MAGANG RISMA
-
Upload
citraauliasahid -
Category
Documents
-
view
162 -
download
12
description
Transcript of MAGANG RISMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Magang merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
yangdiperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung di dunia kerja untuk
mencapai suatu tingkat keahlian sesuai dengan program keahlian. Pada
dasarnya magang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikanseseorang lulusan perguruan tinggi yang mengalami kesulitan
didalam mengawali tugas-tugasnya didunia kerja yang baru. Hal tersebut
merupakan gambaran yang sudah tidak asing asing lagi ditemukan di dalam
dunia kerja, karena banyak hal yang baru dimana seorang mahasiswa dituntut
untukselalu peka, siap melakukan pekerjaan yang ditugaskan danharus
mampu mengatasi persaingan dunia kerja. Selain itu, juga dibutuhkan waktu
untuk penyesuaian terhadap lingkungan kerja baru yang belum pernah
dialami sebelumnya. Mengingat mutu pendidikan telah menjadi sorotan di
mata dunia pendidikan baik dalam maupun Luar Negri demi terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu membuat dunia menjadi
lebih maju dan menjadikannya kehidupan yang lebih.
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA mewajibkan para mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis uuntuk melaksanakan kegiatan magang. Kegiatan magang dilaksanakan diluar lingkungan kampus. Dari aktivitas magang mahasiswa memiliki suatu kegiatan kerja mahasiswa yang ditempatkan pada suatu tempat yang berkaiatan dengan bidang ilmu yang ditempuhnya dalam waktu tertentu. Selain itu, magang yang dilakukan dapat membantu mahasiswa untuk mengamati agar lebih memahami atau membandingkan antara bidang studi yang di tekuninya dan mendapatkan
1
2
gambaran nyata pengimplementasian ilmunya di dunia nyata. Mahasiswa
akan belajar mengatasi kesenjangan antara teori yang didapatkan di bangku
kuliah dengan permasalahan di lapangan kerja sebenarnya, yang memerlukan
teknologi informasi untuk mendapatkan jalan keluarnya. Dengan adanya
hubungan kerja sama dari pihak Perum Pencetakan Uang Republik Indonesia
selaku penyedia sarana dan prasarana, yang telah mengizinkan atau
memperbolehkan mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan magang di Perum
Peruri.
Penulis memilih Perum Percetakan Uang Republik Indonesia sebagai
tempat magang yang merupakan salah satu perusahaan Percetakan Uang di
Republik Indonesia. Alasan penulis memilih Perum Peruri karena penulis
ingin tau lebih banyak tentang sistem kerja karyawan yang dilakukan oleh
Perum Percetkan Uang Republik Indonesia. Dalam hal ini penulis di beri
kesempatan untuk melakukan kegiatan magang dari tanggal 1 Oktober s/d 30
November 2013 yang mana penulis ditempatkan di Departemen Penjualan 1.
Di dalam lingkup Departemen Penjualan penulis diberikan tugas pengimputan
data saluran distribusi pita cukai PERUM PERURI.
Oleh karena itu, penulisan laporan Kuliah Kerja Praktik/Magang disalah
satu perusahaan Negri Indonesia dengan mengambil judul yaitu tentang
“Pelaksanaan Pengimputan Data saluran Distribusi Pita Cukai Perum
Percetakan Uang Republik Indonesia”.
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang
1.2.1 Tujuan Magang
3
Adapun beberapa tujuan dari kegiatan magang yang yang penulis
lakukan adalah :
1. Memenuhi SKS mata kuliah magang sebagai salah satu syarat
dalam mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
2. Untuk mengetahui proses pengimputan data
3. Menambah pengalaman dan pengetahuan kerja didunia nyata
sehingga dapat memperkarya wawasan saya seputar dunia
ekonomi.
4. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa bididang
pemasaran.
5. Untuk mengetahui proses sistem kerja dalam perkantoran atau
suatu perusahaan.
1.2.2 Manfaat Magang
Manfaat magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dalam bidang manajemen pemasaran.
Dapat memberikan perbandingan antara kenyataan yang ada di
perusahaan dengan teori-teori yang didapat selama perkuliahan
sehingga dapat menambah pengetahuan penerapan dari teori-teori
tersebut. Pengalaman kerja dalam bidang pemasaran khususnya. Salah
satu media startegis untuk memasuki dunia kerja dan untuk menambah
kemampuan dalam bersosialisasi di masyarakat.
4
b. Bagi PERUM PERURI
1) Dapat dijadikan bahan informasi dan membantu dalam
menentukan kebijakan dan evaluasi untuk meningkatkan
kinerja perusahaan.
2) Dapat membantu mahasiswa magang mengembangkan bakat di
bidangnya dan memberikan kesempatan pengalaman bekerja.
3) Dapat membantu meringankan kegaiatan operasional
dilingkungan kerja Perum Percetakan Uang Republik
Indonesia.
4) Dapat menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan
dan bermanfaat bagi Perum Percetakan Uang Republik
Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA.
c. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA
1) Dapat menambah pengetahuan dan informasi serta referensi
bagi dunia akademik terutama yang berkaitan dengan kuliah
kerja profesi (magang). Selain itu dapat meningkatkan
lulusannya melalui pengalaman Kuliah Kerja Nyata atau
Magang. Dan sebagai jembatan agar dapat menjalin kerjasama
atau mempererat hubungan antara UHAMKA dan PERUM
PERURI agar kedepannya baik dalam penerimaan mahasiswa
magang ataupun perekrutan karyawan dan sebagainya.
2) Meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan lulusan yang
lebih berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
dan masyarakat.
5
1.3 Target Magang
Adapun target praktek kerja nyata (magang) yang ingin dicapai penulis
adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui bagaimana sistem pemasaran di Perum Peruri.
