Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012
-
Upload
pelayanan-medis-nasional -
Category
Documents
-
view
326 -
download
4
description
Transcript of Majalah Samaritan Edisi 2 Tahun 2012
2 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Judul : Mission Possible “Karya Injil Melalui
Talenta Medis”
Penerbit: Literatur Perkantas
Tahun : 2012
Cetakan: Pertama: vi+120 hlm.
Mission Possible - buku yang baru saja
diterbitkan Literatur Perkantas ini, berisi 12
kisah mengenai tokoh yang berbeda yang
berkiprah sebagai seorang Kristen di ladang
medis, khususnya di negara kita, Indonesia.Buku ini didahului prelude tokoh
Paulus, salah seorang dalam Perjanjian Baruyang perkerjaan misi nya paling gencar danradikal. Di sini juga dijelaskan mengenai“definisi” yang benar dari “misi” danbatasan –batasan “misi” yang kerapkali kita salah untuk mengerti.
12 kisah tersebut tersusunsebagai suatu kumpulan cerita-cerita pendek yang ditulis olehmereka dengan gaya bahasamasing-masing, sesuaidengan penekanan atau bobotyang ingin mereka tekankan.
Kebanyakan, kisah-kisah ini jugadiawali dengan bagaimana dan apa saja aspek-aspek pergumulan yang mereka hadapi sampaiakhirnya membawa mereka kepada misi yangditetapkan Tuhan secara tepat “just for them”untuk mereka.
Kerap kali hal-hal besar yang Tuhanwujudkan melalui hidup mereka dimulai darihal-hal dan kejadian yang sederhana, dandiawali dengan suatu langkah yang “kecil”dengan keberanian akan penyerahan diri yang“besar” dan total.
Banyak bagian dari kisah-kisah ini yangmenekankan pentingya untuk menjadi warnayang berbeda, menunjukkan diri sebagai terangdan garam ditengah kegelapan dankehampaan. Seperti Paulus sebagai “agen misi”
Tuhan pada zaman Alkitab yang mengalamipenderitaan, disesah, dan menderita sakit,beberapa kisah juga menceritakan hal-hal yangsama yang terjadi di pedalaman Papua dandaerah terpencil lainnya. Namun demikianmujizat-mujizat yang sama ajaibnya juga terjadipada tokoh-tokoh ini melalui kuasa doa daniman.
Kisah-kisah ini juga berisi “quotes” baikberupa kalimat ataupun kutipan ayat Alkitabyang terasa begitu tepat mengena pada saat kitamembaca kisah yang sedang diceritakan,sehingga membuat kita lebih memahami dantersemangati.
Beberapa penulis juga terdorong untukmenuangkan curahan hati dan harapan
mereka untuk generasi-generasipembaca buku ini. Sebagianlagi memberikan gambaran
mengenai kebutuhan tenaga-tenaga medis pada bidang yang
mereka kerjakan dan betapaluasnya bidang tersebut untuk
dimasuki oleh generasi-generasi yangbaru. Beberapa kisah mereka, seolah-
olah “memanggil-manggil” kita dengankuat. Inilah salah satu kelebihan dari
tulisan yang dituliskan langsung oleh merekayang mengalaminya.
Demikianlah buku ini sarat akan kisah-kisah inspiratif, yang walaupun belum sempurnasecara tata cara penulisan maupun pengetikan,namun sarat akan makna yang menyadarkankita bahwa para Kristen dokter dan parapelayan medis memiliki banyak sekalikesempatan yang indah untuk mempengaruhipasien serta lingkungan sekitar dengan hal-halyang baik, dan membawa mereka kepadaTuhan. Menggenapi misi dan Amanat AgungTuhan Yesus sendiri ... “Pergilah, jadikanlahsemua bangsa murid-Ku dan ajarlah merekamelakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu.”
Bukan Mission Impossible yang Kita Emban
Resen s iRes en s iRes en s iRes en s iRes en s i
Komitmen Terhadap Panggilan 3
Halo, apa kabar?
Kali ini, Samaritan hadir dengan topik komitmen terhadap panggilan.
Sebenarnya, mau mengajak pembacanya untuk “memikir” ulangapa artiya menjadi seorang Kristen – seorang pengikut Kristus –dalam arti yang sesungguhnya. Jelas, menjadi orang Kristen, bukasemata-mata datang seminggu sekali ke gereja atau memasukkanselembar dua lembar uang dalam kantong kolekte, lalu pulang.
Menjadi orang Kristen – itu berarti seorang dokter telah menyerahkepada kemurahan hati-Nya dan bersedia menjadi pelayan-Nya.Ia telah membuat saya – dokter - menjadi anggota dari rumahtangga-Nya, sehingga sekarang saya telah merupakan hamba-Nya, yang setiap waktu siap sedia untuk menjalankan perintah-perintah-Nya, betapapun berlawanan dengan apa yang hinggakini saya anggap urusan pribadi saya.
Semoga, isi Samaritan kali ini bisa mengajak pembacanya untukmemikir ulang akan komitmennya sebagai seorang dokter. DokterKristen.
Selamat membaca!
Dari Redaksi Dari Redaksi Dari Redaksi Dari Redaksi Dari Redaksi
Redaksi menerima kiriman naskah dari pembaca alumni PMK FK/FKG di
seluruh Indonesia. Tulisan dapat dikirim ke Sekretariat Redaksi melalui
surat, fax, atau e-mail. Redaksi berhak menolak atau mengedit tulisan
yang masuk tanpa mengubah maknanya
Samaritan diterbitkan sebagai saranainformasi dan pembinaan bagi mahasiswa
dan tenaga medis Kristen
Penerbit:Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas
Pemimpin Umum:dr. Lineus Hewis, Sp.A
Redaksi:dr. Grace Lumempouw, Sp.Pros
dr. Lydia Pratanu Gunadi, MSdr. Maria Irawati Simajuntak, Sp.PD- KIC
dr.Eka Yudha Lantang , Sp.ANIr. Indrawaty Sitepudr. Elia A.B. Kuncoro
dr. Edi Tehuteru, Sp.A (K) MHA, IBCLCdr. Maria Ham, Ph.D, Sp
Redaktur Pelaksana:Thomas Nelson Pattiradjawane
Sekretaris Redaksi:Dra. Jacqueline Fidelia Rorimpandey
Alamat Redaksi:Jl. Pintu Air Raya No. 7 Blok C5
Jakarta 10710Tel: 021-3452923 | Fax: 021-352 2170E-mail: [email protected]
FB: Medis Nasional PerkantasTwitter: @MedisPerkantas
Desain sampul: Philip AyusTata letak: Philip Ayus
Percetakan:PT. Digigrafx
Isi di luar tanggung jawab percetakan
Pengganti Ongkos Cetak:Eceran Rp. 12.000,00/eks
(Khusus pembelian di Persekutuan Medis)Di luar itu dikenakan ongkos kirim
Rp. 5.000,00/eks
Harga langganan:Mahasiswa Rp. 68.000,00/tahun
Alumni Rp. 80.000,00/tahunHarga sudah termasuk ongkos kirim
Biaya dapat ditransfer ke:BCA KCU Matraman, Jakarta
No. Rek. 342 256 679a.n. Eveline Marceliana
Bukti transfer mohon dapat dikirim melaluifax atau email dengan nama dan
alamat lengkap pengirim
DAFTAR ISI
5 Komitmen Terhadap Panggilan Hidup
7 Advokasi untuk Perubahan
10 Komitmen Pelayanan Medis di Daerah
Terpencil
13 SJSN dan Rumah Sakit Misi Indonesia
17 Kamp Medis Nasional ( KMdN ) Mahasiswa
XVIII
19 Kamp Medis Nasional Alumni IX
21 Tuhan Memanggil Saya
22 Sekapur Sirih dari Wisma Kinasih
24 Terjawab
24 Allah yang Memanggil Kita
26 “Gak Ompong Lagi…!”
29 Obatku di Dapur
31 “Entrepreneurship” Masuki Dunia
Kedokteran
32 Perancis Berencana Hapus PR Sekolah
32 Mahasiswa Berpacaran
33 Find and Commit To Your Calling
36 Menjalani Masa Percobaan
37 Pokok Doa Pelayanan Medis
40 Dokter Identik dengan Kaya?
42 Selamat Ulang Tahun
Edisi 3 Tahun 2012
4
Foto dan Gambar:
- Koleksi pribadi
- dari berbagai sumber
5Komitmen Terhadap Panggilan
At r i umAt r i umAt r i umAt r i umAt r i um
Toni, sebut saja begitu, adalah seorang
dokter di sebuah rumah sakit. Di
usianya yang ke-26 dan telah tiga tahun
bekerja, Toni sudah berpindah-pindah tempat
bekerja lebih dari lima kali
Akibatnya, ia tidak pernah sempat
menunjukkan kinerja yang baik dan stabil di
rumah sakit atau perusahaan tempatnya
bekerja. Padahal, dahulu Toni adalah seorang
mahasiswa yang berprestasi di kampus.
Berbeda dengan Rino. Meskipun saat
kuliah prestasinya tidak sebaik Toni, namun ia
berusaha mendapatkan pekerjaan di intansi
yang sejak dulu ia idam-idamkan. Setelah ia
diterima, ia berusaha mengerahkan tenaganya
untuk memberikan unjuk kerja yang optimal.
Di tahun ketiga ia bekerja, ia sudah diangkat
menjadi Kepala Bagian.
Komitmen terhadap Semua Panggilan
Hidup
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
menemukan banyak orang muda seperti Toni.
Namun tidak sedikit pula yang seperti Rino.
Apa yang membedakan keduanya? Terlepas
dari baik buruknya suatu perusahaan,
komitmen memainkan peranan amat penting
dalam karir Toni dan Rino.
Apa sebenarnya komitmen? Ada beberapa
definisi komitmen. Komitmen merupakan
dedikasi terhadap pekerjaan; serta konsistensi
atau keselarasan antara sikap, ucapan, dan
tindakan. Adapula yang menyatakan komitmen
sebagai janji untuk mewujudkan sesuatu atau
mengikatkan diri pada suatu hubungan atau
pekerjaan.
Ada beberapa contoh mengenai
komitmen berikut ini:
Komitmen dalam Bekerja
Dalam cerita di atas, Rino memiliki
komitmen dalam bekerja. Seseorang dengan
komitmen yang kuat akan memberikan yang
terbaik untuk pekerjaannya, sekaligus mematuhi
kesepakatan yang telah dibuat antara dirinya
dengan tempat bekerjanya. Dengan kata lain,
ia akan melakukan apa yang disebut “walk the
talk”, yaitu mengerjakan apa yang sudah ia
katakan, sehingga ia menjadi orang yang dapat
dipercaya dan diandalkan oleh orang lain.
Komitmen sebagai Orang Tua
Menjadi orang tua bukanlah suatu tugas
yang ringan. Menjadi ibu rumah tangga
seringkali bagi sebagian perempuan merupakan
tugas yang jauh lebih berat dibandingkan
menjadi wanita karir. Mengapa? Untuk menjadi
ibu dibutuhkan komitmen yang mungkin lebih
kuat, karena di dalamnya harus ada unsur cinta
KOMITMEN TERHADAP PANGGILAN HIDUP
6 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Atrium Atrium Atrium Atrium Atrium
dan kesabaran - dua hal ini mungkin tidak
terlalu dibutuhkan dalam pekerjaan.
Seseorang yang menjalani peran sebagai
ibu atau ayah tanpa didasari sebuah komitmen,
akan menjalani peran tersebut demi
kepentingan diri mereka sendiri, bukan demi
kebaikan si anak. Misalnya, orang tua yang
memiliki komitmen akan mendampingi anak
belajar ketika si anak sedang ujian, demi masa
depan anaknya. Namun orang tua tanpa
komitmen akan menyuruh anaknya belajar,
memarahi anaknya bila mendapat hasil ujian
yang buruk, namun mereka asyik jalan-jalan ke
mal saat si anak berjuang untuk belajar.
Komitmen dalam Hubungan Cinta
Dalam hubungan cinta, komitmen juga
menjadi salah satu faktor penentu jalannya
hubungan tersebut. Ada tiga elemen yang
menentukan “pola” hubungan cinta sepasang
manusia, yaitu : intimacy (elemen emosional
yang meliputi keterbukaan, kehangatan, dan
rasa saling percaya); passion (elemen motivasi,
meliputi ketertarikan fisik seksual), dan com-
mitment (elemen pemikiran yang membuat
seseorang memutuskan untuk mencintai dan
tinggal bersama dengan orang yang dicintai);
(Sternberg, 1984).
Hubungan cinta yang dengan absennya
komitmen hanya akan menjadi sebuah roman-
tic love atau cinta romantis. Cinta seperti ini
hanya dilandasi ketertarikan fisik dan
kebutuhan emosional satu sama lain. Bila
sampai beberapa lama elemen komitmen tidak
juga muncul, maka hubungan cinta jenis ini
akan segera berakhir.
Komitmen sebagai Kunci Sukses
Tanpa disadari, komitmen memegang
peranan penting yang menentukan kunci sukses
seseorang. Komitmen diperlukan dalam
berbagai segi kehidupan kita. Khususnya, dalam
panggilan hidup sebagai dokter. Dengan
memiliki komitmen, kita mampu menjadi
dokter yang dapat dipercaya; dokter yang dapat
diandalkan; dan pribadi yang dapat diteladani.
*/tnp
Komitmen Terhadap Panggilan 7
Dari banyak kegiatan di
bidang kesehatan
masyarakat (publik),
advokasi merupakan kegiatan
yang sangat penting, ditujukan
untuk merubah kebijakan atau
paradigma dari pengambil
keputusan. Perubahan ini
kemudian diharapkan akan
membawa keuntungan bagi
suatu program tertentu demi
kepentingan masyarakat luas.
Banyak teman yang bekerja di
puskesmas saat PTT atau di klinik,
mengeluh - mereka frustasi, saat
masalah program yang akan mereka coba atasi
berada pada otoritas diluar atau diatas mereka,
seperti camat, dinas kesehatan, sektor non
kesehatan, bupati dan lain-lain. Usulan atau
upaya baik yang mereka ingin perjuangkan,
tidak ditanggapi bahkan ditolak oleh
pengambil keputusan. Biasanya ini segera
menimbulkan reaksi dari teman-teman kita,
mulai seperti:”tidak tahu prioritas”, ”tidak
kompeten”,”tidak punya integritas” sampai
pada: ”dikuasai kegelapan”. Sebelum kita ikut-
ikutan menegakkan ”diagnosa” di atas dan ada
baiknya lebih dahulu kita berpikir jernih
tentang kemungkinan masalah yang sebenarnya.
Ada pihak/pejabat yang memang tidak
kompeten dibidangnya atau tidak punya
integritas, namun dari pengalaman saya, yang
sering terjadi adalah bahwa pihak pengambil
keputusan tidak mengerti latar belakang atau
konten ”upaya baik” yang kita usulkan.
Terkadang, penyebabnya adalah soal prioritas
yang lebih tinggi dari ”upaya baik” kita. Bisa
juga dikarenakan kesibukannya, sehingga
”waktu” kita menyampaikan usulan tidak tepat.
Kemungkinan lain adalah memang si pihak
pengambil keputusan belum mengerti
besaran masalah dan impaknya
bagi masyarakatnya, sehingga
tidak tahu prioritas. Namun
dalam kasus ini memang tugas
kitalah untuk memberi
pengertian dan meyakinkan dia
secara ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Hal lain adalah si
pengambil keputusan sudah
mempunyai persepsi yang salah
terlebih dahulu tentang ”upaya
baik” yang kita gagas, sehingga
memang perlu usaha dan penjelasan
yang persuasif yang tidak bisa hanya
sekali saja, namun harus berulang-ulang.
Seorang teman mengatakan ada 3 modal dasar
penting untuk suatu advokasi yang berhasil,
yakni kesabaran, kesabaran dan kesabaran.
Tidak boleh terjadi, dimana kita bosan meng-
advokasi pihak pengambil keputusan. Yang bisa
terjadi adalah pihak pengambil keputusan
menjadi ”bosan” dengan kita, sehingga akhirnya
menyetujui usulan kita.
Saya ingin membagikan upaya advokasi
yang kami lakukan untuk mencoba
menghilangkan diskriminasi terhadap orang
yang pernah mengalami kusta (terminologi yang
dipakai untuk pasien kusta yang sedang masa
pengobatan dan juga yang telah selesai
pengobatan namun mengalami kecacatan)
baru-baru ini.
Ada 2 musuh besar yang harus dihadapi
dalam penanggulangan penyakit kusta. Pertama
adalah kuman kusta (mycobacterium leprae)
dan yang kedua, stigma terhadap kusta. Bukan
saja stigma kusta yang tumbuh di masyarakat,
tapi juga di kalangan petugas kesehatan sendiri.
