Majalah Reny Nur Agista

download Majalah Reny Nur Agista

of 6

Transcript of Majalah Reny Nur Agista

  • PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN LESANPURO KECAMATAN KEDUNG KANDANG

    KOTA MALANG

    Soemardini*, Ariani*, Reny Nur Agista**

    Abstrak

    Tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yang tergolong masih sangat rendah yaitu baru 15,3% bayi yang mendapat ASI Eksklusif hingga enam bulan, sehingga tingkat pemberian Non ASI Eksklusif di Indonesia justru semakin meningkat, memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang bagi anak. Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik, pendekatan dengan Metode Cross sectional dengan sampel 30 bayi usia 0-6 bulan. Analisa data secara bivariat dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan jenis ASI yang diberikan (ASI Eksklusif dan Non ASI Ekskusif) memberikan perbedaan yang signifikan terhadap

    pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mengacu pada ( . Kesimpulan dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dengan pertumbuhan normal jumlahnya lebih banyak daripada bayi yang mengalami petumbuhan kurus. Sedangkan, bayi usia 0-6 bulan yang mendapat Non ASI Eksklusif dengan pertumbuhan kurus jumlahnya lebih banyak daripada bayi yang mengalami pertumbuhan normal.

    Kata kunci: Pertumbuhan Bayi usia 0-6 bulan, ASI Eksklusif, Non ASI Eksklusif

    Abstract

    The rate of exclusive breastfeeding in Indonesia was still in exceptionally low at 15.3% of babies who got the exclusive breastfeeding up to six months, so the rates of non-exclusive breastfeeding in Indonesia was increasing. Actually giving early breastfeeding immediately after labor became an early stimulation of the growth and development for the child. Lack of breastfeeding was a threat for child growth and development that will affect the growth and development of human resources. This study aimed to determine the growth differences between 0-6 months age infants who got the exclusive breastfeeding and non-exclusive breastfeeding in the Lesanpuro sub district, Kedung Kandang district, Malang city. This research used analytical description with cross sectional method and the number of sampel were 30 infants age 0-6 months. Bivariate data analysis used Chi-square test showed that given type of breastfeeding (Exclusive breastfeeding and Non-exclusive breastfeeding) provide a significant difference to the growth of 0-6 months age infants that refers to (

  • PENDAHULUAN

    Di Negara kita Indonesia yang selalu

    melaksanakan pembangunan di segala bidang.

    Salah satu sektor yang paling terasa

    perkembangannya adalah bidang teknologi,

    seperti beberapa produk yang dulunya jarang

    atau bahkan tidak ada, kini sudah menjadi

    konsumsi utama masyarakat. Hal ini tentu saja

    baik, namun jika kita tidak mampu menyikapinya

    dengan tepat dan menyaring yang baik justru

    akan merugikan karena tidak semua hasil

    teknologi itu menguntungkan.

    Dunia kesehatan pun tak bisa terlepas dari

    adanya perkembangan teknologi ini. Pola

    konsumsi masyarakat cenderung lebih suka

    yang bersifat instan dan tidak mau banyak

    membuang waktu menjadikan semakin tingginya

    penggunaan susu formula sebagai Pengganti

    Air Susu Ibu. Di dalam denyut kehidupan kota

    besar, kita lebih sering melihat bayi diberi

    susu botol dari pada disusui oleh ibunya,

    Sementara di pedesaan, kita melihat bayi

    yang baru berusia satu bulan sudah diberi

    pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI.1

    Mengutip hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional

    (Susenas, 2011) tahun 2004-2009, cakupan

    pemberian ASI Eksklusif pada seluruh bayi

    dibawah 6 bulan (06 bulan) meningkat dari

    58,9% pada tahun 2004 menjadi 61,3% pada

    tahun 2009. Begitu juga dengan cakupan bayi

    yang mendapat ASI Eksklusif terus menerus

    dari usia 0-6 bulan juga meningkat dari 19,5%

    tahun 2005 menjadi 34.3% pada tahun 2009.