2. Ingin mengetahui bagaimana proses mengimput data yang telah di cek
dan dijadikan sebuah dokumen.
3. Untuk menerapkan ilmu yang telah dikuasi kedalam dunia kerja secara
langsung.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Adapun tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan magang yang penulis
lakukan adalah :
Tempat Magang : PERUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK
INDONESIA Jl. Palatehan No.4 Blok K-V Kebayoran
Baru jakarta 12160
Telp : (021) 7395000 – Fax. (021) 7221567
Waktu : 1 Oktober 2013-30 November 2013
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu proses yang berkaitan dengan
analisa perencanaan dan control yang mencakup ide-ide, barang-barang, dan
jasa. Menurut Kotler (2006 : 11) “manajemen adalah seni dan ilmu untuk
memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah
jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian
nilai pelanggan yang unggul”.
Definisi manajemen pemasaran menurut kotler dan Amstrong
(2008 : 7) adalah analisis, perencanaan, inplementasi, dan pengendalian,
dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membanggun,
dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Sofjan Assauri (2010 : 12) manajemen pemasaran adalah
merupakan kegiatan penganalisian, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian-pengendalian program-program yang dibuat untuk
membentuk, membangun dan memelihara keuntungan dari pertukaran
melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi dalam jangka
panjang.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulakan
bahwa pengertian manajemen pemasaran adalah proses pengambilan
keputusan, perencanaan, pengawasan aspek-aspek pemasaran sesuatu
perusahaan sehubungan dengan konsep pemasaran, di dalam sistem
pemasaran.
6
7
8
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran secara umum diartikan sebagai kegiatan penjualan dan
pembelian antara dua pihak, yaitu pihak penjual dan pihak pembeli.
Kegiatan pemasaran tidak hanya mencakup menjual dan membeli saja,
namun juga meliputi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi.
Definisi pemasaran menurut kotler dan Garry Amstrong (2005 : 10)
adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Definisi pemasaran menurut Sofjan Assauri (2010 : 2) adalah sebuah
permintaan atau pembelian dan harga. Manajeman pemasaran adalah
merupakan kegiatan program-program penganalisisan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian-pengendalian program-program yang dibuat
untuk membentuk, membangu, dan memelihara keuntungan dari pertukaran
melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi dalam jangka
panjang.
Definisi pemasaran menurut Tjiptono (2008 : 5) adalah “fungsi yang
memiliki kontak yang paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal
perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan
eksternal”. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam
pengembangan strategi. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran
gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
sasaran-sasaran individu dan organisasi.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian pemasaran adalah pasar, apa yang di pasarkan itu, ialah
barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti bahwa hanya
menawarkan barang atau mrnjual tetapi lebih luas dari itu. Didalamnya
9
tercakup berbagai kegaiatan seperti membeli, menjual, dengan segala
macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya.
2.1.2 Pengertian Saluran Distribusi
Saluran distribusi merupakan berbagai aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menyalurkan produknya kepada konsumen
yang membutuhkan dan menginginkan pada tempat dan waktu yang tepat.
Saluran distribusi ini menghubungkan antara produsen dan konsumen.
Adanya kemajuan dalam program pemasaran, hal ini menuntut suatu
perusahaan untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam saluran distribusi.
Perusahaan harus bisa menetapkan suatu saluran distribusi yang tepat
sehingga saluran distribusi ini benar-benar menjadi suatu jembatan
penghubung bagi perusahaan dalam menyalurkan produknya.
Menurut Kotler (2007:122) “Saluran Distribusi adalah organisasi-
organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang
membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau
dikonsumsi.”
Sedangkan menurut Charles Doyle (2013:100) saluran distribusi
adalah sarana yang digunakan penjual barang atau jasa untuk berhubungan
dengan pelanggan sasaran mereka. Pengelola dan pengembang saluran ini
adalah bagian kunci dari bauran pemasaran. Ada saluran pedagang besar dan
ritel, saluran langsung dan tak langsung.
Menurut Prof. Dr. Damsar dan Dr. Indriani, S.E., M.M (2013:94)
saluran distribusi adalah sebagai alokasi nilai-nilai langka yang dikaitkan
dengan tenaga kerja, kapital, tanah, teknologi dan organisasi sehingga
barang dan jasa juga menjadi bernilai langka. Distribusi juga menunjuk
suatu proses alokasi dari produksi barang dan jasa sampai ke tangan
konsumen atau proses konsumsi.
10
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian saluran distribusi adalah saluran atau cara yang digunakan
produsen untuk menyalurkan atau menyebatkan (menjual) produk dari
produsen (penghasil) pada konsumen (pemakai).
2.1.3 Fungsi Saluran Distribusi
Supaya arus pergerakan barang dari produsen ke konsumen sesuai
dengan tujuannya, maka suatu perusahaan dalam memasarkan produknya
harus berpedoman pada prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan
fungsi saluran distribusi. Menurut Djaslim Saladin (2006:153) menjelaskan
bahwa fungsi saluran distribusi sebagai berikut :
1. Informasi (Information) Yaitu sebagai pengumpul dan penyebar informasi
riset pemasaran tentang potensi dan kemampuan pasar, pesaing, dan
kekuatan-kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.
2. Promosi (Promotion) Yaitu sebagai pengembangan dan penyebaran
komunikasi.
3. Negosiasi (Negotiation) Yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir
mengenai harga dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perpindahan
hak milik.
4. Pemesanan (Ordering) Yaitu komunikasi saluran ke belakang mengenai
minat membeli oleh anggota saluran pemasaran ke produsen.
