Majalah Reny Nur Agista
-
Upload
wiwie-bakti-kemampa -
Category
Documents
-
view
25 -
download
0
Transcript of Majalah Reny Nur Agista
-
PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN LESANPURO KECAMATAN KEDUNG KANDANG
KOTA MALANG
Soemardini*, Ariani*, Reny Nur Agista**
Abstrak
Tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yang tergolong masih sangat rendah yaitu baru 15,3% bayi yang mendapat ASI Eksklusif hingga enam bulan, sehingga tingkat pemberian Non ASI Eksklusif di Indonesia justru semakin meningkat, memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang bagi anak. Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik, pendekatan dengan Metode Cross sectional dengan sampel 30 bayi usia 0-6 bulan. Analisa data secara bivariat dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan jenis ASI yang diberikan (ASI Eksklusif dan Non ASI Ekskusif) memberikan perbedaan yang signifikan terhadap
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mengacu pada ( . Kesimpulan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dengan pertumbuhan normal jumlahnya lebih banyak daripada bayi yang mengalami petumbuhan kurus. Sedangkan, bayi usia 0-6 bulan yang mendapat Non ASI Eksklusif dengan pertumbuhan kurus jumlahnya lebih banyak daripada bayi yang mengalami pertumbuhan normal.
Kata kunci: Pertumbuhan Bayi usia 0-6 bulan, ASI Eksklusif, Non ASI Eksklusif
Abstract
The rate of exclusive breastfeeding in Indonesia was still in exceptionally low at 15.3% of babies who got the exclusive breastfeeding up to six months, so the rates of non-exclusive breastfeeding in Indonesia was increasing. Actually giving early breastfeeding immediately after labor became an early stimulation of the growth and development for the child. Lack of breastfeeding was a threat for child growth and development that will affect the growth and development of human resources. This study aimed to determine the growth differences between 0-6 months age infants who got the exclusive breastfeeding and non-exclusive breastfeeding in the Lesanpuro sub district, Kedung Kandang district, Malang city. This research used analytical description with cross sectional method and the number of sampel were 30 infants age 0-6 months. Bivariate data analysis used Chi-square test showed that given type of breastfeeding (Exclusive breastfeeding and Non-exclusive breastfeeding) provide a significant difference to the growth of 0-6 months age infants that refers to (
-
PENDAHULUAN
Di Negara kita Indonesia yang selalu
melaksanakan pembangunan di segala bidang.
Salah satu sektor yang paling terasa
perkembangannya adalah bidang teknologi,
seperti beberapa produk yang dulunya jarang
atau bahkan tidak ada, kini sudah menjadi
konsumsi utama masyarakat. Hal ini tentu saja
baik, namun jika kita tidak mampu menyikapinya
dengan tepat dan menyaring yang baik justru
akan merugikan karena tidak semua hasil
teknologi itu menguntungkan.
Dunia kesehatan pun tak bisa terlepas dari
adanya perkembangan teknologi ini. Pola
konsumsi masyarakat cenderung lebih suka
yang bersifat instan dan tidak mau banyak
membuang waktu menjadikan semakin tingginya
penggunaan susu formula sebagai Pengganti
Air Susu Ibu. Di dalam denyut kehidupan kota
besar, kita lebih sering melihat bayi diberi
susu botol dari pada disusui oleh ibunya,
Sementara di pedesaan, kita melihat bayi
yang baru berusia satu bulan sudah diberi
pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI.1
Mengutip hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas, 2011) tahun 2004-2009, cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada seluruh bayi
dibawah 6 bulan (06 bulan) meningkat dari
58,9% pada tahun 2004 menjadi 61,3% pada
tahun 2009. Begitu juga dengan cakupan bayi
yang mendapat ASI Eksklusif terus menerus
dari usia 0-6 bulan juga meningkat dari 19,5%
tahun 2005 menjadi 34.3% pada tahun 2009.
Sedangkan menurut data Riskesdas 2010
tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia
yang masih tergolong sangat rendah yaitu baru
15,3% bayi yang mendapat ASI Eksklusif
hingga enam bulan, sehingga tingkat pemberian
Non ASI Eksklusif di Indonesia justru semakin
meningkat.
