Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

44

description

Tema Samaritan edisi 2 Tahun 2012 kali ini adalah tentang komimen terhadap panggilan. Selamat menikmati

Transcript of Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Page 1: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012
Page 2: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

2 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Judul : Mission Possible “Karya Injil Melalui

Talenta Medis”

Penerbit: Literatur Perkantas

Tahun : 2012

Cetakan: Pertama: vi+120 hlm.

Mission Possible - buku yang baru saja

diterbitkan Literatur Perkantas ini, berisi 12

kisah mengenai tokoh yang berbeda yang

berkiprah sebagai seorang Kristen di ladang

medis, khususnya di negara kita, Indonesia.Buku ini didahului prelude tokoh

Paulus, salah seorang dalam Perjanjian Baruyang perkerjaan misi nya paling gencar danradikal. Di sini juga dijelaskan mengenai“definisi” yang benar dari “misi” danbatasan –batasan “misi” yang kerapkali kita salah untuk mengerti.

12 kisah tersebut tersusunsebagai suatu kumpulan cerita-cerita pendek yang ditulis olehmereka dengan gaya bahasamasing-masing, sesuaidengan penekanan atau bobotyang ingin mereka tekankan.

Kebanyakan, kisah-kisah ini jugadiawali dengan bagaimana dan apa saja aspek-aspek pergumulan yang mereka hadapi sampaiakhirnya membawa mereka kepada misi yangditetapkan Tuhan secara tepat “just for them”untuk mereka.

Kerap kali hal-hal besar yang Tuhanwujudkan melalui hidup mereka dimulai darihal-hal dan kejadian yang sederhana, dandiawali dengan suatu langkah yang “kecil”dengan keberanian akan penyerahan diri yang“besar” dan total.

Banyak bagian dari kisah-kisah ini yangmenekankan pentingya untuk menjadi warnayang berbeda, menunjukkan diri sebagai terangdan garam ditengah kegelapan dankehampaan. Seperti Paulus sebagai “agen misi”

Tuhan pada zaman Alkitab yang mengalamipenderitaan, disesah, dan menderita sakit,beberapa kisah juga menceritakan hal-hal yangsama yang terjadi di pedalaman Papua dandaerah terpencil lainnya. Namun demikianmujizat-mujizat yang sama ajaibnya juga terjadipada tokoh-tokoh ini melalui kuasa doa daniman.

Kisah-kisah ini juga berisi “quotes” baikberupa kalimat ataupun kutipan ayat Alkitabyang terasa begitu tepat mengena pada saat kitamembaca kisah yang sedang diceritakan,sehingga membuat kita lebih memahami dantersemangati.

Beberapa penulis juga terdorong untukmenuangkan curahan hati dan harapan

mereka untuk generasi-generasipembaca buku ini. Sebagianlagi memberikan gambaran

mengenai kebutuhan tenaga-tenaga medis pada bidang yang

mereka kerjakan dan betapaluasnya bidang tersebut untuk

dimasuki oleh generasi-generasi yangbaru. Beberapa kisah mereka, seolah-

olah “memanggil-manggil” kita dengankuat. Inilah salah satu kelebihan dari

tulisan yang dituliskan langsung oleh merekayang mengalaminya.

Demikianlah buku ini sarat akan kisah-kisah inspiratif, yang walaupun belum sempurnasecara tata cara penulisan maupun pengetikan,namun sarat akan makna yang menyadarkankita bahwa para Kristen dokter dan parapelayan medis memiliki banyak sekalikesempatan yang indah untuk mempengaruhipasien serta lingkungan sekitar dengan hal-halyang baik, dan membawa mereka kepadaTuhan. Menggenapi misi dan Amanat AgungTuhan Yesus sendiri ... “Pergilah, jadikanlahsemua bangsa murid-Ku dan ajarlah merekamelakukan segala sesuatu yang telah

Kuperintahkan kepadamu.”

Bukan Mission Impossible yang Kita Emban

Resen s iRes en s iRes en s iRes en s iRes en s i

Page 3: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 3

Halo, apa kabar?

Kali ini, Samaritan hadir dengan topik komitmen terhadap panggilan.

Sebenarnya, mau mengajak pembacanya untuk “memikir” ulangapa artiya menjadi seorang Kristen – seorang pengikut Kristus –dalam arti yang sesungguhnya. Jelas, menjadi orang Kristen, bukasemata-mata datang seminggu sekali ke gereja atau memasukkanselembar dua lembar uang dalam kantong kolekte, lalu pulang.

Menjadi orang Kristen – itu berarti seorang dokter telah menyerahkepada kemurahan hati-Nya dan bersedia menjadi pelayan-Nya.Ia telah membuat saya – dokter - menjadi anggota dari rumahtangga-Nya, sehingga sekarang saya telah merupakan hamba-Nya, yang setiap waktu siap sedia untuk menjalankan perintah-perintah-Nya, betapapun berlawanan dengan apa yang hinggakini saya anggap urusan pribadi saya.

Semoga, isi Samaritan kali ini bisa mengajak pembacanya untukmemikir ulang akan komitmennya sebagai seorang dokter. DokterKristen.

Selamat membaca!

Dari Redaksi Dari Redaksi Dari Redaksi Dari Redaksi Dari Redaksi

Redaksi menerima kiriman naskah dari pembaca alumni PMK FK/FKG di

seluruh Indonesia. Tulisan dapat dikirim ke Sekretariat Redaksi melalui

surat, fax, atau e-mail. Redaksi berhak menolak atau mengedit tulisan

yang masuk tanpa mengubah maknanya

Page 4: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Samaritan diterbitkan sebagai saranainformasi dan pembinaan bagi mahasiswa

dan tenaga medis Kristen

Penerbit:Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Pemimpin Umum:dr. Lineus Hewis, Sp.A

Redaksi:dr. Grace Lumempouw, Sp.Pros

dr. Lydia Pratanu Gunadi, MSdr. Maria Irawati Simajuntak, Sp.PD- KIC

dr.Eka Yudha Lantang , Sp.ANIr. Indrawaty Sitepudr. Elia A.B. Kuncoro

dr. Edi Tehuteru, Sp.A (K) MHA, IBCLCdr. Maria Ham, Ph.D, Sp

Redaktur Pelaksana:Thomas Nelson Pattiradjawane

Sekretaris Redaksi:Dra. Jacqueline Fidelia Rorimpandey

Alamat Redaksi:Jl. Pintu Air Raya No. 7 Blok C5

Jakarta 10710Tel: 021-3452923 | Fax: 021-352 2170E-mail: [email protected]

FB: Medis Nasional PerkantasTwitter: @MedisPerkantas

Desain sampul: Philip AyusTata letak: Philip Ayus

Percetakan:PT. Digigrafx

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Pengganti Ongkos Cetak:Eceran Rp. 12.000,00/eks

(Khusus pembelian di Persekutuan Medis)Di luar itu dikenakan ongkos kirim

Rp. 5.000,00/eks

Harga langganan:Mahasiswa Rp. 68.000,00/tahun

Alumni Rp. 80.000,00/tahunHarga sudah termasuk ongkos kirim

Biaya dapat ditransfer ke:BCA KCU Matraman, Jakarta

No. Rek. 342 256 679a.n. Eveline Marceliana

Bukti transfer mohon dapat dikirim melaluifax atau email dengan nama dan

alamat lengkap pengirim

DAFTAR ISI

5 Komitmen Terhadap Panggilan Hidup

7 Advokasi untuk Perubahan

10 Komitmen Pelayanan Medis di Daerah

Terpencil

13 SJSN dan Rumah Sakit Misi Indonesia

17 Kamp Medis Nasional ( KMdN ) Mahasiswa

XVIII

19 Kamp Medis Nasional Alumni IX

21 Tuhan Memanggil Saya

22 Sekapur Sirih dari Wisma Kinasih

24 Terjawab

24 Allah yang Memanggil Kita

26 “Gak Ompong Lagi…!”

29 Obatku di Dapur

31 “Entrepreneurship” Masuki Dunia

Kedokteran

32 Perancis Berencana Hapus PR Sekolah

32 Mahasiswa Berpacaran

33 Find and Commit To Your Calling

36 Menjalani Masa Percobaan

37 Pokok Doa Pelayanan Medis

40 Dokter Identik dengan Kaya?

42 Selamat Ulang Tahun

Edisi 3 Tahun 2012

4

Foto dan Gambar:

- Koleksi pribadi

- dari berbagai sumber

Page 5: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

5Komitmen Terhadap Panggilan

At r i umAt r i umAt r i umAt r i umAt r i um

Toni, sebut saja begitu, adalah seorang

dokter di sebuah rumah sakit. Di

usianya yang ke-26 dan telah tiga tahun

bekerja, Toni sudah berpindah-pindah tempat

bekerja lebih dari lima kali

Akibatnya, ia tidak pernah sempat

menunjukkan kinerja yang baik dan stabil di

rumah sakit atau perusahaan tempatnya

bekerja. Padahal, dahulu Toni adalah seorang

mahasiswa yang berprestasi di kampus.

Berbeda dengan Rino. Meskipun saat

kuliah prestasinya tidak sebaik Toni, namun ia

berusaha mendapatkan pekerjaan di intansi

yang sejak dulu ia idam-idamkan. Setelah ia

diterima, ia berusaha mengerahkan tenaganya

untuk memberikan unjuk kerja yang optimal.

Di tahun ketiga ia bekerja, ia sudah diangkat

menjadi Kepala Bagian.

Komitmen terhadap Semua Panggilan

Hidup

Dalam kehidupan sehari-hari, kita

menemukan banyak orang muda seperti Toni.

Namun tidak sedikit pula yang seperti Rino.

Apa yang membedakan keduanya? Terlepas

dari baik buruknya suatu perusahaan,

komitmen memainkan peranan amat penting

dalam karir Toni dan Rino.

Apa sebenarnya komitmen? Ada beberapa

definisi komitmen. Komitmen merupakan

dedikasi terhadap pekerjaan; serta konsistensi

atau keselarasan antara sikap, ucapan, dan

tindakan. Adapula yang menyatakan komitmen

sebagai janji untuk mewujudkan sesuatu atau

mengikatkan diri pada suatu hubungan atau

pekerjaan.

Ada beberapa contoh mengenai

komitmen berikut ini:

Komitmen dalam Bekerja

Dalam cerita di atas, Rino memiliki

komitmen dalam bekerja. Seseorang dengan

komitmen yang kuat akan memberikan yang

terbaik untuk pekerjaannya, sekaligus mematuhi

kesepakatan yang telah dibuat antara dirinya

dengan tempat bekerjanya. Dengan kata lain,

ia akan melakukan apa yang disebut “walk the

talk”, yaitu mengerjakan apa yang sudah ia

katakan, sehingga ia menjadi orang yang dapat

dipercaya dan diandalkan oleh orang lain.

Komitmen sebagai Orang Tua

Menjadi orang tua bukanlah suatu tugas

yang ringan. Menjadi ibu rumah tangga

seringkali bagi sebagian perempuan merupakan

tugas yang jauh lebih berat dibandingkan

menjadi wanita karir. Mengapa? Untuk menjadi

ibu dibutuhkan komitmen yang mungkin lebih

kuat, karena di dalamnya harus ada unsur cinta

KOMITMEN TERHADAP PANGGILAN HIDUP

Page 6: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

6 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Atrium Atrium Atrium Atrium Atrium

dan kesabaran - dua hal ini mungkin tidak

terlalu dibutuhkan dalam pekerjaan.

Seseorang yang menjalani peran sebagai

ibu atau ayah tanpa didasari sebuah komitmen,

akan menjalani peran tersebut demi

kepentingan diri mereka sendiri, bukan demi

kebaikan si anak. Misalnya, orang tua yang

memiliki komitmen akan mendampingi anak

belajar ketika si anak sedang ujian, demi masa

depan anaknya. Namun orang tua tanpa

komitmen akan menyuruh anaknya belajar,

memarahi anaknya bila mendapat hasil ujian

yang buruk, namun mereka asyik jalan-jalan ke

mal saat si anak berjuang untuk belajar.

Komitmen dalam Hubungan Cinta

Dalam hubungan cinta, komitmen juga

menjadi salah satu faktor penentu jalannya

hubungan tersebut. Ada tiga elemen yang

menentukan “pola” hubungan cinta sepasang

manusia, yaitu : intimacy (elemen emosional

yang meliputi keterbukaan, kehangatan, dan

rasa saling percaya); passion (elemen motivasi,

meliputi ketertarikan fisik seksual), dan com-

mitment (elemen pemikiran yang membuat

seseorang memutuskan untuk mencintai dan

tinggal bersama dengan orang yang dicintai);

(Sternberg, 1984).

Hubungan cinta yang dengan absennya

komitmen hanya akan menjadi sebuah roman-

tic love atau cinta romantis. Cinta seperti ini

hanya dilandasi ketertarikan fisik dan

kebutuhan emosional satu sama lain. Bila

sampai beberapa lama elemen komitmen tidak

juga muncul, maka hubungan cinta jenis ini

akan segera berakhir.

Komitmen sebagai Kunci Sukses

Tanpa disadari, komitmen memegang

peranan penting yang menentukan kunci sukses

seseorang. Komitmen diperlukan dalam

berbagai segi kehidupan kita. Khususnya, dalam

panggilan hidup sebagai dokter. Dengan

memiliki komitmen, kita mampu menjadi

dokter yang dapat dipercaya; dokter yang dapat

diandalkan; dan pribadi yang dapat diteladani.

*/tnp

Page 7: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 7

Dari banyak kegiatan di

bidang kesehatan

masyarakat (publik),

advokasi merupakan kegiatan

yang sangat penting, ditujukan

untuk merubah kebijakan atau

paradigma dari pengambil

keputusan. Perubahan ini

kemudian diharapkan akan

membawa keuntungan bagi

suatu program tertentu demi

kepentingan masyarakat luas.

Banyak teman yang bekerja di

puskesmas saat PTT atau di klinik,

mengeluh - mereka frustasi, saat

masalah program yang akan mereka coba atasi

berada pada otoritas diluar atau diatas mereka,

seperti camat, dinas kesehatan, sektor non

kesehatan, bupati dan lain-lain. Usulan atau

upaya baik yang mereka ingin perjuangkan,

tidak ditanggapi bahkan ditolak oleh

pengambil keputusan. Biasanya ini segera

menimbulkan reaksi dari teman-teman kita,

mulai seperti:”tidak tahu prioritas”, ”tidak

kompeten”,”tidak punya integritas” sampai

pada: ”dikuasai kegelapan”. Sebelum kita ikut-

ikutan menegakkan ”diagnosa” di atas dan ada

baiknya lebih dahulu kita berpikir jernih

tentang kemungkinan masalah yang sebenarnya.

Ada pihak/pejabat yang memang tidak

kompeten dibidangnya atau tidak punya

integritas, namun dari pengalaman saya, yang

sering terjadi adalah bahwa pihak pengambil

keputusan tidak mengerti latar belakang atau

konten ”upaya baik” yang kita usulkan.

Terkadang, penyebabnya adalah soal prioritas

yang lebih tinggi dari ”upaya baik” kita. Bisa

juga dikarenakan kesibukannya, sehingga

”waktu” kita menyampaikan usulan tidak tepat.

Kemungkinan lain adalah memang si pihak

pengambil keputusan belum mengerti

besaran masalah dan impaknya

bagi masyarakatnya, sehingga

tidak tahu prioritas. Namun

dalam kasus ini memang tugas

kitalah untuk memberi

pengertian dan meyakinkan dia

secara ilmu pengetahuan dan

pengalaman. Hal lain adalah si

pengambil keputusan sudah

mempunyai persepsi yang salah

terlebih dahulu tentang ”upaya

baik” yang kita gagas, sehingga

memang perlu usaha dan penjelasan

yang persuasif yang tidak bisa hanya

sekali saja, namun harus berulang-ulang.

Seorang teman mengatakan ada 3 modal dasar

penting untuk suatu advokasi yang berhasil,

yakni kesabaran, kesabaran dan kesabaran.

Tidak boleh terjadi, dimana kita bosan meng-

advokasi pihak pengambil keputusan. Yang bisa

terjadi adalah pihak pengambil keputusan

menjadi ”bosan” dengan kita, sehingga akhirnya

menyetujui usulan kita.

Saya ingin membagikan upaya advokasi

yang kami lakukan untuk mencoba

menghilangkan diskriminasi terhadap orang

yang pernah mengalami kusta (terminologi yang

dipakai untuk pasien kusta yang sedang masa

pengobatan dan juga yang telah selesai

pengobatan namun mengalami kecacatan)

baru-baru ini.

Ada 2 musuh besar yang harus dihadapi

dalam penanggulangan penyakit kusta. Pertama

adalah kuman kusta (mycobacterium leprae)

dan yang kedua, stigma terhadap kusta. Bukan

saja stigma kusta yang tumbuh di masyarakat,

tapi juga di kalangan petugas kesehatan sendiri.