5. Pembiayaan (Financiang) Yaitu permintaan dan penyebaran dana untuk
menutup biaya saluran pemasaran tersebut.
6. Pengambilan Risiko (Risk Taking) Yaitu perkiraan besar risiko berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
11
7. Kepemilikan Fisik (Physical Possession) Yaitu milik dari penyimpangan
dan pergerakan barang secara fisik dari bahan mentah sampai bahan ke
konsumen akhir.
8. Pembayaran (Payment) Yaitu arus pembayaran atau uang kepada penjual
atas jasa atau produk atau jasa yang telah diserahkan.
9. Kepemilikan (Tittle) Yaitu arus kepemilikan dari suatu lembaga pemasaran
ke lembaga pemasaran lainnya.
Selama produsen melaksanakan fungsi itu, maka biaya produsen
akan meningkat dan harganya pasti lebih tinggi. Bila beberapa fungsi
dialihkan ke perantara, maka biaya dan harga produsen lebih rendah, namun
perantara harus menambah ongkos untuk menutup pekerjaan mereka. Jika
perantara lebih efesien dari pada produsen, harga untuk konsumen
seharusnya lebih rendah. Konsumen dapat memutuskan untuk melakukan
sebagian fungsi itu sendiri, dalam hal ini pelanggan seharusnya menikmati
harga yang lebih rendah.
2.1.4 Tingkat-Tingkat Saluran Distribusi
Dalam saluran pemasaran menggunakan jumlah tingkatan dari
perantara untuk menentukan panjang sebuah saluran dan melukiskan
beberapa saluran pemasaran barang konsumsi dengan panjang yang
berbeda.
Menurut Djaslim Saladin, (2006:155) mengemukakan bentuk saluran
distribusi adalah sebagai berikut :
1. Saluran Nol Tingkat Atau Saluran Pemasaran langsung (A Zero Levels
Channel Or Direct Marketing Channel)
Yaitu produsen menjual langsung ke konsumen.
12
2. Saluran Satu Tingkat (A One-Level Channel)
Yaitu penjualan melalui satu perantara.
3. Saluran Dua Tingkat (Two-Level Channel)
Yaitu penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan.
4. Saluran Tiga Tingkat (A Three-Level Channel)
Yaitu penjualan yang mempunyai tiga perantara.
5. Saluran Aneka Tingkat (Higher Level Channel)
Yaitu saluran distribusi lebih dari tiga tingkat.
Saluran distribusi untuk barang konsumsi menurut Basu Swastha dan
Irawan (2005:295) sebagai berikut :
a. Produsen Konsumen
Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau
langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh
karena itu saluran ini disebut sebagai saluran distribusi langsung.
b. Produsen Pengecer Konsumen
Saluran ini disebut juga saluran distribusi langsung. Pengecer besar
langsung melakukan pembelian pada produsen.
13
c. Produsen Pedagang besar Pengecer Konsumen
Saluran distribusi ini dinamakan saluran saluran distribusi
tradisional. Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian
oleh konsumen dilayani pengecer saja.
d. Produsen Agen Pengecer Konsumen
Produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai
penyalurnya. Menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam
saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama
ditunjukan kepada para pengecer besar.
e. Produsen Agen Pedagang besar Pengecer Konsumen
Dalam saluran distribusi ini, produsen sering menggunakan agen
sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang
besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang
terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
2.1.5 Faktor-Faktor Saluran Distribusi
Oleh karena saluran distribusi seharusnya ditentukan oleh pola
pembelian konsumen, sifat dan corak pasar merupakan faktor kunci yang
mempengaruhi pemilihan saluran oleh pemimpin perusahaan. Faktor–faktor
pertimbangan lain adalah produk yang bersangkutan, perantara dan
perusahaan itu sendiri. Pada dasarnya, pada waktu memilih saluran
14
distribusi perusahaan harus berpedoman pada ukuran 3C yaitu channel
control (pengendalian saluran), market coverage (liputan pasar), dan cost
(biaya) yang cocok dengan taraf pelayanan pembeli.
Dalam rangka memilih saluran distribusi yang akan digunakan,
produsen harus mempertimbangkan berbagai faktor yang sangat
berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusi. Faktor–faktor yang
mempengaruhi pemilihan saluran distribusi sebagai berikut :
1. Pertimbangan pasar
Mungkin hal yang paling jelas yang perlu dipertimbangkan adalah persoalan
apakah dimaksudkan untuk pasar konsumen atau untuk pasar industrial.
Jika dimaksudkan untuk para industrial, tentu saja pengecer tidak diikutkan
dalam saluran distribusi. Dalam hal ini, variabel pasaran yang perlu
dipertimbangkan adalah :
a. Jumlah pelanggan potensial. Dengan adanya pelanggan potensial, yakni
mungkin dapat menjadi pelanggan, dalam jumlah relatif sedikit, produsen
industri dapat menggunakan tenaga penjualan sendiri untuk menjual
langsung kepada konsumen atau pemakai industrial. Jika pelanggan
berjumlah banyak, produsen agaknya akan menggunakan jasa perantara.
Suatu hal yang sangat bertalian dengan hal ini adalah jumlah jenis industri
yang berbeda – beda yang menjadi pembeli produk produsen. Perusahaan
yang menjual perlengkapan dan peralatan pemboran kepada industri
minyak, menjual langsung kepada pemakai. Sebaliknya, produsen kertas
dan hasil kertas, banyak menggunakan jasa – jasa distributor industrial
untuk dapat sampai pada industri pemakai yang begitu banyak ragamnya.
b. Kondisi geografis pasaran. Penjualan langsung kepada industri tekstil atau
pakaian jadi dapat terlaksana oleh karena sebagian besar pembeli terpusat
dibeberapa daerah georafis saja. Penjual dapat mengadakan cabang –
15
cabang penjualan dalam pasar – pasar yang berpenduduk padat, akan tetapi
dalam pasar yang penduduknya kurang padat, digunakan jasa perantara.
c. Besarnya pesanan. Seorang produsen hasil bahan makanan biasanya akan
menjual langsung kepada rantai toko – toko bahan makanan karena
besarnya pesanan dan jumlah total transaksi telah membuat saluran ini
secara ekonimis sangat menarik. Akan tetapi, agar mencapai toko – toko
kecil produsen itu menggunakan jasa pedagang besar.