Rendahnya pemberian ASI merupakan
ancaman bagi tumbuh kembang anak yang
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan kualitas sumber daya manusia
secara umum.2
Demikian pula dengan
memberikan ASI sedini mungkin segera setelah
lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh
kembang bagi anak.3
Meskipun manfaat memberikan ASI Eksklusif
dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak telah diketahui secara luas,
namun kesadaran Ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif di Indonesia, baru sebesar 14 persen
saja, itu pun diberikan hanya sampai bayi
berusia empat bulan, demikian siaran pers
UNICEF yang diterima Antara di Jakarta, Selasa
29 maret 2011. Selain itu UNICEF juga
menyebutkan bahwa ketidak tahuan ibu tentang
pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar,
serta pemasaran yang dilancarkan secara
agresif oleh para produsen susu formula,
merupakan faktor penghambat bagi
terbentuknya kesadaran orang tua didalam
memberikan ASI Eksklusif.4
Di Wilayah Puskesmas Gribig, Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang menurut data
Dinkes Kota Malang tahun 2010 pencapaian
pemberian ASI Eksklusif di Kota Malang yaitu
57,43% dimana cakupan tersebut sudah
melampaui dari target 45% di Kota Malang.
Sedangkan di Puskesmas Gribig jumlah
populasi bayi tahun 2010 adalah 1.100 bayi dan
lebih banyak dibandingkan dengan Puskesmas
Kedung Kandang maupun Arjowinangun yang
berada pada satu Kecamatan, dan menurut
data dari Dinkes Kota Malang jumlah bayi yang
mendapat ASI Eksklusif lebih banyak di
Puskesmas Gribig yaitu 536 bayi, jadi
pencapaian pemberian ASI Eksklusif juga
meningkat mencapai 48,73% dan ini sudah
melampaui target 45% di Kota Malang,
sedangkan Pukesmas Gribig melayani 4
Kelurahan yang ada di Kecamatan
Kedungkandang salah satunya yaitu,
Kelurahan Lesanpuro pada tahun 2011 jumlah
populasi bayi sendiri cukup banyak
dibandingkan dengan 3 kelurahan yang ada
yaitu, 476 bayi dan cakupan pemberian ASI
Eksklusif sebanyak 158 bayi dari data sekunder.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul
Perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan
yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI
Eksklusif di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan
Kedung Kandang Kota Malang.
Tujuan Umum. Mengetahui perbedaan
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang
-
mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif
di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan Kedung
Kandang Kota malang.
Manfaat Akademik. Menambah pengalaman
dalam bidang penelitian serta pengetahuan dan
wawasan tentang ada tidaknya perbedaan
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif
Memberi masukan ilmu pengetahuan dalam
peningkatan kualitas pendidikan tentang
perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan
yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI
Eksklusif.
Manfaat Praktis. 1. Dapat memberikan
gambaran pada masyarakat khususnya ibu-ibu
yang menyusui bayi tentang perbedaan
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif
serta menyadarkan akan pentingnya pemberian
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. 2. Adanya
peningkatan pelayanan kesehatan menyangkut
pengetahuan mengenai perbedaan
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif.
3. Dapat digunakan sebagai bahan tambahan
informasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian. Desain penelitian yang
di gunakan adalah deskriptif analitik analitik
yaitu jenis penelitian yang bertujuan
menganalisa perbedaan pertumbuhan bayi usia
0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non
ASI Eksklusif Pendekatan yang digunakan
adalah Metode Crossectional yaitu rancangan
penelitian yang melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan (point time
approach) antara variabel independen dengan
variabel dependen.5 Populasi yang digunakan
yaitu bayi hidup dengan usia 68 bulan
sebanyak 30 bayi teknik sampling yang
digunakan adalah Total sampling pemilihan
sampel tersebut sesuai dengan kriteria inklusi.
Analisa data. 1. Analisa univariat untuk
mendeskripsikan tiap variabel yang diteliti, yaitu,
bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI
Eksklusif dan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapatkan Non ASI Eksklusif serta
pertumbuhan berat badan dan panjang badan
dengan menggunakan analisis secara deskriptif
dan disajikan dalam bentuk distribusi tabel.
2. Analisa bivariat penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan suatu variabel dimana kedua
variabel berskala data nominal untuk itu dalam
penelitian ini menggunakan analisa data dengan
menggunakan metode Chi Square test.
dipergunakan untuk menguji hipotesa.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Data Ibu. Distribusi usia ibu
bahwa sebagian besar usia ibu 18-34 tahun
berjumlah 24 orang, sebagian kecil usia ibu 12-
17 tahun berjumlah 1 orang. Sebagian besar
pendidikan ibu, berpendidikan SMA berjumlah
16 orang, sedangkan sebagian kecil pendidikan
ibu, perguruan tinggi berjumlah 3 orang.
