat membandingkannya.

Magnitudo merupakan kekuatan dari gempa bumi yaitu mempresentasikan energi yang dipancarkan sumber gempa bumi dalam bentuk pancaran gelombang seismik. Penentuan magnitudo dari berbagai stasiun pencatat gempa untuk gempa yang sama harusnya mempunyai harga yang hampir sama (dengan batas toleransi 0,2 – 0,3). Seorang seismologist Amerika, CF. Richter pada tahun 1935 untuk pertama kalinya memperkenalkan konsep

Page 14: Makala h 1111

tentang perhitungan magnitudo berdasarkan seismograf Wood Anderson. Secara umum rumusan magnitudo sebagai berikut :

M = Log (A/T) + f (∆,h) +Cs + Cr    (2.4-a)

Dimana :M  = MagnitudoA  = Amplitudo gerakan tanah (μm)T  = Periode gelombang (sekon)∆  = Jarak episenter (derajat)h  = Kedalaman fokusCs = Koreksi stasiunCr = Koreksi regional

Dari rumusan empiris diatas harga magnitudo tidak ada batasnya. Tetapi karena kekuatan (strength) batuan dalam menahan akumulasi stress (energi) terbatas maka besaran atau harga magnitudo gempa menjadi terbatas. Ada beberapa istilah magnitudo yang biasa digunakan diantaranya :

Magnitudo Lokal (ML)Magnitudo ini pertama kali ditemukan oleh Richter (1935) unutk mendeteksi gempa-gempa lokal di sekitar California selatan. Seismograf yang digunakan saat itu seismograf  Wood Anderson derngan konstanta-konstanta : T (periode batas) = 0,8 ; Magnifikasi maksimum = 2800 ; faktor dumping = 0,8 ; seismograf terletak pada jarak kurang dari 100 km dari episenter. Persamaannya yaitu :

ML = Log A – Log ∆

Dimana :ML = Magitudo lokalA  = Amplitudo maksimum getaran tanah (μm)∆  = Jarak stasiun pencatat ke sumber gempa bumi (km) dengan ∆ ≤ 600 Km

Sedangkan magnitudo untuk gempa-gempa di luar jarak ini juga dapat dihitung    asalkan jarak episenter ke stasiun dan amplitudonya diketahui.

Magnitudo Gelombang Permukaan (MB)Magnitudo ini didefinisikan berdasarkan catatan amplitudo dari gelombang P yang menjalar melalui bagian dalam bumi (Lay. T dan Wallace.T.C. 1995). Persamaan umumnya yaitu :

MB = Log (A/T) + f (∆,h)

Dimana :MB = Magnitudo gelombang badanA   = Amplitudo gerakan tanah (μm)T   = Periode (sekon)∆   = Jarak episenter (km)h   = Kedalaman fokus (km)

Page 15: Makala h 1111

Persamaan ini digunakan oleh Gutenberg (1945), untuk gelombang badan yang lain (p, pp, s) untuk berbagai kedalaman.

Magnitudo Gelombang Permukaan (MS)Magnitudo tipe ini didapatkan sebagai hasil pengukuran terhadap gelombang permukaan (surface waves). Untuk jarak ∆ > 600 km seismogram periode panjang (long periode seismogram) dari gempa bumi dangkal didominasi oleh gelombang permukaaan, gelombang ini biasanya mempunyai periode sekitar 20 detik. Persamaan umumnya yaitu :

MS = Log A + C1 Log ∆ + C2

Dimana :MS = Magnitudo gelombang permukaanA = Amplitudo maksimum dari pergeseran tanah horizontal pada periode 20 detik (μm)∆   = Jarak episenter ( km)C1, C2   = Koefisien dan konstanta yang didapatkan dengan pendekatan empiris.