Walaupun isolasi atau pengasingan secara fisik

pasien kusta sudah tidak ada lagi saat ini namun

FFFFFaktua lak tua lak tua lak tua lak tua l

ADVOKASI UNTUK PERUBAHANdr. Benyamin Sihombing, MPH

Page 8: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

8 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

perlakuan diskriminatif masih terjadi dalam

masyarakat. Mereka dijauhi teman dan kerabat

karena penyakitnya, sulit menikah, ditolak

bekerja, hasil produksinya tidak dibeli karena

penyakitnya, ditolak menggunakan fasilitas-

fasilitas publik. Fasilitas publik yang dimaksud

termasuk fasilitas pelayanan kesehatan seperti

rumah sakit dan klinik. Masih sering kita

mendapatkan laporan dari teman-teman di

lapangan, orang yang telah selesai pengobatan

kusta namun cacat, ketika

akan berobat penyakit

umum (bukan kusta) di

suatu RS/klinik, oleh RS/

klinik tersebut, orang

tersebut dirujuk ke RS

kusta, yang jaraknya tidak

dekat. Ada juga laporan

bahwa orang yang cacat

kusta ditolak secara halus

untuk mendapatkan

penanganan penyakit/

kondisi umumnya di klinik,

dengan alasan dokternya

tidak ada atau ruangan

sudah penuh; padahal

kenyataannya tidak. Hal ini

terjadi karena kurangnya

informasi tentang kusta

pada petugas kesehatan dan juga karena

leprophobia (takut berlebihan terhadap kusta)

pada petugas kesehatan. Disamping itu, kita

menyaksikan banyak rumah sakit kusta minim

fasilitas untuk layanan pasien kusta, berbeda

halnya dengan pasien-pasien umum. Upaya

untuk memperbaiki masalah ini sudah

dilakukan secara sporadis dan lokal oleh pihak

dan organisasi yang prihatin, namun belum

mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.

Belajar dari hal di atas, kami membentuk

sebuah forum yang terdiri dari organisasi/

institusi pemerintah dan non pemerintah,

untuk semakin merapatkan barisan dan

mengarus-utamakan isu yang akan disuarakan

yakni penghentian diskriminasi terhadap orang

yang pernah mengalami kusta. Forum ini

kemudian kami beri nama Koaliasi Indonesia

untuk Inklusi Kusta (KITA). Kegiatan forum

yang utama adalah advokasi, yang dalam

masalah ini untuk merubah kebijakan

pelayanan kesehatan ke arah yang tidak

diskriminatif terhadap orang yang pernah

mengalami kusta.

Pada tahap awal

penting untuk menentukan

2 audiences advokasi, yakni

primary audience, pihak

pengambil keputusan dan

secondary audience, orang/

kelompok yang bisa

mempengaruhi si

pengambil keputusan di

atas. Dalam kasus kami

maka primary audience

adalah direktur rumah

sakit/ manager klinik,

dokter, perawat di seluruh

fasilitas kesehatan di Indo-

nesia dan secondary

audienceadalah menteri

kesehatan, organisasi

profesi, dan institusi

pendidikan dan lain-lain. Secondary audience

disini diharapkan akan merubah paradigma

dan kebijakan lokal rumah sakit/klinik untuk

menjamin pelayanan yang tidak diskriminatif

terhadap orang yang pernah mengalami kusta.

Agar gaungnya besar dan mudah dibaca

masyarakat luas, maka strateginya adalah

dengan membuat suatu Piagam Seruan

Nasional untuk Mengatasi Kusta, yang berisikan

dukungan anti-diskriminasi terhadap orang

yang pernah mengalami kusta. Piagam ini

kemudian ditandatangani oleh 14 ketua

organisasi/institusi kesehatan dan profesi,

termasuk Menteri Kesehatan.Piagam ini akan

Page 9: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

9Komitmen Terhadap Panggilan

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

diperbanyak untuk kemudian disebarkan di

seluruh fasilitas kesehatan pemerintah ataupun

swasta yang ada kasus kustanya.

Mencari waktu untuk audiensi kepada

semua secondary audience tidak mudah.Butuh

kesabaran untuk terus berusaha mendapatkan

waktu mereka untuk bisa memaparkan latar

belakang dan tujuan Piagam Seruan Nasional

dibuat, sehingga yang bersangkutan akhirnya

mau ikut menandatangani piagam tersebut.

Agar gaung Piagam Seruan Nasional ini

semakin besar, maka pencanangannya

dilakukan pada perayaan Hari Kusta Sedunia

tahun 2012 di Kementerian Kesehatan dan isi

piagam tersebut secara keseluruhan di iklankan

di koran Kompas dan Media Indonesia sehingga

dibaca secara luas oleh masyarakat terutama

primary audience. Namun target bukan hanya

sampai disini, karena target lain adalah advokasi

langsung sekaligus sosialisasi isi piagam seruan

nasional mengatasi kusta ini kepada pihak

rumah sakit dan klinik. Disini peran organisasi

orang yang pernah mengalami kusta, yang

merupakan anggota KITA, sangat sentral.

Mereka adalah representasi pihak yang

terdampak dari diskriminasi di pelayanan

kesehatan selama ini, sehingga posisinya sangat

kuat dalam menyuarakan isi Piagam Seruan

Nasional tersebut. Mereka diterima dengan baik

dan positif oleh pihak rumah sakit dan pesan

advokasi pun dengan lancar mengalir. Sampai

saat ini kegiatan advokasi dan disertai kegiatan

penempelan piagam di rumahsakit dan klinik

oleh petugas kesehatan dan organisasi orang

yang pernah mengalami kusta masih terus

berlangsung di daerah-daerah. Sebagian besar

kegiatan ini diliput oleh media sehingga

masyarakat lebih disadarkan tentang isu

diskriminasi kusta ini. Kesinambungan

advokasi/sosialisasi isi piagam seruan nasional

ini akan terus dipastikan supaya tidak redup

ditengah jalan. Usaha lain, menyisipkan materi

Piagam Seruan Nasional pada simposium ilmu

kedokteran/kesehatan, pertemuan rumah sakit,

pertemuan dinas kesehatan dan lain

sebagainya. Meskipun impak dari advokasi ini

belum terlihat sekarang namun KITA optimis,

melihat respon yang ada, upaya advokasi ini

akan merubah paradigma petugas kesehatan

dan kebijakan rumah sakit/klinikuntuk

memberikan pelayanan yang optimal bagi or-

ang yang pernah mengalami kusta, sama seperti

masyarakat lainnya.

Pengalaman saya pribadi advokasi

membutuhkan kesabaran (untuk terus

mencoba dan tidak selalu menyalahkan pihak

tertentu), ke-rendah hatian untuk bekerjasama

dan menerima perspektif dengan orang lain,

berpikiran luas (think out of the box), kepekaan

terhadap masalah yang dihadapi orang banyak

dan ilmu pengetahuan. Bukan sesuatu yang

mudah memang, namun saat berhasil itu akan

merubah kebijakan yang berdampak luas untuk

kemanusiaan.

Dr. Benyamin Sihombing, MPH

Alumni Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(1989 – 2006)

Master of Public Health course, National University

of Singapore (2008 – 2009 )

Saat ini Bekerja di Ditjen Pengendalian Penyakit

Menular dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI

& Neglected Tropical Diseases (NTD) Programme,

WHO Indonesia

Page 10: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

10 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

Saya dilahirkan dan tumbuh

dalam keluarga yang tidak

mengenal Kristus, keluarga

kami menganut ajaran Khong Fu

cius, dan masih ada abu leluhur

yang dipuja.

Hanya karena kasih

karunia Allah yang telah

menetapkan saya akan menjadi

umat tebusan-Nya sebelum

dunia dijadikan. (Ef.1: 4) maka

melalui sekolah dasar dan

sekolah menengah saya telah

mengenal ajaran Kristen.

Waktu saya menempuh kuliah

kedokteran di UGM Yogya, dan saya bergereja

di GKI Ngupasan dengan gembalanya adalah

paman saya sendiri. Selama menjadi jemaat di

sana saya sangat aktif dalam berbagai

“pelayanan” dari guru sekolah minggu, komisi

pemuda dan lain sebagainya, bahkan saya

menjadi pengrus komisi. Meskipun berbagai

kegiatan saya lakukan, namun saya tidak

bersedia dibaptis, karena saya banyak

dikecewakan oleh tokoh gereja dan para aktivis

yang kehidupannya tak sesuai dengan Firman

dan menjadi “batu sandungan” bagi saya.

Hanya pesan paman saya yang mengubah

keputusan dalam hidup saya:” to be the good

singer for the beautiful song”.Menjadi pelaku

Firman yang baik. Saya mau dibaptis dan

menerima Kristus secara pribadi dan rindu

untuk menjadi saksi Kristus yang baik, karena

Alkitab yang berisi kebenaran Firman Allah,

adalah lagu yang indah untuk diterapkan

dalam kehidupan kita.

Selama pelayanan di GKI saya

mempunyai 2 orang teman seangkatan ( dr.

Timotius W. Dan dr. Yahya W.), dan kami

bertiga memiliki kerinduan yang sama, bila satu

saat kami lulus menjadi dokter ingin

menjadi saksi bagi kemuliaan

nama-Nya ke manapun Tuhan

utus.

Setelah lulus selama

beberapa bulan saya

berpetualang bekerja sebagai

relawan, di beberapa Balai

Pengobatan Kristen,

diantaranya: YAKKUM Solo

dan Puwodadi, juga di RS

Kristen Ngesti Waluyo, Parakan.

Rupanya di sanalah Tuhan

mempersiapkan saya untuk

memenuhi panggilannya, sesuai dengan

visi kami waktu masih kuliah, melayani di

daerah terpencil.

Dipanggil ke Tentena

Panggilan ke RS GKST Tentena menjadi

jawaban panggilan saya, maka saya menerima

untuk diutus ke Tentena, pada awal tahun

1971. Lalu, saya menuju Makasar, mengikuti

pelatihan bedah di RS Labuang Baji dengan

mentor seorang ahli bedah dr. De Jong, dan

tinggal di rumah kepalaRS Labuang Baji,

seorang ahli bedah sekaligus hamba Tuhan yang

setia dalam pelayanan, yang memberikan

dorongan dan motivasi yang baik.

Tentena, seperti yang digambarkan oleh

dokter pendahulu saya, adalah tempat yang

begitu indah dan nyaman. Namun, kondisi

rumah sakitnya kotor, kumuh dan defisit, tidak

ada obat dan sarana pelayanan yang layak,

para perawat dan pegawai banyak yang

menderita, karena gaji yang jauh dari mencukupi

kebutuhan minimal mereka. Disamping itu,

ada perawat senior yang mendominasi klinik,

sehingga melakukan “sabotase” agar pasien

datang di tempat praktek pribadinya daripada

KOMITMEN PELAYANAN MEDIS DI DAERAH TERPENCILdr. Herman Wibowo, M.P.H.

Page 11: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

11Komitmen Terhadap Panggilan

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

ke rumah sakit. Administrasi yang kacau dan

korup, keterlibatan pejabat gereja (Sinode

GKST) yang terlalu jauh, menghambat

kemajuan RS, bahkan menganggap Rumah

Sakit sebagai salah satu “Sumber Penghasilan

Gereja” dan bukan sebagai “Sarana Pelayanan

Gereja”.

Bukan Demi Uang

Sementara itu, kondisi rumah dokter

peninggalan dokter zending, merupakan rumah

papan yang rapuh dan berlobang, sering ada

ular yang melingkar di atap rumah. Perabot

reot dan kotor. Waktu itu, “kota Tentena”

tanpa listrik, kondisi jalan berbatu, untuk

mencapainya dari Jawa- ke Palu dengan pesawat

( tidak ada penerbangan setiap hari), Palu Parigi

dengan jeep melalui jalan bergunung yang

banyak kelokan dan jurang yang terjal,

memerlukan 8 jam perjalanan, dari Parigi ke

Poso dengan motor laut semalaman, dari Poso

ke Tentena dengan mobil RS selama 6 jam atau

lebih, walaupun jaraknya hanya 55 Km. Semua

serba kekurangan, gaji yang hanya lebih besar

sedikit dari gaji PNS ( Pegawai Negeri Sipil),

membuat awal karier begitu sulitnya. Akhirnya

saya harus membuktikan diri bahwa saya datang

bukan demi uang tapi merindukan pelayanan

yang menjadi berkat bagi orang lain. Saya tetap

bertahan dan menggunakan bekal obat yang

saya bawa dari hasil tabungan istri saya dan

“meminjam” bukan “meminta” uang dari NHK

untuk memulai pelayanan saya di RS GKST

Tentena.

Di Tentena, penyakit infeksi dan kurang

gizi menjadi masalah utama, dengan keadaan

kekurangan pengetahuan bagi masyarakat

setempat dan sarana kesehatan yang sangat

minim. Kondisi Rumah Sakit dengan defisit

anggaran yang cukup besar, karena pelayanan

yang “buruk”, kunjungan kurang, kurang

kepercayaan dari masyarakat, membuat saya

benar-benar tidak tahu harus bagaimana

memulai memperbaiki Rumah Sakit ini. RS

GKST harus diberi otonomi untuk mengelola

keuangan dan manajemen mandiri. Status

Rumah Sakit terhadap Gereja harus

dibetulkan. Tempat tempat sumber “korupsi”,

dapur, apotek dan bangsal perawatan

diperbaiki.

Pembuktian kemampuan dalam

kompetensi kuratif, untuk membangkitkan

kepercayaan masyarakat, agar tidak lagi

berobat ke dukun atau ke petugas kesehatan

yang mencari keuntungan bagi diri sendiri.

Kesejahteraan pegawai secara bertahap

ditingkatkan, juga kemampuannya.

Akhirnya saya harusmembuktikan diribahwa saya datangbukan demi uangtapi merindukanpelayanan yangmenjadi berkat bagiorang lain.

Page 12: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

12 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

Karena dengan pertolongan Tuhan

semata, maka semua hambatan dan masalah

dapat diatasi, keberhasilan demi keberhasilan

diraih.

Kesehatan hanyalah salah satu faktor saja

dalam Pembangunan Masyarakat, tetapi

Kesehatan dapat merupakan “Point Of Entry”

yang baik bagi upaya

P e m b a n g u n a n

Masyarakat secara

menyeluruh.

U p a y a

P e m b a n g u n a n

Masyarakat Desa

dimulai dengan 3

Desa Percontohan,

menuai hasil pada

awalnya, kemudian

masalah timbul silih

berganti sehingga

terpaksa “dihentikan

sementara” setelah

kurang lebih 3 tahun,

dan diganti dengan pendekatan yang baru

melalui “Taman Gizi” yang akhirnya

berkembang hampir kesemua Desa yang ada.

Selanjutnya dibentuk Pusat Pelatihan

Pengembangan Masyarakat Desa yang melatih

kader2 untuk mengembangkan Desa -Desa yang

ada.

Harga Sebuah Komitmen

Semua yang saya perjuangkan dengan

pertolongan dan penyertaan Tuhan, meski

kerja keras terfokus pada sasaran yang ingin

dicapai untuk kesejahteraan masyarakat

pedesaan, kadang membuat keluarga terlantar.

Suami istri harus terpisah selama 3 tahun,

untuk bekerja di tempat yang berbeda demi

kesejahteraan keluarga. Namun kasih karunia

dan pemeliharaan Tuhan nyata, kami tetap

bahagia di dalam penghiburan yang sejati dari

Allah Roh Kudus. Sampai bisa menyelesaikan

tugas di Tentena selama 8 tahun.

Saya belajar, bahwa setiap panggilan

memerlukan komitmen, dan komitmen

memerlukan persiapan , dan setelah itu percaya

dan yakinlah bahwa Tuhan akan

memperlengkapi kita dengan “sempurna.”

Dia akan beserta dan senantiasa

menolong kita dalam

segala masalah dan

kesulitan yang akan

kita hadapi. Karena

Allah turut bekerja

dalam segala sesuatu

u n t u k

m e n d a t a n g k a n

kebaikan bagi

mereka yang

mengasihi Dia, yaitu

mereka yang

terpanggil sesuai

rencana Allah.

Masa-masa saya

bekerja di Tentena,

merupakan masa yang “indah” yang tidak akan

pernah saya lupakan, dan merupakan “ bukti

penyertaan Tuhan yang tidak taranya”. Segala

puji dan hormat bagi Dia yang telah memanggil

dan menetapkan setiap umat-Nya dalam

rencana agung untuk mendatangkan damai

sejahtera bagi seluruh umat manusia.

Tentang Penulis:

Dr. Herman Wibowo .MPH

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gajah

Mada Yogyakarta, 1970

Tropen Institute , Master of Public Health , ICHD ,

Amsterdam Holland , 1979

Sudah pensiun 12 tahun yang lalu dan saat ini

Praktek Swasta di Palu serta aktif

di Gereja & Haggai Institute.

Saya belajar, bahwa setiappanggilan memerlukankomitmen, dan komitmenmemerlukan persiapan , dansetelah itu percaya danyakinlah bahwa Tuhan akanmemperlengkapi kita dengan“sempurna.”