Walaupun isolasi atau pengasingan secara fisik
pasien kusta sudah tidak ada lagi saat ini namun
FFFFFaktua lak tua lak tua lak tua lak tua l
ADVOKASI UNTUK PERUBAHANdr. Benyamin Sihombing, MPH
8 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
perlakuan diskriminatif masih terjadi dalam
masyarakat. Mereka dijauhi teman dan kerabat
karena penyakitnya, sulit menikah, ditolak
bekerja, hasil produksinya tidak dibeli karena
penyakitnya, ditolak menggunakan fasilitas-
fasilitas publik. Fasilitas publik yang dimaksud
termasuk fasilitas pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan klinik. Masih sering kita
mendapatkan laporan dari teman-teman di
lapangan, orang yang telah selesai pengobatan
kusta namun cacat, ketika
akan berobat penyakit
umum (bukan kusta) di
suatu RS/klinik, oleh RS/
klinik tersebut, orang
tersebut dirujuk ke RS
kusta, yang jaraknya tidak
dekat. Ada juga laporan
bahwa orang yang cacat
kusta ditolak secara halus
untuk mendapatkan
penanganan penyakit/
kondisi umumnya di klinik,
dengan alasan dokternya
tidak ada atau ruangan
sudah penuh; padahal
kenyataannya tidak. Hal ini
terjadi karena kurangnya
informasi tentang kusta
pada petugas kesehatan dan juga karena
leprophobia (takut berlebihan terhadap kusta)
pada petugas kesehatan. Disamping itu, kita
menyaksikan banyak rumah sakit kusta minim
fasilitas untuk layanan pasien kusta, berbeda
halnya dengan pasien-pasien umum. Upaya
untuk memperbaiki masalah ini sudah
dilakukan secara sporadis dan lokal oleh pihak
dan organisasi yang prihatin, namun belum
mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.
Belajar dari hal di atas, kami membentuk
sebuah forum yang terdiri dari organisasi/
institusi pemerintah dan non pemerintah,
untuk semakin merapatkan barisan dan
mengarus-utamakan isu yang akan disuarakan
yakni penghentian diskriminasi terhadap orang
yang pernah mengalami kusta. Forum ini
kemudian kami beri nama Koaliasi Indonesia
untuk Inklusi Kusta (KITA). Kegiatan forum
yang utama adalah advokasi, yang dalam
masalah ini untuk merubah kebijakan
pelayanan kesehatan ke arah yang tidak
diskriminatif terhadap orang yang pernah
mengalami kusta.
Pada tahap awal
penting untuk menentukan
2 audiences advokasi, yakni
primary audience, pihak
pengambil keputusan dan
secondary audience, orang/
kelompok yang bisa
mempengaruhi si
pengambil keputusan di
atas. Dalam kasus kami
maka primary audience
adalah direktur rumah
sakit/ manager klinik,
dokter, perawat di seluruh
fasilitas kesehatan di Indo-
nesia dan secondary
audienceadalah menteri
kesehatan, organisasi
profesi, dan institusi
pendidikan dan lain-lain. Secondary audience
disini diharapkan akan merubah paradigma
dan kebijakan lokal rumah sakit/klinik untuk
menjamin pelayanan yang tidak diskriminatif
terhadap orang yang pernah mengalami kusta.
Agar gaungnya besar dan mudah dibaca
masyarakat luas, maka strateginya adalah
dengan membuat suatu Piagam Seruan
Nasional untuk Mengatasi Kusta, yang berisikan
dukungan anti-diskriminasi terhadap orang
yang pernah mengalami kusta. Piagam ini
kemudian ditandatangani oleh 14 ketua
organisasi/institusi kesehatan dan profesi,
termasuk Menteri Kesehatan.Piagam ini akan
9Komitmen Terhadap Panggilan
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
diperbanyak untuk kemudian disebarkan di
seluruh fasilitas kesehatan pemerintah ataupun
swasta yang ada kasus kustanya.
Mencari waktu untuk audiensi kepada
semua secondary audience tidak mudah.Butuh
kesabaran untuk terus berusaha mendapatkan
waktu mereka untuk bisa memaparkan latar
belakang dan tujuan Piagam Seruan Nasional
dibuat, sehingga yang bersangkutan akhirnya
mau ikut menandatangani piagam tersebut.
Agar gaung Piagam Seruan Nasional ini
semakin besar, maka pencanangannya
dilakukan pada perayaan Hari Kusta Sedunia
tahun 2012 di Kementerian Kesehatan dan isi
piagam tersebut secara keseluruhan di iklankan
di koran Kompas dan Media Indonesia sehingga
dibaca secara luas oleh masyarakat terutama
primary audience. Namun target bukan hanya
sampai disini, karena target lain adalah advokasi
langsung sekaligus sosialisasi isi piagam seruan
nasional mengatasi kusta ini kepada pihak
rumah sakit dan klinik. Disini peran organisasi
orang yang pernah mengalami kusta, yang
merupakan anggota KITA, sangat sentral.
Mereka adalah representasi pihak yang
terdampak dari diskriminasi di pelayanan
kesehatan selama ini, sehingga posisinya sangat
kuat dalam menyuarakan isi Piagam Seruan
Nasional tersebut. Mereka diterima dengan baik
dan positif oleh pihak rumah sakit dan pesan
advokasi pun dengan lancar mengalir. Sampai
saat ini kegiatan advokasi dan disertai kegiatan
penempelan piagam di rumahsakit dan klinik
oleh petugas kesehatan dan organisasi orang
yang pernah mengalami kusta masih terus
berlangsung di daerah-daerah. Sebagian besar
kegiatan ini diliput oleh media sehingga
masyarakat lebih disadarkan tentang isu
diskriminasi kusta ini. Kesinambungan
advokasi/sosialisasi isi piagam seruan nasional
ini akan terus dipastikan supaya tidak redup
ditengah jalan. Usaha lain, menyisipkan materi
Piagam Seruan Nasional pada simposium ilmu
kedokteran/kesehatan, pertemuan rumah sakit,
pertemuan dinas kesehatan dan lain
sebagainya. Meskipun impak dari advokasi ini
belum terlihat sekarang namun KITA optimis,
melihat respon yang ada, upaya advokasi ini
akan merubah paradigma petugas kesehatan
dan kebijakan rumah sakit/klinikuntuk
memberikan pelayanan yang optimal bagi or-
ang yang pernah mengalami kusta, sama seperti
masyarakat lainnya.
Pengalaman saya pribadi advokasi
membutuhkan kesabaran (untuk terus
mencoba dan tidak selalu menyalahkan pihak
tertentu), ke-rendah hatian untuk bekerjasama
dan menerima perspektif dengan orang lain,
berpikiran luas (think out of the box), kepekaan
terhadap masalah yang dihadapi orang banyak
dan ilmu pengetahuan. Bukan sesuatu yang
mudah memang, namun saat berhasil itu akan
merubah kebijakan yang berdampak luas untuk
kemanusiaan.
Dr. Benyamin Sihombing, MPH
Alumni Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(1989 – 2006)
Master of Public Health course, National University
of Singapore (2008 – 2009 )
Saat ini Bekerja di Ditjen Pengendalian Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI
& Neglected Tropical Diseases (NTD) Programme,
WHO Indonesia
10 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
Saya dilahirkan dan tumbuh
dalam keluarga yang tidak
mengenal Kristus, keluarga
kami menganut ajaran Khong Fu
cius, dan masih ada abu leluhur
yang dipuja.
Hanya karena kasih
karunia Allah yang telah
menetapkan saya akan menjadi
umat tebusan-Nya sebelum
dunia dijadikan. (Ef.1: 4) maka
melalui sekolah dasar dan
sekolah menengah saya telah
mengenal ajaran Kristen.
Waktu saya menempuh kuliah
kedokteran di UGM Yogya, dan saya bergereja
di GKI Ngupasan dengan gembalanya adalah
paman saya sendiri. Selama menjadi jemaat di
sana saya sangat aktif dalam berbagai
“pelayanan” dari guru sekolah minggu, komisi
pemuda dan lain sebagainya, bahkan saya
menjadi pengrus komisi. Meskipun berbagai
kegiatan saya lakukan, namun saya tidak
bersedia dibaptis, karena saya banyak
dikecewakan oleh tokoh gereja dan para aktivis
yang kehidupannya tak sesuai dengan Firman
dan menjadi “batu sandungan” bagi saya.
Hanya pesan paman saya yang mengubah
keputusan dalam hidup saya:” to be the good
singer for the beautiful song”.Menjadi pelaku
Firman yang baik. Saya mau dibaptis dan
menerima Kristus secara pribadi dan rindu
untuk menjadi saksi Kristus yang baik, karena
Alkitab yang berisi kebenaran Firman Allah,
adalah lagu yang indah untuk diterapkan
dalam kehidupan kita.
Selama pelayanan di GKI saya
mempunyai 2 orang teman seangkatan ( dr.
Timotius W. Dan dr. Yahya W.), dan kami
bertiga memiliki kerinduan yang sama, bila satu
saat kami lulus menjadi dokter ingin
menjadi saksi bagi kemuliaan
nama-Nya ke manapun Tuhan
utus.
Setelah lulus selama
beberapa bulan saya
berpetualang bekerja sebagai
relawan, di beberapa Balai
Pengobatan Kristen,
diantaranya: YAKKUM Solo
dan Puwodadi, juga di RS
Kristen Ngesti Waluyo, Parakan.
Rupanya di sanalah Tuhan
mempersiapkan saya untuk
memenuhi panggilannya, sesuai dengan
visi kami waktu masih kuliah, melayani di
daerah terpencil.
Dipanggil ke Tentena
Panggilan ke RS GKST Tentena menjadi
jawaban panggilan saya, maka saya menerima
untuk diutus ke Tentena, pada awal tahun
1971. Lalu, saya menuju Makasar, mengikuti
pelatihan bedah di RS Labuang Baji dengan
mentor seorang ahli bedah dr. De Jong, dan
tinggal di rumah kepalaRS Labuang Baji,
seorang ahli bedah sekaligus hamba Tuhan yang
setia dalam pelayanan, yang memberikan
dorongan dan motivasi yang baik.
Tentena, seperti yang digambarkan oleh
dokter pendahulu saya, adalah tempat yang
begitu indah dan nyaman. Namun, kondisi
rumah sakitnya kotor, kumuh dan defisit, tidak
ada obat dan sarana pelayanan yang layak,
para perawat dan pegawai banyak yang
menderita, karena gaji yang jauh dari mencukupi
kebutuhan minimal mereka. Disamping itu,
ada perawat senior yang mendominasi klinik,
sehingga melakukan “sabotase” agar pasien
datang di tempat praktek pribadinya daripada
KOMITMEN PELAYANAN MEDIS DI DAERAH TERPENCILdr. Herman Wibowo, M.P.H.
11Komitmen Terhadap Panggilan
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
ke rumah sakit. Administrasi yang kacau dan
korup, keterlibatan pejabat gereja (Sinode
GKST) yang terlalu jauh, menghambat
kemajuan RS, bahkan menganggap Rumah
Sakit sebagai salah satu “Sumber Penghasilan
Gereja” dan bukan sebagai “Sarana Pelayanan
Gereja”.
Bukan Demi Uang
Sementara itu, kondisi rumah dokter
peninggalan dokter zending, merupakan rumah
papan yang rapuh dan berlobang, sering ada
ular yang melingkar di atap rumah. Perabot
reot dan kotor. Waktu itu, “kota Tentena”
tanpa listrik, kondisi jalan berbatu, untuk
mencapainya dari Jawa- ke Palu dengan pesawat
( tidak ada penerbangan setiap hari), Palu Parigi
dengan jeep melalui jalan bergunung yang
banyak kelokan dan jurang yang terjal,
memerlukan 8 jam perjalanan, dari Parigi ke
Poso dengan motor laut semalaman, dari Poso
ke Tentena dengan mobil RS selama 6 jam atau
lebih, walaupun jaraknya hanya 55 Km. Semua
serba kekurangan, gaji yang hanya lebih besar
sedikit dari gaji PNS ( Pegawai Negeri Sipil),
membuat awal karier begitu sulitnya. Akhirnya
saya harus membuktikan diri bahwa saya datang
bukan demi uang tapi merindukan pelayanan
yang menjadi berkat bagi orang lain. Saya tetap
bertahan dan menggunakan bekal obat yang
saya bawa dari hasil tabungan istri saya dan
“meminjam” bukan “meminta” uang dari NHK
untuk memulai pelayanan saya di RS GKST
Tentena.
Di Tentena, penyakit infeksi dan kurang
gizi menjadi masalah utama, dengan keadaan
kekurangan pengetahuan bagi masyarakat
setempat dan sarana kesehatan yang sangat
minim. Kondisi Rumah Sakit dengan defisit
anggaran yang cukup besar, karena pelayanan
yang “buruk”, kunjungan kurang, kurang
kepercayaan dari masyarakat, membuat saya
benar-benar tidak tahu harus bagaimana
memulai memperbaiki Rumah Sakit ini. RS
GKST harus diberi otonomi untuk mengelola
keuangan dan manajemen mandiri. Status
Rumah Sakit terhadap Gereja harus
dibetulkan. Tempat tempat sumber “korupsi”,
dapur, apotek dan bangsal perawatan
diperbaiki.
Pembuktian kemampuan dalam
kompetensi kuratif, untuk membangkitkan
kepercayaan masyarakat, agar tidak lagi
berobat ke dukun atau ke petugas kesehatan
yang mencari keuntungan bagi diri sendiri.
Kesejahteraan pegawai secara bertahap
ditingkatkan, juga kemampuannya.
Akhirnya saya harusmembuktikan diribahwa saya datangbukan demi uangtapi merindukanpelayanan yangmenjadi berkat bagiorang lain.
“
12 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
Karena dengan pertolongan Tuhan
semata, maka semua hambatan dan masalah
dapat diatasi, keberhasilan demi keberhasilan
diraih.
Kesehatan hanyalah salah satu faktor saja
dalam Pembangunan Masyarakat, tetapi
Kesehatan dapat merupakan “Point Of Entry”
yang baik bagi upaya
P e m b a n g u n a n
Masyarakat secara
menyeluruh.
U p a y a
P e m b a n g u n a n
Masyarakat Desa
dimulai dengan 3
Desa Percontohan,
menuai hasil pada
awalnya, kemudian
masalah timbul silih
berganti sehingga
terpaksa “dihentikan
sementara” setelah
kurang lebih 3 tahun,
dan diganti dengan pendekatan yang baru
melalui “Taman Gizi” yang akhirnya
berkembang hampir kesemua Desa yang ada.
Selanjutnya dibentuk Pusat Pelatihan
Pengembangan Masyarakat Desa yang melatih
kader2 untuk mengembangkan Desa -Desa yang
ada.
Harga Sebuah Komitmen
Semua yang saya perjuangkan dengan
pertolongan dan penyertaan Tuhan, meski
kerja keras terfokus pada sasaran yang ingin
dicapai untuk kesejahteraan masyarakat
pedesaan, kadang membuat keluarga terlantar.
Suami istri harus terpisah selama 3 tahun,
untuk bekerja di tempat yang berbeda demi
kesejahteraan keluarga. Namun kasih karunia
dan pemeliharaan Tuhan nyata, kami tetap
bahagia di dalam penghiburan yang sejati dari
Allah Roh Kudus. Sampai bisa menyelesaikan
tugas di Tentena selama 8 tahun.
Saya belajar, bahwa setiap panggilan
memerlukan komitmen, dan komitmen
memerlukan persiapan , dan setelah itu percaya
dan yakinlah bahwa Tuhan akan
memperlengkapi kita dengan “sempurna.”
Dia akan beserta dan senantiasa
menolong kita dalam
segala masalah dan
kesulitan yang akan
kita hadapi. Karena
Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu
u n t u k
m e n d a t a n g k a n
kebaikan bagi
mereka yang
mengasihi Dia, yaitu
mereka yang
terpanggil sesuai
rencana Allah.
Masa-masa saya
bekerja di Tentena,
merupakan masa yang “indah” yang tidak akan
pernah saya lupakan, dan merupakan “ bukti
penyertaan Tuhan yang tidak taranya”. Segala
puji dan hormat bagi Dia yang telah memanggil
dan menetapkan setiap umat-Nya dalam
rencana agung untuk mendatangkan damai
sejahtera bagi seluruh umat manusia.
Tentang Penulis:
Dr. Herman Wibowo .MPH
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gajah
Mada Yogyakarta, 1970
Tropen Institute , Master of Public Health , ICHD ,
Amsterdam Holland , 1979
Sudah pensiun 12 tahun yang lalu dan saat ini
Praktek Swasta di Palu serta aktif
di Gereja & Haggai Institute.
Saya belajar, bahwa setiappanggilan memerlukankomitmen, dan komitmenmemerlukan persiapan , dansetelah itu percaya danyakinlah bahwa Tuhan akanmemperlengkapi kita dengan“sempurna.”