Magnitudo Durasi (MD)Menurut Lee Stewart (1981), sejak tahun 1972, studi mengenai kekuatan gempa bumi dikembangkan pada penggunaan durasi sinyal gempa bumi untuk menghitung magnitudo bagi kejadian gempa lokal. Magnitudo durasi merupakan fungsi dari total durasi sinyal seismik (Massinon. B,1986). Ada beberapa rumusan magnitudo yang biasa digunakan, diantaranya yaitu :

Bisztricsany (1958)MD = a Log t + b ∆ + c                    

Tsumura (1967)MD = a + b Log D + c R + d h         

Alveerez (1990)MD = a Log D + b                           

Dimana :MD = Magnitude DurasiT dan D  = Lamanya getaran (sekon)∆            = Jarak hiposenter (km)R           = Jarak episenter (km)h            = Kedalaman pusat gempaa, b, c, dan d konstanta

Skala Marselli adalah suatu ukuran subjektif kekuatan gempa dikaitkan dengan intensitasnya.

Skala Richter adalah suatu ukuran objektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudonya.

C. LEMPENG-LEMPENG TEKTONIK (TECTONIC PLATES)

Page 16: Makala h 1111

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar.Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas.Lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.

Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle).Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer.Kepadatan material pada

kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua.Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).

Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).

Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfer padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer.Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.

Gambar Pergerakan Lempeng tektonik

Jalur-Jalur Gempa di Dunia

Terdapat tiga jalur utama gempa yang merupakan batas pertemuan dari beberapa lempeng tektonik aktif.

1.  Jalur Gempabumi Sirkum Pasifik

Page 17: Makala h 1111

Jalur ini dimulai dari Cardilleras de los Andes (Chili, Equador dan Caribia), Amerika Tengah, Mexico, California British Columbia, Alaska, Alaution Islands, Kamchatka, Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Polynesia dan berakhir di New Zealand.

2.  Jalur Gempabumi Mediteran atau Trans Asiatic Jalur ini  dimulai dari Azores, Mediteran  (Maroko, Portugal, Italia, Balkan, Rumania), Turki, Kaukasus, Irak, Iran, Afghanistan, Himalaya, Burma, Indonesia (Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Laut Banda) dan akhirnya bertemu dengan jalur Sirkum Pasifik di daerah Maluku

3.  Jalur Gempabumi Mid-Atlantic Jalur ini mengikuti Mid-Atlantic Ridge yaitu Spitsbergen, Iceland dan Atlantik Selatan. Sebanyak 80 % dari gempa di dunia, terjadi di jalur Sirkum Pasifik yang sering  disebut  sebagai  Ring  of  Fire  karena  juga  merupakan  jalur  vulkanik. Sedangkan pada jalur Mediteran terdapat 15% gempa dan sisanya sebanyak 5 % tersebar di Mid Atlantik dan tempat-tempat lainnya. Indonesia memiliki lokasi sumber gempabumi berawal dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian berbelok ke Utara di Sulawesi, kemudian dari  Nusa Tenggara sebagian terus ke timur Maluku dan Irian. Hanya pulau Kalimantan yang relatif tidak ada sumber gempa kecuali sedikit bagian timur.Lempeng Indo-Australia bergerak menyusup dibawah lempeng Eurasia,  demikian  pula  lempeng  Pasifik  bergerak  kearah  barat.  Pertemuan  lempengtektonik Indo-Australia dan Eurasia berada di laut merupakan sumber gempa  dangkal dan menyusup kearah utara sehingga di bagian darat berturut-turut ke utara di sekitar Jawa – Nusa tenggara merupakan sumber gempa menengah dandalam. Kedalaman sumber gempa di Sumatra bisa mencapai 300 km di bawah permukaan bumi dan di Jawa bisa mencapai 700 km, sesuai dengan kedalaman lempeng Indo-Australia menyusup dibawah lempeng Eurasia.

Gambar Peta Jalur Tektonik Kepulauan Indonesia

D. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA

Lapisan paling atasbumi, yaitu Litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senangtiasa dalam keadaan tidak kaku sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita

Page 18: Makala h 1111

kenal sebagaialiran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung diatas mantel ikutbergerak satu sama lainnya.

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.