Page 13: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

13Komitmen Terhadap Panggilan

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

Belakangan ini singkatan SJSN dan BPJS

banyak diperbincangkan di media

massa. Sebenarnya apa yang dimaksud

dengan SJSN dan BPJS? Apa kaitanya dengan

rumah sakit misi di Indonesia?

Apa itu SJSN dan BPJS?

Amanat UUD 45 hasil amandemen

menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan.” (Pasal 28H ayat 1)

dan “Negara bertanggung jawab

atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas

pelayanan umum yang layak”

(Pasal 34 ayat 3). Hal inilah yang

mendasari diterbitkannya

Undang-Undang No. 40 tahun

2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN).

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk

perlindungan sosial untuk menjamin seluruh

rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar

hidupnya yang layak. Sistem Jaminan Sosial

Nasional adalah suatu tata cara

penyelenggaraan program jaminan sosial oleh

beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.

Pemerintah merencanakan dengan

dilaksanakannya SJSN ini Pemerintah maka

akan tercapai suatu kondisi Universal Cover-

age Assurance,yang artinya terdapat asuransi

kesehatan bagi seluruh penduduk

Indonesia.Langkah yang ditempuh adalah

dengan membentuk Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial atau lebih dikenal dengan BPJS,

yang akan mulai dilaksanakan pada 1 Januari

2014. Jadi dapat dikatakan bahwa BPJS adalah

badan hukum yang dibentuk untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial

(SJSN).

Bagaimana SJSN dilaksanakan?

SJSN dilaksanakan dengan didasarkan

pada asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan

sosial, dengan tujuan memenuhi kebutuhan

dasar hidup yang layak bagi seluruh rakyat In-

donesia. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam

SJSN adalah: asuransi, kegotongroyongan,

nirlaba, keterbukaan, keberhati-hatian,

akuntabilitas dan probabilitas, kepesertaan

bersifat wajib, dan dana amanat dan hasil

pengelolaan seluruhnya untuk pengembangan

program dansebesar-besarnya kepentingan

peserta.Jaminan kesehatan diselenggarakan

secara nasional berdasarkan prinsip asuransi

sosial dan prinsip ekuitas.

SJSN dapat dikatakan sebagai suatu cara

kegotongroyongan yang terorganisasikan

dengan memberikansantunan/pertolongan

pada sesama yang meng-iur.Dengan iuran yang

dibayar secara rutin maka peserta akan

mendapatkan manfaat:

• Meringankan beban biaya ketika

sakit (jaminan kesehatan) atau

mengalami kecelakaan kerja

(jaminan kecelakaan kerja).

• Menerima sejumlah uang tunai

ketika memasuki usia pensiun/hari

tua (jaminan hari tua).

SJSN DAN RUMAH SAKIT MISI INDONESIA

Page 14: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

14 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

• Menerima sejumlah uang bulanan

seumur hidupnya ketika menjalani

pensiun (jaminan pensiun).

• Ahli waris menerima sejumlah uang

ketika peserta meninggal dunia

(jaminan kematian).

Model asuransi yang diterapkan pada

SJSN adalah asuransi sosial. Asuransi sosial

adalah suatu mekanisme pengumpulan dana

yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna

memberikan perlindungan

atas risiko sosial ekonomi

yang menimpa peserta dan /

atau anggota keluarganya.

Setiap orang yang berstatus

sebagai pekerja wajib

membayar iuran yang

besarnya ditetapkan

berdasarkan persentase dari

upah atau suatu jumlah

nominal tertentu; sedangkan

iuran program jaminan

sosial bagi fakir miskin dan

orang yang tidak mampu

dibayarkan oleh Pemerintah. Anggota keluarga

peserta berhak menerima manfaat jaminan

kesehatan.BPJS wajib memberikan nomor

identitas tunggal kepada setiap peserta dan

anggota keluarganya. Setiap peserta dapat

mengikutsertakan anggota keluarga yang lain

yang menjadi tanggungannya dengan

menambah iuran. Setiap peserta berhak

memperoleh manfaat dan informasi tentang

pelaksanaan program jaminan sosial yang

diikuti.

Dana yang terkumpul disebut sebagai

Dana Jaminan Sosial. Dana ini adalah dana

amanat milik seluruh peserta yang merupakan

himpunan iuran beserta hasil

pengembangannya yang dikelola oleh BPJS

untuk pembayaran manfaat kepada peserta

dan pembiayaan operasional penyelenggaraan

program jaminan sosial.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang

sudah ada pada saat ini adalah

• Perusahaan Perseroan (Persero)

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(JAMSOSTEK).

• Perusahaan Perseroan

(Persero)Tabungan Sosial Pegawai

Negeri (TASPEN)

• Perusahaan Perseroan

(Persero)Asuransi Sosial Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia

(ASABRI)

• P e r u s a h a a n

Perseroan (Persero)

Asuransi Kesehatan

Indonesia (ASKES).

• A p a b i l a

diperlukan, untuk

pelaksanaan SJSN

dapat dibentuk BPJS

baru.

D a l a m

pelaksanaannya,

manfaat jaminan

kesehatan pelayanan perseorangan berupa

pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,

termasuk obat dan bahan medis habis pakai

yang diperlukan. Untuk jenis pelayanan yang

dapat menimbulkan penyalahgunaan

pelayanan, peserta dikenakan urun biaya.

Manfaat jaminan kesehatan tersebut diberikan

pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau

swasta yang menjalin kerja sama dengan BPJS.

Dalam keadaan darurat, pelayanan dapat

diberikan pada fasilitas kesehatan yang tidak

menjalin kerja sama dengan BPJS.

Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas

kesehatan yang memenuhi syarat guna

memenuhi kebutuhan medik sejumlah peserta,

maka BPJS wajib memberikan kompensasi. Bila

peserta membutuhkan pelayanan rawat inap

SJSN dapatdikatakan sebagai suatucara kegotongroyonganyang terorganisasikandengan memberikansantunan/pertolonganpada sesama yangmengiur.

Page 15: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

15Komitmen Terhadap Panggilan

F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual

di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah

sakit diberikan berdasarkan kelas standar (kelas

III). Besarnya pembayaran kepada fasilitas

kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan

berdasarkan kesepakatan antara BPJS dan

asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.

BPJS mengembangkan sistem pelayanan

kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan

sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminan

kesehatan. Daftar dan harga tertinggi obat-

obatan, serta bahan medis habis pakai yang

dijamin oleh BPJS

ditetapkan sesuai

dengan peraturan

dan perundang-

undangan.

P e l a y a n a n

kesehatan yang

didapatkan oleh

peserta meliputi

pelayanan dan

p e n y u l u h a n

kesehatan, imunisasi,

pelayanan Keluarga

Berencana, rawat

jalan, rawat inap,

pelayanan gawat

darurat, dan

tindakan medis lainnya, termasuk cuci darah

dan operasi jantung. Pelayanan tersebut

diberikan sesuai dengan pelayanan standar

(kelas III), baik mutu maupun jenis

pelayanannya dalam rangka menjamin

kesinambungan program dan kepuasan

peserta. Luasnya pelayanan kesehatan

disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan

kemampuan keuangan BPJS. Peserta yang

menginginkan kelas yang lebih tinggi dari pada

haknya (kelas standar), dapat meningkatkan

haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan

tambahan, atau membayar sendiri selisih

antara biaya yang dijamin oleh BPJS dengan

biaya yang harus dibayar akibat peningkatan

kelas perawatan.

Untuk pelayanan yang dapat

menimbulkan penyalahgunaan biaya /

membuka peluang moral hazard (sangat

dipengaruhi selera dan perilaku peserta,

misalnya pemakaian obat-obat suplemen,

pemeriksaan diagnostik, dan tindakan yang

tidak sesuai dengan kebutuhan medik), peserta

dikenakan urun biaya.

Fasilitas kesehatan yang dapat

memberikan pelayanan pelayanan kesehatan

sesuai dengan SJSN

meliputi rumah sakit,

dokter praktek,

klinik, laboratorium,

apotek dan fasilitas

kesehatan lainnya.

Fasilitas kesehatan

memenuhi syarat

tertentu apabila

fasilitas kesehatan

tersebut diakui dan

memiliki izin dari

instansi Pemerintah

yang bertanggung

jawab di bidang

kesehatan.

Pe m b a y a r a n

kepada fasilitas kesehatan oleh BPJS berkaitan

dengan pelayanan yang diberikan kepada

peserta dilakukan secara efektif dan efisien.

BPJS dapat memberikan anggaran tertentu

kepada suatu rumah sakit di suatu daerah

untuk melayani sejumlah peserta atau

membayar sejumlah tetap tertentu per kapita

per bulan (kapitasi). Anggaran tersebut sudah

mencakup jasa medis, biaya perawatan, biaya

pemeriksaan penunjang, dan biaya obat-obatan

yang penggunaan rincinya diatur sendiri oleh

pimpinan rumah sakit. Dengan demikian,

sebuah rumah sakit akan lebih leluasa

menggunakan dana seefektif dan seefisien

Dalam pelaksanaannya,manfaat jaminan kesehatanpelayanan perseoranganberupa pelayanan kesehatanyang mencakup pelayananpromotif, preventif, kuratif,dan rehabilitatif, termasukobat dan bahan medis habispakai yang diperlukan.

Page 16: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

16 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

mungkin. Dalam hal

pengembangan pelayanan

kesehatan, BPJS menerapan sistem

kendali mutu dan kendali biaya,

termasuk menerapkan iur biaya

untuk mencegah penyalahgunaan

pelayanan kesehatan. Penetapan

daftar dan plafon harga dilakukan

oleh BPJS dengan

m e m p e r t i m b a n g k a n

perkembangan kebutuhan medik

ketersediaan, serta efektivitas dan

efisiensi obat atau bahan medis

habis pakai.

Apa tantangan yang dihadapai RS Misi?

1. Perubahan pola konsumsi kesehatan

masyarakat. Pasien cenderung

memanfaatkan semaksimal mungkin

haknya yang dijaminkan oleh SJSN.

Hampir semua pasien akan berobat ke

rumah sakit yang telah bekerja sama

dengan BPJS untuk memanfaatkan

semaksimal mungkin fasilitas tanggungan

kesehatan yang menjadi haknya. Pasien

dari golongan ekonomiyang lebih baik

akan memanfaatkan haknya untuk

mendapatkan fasilitas perawatan di atas

kelas standar dengan membayarkan selisih

biaya.

2. Standarisasi pelayanan rumah sakit.

Rumah sakit yang bekerja sama dengan

BPJS adalah rumah sakit yang

pelayanannya sudah terstandarisasi.

Standar yang dimaksud di sini adalah

standar mutu pelayanan, baik dalam

bidang medis maupun manajemen.

Standar pelayanan perumahsakitan Indo-

nesia yang baru dikeluarkan oleh Komisi

Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah

Standar Akreditasi Baru Rumah Sakit

Indonesia. Standar ini mengadopsi

standar yang diterapkan oleh Joint

Commision International for Hospital

Accreditation (JCI) ditambah dengan

muatan lokal MDGs (Millenium Develop-

ment Goals). Standar inilah yang akan

digukanak oleh BPJS untuk menilai

kualifikasi rumah sakit yang akan

dijadikan rekanan dalam melayani peserta

SJSN.

3. Penerapan prinsip kendali mutu dan

kendali biaya. Untuk memastikan mutu

pelayanan suatu rumah sakit, prinsip ini

harus dilaksanakan dengan tertib. Unit

cost”yang bersaing” akan menjadi hal

mendasar yang harus dimiliki oleh rumah

sakit untuk dapat bertahan dalam

persaingan perumahsakitan yang makin

ketat. Tanpa penerapan prinsip kendali

mutu dan kendali biaya, maka rumah

sakit akan ditinggalkan bukan hanya oleh

pasien, tetapi juga stafnya.

Melihat betapa vitalnya peran RS Misi

sebagai perpanjangan tangan gereja Kristus di

Indonesia, adalah tugas kita semua untuk

berjuang keras mempertahankan keberadaan

dan peran RS Misi. Tinggal kita renungkan,

apakah peran kita masing-masing.

----- ‘’ -----

FFFFFaktua lak tua lak tua lak tua lak tua l

Page 17: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 17

Sungguh mengucap syukur atas

terselenggaranya Kamp Medis Nasional

(KMdN) Mahasiswa yang ke-18. Kamp

yang berlangsung selama 6 hari 5 malam dari

tanggal 31 Juli-05 Agustus 2012 di Wisma

Kinasih, Caringin ini diikuti oleh sekitar 208

peserta yang merupakan mahasiswa FK, FKG,

dan Akademi Keperawatan dari 21 daerah di

Indonesia. Kamp medis tahun ini

diselenggarakan dengan cara yang berbeda

dengan kamp-kamp sebelumnya. Jika

sebelumnya kamp medis mahasiswa dan alumni

digabung, maka pada KMdN XVIII ini kedua

kamp tersebut dipisah.

Tema dari KMdN XVIII ini adalah Chris-

tian Doctors: Devote to doing what is good

yang diambil dari Titus 3:8. Diharapkan melalui

tema ini dapat menolong para calon dokter,

dokter gigi serta perawat Kristen yang telah

menikmati kasih karunia dari Tuhan, mau

mengabdikan hidupnya untuk melakukan

perbuatan baik terutama dalam profesi

mereka. Setiap sesi dalam kamp ini pun dibuat

dengan tujuan agar tema ini pun dapat

dimengerti dan dihidupi oleh setiap peserta.

Baik dalam sesi eksposisi kitab Ratapan yang

yang mengajak para peserta untuk memiliki

mata bagi yang tak terlihat, telinga bagi yang

tak terdengar, hati bagi yang tak tersapa, tangan

bagi yang tak terjamah, serta seruan bagi yang

tak terucap. Maupun dalam panel-panel diskusi

yang membahas mengenai kondisi terkini

pelayanan kesehatan di Indonesia, memaknai

kurikulum terkini serta berbagai profesi misi

medis. Juga dalam berbagai seminar pilihan

serta lokakarya yang diharapkan dapat

memperlengkapi setiap peserta.

Dalam kamp medis kali ini pun terdapat

beberapa tambahan seperti waktu Pendalaman

Alkitab (PA) yang dilakukan pada hari ke-3,

dimana peserta bersama dengan peserta-peserta

lain yang ada didalam kelompok kecilnya secara

bersama-sama belajar mengenai integritas

melalui bahan PA yang telah disiapkan oleh

panitia dibantu dengan pemimpin kelompok

masing-masing. Belajar dari teladan nabi Elisa

dalam kisah penyembuhan Naaman dalam

kitab 2 Raja-Raja 5:15-27 dan belajar dari

kejatuhan Gehazi, hamba dari nabi Elisa.

Penambahan waktu diskusi sesuai dengan minat

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

KAMP MEDIS NASIONAL (KMDN) MAHASISWA XVIII“Christian doctors: Devote to doing what is good” (Titus 3:8)

Page 18: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

18 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan

dalam bentuk kelompok pun dilakukan setelah

pemaparan materi oleh para panelis dalam

panel diskusi 3 mengenai berbagai profesi misi

medis. Peserta setelah mendengarkan berbagai

pilihan profesi misi medis, diminta untuk

memilih 1 bidang yang mereka minati dan

kemudian dibagi ke dalam kelompok-kelompok

sesuai minta mereka dan disana mereka dapat

bertanya jawab lebih lanjut dengan fasilitator

yang ada. Untuk para calon perawat maupun

dokter gigi disediakan kelompok khusus dengan

fasilitator yang merupakan perawat serta

dokter gigi.

Bersyukur dalam KMdN XVIII ini, Tuhan

juga sediakan para pembicara, Pdt. Erick

Sudharma, MTh sebagai pembicara utama

yang telah menyampaikan eksposisi kitab

Ratapan. Para pembicara

seminar pilihan maupun

lokakarya baik dari

kalangan medis

maupun non me-

dia. Juga para

alumni yang mau

memberi waktu

mereka untuk berbagi

cerita mengenai panggilan

mereka serta ladang pelayanan

mereka, diantaranya dr. Edi Lubis, Sp.M, dr.

Buce Tahalele, dr. Adiyana Esti, Prof. George

Matthew, MBBS, MS, MD, FCAMS, dr. Shelly

Franciska, dr. Fu Shen, dr. Alva Juan, dan tim

dari Obor Berkat Indonesia. Serta para

fasilitator yang telah memberi diri untuk

membantu para peserta untuk dapat lebih

mengerti mengenai bidang profesi misi medis

yang mereka nikmati.

Bersyukur untuk para panitia yang telah

bekerja keras dalam menyiapkan kamp ini, baik

panitia pengarah maupun panitia pelaksana.