“
13Komitmen Terhadap Panggilan
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
Belakangan ini singkatan SJSN dan BPJS
banyak diperbincangkan di media
massa. Sebenarnya apa yang dimaksud
dengan SJSN dan BPJS? Apa kaitanya dengan
rumah sakit misi di Indonesia?
Apa itu SJSN dan BPJS?
Amanat UUD 45 hasil amandemen
menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.” (Pasal 28H ayat 1)
dan “Negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak”
(Pasal 34 ayat 3). Hal inilah yang
mendasari diterbitkannya
Undang-Undang No. 40 tahun
2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN).
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya yang layak. Sistem Jaminan Sosial
Nasional adalah suatu tata cara
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh
beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.
Pemerintah merencanakan dengan
dilaksanakannya SJSN ini Pemerintah maka
akan tercapai suatu kondisi Universal Cover-
age Assurance,yang artinya terdapat asuransi
kesehatan bagi seluruh penduduk
Indonesia.Langkah yang ditempuh adalah
dengan membentuk Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial atau lebih dikenal dengan BPJS,
yang akan mulai dilaksanakan pada 1 Januari
2014. Jadi dapat dikatakan bahwa BPJS adalah
badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial
(SJSN).
Bagaimana SJSN dilaksanakan?
SJSN dilaksanakan dengan didasarkan
pada asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan
sosial, dengan tujuan memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi seluruh rakyat In-
donesia. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
SJSN adalah: asuransi, kegotongroyongan,
nirlaba, keterbukaan, keberhati-hatian,
akuntabilitas dan probabilitas, kepesertaan
bersifat wajib, dan dana amanat dan hasil
pengelolaan seluruhnya untuk pengembangan
program dansebesar-besarnya kepentingan
peserta.Jaminan kesehatan diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi
sosial dan prinsip ekuitas.
SJSN dapat dikatakan sebagai suatu cara
kegotongroyongan yang terorganisasikan
dengan memberikansantunan/pertolongan
pada sesama yang meng-iur.Dengan iuran yang
dibayar secara rutin maka peserta akan
mendapatkan manfaat:
• Meringankan beban biaya ketika
sakit (jaminan kesehatan) atau
mengalami kecelakaan kerja
(jaminan kecelakaan kerja).
• Menerima sejumlah uang tunai
ketika memasuki usia pensiun/hari
tua (jaminan hari tua).
SJSN DAN RUMAH SAKIT MISI INDONESIA
14 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
• Menerima sejumlah uang bulanan
seumur hidupnya ketika menjalani
pensiun (jaminan pensiun).
• Ahli waris menerima sejumlah uang
ketika peserta meninggal dunia
(jaminan kematian).
Model asuransi yang diterapkan pada
SJSN adalah asuransi sosial. Asuransi sosial
adalah suatu mekanisme pengumpulan dana
yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna
memberikan perlindungan
atas risiko sosial ekonomi
yang menimpa peserta dan /
atau anggota keluarganya.
Setiap orang yang berstatus
sebagai pekerja wajib
membayar iuran yang
besarnya ditetapkan
berdasarkan persentase dari
upah atau suatu jumlah
nominal tertentu; sedangkan
iuran program jaminan
sosial bagi fakir miskin dan
orang yang tidak mampu
dibayarkan oleh Pemerintah. Anggota keluarga
peserta berhak menerima manfaat jaminan
kesehatan.BPJS wajib memberikan nomor
identitas tunggal kepada setiap peserta dan
anggota keluarganya. Setiap peserta dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang lain
yang menjadi tanggungannya dengan
menambah iuran. Setiap peserta berhak
memperoleh manfaat dan informasi tentang
pelaksanaan program jaminan sosial yang
diikuti.
Dana yang terkumpul disebut sebagai
Dana Jaminan Sosial. Dana ini adalah dana
amanat milik seluruh peserta yang merupakan
himpunan iuran beserta hasil
pengembangannya yang dikelola oleh BPJS
untuk pembayaran manfaat kepada peserta
dan pembiayaan operasional penyelenggaraan
program jaminan sosial.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang
sudah ada pada saat ini adalah
• Perusahaan Perseroan (Persero)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK).
• Perusahaan Perseroan
(Persero)Tabungan Sosial Pegawai
Negeri (TASPEN)
• Perusahaan Perseroan
(Persero)Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia
(ASABRI)
• P e r u s a h a a n
Perseroan (Persero)
Asuransi Kesehatan
Indonesia (ASKES).
• A p a b i l a
diperlukan, untuk
pelaksanaan SJSN
dapat dibentuk BPJS
baru.
D a l a m
pelaksanaannya,
manfaat jaminan
kesehatan pelayanan perseorangan berupa
pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,
termasuk obat dan bahan medis habis pakai
yang diperlukan. Untuk jenis pelayanan yang
dapat menimbulkan penyalahgunaan
pelayanan, peserta dikenakan urun biaya.
Manfaat jaminan kesehatan tersebut diberikan
pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau
swasta yang menjalin kerja sama dengan BPJS.
Dalam keadaan darurat, pelayanan dapat
diberikan pada fasilitas kesehatan yang tidak
menjalin kerja sama dengan BPJS.
Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas
kesehatan yang memenuhi syarat guna
memenuhi kebutuhan medik sejumlah peserta,
maka BPJS wajib memberikan kompensasi. Bila
peserta membutuhkan pelayanan rawat inap
SJSN dapatdikatakan sebagai suatucara kegotongroyonganyang terorganisasikandengan memberikansantunan/pertolonganpada sesama yangmengiur.
“
15Komitmen Terhadap Panggilan
F F F F Faktualaktualaktualaktualaktual
di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah
sakit diberikan berdasarkan kelas standar (kelas
III). Besarnya pembayaran kepada fasilitas
kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara BPJS dan
asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.
BPJS mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan
sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminan
kesehatan. Daftar dan harga tertinggi obat-
obatan, serta bahan medis habis pakai yang
dijamin oleh BPJS
ditetapkan sesuai
dengan peraturan
dan perundang-
undangan.
P e l a y a n a n
kesehatan yang
didapatkan oleh
peserta meliputi
pelayanan dan
p e n y u l u h a n
kesehatan, imunisasi,
pelayanan Keluarga
Berencana, rawat
jalan, rawat inap,
pelayanan gawat
darurat, dan
tindakan medis lainnya, termasuk cuci darah
dan operasi jantung. Pelayanan tersebut
diberikan sesuai dengan pelayanan standar
(kelas III), baik mutu maupun jenis
pelayanannya dalam rangka menjamin
kesinambungan program dan kepuasan
peserta. Luasnya pelayanan kesehatan
disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan
kemampuan keuangan BPJS. Peserta yang
menginginkan kelas yang lebih tinggi dari pada
haknya (kelas standar), dapat meningkatkan
haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan
tambahan, atau membayar sendiri selisih
antara biaya yang dijamin oleh BPJS dengan
biaya yang harus dibayar akibat peningkatan
kelas perawatan.
Untuk pelayanan yang dapat
menimbulkan penyalahgunaan biaya /
membuka peluang moral hazard (sangat
dipengaruhi selera dan perilaku peserta,
misalnya pemakaian obat-obat suplemen,
pemeriksaan diagnostik, dan tindakan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan medik), peserta
dikenakan urun biaya.
Fasilitas kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan pelayanan kesehatan
sesuai dengan SJSN
meliputi rumah sakit,
dokter praktek,
klinik, laboratorium,
apotek dan fasilitas
kesehatan lainnya.
Fasilitas kesehatan
memenuhi syarat
tertentu apabila
fasilitas kesehatan
tersebut diakui dan
memiliki izin dari
instansi Pemerintah
yang bertanggung
jawab di bidang
kesehatan.
Pe m b a y a r a n
kepada fasilitas kesehatan oleh BPJS berkaitan
dengan pelayanan yang diberikan kepada
peserta dilakukan secara efektif dan efisien.
BPJS dapat memberikan anggaran tertentu
kepada suatu rumah sakit di suatu daerah
untuk melayani sejumlah peserta atau
membayar sejumlah tetap tertentu per kapita
per bulan (kapitasi). Anggaran tersebut sudah
mencakup jasa medis, biaya perawatan, biaya
pemeriksaan penunjang, dan biaya obat-obatan
yang penggunaan rincinya diatur sendiri oleh
pimpinan rumah sakit. Dengan demikian,
sebuah rumah sakit akan lebih leluasa
menggunakan dana seefektif dan seefisien
Dalam pelaksanaannya,manfaat jaminan kesehatanpelayanan perseoranganberupa pelayanan kesehatanyang mencakup pelayananpromotif, preventif, kuratif,dan rehabilitatif, termasukobat dan bahan medis habispakai yang diperlukan.
“
16 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
mungkin. Dalam hal
pengembangan pelayanan
kesehatan, BPJS menerapan sistem
kendali mutu dan kendali biaya,
termasuk menerapkan iur biaya
untuk mencegah penyalahgunaan
pelayanan kesehatan. Penetapan
daftar dan plafon harga dilakukan
oleh BPJS dengan
m e m p e r t i m b a n g k a n
perkembangan kebutuhan medik
ketersediaan, serta efektivitas dan
efisiensi obat atau bahan medis
habis pakai.
Apa tantangan yang dihadapai RS Misi?
1. Perubahan pola konsumsi kesehatan
masyarakat. Pasien cenderung
memanfaatkan semaksimal mungkin
haknya yang dijaminkan oleh SJSN.
Hampir semua pasien akan berobat ke
rumah sakit yang telah bekerja sama
dengan BPJS untuk memanfaatkan
semaksimal mungkin fasilitas tanggungan
kesehatan yang menjadi haknya. Pasien
dari golongan ekonomiyang lebih baik
akan memanfaatkan haknya untuk
mendapatkan fasilitas perawatan di atas
kelas standar dengan membayarkan selisih
biaya.
2. Standarisasi pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit yang bekerja sama dengan
BPJS adalah rumah sakit yang
pelayanannya sudah terstandarisasi.
Standar yang dimaksud di sini adalah
standar mutu pelayanan, baik dalam
bidang medis maupun manajemen.
Standar pelayanan perumahsakitan Indo-
nesia yang baru dikeluarkan oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah
Standar Akreditasi Baru Rumah Sakit
Indonesia. Standar ini mengadopsi
standar yang diterapkan oleh Joint
Commision International for Hospital
Accreditation (JCI) ditambah dengan
muatan lokal MDGs (Millenium Develop-
ment Goals). Standar inilah yang akan
digukanak oleh BPJS untuk menilai
kualifikasi rumah sakit yang akan
dijadikan rekanan dalam melayani peserta
SJSN.
3. Penerapan prinsip kendali mutu dan
kendali biaya. Untuk memastikan mutu
pelayanan suatu rumah sakit, prinsip ini
harus dilaksanakan dengan tertib. Unit
cost”yang bersaing” akan menjadi hal
mendasar yang harus dimiliki oleh rumah
sakit untuk dapat bertahan dalam
persaingan perumahsakitan yang makin
ketat. Tanpa penerapan prinsip kendali
mutu dan kendali biaya, maka rumah
sakit akan ditinggalkan bukan hanya oleh
pasien, tetapi juga stafnya.
Melihat betapa vitalnya peran RS Misi
sebagai perpanjangan tangan gereja Kristus di
Indonesia, adalah tugas kita semua untuk
berjuang keras mempertahankan keberadaan
dan peran RS Misi. Tinggal kita renungkan,
apakah peran kita masing-masing.
----- ‘’ -----
FFFFFaktua lak tua lak tua lak tua lak tua l
Komitmen Terhadap Panggilan 17
Sungguh mengucap syukur atas
terselenggaranya Kamp Medis Nasional
(KMdN) Mahasiswa yang ke-18. Kamp
yang berlangsung selama 6 hari 5 malam dari
tanggal 31 Juli-05 Agustus 2012 di Wisma
Kinasih, Caringin ini diikuti oleh sekitar 208
peserta yang merupakan mahasiswa FK, FKG,
dan Akademi Keperawatan dari 21 daerah di
Indonesia. Kamp medis tahun ini
diselenggarakan dengan cara yang berbeda
dengan kamp-kamp sebelumnya. Jika
sebelumnya kamp medis mahasiswa dan alumni
digabung, maka pada KMdN XVIII ini kedua
kamp tersebut dipisah.
Tema dari KMdN XVIII ini adalah Chris-
tian Doctors: Devote to doing what is good
yang diambil dari Titus 3:8. Diharapkan melalui
tema ini dapat menolong para calon dokter,
dokter gigi serta perawat Kristen yang telah
menikmati kasih karunia dari Tuhan, mau
mengabdikan hidupnya untuk melakukan
perbuatan baik terutama dalam profesi
mereka. Setiap sesi dalam kamp ini pun dibuat
dengan tujuan agar tema ini pun dapat
dimengerti dan dihidupi oleh setiap peserta.
Baik dalam sesi eksposisi kitab Ratapan yang
yang mengajak para peserta untuk memiliki
mata bagi yang tak terlihat, telinga bagi yang
tak terdengar, hati bagi yang tak tersapa, tangan
bagi yang tak terjamah, serta seruan bagi yang
tak terucap. Maupun dalam panel-panel diskusi
yang membahas mengenai kondisi terkini
pelayanan kesehatan di Indonesia, memaknai
kurikulum terkini serta berbagai profesi misi
medis. Juga dalam berbagai seminar pilihan
serta lokakarya yang diharapkan dapat
memperlengkapi setiap peserta.
Dalam kamp medis kali ini pun terdapat
beberapa tambahan seperti waktu Pendalaman
Alkitab (PA) yang dilakukan pada hari ke-3,
dimana peserta bersama dengan peserta-peserta
lain yang ada didalam kelompok kecilnya secara
bersama-sama belajar mengenai integritas
melalui bahan PA yang telah disiapkan oleh
panitia dibantu dengan pemimpin kelompok
masing-masing. Belajar dari teladan nabi Elisa
dalam kisah penyembuhan Naaman dalam
kitab 2 Raja-Raja 5:15-27 dan belajar dari
kejatuhan Gehazi, hamba dari nabi Elisa.
Penambahan waktu diskusi sesuai dengan minat
LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan
KAMP MEDIS NASIONAL (KMDN) MAHASISWA XVIII“Christian doctors: Devote to doing what is good” (Titus 3:8)
18 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
dalam bentuk kelompok pun dilakukan setelah
pemaparan materi oleh para panelis dalam
panel diskusi 3 mengenai berbagai profesi misi
medis. Peserta setelah mendengarkan berbagai
pilihan profesi misi medis, diminta untuk
memilih 1 bidang yang mereka minati dan
kemudian dibagi ke dalam kelompok-kelompok
sesuai minta mereka dan disana mereka dapat
bertanya jawab lebih lanjut dengan fasilitator
yang ada. Untuk para calon perawat maupun
dokter gigi disediakan kelompok khusus dengan
fasilitator yang merupakan perawat serta
dokter gigi.
Bersyukur dalam KMdN XVIII ini, Tuhan
juga sediakan para pembicara, Pdt. Erick
Sudharma, MTh sebagai pembicara utama
yang telah menyampaikan eksposisi kitab
Ratapan. Para pembicara
seminar pilihan maupun
lokakarya baik dari
kalangan medis
maupun non me-
dia. Juga para
alumni yang mau
memberi waktu
mereka untuk berbagi
cerita mengenai panggilan
mereka serta ladang pelayanan
mereka, diantaranya dr. Edi Lubis, Sp.M, dr.
Buce Tahalele, dr. Adiyana Esti, Prof. George
Matthew, MBBS, MS, MD, FCAMS, dr. Shelly
Franciska, dr. Fu Shen, dr. Alva Juan, dan tim
dari Obor Berkat Indonesia. Serta para
fasilitator yang telah memberi diri untuk
membantu para peserta untuk dapat lebih
mengerti mengenai bidang profesi misi medis
yang mereka nikmati.
Bersyukur untuk para panitia yang telah
bekerja keras dalam menyiapkan kamp ini, baik
panitia pengarah maupun panitia pelaksana.
Dimana terdapat 7 orang panitia pengarah
yang diketuai oleh dr. Lineus Hewis, Sp.A dan
21 orang panitia pelaksana yang diketuai oleh
dr. Priska Karina Gunadi serta 10 orang tim
kerja yang membantu dalam mendesain baju,
warta, poster, buku acara dll serta membantu
dalam hal sound selama acara serta
dokumentasi. Bersyukur ditengah kesibukan
kerja maupun kuliah, mereka terus bisa dengan
setia dan komit dalam mengerjakan pelayanan
ini baik sebelum maupun selama kamp
berlangsung.