2.Pertimbangan produk.
a. Nilai satuan. Nilai satuan mempengaruhi jumlah dana yang tersedia untuk
distribusi. Jadi, makin rendah nilai satuan, makin panjang pula saluran –
saluran distribusi. Akan tetapi, jika produk dengan nilai rendah dijual dalam
volume besar atau jika dijual bersama dengan barang jenis lain sebagai
pesanan total menjadi besar, maka saluran distribusi yang lebih pendek
dapat dipertanggung jawabkan secara ekonomis.
b. Sifat cepat rusak. Produk yang secara fisik dapat cepat rusak, atau cepat
ketinggalan mode harus segera disalurkan. Karena biasanya saluran
distribusi juga pendek.
c. Sifat teknik produk. Suatu produk industri yang bersifat teknis tinggi
kebanyakan didistribusikan langsung kepada pemakai industri. Tenaga
penjualan produsen harus banyak menyediakan jasa penjual dan purna jual,
umumnya pedagang besar tidak dapat melakukan hal ini. Produk konsumen
yang bersifat teknis tinggi merupakan suatu tantangan besar bagi usaha
distribusi oleh produsennya. Biasanya, produsen tidak dapat menjual
langsung kepada konsumen. Produsen berusaha sebanyak mungkin kepada
pengecer, akan tetapi servis barang produk itu tetap merupakan masalah.
3.Pertimbangan perantara.
16
a. Jasa–jasa disediakan oleh perantara. Setiap produsen hendaknya memilih
perantara yang mampu menyediakan jasa – jasa pemasaran yang tidak
dapat disediakan oleh produsen atau tidak dapat disediakan secara
ekonomis.
b. Tersedianya perantara yang dikehendaki. Mungkin sekali perantara yang
dikehendaki produsen tidak ada. Mereka mungkin sudah menjual produk
pesaing dan tidak ingin menambah jenis barang lain.
c. Sikap perantara terhadap kebijakan produsen. Kadangkala jumlah pilihan
saluran distribusi terbatas bagi produsen. Oleh Karena kebijakan pemasaran
tidak dapat diterima oleh golongan perantara tertentu. Pengecer atau
pedagang besar tertentu umpamanya bersedia menjual suatu produk hanya
jika mereka diberi hak jual tunggal (Exclusive Franchice) dalam daerah
mereka.
4.Pertimbangan perusahaan.
a. Sumber – sumber dana keuangan. Suatu perusahaan yang kuat secara
financial akan kurang membutuhkan perantara dibandingkan dengan
perusahaan yang lemah keuangannya. Suatu usaha dengan cukup dana
keuangan mengadakan tenaga penjualan sendiri, memberikan kredit atau
menyimpan persediaan barang dalam gudang sendiri. Perusahaan yang
lemah keuangannya akan merasakan keharusan menggunakan perantara
yang menggunakan jasa – jasa ini.
b. Kemampuan manajemen pilihan. Saluran dipengaruhi pengalaman
pemasaran dan kemampuan manajemen perusahaan. Banyak perusahaan
yang tidak mempunyai pengetahuan pemasaran lebih suka menyerahkan
tugas distribusi kepada perantara.
c. Keinginan hendak menguasai saluran. Produsen – produsrn tertentu akan
lebih baik mengadakan saluran pendek. oleh karena mereka ingin
17
menguasai atau mengontrol distribusi produk mereka, sekalipun biaya
saluran distribusi pendek itu lebih tinggi. Dengan cara mengendalikan
saluran distribusi sendiri, produsen dapat menjalankan promosi yang lebih
giat dan lebih mampu untuk menguasai segarnya barang dagangan serta
penetapan harga eceran.
d. Jasa – jasa yang disediakan oleh penjual. Seiring keputusan produsen
mengenai saluran distribusi dipengaruhi oleh jasa – jasa pemasaran yang
dapat mereka berikan yang berkaitan dengan jasa – jasa atau servis yang
diminta oleh perantara. Umpamanya sering rantai toko – toko pengecer
tidak akan menjajakan suatu produk jika belum ada kepastian akan lakunya
barang sebagai hasil kampanye pengiklanan yang gigih oleh produsen.
Sedangkan menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert,
(2006:336) faktor-faktor saluran distribusi yaitu :
1. Distribusi langsung dari produk-produk konsumsi
Dalam saluran langsung, suatu produk berkelana dari produsen ke
konsumen tanpa perantara. Dengan menggunakan angkatan kerja
mereka sendiri, perusahaan seperti avon, fuller, brush, dan
tupperware menggunakan saluran ini.
2. Distribusi eceran produk-produk konsumsi
Produsen mendistribusikan produk melalui pengecer. Goodyear,
misalnya, memiliki sistem gerai ecerannya sendiri.
3. Distribusi grosir produk-produk konsumsi
Kira-kira 90 persen dari ruangan di toko dibutuhkan untuk pajangan
barang, hanya sekitar 10 persen sisanya untuk penyimpanan dan/atau
18
fasilitas kantor. Barang-barang dagangan didalam toko dipasok secara
rutin oleh pedagang grosir.