Dimana terdapat 7 orang panitia pengarah

yang diketuai oleh dr. Lineus Hewis, Sp.A dan

21 orang panitia pelaksana yang diketuai oleh

dr. Priska Karina Gunadi serta 10 orang tim

kerja yang membantu dalam mendesain baju,

warta, poster, buku acara dll serta membantu

dalam hal sound selama acara serta

dokumentasi. Bersyukur ditengah kesibukan

kerja maupun kuliah, mereka terus bisa dengan

setia dan komit dalam mengerjakan pelayanan

ini baik sebelum maupun selama kamp

berlangsung.

Bersyukur juga untuk para pelayan yang

telah melayani baik para MC yang tidak hanya

berasal dari Jakarta tapi juga dari daerah seperti

Pontianak, Medan, dan Semarang. Juga para

pemusik baik gitaris maupun keyboardis yang

telah mempelihatkan talenta mereka dengan

luar biasa dan para singer. Serta para pemimpin

kamar, pemimpin kelompok kecil,

pembuat bahan PA, pembuat

bahan saat teduh, serta

tim kerja yang telah

membantu kita

sebelum maupun

saat kamp

b e r l a n g s u n g .

Bersyukur juga untuk

mereka yang telah turut

mendukung kamp ini baik

secara tidak langsung baik.

Berharap kiranya dengan berakhirnya

KMdN XVIII ini tidak berakhir pula semangat

untuk melayani maupun semangat untuk

mengaplikasikan setiap komitmen yang telah

diambil dalam kamp ini. Kiranya Tuhan yang

meneguhkan dan memampukan kita semua

untuk terus setia melayani Dia dan terus setia

mengabdikan hidup kita untuk melakukan

perbuatan baik. Soli Deo Gloria!

dr. Priska Karina Gunadi

Ketua Pelaksana KMdN XVIII

Page 19: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

19Komitmen Terhadap Panggilan

Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan

Untuk pertama kalinya, Kamp Medis

Nasional Alumni yang biasanya

dilakukan bersama-sama dengan

Kamp Medis Nasional mahasiswa,

diselenggarakan secara terpisah. Tentunya

dengan berbagai alasan dan pertimbangan,

semuanya agar alumni bisa mendapatkan lebih

banyak berkat dalam sebuah pertemuan

dengan para sejawat dari berbagai pelosok

tanah air. Menggumuli panggilan hidup dan

menjadi bermakna, inilah yang menjadi tema

sentral dalam Kamp Medis Nasional Alumni

kesembilan. Selama kurang lebih 4 hari yakni

5-8 Juli 2012, sekitar 180 dokter, dokter gigi

dan perawat Kristen diajak untuk merenungkan

kembali apa kehendak Tuhan di dalam

kehidupan profesional mereka saat ini,

mengadakan dialog secara mendalam kepada

Tuhan dan berbagi dengan saudara seiman

tentang panggilan Tuhan secara khusus dalam

kehidupan profesi yang dijalani saat ini. Untuk

sebagian peserta, melalui kamp ini ditantang

untuk mengadakan evaluasi kembali apakah

dalam menjalankan profesinya sampai saat ini

sesuai dengan komitmen yang telah dibuat

sebelumnya.

Materi-materi yang diangkat dalam kamp

ini menyoroti secara spesifik kehidupan saat

menjadi alumni dengan memberikan banyak

kesempatan bagi para alumni untuk bisa saling

berbagi visi dan inspirasi yang telah dikerjakan

dalam kehidupan, pekerjaan dan pelayanan

masing-masing alumni. Eksposisi Alkitab dalam

kamp kali ini dibawakan oleh Rev. Robert

Solomon, MD dari Trinity Theological College

Singapura, berbicara tuntas tentang Musa. Dr.

Solomon banyak berbicara, bagaimana Musa

dipersiapkan oleh Allah, kemudian dipanggil

dan akhirnya digunakan secara luar biasa oleh

Allah.

Kita patut bersyukur bahwa ada nuansa

yang berbeda pada kamp ini, yaitu adanya ses-

KAMP MEDIS NASIONAL ALUMNI IXQuo Vadis, Doctor? : Find and Commit To Your Calling

Page 20: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

20 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

sion khusus alumni keperawatan yang sejak

dahulu menjadi kerinduan dari rekan-rekan

keperawatan dalam kamp-kamp alumni

sebelumnya. Sejumlah pembicara seperti : Joan

E. Edwards, RNC, CNS, PhD(c) (Associate

Clinical Professor Woman’s University College

of Nursing – Houston Texas), Dawn M.

Capaque, RN, BsC, MA (perintis pelayanan di

ICVF Filipina) dan Dr.Fransiska M.S.

Sumartiningsih, SKp, MPd (Dekan Fakultas

Keperawatan & Ilmu

Kesehatan UPH

Tangerang) selama

dua hari mengupas

tuntas bagaimana

seharusnya perawat

Kristen menunjukkan

integritas dan

kompetensinya serta

menekankan betapa

pentingnya bagi

sesama perawat

Kristen untuk bisa

berkumpul dalam

suatu komunitas

untuk bisa saling berbagi dan mendukung satu

sama lain. Hal yang paling menggembirakan

adalah melalui session ini lahir interest group

keperawatan yang ke depannya akan bertemu

kembali untuk menggarap secara khusus

pelayanan bagi perawat lewat wadah

persekutuan.

Namun kelahiran interest group dalam

kamp medis nasional alumni ini bukan hanya

terjadi bagi alumni keperawatan. Kita bisa

bersyukur bahwa dalam kamp kali ini ada

beberapa interest group yang juga terbentuk

antara lain : rumah sakit misi , herbal,dll . Di

samping itu terdapat pertemuan untuk

penguatan kembali bagi beberapa interest

group yang sebelumnya telah ada yaitu dalam

bidang pendidikan dan urban mission. Rasa

syukur kita juga tidak berhenti sampai di situ

karena terdapat komitmen dari beberapa

peserta yang berasal dari daerah yang sama

untuk memikirkan pelayanan alumni yang

dapat diterapkan di masing-masing kota,

misalnya Manado, Bandung dan Jogjakarta.

Kehadiran interest group dan kelompok

sedaerah ini tak lain dari kerinduan untuk

mengimplementasikan beberapa diskusi yang

secara intens dibawakan oleh beberapa

pembicara yang berkualitas antara lain : Prof.

George Matthews,

MD yang adalah

seorang ahli bedah

digestif dan mantan

dekan dari Christian

Medical College di

Vellore, India dan

Prof. Taralan

Tambunan, SpA(K)

serta beberapa

pembicara lainnya

yang membagikan

betapa pentingnya

untuk memiliki

kehidupan yang

berdampak bagi sekitarnya.

Kamp ini merupakan kamp pertama dari

tiga kamp sekuensial yang akan diadakan setiap

dua tahun yang memberi fokus kepada

pengembangan jejaring dan mendorong para

alumni untuk melakukan yang terbaik dalam

area tertentu dalam pelayanan medis. Dengan

demikian, menjadi doa kita bersama momen-

tum kamp ini dapat menjadi suatu langkah awal

dari kegerakan alumni medis Kristen untuk

bahu membahu dan menjalin langkah dengan

pihak lain untuk bersama –sama membangun

dunia kesehatan di Indonesia yang

mencerminkan kasih. Amin!

dr. Eka Yudha Lantang,SpAn, MMin

Ketua Panitia KMdNA IX tahun 2012

LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan

Page 21: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 21

Dahulu, kalau saya ditanyatentang cita-cita, saya akandengan tegas menjawab tidak

mau jadi dokter, perawat, atau tenagakesehatan lainnya. Waktu kecil sayamelihat berbagai contoh tenagakesehatan yang sikapnya tidaksemulia pekerjaannya. Dokter yangsombong dan perawat yang galakmenjadi alasan saya semakin tidaktertarik dengan pekerjaan di bidangkesehatan.

Saat ini, ketika ditanya kenapa saya bekerjasebagai perawat, saya akan menjawab denganpasti bahwa Tuhan memanggil saya. Proses untukbisa memahami bahwa Tuhan mengarahkansaya ke profesi kesehatan pun tidak mudah.Tahun-tahun awal perkuliahan bagi saya adalahsuatu beban yang harus tetap dijalani, demimembahagiakan orangtua. Namun Tuhan“menangkap” saya melalui persekutuan kampus.Saya pun mulai dikuatkan bahwa rencana Tuhanadalah damai sejahtera, bukan kecelakaan. Sayamasuk kampus keperawatan atas perkenanTuhan, untuk membentuk saya menjadi pribadiyang Dia inginkan. Tuhan membukakan bahwapekerjaan perawat adalah pekerjaan mulia,namun seringkali dikerjakan dengan sungut-sungut.

Persekutuan kampus memberi andil yangbesar mempersiapkan saya menjadi seorangperawat Kristen yang siap diutus ke duniapekerjaan sebenarnya. Pada kenyataannya, tidakmudah untuk tetap setia pada panggilan Tuhan.Banyak tantangan yang membuat saya tergodauntuk melenceng dari panggilan sebagai perawatKristen. Beban kerja membuat penurunan dayatahan fisik, membuat stress tingkat tinggi, bahkanmenyita waktu hubungan pribadi dengan Tuhandan sesama. Saling sikut antar teman sejawatmembuat ketidakharmonisan, ditambah lagiterkadang harus menghadapi orang dengankarakter sulit. Semua beban kerja tersebut

kadang membuat saya jadi perawat yangapatis, self centered, dan malas.

Puji Tuhan untukterselenggaranya Kamp MedisNasional Alumni (KMdNA) 2012.Dengan mengikuti KMdNApanggilan saya dalam profesikeperawatan dipertajam. Firmanyang disampaikan pada sesi eksposisi

membuat saya memahami denganpositif maksud Allah mempersiapkan

dan membentuk saya melalui keluarga,pendidikan, dan persekutuan yang saya alami.Saya pun belajar bahwa tantangan dari luar dankelemahan dari dalam diri dipakai Allah untukmembuat saya semakin mengandalkan Dia.

Sesi-sesi khusus perawat yang disediakanmenolong saya untuk kembali memilikikomitmen bekerja sebagai perawat dengantotalitas dan loyalitas tinggi.sebagai wujud ibadahpada Tuhan dan demi kesejahteraan sesama.Saya pun semakin semangat meng up-grade ilmu,untuk bisa lebih berdampak. Akhirnya, saya punmenemukan kembali sukacita menjalanipanggilan Tuhan sebagai perawat.

Allah pun membawa saya masuk dalampersekutuan yang indah dengan sesama rekansejawat perawat dari berbagai daerah, berbagaitempat kerja, bahkan dari luar negeri. Senangrasanya bisa bertukar pikiran dengan teman-teman seiman baik yang seprofesi maupun bedaprofesi. Persekutuan di KMdNA membuat sayatergerak mengajak beberapa rekan perawat dirumah sakit tempat saya bekerja untukmembentuk small group,dimana kami bisabertumbuh bersama. Dan sampai saat ini punkami rutin bertemu, saling menguatkan danmendukung.

Sungguh merupakan suatu pengalamanrohani yang bermakna ketika saya mengikutiKmdNA. Berlimpah berkat yang saya dapatkan.Dan tentu saja, saya rindu ikut kembali KMdNAselanjutnya.

KesaksianKesaksianKesaksianKesaksianKesaksian

TUHAN MEMANGGIL SAYANs. Taruli Ekaristi, S.Kep.

Page 22: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

22 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian

Sewaktu dihubungi pihakPerkantas untuk menuliskansesuatu sebagai kesaksian

selama Kamp Medis Alumni IX padatanggal 5 – 8 Juli 2012 di WismaKinasih Caringin, sebetulnya sayatidak punya gambaran apa yang bisasaya bagikan di sini. Ditambah lagidengan ketrampilan menulis (apalagidengan narasi yang panjang) yangmungkin sudah mengalami degenerasi,karena tidak pernah dilatih lagi. Namun, karenadikejar tenggat waktu – apalagi sudahmengiyakan, maka saya coba untuk berbagipengalaman selama Kamp Medis Alumni IX.Mungkin sebetulnya saya bukan orang yang tepatuntuk bisa berbagi pengalaman tentang suatukegiatan di sini, mengingat saya baru bisabergabung di acara tersebut di dua hari terakhir( 7 dan 8 Juli 2012 ), akibat kesibukan yangtidak bisa saya kompromikan.

Sibuk, itu adalah kata keramat yangmungkin bisa menggambarkan profesi seorangdokter. Bagaimana tidak, tugasnya yang muliauntuk menyehatkan kehidupan bangsa (secarajasmani dan rohani) bukanlah perkara yangenteng. Bahkan seringkali menyangkut hidupdan matinya seorang manusia. Saya sangatterkesan kepada para dokter peserta Kamp MedisAlumni IX, yang di tengah ke-SIBUK-annyamasih bisa meluangkan waktu berkumpulmendengarkan berbagai kuliah, ceramah, dansharing dari para pakar di bidangnya. Apakahitu karena “panggilan hati”? Wallahualam. Tapikatanya ada satu ruang di dalam hati manusiayang tidak bisa diisi oleh apa pun dan siapa pun,kecuali oleh TUHAN. Mungkin itu yang bisamenjelaskan istilah “panggilan hati”.

Menarik juga melihat tema Kamp MedisAlumni IX: Quo Vadis, Doctor ?, dan sub tema:Menajamkan Panggilan Profesi, TotalitasBekerja, dan Kepedulian Berbangsa. Saya rasaitu adalah tantangan dan harapan dari Panitia

kepada semua peserta, bahwa setelahparipurna mengikuti Kamp Medis ini,para dokter kembali menjadi fokuspada panggilan profesinya,menunjukkan totalitas bekerja, dansemakin peduli pada masalah bangsaterutama di bidang kesehatan- suatuharapan yang mulia di tengah-tengaharus globalisasi modern, diiringi dengan

hedonisme dan sekularisme sebagaidayang-dayangnya. Di tengah tuntutan

ekonomi yang tidak semakin ringan di satu sisi,apalagi seorang dokter sudah terlanjur dicapsebagai golongan berpendidikan tinggi danberpendapatan besar – tak pelak bisa membuatseorang dokter frustasi apabila sampai suatumasa ternyata dia belum bisa berada di levelkepintaran dan kemakmuran yang diharapkan.Tidak menjadi seorang dokter spesialis dan tidakberkantong tebal seakan-akan menjadi aib padaprofesi seorang dokter. Di sisi lain, peraturannegara yang secara langsung terkait periuk nasiseorang dokter juga tidak semakin mudah. Multi-dimensi dan tidak mudah memang bilamengutak- atik perihal ketiga hal yang menjadisub tema : Menajamkan Panggilan Profesi,Totalitas Bekerja, dan Kepedulian Berbangsa.

Berhasilkah Kamp Medis Alumni IXmenantang saya untuk menjadi manusia unggul?Saya rasa jawabannya tidak akan bisadidapatkan satu atau dua bulan bahkan satutahun setelah Kamp Medis ini. Saya mempunyaiempat orang tokoh dunia yang saya kagumi (yangtentunya tidak dapat dibandingkan dengan YesusKristus sebagai manusia) adalah Paus YohanesPaulus II (almarhum), Sri Mulyani Indrawati,Bunda Theresa (almarhumah), dan KHAbdurrahman Wahid (almarhum). Terlepasdari mereka sebagai manusia yang tentu punyakelemahan, saya melihat konteks yang sesuaitentang bagaimana proses mereka belajar terusmenerus untuk mencapai tujuan hidup demimembuat suatu perubahan yang signifikan dan

SEKAPUR SIRIH DARI WISMA KINASIHOleh: dr.Deddi Ekaputra Rangan

Page 23: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

23Komitmen Terhadap Panggilan

Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian

berpengaruh dalam suatu masyarakat, dan itumembentuk mereka menjadi manusia istimewa.Banyak materi yang luar biasa baik yang telahdipaparkan di dalam Kamp Medis ini, tinggalbagaimana saya bisa mengejawantahkannya didalam kehidupan sehari-hari, dan itu adalahproses belajar. Belajar selalu mempunyai elemenbenar dan salah. Belajar merupakan akibatadanya interaksi antara stimulus dan respon.Dalam belajar yang penting adalah input yangberupa stimulus dan output yang berupa respon.Stimulus adalah apa saja yang diberikan gurukepada murid, sedangkan respon berupa reaksiatau tanggapan murid terhadap stimulus yangdiberikan oleh guru. Sebagai seorang pengikutKristus, Sang Guru Agung adalah Yesus Kristus.Dan karena saya hidup di dalam stimulus dunia,saya juga bisa belajar dari tokoh-tokoh duniayang saya kagumi.

Pada akhirnya, segala jenis Kamp, retreat,atau lokakarya merupakan sarana pembelajaranyang mempunyai tujuan perubahan paradigmadan perilaku, dan tidak terbatas hanya sekedarpenambahan pengetahuan saja. Menurut pakar,perubahan perilaku tersebut bersifat relatifpermanen, tidak akan kembali kepada keadaansemula – sangat identik dengan prosespertobatan. Apakah saya sanggupmelakukannya? Sekali lagi, tiga hal sepertipenajaman panggilan profesi (sebagai dokter),totalitas bekerja, dan kepedulian berbangsaadalah parameter-parameter luhur dan mulia,dan tidak ada satupun hukum positif yangbertentangan dengan hal-hal tersebut. Sebagaimanusia sekuler mungkin saya akan mempunyaibanyak alasan untuk menyelingkuhi ketiga halmulia tersebut, namun sebagai manusia pilihanAllah, saya percaya bahwa TUHAN yang sudahmemperkenankan saya menjadi seorang dokterakan memperlengkapi saya dengan kemampuanuntuk tujuan mulia itu – dengan cara apa pundan dimana pun.