Bersyukur juga untuk para pelayan yang
telah melayani baik para MC yang tidak hanya
berasal dari Jakarta tapi juga dari daerah seperti
Pontianak, Medan, dan Semarang. Juga para
pemusik baik gitaris maupun keyboardis yang
telah mempelihatkan talenta mereka dengan
luar biasa dan para singer. Serta para pemimpin
kamar, pemimpin kelompok kecil,
pembuat bahan PA, pembuat
bahan saat teduh, serta
tim kerja yang telah
membantu kita
sebelum maupun
saat kamp
b e r l a n g s u n g .
Bersyukur juga untuk
mereka yang telah turut
mendukung kamp ini baik
secara tidak langsung baik.
Berharap kiranya dengan berakhirnya
KMdN XVIII ini tidak berakhir pula semangat
untuk melayani maupun semangat untuk
mengaplikasikan setiap komitmen yang telah
diambil dalam kamp ini. Kiranya Tuhan yang
meneguhkan dan memampukan kita semua
untuk terus setia melayani Dia dan terus setia
mengabdikan hidup kita untuk melakukan
perbuatan baik. Soli Deo Gloria!
dr. Priska Karina Gunadi
Ketua Pelaksana KMdN XVIII
19Komitmen Terhadap Panggilan
Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
Untuk pertama kalinya, Kamp Medis
Nasional Alumni yang biasanya
dilakukan bersama-sama dengan
Kamp Medis Nasional mahasiswa,
diselenggarakan secara terpisah. Tentunya
dengan berbagai alasan dan pertimbangan,
semuanya agar alumni bisa mendapatkan lebih
banyak berkat dalam sebuah pertemuan
dengan para sejawat dari berbagai pelosok
tanah air. Menggumuli panggilan hidup dan
menjadi bermakna, inilah yang menjadi tema
sentral dalam Kamp Medis Nasional Alumni
kesembilan. Selama kurang lebih 4 hari yakni
5-8 Juli 2012, sekitar 180 dokter, dokter gigi
dan perawat Kristen diajak untuk merenungkan
kembali apa kehendak Tuhan di dalam
kehidupan profesional mereka saat ini,
mengadakan dialog secara mendalam kepada
Tuhan dan berbagi dengan saudara seiman
tentang panggilan Tuhan secara khusus dalam
kehidupan profesi yang dijalani saat ini. Untuk
sebagian peserta, melalui kamp ini ditantang
untuk mengadakan evaluasi kembali apakah
dalam menjalankan profesinya sampai saat ini
sesuai dengan komitmen yang telah dibuat
sebelumnya.
Materi-materi yang diangkat dalam kamp
ini menyoroti secara spesifik kehidupan saat
menjadi alumni dengan memberikan banyak
kesempatan bagi para alumni untuk bisa saling
berbagi visi dan inspirasi yang telah dikerjakan
dalam kehidupan, pekerjaan dan pelayanan
masing-masing alumni. Eksposisi Alkitab dalam
kamp kali ini dibawakan oleh Rev. Robert
Solomon, MD dari Trinity Theological College
Singapura, berbicara tuntas tentang Musa. Dr.
Solomon banyak berbicara, bagaimana Musa
dipersiapkan oleh Allah, kemudian dipanggil
dan akhirnya digunakan secara luar biasa oleh
Allah.
Kita patut bersyukur bahwa ada nuansa
yang berbeda pada kamp ini, yaitu adanya ses-
KAMP MEDIS NASIONAL ALUMNI IXQuo Vadis, Doctor? : Find and Commit To Your Calling
20 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
sion khusus alumni keperawatan yang sejak
dahulu menjadi kerinduan dari rekan-rekan
keperawatan dalam kamp-kamp alumni
sebelumnya. Sejumlah pembicara seperti : Joan
E. Edwards, RNC, CNS, PhD(c) (Associate
Clinical Professor Woman’s University College
of Nursing – Houston Texas), Dawn M.
Capaque, RN, BsC, MA (perintis pelayanan di
ICVF Filipina) dan Dr.Fransiska M.S.
Sumartiningsih, SKp, MPd (Dekan Fakultas
Keperawatan & Ilmu
Kesehatan UPH
Tangerang) selama
dua hari mengupas
tuntas bagaimana
seharusnya perawat
Kristen menunjukkan
integritas dan
kompetensinya serta
menekankan betapa
pentingnya bagi
sesama perawat
Kristen untuk bisa
berkumpul dalam
suatu komunitas
untuk bisa saling berbagi dan mendukung satu
sama lain. Hal yang paling menggembirakan
adalah melalui session ini lahir interest group
keperawatan yang ke depannya akan bertemu
kembali untuk menggarap secara khusus
pelayanan bagi perawat lewat wadah
persekutuan.
Namun kelahiran interest group dalam
kamp medis nasional alumni ini bukan hanya
terjadi bagi alumni keperawatan. Kita bisa
bersyukur bahwa dalam kamp kali ini ada
beberapa interest group yang juga terbentuk
antara lain : rumah sakit misi , herbal,dll . Di
samping itu terdapat pertemuan untuk
penguatan kembali bagi beberapa interest
group yang sebelumnya telah ada yaitu dalam
bidang pendidikan dan urban mission. Rasa
syukur kita juga tidak berhenti sampai di situ
karena terdapat komitmen dari beberapa
peserta yang berasal dari daerah yang sama
untuk memikirkan pelayanan alumni yang
dapat diterapkan di masing-masing kota,
misalnya Manado, Bandung dan Jogjakarta.
Kehadiran interest group dan kelompok
sedaerah ini tak lain dari kerinduan untuk
mengimplementasikan beberapa diskusi yang
secara intens dibawakan oleh beberapa
pembicara yang berkualitas antara lain : Prof.
George Matthews,
MD yang adalah
seorang ahli bedah
digestif dan mantan
dekan dari Christian
Medical College di
Vellore, India dan
Prof. Taralan
Tambunan, SpA(K)
serta beberapa
pembicara lainnya
yang membagikan
betapa pentingnya
untuk memiliki
kehidupan yang
berdampak bagi sekitarnya.
Kamp ini merupakan kamp pertama dari
tiga kamp sekuensial yang akan diadakan setiap
dua tahun yang memberi fokus kepada
pengembangan jejaring dan mendorong para
alumni untuk melakukan yang terbaik dalam
area tertentu dalam pelayanan medis. Dengan
demikian, menjadi doa kita bersama momen-
tum kamp ini dapat menjadi suatu langkah awal
dari kegerakan alumni medis Kristen untuk
bahu membahu dan menjalin langkah dengan
pihak lain untuk bersama –sama membangun
dunia kesehatan di Indonesia yang
mencerminkan kasih. Amin!
dr. Eka Yudha Lantang,SpAn, MMin
Ketua Panitia KMdNA IX tahun 2012
LaporanLaporanLaporanLaporanLaporan
Komitmen Terhadap Panggilan 21
Dahulu, kalau saya ditanyatentang cita-cita, saya akandengan tegas menjawab tidak
mau jadi dokter, perawat, atau tenagakesehatan lainnya. Waktu kecil sayamelihat berbagai contoh tenagakesehatan yang sikapnya tidaksemulia pekerjaannya. Dokter yangsombong dan perawat yang galakmenjadi alasan saya semakin tidaktertarik dengan pekerjaan di bidangkesehatan.
Saat ini, ketika ditanya kenapa saya bekerjasebagai perawat, saya akan menjawab denganpasti bahwa Tuhan memanggil saya. Proses untukbisa memahami bahwa Tuhan mengarahkansaya ke profesi kesehatan pun tidak mudah.Tahun-tahun awal perkuliahan bagi saya adalahsuatu beban yang harus tetap dijalani, demimembahagiakan orangtua. Namun Tuhan“menangkap” saya melalui persekutuan kampus.Saya pun mulai dikuatkan bahwa rencana Tuhanadalah damai sejahtera, bukan kecelakaan. Sayamasuk kampus keperawatan atas perkenanTuhan, untuk membentuk saya menjadi pribadiyang Dia inginkan. Tuhan membukakan bahwapekerjaan perawat adalah pekerjaan mulia,namun seringkali dikerjakan dengan sungut-sungut.
Persekutuan kampus memberi andil yangbesar mempersiapkan saya menjadi seorangperawat Kristen yang siap diutus ke duniapekerjaan sebenarnya. Pada kenyataannya, tidakmudah untuk tetap setia pada panggilan Tuhan.Banyak tantangan yang membuat saya tergodauntuk melenceng dari panggilan sebagai perawatKristen. Beban kerja membuat penurunan dayatahan fisik, membuat stress tingkat tinggi, bahkanmenyita waktu hubungan pribadi dengan Tuhandan sesama. Saling sikut antar teman sejawatmembuat ketidakharmonisan, ditambah lagiterkadang harus menghadapi orang dengankarakter sulit. Semua beban kerja tersebut
kadang membuat saya jadi perawat yangapatis, self centered, dan malas.
Puji Tuhan untukterselenggaranya Kamp MedisNasional Alumni (KMdNA) 2012.Dengan mengikuti KMdNApanggilan saya dalam profesikeperawatan dipertajam. Firmanyang disampaikan pada sesi eksposisi
membuat saya memahami denganpositif maksud Allah mempersiapkan
dan membentuk saya melalui keluarga,pendidikan, dan persekutuan yang saya alami.Saya pun belajar bahwa tantangan dari luar dankelemahan dari dalam diri dipakai Allah untukmembuat saya semakin mengandalkan Dia.
Sesi-sesi khusus perawat yang disediakanmenolong saya untuk kembali memilikikomitmen bekerja sebagai perawat dengantotalitas dan loyalitas tinggi.sebagai wujud ibadahpada Tuhan dan demi kesejahteraan sesama.Saya pun semakin semangat meng up-grade ilmu,untuk bisa lebih berdampak. Akhirnya, saya punmenemukan kembali sukacita menjalanipanggilan Tuhan sebagai perawat.
Allah pun membawa saya masuk dalampersekutuan yang indah dengan sesama rekansejawat perawat dari berbagai daerah, berbagaitempat kerja, bahkan dari luar negeri. Senangrasanya bisa bertukar pikiran dengan teman-teman seiman baik yang seprofesi maupun bedaprofesi. Persekutuan di KMdNA membuat sayatergerak mengajak beberapa rekan perawat dirumah sakit tempat saya bekerja untukmembentuk small group,dimana kami bisabertumbuh bersama. Dan sampai saat ini punkami rutin bertemu, saling menguatkan danmendukung.
Sungguh merupakan suatu pengalamanrohani yang bermakna ketika saya mengikutiKmdNA. Berlimpah berkat yang saya dapatkan.Dan tentu saja, saya rindu ikut kembali KMdNAselanjutnya.
KesaksianKesaksianKesaksianKesaksianKesaksian
TUHAN MEMANGGIL SAYANs. Taruli Ekaristi, S.Kep.
22 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian
Sewaktu dihubungi pihakPerkantas untuk menuliskansesuatu sebagai kesaksian
selama Kamp Medis Alumni IX padatanggal 5 – 8 Juli 2012 di WismaKinasih Caringin, sebetulnya sayatidak punya gambaran apa yang bisasaya bagikan di sini. Ditambah lagidengan ketrampilan menulis (apalagidengan narasi yang panjang) yangmungkin sudah mengalami degenerasi,karena tidak pernah dilatih lagi. Namun, karenadikejar tenggat waktu – apalagi sudahmengiyakan, maka saya coba untuk berbagipengalaman selama Kamp Medis Alumni IX.Mungkin sebetulnya saya bukan orang yang tepatuntuk bisa berbagi pengalaman tentang suatukegiatan di sini, mengingat saya baru bisabergabung di acara tersebut di dua hari terakhir( 7 dan 8 Juli 2012 ), akibat kesibukan yangtidak bisa saya kompromikan.
Sibuk, itu adalah kata keramat yangmungkin bisa menggambarkan profesi seorangdokter. Bagaimana tidak, tugasnya yang muliauntuk menyehatkan kehidupan bangsa (secarajasmani dan rohani) bukanlah perkara yangenteng. Bahkan seringkali menyangkut hidupdan matinya seorang manusia. Saya sangatterkesan kepada para dokter peserta Kamp MedisAlumni IX, yang di tengah ke-SIBUK-annyamasih bisa meluangkan waktu berkumpulmendengarkan berbagai kuliah, ceramah, dansharing dari para pakar di bidangnya. Apakahitu karena “panggilan hati”? Wallahualam. Tapikatanya ada satu ruang di dalam hati manusiayang tidak bisa diisi oleh apa pun dan siapa pun,kecuali oleh TUHAN. Mungkin itu yang bisamenjelaskan istilah “panggilan hati”.
Menarik juga melihat tema Kamp MedisAlumni IX: Quo Vadis, Doctor ?, dan sub tema:Menajamkan Panggilan Profesi, TotalitasBekerja, dan Kepedulian Berbangsa. Saya rasaitu adalah tantangan dan harapan dari Panitia
kepada semua peserta, bahwa setelahparipurna mengikuti Kamp Medis ini,para dokter kembali menjadi fokuspada panggilan profesinya,menunjukkan totalitas bekerja, dansemakin peduli pada masalah bangsaterutama di bidang kesehatan- suatuharapan yang mulia di tengah-tengaharus globalisasi modern, diiringi dengan
hedonisme dan sekularisme sebagaidayang-dayangnya. Di tengah tuntutan
ekonomi yang tidak semakin ringan di satu sisi,apalagi seorang dokter sudah terlanjur dicapsebagai golongan berpendidikan tinggi danberpendapatan besar – tak pelak bisa membuatseorang dokter frustasi apabila sampai suatumasa ternyata dia belum bisa berada di levelkepintaran dan kemakmuran yang diharapkan.Tidak menjadi seorang dokter spesialis dan tidakberkantong tebal seakan-akan menjadi aib padaprofesi seorang dokter. Di sisi lain, peraturannegara yang secara langsung terkait periuk nasiseorang dokter juga tidak semakin mudah. Multi-dimensi dan tidak mudah memang bilamengutak- atik perihal ketiga hal yang menjadisub tema : Menajamkan Panggilan Profesi,Totalitas Bekerja, dan Kepedulian Berbangsa.
Berhasilkah Kamp Medis Alumni IXmenantang saya untuk menjadi manusia unggul?Saya rasa jawabannya tidak akan bisadidapatkan satu atau dua bulan bahkan satutahun setelah Kamp Medis ini. Saya mempunyaiempat orang tokoh dunia yang saya kagumi (yangtentunya tidak dapat dibandingkan dengan YesusKristus sebagai manusia) adalah Paus YohanesPaulus II (almarhum), Sri Mulyani Indrawati,Bunda Theresa (almarhumah), dan KHAbdurrahman Wahid (almarhum). Terlepasdari mereka sebagai manusia yang tentu punyakelemahan, saya melihat konteks yang sesuaitentang bagaimana proses mereka belajar terusmenerus untuk mencapai tujuan hidup demimembuat suatu perubahan yang signifikan dan
SEKAPUR SIRIH DARI WISMA KINASIHOleh: dr.Deddi Ekaputra Rangan
23Komitmen Terhadap Panggilan
Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian
berpengaruh dalam suatu masyarakat, dan itumembentuk mereka menjadi manusia istimewa.Banyak materi yang luar biasa baik yang telahdipaparkan di dalam Kamp Medis ini, tinggalbagaimana saya bisa mengejawantahkannya didalam kehidupan sehari-hari, dan itu adalahproses belajar. Belajar selalu mempunyai elemenbenar dan salah. Belajar merupakan akibatadanya interaksi antara stimulus dan respon.Dalam belajar yang penting adalah input yangberupa stimulus dan output yang berupa respon.Stimulus adalah apa saja yang diberikan gurukepada murid, sedangkan respon berupa reaksiatau tanggapan murid terhadap stimulus yangdiberikan oleh guru. Sebagai seorang pengikutKristus, Sang Guru Agung adalah Yesus Kristus.Dan karena saya hidup di dalam stimulus dunia,saya juga bisa belajar dari tokoh-tokoh duniayang saya kagumi.
Pada akhirnya, segala jenis Kamp, retreat,atau lokakarya merupakan sarana pembelajaranyang mempunyai tujuan perubahan paradigmadan perilaku, dan tidak terbatas hanya sekedarpenambahan pengetahuan saja. Menurut pakar,perubahan perilaku tersebut bersifat relatifpermanen, tidak akan kembali kepada keadaansemula – sangat identik dengan prosespertobatan. Apakah saya sanggupmelakukannya? Sekali lagi, tiga hal sepertipenajaman panggilan profesi (sebagai dokter),totalitas bekerja, dan kepedulian berbangsaadalah parameter-parameter luhur dan mulia,dan tidak ada satupun hukum positif yangbertentangan dengan hal-hal tersebut. Sebagaimanusia sekuler mungkin saya akan mempunyaibanyak alasan untuk menyelingkuhi ketiga halmulia tersebut, namun sebagai manusia pilihanAllah, saya percaya bahwa TUHAN yang sudahmemperkenankan saya menjadi seorang dokterakan memperlengkapi saya dengan kemampuanuntuk tujuan mulia itu – dengan cara apa pundan dimana pun.