Sebagian besar ibu bekerja sebagai Wiraswasta
yang berjumlah 27 orang, 3 orang bekerja
sebagai PNS. Selanjutnya berdasarkan
karakteristik perawatan payudara, sebagian
besar ibu pernah melakukan perawatan
payudara yang berjumlah 27 orang dan 3 orang
ibu tidak pernah melakukan perawatan
payudara.
Karakteristik Data Bayi. Bahwa sebagian
besar urutan anak ke 1 yang berjumlah 18 bayi,
sebagian kecil urutan anak ke 3 yang berjumlah
1 bayi Kemudian untuk jenis kelamin, sebagian
besar bayi adalah laki-laki sebanyak 21 bayi dan
sebagian kecil adalah perempuan sebanyak 9
bayi. Sedangkan jenis ASI yang diberikan
sebagian besar bayi yang mendapat Non ASI
Eksklusif berjumlah 17 bayi sebagian kecil bayi
yang mendapat ASI Eksklusif berjumlah 13 bayi.
Pertumbuhan BB dan PB bayi usia 0-6 bulan.
Berikut ini adalah tabel perbedaan pertumbuhan
berat badan dan panjang badan bayi usia 0-6
bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif dan Non
ASI Eksklusif
-
Tabel Pertumbuhan BB dan PB Bayi usia 0-6
bulan
Usia Pertum-
buhan
Jenis ASI yang diberikan
ASI
Eksklusif
Non ASI
Eksklusif
0
bulan
Normal 7 3
Kurus 6 14
1
bulan
Normal 11 5
Kurus 2 12
2
bulan
Normal 11 6
Kurus 2 11
3
bulan
Normal 10 5
Kurus 3 12
4
bulan
Normal 11 7
Kurus 2 10
5
bulan
Normal 12 3
Kurus 1 14
6
bulan
Normal 11 6
Kurus 2 11
Tabel 5.3 Bayi usia 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif dengan
pertumbuhan normal, jumlahnya lebih banyak
dari pada bayi yang mengalami pertumbuhan
kurus, Sedangkan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapatkan Non ASI Eksklusif dengan
pertumbuhan kurus, jumlahnya lebih banyak dari
pada bayi yang mengalami pertumbuhan
normal.
UJI CHI SQUARE
Menunjukkan bahwa Jenis ASI yang
diberikan (ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif)
memberikan perbedaan yang signifikan
terhadap pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan,
mengacu pada p-value lebih kecil daripada
(0.05), sedangkan hasil perhitungan RR
(Relative Risk) Pada usia 0 bulan, bayi yang
diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko
mengalami pertumbuhan kurus 5.444 kali lebih
tinggi daripada bayi yang diberikan ASI
Eksklusif. Pada usia 1 bulan, bayi yang
diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko
mengalami pertumbuhan kurus 13.2 kali lebih
tinggi daripada bayi yang diberikan ASI
Eksklusif. Pada usia 2 bulan, bayi yang
diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko
mengalami pertumbuhan kurus 10.083 kali lebih
tinggi daripada bayi yang diberikan ASI
Eksklusif. Pada usia 3 bulan, bayi yang
diberikan Non ASI Eksklusif memiliki resiko
mengalami pertumbuhan kurus 8 kali lebih tinggi
daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.
Pada usia 4 bulan, bayi yang diberikan Non ASI
Eksklusif memiliki resiko mengalami
pertumbuhan kurus 7.878 kali lebih tinggi
daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.
Pada usia 5 bulan, bayi yang diberikan Non ASI
Eksklusif memiliki resiko mengalami
pertumbuhan kurus 56.000 kali lebih tinggi
daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.
Pada usia 6 bulan, bayi yang diberikan Non ASI
Eksklusif memiliki resiko mengalami
pertumbuhan kurus 10.083 kali lebih tinggi
daripada bayi yang diberikan ASI Eksklusif.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini sebagian besar
usia 18-34 tahun. Dengan rentang usia tersebut
merupakan usia dewasa sehingga ibu-ibu dapat
menentukan sikap dalam perawatan bayi dalam
upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi.