    Sedangkan menurut data Riskesdas 2010

    tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia

    yang masih tergolong sangat rendah yaitu baru

    15,3% bayi yang mendapat ASI Eksklusif

    hingga enam bulan, sehingga tingkat pemberian

    Non ASI Eksklusif di Indonesia justru semakin

    meningkat.

    Rendahnya pemberian ASI merupakan

    ancaman bagi tumbuh kembang anak yang

    akan berpengaruh pada pertumbuhan dan

    perkembangan kualitas sumber daya manusia

    secara umum.2

    Demikian pula dengan

    memberikan ASI sedini mungkin segera setelah

    lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh

    kembang bagi anak.3

    Meskipun manfaat memberikan ASI Eksklusif

    dapat membantu pertumbuhan dan

    perkembangan anak telah diketahui secara luas,

    namun kesadaran Ibu untuk memberikan ASI

    Eksklusif di Indonesia, baru sebesar 14 persen

    saja, itu pun diberikan hanya sampai bayi

    berusia empat bulan, demikian siaran pers

    UNICEF yang diterima Antara di Jakarta, Selasa

    29 maret 2011. Selain itu UNICEF juga

    menyebutkan bahwa ketidak tahuan ibu tentang

    pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar,

    serta pemasaran yang dilancarkan secara

    agresif oleh para produsen susu formula,

    merupakan faktor penghambat bagi

    terbentuknya kesadaran orang tua didalam

    memberikan ASI Eksklusif.4

    Di Wilayah Puskesmas Gribig, Kecamatan

    Kedungkandang Kota Malang menurut data

    Dinkes Kota Malang tahun 2010 pencapaian

    pemberian ASI Eksklusif di Kota Malang yaitu

    57,43% dimana cakupan tersebut sudah

    melampaui dari target 45% di Kota Malang.

    Sedangkan di Puskesmas Gribig jumlah

    populasi bayi tahun 2010 adalah 1.100 bayi dan

    lebih banyak dibandingkan dengan Puskesmas

    Kedung Kandang maupun Arjowinangun yang

    berada pada satu Kecamatan, dan menurut

    data dari Dinkes Kota Malang jumlah bayi yang

    mendapat ASI Eksklusif lebih banyak di

    Puskesmas Gribig yaitu 536 bayi, jadi

    pencapaian pemberian ASI Eksklusif juga

    meningkat mencapai 48,73% dan ini sudah

    melampaui target 45% di Kota Malang,

    sedangkan Pukesmas Gribig melayani 4

    Kelurahan yang ada di Kecamatan

    Kedungkandang salah satunya yaitu,

    Kelurahan Lesanpuro pada tahun 2011 jumlah

    populasi bayi sendiri cukup banyak

    dibandingkan dengan 3 kelurahan yang ada

    yaitu, 476 bayi dan cakupan pemberian ASI

    Eksklusif sebanyak 158 bayi dari data sekunder.

    Oleh karena itu penulis tertarik untuk

    mengadakan penelitian dengan judul

    Perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan

    yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI

    Eksklusif di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan

    Kedung Kandang Kota Malang.

    Tujuan Umum. Mengetahui perbedaan

    pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang

  • mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif

    di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan Kedung

    Kandang Kota malang.

    Manfaat Akademik. Menambah pengalaman

    dalam bidang penelitian serta pengetahuan dan

    wawasan tentang ada tidaknya perbedaan

    pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif

    Memberi masukan ilmu pengetahuan dalam

    peningkatan kualitas pendidikan tentang

    perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan

    yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI

    Eksklusif.

    Manfaat Praktis. 1. Dapat memberikan

    gambaran pada masyarakat khususnya ibu-ibu

    yang menyusui bayi tentang perbedaan

    pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif

    serta menyadarkan akan pentingnya pemberian

    Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. 2. Adanya

    peningkatan pelayanan kesehatan menyangkut

    pengetahuan mengenai perbedaan

    pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif.

    3. Dapat digunakan sebagai bahan tambahan

    informasi untuk melakukan penelitian

    selanjutnya.