Wisma Kinasih yang hijau dan sejukmenjadi saksi bahwa di saat ibadah Minggu pagidi hari terakhir, Ev.Tumbur Tobing menegaskanpentingnya menjaga komitmen. Perubahanperilaku yang permanen sejatinya mempunyai
ruh yang bernama komitmen. Saya inginmenutup tulisan ini dengan puisi tentangkomitmen – ditulis oleh Isabella Kirei, yang sangatbaik untuk kita renungkan :
KOMITMEN
Jika komitmen sudah di tetapkan, maka takada lagi alasan untuk lupa tak ada lagi alasanuntuk menundatak ada lagi alasan untuk bermalas-malas
Jika komitmen sudah di tetapkan,maka pilihan selanjutnya hanyamenjalankannya dengan baik tanpa keluhkesah
Jika komitmen sudah di tetapkan,maka yang mencatat, membaca, mendengar,mengetahui komitmen tersebut bukan hanyadiri,atau teman seperjuangan,atau organisasi dan kepanitiaan terpilih, tapijuga Allah.
Allah Maha Mengetahui,jika komitmen sudah di tetapkan,tidakkah kau takut Allah akan menanyakanpertanggung jawabanmu nanti, di hari saatbukan lisan yang berucapdi hari, saat pilihannya hanya dua,SurgaNya, atau NerakaNya.
" Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layakmenerima puji- pujian dan hormat dan kuasa;sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu;dan oleh karena kehendak- Mu semuanya ituada dan diciptakan. " (Wahyu 4:11)
Dr. Deddi Ekaputra Rangan, CHt
Alumni Fakultas Kedokteran Univesitas Sam
Ratulangi
Health Section Senior Supervisor HRD
Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd
Wayang Windu Geothermal Power Plant
Pangalengan - West Java
24 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian
Semula, saya memilih untuk tidakikut Kamp, karena ada beberapapertimbangan. Saya berpikir,
saya tidak akan menemukan teman-teman perawat di Kamp ini, dan tidakada bahan yang berhubungandengan profesi saya sebagai perawat.Pernah, tahun 2010, saat KampAlumni Medis di Semarang, saya ikutdan saya terberkati dengan banyak hal.Waktu itu, saya masih merasakan adasesuatu yang kurang, karena saya tidak bisaberibadah dengan teman-teman dari profesisaya.
Beberapa waktu sebelum pelaksanaanKamp, dr.Maria mensharingkan, bahwa dalamKamp kali ini, ada kegiatan khusus untukPerawat. Pada kegiatan ini akan ada pembicaradari dalam dan luar negri yang menggelutiprofesi Keperawatan. Nah, karena dorongandari dr. Maria, saya mengikuti Kamp ini, sayamerindukan persekutuan dengan teman-temansaya perawat dan merindukan bisa belajar darisenior-senior saya yang sudah menggelutiprofesi ini dengan segala tantangan yang ada.
Pada akhirnya saya sangat bersyukur bisaikut Kamp ini karena di bukakan banyak hal,dan kerinduan saya agar persekutuan perawat
bisa dibina terjawab melalui Kamp ini.Saya bertemu dengan teman-temanyang memiliki kerinduan yang sama,karena kita menyadari kita adalahprofesi yang dekat dengan pasiendan memiliki jumlah yang sangatbanyak. Jika banyak perawat yang
mencintai Tuhan, dan di binadengan baik, maka kita bisa
memberikan pelayanan yang baik bagipasien-pasien kita, sehingga kita bisa
menjadi perpanjangan tangan Tuhan untukmenyatakan kasih dan kemurahan Tuhan bagisetiap orang/setiap pasien yang kita rawat.
Terus berdoa agar persekutan alumniperawat yang baru di rintis bisa tetap berjalandan semakin banyak perawat-perawat yangbergabung. Semakin banyak perawat yangberintegritas, profesional, dan bermisi. Danpada akhirnya biarlah semua kembali untuk
Kemuliaan Allah.
Ns. Ice Hendriani Simajuntak, S.Kep
Alumni Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Sumatera Utara, 2000
Perawat di Siloam Hospital Lippo Village
Tangerang
TERJAWABNs. Ice Hendriani S. S.Kep.
Saya sangat bersyukur mendapat
kesempatan mengikuti KampMedis Nasional Alumni IX, 5-
8 Juli 2012.Selama 4 hari Tuhan banyak
berbicara kepada saya. Sayadiingatkan untuk bersyukurmemiliki Allah sebagai Gembala yangbaik, yang mengasihi dan memeliharahidup saya. Namun seringkali saya tidak
ALLAH YANG MEMANGGIL KITAdr. Yeny Tanoyo
mendengar suara-Nya dan lebih memilihberjalan mengikuti kehendak sayasendiri. Saya juga diingatkan tentangpanggilan Allah dalam hidup saya.Saya dipanggil terutama untukbersekutu dengan Allah.Selanjutnya, saya dipanggil untukmenjadi dan melakukan apa yang Al-
lah inginkan. Mengerti panggilanhidup penting agar saya dapat hidup
25Komitmen Terhadap Panggilan
Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian Kesaksian
optimal, bermakna, menjadi berkat, berkenan,dan memuliakan Tuhan.
Eksposisi utama dalam kamp ini adalahmengenai Musa. Saya belajar banyak darikehidupan Musa. Seringkali saya berpikir inginsegera mengerjakan ini dan itu untuk melayaniTuhan. Ketika ternyata hal-hal tersebut tidakterjadi seperti apa yang saya pikirkan, sayamerasa gagal dan kecewa.Banyak orangcenderung pergi untuk melayani Tuhan denganterburu-buru. Padahal masa persiapan sebelummelayani adalah hal yang penting. Yesusmempersiapkan pelayanannya selama 30tahun, untuk melayani sekitar 3,5 tahun(perbandingannya hampir10:1!).Masa hidup Musa dibagimenjadi 3: 40 tahun pertamasebagai Pangeran Mesir, 40tahun kedua kehidupan sebagaigembala, dan 40 tahunberikutnya memimpin bangsaIsrael ke tanah perjanjian. Masapersiapan pelayanan Musadibanding masa pelayanannyaadalah 2:1. Hal inimenyadarkan saya untukmengucap syukur kepadaTuhan untuk setiap proses yangIa rancangkan dalam hidupsaya, yang semuanya untukmempersiapkan sayamengerjakan pelayanan sesuai kehendakNya.Semua hal yang terjadi dalam hidup saya tidaksia-sia.
Dalam menggumuli panggilan Tuhan, kitaperlu mengerti bahwa yang paling pentingbukanlah siapa kita, apa yang dapat kitalakukan, atau apa yang menjadi kekurangandan kelemahan kita. Kita harus ingat bahwayang utama adalah Allah yang memanggil kita.Kita mungkin bukan siapa-siapa. Seperti Musa,kita harus belajar bahwa Allah bisa memakaiyang bukan siapa-siapa. Menjawab panggilanAllah tidak mudah. Kita harus relameninggalkan kepunyaan kita.
Suatu ketika Allah berencanamemusnahkan seluruh umat Israel danmenyelamatkan Musa dan keluarganya. TetapiMusa meminta Allah untuk membinasakandirinya dan mengampuni bangsanya, Musamengasihi bangsanya, seorang hamba yangtidak egois. Ini yang membuat pelayanannyamenjadi sangat efektif. Hal ini sulit diterapkandalam profesi kita sebagai dokter. Sebagaidokter kita dididik dan dilatih untukmenyembuhkan. Sehingga ketika kita gagal, kitamulai kehilangan ketertarikan kita terhadapmereka. Kita tidak banyak dilatih untuk peduli(care).Perumpamaan orang Samaria yang baik
dalam Lukas 10 memberi kitapelajaran yang sangatberharga, betapa orangSamaria itu tidak hanyamenyembuhkan, tapi jugamempedulikan (not just curing–requires knowledge and skill,but caring –requires love). Sayabelajar untuk memiliki hatiyang mengasihi Allah dengansungguh-sungguh dan jugamengasihi pasien dan orang-orang yang Tuhan percayakanuntuk saya layani. Tentunyauntuk itu, perlu anugerah Al-lah. Karena itu saya harusmenjaga keintiman dengan
Tuhan tiap-tiap hari.Terima kasih untuk Panitia dan semua
pihak yang sudah bekerja keras memberi yangterbaik dalam Kamp Medis Nasional AlumniIX. Semoga kita bisa terus berjuang bersamauntuk menjadi tenaga medis Kristen yangmengerti panggilan kita dan mengerjakannyadengan taat dan setia untuk membawa terang
Kristus bagi dunia. Tuhan memberkati!
dr.Yeny Tanoyo
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2004
26 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Info Info Info Info Info
Mungkin sulit untuk mengingat
bagaimana rasanya kehilangan gigi
pada waktu masih kecil, tetapi
banyak orang dewasa memiliki kenangan yang
kurang menyenangkan saat gigi-gigi mereka
mulai rontok dan harus memikirkan soal gigi
palsu atau gigi implant. Selama bertahun-
tahun para peneliti menyelidiki ‘stem cells’
dalam upaya menumbuhkan gigi yang dibuat
dari sel-sel orang itu sendiri. Baru-baru ini
seorang Profesor bidang Endodontik, Dr. Pe-
ter Murray, dan koleganya dari College of
Dental Medicine di Nova Southeastern Uni-
versity (NSU) mengembangkan metode-
metode untuk mengendalikan pertumbuhan
‘stem cell’ dewasa terhadap pusat jaringan gigi
(generating dental tissue) dan gigi pengganti
yang ‘riil’ (benar).
Pendekatan para peneliti NSU ini adalah
untuk mengekstrak ‘stem cells’ dari jaringan
mulut, sebagaimana yang terdapat dalam gigi
itu sendiri, atau dari sumsum tulang. Setelah
diperoleh, sel-sel
tersebut ditanam/
dipasang pada sebuah
perancah (scaffold)
polymer dalam bentuk
yang sesuai dengan gigi
yang diinginkan. Poly-
mer yang dipergunakan
adalah bahan yang
sama dengan yang
digunakan dalam
j a h i t a n - j a h i t a n
b i o r e a b s o r b a b l e
sehingga pada akhirnya
perancah itu menjadi
larut. Gigi geligi bisa ditumbuhkan secara
terpisah baru kemudian dimasukkan ke dalam
mulut pasien atau ‘stem cells’ bisa
ditumbuhkan di dalam mulut hingga
mencapai ukuran gigi sepenuhnya dalam
beberapa bulan.
Sejauh ini gigi telah ditumbuhkan lagi
pada tikus dan monyet dan percobaan klinis
pada manusia sedang dipersiapkan, namun
demikian apakah teknologi bisa
menumbuhkan gigi yang dipelihara oleh darah
dan memiliki sensasi penuh, masih perlu
dilihat lagi. Gigi memberikan suatu tantangan
tersendiri bagi para peneliti karea ‘stem cell’
harus distimulasi untuk menumbuhkan
keseimbangan yang benar akan jaringan keras,
dentin, dan enamel sementara itu di waktu
yang sama juga memproduksi ukuran dan
bentuk yang betul.
Sebagaimana yang dijelaskan Dr. Murray
mengenai hal tersebut, sesungguhnya manusia
sudah memiliki dua set gigi, gigi bayi (susu)
“GAK OMPONG LAGI…!”
Perancah polymer mengendalikan pertumbuhan ‘stem cells’ ke dalam ukuran-ukuran danbentuk-bentuk tertentu.
27Komitmen Terhadap Panggilan
Info Info Info Info Info
dan gigi dewasa sepanjang kehidupan mereka
sehingga “apa yang kami usahakan ini
hanyalah menyalin (meng-copy) yang aslinya
dan memberikan seseorang itu pilihan ketiga
untuk menumbuhkan kembali gigi mereka”.
Hal ini tidak saja hanya penting untuk
menggantikan gigi yang rontok, tetapi bisa juga
menjadi suatu tindakan (treatment) standar
pada saat dibutuhkan perawatan ortodontis
yang ekstrim.
Sampai saat ini para peneliti NSU sudah
menerima bantuan dana sekitar $1,7 juta
untuk penelitian ‘dental stem cell’.
Dr. Murray percaya bahwa jika mereka
bisa mendemonstrasikan kendali atas
penumbuhan gigi kembali dan membuktikan
bahwa teknologi itu maka gigi geligi ini akan
menjadi hal pertama mengenai adopsi yang
tersebar ke seluruh Amerika Serikat. Dia juga
melaporkan bahwa hal ini sangat menarik
perhatian publik dan bahkan di kalangan
para dokter gigi, yang dibuktikan dengan
berhasilnya penjualan presentasinya mengenai
“Regenerative Endodontic Procedures” baru-
baru ini dalam konferensi Den-
tal Association di Las Vegas
Sebagaimana perkembangan
dalam penelitian ‘stem cell’
embrionik yang meluncurkan bank
tali pusar(umbilical cord banks),
janji yang dipegang terapi ‘stem cell’
dental menuntun ke bank gigi,
seperti BioEden, StemSave, dan
Store-A-Tooth (misalnya StemSave
harganya $ 2,430 untuk menjaga gigi
seorang anak selama 20 tahun).
Terapi-terapi stem cell digunakan
secara aktif untuk memperbaiki
kerusakan tulang, facial bones dan
bahkan organ-organ seperti jantung,
namun demikian ada pihak yang
skeptic terus mengejek penemuan
potensial stem cell ini.
Selanjutnya perkembangan dari penelitian ini
sering digelayuti awan politis yang mengelilingi
penelitian ‘stem cell’ embrionik.
Tetapi satu terapi yang akan
mendiamkan para kaum skeptic ini adalah
regenerasi gigi.
Bidang statistic tooth loss sedikit
mengejutkan: 7 dari 10 orang dewasa usia 35-
44 tahun telah kehilangan setidaknya satu gigi,
dan seperempat dari mereka yang berusia 65
tahun atau lebih (atau sekitar 20 juta)
kehilangan semua gigi permanen mereka.
Tambahan efek samping dari pengobatan bisa
mempengaruhi kesehatan mulut, seperti
perubahan sifat dari air liur yang menolong
menahan pertumbuhan bakteri. Dan
pertambahan gigi yg hilang membawa pada
kebiasaan makan yang buruk, bahkan di
kalangan para dokter gigi, menurut penelitian
terakhir, yang membawa kepada efek
kesehatan sekunder. Ditambah lagi dengan
makanan dengan gula tinggi yang berkonribusi
bagi epidemic obesitas dan menambah kasus-
kasus penyakit periodontal karena
pengabaian, dan kita bisa melihat bahwa
pasar untuk penggantian
gigi bertumbuh secara luar
biasa dan tanpa bisa
diduga.
Memiliki satu set
penuh gigi-gigi fungsional
menjadi semakin penting ketika
populasi/penduduk dewasa
berusaha untuk memelihara gaya
hidup yang aktif. Dan pertumbuhan
media social membawa wajah orang-
orang diplester di facebook, twitter,
dan you tube. Oleh karena itu
bagaimana penampilan gigi anda
menkjadi lebi penting dari
sebelumnya, terutama dengan
semakin banyak orang-orang
yang membawa kamera-
28 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Info Info Info Info Info
kamera berkualitas tinggi di perangkat mobile
mereka (Hp, Ipad,dll).
Para dokter gigi berada di barisan depan
dari pertambahan permintaan akan gigi yang
sempurna. Sebuah survey pada tahun 2009
yang dilakukan oleh
NSU menunjukkan
bahwa 96% dari para
dokter gigi yang
disurvey berharap
regenerasi stem cell akan
mendominasi bidang
gigi dan mulut (den-
tistry) di masa depan.
Sebagai tambahan,
lebih dari setengahnya
memprediksikan bahwa
teknologinya bakal tersedia di dalam 10 tahun
mendatang.
Pada tikus, stem cell bertumbuh di dalam
sebuah gigi (warna hijau) yang memiliki sifat-
sifat yang sama dengan gigi alami.
Penelitian penggunaan stem cell untuk
menumbuhkan kembali gigi baru telah
berlangsung sekitar kurang lebih 10 tahun.
Pada tahun 2002 Prof. Paul Sharpe pada Den-
tal Institute dari King College di Inggiris
menerima dana bantuan Wellcome Trust
sebesar $ 500.000 untuk mewujudkan
penumbuhan gigi kembali dengan stem cell
pada tikus ke dalam gigi regenerative untuk
manusia. Sebuah perusahaan
dibentuk,namanya Odontis, dan di tahun
2010 sudah siap untuk meluncurkan produk
teknologi Bio Tooth, tetapi sejak tahun lalu
menderita kerugian yang sama setelah radar
dan situs (website) mereka ditutup tahun lalu
ketika dialihkan kepada Geron Corporation
yang meninggalkan penelitian stem cell. Para
peneliti dari Universitas Tokyo pada tahun
2009 dilaporkan berhasil dengan implantasi
stem cell kuman-kuman gigi pada tikus yang
bertumbuh menjadi gigi fungsional dalam
beberapa bulan. Perancah sudah berhasil
dipergunakan untuk menumbuhkan gigi yang
benar secara anatomis dalm 9 minggu oleh
para peneliti di Colombia University Medical
Center.