Melihat pendidikan ibu sebagian besar
berpendidikan SMA dapat diketahui bahwa
pendidikan rendah bukan berarti tidak
menyadari akan penggunaan jenis ASI untuk
kebutuhan bayinya Sedangkan pekerjaan ibu
terlihat bahwa sebagian besar ibu bekerja
sebagai wiraswasta, wiraswasta adalah
seseorang yang memanfaatkan modal yang
dimiliki untuk membuka suatu usaha/bisnis
sedangkan swasta adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah khusus
perseorangan atau yang bersifat tidak terbuka
untuk umum atau tidak diawasi secara langsung
oleh pemerintah.6 Hal ini dapat diketahui bahwa
ibu yang bekerjapun masih bisa memberikan
ASI kepada bayinya, hal ini menunjukkan bahwa
ibu-ibu sudah menyadari pentingnya ASI bagi
bayinya. Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus
menerus menyusui bayinya untuk mencegah
penurunan produksi ASI, agar tetap bisa
menyusui. ASI bisa diperah dan disimpan untuk
diberikan pada bayi selama ibu bekerja.7
Dilihat
dari penelitian tentang perawatan payudara ibu
sebagian besar ibu sudah melakukan perawatan
-
payudara. Perawatan payudara berguna untuk
memperbanyak ASI dimana bisa dilakukan
dengan cara pengurutan dan penyiraman
payudara, pengurutan sendiri dilakukan untuk
memberi rangsangan pada kelenjar air susu ibu
untuk memproduksi ASI. Pengurutan ini
dilakukan pada pagi dan sore diberi minyak
kelapa atau baby oil sebelum mandi setelah itu
dilakukan penyiraman dengan air hangat.8 Hal
ini perlu dilakukan perawatan payudara sehari
sekali, untuk mencegah masalah-masalah yang
timbul pada ibu menyusui, maka selama ibu
menyusui sebaiknya perawatan payudara
dilakukan secara rutin.7
Dan sebagian besar
bayi merupakan anak ke 1, untuk jenis kelamin,
sebagian besar bayi adalah laki-laki hal ini tidak
berpengaruh terhadap pemberian jenis ASI,
sedangkan jenis ASI yang diberikan lebih
banyak bayi yang mendapatkan Non ASI
Eksklusif daripada bayi yang mendapat ASI
Eksklusif hal ini disebabkan kesadaran ibu
tentang ASI Eksklusif serta alasan ibu bekerja.
Sebagian besar ibu memberikan susu formula
kepada bayinya dan memberikan bubur bayi
dan bubur nasi sebagai tambahan makanan
pada bayinya. Sedangkan hasil penelitian dari
sampel 30 bayi yang diteliti, dapat disimpulkan
bahwa bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan
ASI Eksklusif dengan pertumbuhan normal,
jumlahnya lebih banyak dari pada bayi yang
mengalami pertumbuhan kurus, Sedangkan bayi
usia 0-6 bulan yang mendapatkan Non ASI
Eksklusif dengan pertumbuhan kurus, jumlahnya
lebih banyak dari pada bayi yang mengalami
pertumbuhan normal. Dalam teori disebutkan
bahwa bayi yang mendapat PASI atau susu
formula tidak dapat menghindari dari
kegemukan.10
Tetapi dalam penelitian ini bayi
yang mendapat PASI cenderung
pertumbuhannya lebih kurus hal ini diakibatkan
karena pemberian PASI tidak sesuai takaran
dan lebih sedikit karena bayi masih diberi ASI
oleh ibunya tetapi frekuensi dan lama
menyusuinya tidak teratur sehingga
kemungkinan besar terjadi penurunan produksi
ASI sehingga asupan nutrisi bayi yang
dibutuhkan bayi sangat kurang, sehingga
pertumbuhan bayi Non ASI Eksklusif lebih
banyak kurus dibandingkan normal. Hal ini juga
di perkuat oleh teori yang menyebutkan bahwa
bayi yang mendapat ASI dengan baik, menyusu
dengan waktu yang cukup lama, dan bayi bisa
tidur dengan baik, hal ini mungkin tidak
menunjukkan nutrisi yang abnormal. Penyebab
utama dari terjadinya gagal tumbuh selama
menyusui bayi secara total disebabkan oleh
lemahnya atau ketidakefektifan dalam
menyusui, dan bayi yang menyusui seharusnya
dievaluasi secara teratur untuk menentukan
apakah pertumbuhannya berjalan normal atau
tidak.11
Rendahnya pemberian ASI merupakan
ancaman bagi tumbuh kembang anak yang
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan kualitas sumber daya manusia
secara umum.2
Demikian pula dengan
memberikan ASI sedini mungkin segera setelah
lahir merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh
kembang bagi anak.3
Hasil penelitian (Kramer et al, 2002),
menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi usia 0-6
bulan yang mendapat ASI Eksklusif, dimana