Wisma Kinasih yang hijau dan sejukmenjadi saksi bahwa di saat ibadah Minggu pagidi hari terakhir, Ev.Tumbur Tobing menegaskanpentingnya menjaga komitmen. Perubahanperilaku yang permanen sejatinya mempunyai

ruh yang bernama komitmen. Saya inginmenutup tulisan ini dengan puisi tentangkomitmen – ditulis oleh Isabella Kirei, yang sangatbaik untuk kita renungkan :

KOMITMEN

Jika komitmen sudah di tetapkan, maka takada lagi alasan untuk lupa tak ada lagi alasanuntuk menundatak ada lagi alasan untuk bermalas-malas

Jika komitmen sudah di tetapkan,maka pilihan selanjutnya hanyamenjalankannya dengan baik tanpa keluhkesah

Jika komitmen sudah di tetapkan,maka yang mencatat, membaca, mendengar,mengetahui komitmen tersebut bukan hanyadiri,atau teman seperjuangan,atau organisasi dan kepanitiaan terpilih, tapijuga Allah.

Allah Maha Mengetahui,jika komitmen sudah di tetapkan,tidakkah kau takut Allah akan menanyakanpertanggung jawabanmu nanti, di hari saatbukan lisan yang berucapdi hari, saat pilihannya hanya dua,SurgaNya, atau NerakaNya.

" Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layakmenerima puji- pujian dan hormat dan kuasa;sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu;dan oleh karena kehendak- Mu semuanya ituada dan diciptakan. " (Wahyu 4:11)

Dr. Deddi Ekaputra Rangan, CHt

Alumni Fakultas Kedokteran Univesitas Sam

Ratulangi

Health Section Senior Supervisor HRD

Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd

Wayang Windu Geothermal Power Plant

Pangalengan - West Java

Page 24: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

24 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian

Semula, saya memilih untuk tidakikut Kamp, karena ada beberapapertimbangan. Saya berpikir,

saya tidak akan menemukan teman-teman perawat di Kamp ini, dan tidakada bahan yang berhubungandengan profesi saya sebagai perawat.Pernah, tahun 2010, saat KampAlumni Medis di Semarang, saya ikutdan saya terberkati dengan banyak hal.Waktu itu, saya masih merasakan adasesuatu yang kurang, karena saya tidak bisaberibadah dengan teman-teman dari profesisaya.

Beberapa waktu sebelum pelaksanaanKamp, dr.Maria mensharingkan, bahwa dalamKamp kali ini, ada kegiatan khusus untukPerawat. Pada kegiatan ini akan ada pembicaradari dalam dan luar negri yang menggelutiprofesi Keperawatan. Nah, karena dorongandari dr. Maria, saya mengikuti Kamp ini, sayamerindukan persekutuan dengan teman-temansaya perawat dan merindukan bisa belajar darisenior-senior saya yang sudah menggelutiprofesi ini dengan segala tantangan yang ada.

Pada akhirnya saya sangat bersyukur bisaikut Kamp ini karena di bukakan banyak hal,dan kerinduan saya agar persekutuan perawat

bisa dibina terjawab melalui Kamp ini.Saya bertemu dengan teman-temanyang memiliki kerinduan yang sama,karena kita menyadari kita adalahprofesi yang dekat dengan pasiendan memiliki jumlah yang sangatbanyak. Jika banyak perawat yang

mencintai Tuhan, dan di binadengan baik, maka kita bisa

memberikan pelayanan yang baik bagipasien-pasien kita, sehingga kita bisa

menjadi perpanjangan tangan Tuhan untukmenyatakan kasih dan kemurahan Tuhan bagisetiap orang/setiap pasien yang kita rawat.

Terus berdoa agar persekutan alumniperawat yang baru di rintis bisa tetap berjalandan semakin banyak perawat-perawat yangbergabung. Semakin banyak perawat yangberintegritas, profesional, dan bermisi. Danpada akhirnya biarlah semua kembali untuk

Kemuliaan Allah.

Ns. Ice Hendriani Simajuntak, S.Kep

Alumni Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara, 2000

Perawat di Siloam Hospital Lippo Village

Tangerang

TERJAWABNs. Ice Hendriani S. S.Kep.

Saya sangat bersyukur mendapat

kesempatan mengikuti KampMedis Nasional Alumni IX, 5-

8 Juli 2012.Selama 4 hari Tuhan banyak

berbicara kepada saya. Sayadiingatkan untuk bersyukurmemiliki Allah sebagai Gembala yangbaik, yang mengasihi dan memeliharahidup saya. Namun seringkali saya tidak

ALLAH YANG MEMANGGIL KITAdr. Yeny Tanoyo

mendengar suara-Nya dan lebih memilihberjalan mengikuti kehendak sayasendiri. Saya juga diingatkan tentangpanggilan Allah dalam hidup saya.Saya dipanggil terutama untukbersekutu dengan Allah.Selanjutnya, saya dipanggil untukmenjadi dan melakukan apa yang Al-

lah inginkan. Mengerti panggilanhidup penting agar saya dapat hidup

Page 25: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

25Komitmen Terhadap Panggilan

Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian

optimal, bermakna, menjadi berkat, berkenan,dan memuliakan Tuhan.

Eksposisi utama dalam kamp ini adalahmengenai Musa. Saya belajar banyak darikehidupan Musa. Seringkali saya berpikir inginsegera mengerjakan ini dan itu untuk melayaniTuhan. Ketika ternyata hal-hal tersebut tidakterjadi seperti apa yang saya pikirkan, sayamerasa gagal dan kecewa.Banyak orangcenderung pergi untuk melayani Tuhan denganterburu-buru. Padahal masa persiapan sebelummelayani adalah hal yang penting. Yesusmempersiapkan pelayanannya selama 30tahun, untuk melayani sekitar 3,5 tahun(perbandingannya hampir10:1!).Masa hidup Musa dibagimenjadi 3: 40 tahun pertamasebagai Pangeran Mesir, 40tahun kedua kehidupan sebagaigembala, dan 40 tahunberikutnya memimpin bangsaIsrael ke tanah perjanjian. Masapersiapan pelayanan Musadibanding masa pelayanannyaadalah 2:1. Hal inimenyadarkan saya untukmengucap syukur kepadaTuhan untuk setiap proses yangIa rancangkan dalam hidupsaya, yang semuanya untukmempersiapkan sayamengerjakan pelayanan sesuai kehendakNya.Semua hal yang terjadi dalam hidup saya tidaksia-sia.

Dalam menggumuli panggilan Tuhan, kitaperlu mengerti bahwa yang paling pentingbukanlah siapa kita, apa yang dapat kitalakukan, atau apa yang menjadi kekurangandan kelemahan kita. Kita harus ingat bahwayang utama adalah Allah yang memanggil kita.Kita mungkin bukan siapa-siapa. Seperti Musa,kita harus belajar bahwa Allah bisa memakaiyang bukan siapa-siapa. Menjawab panggilanAllah tidak mudah. Kita harus relameninggalkan kepunyaan kita.

Suatu ketika Allah berencanamemusnahkan seluruh umat Israel danmenyelamatkan Musa dan keluarganya. TetapiMusa meminta Allah untuk membinasakandirinya dan mengampuni bangsanya, Musamengasihi bangsanya, seorang hamba yangtidak egois. Ini yang membuat pelayanannyamenjadi sangat efektif. Hal ini sulit diterapkandalam profesi kita sebagai dokter. Sebagaidokter kita dididik dan dilatih untukmenyembuhkan. Sehingga ketika kita gagal, kitamulai kehilangan ketertarikan kita terhadapmereka. Kita tidak banyak dilatih untuk peduli(care).Perumpamaan orang Samaria yang baik

dalam Lukas 10 memberi kitapelajaran yang sangatberharga, betapa orangSamaria itu tidak hanyamenyembuhkan, tapi jugamempedulikan (not just curing–requires knowledge and skill,but caring –requires love). Sayabelajar untuk memiliki hatiyang mengasihi Allah dengansungguh-sungguh dan jugamengasihi pasien dan orang-orang yang Tuhan percayakanuntuk saya layani. Tentunyauntuk itu, perlu anugerah Al-lah. Karena itu saya harusmenjaga keintiman dengan

Tuhan tiap-tiap hari.Terima kasih untuk Panitia dan semua

pihak yang sudah bekerja keras memberi yangterbaik dalam Kamp Medis Nasional AlumniIX. Semoga kita bisa terus berjuang bersamauntuk menjadi tenaga medis Kristen yangmengerti panggilan kita dan mengerjakannyadengan taat dan setia untuk membawa terang

Kristus bagi dunia. Tuhan memberkati!

dr.Yeny Tanoyo

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

2004

Page 26: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

26 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Info Info Info Info Info

Mungkin sulit untuk mengingat

bagaimana rasanya kehilangan gigi

pada waktu masih kecil, tetapi

banyak orang dewasa memiliki kenangan yang

kurang menyenangkan saat gigi-gigi mereka

mulai rontok dan harus memikirkan soal gigi

palsu atau gigi implant. Selama bertahun-

tahun para peneliti menyelidiki ‘stem cells’

dalam upaya menumbuhkan gigi yang dibuat

dari sel-sel orang itu sendiri. Baru-baru ini

seorang Profesor bidang Endodontik, Dr. Pe-

ter Murray, dan koleganya dari College of

Dental Medicine di Nova Southeastern Uni-

versity (NSU) mengembangkan metode-

metode untuk mengendalikan pertumbuhan

‘stem cell’ dewasa terhadap pusat jaringan gigi

(generating dental tissue) dan gigi pengganti

yang ‘riil’ (benar).

Pendekatan para peneliti NSU ini adalah

untuk mengekstrak ‘stem cells’ dari jaringan

mulut, sebagaimana yang terdapat dalam gigi

itu sendiri, atau dari sumsum tulang. Setelah

diperoleh, sel-sel

tersebut ditanam/

dipasang pada sebuah

perancah (scaffold)

polymer dalam bentuk

yang sesuai dengan gigi

yang diinginkan. Poly-

mer yang dipergunakan

adalah bahan yang

sama dengan yang

digunakan dalam

j a h i t a n - j a h i t a n

b i o r e a b s o r b a b l e

sehingga pada akhirnya

perancah itu menjadi

larut. Gigi geligi bisa ditumbuhkan secara

terpisah baru kemudian dimasukkan ke dalam

mulut pasien atau ‘stem cells’ bisa

ditumbuhkan di dalam mulut hingga

mencapai ukuran gigi sepenuhnya dalam

beberapa bulan.

Sejauh ini gigi telah ditumbuhkan lagi

pada tikus dan monyet dan percobaan klinis

pada manusia sedang dipersiapkan, namun

demikian apakah teknologi bisa

menumbuhkan gigi yang dipelihara oleh darah

dan memiliki sensasi penuh, masih perlu

dilihat lagi. Gigi memberikan suatu tantangan

tersendiri bagi para peneliti karea ‘stem cell’

harus distimulasi untuk menumbuhkan

keseimbangan yang benar akan jaringan keras,

dentin, dan enamel sementara itu di waktu

yang sama juga memproduksi ukuran dan

bentuk yang betul.

Sebagaimana yang dijelaskan Dr. Murray

mengenai hal tersebut, sesungguhnya manusia

sudah memiliki dua set gigi, gigi bayi (susu)

“GAK OMPONG LAGI…!”

Perancah polymer mengendalikan pertumbuhan ‘stem cells’ ke dalam ukuran-ukuran danbentuk-bentuk tertentu.

Page 27: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

27Komitmen Terhadap Panggilan

Info Info Info Info Info

dan gigi dewasa sepanjang kehidupan mereka

sehingga “apa yang kami usahakan ini

hanyalah menyalin (meng-copy) yang aslinya

dan memberikan seseorang itu pilihan ketiga

untuk menumbuhkan kembali gigi mereka”.

Hal ini tidak saja hanya penting untuk

menggantikan gigi yang rontok, tetapi bisa juga

menjadi suatu tindakan (treatment) standar

pada saat dibutuhkan perawatan ortodontis

yang ekstrim.

Sampai saat ini para peneliti NSU sudah

menerima bantuan dana sekitar $1,7 juta

untuk penelitian ‘dental stem cell’.

Dr. Murray percaya bahwa jika mereka

bisa mendemonstrasikan kendali atas

penumbuhan gigi kembali dan membuktikan

bahwa teknologi itu maka gigi geligi ini akan

menjadi hal pertama mengenai adopsi yang

tersebar ke seluruh Amerika Serikat. Dia juga

melaporkan bahwa hal ini sangat menarik

perhatian publik dan bahkan di kalangan

para dokter gigi, yang dibuktikan dengan

berhasilnya penjualan presentasinya mengenai

“Regenerative Endodontic Procedures” baru-

baru ini dalam konferensi Den-

tal Association di Las Vegas

Sebagaimana perkembangan

dalam penelitian ‘stem cell’

embrionik yang meluncurkan bank

tali pusar(umbilical cord banks),

janji yang dipegang terapi ‘stem cell’

dental menuntun ke bank gigi,

seperti BioEden, StemSave, dan

Store-A-Tooth (misalnya StemSave

harganya $ 2,430 untuk menjaga gigi

seorang anak selama 20 tahun).

Terapi-terapi stem cell digunakan

secara aktif untuk memperbaiki

kerusakan tulang, facial bones dan

bahkan organ-organ seperti jantung,

namun demikian ada pihak yang

skeptic terus mengejek penemuan

potensial stem cell ini.

Selanjutnya perkembangan dari penelitian ini

sering digelayuti awan politis yang mengelilingi

penelitian ‘stem cell’ embrionik.

Tetapi satu terapi yang akan

mendiamkan para kaum skeptic ini adalah

regenerasi gigi.

Bidang statistic tooth loss sedikit

mengejutkan: 7 dari 10 orang dewasa usia 35-

44 tahun telah kehilangan setidaknya satu gigi,

dan seperempat dari mereka yang berusia 65

tahun atau lebih (atau sekitar 20 juta)

kehilangan semua gigi permanen mereka.

Tambahan efek samping dari pengobatan bisa

mempengaruhi kesehatan mulut, seperti

perubahan sifat dari air liur yang menolong

menahan pertumbuhan bakteri. Dan

pertambahan gigi yg hilang membawa pada

kebiasaan makan yang buruk, bahkan di

kalangan para dokter gigi, menurut penelitian

terakhir, yang membawa kepada efek

kesehatan sekunder. Ditambah lagi dengan

makanan dengan gula tinggi yang berkonribusi

bagi epidemic obesitas dan menambah kasus-

kasus penyakit periodontal karena

pengabaian, dan kita bisa melihat bahwa

pasar untuk penggantian

gigi bertumbuh secara luar

biasa dan tanpa bisa

diduga.

Memiliki satu set

penuh gigi-gigi fungsional

menjadi semakin penting ketika

populasi/penduduk dewasa

berusaha untuk memelihara gaya

hidup yang aktif. Dan pertumbuhan

media social membawa wajah orang-

orang diplester di facebook, twitter,

dan you tube. Oleh karena itu

bagaimana penampilan gigi anda

menkjadi lebi penting dari

sebelumnya, terutama dengan

semakin banyak orang-orang

yang membawa kamera-

Page 28: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

28 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Info Info Info Info Info

kamera berkualitas tinggi di perangkat mobile

mereka (Hp, Ipad,dll).

Para dokter gigi berada di barisan depan

dari pertambahan permintaan akan gigi yang

sempurna. Sebuah survey pada tahun 2009

yang dilakukan oleh

NSU menunjukkan

bahwa 96% dari para

dokter gigi yang

disurvey berharap

regenerasi stem cell akan

mendominasi bidang

gigi dan mulut (den-

tistry) di masa depan.

Sebagai tambahan,

lebih dari setengahnya

memprediksikan bahwa

teknologinya bakal tersedia di dalam 10 tahun

mendatang.

Pada tikus, stem cell bertumbuh di dalam

sebuah gigi (warna hijau) yang memiliki sifat-

sifat yang sama dengan gigi alami.

Penelitian penggunaan stem cell untuk

menumbuhkan kembali gigi baru telah

berlangsung sekitar kurang lebih 10 tahun.