2.1 Distribusi Fisik
2.2.1 Pengertian Distribusi Fisik
Definisi distribusi fisik menurut Kotler dalam bukunya Manajemen
Pemasaran (2000:612) Mendefinisikan Distribusi Fisik sebagai berikut :
Logistik / Distribusi fisik adalah perencanaan, implementasi, dan
pengendalian arus fisik bahan serta barang akhir dari titik asal ke titik
penggunaan untuk memenuhi tuntutan pelanggan atas dan dengan
melakukan semua tugas itu diperoleh imbalan berupa laba.
Pembahasan mengenai definisi distribusi fisik dari berbagai sumber
diatas didasarkan pada berbagai konsep pemikiran yang berbeda satu sama
yang lainnya, sehingga diperlukan suatu batasan pengertian yang merupakan
rangkuman dari pengertian-pengertian tersebut diatas yaitu : “Distribusi
Fisik adalah segala upaya untuk menggerakan arus bahan produk jadi
dengan suatu perencanaan serta pengendalian dalam jumlah, waktu, tempat
dan kepemilikan dengan cara-cara yang efesien”.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, (2006:348) distribusi
fisik adalah menyangkut kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
memindahkan produk secara efisien dari perusahaan manufaktur kepada
konsumen.
2.2.2 Tujuan Distribusi Fisik
Tujuan distribusi fisik menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert,
(2006:348) menjadikan barang-barang tersedia ketika dan dimana konsumen
membutuhkannya, untuk menjaga agar tetap berbiaya rendah, dan untuk
19
memberikan layanan agar para pelanggan tetap merasa puas. Jadi, distribusi
fisik meliputi operasi pergudangan dan transportasi, juga distribusi untuk e-
customers.
2.2.3 Komponen Pokok Sistem Distribusi Fisik
Keputusan-keputusan dalam distribusi fisik memungkinkan
perusahaan memperkuat posisinya dalam pasar dapat memuaskan pelanggan
dan dapat menurunkan biaya usaha. Dalam usaha mencapai biaya distribusi
yang minimal dan jumlah biaya yang beraneka ragam, serta jasa-jasa pada
distribusi yang semakin meningkat, maka semakin dirasakan pentingnya
peranan pelaksanaan komponen sistem distribusi fisik. Adapun ke empat
komponen pokok sistem distribusi fisik menurut Djaslim Saladin,
(2006:169) yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah :
1. Pengolahan pesanan (order processing)
Di dalam pengelolaan pesanan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Kesiapan tenaga penjual untuk mengirimkan pesanan tepat pada
waktunya.
b. Kesiapan bagian gudang untuk menyiapkan dan mengepak barang
yang sudah dipesan.
c. Biaya pengiriman seefisien mungkin.
2. Pergudangan (warehousing)
Masalah pergudangan menyangkut penyimpanan dan pengiriman barang.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan gudang penyimpanan dan gudang
distribusi. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah menggunakan
gudang sendiri atau gudang umum (disewa). Lokasi pergudangan juga
mendapatkan perhatian, karena semuanya itu menyangkut tambahan biaya
20
yang harus dikeluarkan perusahaan. Gudang harus dapat menjamin
keselamatan barang dari kerusakan dan kehilangan (pencurian).
3. Persediaan (inventory)
Persediaan barang berkaitan erat dengan jumlah pesanan yang akan
dilayani. Perusahaan harus menjaga keseimbangan antara biaya
pengelolaan pesanan dengan biaya pemilikan persediaan (termasuk biaya
penyimpanan, biaya modal, pajak, asuransi). Pengelolaan persediaan
bukan hanya persediaan barang akhir untuk menghadapi jumlah pesanan,
akan tetapi juga menyangkut persediaan bahan baku atau setengah jadi
dari pemasok.
4. Pengangkutan (transportation)
Masalah pengangkutan perusahaan perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
a. Kecepatan
Apakah barang tersebut harus segera dikirim atau tidak.
Keterlambatan dalam pengiriman bisa membawa akibat fatal
terhadap pemesan atau pelanggan kita. Untuk itu perlu dijaga
kesesuaian waktu pengiriman dengan keinginan pemesan.
b. Frekuensi
Apakah pengangkutan barang tersebut secara sekaligus atau
bertahap.
c. Ketergantungan
Apakah pengangkutan barang tersebut secara sekaligus atau
bertahap.
d. Kemampuan
21
Seberapa jauh kemampuan peralatan pengangkutan beserta
pegawainya untuk mengirimkan barang.
e. Ketersediaan
Sarana pengangkutan harus selalu siap untuk melaksanakan
tugasnya dan sebaiknya jangan menunggu-nunggu sehingga
membuat orang kecewa.
f. Biaya
Besar kecilnya tentu tergantung pada jenis sarana pengangkutan
yang dipergunakan dan jumlah barang yang diangkut. Jika
pemesan menginginkan cepat, tentu harus menggunakan angkutan
dengan biaya yang cukup tinggi.
BAB III
GAMBARAN UMUM INTUISI
3.1 Gambaran Umum Perum Percetakan Uang Republik Indonesia
(PERURI)
3.1.1. Sejarah Umum Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI)
Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERUM
PERURI) didirikan pada tahun 15 September 1971, merupakan gabungan
dari dua perusahaan, yaitu PN. Pertjetakan Kebajoran dan PN. Artha Yasa
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 60 tahun 1971, selanjutnya
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 tahun 1982, kemudian
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2000 dan
disempurnakan untuk terakhir kalinya melalui Peraturan Pemerintah Nomor
32 tahun 2006.