Walaupun janji
terapi-terapi stem cell
tinggal direalisasikan,
ada sedikit keraguan
bahwa para peneliti di
NSU dan di seluruh
dunia akan
melanjutkan upaya-
upaya mereka untuk
menggunakan stem cell
untuk obat regenerative
(regenerative medicine).
Dr. Murray tetap optimistis: “Pada waktu
terapi-terapi stem cell menjadi rutin, maka itu
akan menjadi historis dan suatu masa yang
paling fantastis di dalam praktek seorang
dokter gigi”
Sumber:[Media: Sun Sentinel]
[Sources: ABC, BBC, DentalAegis, Ivanhoe,
PopSci, Sun Sentinel]http://singularityhub.com/2012/05/10/
toothless-no-more-researchers-using-stem-cells-to-
grow-new-teeth/*Diterjemahkan oleh Ir. Nora D. Jacob.
Pada tikus, stem cellbertumbuh di dalamsebuah gigi (warnahijau) yang memilikisifat-sifat yang samadengan gigi alami.
“
29Komitmen Terhadap Panggilan
Info Info Info Info Info
Hampir di seluruh Nusantara memiliki kearifan lokal dalam bidangpengobatan herbal yang diwariskan secara turun temurun.Namun, sungguh ironis karena kebijakan pemerintah yang
ada saat ini, justru memberikan kesempatan yang begitu luas bagimasuknya produk alamiah dari luar negeri, yang notabene bahandasarnya dari Indonesia.
Hal ini memberi kesan bahwa pengembangan tanaman obat di In-donesia oleh putra bangsa sendiri berjalan dengan sangat lambat.Pencanangan program saintifikasi jamu masih yang sebenarnyamerupakan langkah yang sangat baik dari pemerintah belum disosialisasikansecara luas. Program ini bertujuan untuk memberi pemahaman yang benar tentangpengobatan herbal kepada para dokter yang tidak mendapatkan ilmu tanaman obat dengancukup saat duduk di bangku kuliah. Melalui program ini diharapkan tenaga medis bisa melakukanpraktek pengobatan dengan menggunakan tanaman obat secara legal melalui ijin yang telahdisahkan oleh pemerintah.
Sebenarnya tanpa disadari kearifan lokal dapat ditemui di tempat yang tidak jauh dari kita,yakni di dapur. Dengan memanfaatkan bumbu-bumbu dapur, kita bisa merasakan betapa Tuhantelah menyiapkan berbagai hal guna menjaga kesehatan kita melalui tanaman yangsederhana.Berikut beberapa jenis rempah dan tanaman sederhana rumah di rumah yang dapatdigunakan sebagai obat dan bahan kecantikan:
1. Jahe (Zingiber officinalle)Tanaman
ini sangat tenardan dekatdengan kita.Jahe bisadigunakan sebagaibahan minuman yangmenyehatkan sepertiSTMJ, wedang ronde,serbat,dan lain-lain. Aroma wangi berasal dariminyak atsiri gingerol, zingiberena, resin danzingiberol. Untuk menjaga kesehatanpencernaan, kita cukup mengambil jahe sebesar1 jari, tidak usah dikupas, cukup dicuci airmengalir lalu dimemarkan, seduh dengan airpanas 200cc dan jangan lupa ditambahkandengan kunyit dan madu. Di Amerika Serikat,jahe sudah diteliti penggunannya sebagaiantivomitus pada wanita yang hamil.
OBATKU DI DAPURDr. Prapti Utami
2. Bawang merah (Allium cepa)Tanaman ini sering
menjadi bagian daricampuran acar ataubumbu sate. Namunmanfaatnya dapatdiperluas menjadibahan alternatifuntuk mengatasibatuk yang membandel.Cara penggunaannya adalahambil bawang merah 1 siung, ditumbuk kasar,seduh dengan 100 cc air panas, tutup gelas, jikasudah hangat disaring, tambahkan garamsedikit, minum waktu mau tidur. Sifat antiinflamasi dan mukolitik dari tanaman inisangat menolong untuk melegakantenggorokan.
3. Bawang putih (Allium sativum)Nama tenarnya adalah garlic. Tanaman
ini memiliki segudang manfaat yang telah
30 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Info Info Info Info Info
dikenal dengan baik,antara lain:m e n i n g k a t k a nkekebalan tubuh,
mengurangi stresdan karenakandunganmineral yang
cukup lengkap danefek sejumlah zat aktif
didalamnya, bawang putih dianggap dapatmenurunkan kolesterol.Pada tahun 1858,Louis Pasteur melaporkan adanya aktifitasantibakteri pada tanaman ini dan selamaPerang Dunia I dan II, bawang putih digunakansebagai antiseptikuntuk mencegah gangren.Jauhsebelumnya, Bangsa Yunani memanfaatkantanaman ini untuk menambah kekuatan atlet-atlet mereka saat mengikuti olimpiade.Penggunaan praktis tanaman ini dalamkehidupan sehari-hari adalah saat anak kitaatau mungkin kita sendiri tertusuk benda kecil,seperti serutan kayu. Terkadang ekstraksimenggunakan pinset dapat menyelesaikanmasalah, namun ada kalanya saat seorang anakyang takut berobat ke dokter atau kurangkooperatif, pilihan menggunakan bawang putihdapat diambil. Caranya : ambil bawang putihambil sedikit, dan tempelkan di kulit yang luka,diselotip selama 12 sampai dengan 24 jam.Menurut pengalaman penulis, pada daerahyang terkena tidak atau sedikit dijumpai tanda-tanda peradangan dan benda kecil tersebutakan lebih mudah diekstraksi. Suatu cara yangterlihat old fashioned, namun telah banyakmenolong anak-anak yang ketakutan.
4. Lidah buaya (Aloe vera)Penulis lebih suka menyebutnya sebagai
tanaman sejuta manfaat.Terdapat 200 spesiesAloe vera yang tumbuh didunia ini dankandunganair yangh a m p i rmencapai99% menjadikan
tanaman ini sebagai pilihan terbaik untukmenangani kasus-kasus luka bakar (terbataspada derajat 1 dan 2 saja), misalnya luka bakaryang sering terjadi di dapur akibatterkenaminyak goreng panas yang menempel di kulit.Ambillah lidah buaya, iris daunnya dantempelkan lendir di luka bakar tersebut.Kandungan vitamin,mineral, enzim, asamamino dan beragam zat bermanfaat lain dalamtanaman ini memberik khasiat untukmengembalikan fungsi sel. Itulah sebabnya lidahbuaya menjadi bahan produk kosmetik.Salahsatu senyawa utama tanaman ini yaitu Aloinmemiliki khasiat antiseptik dan antibiotik.
5. Daun salam (Syzygium polyanthum)Berkat aroma
atsirinya yangkhas membuatdaun inim e n j a d ip i l i h a np e n y e d a pmakanan. Kandungan tanninnya membuatdaun ini bisa bermanfaat sebagai antidiare.Seringkali daun ini direbus untuk menurunkankolesterol, membantu menurunkan asam uratbahkan membantu menurunkan hipertensi.Penggunaan 5 sampai 7 lembar yang direbusdalam 4 gelas air putihsampai menjadi 2 gelasdapat direkomendasikan untuk kasus-kasushipertensi. Perlu diperhatikan bahwapenggunaan ini sangat bersifat individual.Penulis pernah menjumpai kasus dimana terjadipenurunan scara drastis dari tekanan darahdan kadar gula darah akibat meminum
ramuan dengan takaran yang tidak jelas.
dr.Prapti Utami
Alumnus Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro 1996
Menjadi Dokter Praktek Konsultasi Terapi Herbal
sejak tahun 2000
Website: www.familyherbal.web.id atau
www.kuramping.com
Email: [email protected]
31Komitmen Terhadap Panggilan
Info Info Info Info Info
Sejak tahun 2009, Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
menyelenggarakan Blok XXIII, yakni
Health Care Entrepreneurship (HC-E), sebagai
blok pilihan (elektif) yang unik pada fase terakhir
program studi sarjana kedokteran. Hal itu
dilakukan dalam rangka pelaksanaan KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Blok XXIII tersebut, akan diberikan selama
lima minggu, dengan bobot 4 SKS. Tujuannya,
agar sarjana kedokteran mampu beralih profesi
menjadi pebisnis.
Kepada para calon dokter diberikan
wawasan dan pemahaman tentang hakikat en-
trepreneurship yang berlandaskan kreativitas,
inovasi, analisis risiko, dan terobosan-terobosan
baru. Mereka juga perlu memahami peranti en-
trepreneurship agar dapat menunjang dan
mengembangkan praktek dokter serta mampu
memberikan kontribusi-kontribusinya kepada
masyarakat secara lebih baik.
“Entrepreneurship tidak selalu indentik
dengan berdagang. Kewirausahaan
dimaksudkan untuk memberikan pendidikan
agar dokter tidak hanya sebagai pegawai, tetapi
berani melakukan terobosan dan inovasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan,” ujar
Koordinator blok Health care Entrepreneur-
ship Universitas Atma Jaya, Lukas Kristanda.
Tujuan Blok Entrepreneurship adalah
mempersiapkan mahasiswa sebagai dokter yang
mampu memperbesar kontribusi
profesionalnya dalam rangka peningkatan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,
melalui pemahaman dan penerapan konsep
dasar dan keterampilan kewirausahaan (entre-
preneurship). Mahasiswa diharapkan mampu
mengembangkan diri menjadi pribadi tangguh
dengan pola pikir kewirausahaan,
mengembangkan dan menerapkan sikap dan
keterampilan kewirausahaan, dan menguasai
konsep dasar wirausaha, serta melakukan
perencanaan yang berkaitan dengan
perwujudan gagasan inovatif dalam proyek
entrepreneurial.
Mereka diharapkan dapat menyusun
rencana wirausaha (entrepreneurial business
plan, E-biz plan) serta mengelola faktor-faktor
yang menunjang keberhasilan dan
pertumbuhan usaha yang digelutinya. “Dokter
adalah pekerjaan yang mandiri. Para dokter
dapat membuka praktik dokternya sendiri.
Oleh karena itu, perlu pendidikan para dokter
menjadi wirausahawan dengan membuka klinik
kesehatan dan kegiatan kesehatan lainnya
sehingga membuka lapangan kerja,” tandas
Lukas.
Pendidikan kewirausahaan bagi para
dokter diharapkan bisa memberikan alternatif
pelayanan kesehatan bagi kemanusiaan.
Sumber: www.suarapembaruan.com/*tnp
“ENTREPRENEURSHIP” MASUKI DUNIA KEDOKTERAN
32 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Kesibukan dan tuntutan untuk selalu berprestasi bisa membuat orang lupa bersosialisasi.
Lebih parah lagi, lupa pacaran dan berkeluarga. Bagi Pemerintah Singapura ini
membahayakan karena populasi terancam berkurang. Untuk itu, pemerintah mendukung
program Ngee Ann Polytechnic – sekolah politeknik – untuk mengajari mahasiswa berpacaran
dan membina relasi. Bahan yang diajarkan antara lain menganalisa lagu-lagu cinta yang menjadi
kesukaan orang lain, cara-cara berkontak dengan seorang secara cepat atau lewat internet. “Guru
saya mengatakan, jika seorang pria memandang lebih dari lima detik, itu artinya ia agak tertarik
dan sekaligus merupakan kesempatan,” kata Isabel Seet [18] kepada Straits Times. Mata kuliahnya
berjudul: “Memahami Hubungan:Cinta dan Seks” dengan pengajar dari Social Development
Unit, lembaga pendorong perjodohan. Lembaga ini berdiri sejak Oktober 2007, dan mengajari
orang cara memahami dasar-dasar hubungan antar-sesama manusia. Kasihan juga ya, untuk hal-
hal yang naluriah saja, Singapura agak kerepotan. Mungkin benar, uang ternyata bukan segalanya.
Apalagi uang asal Indonesia, yang ternyata memakmurkan Singapura. Hmm…
Sumber: www.kompas.com
Banyak cara yang digunakan seorang
politisi untuk mengambil hati rakyatnya.
Itulah yang dilakukan Presiden Perancis
Francois Hollande.
Bukan janji peningkatan ekonomi atau
penambahan lapangan kerja yang diumbar
Hollande untuk rakyatnya. Dia justru
menjanjikan program pendidikan baru yang
di dalamnya termasuk menghapus pekerjaan
rumah.
"Pekerjaan sekolah seharusnya dikerjakan
di sekolah dan bukan di rumah. Penghapusan
ini untuk menciptakan kesetaraan pendidikan
karena banyak anak yang tak mendapat
bantuan di rumahnya," kata Hollande
menerangkan alasannya ingin menghapus
pekerjaan rumah.
Hollande juga menyarankan untuk
mengembalikan lagi hari sekolah menjadi empat
setengah hari. Kini sebagian besar sekolah di
Perancis menerapkan empat hari sekolah. Selain
itu, Hollande juga mengusulkan untuk
PERANCIS BERENCANA HAPUS PR SEKOLAH
MAHASISWA BERPACARAN
mereduksi jumlah siswa
tidak naik kelas,
meningkatkan kualitas
guru, pendidikan
anak usia dini di
kawasan miskin, dan
mencari jalan untuk
mengurangi angka
siswa yang
membolos.
S e t e l a h
terpilih dalam pemilihan presiden Mei lalu,
Hollande yang berhaluan sosialis berjanji untuk
menjadikan pendidikan fokus utama dalam
masa jabatan lima tahunnya.
Jika Perancis benar-benar menghapuskan
pekerjaan rumah siswa sekolah, dipastikan
banyak anak-anak di seluruh dunia yang iri
kepada anak-anak Perancis. Apalagi anak-anak
Indonesia.
Sumber: www.kompas.com
Info Info Info Info Info
Komitmen Terhadap Panggilan 33
Apa yang dilakukan Abraham ini sangat
terkenal sehingga ia di sebut sebagaibapa orang beriman. Ia taat kepada
panggilan Allah sekalipun belum mengetahuidengan jelas.
Bagi Abraham, orang beriman bukansekedar label, tapi harus serius terhadappanggilan Tuhan itu. Ia tidak hidup sepertikebanyakan orang yang lebih menurutikehendak orang tua atau dirinya untukmeneruskan usaha keluarga, menjadi kaya,tersohor, hidup enak dan terpandang. TapiAbraham memilih untukhidup sesuai denganpanggilan atau kehendakTuhan.
Mengapa Abraham
m e n g u t a m a k a n
panggilan Tuhan?
Mengapa ia tidakutamakan kehendak or-ang tuanya yang mungkinmengharapkan dia dankeluarganya tetap tinggaldi Ur Kasdim, mewarisitanah dan usaha orangtuanya? Kenapa iamemilih untuk lebihmenaati panggilan Allahuntuk tinggalkan Ur Kasdim ke tempat yangdijanjikan Tuhan? Padahal Tuhan belummemberitahu dia dimana dan seperti apatanah yang dijanjikan itu.
Alkitab hanya menulis bahwa “Karenaiman Abraham taat.” Jadi alasan ia lebih
mengutamakan panggilan Tuhan bagi masadepan hidupnya yaitu karena imannya kepadaTuhan. Kok bisa ya? Berapa banyak orangsekarang yang mengutamakan kehendak Tuhanbagi hidupnya (pemilihan karir dll.)? Mengapaiman Abraham berdampak demikian, kenapakebanyakan orang tidak seperti dia? Imanseperti apa yang Abraham miliki sehingga iabisa mengutamakan panggilan Allah bagi masadepan hidupnya?
Walau kita tidak tahu pasti, tapi dari ayatberikutnya kita bisa menemukan beberapa
petunjuk kenapa iamemilih untuk taatkepada panggilan Allah.Salah satunya yaitukarena ia percaya bahwakehendak Allah jauhlebih baik (tidak sedikitlebih baik) dari kehendakdirinya bahkan darikehendak orang tuanya.Ia mungkin menyadariakan keterbatasanpemikirannya dan Allahsebagai pencipta tentumemiliki rencana yanglebih mulia dan bernilaikekal. Sekarang banyakorang (termasuk orang
“kristen”) yang tidak percaya bahwa kehendakAllah lebih baik dari rencana dirinya ataukehendak orang tua mereka. Maka merekamemilih untuk hidup menurut kehendak danrencana diri atau orang tua mereka.Seharusnya, jika beriman kepada Allah maka
FIND AND COMMIT TO YOUR CALLINGIr. Tadius Gunadi, M.C.S.