Pada tahun 2002 Prof. Paul Sharpe pada Den-

tal Institute dari King College di Inggiris

menerima dana bantuan Wellcome Trust

sebesar $ 500.000 untuk mewujudkan

penumbuhan gigi kembali dengan stem cell

pada tikus ke dalam gigi regenerative untuk

manusia. Sebuah perusahaan

dibentuk,namanya Odontis, dan di tahun

2010 sudah siap untuk meluncurkan produk

teknologi Bio Tooth, tetapi sejak tahun lalu

menderita kerugian yang sama setelah radar

dan situs (website) mereka ditutup tahun lalu

ketika dialihkan kepada Geron Corporation

yang meninggalkan penelitian stem cell. Para

peneliti dari Universitas Tokyo pada tahun

2009 dilaporkan berhasil dengan implantasi

stem cell kuman-kuman gigi pada tikus yang

bertumbuh menjadi gigi fungsional dalam

beberapa bulan. Perancah sudah berhasil

dipergunakan untuk menumbuhkan gigi yang

benar secara anatomis dalm 9 minggu oleh

para peneliti di Colombia University Medical

Center.

Walaupun janji

terapi-terapi stem cell

tinggal direalisasikan,

ada sedikit keraguan

bahwa para peneliti di

NSU dan di seluruh

dunia akan

melanjutkan upaya-

upaya mereka untuk

menggunakan stem cell

untuk obat regenerative

(regenerative medicine).

Dr. Murray tetap optimistis: “Pada waktu

terapi-terapi stem cell menjadi rutin, maka itu

akan menjadi historis dan suatu masa yang

paling fantastis di dalam praktek seorang

dokter gigi”

Sumber:[Media: Sun Sentinel]

[Sources: ABC, BBC, DentalAegis, Ivanhoe,

PopSci, Sun Sentinel]http://singularityhub.com/2012/05/10/

toothless-no-more-researchers-using-stem-cells-to-

grow-new-teeth/*Diterjemahkan oleh Ir. Nora D. Jacob.

Pada tikus, stem cellbertumbuh di dalamsebuah gigi (warnahijau) yang memilikisifat-sifat yang samadengan gigi alami.

Page 29: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

29Komitmen Terhadap Panggilan

Info Info Info Info Info

Hampir di seluruh Nusantara memiliki kearifan lokal dalam bidangpengobatan herbal yang diwariskan secara turun temurun.Namun, sungguh ironis karena kebijakan pemerintah yang

ada saat ini, justru memberikan kesempatan yang begitu luas bagimasuknya produk alamiah dari luar negeri, yang notabene bahandasarnya dari Indonesia.

Hal ini memberi kesan bahwa pengembangan tanaman obat di In-donesia oleh putra bangsa sendiri berjalan dengan sangat lambat.Pencanangan program saintifikasi jamu masih yang sebenarnyamerupakan langkah yang sangat baik dari pemerintah belum disosialisasikansecara luas. Program ini bertujuan untuk memberi pemahaman yang benar tentangpengobatan herbal kepada para dokter yang tidak mendapatkan ilmu tanaman obat dengancukup saat duduk di bangku kuliah. Melalui program ini diharapkan tenaga medis bisa melakukanpraktek pengobatan dengan menggunakan tanaman obat secara legal melalui ijin yang telahdisahkan oleh pemerintah.

Sebenarnya tanpa disadari kearifan lokal dapat ditemui di tempat yang tidak jauh dari kita,yakni di dapur. Dengan memanfaatkan bumbu-bumbu dapur, kita bisa merasakan betapa Tuhantelah menyiapkan berbagai hal guna menjaga kesehatan kita melalui tanaman yangsederhana.Berikut beberapa jenis rempah dan tanaman sederhana rumah di rumah yang dapatdigunakan sebagai obat dan bahan kecantikan:

1. Jahe (Zingiber officinalle)Tanaman

ini sangat tenardan dekatdengan kita.Jahe bisadigunakan sebagaibahan minuman yangmenyehatkan sepertiSTMJ, wedang ronde,serbat,dan lain-lain. Aroma wangi berasal dariminyak atsiri gingerol, zingiberena, resin danzingiberol. Untuk menjaga kesehatanpencernaan, kita cukup mengambil jahe sebesar1 jari, tidak usah dikupas, cukup dicuci airmengalir lalu dimemarkan, seduh dengan airpanas 200cc dan jangan lupa ditambahkandengan kunyit dan madu. Di Amerika Serikat,jahe sudah diteliti penggunannya sebagaiantivomitus pada wanita yang hamil.

OBATKU DI DAPURDr. Prapti Utami

2. Bawang merah (Allium cepa)Tanaman ini sering

menjadi bagian daricampuran acar ataubumbu sate. Namunmanfaatnya dapatdiperluas menjadibahan alternatifuntuk mengatasibatuk yang membandel.Cara penggunaannya adalahambil bawang merah 1 siung, ditumbuk kasar,seduh dengan 100 cc air panas, tutup gelas, jikasudah hangat disaring, tambahkan garamsedikit, minum waktu mau tidur. Sifat antiinflamasi dan mukolitik dari tanaman inisangat menolong untuk melegakantenggorokan.

3. Bawang putih (Allium sativum)Nama tenarnya adalah garlic. Tanaman

ini memiliki segudang manfaat yang telah

Page 30: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

30 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Info Info Info Info Info

dikenal dengan baik,antara lain:m e n i n g k a t k a nkekebalan tubuh,

mengurangi stresdan karenakandunganmineral yang

cukup lengkap danefek sejumlah zat aktif

didalamnya, bawang putih dianggap dapatmenurunkan kolesterol.Pada tahun 1858,Louis Pasteur melaporkan adanya aktifitasantibakteri pada tanaman ini dan selamaPerang Dunia I dan II, bawang putih digunakansebagai antiseptikuntuk mencegah gangren.Jauhsebelumnya, Bangsa Yunani memanfaatkantanaman ini untuk menambah kekuatan atlet-atlet mereka saat mengikuti olimpiade.Penggunaan praktis tanaman ini dalamkehidupan sehari-hari adalah saat anak kitaatau mungkin kita sendiri tertusuk benda kecil,seperti serutan kayu. Terkadang ekstraksimenggunakan pinset dapat menyelesaikanmasalah, namun ada kalanya saat seorang anakyang takut berobat ke dokter atau kurangkooperatif, pilihan menggunakan bawang putihdapat diambil. Caranya : ambil bawang putihambil sedikit, dan tempelkan di kulit yang luka,diselotip selama 12 sampai dengan 24 jam.Menurut pengalaman penulis, pada daerahyang terkena tidak atau sedikit dijumpai tanda-tanda peradangan dan benda kecil tersebutakan lebih mudah diekstraksi. Suatu cara yangterlihat old fashioned, namun telah banyakmenolong anak-anak yang ketakutan.

4. Lidah buaya (Aloe vera)Penulis lebih suka menyebutnya sebagai

tanaman sejuta manfaat.Terdapat 200 spesiesAloe vera yang tumbuh didunia ini dankandunganair yangh a m p i rmencapai99% menjadikan

tanaman ini sebagai pilihan terbaik untukmenangani kasus-kasus luka bakar (terbataspada derajat 1 dan 2 saja), misalnya luka bakaryang sering terjadi di dapur akibatterkenaminyak goreng panas yang menempel di kulit.Ambillah lidah buaya, iris daunnya dantempelkan lendir di luka bakar tersebut.Kandungan vitamin,mineral, enzim, asamamino dan beragam zat bermanfaat lain dalamtanaman ini memberik khasiat untukmengembalikan fungsi sel. Itulah sebabnya lidahbuaya menjadi bahan produk kosmetik.Salahsatu senyawa utama tanaman ini yaitu Aloinmemiliki khasiat antiseptik dan antibiotik.

5. Daun salam (Syzygium polyanthum)Berkat aroma

atsirinya yangkhas membuatdaun inim e n j a d ip i l i h a np e n y e d a pmakanan. Kandungan tanninnya membuatdaun ini bisa bermanfaat sebagai antidiare.Seringkali daun ini direbus untuk menurunkankolesterol, membantu menurunkan asam uratbahkan membantu menurunkan hipertensi.Penggunaan 5 sampai 7 lembar yang direbusdalam 4 gelas air putihsampai menjadi 2 gelasdapat direkomendasikan untuk kasus-kasushipertensi. Perlu diperhatikan bahwapenggunaan ini sangat bersifat individual.Penulis pernah menjumpai kasus dimana terjadipenurunan scara drastis dari tekanan darahdan kadar gula darah akibat meminum

ramuan dengan takaran yang tidak jelas.

dr.Prapti Utami

Alumnus Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro 1996

Menjadi Dokter Praktek Konsultasi Terapi Herbal

sejak tahun 2000

Website: www.familyherbal.web.id atau

www.kuramping.com

Email: [email protected]

Page 31: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

31Komitmen Terhadap Panggilan

Info Info Info Info Info

Sejak tahun 2009, Fakultas Kedokteran

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

menyelenggarakan Blok XXIII, yakni

Health Care Entrepreneurship (HC-E), sebagai

blok pilihan (elektif) yang unik pada fase terakhir

program studi sarjana kedokteran. Hal itu

dilakukan dalam rangka pelaksanaan KBK

(Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Blok XXIII tersebut, akan diberikan selama

lima minggu, dengan bobot 4 SKS. Tujuannya,

agar sarjana kedokteran mampu beralih profesi

menjadi pebisnis.

Kepada para calon dokter diberikan

wawasan dan pemahaman tentang hakikat en-

trepreneurship yang berlandaskan kreativitas,

inovasi, analisis risiko, dan terobosan-terobosan

baru. Mereka juga perlu memahami peranti en-

trepreneurship agar dapat menunjang dan

mengembangkan praktek dokter serta mampu

memberikan kontribusi-kontribusinya kepada

masyarakat secara lebih baik.

“Entrepreneurship tidak selalu indentik

dengan berdagang. Kewirausahaan

dimaksudkan untuk memberikan pendidikan

agar dokter tidak hanya sebagai pegawai, tetapi

berani melakukan terobosan dan inovasi dalam

memberikan pelayanan kesehatan,” ujar

Koordinator blok Health care Entrepreneur-

ship Universitas Atma Jaya, Lukas Kristanda.

Tujuan Blok Entrepreneurship adalah

mempersiapkan mahasiswa sebagai dokter yang

mampu memperbesar kontribusi

profesionalnya dalam rangka peningkatan

kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,

melalui pemahaman dan penerapan konsep

dasar dan keterampilan kewirausahaan (entre-

preneurship). Mahasiswa diharapkan mampu

mengembangkan diri menjadi pribadi tangguh

dengan pola pikir kewirausahaan,

mengembangkan dan menerapkan sikap dan

keterampilan kewirausahaan, dan menguasai

konsep dasar wirausaha, serta melakukan

perencanaan yang berkaitan dengan

perwujudan gagasan inovatif dalam proyek

entrepreneurial.

Mereka diharapkan dapat menyusun

rencana wirausaha (entrepreneurial business

plan, E-biz plan) serta mengelola faktor-faktor

yang menunjang keberhasilan dan

pertumbuhan usaha yang digelutinya. “Dokter

adalah pekerjaan yang mandiri. Para dokter

dapat membuka praktik dokternya sendiri.

Oleh karena itu, perlu pendidikan para dokter

menjadi wirausahawan dengan membuka klinik

kesehatan dan kegiatan kesehatan lainnya

sehingga membuka lapangan kerja,” tandas

Lukas.

Pendidikan kewirausahaan bagi para

dokter diharapkan bisa memberikan alternatif

pelayanan kesehatan bagi kemanusiaan.

Sumber: www.suarapembaruan.com/*tnp

“ENTREPRENEURSHIP” MASUKI DUNIA KEDOKTERAN

Page 32: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

32 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Kesibukan dan tuntutan untuk selalu berprestasi bisa membuat orang lupa bersosialisasi.

Lebih parah lagi, lupa pacaran dan berkeluarga. Bagi Pemerintah Singapura ini

membahayakan karena populasi terancam berkurang. Untuk itu, pemerintah mendukung

program Ngee Ann Polytechnic – sekolah politeknik – untuk mengajari mahasiswa berpacaran

dan membina relasi. Bahan yang diajarkan antara lain menganalisa lagu-lagu cinta yang menjadi

kesukaan orang lain, cara-cara berkontak dengan seorang secara cepat atau lewat internet. “Guru

saya mengatakan, jika seorang pria memandang lebih dari lima detik, itu artinya ia agak tertarik

dan sekaligus merupakan kesempatan,” kata Isabel Seet [18] kepada Straits Times. Mata kuliahnya

berjudul: “Memahami Hubungan:Cinta dan Seks” dengan pengajar dari Social Development

Unit, lembaga pendorong perjodohan. Lembaga ini berdiri sejak Oktober 2007, dan mengajari

orang cara memahami dasar-dasar hubungan antar-sesama manusia. Kasihan juga ya, untuk hal-

hal yang naluriah saja, Singapura agak kerepotan. Mungkin benar, uang ternyata bukan segalanya.

Apalagi uang asal Indonesia, yang ternyata memakmurkan Singapura. Hmm…

Sumber: www.kompas.com

Banyak cara yang digunakan seorang

politisi untuk mengambil hati rakyatnya.

Itulah yang dilakukan Presiden Perancis

Francois Hollande.

Bukan janji peningkatan ekonomi atau

penambahan lapangan kerja yang diumbar

Hollande untuk rakyatnya. Dia justru

menjanjikan program pendidikan baru yang

di dalamnya termasuk menghapus pekerjaan

rumah.

"Pekerjaan sekolah seharusnya dikerjakan

di sekolah dan bukan di rumah. Penghapusan

ini untuk menciptakan kesetaraan pendidikan

karena banyak anak yang tak mendapat

bantuan di rumahnya," kata Hollande

menerangkan alasannya ingin menghapus

pekerjaan rumah.

Hollande juga menyarankan untuk

mengembalikan lagi hari sekolah menjadi empat

setengah hari. Kini sebagian besar sekolah di

Perancis menerapkan empat hari sekolah. Selain

itu, Hollande juga mengusulkan untuk

PERANCIS BERENCANA HAPUS PR SEKOLAH

MAHASISWA BERPACARAN

mereduksi jumlah siswa

tidak naik kelas,

meningkatkan kualitas

guru, pendidikan

anak usia dini di

kawasan miskin, dan

mencari jalan untuk

mengurangi angka

siswa yang

membolos.

S e t e l a h

terpilih dalam pemilihan presiden Mei lalu,

Hollande yang berhaluan sosialis berjanji untuk

menjadikan pendidikan fokus utama dalam

masa jabatan lima tahunnya.

Jika Perancis benar-benar menghapuskan

pekerjaan rumah siswa sekolah, dipastikan

banyak anak-anak di seluruh dunia yang iri

kepada anak-anak Perancis. Apalagi anak-anak

Indonesia.

Sumber: www.kompas.com

Info Info Info Info Info

Page 33: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 33

Apa yang dilakukan Abraham ini sangat

terkenal sehingga ia di sebut sebagaibapa orang beriman. Ia taat kepada

panggilan Allah sekalipun belum mengetahuidengan jelas.

Bagi Abraham, orang beriman bukansekedar label, tapi harus serius terhadappanggilan Tuhan itu. Ia tidak hidup sepertikebanyakan orang yang lebih menurutikehendak orang tua atau dirinya untukmeneruskan usaha keluarga, menjadi kaya,tersohor, hidup enak dan terpandang. TapiAbraham memilih untukhidup sesuai denganpanggilan atau kehendakTuhan.

Mengapa Abraham

m e n g u t a m a k a n

panggilan Tuhan?

Mengapa ia tidakutamakan kehendak or-ang tuanya yang mungkinmengharapkan dia dankeluarganya tetap tinggaldi Ur Kasdim, mewarisitanah dan usaha orangtuanya? Kenapa iamemilih untuk lebihmenaati panggilan Allahuntuk tinggalkan Ur Kasdim ke tempat yangdijanjikan Tuhan? Padahal Tuhan belummemberitahu dia dimana dan seperti apatanah yang dijanjikan itu.

Alkitab hanya menulis bahwa “Karenaiman Abraham taat.” Jadi alasan ia lebih

mengutamakan panggilan Tuhan bagi masadepan hidupnya yaitu karena imannya kepadaTuhan. Kok bisa ya? Berapa banyak orangsekarang yang mengutamakan kehendak Tuhanbagi hidupnya (pemilihan karir dll.)? Mengapaiman Abraham berdampak demikian, kenapakebanyakan orang tidak seperti dia? Imanseperti apa yang Abraham miliki sehingga iabisa mengutamakan panggilan Allah bagi masadepan hidupnya?

Walau kita tidak tahu pasti, tapi dari ayatberikutnya kita bisa menemukan beberapa

petunjuk kenapa iamemilih untuk taatkepada panggilan Allah.Salah satunya yaitukarena ia percaya bahwakehendak Allah jauhlebih baik (tidak sedikitlebih baik) dari kehendakdirinya bahkan darikehendak orang tuanya.Ia mungkin menyadariakan keterbatasanpemikirannya dan Allahsebagai pencipta tentumemiliki rencana yanglebih mulia dan bernilaikekal. Sekarang banyakorang (termasuk orang

“kristen”) yang tidak percaya bahwa kehendakAllah lebih baik dari rencana dirinya ataukehendak orang tua mereka. Maka merekamemilih untuk hidup menurut kehendak danrencana diri atau orang tua mereka.Seharusnya, jika beriman kepada Allah maka

FIND AND COMMIT TO YOUR CALLINGIr. Tadius Gunadi, M.C.S.