Sebagai satu-satunya Perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di bidang Percetakan Uang di Indonesia, tugas utama PERUM
PERURI adalah menyelenggarakan usaha mencetak uang rupiah Republik
Indonesia (baik uang kertas maupun uang logam) untuk Bank Indonesia
serta mencetak produk kertas berharga non uang sesuai pesanan perusahaan
pemesan.
Perusahaan ini mulai berproduksi tanggal 20 Maret 1955.
Pengelolaan perusahaan berada ditangan suatu Direksi dengan pengawasan
oleh Dewan Komiaris yang masing-masing diangkat dan diberhentikan oleh
pemegang saham yaitu Pemerintah Republik Indonesia dan Johan Enschede.
Atas kuasa dan perintah Dewan Menteri pada tanggal 11 januari 1958, penguasa perang pusat dengan Surat Keputusannya Nomor Kpts/Peperpu/041958 tanggal 10 Januari 1958, menempatkan
22
23
perjetakan Kebajoran NV dibawah Penguasaan Pemerintah Republik
Indonesia dengan nama P.T. PERJETAKAN KEBAJORAN.
1.) Setahun kemudian, berdasarkan undang-undang No. 86 tahun 1958
tentang Nasionalisasi Perusahaan milik Belanda, dan peraturan
pemerintah No. 51 tanggal 14 Oktober 1959, P.T. PERTJETAKAN
KEBAJORAN dinasionalisasikan dan dinyatakn menjadi Perusahaan
Percetakan Negara dengan tetap bernama P.T. PERTJETAKAN
KEBAJORAN
Peraturan pemerintah ini berlaku surut sampai tanggal 1 Januari 1958,
sedangkan Bank Indonesia diberi tugas untuk menjalankan hak-hak
dan kewajiban-kewajibannya sebagai pemegang sero tunggal atas
nama Pemerintah. Pengengelolaan Perusahaan tetap berada ditangan
Menteri Keuangan
Hal ini dikuatkan kembali dengan Surat Keputusan Menteri Pertama
No. 584/ MP/60 tanggal 28 Desember 1960.
2.) Dengan adanya susunan baru dan regrouping dari Kabinet Kerja, maka
berdasarkan surat keputusan dari Wakil Menteri Pertama Bidang
Keungan No. 1-1-27 tanggal 18 Juli 1962, terhtiung mulai tanggal 13
Juli 1962 pengelolaan Perusahaan dialihkan kepada Menteri Urusan
Bank Sentral, dengan status dan nama Perusahaan yang sama, yaitu
Perseroan Terbatas PERTJETAKAN KEBAJORAN
3.) Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1963 tanggal 3 Juni
1963 pada tahun 1963 status Perusahaan diubh menjadi Perusahaan
Negara sebagaimana dimaksud oleh undang-Undang No. 19 Prp./1960
tahun 1960.
24
Dengan demikian maka nama Perusahaan Berubah menjadi PN
PERTJETAKAN KEBAJORAN. Pengelolaan masih tetap dilakukan
oleh Direksi Bank Indonesia, dibantu oleh suatu Badan Pimpinan
Harian (BPH) yang bertugas memimpin sehari-hari Perusahaan.
3.1.2 Visi dan Misi Perum Percetakan Uang Republik Indonesia
1. Visi 2008-2012
Perusahaan Berkelas dunia dibidang “intergrate security printing and
system”
2. Misi 2008-2012
Menghasilkan produk berkualitas dan bernilai security tinggi kebangaan
Bangsa
3. Tata Nilai
Intergritas
Kualitas
Timework
Inovasi
Security
3.1.3 Kerjasama Antar Perusahaan Perum Percetakan Uang Republik
Indonesia (PERURI)
Sebagai perusahaan kontruksi Percetakan Uang di Indonesia Perum
Peruri memiliki relasi Merger dengan beberapa perusahaan, antara lain :
1. PT. Kertas Padalarang (PTKP)
25
PT. Kertas Padalarang (PTKP) didirikan pada tanggal 22 Mei
1922 dengan nama NV Papier Fabriek Padalarang yang merupakan
cabang dari NV. Papier Fabriek Nijmegen di negeri Belanda. Pabrik ini
merupakan pabrik kertas pertama di Indonesia.
Produk utama PTKP adalah kertas sekuritas. Dari tiga unit mesin
yang dimilikinya, dua diantaranya merupakan mesin kertas sekuritas.
Berbekal SK Mentri Keuangan No. S - 1334 / MK 013 / 1990 tanggal
30 Oktober 1990 yang menyatakan bahwa PTKP yang bersifat oligopoli
mempunyai peluang untuk bersaing di tingkat dunia. Walaupun PTKP
belum memproduksi kertas uang, akan tetapi PTKP telah memiliki
kewenangan dari pemerintah RI untuk dapat memproduksi kertas
sekuritas dan kertas uang.
VISI Menjadi sebuah perusahaan dengan bisnis utama manufaktur
kertas sekuriti dan kertas khusus lainnya dengan kemampuan
tumbuh secara kerkelanjutan.
MISI Memproduksi kertas sekuriti dan kertas khusus lainnya pada
ragam produk bernilai tinggi dengan kualitas produk dan layanan
secara harga yang kompetitif.
26
3.2 Struktur Organisasi Perum Percetakan Uang Republik Indonesia
(PERURI)
3.3 Bisnis Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia
Secara garis besar inilah produk utama yang dihasilkan oleh Perum Peruri :
1. Uang Kertas
Dalam percetakan uang kertas perum peruri menerapkan teknologi tetap
dengan fitur sekuriti yang tinggi, dimulai dari desain, kertas, tinta maupun
proses cetakannya. Fitur sekuriti yang dikenal oleh masyarakat umum dan
dapat dilihat dengan mata adalah penggunaan watermark, hasil cetak
intaglio, benang pengaman dan sekuriti.