    METODE PENELITIAN

    Desain penelitian. Desain penelitian yang

    di gunakan adalah deskriptif analitik analitik

    yaitu jenis penelitian yang bertujuan

    menganalisa perbedaan pertumbuhan bayi usia

    0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non

    ASI Eksklusif Pendekatan yang digunakan

    adalah Metode Crossectional yaitu rancangan

    penelitian yang melakukan pengukuran atau

    pengamatan pada saat bersamaan (point time

    approach) antara variabel independen dengan

    variabel dependen.5 Populasi yang digunakan

    yaitu bayi hidup dengan usia 68 bulan

    sebanyak 30 bayi teknik sampling yang

    digunakan adalah Total sampling pemilihan

    sampel tersebut sesuai dengan kriteria inklusi.

    Analisa data. 1. Analisa univariat untuk

    mendeskripsikan tiap variabel yang diteliti, yaitu,

    bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI

    Eksklusif dan bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapatkan Non ASI Eksklusif serta

    pertumbuhan berat badan dan panjang badan

    dengan menggunakan analisis secara deskriptif

    dan disajikan dalam bentuk distribusi tabel.

    2. Analisa bivariat penelitian ini bertujuan untuk

    membandingkan suatu variabel dimana kedua

    variabel berskala data nominal untuk itu dalam

    penelitian ini menggunakan analisa data dengan

    menggunakan metode Chi Square test.

    dipergunakan untuk menguji hipotesa.

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Data Ibu. Distribusi usia ibu

    bahwa sebagian besar usia ibu 18-34 tahun

    berjumlah 24 orang, sebagian kecil usia ibu 12-

    17 tahun berjumlah 1 orang. Sebagian besar

    pendidikan ibu, berpendidikan SMA berjumlah

    16 orang, sedangkan sebagian kecil pendidikan

    ibu, perguruan tinggi berjumlah 3 orang.

    Sebagian besar ibu bekerja sebagai Wiraswasta

    yang berjumlah 27 orang, 3 orang bekerja

    sebagai PNS. Selanjutnya berdasarkan

    karakteristik perawatan payudara, sebagian

    besar ibu pernah melakukan perawatan

    payudara yang berjumlah 27 orang dan 3 orang

    ibu tidak pernah melakukan perawatan

    payudara.

    Karakteristik Data Bayi. Bahwa sebagian

    besar urutan anak ke 1 yang berjumlah 18 bayi,

    sebagian kecil urutan anak ke 3 yang berjumlah

    1 bayi Kemudian untuk jenis kelamin, sebagian

    besar bayi adalah laki-laki sebanyak 21 bayi dan

    sebagian kecil adalah perempuan sebanyak 9

    bayi. Sedangkan jenis ASI yang diberikan

    sebagian besar bayi yang mendapat Non ASI

    Eksklusif berjumlah 17 bayi sebagian kecil bayi

    yang mendapat ASI Eksklusif berjumlah 13 bayi.

    Pertumbuhan BB dan PB bayi usia 0-6 bulan.

    Berikut ini adalah tabel perbedaan pertumbuhan

    berat badan dan panjang badan bayi usia 0-6

    bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif dan Non

    ASI Eksklusif

  • Tabel Pertumbuhan BB dan PB Bayi usia 0-6

    bulan

    Usia Pertum-

    buhan

    Jenis ASI yang diberikan

    ASI

    Eksklusif

    Non ASI

    Eksklusif

    0

    bulan

    Normal 7 3

    Kurus 6 14

    1

    bulan

    Normal 11 5

    Kurus 2 12

    2

    bulan

    Normal 11 6

    Kurus 2 11

    3

    bulan

    Normal 10 5

    Kurus 3 12

    4

    bulan

    Normal 11 7

    Kurus 2 10

    5

    bulan

    Normal 12 3

    Kurus 1 14

    6

    bulan

    Normal 11 6

    Kurus 2 11

    Tabel 5.3 Bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapatkan ASI Eksklusif dengan

    pertumbuhan normal, jumlahnya lebih banyak

    dari pada bayi yang mengalami pertumbuhan

    kurus, Sedangkan bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapatkan Non ASI Eksklusif dengan

    pertumbuhan kurus, jumlahnya lebih banyak dari

    pada bayi yang mengalami pertumbuhan

    normal.