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan

diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat

yang ia tujui”(Ibr. 11: 8)

Sekarang banyak or-ang (termasuk orang“kristen”) yang tidakpercaya bahwa kehendakAllah lebih baik darirencana dirinya ataukehendak orang tuamereka. Maka merekamemilih untuk hidupmenurut kehendak danrencana diri atau orangtua mereka.

Untaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman Tuhan

Page 34: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

34 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

kita percaya bahwa rencana Allah lebihbaik daripada rencana kita.

Selain itu, saya dugakebanyakan kita kurang maumemilih hidup sesuai kehendakatau panggilan Allah karenaberpikir itu pilihan untukhidup menderita, miskin,dan hina. Karena itu, kitamemilih hidup sesuai denganrencana diri atau orang tuakita yang mengutamakankesuksesan secara profesi danmateri, serta kebahagiaankeluarga.

Kita harus menguji:Apakah benar jika kitamemilih hidup sesuai panggilanTuhan maka berarti kita memilihhidup menderita, miskin, danhina? Kalau kita lihat hidupAbraham, maka yang terjadisebaliknya. Di awal mungkin hidupnya lebihmiskin dan kurang terpandang, tapi makintahun hidupnya makin kaya, makmur danterpandang. Usaha peternakannya makinberkembang, sehingga ia tidak hanya memilikiternak yang sangat banyak tapi juga pekerja yangcukup banyak. Di akhir hidupnya ia sudahhidup seperti seorang raja yang disegani dandihormati banyak orang.

Sebaliknya hidup yang tidakmengutamakan kehendak dan panggilanTuhan di awal bisa kelihatan sangat enak danmakmur. Tapi dengan berjalannya waktu bisamenjadi tidak mempunyai apa-apa. Sepertiyang kita lihat pada Lot, keponakan Abraham.Demikian juga orang masa kini yang memilihuntuk mengutamakan kekayaan bisa kelihatankaya tapi sebenarnya hidup dengan banyakhutang. Dan kita bisa lihat dokter-dokter yangmenaati kehendak dan panggilan Allah di awalmungkin susah dan sederhana. Tapi dengankerja yang baik maka pasiennya tambah banyaksehingga pemasukan uang atau hartanya juga

jadi tambah banyak. Belum lagiketurunannya yang diberkati Tuhan.

Tetap taat sekalipun seperti

tidak masuk akal

Dalam menekunipanggilan Allah ternyatatidaklah mudah. Abrahambahkan alami berbagaisituasi yang tidak masuk akal.Tapi ia tetap taat, kenapa?Mari kita lihat 3 pengalamanAbraham:

1. A b r a h a mdijanjikan tanah dimana

keturunannya akan tinggal.Ternyata di tanah itu berkali-

kali alami kemarau yang panjangyang menyebabkan mereka harus

mengungsi ke tempat bahkan negaralain. Namun positifnya tanah itu

membuat dia mengharapkan tanah airyang lebih baik yaitu tanah air Sorgawi.Demikian juga kita, yang mencoba menaatipanggilan Tuhan untuk melayani di RStertentu atau RS misi di daerahpedalaman harus siap menghadapiberbagai kejadian yang membuat kitadiawal bisa bertanya, apakah saya tidaksalah memutuskan? Jangan-janganpanggilanTuhan bukan di tempat ini. Koksulit sekali survive di tempat ini? Saransaya, jangan cepat-cepat menyimpulkandemikian. Sebab kemanapun andadipanggil, maka anda akan alami halseperti yang dialami Abraham. Hal iniuntuk menyadarkan kita bahwa Tuhansedang menyediakan tempat yang lebihbaik ke depan. Sehebat apapun tempatanda, kita masih hidup di dunia yang fana.

2. Ia dan isterinya, Sarai, juga dijanjikan akanmempunyai keturunan yang tidaktanggung-tanggung yaitu sebanyak bintang

Untaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman Tuhan

Page 35: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 35

di langit atau pasir di pantai. Tapi, denganlewatnya tahun seorang anakpun tidakmereka miliki. Dimana janji Tuhan ya?.Tapi dikatakan bahwa Abraham sekalipunsesekali ia mulai tidak sabar dan bahkanmungkin meragukan Allah tapi akhirnyatetap percaya kepada Allah, bahwa Ia setiamenepati janji-Nya. Akibatnya sekalipunmereka sudah sangat tua dan secara medis,mustahil mempunyai anak, akhirnya, apayang dijanjikan Tuhan itu terjadi. Merekamemiliki anak dimasa tuamereka. Saya kira kitapunsering akan alami janji-janji Tuhan yangsepertinya tidak digenapidi awal bahkan sampaikita sudah tua. Namunkita jangan melangkahitindakan Allah karenaketidak sabaran kita,sebab hal itu sering akanmenimbulkan dampaknegatif yang tidak kecil. Sebaliknya marikita sabar menantikan Tuhan, bahwa Iamembuat segala sesuatu indah padawaktu-Nya (He makes all thing beautiful in

His time).

3. Perintah Allah agar Abrahammempersembahkan Ishak, anaknya, jugaterlihat sangat tidak masuk diakal. Allahsepertinya bercanda atau tidak serius.Mana mungkin Ishak harusdipersembahkan, bukankah janjiketurunan Abraham yang akan sangatbanyak seperti bintang di langit itu akanmereka peroleh melalui Ishak bukanIsmael? Bukankah perintah ini terlihatkontradiktif dengan kata-kata Allahsebelumnya? Mungkin jika Abrahamberontak dan tidak mau menaati perintahini akan mudah kita maklumi. Namunkita tercengang melihat bagaimanaAbraham menaati perintah ini. Apakah

ia sudah gila? Kehilangan akal sehat? Tidakbisa berpikir jernih lagi seperti para terorisyang telah dicuci otaknya? Sama sekalitidak. Sebab karena imannya, ia percayabahwa Allah berkuasa membangkitkanIshak dari antara orang mati, dan setelahitu ia akan memberi keturunan sepertiyang dijanjikan Tuhan. Saya jadi terkesimadengan iman Abraham yang memilikikecerdasan yang luar biasa itu. Kenapa?Sebab pada waktu itu belum ada kejadian

dimana orang yang matidibangkitkan. NamunAbraham bisa berpikir begitukarena ia sudah alami hal-halyang mustahil seperti merekabisa punya anak dimasa tuamereka. Saya kira hal itumembuat ia percaya bahwatidak ada yang mustahil bagiAllah!

Demikian juga sebagaidokter yang mau hidup menaati panggilan dankehendak Tuhan, harus memiliki iman bahwatidak ada yang mustahil bagi Tuhan, sehinggakita bisa tetap taat sekalipun harus menghadapihal-hal yang kelihatannya tidak masuk diakaldi masa kini maupun yang akan datang.

Ir. Tadius Gunadi, M.C.S.

Alumni Fakultas Tehnik Elektro UKI Jakarta

Master of Christian Studies ( MCS) Regent

College, Vancour Canada

Sebagai Staf Senior Perkantas Nasional dan

Pembicara , Mentor bagi

pelayanan Mahasiswa dan Alumni.

... mari kita sabarm e n a n t i k a nTuhan, bahwa Iamembuat segalasesuatu indahpada waktu-Nya

Untaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman Tuhan

Page 36: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

36 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Orang Pancana, dikenal juga sebagaiorang Kapontori. Tercatat, populasimereka ada sekitar 15.000 jiwa. Mereka

tinggal di sebelah selatan pegunungan Mekongayang terletak di propinsi Sulawesi Tenggara. Kalaumencermati bahasa mereka, menunjukkanadanya hubungan yang kuat antara orang-or-ang Pancana, orang Cia-Cia dan orang Muna.Kebudayaan orang Pancana tampaknyadipengaruhi oleh tetangga-tetangga mereka –orang Muna, Bingkokan, dan Maronene.

Mata pencaharian utama orang Pancanaadalah bertani, dengan hasil utamanya jagung.Selain itu, mereka juga menanam ubi, tebu,sayur, tembakau, dan kopi.

Orang Pancana mengerjakan lahanberpindah, terutama karena mereka tidak bisamemelihara kesuburan tanah tempat merekabercocok tanam akibat metode pertanian yangtidak sesuai. Tanah pertanian baru dibukadengan menebang pohon-pohon danmembakar ranting-rantingnya.

Rumah-rumah mereka terpencar di tanah-tanah yang telah disiapkan untuk pertanian.Rumah-rumah dibangun di atas panggungsetinggi 1,5-2 meter. Orang Pancana membuatrumah dengan atap tinggi dari daun-daunan.

Kebanyakan kelompok-kelompokmasyarakat di Sulawesi mengenal perbedaantingkatan kelas sosial. Pengelompokkan ituantara lain: bangsawan, kelas menengah, danorang biasa. Setiap tingkatan kelas memiliki adatistiadat sendiri. Hak istimewa memiliki tanahdiputuskan oleh dewan penasihat desa, yang

memiliki otoritas tak bersyarat atas seluruh tanah.Garis keturunan orang Pancana adalah

patrilineal. Dalam pernikahan orang Pancana,mempelai pria membeli mempelai wanita. Hargaitu ditentukan status sosial mempelai pria didalam masyarakat. Semakin tinggi statusnya,semakin tinggi pula ia harus membayar. Sebelumpernikahan, calon suami harus menjalani masapercobaan oleh keluarga calon isteri. Persyaratanini menjadi penyebab utama banyaknya kawinlari. Poligami adalah hal yang biasa di kalanganbangsawan, tetapi jarang lagi dipraktekkan.

Hampir semua orang Pancana menganutIslam Sunni. Namun demikian, kepercayaantradisional dan animisme memiliki perangpenting dalam kehidupan mereka. Seringkaliterlihat, bagaimana mereka menggunakandukun untuk berbagai hal, sepertimenyembuhkan penyakit, mengutuki musuhdan minta keberuntungan.

Mengabaikan pasienOrang Pancana atau orang Kapontori itu

sering mengeluh mengenai pelayanan pegawaipuskesmas yang selalu mengabaikan pasiennya.

Di kecamatan Kapontori, meskipunpegawai puskesmasnya ada 16 orang termasukpetugas pustu, namun pegawai yang lain tidakdapat melayani pasien karena bukan profesinya/sebagai pegawai umum. Apalagi kalaumasyarakat memanggil perawat yang saat itubertugas atau piket datang periksa ke rumahnya,maka siapa yang ada di puskesmas.

Kepala Pusekesmas sendiri mengakui kalaumemang pegawainya kurang disiplin denganwaktu dan terlambat melayani pasien.Dibutuhkan, lebih banyak sarana medis, klinik-klinik dan tenaga medis untuk memperbaikilayanan kesehatan masyarakat.

Doakan agar suku Pancana mengenal Al-lah yang benar di dalam Kristus. Amin.

Sumber: Profil Suku-Suku Yang Terabaikan-PJRN/*tnp

Dari Suku ke SukuDari Suku ke SukuDari Suku ke SukuDari Suku ke SukuDari Suku ke Suku

Suku Pancana:

MENJALANI MASA PERCOBAAN

Page 37: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 37

Pelayanan Medis Nasinal ( PMdN ) Perkantas

• Bersyukur untuk pelaksanaan KampMedis Nasional Alumni ( KMdNA IX )2012 dengan Tema Find and Commit toyour Calling yang telah terlaksana denganbaik pada tanggal 5 – 8 Juli 2012 persertadapat diingatkan kembali, komit terhadappanggilannya dan setia pada panggilannyasebagai dokter , dokter gigi dan perawatdan juga peserta diberkati lewat kampini.

• Bersyukur untuk pelaksanaan KonsultasiNasional Pelayanan Medis pada tanggal30 – 31 Juli 2012 yang diikuti oleh stafMedis dari setiap daerah dan juga orangkunci pelayanan di setiap kampus , telahberlangsung dengan baik , PMdNmendapatkan gambaran tentang kondisipelayanan medis di kampus kampus dankota kota seluruh Indonesia .

• Peserta dapat belajar dari keberhasilandan kegagalan masing masing PMK , siapmenghadapi perubahan , mengetahuibagaimana seharusnya mengelola PMK

• Bersyukur untuk pelaksanaan KampMedis Nasional Mahasiswa ( KMdN)Mahasiswa XVIII

• dengan tema Christian Doctors : Devotedto doing what is good. Yang dilaksanakanpada tanggal 31 Juli – 05 Agustus 2012telah berlansung dengan baik.Peserta diperlengkapi sebagai calon dokter & doktergigi juga perawat untuk menjadi tenagamedis yang mengabdikan hidupnya untukberbuat baik.

• Bersyukur untuk buku Mission Possibleyang telah terbit dan launching pada saatKamp Medis Alumni , buku ini adalahsatu program dari Divisi Misi PMdN yangselama 2 tahun tertunda naik cetak danakhirnya boleh terbit pada tahun ini ,

berdoa kiranya buku ini dapatmenginspirasi setiap pembaca bagaimanabermisi melalui dunia medis.

• Bersyukur untuk Follow Up MagangMMC -7 yang sudah terlaksana denganbaik,

• dr.Shelly Franciska tgl 12 Mei – 12 Juni2012 di Puskesmas ChristopherusTumbang Marikoi Kalimantan Tengah ,dan kemudian tgl 16 Juni – 16 Juli diRSUB Serukam Kalimantan Barat

• dr. Herdaru Pramudito tgl 16 Juni – 19Agustus di Pengembangan KesehatanMasyarakat Desa ( PKMD ) BethesdaSerukam.

• Mereka di pertajam dengan Misi , danmenikmati pengenalan akan Allah ,belajar tentang kasih, belas kasihan,kemurahan dan kerendahan hati ,bersukacita dan terus berjalan bersamaTuhan

• Berdoa untuk Pelayanan Misi diklinikHohidiai desa Kusuri Halmahera olehdr. Kristo Kurniawan kiranya pelayanaandisana sebagai dokter dapat membantumasyarakat dan juga menjadi berkatdisana , ini adalah satu Program DivisiMisi PMdN yaitu Young Mission Doctordoakan kiranya setelah dr. Kristo ada yangterbeban lagi untuk mengikuti jejak dr.Kristo selama setahun lebih di KlinikHohidiai menjadi Young Mission Doctor.

• Berdoa untuk pelaksanaan MMC – 8 yangakan diadakan pada tanggal 17 Februari2013 – 28 Februari 2013 , berdoa untukperekrutan calon calon MMC - 8 , kiranyaTuhan mempersiapkan setiap hati yangterbeban mengikuti MMC – 8 ini , danjuga berdoa untuk setiap persiapanPembicara & Mentor baik dari luar negerimaupun dalan negeri .

Ter opongTe r opongTe r opongTe r opongTe r opong

POKOK DOA PELAYANAN MEDIS

Page 38: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

38 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

• Berdoa untuk Pra Raker PMdN tanggal14 Oktober 2012 kiranya setiap programyang kan di evaluasi dilaksanakan lagidengan lebih baik dari masing masingDivisi.

• Berdoa untuk Raker PMdN yang akandilaksanakan pada tanggal 10 dan 11Nopember 2012

• kiranya setiap Pengurus PMdN dapathadir sehingga program 2013 dari setiapDivisi boleh juga dilaksanakan denganbaik .

Pokok Doa PMKK Undip Semarang

• Bersyukur untuk rapat kerja PMKK yangsudah dilaksanakan tanggal 5-6 Septem-ber 2012. Berdoa untuk setiap programyang sudah direncanakan oleh BPH dansetiap departemen agar dapatdilaksanakan dengan baik dan menolongtiap pribadi keluarga PMKK untuk terusbertumbuh di dalam Tuhan dandipersiapkan serta diperlengkapi untukmenjadi dokter yang memiliki hati untukTuhan.

• Bersyukur untuk training CPKTB (CalonPemimpin KTB) yang diadakan tanggal 8-9 September 2012 di Impact Center Boja.Berdoa untuk Ine, Filia, Lala, Angel, Su-san, Ika, Indri, Tita, Elsa, Dina, Alex, Alandan Ryan yang memberi diri untukmenjadi gembala bagi 32 mahasiswa baruangkatan 2012. Berdoa agar Tuhansendiri yang memberikan kekuatan danpertolongan dalam membimbing adik-adik dalam kelompok KTB.

• Berdoa untuk rangkaian acara HUTPMKK ke-32, malam amal + gatheringalumni tanggal 12 oktober 2012, baktisosial (Pengobatan masal, penyuluhan danpasar murah) di desa Tegowanu –Mranggen, Jawa tengah tanggal 4 Novem-ber 2012.