27
Selain fitur-fitur sekuriti yang mudah dikenali oleh masyarakat umum
tersebut juga dikerapkan unsur pengaman tertentu yang hanya dapat
diketahui oleh petugas laboratorium atau forensik.
2. Logam Berharga
Ukuran pengamanan atau sekurit pada cetakan uang logam berbeda dengan
uang kertas yang memiliki banyak fitur.
Aspek sekuriti percetakan uang logam pada prinsipnya lebih banyak
ditentukan oleh kualitas bahan, kerumitan desain, dan ketajaman
percetakannya.
3. Produk securiti lainnya
Dokumen sekuriti kertas berharga non uang lainnya yang dicetak oleh
perum percetakan uang RI antara lain : perangko, tiket penerbangan
nasional maupun manca negara, dan buku paspor negara-negara sahabat,
soal-soal ujian dan ijazah pendidikan atau tanda kelulusan sebagai institusi
pendidikan dalam negara, dokumen perbankan nasional maupun manca
negara seperti cek, bilyet giro, cek perjalanan (travel cek).
4. Sertifikat Tanah
Sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional sebagai
tanda bukti kepemilikan dan hak seseorang atas tanah adalah salah satu
dokumen negara yang vital. Atas dasar itulah Badan Pertanahan Nasional
mempercayaka percetakan dokumen Sertifikat Tanah yang dicetak oleh
perum peruri mempunyai ciri khas yang lebih mengutamkan usnur
pengamanan (Sekurity Feature), sehingga dapat memperkecil resiko
pemalsuan.
28
5. Paspor
Paspor Republik Indonesia sebagai salah satu dokumen sekuri negara yang
penting atau vital, selama ini digunakan sebagai bukti Kewarganegaraan
Indonesia bagi pemiliknya dan berfungsi sebagai dokumen pendukung
perjalanan khususnya keluar Negeri atau antar Negara. Direktorat Jendral
Imigrasi Republik Indonesia mempercayakan percetakan dan pembuatan
Paspor Republik Indonesia kepada Perum Peruri, karena hasil produknya
yang selalu mengutamakan unsur sekuriti. Kini Perum Peruri tidak hanya
mencetak pesanan paspor RI dari direktorat Jendral Imigrasi Indonesia saja,
tetapi juga pesanan Paspor dari Luar Negri
6. Meterai
Materai Republik Indonesuia sebagai salah satu dokumen sekuriti negara
yang dipergunakan sebagai tanda keabsahan dan legalitas dokumen surat
perjanjian dan penjualan dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak
Republik Indonesia dan pencetakannya dipercayakan kepada Perum
Percetakan Uang RI. Kepercayaan yang diberikan kepada Perum
Percetakan Uang RI, mengingat Produk dokumen sekuriti yang dicetak
oleh Perum Peruri selama ini mengandung unsur-unsur sekuriti Feature,
diantaranya penggunaan hologram sekuriti dan teknik cetak intaglio,
sebagaimana yang terdapat pada uang kertas Republik Indonesia. Meterai
yang dicetak oleh Perum Peruri atas pesanan dari Direktorat Jendral Pajak
Republik Indonesia saat ini bernilai Rp 3.000,- dan Rp 6.000,-.
7. Pita Cukai
Pita cukai yang Dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai
merupakan bukti pembayaran Cukai atas penjualan tembakau berbentuk
29
rokok kretek dan cigarette. Produk yang oleh Direktorat Jendral Bea dan
Cukai dipercayakan pencetakannya ke Perum Peruri tersebut, memiliki
unsur kesekuririt yang cukup handal dalam rangka meminimalkan
pemalsuaan. Salah satunya adalah pemberiaan hologram pada cetakan pita
cukai. Pita cukai dicetak sesuai pesanan dari Direktorat Jendral Bea dan
Cukai, berdasarkan nilai pajak yang dikenakan oleh produk yang terkena
pajak.
30
BAB IV
HASIL MAGANG DAN PEMBAHASAN
4.1 Kegiatan Harian Magang
Kegiatan yang dilakukan selama magang di Perum Peruri dan ditempatkan di
divisi pemasaran dari tangal 1 Oktober 2013-30 November 2013 antara lain yaitu :
1. Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai
Perum Peruri
2. Melakukan pengarsipan file per periode Pita Cukai
3. Melakukan pengimputan data pemesananPita Cukai
No Hari/Tanggal Kegiatan Absensi Paraf
1 Jumat, 20 September 2013
Wawancara dengan sub bagian umum sekaligus meminta ijin melakukan magang
31
2 Selasa, 1 Oktober 2013
Langsung ditempatkan dibagian divisi pemasaran
Perkenalan dengan karyawan divisi pemasaran
3 Rabu, 2 Oktober 2013
Menerima penjelasan mengenai jobdesk yang akan dikerjakan
4 Kamis, 3 Oktober 2013
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2008
5 Jumat, 4 Oktober 2013
Melakukan Pengimputan data Pita cukai Perum Peruri
6 Senin, 7 Oktober 2013
Melakukan Fax
7 Selasa, 8 Oktober 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
32
8 Rabu, 9 Oktober 2013
Melakukan pengimputan data pemesananPita Cukai Perum Peruri
9 Kamis, 10 Oktober 2013
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2009
10 Jumat, 11 Oktober 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
11 Senin, 14 Oktober 2013
Cuti Bersama
12 Selasa, 15 Oktober 2013
Libur Idul Adha
1 Rabu, 16 Oktober 2013
Melakukan Fax
33
14 Kamis, 17 Oktober 2013
Izin Sakit
15 Jumat, 18 Oktober 2013
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2010
16 Senin, 21 Oktober 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
17 Selasa. 22 Oktober 2013
Melakukan pengarsipan file per periode Pita Cukai Perum Peruri
18 Rabu, 23 Oktober 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
19 Kamis, 24 Oktober 2013
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2011
34
20 Jumat, 25 Oktober 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