    UJI CHI SQUARE

    Menunjukkan bahwa Jenis ASI yang

    diberikan (ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif)

    memberikan perbedaan yang signifikan

    terhadap pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan,

    mengacu pada p-value lebih kecil daripada

    (0.05), sedangkan hasil perhitungan RR

    (Relative Risk) Pada usia 0 bulan, bayi yang

    diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko

    mengalami pertumbuhan kurus 5.444 kali lebih

    tinggi daripada bayi yang diberikan ASI

    Eksklusif. Pada usia 1 bulan, bayi yang

    diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko

    mengalami pertumbuhan kurus 13.2 kali lebih

    tinggi daripada bayi yang diberikan ASI

    Eksklusif. Pada usia 2 bulan, bayi yang

    diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko

    mengalami pertumbuhan kurus 10.083 kali lebih

    tinggi daripada bayi yang diberikan ASI

    Eksklusif. Pada usia 3 bulan, bayi yang

    diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko

    mengalami pertumbuhan kurus 8 kali lebih tinggi

    daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.

    Pada usia 4 bulan, bayi yang diberikan Non ASI

    Eksklusif memiliki resiko mengalami

    pertumbuhan kurus 7.878 kali lebih tinggi

    daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.

    Pada usia 5 bulan, bayi yang diberikan Non ASI

    Eksklusif memiliki resiko mengalami

    pertumbuhan kurus 56.000 kali lebih tinggi

    daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.

    Pada usia 6 bulan, bayi yang diberikan Non ASI

    Eksklusif memiliki resiko mengalami

    pertumbuhan kurus 10.083 kali lebih tinggi

    daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.

    PEMBAHASAN

    Dari hasil penelitian ini sebagian besar

    usia 18-34 tahun. Dengan rentang usia tersebut

    merupakan usia dewasa sehingga ibu-ibu dapat

    menentukan sikap dalam perawatan bayi dalam

    upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi.

    Melihat pendidikan ibu sebagian besar

    berpendidikan SMA dapat diketahui bahwa

    pendidikan rendah bukan berarti tidak

    menyadari akan penggunaan jenis ASI untuk

    kebutuhan bayinya Sedangkan pekerjaan ibu

    terlihat bahwa sebagian besar ibu bekerja

    sebagai wiraswasta, wiraswasta adalah

    seseorang yang memanfaatkan modal yang

    dimiliki untuk membuka suatu usaha/bisnis

    sedangkan swasta adalah segala sesuatu yang

    berhubungan dengan masalah khusus

    perseorangan atau yang bersifat tidak terbuka

    untuk umum atau tidak diawasi secara langsung

    oleh pemerintah.6 Hal ini dapat diketahui bahwa

    ibu yang bekerjapun masih bisa memberikan

    ASI kepada bayinya, hal ini menunjukkan bahwa

    ibu-ibu sudah menyadari pentingnya ASI bagi

    bayinya. Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus

    menerus menyusui bayinya untuk mencegah

    penurunan produksi ASI, agar tetap bisa

    menyusui. ASI bisa diperah dan disimpan untuk

    diberikan pada bayi selama ibu bekerja.7

    Dilihat

    dari penelitian tentang perawatan payudara ibu

    sebagian besar ibu sudah melakukan perawatan

  • payudara. Perawatan payudara berguna untuk

    memperbanyak ASI dimana bisa dilakukan

    dengan cara pengurutan dan penyiraman

    payudara, pengurutan sendiri dilakukan untuk

    memberi rangsangan pada kelenjar air susu ibu

    untuk memproduksi ASI. Pengurutan ini

    dilakukan pada pagi dan sore diberi minyak

    kelapa atau baby oil sebelum mandi setelah itu

    dilakukan penyiraman dengan air hangat.8 Hal

    ini perlu dilakukan perawatan payudara sehari

    sekali, untuk mencegah masalah-masalah yang

    timbul pada ibu menyusui, maka selama ibu

    menyusui sebaiknya perawatan payudara

    dilakukan secara rutin.7

    Dan sebagian besar

    bayi merupakan anak ke 1, untuk jenis kelamin,

    sebagian besar bayi adalah laki-laki hal ini tidak

    berpengaruh terhadap pemberian jenis ASI,

    sedangkan jenis ASI yang diberikan lebih

    banyak bayi yang mendapatkan Non ASI

    Eksklusif daripada bayi yang mendapat ASI

    Eksklusif hal ini disebabkan kesadaran ibu

    tentang ASI Eksklusif serta alasan ibu bekerja.