“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat
yang ia tujui”(Ibr. 11: 8)
Sekarang banyak or-ang (termasuk orang“kristen”) yang tidakpercaya bahwa kehendakAllah lebih baik darirencana dirinya ataukehendak orang tuamereka. Maka merekamemilih untuk hidupmenurut kehendak danrencana diri atau orangtua mereka.
“
Untaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman Tuhan
34 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
kita percaya bahwa rencana Allah lebihbaik daripada rencana kita.
Selain itu, saya dugakebanyakan kita kurang maumemilih hidup sesuai kehendakatau panggilan Allah karenaberpikir itu pilihan untukhidup menderita, miskin,dan hina. Karena itu, kitamemilih hidup sesuai denganrencana diri atau orang tuakita yang mengutamakankesuksesan secara profesi danmateri, serta kebahagiaankeluarga.
Kita harus menguji:Apakah benar jika kitamemilih hidup sesuai panggilanTuhan maka berarti kita memilihhidup menderita, miskin, danhina? Kalau kita lihat hidupAbraham, maka yang terjadisebaliknya. Di awal mungkin hidupnya lebihmiskin dan kurang terpandang, tapi makintahun hidupnya makin kaya, makmur danterpandang. Usaha peternakannya makinberkembang, sehingga ia tidak hanya memilikiternak yang sangat banyak tapi juga pekerja yangcukup banyak. Di akhir hidupnya ia sudahhidup seperti seorang raja yang disegani dandihormati banyak orang.
Sebaliknya hidup yang tidakmengutamakan kehendak dan panggilanTuhan di awal bisa kelihatan sangat enak danmakmur. Tapi dengan berjalannya waktu bisamenjadi tidak mempunyai apa-apa. Sepertiyang kita lihat pada Lot, keponakan Abraham.Demikian juga orang masa kini yang memilihuntuk mengutamakan kekayaan bisa kelihatankaya tapi sebenarnya hidup dengan banyakhutang. Dan kita bisa lihat dokter-dokter yangmenaati kehendak dan panggilan Allah di awalmungkin susah dan sederhana. Tapi dengankerja yang baik maka pasiennya tambah banyaksehingga pemasukan uang atau hartanya juga
jadi tambah banyak. Belum lagiketurunannya yang diberkati Tuhan.
Tetap taat sekalipun seperti
tidak masuk akal
Dalam menekunipanggilan Allah ternyatatidaklah mudah. Abrahambahkan alami berbagaisituasi yang tidak masuk akal.Tapi ia tetap taat, kenapa?Mari kita lihat 3 pengalamanAbraham:
1. A b r a h a mdijanjikan tanah dimana
keturunannya akan tinggal.Ternyata di tanah itu berkali-
kali alami kemarau yang panjangyang menyebabkan mereka harus
mengungsi ke tempat bahkan negaralain. Namun positifnya tanah itu
membuat dia mengharapkan tanah airyang lebih baik yaitu tanah air Sorgawi.Demikian juga kita, yang mencoba menaatipanggilan Tuhan untuk melayani di RStertentu atau RS misi di daerahpedalaman harus siap menghadapiberbagai kejadian yang membuat kitadiawal bisa bertanya, apakah saya tidaksalah memutuskan? Jangan-janganpanggilanTuhan bukan di tempat ini. Koksulit sekali survive di tempat ini? Saransaya, jangan cepat-cepat menyimpulkandemikian. Sebab kemanapun andadipanggil, maka anda akan alami halseperti yang dialami Abraham. Hal iniuntuk menyadarkan kita bahwa Tuhansedang menyediakan tempat yang lebihbaik ke depan. Sehebat apapun tempatanda, kita masih hidup di dunia yang fana.
2. Ia dan isterinya, Sarai, juga dijanjikan akanmempunyai keturunan yang tidaktanggung-tanggung yaitu sebanyak bintang
Untaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman Tuhan
Komitmen Terhadap Panggilan 35
di langit atau pasir di pantai. Tapi, denganlewatnya tahun seorang anakpun tidakmereka miliki. Dimana janji Tuhan ya?.Tapi dikatakan bahwa Abraham sekalipunsesekali ia mulai tidak sabar dan bahkanmungkin meragukan Allah tapi akhirnyatetap percaya kepada Allah, bahwa Ia setiamenepati janji-Nya. Akibatnya sekalipunmereka sudah sangat tua dan secara medis,mustahil mempunyai anak, akhirnya, apayang dijanjikan Tuhan itu terjadi. Merekamemiliki anak dimasa tuamereka. Saya kira kitapunsering akan alami janji-janji Tuhan yangsepertinya tidak digenapidi awal bahkan sampaikita sudah tua. Namunkita jangan melangkahitindakan Allah karenaketidak sabaran kita,sebab hal itu sering akanmenimbulkan dampaknegatif yang tidak kecil. Sebaliknya marikita sabar menantikan Tuhan, bahwa Iamembuat segala sesuatu indah padawaktu-Nya (He makes all thing beautiful in
His time).
3. Perintah Allah agar Abrahammempersembahkan Ishak, anaknya, jugaterlihat sangat tidak masuk diakal. Allahsepertinya bercanda atau tidak serius.Mana mungkin Ishak harusdipersembahkan, bukankah janjiketurunan Abraham yang akan sangatbanyak seperti bintang di langit itu akanmereka peroleh melalui Ishak bukanIsmael? Bukankah perintah ini terlihatkontradiktif dengan kata-kata Allahsebelumnya? Mungkin jika Abrahamberontak dan tidak mau menaati perintahini akan mudah kita maklumi. Namunkita tercengang melihat bagaimanaAbraham menaati perintah ini. Apakah
ia sudah gila? Kehilangan akal sehat? Tidakbisa berpikir jernih lagi seperti para terorisyang telah dicuci otaknya? Sama sekalitidak. Sebab karena imannya, ia percayabahwa Allah berkuasa membangkitkanIshak dari antara orang mati, dan setelahitu ia akan memberi keturunan sepertiyang dijanjikan Tuhan. Saya jadi terkesimadengan iman Abraham yang memilikikecerdasan yang luar biasa itu. Kenapa?Sebab pada waktu itu belum ada kejadian
dimana orang yang matidibangkitkan. NamunAbraham bisa berpikir begitukarena ia sudah alami hal-halyang mustahil seperti merekabisa punya anak dimasa tuamereka. Saya kira hal itumembuat ia percaya bahwatidak ada yang mustahil bagiAllah!
Demikian juga sebagaidokter yang mau hidup menaati panggilan dankehendak Tuhan, harus memiliki iman bahwatidak ada yang mustahil bagi Tuhan, sehinggakita bisa tetap taat sekalipun harus menghadapihal-hal yang kelihatannya tidak masuk diakaldi masa kini maupun yang akan datang.
Ir. Tadius Gunadi, M.C.S.
Alumni Fakultas Tehnik Elektro UKI Jakarta
Master of Christian Studies ( MCS) Regent
College, Vancour Canada
Sebagai Staf Senior Perkantas Nasional dan
Pembicara , Mentor bagi
pelayanan Mahasiswa dan Alumni.
... mari kita sabarm e n a n t i k a nTuhan, bahwa Iamembuat segalasesuatu indahpada waktu-Nya
“
Untaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman TuhanUntaian Firman Tuhan
36 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Orang Pancana, dikenal juga sebagaiorang Kapontori. Tercatat, populasimereka ada sekitar 15.000 jiwa. Mereka
tinggal di sebelah selatan pegunungan Mekongayang terletak di propinsi Sulawesi Tenggara. Kalaumencermati bahasa mereka, menunjukkanadanya hubungan yang kuat antara orang-or-ang Pancana, orang Cia-Cia dan orang Muna.Kebudayaan orang Pancana tampaknyadipengaruhi oleh tetangga-tetangga mereka –orang Muna, Bingkokan, dan Maronene.
Mata pencaharian utama orang Pancanaadalah bertani, dengan hasil utamanya jagung.Selain itu, mereka juga menanam ubi, tebu,sayur, tembakau, dan kopi.
Orang Pancana mengerjakan lahanberpindah, terutama karena mereka tidak bisamemelihara kesuburan tanah tempat merekabercocok tanam akibat metode pertanian yangtidak sesuai. Tanah pertanian baru dibukadengan menebang pohon-pohon danmembakar ranting-rantingnya.
Rumah-rumah mereka terpencar di tanah-tanah yang telah disiapkan untuk pertanian.Rumah-rumah dibangun di atas panggungsetinggi 1,5-2 meter. Orang Pancana membuatrumah dengan atap tinggi dari daun-daunan.
Kebanyakan kelompok-kelompokmasyarakat di Sulawesi mengenal perbedaantingkatan kelas sosial. Pengelompokkan ituantara lain: bangsawan, kelas menengah, danorang biasa. Setiap tingkatan kelas memiliki adatistiadat sendiri. Hak istimewa memiliki tanahdiputuskan oleh dewan penasihat desa, yang
memiliki otoritas tak bersyarat atas seluruh tanah.Garis keturunan orang Pancana adalah
patrilineal. Dalam pernikahan orang Pancana,mempelai pria membeli mempelai wanita. Hargaitu ditentukan status sosial mempelai pria didalam masyarakat. Semakin tinggi statusnya,semakin tinggi pula ia harus membayar. Sebelumpernikahan, calon suami harus menjalani masapercobaan oleh keluarga calon isteri. Persyaratanini menjadi penyebab utama banyaknya kawinlari. Poligami adalah hal yang biasa di kalanganbangsawan, tetapi jarang lagi dipraktekkan.
Hampir semua orang Pancana menganutIslam Sunni. Namun demikian, kepercayaantradisional dan animisme memiliki perangpenting dalam kehidupan mereka. Seringkaliterlihat, bagaimana mereka menggunakandukun untuk berbagai hal, sepertimenyembuhkan penyakit, mengutuki musuhdan minta keberuntungan.
Mengabaikan pasienOrang Pancana atau orang Kapontori itu
sering mengeluh mengenai pelayanan pegawaipuskesmas yang selalu mengabaikan pasiennya.
Di kecamatan Kapontori, meskipunpegawai puskesmasnya ada 16 orang termasukpetugas pustu, namun pegawai yang lain tidakdapat melayani pasien karena bukan profesinya/sebagai pegawai umum. Apalagi kalaumasyarakat memanggil perawat yang saat itubertugas atau piket datang periksa ke rumahnya,maka siapa yang ada di puskesmas.
Kepala Pusekesmas sendiri mengakui kalaumemang pegawainya kurang disiplin denganwaktu dan terlambat melayani pasien.Dibutuhkan, lebih banyak sarana medis, klinik-klinik dan tenaga medis untuk memperbaikilayanan kesehatan masyarakat.
Doakan agar suku Pancana mengenal Al-lah yang benar di dalam Kristus. Amin.
Sumber: Profil Suku-Suku Yang Terabaikan-PJRN/*tnp
Dari Suku ke SukuDari Suku ke SukuDari Suku ke SukuDari Suku ke SukuDari Suku ke Suku
Suku Pancana:
MENJALANI MASA PERCOBAAN
Komitmen Terhadap Panggilan 37
Pelayanan Medis Nasinal ( PMdN ) Perkantas
• Bersyukur untuk pelaksanaan KampMedis Nasional Alumni ( KMdNA IX )2012 dengan Tema Find and Commit toyour Calling yang telah terlaksana denganbaik pada tanggal 5 – 8 Juli 2012 persertadapat diingatkan kembali, komit terhadappanggilannya dan setia pada panggilannyasebagai dokter , dokter gigi dan perawatdan juga peserta diberkati lewat kampini.
• Bersyukur untuk pelaksanaan KonsultasiNasional Pelayanan Medis pada tanggal30 – 31 Juli 2012 yang diikuti oleh stafMedis dari setiap daerah dan juga orangkunci pelayanan di setiap kampus , telahberlangsung dengan baik , PMdNmendapatkan gambaran tentang kondisipelayanan medis di kampus kampus dankota kota seluruh Indonesia .
• Peserta dapat belajar dari keberhasilandan kegagalan masing masing PMK , siapmenghadapi perubahan , mengetahuibagaimana seharusnya mengelola PMK
• Bersyukur untuk pelaksanaan KampMedis Nasional Mahasiswa ( KMdN)Mahasiswa XVIII
• dengan tema Christian Doctors : Devotedto doing what is good. Yang dilaksanakanpada tanggal 31 Juli – 05 Agustus 2012telah berlansung dengan baik.Peserta diperlengkapi sebagai calon dokter & doktergigi juga perawat untuk menjadi tenagamedis yang mengabdikan hidupnya untukberbuat baik.
• Bersyukur untuk buku Mission Possibleyang telah terbit dan launching pada saatKamp Medis Alumni , buku ini adalahsatu program dari Divisi Misi PMdN yangselama 2 tahun tertunda naik cetak danakhirnya boleh terbit pada tahun ini ,
berdoa kiranya buku ini dapatmenginspirasi setiap pembaca bagaimanabermisi melalui dunia medis.
• Bersyukur untuk Follow Up MagangMMC -7 yang sudah terlaksana denganbaik,
• dr.Shelly Franciska tgl 12 Mei – 12 Juni2012 di Puskesmas ChristopherusTumbang Marikoi Kalimantan Tengah ,dan kemudian tgl 16 Juni – 16 Juli diRSUB Serukam Kalimantan Barat
• dr. Herdaru Pramudito tgl 16 Juni – 19Agustus di Pengembangan KesehatanMasyarakat Desa ( PKMD ) BethesdaSerukam.
• Mereka di pertajam dengan Misi , danmenikmati pengenalan akan Allah ,belajar tentang kasih, belas kasihan,kemurahan dan kerendahan hati ,bersukacita dan terus berjalan bersamaTuhan
• Berdoa untuk Pelayanan Misi diklinikHohidiai desa Kusuri Halmahera olehdr. Kristo Kurniawan kiranya pelayanaandisana sebagai dokter dapat membantumasyarakat dan juga menjadi berkatdisana , ini adalah satu Program DivisiMisi PMdN yaitu Young Mission Doctordoakan kiranya setelah dr. Kristo ada yangterbeban lagi untuk mengikuti jejak dr.Kristo selama setahun lebih di KlinikHohidiai menjadi Young Mission Doctor.
• Berdoa untuk pelaksanaan MMC – 8 yangakan diadakan pada tanggal 17 Februari2013 – 28 Februari 2013 , berdoa untukperekrutan calon calon MMC - 8 , kiranyaTuhan mempersiapkan setiap hati yangterbeban mengikuti MMC – 8 ini , danjuga berdoa untuk setiap persiapanPembicara & Mentor baik dari luar negerimaupun dalan negeri .
Ter opongTe r opongTe r opongTe r opongTe r opong
POKOK DOA PELAYANAN MEDIS
38 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
• Berdoa untuk Pra Raker PMdN tanggal14 Oktober 2012 kiranya setiap programyang kan di evaluasi dilaksanakan lagidengan lebih baik dari masing masingDivisi.
• Berdoa untuk Raker PMdN yang akandilaksanakan pada tanggal 10 dan 11Nopember 2012
• kiranya setiap Pengurus PMdN dapathadir sehingga program 2013 dari setiapDivisi boleh juga dilaksanakan denganbaik .
Pokok Doa PMKK Undip Semarang
• Bersyukur untuk rapat kerja PMKK yangsudah dilaksanakan tanggal 5-6 Septem-ber 2012. Berdoa untuk setiap programyang sudah direncanakan oleh BPH dansetiap departemen agar dapatdilaksanakan dengan baik dan menolongtiap pribadi keluarga PMKK untuk terusbertumbuh di dalam Tuhan dandipersiapkan serta diperlengkapi untukmenjadi dokter yang memiliki hati untukTuhan.
• Bersyukur untuk training CPKTB (CalonPemimpin KTB) yang diadakan tanggal 8-9 September 2012 di Impact Center Boja.Berdoa untuk Ine, Filia, Lala, Angel, Su-san, Ika, Indri, Tita, Elsa, Dina, Alex, Alandan Ryan yang memberi diri untukmenjadi gembala bagi 32 mahasiswa baruangkatan 2012. Berdoa agar Tuhansendiri yang memberikan kekuatan danpertolongan dalam membimbing adik-adik dalam kelompok KTB.
• Berdoa untuk rangkaian acara HUTPMKK ke-32, malam amal + gatheringalumni tanggal 12 oktober 2012, baktisosial (Pengobatan masal, penyuluhan danpasar murah) di desa Tegowanu –Mranggen, Jawa tengah tanggal 4 Novem-ber 2012.
• Sudah kurang lebih 2 tahun ini PMKK
tidak lagi memiliki fasilitas ruangsekretariat/basecamp di kampus. Berdoabagi kerinduan PMKK untuk memilikibasecamp “KEMAH LUKAS”, supaya adasatu tempat untuk berkoordinasi, menatainventaris pelayanan dan berharap dengandemikian PMKK dapat melayani denganlebih maksimal.