1.  Batas Transform

 

Batas transform tektonik lempeng

Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser.Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun.Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

2. Batas Divergen

Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

 

Gambar Batas divergen tektonik lempeng

3. Batas Konvergen

Page 19: Makala h 1111

Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa.Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

 

Gambar Batas konvergen tektonik lempeng

Konvergen lempeng benua-samudra (Oceanic-Continental)

 

Gambar Konvergen lempeng benua-samudra

Konvergen lempeng samudra—samudra (Oceanic—Oceanic)

 

Gambar Konvergen lempeng samudra-samudra

Konvergen lempeng benua—benua (Continental—Continental)

Page 20: Makala h 1111

 

Gambar Konvergen lempeng benua-benua

Pembentukan Gunung di batas lempeng konvergen

Pegunungan Tipe HimalayaTipe busur vulkanik adalah rangkaian gunung api yang terbentuk akibat tumbukan lempeng samudera dengan benua. Lempeng samudera menunjang kebawah lempeng benua.Lempeng samudera menunjam kebawah lempeng benua. Karena relatif tipis, Lempeng samudera meleleh pada kedalaman dangkal. Magma yang dihasilkannya dengan begitu mudah muncul ke permukaan. Contoh type ini adalah pegunungan diselatan pulau jawa.

Pegunungan Tipe Busur VulkaniTipe busur kepulauan adalah deretan gunung api yang membentuk kepulauan. Contoh tipe ini adalah kepulauan disebelah barat daya Pulau Sumatera.Pembentukan busur kepulauan mirip dengan tipe busur vulkanik. Bedanya, kedua lempeng yang bertumbukan pada tipe ini adalah samudera.

Pegunungan Tipe Busur KepulauanBerdasarkan uraian diatas, tampak bahwa gunung pada umumnya terbentuk dan berada di daerah batas antar lempeng yang terus bergerak, khususnya dibatas interaksi konvergen dan divergen.Pada batas interaksi konvergen (tipe himalaya, busur vulkanik dan busur kepulauan), gunung-gunung tersebut mampu meredam guncangan akibat tabrakan antara lempang. Kemampuan ini muncul karenagunung memiliki massa dan ketebalan yang sangat besar.

Page 21: Makala h 1111

E. ALAT PENCATAT GEMPA

Seismologist adalah ilmuan yang mempelajari sesar dan gempa. Mereka menggunakan

peralatan yang disebut seismograf untuk mencatat gerakan tanah dan mengukur besarnya

suatu gempa. Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi mencatatnya dalam seismogram.

Gelombang seismik, atau getara, yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis

bergelombang ada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung

besaran gempa. Seismologist menggunakan skala richter untuk menggambarkan besaran

gempa, dan skala mercalli untuk menunjukkan intensitas Gempa, atau pengaruh gempa

terhadap tanah, gedung dan manusia.

Getaran seismik dapat berupa getaran yang arah gerakannya vertical dan getaran yang

arah getarnya horizontal. Untuk mengetahui kekuatan gempa bumi digunakan alat yang

disebut seismometer. Seismometer berasal dari bahasa Yunani yaitu seismos berarti gempa

bumi dan metero yang berarti mengukur. Seismometer adalah sebuah alat atau sensor getaran,

yang biasanya dipergunakan untuk mengetahui kekuatan gempa bumi. Seismometer yang

dirangkai dengan alat yang mencatat parameter gempa disebut seismograf. Hasil rekaman dari

alat ini disebut seismogram.

Rekaman ini dapat dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitudo gempa

tersebut. Selain itu dari beberapa seismogram yang direkam ditempat lain, dapat menentukan

pusat gempa atau posisi dimana gempa tersebut terjadi.

Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat

ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar.

Alat seperti ini disebut seismometer broadband.

Page 22: Makala h 1111

KESIMPULAN

GEMPA BUMI

Gempa bumi belum sukses diprediksi kapan terjadinya, tapi dapat diduga lokasi dan skalanya.

TSUNAMI

Tsunami dapat diperdiksi : waktu datang, lokasi dan dugaan tinggi gelombang tsunami setelah gempa bumi terjadi.