    Sebagian besar ibu memberikan susu formula

    kepada bayinya dan memberikan bubur bayi

    dan bubur nasi sebagai tambahan makanan

    pada bayinya. Sedangkan hasil penelitian dari

    sampel 30 bayi yang diteliti, dapat disimpulkan

    bahwa bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan

    ASI Eksklusif dengan pertumbuhan normal,

    jumlahnya lebih banyak dari pada bayi yang

    mengalami pertumbuhan kurus, Sedangkan bayi

    usia 0-6 bulan yang mendapatkan Non ASI

    Eksklusif dengan pertumbuhan kurus, jumlahnya

    lebih banyak dari pada bayi yang mengalami

    pertumbuhan normal. Dalam teori disebutkan

    bahwa bayi yang mendapat PASI atau susu

    formula tidak dapat menghindari dari

    kegemukan.10

    Tetapi dalam penelitian ini bayi

    yang mendapat PASI cenderung

    pertumbuhannya lebih kurus hal ini diakibatkan

    karena pemberian PASI tidak sesuai takaran

    dan lebih sedikit karena bayi masih diberi ASI

    oleh ibunya tetapi frekuensi dan lama

    menyusuinya tidak teratur sehingga

    kemungkinan besar terjadi penurunan produksi

    ASI sehingga asupan nutrisi bayi yang

    dibutuhkan bayi sangat kurang, sehingga

    pertumbuhan bayi Non ASI Eksklusif lebih

    banyak kurus dibandingkan normal. Hal ini juga

    di perkuat oleh teori yang menyebutkan bahwa

    bayi yang mendapat ASI dengan baik, menyusu

    dengan waktu yang cukup lama, dan bayi bisa

    tidur dengan baik, hal ini mungkin tidak

    menunjukkan nutrisi yang abnormal. Penyebab

    utama dari terjadinya gagal tumbuh selama

    menyusui bayi secara total disebabkan oleh

    lemahnya atau ketidakefektifan dalam

    menyusui, dan bayi yang menyusui seharusnya

    dievaluasi secara teratur untuk menentukan

    apakah pertumbuhannya berjalan normal atau

    tidak.11

    Rendahnya pemberian ASI merupakan

    ancaman bagi tumbuh kembang anak yang

    akan berpengaruh pada pertumbuhan dan

    perkembangan kualitas sumber daya manusia

    secara umum.2

    Demikian pula dengan

    memberikan ASI sedini mungkin segera setelah

    lahir merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh

    kembang bagi anak.3

    Hasil penelitian (Kramer et al, 2002),

    menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi usia 0-6

    bulan yang mendapat ASI Eksklusif, dimana

    menunjukkan hasil pertumbuhan yang signifikan

    pada usia 1-3 bulan dan pada usia selanjutnya

    pertumbuhannya tidak begitu signifikan. Selain

    itu UNICEF juga menyebutkan bahwa

    ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara

    menyusui dengan benar, serta pemasaran yang

    dilancarkan secara agresif oleh para produsen

    susu formula, merupakan faktor penghambat

    bagi terbentuknya kesadaran orang tua didalam

    memberikan ASI Eksklusif.4

    Diperoleh bahwa

    Jenis ASI yang diberikan (ASI Eksklusif dan Non

    ASI Eksklusif) memberikan perbedaan yang

    signifikan terhadap pertumbuhan bayi usia 0

    sampai dengan 6 bulan mengacu pada p-value

    lebih kecil daripada (0.05). Maka dapat

    disimpulkan bahwa penelitian ada perbedaan

    pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif.