menunjukkan hasil pertumbuhan yang signifikan
pada usia 1-3 bulan dan pada usia selanjutnya
pertumbuhannya tidak begitu signifikan. Selain
itu UNICEF juga menyebutkan bahwa
ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara
menyusui dengan benar, serta pemasaran yang
dilancarkan secara agresif oleh para produsen
susu formula, merupakan faktor penghambat
bagi terbentuknya kesadaran orang tua didalam
memberikan ASI Eksklusif.4
Diperoleh bahwa
Jenis ASI yang diberikan (ASI Eksklusif dan Non
ASI Eksklusif) memberikan perbedaan yang
signifikan terhadap pertumbuhan bayi usia 0
sampai dengan 6 bulan mengacu pada p-value
lebih kecil daripada (0.05). Maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian ada perbedaan
pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, didapatkan
beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional sehingga tergantung pada kejujuran
dan daya ingat responden serta jumlah bayi
yang sesuai dengan kriteria inklusi yang sedikit
sehingga belum sepenuhnya mempresentasikan
bayi, dan tidak bisa mengawasi secara
langsung cara menimbang berat badan melalui
-
ketelitian penimbangan pada skala 0 nol,
pakaian yang dipakai bayi harus seminim
mungkin, apakah dilakukan peneraan alat untuk
mendapatkan data yang valid, untuk mengukur
panjang badan apakah pengukurannya sesuai
yaitu posisi bayi ditidurkan dengan kaki
diluruskan tidak boleh ditekuk karena dapat
mengpengaruhi hasil pengukuran.
KESIMPULAN
1. Terdapat perbedaan yang signifikan
antara pertumbuhan bayi usia 0-6
bulan yang mendapat ASI Eksklusif
dan Non ASI Eksklusif
2. Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI
Eksklusif mengalami pertumbuhan
normal, dan memiliki persentase lebih
besar dari pada bayi yang mengalami
pertumbuhan kurus
3. Bayi usia 0-6 bulan yang mendapat Non
ASI Eksklusif dengan pertumbuhan
kurus, memiliki persentase lebih besar
dari pada bayi yang mengalami
pertumbuhan normal.
4. Diperoleh bahwa Jenis ASI yang
diberikan (ASI Eksklusif dan Non ASI
Eksklusif) memberikan perbedaan
yang signifikan terhadap pertumbuhan
bayi usia 0 sampai dengan 6 bulan,
mengacu pada p-value lebih kecil
daripada (0.05).
SARAN
1. Bagi masyarakat
Khususnya ibu-ibu yang menyusui bayi
sebaiknya mengutamakan pemberian ASI
Eksklusif sampai bayi usia 6 bulan,
kemudian mulai diberikan MP ASI setelah
usia 6 bulan dengan pemberian ASI
dilanjutkan sampai bayi usia 2 tahun,
sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang anak menjadi optimal serta
menyadarkan akan pentingnya pemberian
ASI Eksklusif.
2. Petugas Kesehatan
Diharapkan kepada petugas kesehatan,
untuk lebih intensif memberikan promosi
kesehatan berupa penyuluhan mengenai
ASI Eksklusif dan MP ASI Sehingga ibu
dapat mengetahui kapan waktu yang tepat
untuk memberikan MP ASI bagi bayinya.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
dibahas lebih dalam mengenai perbedaan
perkembangan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI
Eksklusif untuk menambah ilmu
pengetahuan, wawasan, serta memperluas
jangkauan wilayah untuk mendapatkan
populasi yang lebih banyak sebagai bahan
kajian, referensi untuk pengembangan ilmu
tentang manfaat ASI bagi tumbuh kembang
bayi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI
Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
2. Susenas. 2011. Cakupan Pemberian ASI
Eksklusif. Jakarta: Survei Sosial Ekonomi
Nasional.
3. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: EGC.
4. Antara. 2011. Siaran pers UNICEF.
Jakarta: UNICEF.
5. Hidayat, A. Aziz. 2010. Metode Penelitian
Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
6. Kramer, M.S.et al. 2002. Breasfeeding and
Infant Growth: Biology or Bias? Official
Journal of the American Academy of
Pediatrics, 110,343.
7. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk
Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
8. Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
9. Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini
Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
10. Atikah dan Eni. 2010. ASI Dan Menyusui .
Bantul: Muha Medika.