21 Senin, 28 Oktober 2013
Melakukan pengarsipan file per periode Pita Cukai Perum Peruri
22 Selasa, 29 Oktober 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
23 Rabu, 30 Oktober 2013
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2012
24 Kamis, 31 Oktober 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
25 Jumat, 1 November 2013
Melakukan pengarsipan file per periode Pita Cukai Perum Peruri
35
26 Senin, 4 November 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
27 Selasa, 5 November 2013
Libur tanggal merah memperingati tahun baru Hijriah 1 Muharam
28 Rabu, 6 November 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
29 Kamis, 7 November 2013
Melakukan pengarsipan file per periode Pita Cukai Perum Peruri
30 Jumat, 8 November 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
31 Senin, 11 November 2013
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2012
36
32 Selasa, 12 November 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
33 Rabu, 13 November 2013
Melakukan pengarsipan file per periode Pita Cukai Perum Peruri
34 Kamis, 14 November 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
35 Jumat, 15 November
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2013
36 Senin, 18 November 2013
Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai Perum Peruri
37 Selasa, 19 November 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
37
38 Rabu, 20 November 2013
UTS
39 Kamis, 21 November 2013
UTS
40 Jumat, 22 November 2013
UTS
41 Senin, 25 November 2013
UTS
42 Selasa, 26 November 2013
Menyusun arsip kegiatan Perum Peruri periode 2013
43 Rabu, 27 November 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
38
44 Kamis, 28 November 2013
Melakukan pengarsipan data per periode Pita Cukai Perum Peruri
45 Jumat, 29 November 2013
Penutupan magang di Perum Peruri dan berpamitan kepada seluruh staff kantor
4.2 Penerapan Teori untuk kegiatan harian selama magang
4.2.1 Melakukan pengimputan data surat pengirimanpemesananPita Cukai
Perum Peruri
Prosedur pengimputan data Pita Cukai Perum Peruri dilakukan
dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Surat undangan penunjukan lelang
2. Dokumen kualifikasi perum peruri
3. Lingkup
4. Pengalihan kandungan lokal dan subkontraktor
5. Hak atas kekayaan intelektual (HKI)
6. Jangka waktu dan penyerahan
7. Cara penyerahan dan pendistribusian
39
8. Kewajiban tetap jumlah dan atau bebas cacat mutu
9. Masa pemeliharaan
10. Sumber dana dan harga
11. Cara pembayaran
12. Pengawasan
13. Jaminan pelaksanaan dalam waktu selambat-lambanya
14. Sanksi
15. Klaim dan tuntutan kerugian
16. Keadaan kahar
17. Pembebasan denda
18. Penyelesaiaan perselisihan
19. Pemberitahuan
20. Jangka waktu perjanjian
Jumlah pemesanan yang harus di penuhi per hari 600.000 (enam
ratus ribu lembar)
4.2.2 Melakukan pengarsipan file per periode Pita Cukai
Langkah cara melakukan pengarsipan file per periode pita cukai
antara lain yaitu :
1. Menyusun menurut tahun
2. Menyusun menurut bulan
40
3. Menyusun menurut tanggal
41
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil setelah selesai mengerjakan kegiatan
magang di Perum Percetakan Uang Republik Indonesia adalah :
1. Seluruh staf dan seksi-seksi bagian di Perum Peruri telah dengan
sangat membantu saya dalam melaksanakan kegaiatan magang.
2. Bedasarkan pengalaman dan proses pembelajaran magang yang telah
saya tarik sebuah kesimpulan bahwa di Perum Peruri seluruh unit
yang berada di dalam sebuah perusahaan haruslah saling bersinergi,
bekerjasama dan berkomitmen dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban masing-masing karena semua tugas menjadi rangkaian
sehingga unit satu tergantung pada unit lainnya, agar dapat lebih baik
pelayanan dan kedepannya sesuai yang tercermin dakam visi dan misi
perusahaan.
3. Perum Peruri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang percetakan maka sistem kerjanya harus selalu optimal
sehingga pelanggan merasa senang dan tidak ada kerugian dari pihak
manapun.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan bagi perum peruri, adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan hendaknya lebih memerhatikan fasilitas-fasilitas yang
ada pada Perum Peruri.
2. Pihak Perum Peruri sebaiknya dapat lebih kooperatif terhadap mahasiswa
magang dengan memberikan tugas yang sesuai dengan program studi
43
mereka dengan penambahan perangkat komputer agar dapat dengan lebih
fleksibel dalam pelaksanaan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler. Philip dan Gary Amstrong. (2008). Manajemen Pemasaran Jas. Edisi
Pertama dan Kedua. Erlangga jakrta.
Sofjan Assauri (2010). Manajemen Pemasaran. Jakarta.
W. Griffin Ricky dan Ronald J. Ebert (2006). Bisnis. Jilid 1. (Edisi 8). PT.Gelora
Aksara Pratama.
Prof. Dr. Damsar dan Dr. Indriyani (2013). Sosiologi Ekonomi. Edisi 2. Kencana
Prenadamedia Group.
Doyle, Charles. (2013). Kamus Pemasaran. Kembangan utara-jakarta barat
11610: Gramedia.
www.Peruri.co.id
www. Kokareyan.blogspot.com/2012/10/contoh –skripsi-dan-makalah-
gratis.html?m=1
jbptunpaspp-gdl-rikipbagja-1897-1-pengaruh-.docx
http://bintangfararyani.wordpress.com/2013/02/03/saluran-distribusi-philip-
kotler/
44