    Dalam pelaksanaan penelitian ini, didapatkan

    beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya.

    Penelitian ini merupakan penelitian cross

    sectional sehingga tergantung pada kejujuran

    dan daya ingat responden serta jumlah bayi

    yang sesuai dengan kriteria inklusi yang sedikit

    sehingga belum sepenuhnya mempresentasikan

    bayi, dan tidak bisa mengawasi secara

    langsung cara menimbang berat badan melalui

  • ketelitian penimbangan pada skala 0 nol,

    pakaian yang dipakai bayi harus seminim

    mungkin, apakah dilakukan peneraan alat untuk

    mendapatkan data yang valid, untuk mengukur

    panjang badan apakah pengukurannya sesuai

    yaitu posisi bayi ditidurkan dengan kaki

    diluruskan tidak boleh ditekuk karena dapat

    mengpengaruhi hasil pengukuran.

    KESIMPULAN

    1. Terdapat perbedaan yang signifikan

    antara pertumbuhan bayi usia 0-6

    bulan yang mendapat ASI Eksklusif

    dan Non ASI Eksklusif

    2. Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI

    Eksklusif mengalami pertumbuhan

    normal, dan memiliki persentase lebih

    besar dari pada bayi yang mengalami

    pertumbuhan kurus

    3. Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat Non

    ASI Eksklusif dengan pertumbuhan

    kurus, memiliki persentase lebih besar

    dari pada bayi yang mengalami

    pertumbuhan normal.

    4. Diperoleh bahwa Jenis ASI yang

    diberikan (ASI Eksklusif dan Non ASI

    Eksklusif) memberikan perbedaan

    yang signifikan terhadap pertumbuhan

    bayi usia 0 sampai dengan 6 bulan,

    mengacu pada p-value lebih kecil

    daripada (0.05).

    SARAN

    1. Bagi masyarakat

    Khususnya ibu-ibu yang menyusui bayi

    sebaiknya mengutamakan pemberian ASI

    Eksklusif sampai bayi usia 6 bulan,

    kemudian mulai diberikan MP ASI setelah

    usia 6 bulan dengan pemberian ASI

    dilanjutkan sampai bayi usia 2 tahun,

    sehingga dapat mencapai tumbuh

    kembang anak menjadi optimal serta

    menyadarkan akan pentingnya pemberian

    ASI Eksklusif.

    2. Petugas Kesehatan

    Diharapkan kepada petugas kesehatan,

    untuk lebih intensif memberikan promosi

    kesehatan berupa penyuluhan mengenai

    ASI Eksklusif dan MP ASI Sehingga ibu

    dapat mengetahui kapan waktu yang tepat

    untuk memberikan MP ASI bagi bayinya.

    3. Peneliti Selanjutnya

    Diharapkan kepada peneliti selanjutnya

    dibahas lebih dalam mengenai perbedaan

    perkembangan bayi usia 0-6 bulan yang

    mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI

    Eksklusif untuk menambah ilmu

    pengetahuan, wawasan, serta memperluas

    jangkauan wilayah untuk mendapatkan

    populasi yang lebih banyak sebagai bahan

    kajian, referensi untuk pengembangan ilmu

    tentang manfaat ASI bagi tumbuh kembang

    bayi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI

    Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

    2. Susenas. 2011. Cakupan Pemberian ASI

    Eksklusif. Jakarta: Survei Sosial Ekonomi

    Nasional.

    3. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang

    Anak. Jakarta: EGC.

    4. Antara. 2011. Siaran pers UNICEF.

    Jakarta: UNICEF.

    5. Hidayat, A. Aziz. 2010. Metode Penelitian

    Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

    Jakarta: Salemba Medika.

    6. Kramer, M.S.et al. 2002. Breasfeeding and

    Infant Growth: Biology or Bias? Official

    Journal of the American Academy of

    Pediatrics, 110,343.

    7. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk

    Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

    8. Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan

    Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

    9. Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini

    Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda

    10. Atikah dan Eni. 2010. ASI Dan Menyusui .

    Bantul: Muha Medika.