• Berdoa untuk study setiap keluargaPMKK, terkhusus pengurus dan parapemimpin KTB. Berdoa untukkesungguhan hati dalam mengikuti setiapproses pembelajaran dan berdoa agarditengah padatnya jadwal perkuliahandan tugas yang harus dikerjakan, dapatmembagi waktu, hati dan tenaga untukmengerjakan pelayanan di PMKK.
• Bersyukur untuk terbitnya PMKK News-letter edisi ke-2, kerinduan PMKK untukberbagi dengan alumni di seluruh Indo-nesia dan bersama-sama mengerjakanpelayanan ini, mempersiapkan dokterkristen yang hidup bagi kemuliaan Tuhan.
Pokok Doa Pelayanan Medis Di Malang
• Perintisan PMK medis di Stikes Maharanimalang, menemukan partner yang punyakerinduan yang sama untuk merintis PMKmedis di Stikes Maharani Malang, sertakerinduan para mahasiswa baru untukbersekutu dan berdoa bersama di tengahpadatnya jadwal kuliah.
• Berdoa juga untuk Pengabaran Injil untukmahasiswa baru di PMK FK bulanOktober ini, sehingga boleh Tuhan berkatidan sertai
• KTB - ktb baru yang akan terbentuk darimahasiswa baru, supaya melalui kelompokkecil ini, Tuhan boleh ijinkanpertumbuhan rohani dari kakakpemimpin KTB, maupun adik KTB
• Bersyukur untuk kehadiran PMK FK diUB yang pada bulan oktober ini sudahberumur 30 tahun, kami rindu, PMK FK
Ter opongTe r opongTe r opongTe r opongTe r opong
Komitmen Terhadap Panggilan 39
boleh terus Tuhan bentuk sesuai denganvisinya yaitu "Menjadi tenaga medis yangmisioner dan profesional"
• Kesatuan hati para pelayan-pelayan diPMK FK Universitas Brawijaya
Pokok Doa Medical Prayer Fellowship (MPF)Manado
Bersyukur untuk anugerah Tuhan yangtelah menyertai dan memberkati PelayananMPF (Medical Prayer Fellowship) Manadohingga memasuki tahun pelayanan yang ke-33tahun, yang ibadah syukur perayaan ulangtahunnya telah dilaksanakan pada tanggal 7Agustus 2012. MPF Manado boleh dikatamerupakan salah satu bentuk “follow up” dariKamp Medis Nasional Perkantas ke-1, tahun1979 di mana beberapa orang Mahasiswa FKUnsrat yang ikut pada saat itu membentukpersekutuan doa mahasiswa medissekembalinya mereka dari KMdN tersebut.Salah satunya adalah Prof. dr. Herry Pandeleke,SpKK (K) yang hingga saat ini terusmendampingi para pengurus MPF Manadosebagai Penasehat dan Pembina. Saat inipelayanan MPF Manado melayani mahasiswaFK dan FKM Unsrat dan juga alumni medis(dokter), dengan kegiatan pelayanan antaralain KTB, persekutuan ibadah raya, Samari-tan mission, dan ibadah persekutuan alumni.Pada saat Kamp Medis Nasional AlumniPerkantas pada bulan Juli 2012 yang lalu adabeberapa alumni MPF Manado yang mengikutisebagai peserta.Bersyukur:• Pertemuan follow up KMdN-alumni
2012 yang boleh terlaksana selama bulanAgustus-September 2012 (sebanyak 4xpertemuan).
• Pelaksanaan program Samaritan Missionske desa Serei di Kec. Likupang Kab.Minahasa Utara pada akhir bulanAgustus yang lalu, yang diikuti olehmahasis, Ko-ass, dan alumni MPF
Manado.• Kesempatan share beban pelayanan misi
yang boleh dilaksanakan teman-temanalumni ex-peserta KMdN-alumni 2012dengan Penasehat dan alumni-alumniMPF Manado lainnya selama periodeAgustus-September 2012.
• Beberapa agenda bersama, alumni &mahasiswa MPF Manado, yang bolehdisepakati dalam pertemuan 14 Septem-ber 2012 lalu, antara lain pelaksanaanGathering Misi Medis yang disatukandengan Christmas Camp pada bulanDesember 2012, dan juga program RetretMisi Medis khusus untuk Ko-Ass.
Doakan:• Pertemuan Tim Follow Up KMdN-
Alumni 2012 setiap hari Jumat minggu-Ibulan berjalan agar Txim tetap setia danrindu untuk bertemu dan salingmenguatkan untuk mewujudkan visibersama.
• Kerinduan alumni-alumni untukmembangun kembali relasi dan fellowshipdengan adik-adik mahasiswa FK yangsempat menjauh selama ini oleh karenaberbagai kesibukan tugas masing-masing.
• Penyusunan SOP Program PengutusanTenaga Medis alumni MPF Manado untukbermisi ke daerah-daerah yangmembutuhkan di Indonesia.
• Kerinduan untuk semakin mengaktifkanibadah persekutuan alumni medis MPFManado yang dilaksanakan setiap mingguke-4 bulan yang berjalan.
• KTB-KTB Mahasiswa yang sedang berjalanagar kerinduan para pemimpin dananggota KTB untuk belajar Firman Tuhanboleh dipelihara.
• Ibadah persekutuan alumni MPFManado yang akan dilaksanakan padatangga 29 September 2012 bertempat diBagian Neurologi RS. Prof. KandouMalalayang, dengan tema “Messenger of
God”
Ter opongTe r opongTe r opongTe r opongTe r opong
40 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Melalui fesbuk, teman saya cerita. Ada
dokter yang penghasilannya hanya 1
juta per bulan. Ada dokter yang
kemana-mana naik angkot. Ada dokter yang
resign dari RS setelah gaji yang diterima ternyata
tidak sesuai dengan kontrak. “Macam buruh
pabrik saja,” pikir saya.
Teman saya itu, awalnya, menceritakan
adiknya yang sedang bimbang menentukan
jurusan kuliah. Kedokteran merupakan salah
satu jurusan kuliah yang kemungkinan akan
dipilihnya. Oleh sebab itu si kakak menanyakan
kepada saya, ‘gimana kuliah di kedokteran,
prospek dokter, ngapain aja setelah lulus.
Dengan pemahaman saya yang terbatas,
dan hasil nanya-nanya dengan dokter,
mulailah saya mengomentari teman saya itu.
Kedokteran hingga saat ini masih menjadi
salah satu jurusan favorit di negeri kita. Bahkan
UI sampai membuka jalur internasional. Bagi
orang tua, adalah suatu kebanggaan anaknya
lulus menjadi dokter. Ada juga yang beralasan
biar saat tua ada yang merawat. Bagi peminat
kedokteran sendiri, kedokteran dianggap
memberikan skill agar mereka bisa bekerja.
Meski tidak praktek di rumahsakit, klinik atau
bekerja di instansi lain, bisalah untuk hidup
dengan hasil dari praktek sendiri.
Banyak orang menganggap, kalau jadi
dokter itu enak. Mungkin yang kebayang di
matanya dokter-dokter spesialis yang tampak
cantik, gagah dan ‘terawat’ dan
bersiliweran di rumah sakit
dengan dengan jas putihnya.
Apalagi menghitung-hitung
penghasilan dokter spesialis yang
mencapai ratusan ribu untuk 1x
pemeriksaan.
Memang melihat dari arah
pertanyaan kawan saya, pada
akhirnya sebenarnya UUD
(Ujung-ujungnya Duit). Saya sih
tidak alergi sama duit (amit-amit
deh kalo alergi). Tapi, jangan
minta langsung kaya dong.
Sementara itu, teman saya
yang sudah jadi dokter menceritakan
pengalamannya. Ia diterima di Kedokteran
Umum UI tahun 1997. Waktu itu, iuran
sukarela cuma 3 juta, itu pun bias ditawar.
Uang semesteran hanya 1,5 juta. Bandingkan
dengan saat ini dimana uang masuk antara
puluhan hingga ratusan juta. SPP per semester
juga mencapai puluhan juta. Hal itu
berlangsung hingga lulus, yaitu minimal 6
tahun. Bila dibandingkan dengan jurusan lain
yang bisa 4 tahun, kedokteran umum makan
waktu lama.
Setelah lulus, berlomba-lomba mencari
pekerjaan dengan melamarke RS, klinik-klinik,
menjadi pengajar, menjadi PNS, ikut PTT,
menjadi dokter perusahaan / pabrik, ada yang
berdikari membuka usaha sendiri, ada yang
bekerja paruh waktu di media
cetak….(apalagiya?). Jangan dikira bekerja di situ
Antar KitaAntar KitaAntar KitaAntar KitaAntar Kita
DOKTER IDENTIK DENGAN KAYA? Thomas Nelson P.
Komitmen Terhadap Panggilan 41
langsung kaya ya. Apalagi di Jakarta dengan
biaya hidup mahal. Kalau di daerah-daerah
kaya, seperti Riau, Maluku, Batam, bolehlah
bermimpi habis PTT langsung bisa nabung
untuk sekolah lagi. Kalau di Jawa, kalau tidak
dapat sokongan dari orang tua, mustahil
sekolah lagi. Kecuali, si dokter punya bisnis yang
menghasilkan.
Bila seorang dokter berpraktik sendiri
dengan biaya berobat yang murah ( misalnya
25 - 30 ribu / pasien + obat ), artinya dia
tidak mampu membayar dokter pengganti
bila dia berhalangan jaga. Karena dokter
hanya mendapat 10 ribu-an per pasien.
Terus gimana kalau lulus langsung
sekolah lagi? Ambil
spesialis?
Hari gini sekolah
spesialis senilai
dengan harga
satu rumah.
Ratusan juta.
Penge luaran
terbesar bukan
dari sumbangan
dan SPP, justru
dari pengeluaran selama
sekolah. Itu juga kalau
diterima. Saingan
spesialis ketat dan sering
berbau nepotisme.
Beban makin
bertambah untuk seorang
ibu rumahtangga. Bakal a d a
krisis hubungan suami- i s t r i .
Bagaimana tidak? Saat s e k o l a h
spesialis, paling tidak ada 8x per bulan
dia tidak pulang ke rumah. Jaga malam.
Bayangkan, anda - anda yang bekerja dan kuliah
lagi, itu saja sudah membuat capek. Padahal
masih pulang kerumah. Ini, sudah sekolah,
mungkin masih harus kerja sambilan, masih
harus jaga malam lagi. Akibatnya, suasana
Antar KitaAntar KitaAntar KitaAntar KitaAntar Kita
rumah tegang. Keluarga kurang diperhatikan.
Bohong, bila rumahtangga dan pekerjaan
berjalan seimbang. Akhirnya, ada 1 yang harus
dikalahkan.
Begitu keluar spesialis, tidak langsung
mulus. Cari tempat praktek hingga ke pelosok -
pelosok yang jauh dari rumah. Sudah biasa itu
rumah di Depok, praktik di Serpong, atau di
Cikarang. Karena rumahsakit di kota
umumnya sudah terisi. Kalau pun belum,
umumnya lebih mengutamakan kawan-
kawan, jaringan, atau kerabat.
Kalau sudah jadi spesialis
ngetop, pasien ngantri panjang.
Belum lagi pasien rawat inap yang
harus divisite. Akhirnya, pulangnya
bisa jam 11 malam, bahkan dinihari.
Setiap hari. Pertama-tama sih
senang. Bangga punya banyak
pasien. Tapi lama-lama ya
enek.
Dari cerita
teman-teman saya
itu, saya belajar,
bahwa rejeki sudah
ada yang mengatur.
Sudah hukum alam,
bahwa kesuksesan
tidak mungkin diraih
sekonyong-konyong tanpa
usaha. Di belakang cerita sebuah
kesuksesan pasti ada cerita kerja
keras, disiplin, ketekunan, dan
kegagalan.
Saat saya bertemu dokter
y a n g terlihat mapan, sebenarnya, di
belakangnya terdapat sejuta cerita
pengorbanan dan air mata yang telah dilalui.
Jadi, dokter tidak identik dengan kaya.
42 SAMARITAN | Edisi 3 Tahun 2012
Segenap Redaksi Majalah Samaritan, Pengurus dan StafPelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas
mengucapkan:
SELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUNSELAMAT ULANG TAHUN
dr.Ronaningtyas Maharani (Rona) 01 Julidrg.Herlina Sutanto T 2 Julidr.Katherine Bangun 4 Julidr.Rosdiana Hernawati Silaban 05 Julidr.Metha 07 Julidrg.Riani Suhendra 9 Julidr.Alhairani K.L.M. Mesa 9 Julidr.Ricky J.Pardede 10 Julidr.Yuliana Siajadi 11 Julidr.Dumaria R. Damayanti 14 Julidr.Julia K.Kadang, SpA 17 Julidrg.Hotlin Judika Romana 19 Julidr.Helmawati Perangin – Angin 20 Julidr.Eka J. Wahjoe Pramono 27 Julidrg. Julvan G.M. Nainggolan 27 Julidr.Samuel Halim 29 Julidr.Poniman 1 Agustusdr.Bambang Budi Siswanto, Sp.J 2 Agustusdr.Agustina Puspitasari 2 Agustusdr.Ronald Jonathan,MSc. 03 Agustusdr.Ronald Jonathan,MSc. 03 Agustusdr.Lineus Hewis, SpA 4 Agustusdr.Sulastri C. Panjaitan 04 Agustusdr.Sunoto Pratanu, SpJP, FIHA 04 Agustusdr.Widodo L. Tobing 06 Agustusdrg.Lydiana 8 Agustusdr.Kusnadi 11 AgustusDr.Emanuel Wantania 13 Agustusdr.Maudy Lumenta 15 Agustusdr.Intan Renata Silitonga 16 Agustusdr.Cherry Chaterina Silitonga 16 Agustusdr.Leonard A. Laisang, SpB 17 Agustusdr.Agustina 18 Agustusdr.Antonius S. Sandi Agus 19 Agustusdr.Agus D N Kaunang,SpOG 19 Agustusdrg.Dewi H.Pramono,SpPros 20 Agustusdr.Martin Rumende, SpPD 24 Agustusdr.Ariyanti Yusnita 24 Agustusdr.Agus Prasetyo 26 Agustus
Ulang TahunUlang TahunUlang TahunUlang TahunUlang Tahun
Komitmen Terhadap Panggilan 43
drg.Prisillia Paseru 27 Agustusdr.Lydia Pratanu, MS 28 Agustusdr.Vera Marietha M.R 28 Agustusdr.Viviana 29 Agustusdr.Ralf Richard Pangalila 29 Agustusdr.Irene Hintan putung 29 Agustusdr.Helen A. Manoe,SpM 01 SeptemberDR.dr.Dwidjo Saputra,SpKJ 04 Septemberdr.Suga T.Anggawidjaja, Sp.PA 06 Septemberdr.Patricsia M 06 Septemberdr.Herdiana Elisabeth 06 Septemberdr.Elisa (Ica Lau) 06 Septemberdrg. Dewi Ruth,SKG 07 Septemberdrg. Melki 08 Septemberdr.Theresia Shanty Kayama 11 Septemberdr.Etha Rambung 12 Septemberdr.Dewi 15 Septemberdr.Eva Karmelia 16 Septemberdr.Risa Nurida M. Siagian 16 Septemberdrg.Nana Anggawidjaja 17 Septemberdrg.Abigail N. V. Saputri 19 Septemberdr.Setiani Muliadikara 20 Septemberdr.Sri Juliani Harjanto 21 Septemberdr.Maria Simanjuntak 27 SeptemberDr.Joviel Simatupang 28 Septemberdrg.Nadhyanto, SpPros 1 Oktoberdr.Herman Gandi,SpA 3 Oktoberdr.Sondang Whita Kristina Tambun 03 Oktoberdrg. MulaB. Hutagaol 05 Oktoberdr.Pua Librana,SpOG 05 Oktoberdr.Karina Samaria 08 Oktoberdrg. Arifianti Nilasari (Anis) 08 Oktoberdr.Ratih Rahayu Astuti Gunadi 8 OktoberProf.DR.dr.Taralan Tambunan 10 Oktoberdr.Filly.M 19 OktoberDR.dr. Mangasa.L Tobing, SpPD 21 Oktoberdr.Franky Zepplin Pasaribu 21 OktoberHelena Ullyartha Pangaribuan,SKM 21 Oktoberdr.Berlian Beatrix Rarome 21 Oktoberdr.Dedi Tedjakusnadi, MARS 23 Oktoberdr.Ristarin Paskarina Zaluchu 24 Oktoberdr.Rosalyn Angeline Manurung 28 Oktoberdr.Saulina Sembiring 28 Oktoberdr.Rica Bunjamin 29 Oktober
Ulang TahunUlang TahunUlang TahunUlang TahunUlang Tahun
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,yang menaruh harapannya pada Tuhan!
[Yeremia 17:7]