• Sudah kurang lebih 2 tahun ini PMKK

tidak lagi memiliki fasilitas ruangsekretariat/basecamp di kampus. Berdoabagi kerinduan PMKK untuk memilikibasecamp “KEMAH LUKAS”, supaya adasatu tempat untuk berkoordinasi, menatainventaris pelayanan dan berharap dengandemikian PMKK dapat melayani denganlebih maksimal.

• Berdoa untuk study setiap keluargaPMKK, terkhusus pengurus dan parapemimpin KTB. Berdoa untukkesungguhan hati dalam mengikuti setiapproses pembelajaran dan berdoa agarditengah padatnya jadwal perkuliahandan tugas yang harus dikerjakan, dapatmembagi waktu, hati dan tenaga untukmengerjakan pelayanan di PMKK.

• Bersyukur untuk terbitnya PMKK News-letter edisi ke-2, kerinduan PMKK untukberbagi dengan alumni di seluruh Indo-nesia dan bersama-sama mengerjakanpelayanan ini, mempersiapkan dokterkristen yang hidup bagi kemuliaan Tuhan.

Pokok Doa Pelayanan Medis Di Malang

• Perintisan PMK medis di Stikes Maharanimalang, menemukan partner yang punyakerinduan yang sama untuk merintis PMKmedis di Stikes Maharani Malang, sertakerinduan para mahasiswa baru untukbersekutu dan berdoa bersama di tengahpadatnya jadwal kuliah.

• Berdoa juga untuk Pengabaran Injil untukmahasiswa baru di PMK FK bulanOktober ini, sehingga boleh Tuhan berkatidan sertai

• KTB - ktb baru yang akan terbentuk darimahasiswa baru, supaya melalui kelompokkecil ini, Tuhan boleh ijinkanpertumbuhan rohani dari kakakpemimpin KTB, maupun adik KTB

• Bersyukur untuk kehadiran PMK FK diUB yang pada bulan oktober ini sudahberumur 30 tahun, kami rindu, PMK FK

Ter opongTe r opongTe r opongTe r opongTe r opong

Page 39: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 39

boleh terus Tuhan bentuk sesuai denganvisinya yaitu "Menjadi tenaga medis yangmisioner dan profesional"

• Kesatuan hati para pelayan-pelayan diPMK FK Universitas Brawijaya

Pokok Doa Medical Prayer Fellowship (MPF)Manado

Bersyukur untuk anugerah Tuhan yangtelah menyertai dan memberkati PelayananMPF (Medical Prayer Fellowship) Manadohingga memasuki tahun pelayanan yang ke-33tahun, yang ibadah syukur perayaan ulangtahunnya telah dilaksanakan pada tanggal 7Agustus 2012. MPF Manado boleh dikatamerupakan salah satu bentuk “follow up” dariKamp Medis Nasional Perkantas ke-1, tahun1979 di mana beberapa orang Mahasiswa FKUnsrat yang ikut pada saat itu membentukpersekutuan doa mahasiswa medissekembalinya mereka dari KMdN tersebut.Salah satunya adalah Prof. dr. Herry Pandeleke,SpKK (K) yang hingga saat ini terusmendampingi para pengurus MPF Manadosebagai Penasehat dan Pembina. Saat inipelayanan MPF Manado melayani mahasiswaFK dan FKM Unsrat dan juga alumni medis(dokter), dengan kegiatan pelayanan antaralain KTB, persekutuan ibadah raya, Samari-tan mission, dan ibadah persekutuan alumni.Pada saat Kamp Medis Nasional AlumniPerkantas pada bulan Juli 2012 yang lalu adabeberapa alumni MPF Manado yang mengikutisebagai peserta.Bersyukur:• Pertemuan follow up KMdN-alumni

2012 yang boleh terlaksana selama bulanAgustus-September 2012 (sebanyak 4xpertemuan).

• Pelaksanaan program Samaritan Missionske desa Serei di Kec. Likupang Kab.Minahasa Utara pada akhir bulanAgustus yang lalu, yang diikuti olehmahasis, Ko-ass, dan alumni MPF

Manado.• Kesempatan share beban pelayanan misi

yang boleh dilaksanakan teman-temanalumni ex-peserta KMdN-alumni 2012dengan Penasehat dan alumni-alumniMPF Manado lainnya selama periodeAgustus-September 2012.

• Beberapa agenda bersama, alumni &mahasiswa MPF Manado, yang bolehdisepakati dalam pertemuan 14 Septem-ber 2012 lalu, antara lain pelaksanaanGathering Misi Medis yang disatukandengan Christmas Camp pada bulanDesember 2012, dan juga program RetretMisi Medis khusus untuk Ko-Ass.

Doakan:• Pertemuan Tim Follow Up KMdN-

Alumni 2012 setiap hari Jumat minggu-Ibulan berjalan agar Txim tetap setia danrindu untuk bertemu dan salingmenguatkan untuk mewujudkan visibersama.

• Kerinduan alumni-alumni untukmembangun kembali relasi dan fellowshipdengan adik-adik mahasiswa FK yangsempat menjauh selama ini oleh karenaberbagai kesibukan tugas masing-masing.

• Penyusunan SOP Program PengutusanTenaga Medis alumni MPF Manado untukbermisi ke daerah-daerah yangmembutuhkan di Indonesia.

• Kerinduan untuk semakin mengaktifkanibadah persekutuan alumni medis MPFManado yang dilaksanakan setiap mingguke-4 bulan yang berjalan.

• KTB-KTB Mahasiswa yang sedang berjalanagar kerinduan para pemimpin dananggota KTB untuk belajar Firman Tuhanboleh dipelihara.

• Ibadah persekutuan alumni MPFManado yang akan dilaksanakan padatangga 29 September 2012 bertempat diBagian Neurologi RS. Prof. KandouMalalayang, dengan tema “Messenger of

God”

Ter opongTe r opongTe r opongTe r opongTe r opong

Page 40: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

40 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Melalui fesbuk, teman saya cerita. Ada

dokter yang penghasilannya hanya 1

juta per bulan. Ada dokter yang

kemana-mana naik angkot. Ada dokter yang

resign dari RS setelah gaji yang diterima ternyata

tidak sesuai dengan kontrak. “Macam buruh

pabrik saja,” pikir saya.

Teman saya itu, awalnya, menceritakan

adiknya yang sedang bimbang menentukan

jurusan kuliah. Kedokteran merupakan salah

satu jurusan kuliah yang kemungkinan akan

dipilihnya. Oleh sebab itu si kakak menanyakan

kepada saya, ‘gimana kuliah di kedokteran,

prospek dokter, ngapain aja setelah lulus.

Dengan pemahaman saya yang terbatas,

dan hasil nanya-nanya dengan dokter,

mulailah saya mengomentari teman saya itu.

Kedokteran hingga saat ini masih menjadi

salah satu jurusan favorit di negeri kita. Bahkan

UI sampai membuka jalur internasional. Bagi

orang tua, adalah suatu kebanggaan anaknya

lulus menjadi dokter. Ada juga yang beralasan

biar saat tua ada yang merawat. Bagi peminat

kedokteran sendiri, kedokteran dianggap

memberikan skill agar mereka bisa bekerja.

Meski tidak praktek di rumahsakit, klinik atau

bekerja di instansi lain, bisalah untuk hidup

dengan hasil dari praktek sendiri.

Banyak orang menganggap, kalau jadi

dokter itu enak. Mungkin yang kebayang di

matanya dokter-dokter spesialis yang tampak

cantik, gagah dan ‘terawat’ dan

bersiliweran di rumah sakit

dengan dengan jas putihnya.

Apalagi menghitung-hitung

penghasilan dokter spesialis yang

mencapai ratusan ribu untuk 1x

pemeriksaan.

Memang melihat dari arah

pertanyaan kawan saya, pada

akhirnya sebenarnya UUD

(Ujung-ujungnya Duit). Saya sih

tidak alergi sama duit (amit-amit

deh kalo alergi). Tapi, jangan

minta langsung kaya dong.

Sementara itu, teman saya

yang sudah jadi dokter menceritakan

pengalamannya. Ia diterima di Kedokteran

Umum UI tahun 1997. Waktu itu, iuran

sukarela cuma 3 juta, itu pun bias ditawar.

Uang semesteran hanya 1,5 juta. Bandingkan

dengan saat ini dimana uang masuk antara

puluhan hingga ratusan juta. SPP per semester

juga mencapai puluhan juta. Hal itu

berlangsung hingga lulus, yaitu minimal 6

tahun. Bila dibandingkan dengan jurusan lain

yang bisa 4 tahun, kedokteran umum makan

waktu lama.

Setelah lulus, berlomba-lomba mencari

pekerjaan dengan melamarke RS, klinik-klinik,

menjadi pengajar, menjadi PNS, ikut PTT,

menjadi dokter perusahaan / pabrik, ada yang

berdikari membuka usaha sendiri, ada yang

bekerja paruh waktu di media

cetak….(apalagiya?). Jangan dikira bekerja di situ

Antar KitaAntar KitaAntar KitaAntar KitaAntar Kita

DOKTER IDENTIK DENGAN KAYA? Thomas Nelson P.

Page 41: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 41

langsung kaya ya. Apalagi di Jakarta dengan

biaya hidup mahal. Kalau di daerah-daerah

kaya, seperti Riau, Maluku, Batam, bolehlah

bermimpi habis PTT langsung bisa nabung

untuk sekolah lagi. Kalau di Jawa, kalau tidak

dapat sokongan dari orang tua, mustahil

sekolah lagi. Kecuali, si dokter punya bisnis yang

menghasilkan.

Bila seorang dokter berpraktik sendiri

dengan biaya berobat yang murah ( misalnya

25 - 30 ribu / pasien + obat ), artinya dia

tidak mampu membayar dokter pengganti

bila dia berhalangan jaga. Karena dokter

hanya mendapat 10 ribu-an per pasien.

Terus gimana kalau lulus langsung

sekolah lagi? Ambil

spesialis?

Hari gini sekolah

spesialis senilai

dengan harga

satu rumah.

Ratusan juta.

Penge luaran

terbesar bukan

dari sumbangan

dan SPP, justru

dari pengeluaran selama

sekolah. Itu juga kalau

diterima. Saingan

spesialis ketat dan sering

berbau nepotisme.

Beban makin

bertambah untuk seorang

ibu rumahtangga. Bakal a d a

krisis hubungan suami- i s t r i .

Bagaimana tidak? Saat s e k o l a h

spesialis, paling tidak ada 8x per bulan

dia tidak pulang ke rumah. Jaga malam.

Bayangkan, anda - anda yang bekerja dan kuliah

lagi, itu saja sudah membuat capek. Padahal

masih pulang kerumah. Ini, sudah sekolah,

mungkin masih harus kerja sambilan, masih

harus jaga malam lagi. Akibatnya, suasana

Antar KitaAntar KitaAntar KitaAntar KitaAntar Kita

rumah tegang. Keluarga kurang diperhatikan.

Bohong, bila rumahtangga dan pekerjaan

berjalan seimbang. Akhirnya, ada 1 yang harus

dikalahkan.

Begitu keluar spesialis, tidak langsung

mulus. Cari tempat praktek hingga ke pelosok -

pelosok yang jauh dari rumah. Sudah biasa itu

rumah di Depok, praktik di Serpong, atau di

Cikarang. Karena rumahsakit di kota

umumnya sudah terisi. Kalau pun belum,

umumnya lebih mengutamakan kawan-

kawan, jaringan, atau kerabat.

Kalau sudah jadi spesialis

ngetop, pasien ngantri panjang.

Belum lagi pasien rawat inap yang

harus divisite. Akhirnya, pulangnya

bisa jam 11 malam, bahkan dinihari.

Setiap hari. Pertama-tama sih

senang. Bangga punya banyak

pasien. Tapi lama-lama ya

enek.

Dari cerita

teman-teman saya

itu, saya belajar,

bahwa rejeki sudah

ada yang mengatur.

Sudah hukum alam,

bahwa kesuksesan

tidak mungkin diraih

sekonyong-konyong tanpa

usaha. Di belakang cerita sebuah

kesuksesan pasti ada cerita kerja

keras, disiplin, ketekunan, dan

kegagalan.

Saat saya bertemu dokter

y a n g terlihat mapan, sebenarnya, di

belakangnya terdapat sejuta cerita

pengorbanan dan air mata yang telah dilalui.

Jadi, dokter tidak identik dengan kaya.

Page 42: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

42 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012

Segenap Redaksi Majalah Samaritan, Pengurus dan StafPelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

mengucapkan:

SELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUN

dr.Ronaningtyas Maharani (Rona) 01 Julidrg.Herlina Sutanto T 2 Julidr.Katherine Bangun 4 Julidr.Rosdiana Hernawati Silaban 05 Julidr.Metha 07 Julidrg.Riani Suhendra 9 Julidr.Alhairani K.L.M. Mesa 9 Julidr.Ricky J.Pardede 10 Julidr.Yuliana Siajadi 11 Julidr.Dumaria R. Damayanti 14 Julidr.Julia K.Kadang, SpA 17 Julidrg.Hotlin Judika Romana 19 Julidr.Helmawati Perangin – Angin 20 Julidr.Eka J. Wahjoe Pramono 27 Julidrg. Julvan G.M. Nainggolan 27 Julidr.Samuel Halim 29 Julidr.Poniman 1 Agustusdr.Bambang Budi Siswanto, Sp.J 2 Agustusdr.Agustina Puspitasari 2 Agustusdr.Ronald Jonathan,MSc. 03 Agustusdr.Ronald Jonathan,MSc. 03 Agustusdr.Lineus Hewis, SpA 4 Agustusdr.Sulastri C. Panjaitan 04 Agustusdr.Sunoto Pratanu, SpJP, FIHA 04 Agustusdr.Widodo L. Tobing 06 Agustusdrg.Lydiana 8 Agustusdr.Kusnadi 11 AgustusDr.Emanuel Wantania 13 Agustusdr.Maudy Lumenta 15 Agustusdr.Intan Renata Silitonga 16 Agustusdr.Cherry Chaterina Silitonga 16 Agustusdr.Leonard A. Laisang, SpB 17 Agustusdr.Agustina 18 Agustusdr.Antonius S. Sandi Agus 19 Agustusdr.Agus D N Kaunang,SpOG 19 Agustusdrg.Dewi H.Pramono,SpPros 20 Agustusdr.Martin Rumende, SpPD 24 Agustusdr.Ariyanti Yusnita 24 Agustusdr.Agus Prasetyo 26 Agustus

Ulang TahunUlang TahunUlang TahunUlang TahunUlang Tahun

Page 43: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012

Komitmen Terhadap Panggilan 43

drg.Prisillia Paseru 27 Agustusdr.Lydia Pratanu, MS 28 Agustusdr.Vera Marietha M.R 28 Agustusdr.Viviana 29 Agustusdr.Ralf Richard Pangalila 29 Agustusdr.Irene Hintan putung 29 Agustusdr.Helen A. Manoe,SpM 01 SeptemberDR.dr.Dwidjo Saputra,SpKJ 04 Septemberdr.Suga T.Anggawidjaja, Sp.PA 06 Septemberdr.Patricsia M 06 Septemberdr.Herdiana Elisabeth 06 Septemberdr.Elisa (Ica Lau) 06 Septemberdrg. Dewi Ruth,SKG 07 Septemberdrg. Melki 08 Septemberdr.Theresia Shanty Kayama 11 Septemberdr.Etha Rambung 12 Septemberdr.Dewi 15 Septemberdr.Eva Karmelia 16 Septemberdr.Risa Nurida M. Siagian 16 Septemberdrg.Nana Anggawidjaja 17 Septemberdrg.Abigail N. V. Saputri 19 Septemberdr.Setiani Muliadikara 20 Septemberdr.Sri Juliani Harjanto 21 Septemberdr.Maria Simanjuntak 27 SeptemberDr.Joviel Simatupang 28 Septemberdrg.Nadhyanto, SpPros 1 Oktoberdr.Herman Gandi,SpA 3 Oktoberdr.Sondang Whita Kristina Tambun 03 Oktoberdrg. MulaB. Hutagaol 05 Oktoberdr.Pua Librana,SpOG 05 Oktoberdr.Karina Samaria 08 Oktoberdrg. Arifianti Nilasari (Anis) 08 Oktoberdr.Ratih Rahayu Astuti Gunadi 8 OktoberProf.DR.dr.Taralan Tambunan 10 Oktoberdr.Filly.M 19 OktoberDR.dr. Mangasa.L Tobing, SpPD 21 Oktoberdr.Franky Zepplin Pasaribu 21 OktoberHelena Ullyartha Pangaribuan,SKM 21 Oktoberdr.Berlian Beatrix Rarome 21 Oktoberdr.Dedi Tedjakusnadi, MARS 23 Oktoberdr.Ristarin Paskarina Zaluchu 24 Oktoberdr.Rosalyn Angeline Manurung 28 Oktoberdr.Saulina Sembiring 28 Oktoberdr.Rica Bunjamin 29 Oktober

Ulang TahunUlang TahunUlang TahunUlang TahunUlang Tahun

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,yang menaruh harapannya pada Tuhan!

[Yeremia 17:7]

Page 44: Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012