MA baru 1 hnbhbhj

32
Oleh : M Khoirul Munif P, S.Ked (G1A213049) Pembimbing : dr. Sulistyowati, Sp.An

description

airway

Transcript of MA baru 1 hnbhbhj

  • Oleh : M Khoirul Munif P, S.Ked (G1A213049)

    Pembimbing :dr. Sulistyowati, Sp.An

  • Unsur vital dalam menyediakan fungsi respirasi adalah jalan nafas. Tidak ada anestesi yang aman tanpa melakukan usaha keras untuk memelihara jalan nafas yang lapang. Prinsip manajemen jalan nafas secara garis besar dalam adalah aplikasi untuk semua situasi klinis dimana kemungkinan berkembangnya respirasi yang tidak adekuat.

  • Hidung, menuju nasofaringMulut, menuju orofaring

  • N. Trigeminus (V : V1-3)N. Fasialis (VII)N. Glosofaringeus (IX)N. Vagus (X)

  • ETIOLOGITANDA-TANDA OBSTRUKSI Tonus otot jalan napas (m. genioglossus hilang)Obstruksi jaringan lunakTumorBenda asingSpasme laring

    Stridor (snoring, gargling)Napas cuping hidungRetraksi trakeaRetraksi torakTak terasa ada udara ekspirasi

  • adalah tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan kontrol servikal dengan membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh

  • pastikan pasien sadar atau tidak. Jika sadar maka ajak bicara, jika jawaban jelas airway bebas. Jika pasien tidak sadar maka segera lakukan pembebasan jalan nafas dan pemeriksaan jalan nafas.

  • Membuka jalan nafas dengan proteksi cervical (Maneuver Tripel airway)Head Tilt (tindakan menekan dahi)Chin Lift (tindakan mengangkat dagu)Jaw thrust (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)

  • L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, retraksi sela iga, warna mukosa/kulit dan kesadaranL = Listen/Dengar aliran udara pernafasanF = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi penolong

  • teknik Cross Fingeryaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah.

  • Obstruksi benda asing dalam rongga mulut pembersihan manual sapuan jari (finger sweep)Miringkan kepala pasien Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkus dengan kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu.

  • Abdominal thrust (Manuver Heimlich)Back blowChest thrust

  • JALAN NAPAS FARINGhidung-faring (NPA, naso-pharingeal airway)

    mulut-faring (OPA, oro-pharyngeal airway)

  • SUNGKUP MUKA (FACE MASK)

  • Sungkup Laring (LMA, laryngeal mask airway)

    2 macam sungkup laring, yaitu:Sungkup laring standar dengan satu pipa napasSungkup laring dengan dua pipa

  • Ukuran LMA

    UkuranUsiaBerat Badan (Kg)1.01.32.02.33.04.05.0NeonatusBayiAnak kecilAnakDewasa kecilDewasa normalDewasa besar60

  • Pipa Trakea (endotracheal tube)

    untuk bayi dan anak digunaka tanpa cuff dan untuk anak besar dan dewasa dengan cuffPipa trakea dapat dimasukan melalui mulut (orotracheal tube) atau melalui hidung (nasotracheal tube).

  • Ukuran Pipa trakea

    Usia Diameter (mm)Skala FrenchJarak Sampai BibirPrematureNeonatus1-6 bulan-1 tahun1-4 tahun4-6 tahun6-8 tahun8-10 tahun10-12 tahun12-14 tahunDewasa wanitaDewasa pria2.0-2.52.5-3.53.0-4.03.5-3.54.0-5.04.5-5.55.0-5.5*5.5-6.0*6.0-6.5*6.5-7.06.5-8.57.5-10.010121416182022242628-3028-3032-3410 cm11 cm11 cm12 cm13 cm14 cm15-16 cm16-17 cm17-18 cm18-22 cm20-24 cm20-24 cm

  • Cara memilih pipa trakea untuk bayi dan anak kecil

    Diameter dalam pipa trakea (mm)= 4,0 + umur (tahun)Panjang pipa orotrakeal (cm)= 12 + umur (tahun)Panjang pipa nasotrakeal (cm)= 12 + umur (tahun)

  • Secara garis besar dikenal dua macam laringoskop:Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi anak dewasa.Bilah lengkung (Miller, Margill) untuk anak besar-dewasa.

  • Kesulitan memasukkan pipa trakea berhubungan dengan variasi anatomi yang dijumpai.Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut terbuka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut Mallampati dibagi menjadi 4 gradasi.

    GradasiPilar FaringUvulaPalatum Mollle1234+---++--+++-

  • Intubasi trakea merupakan tindakan memasukan pipa trakea kedalam trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya berada kira-kira dipertengahan trakea antara pita suara dan bifurkasio trakea.

    Indikasi intubasi :- Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun.- Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi.- Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi.

  • Leher pendek berototMandibula menonjolMaksila/gigi depan menonjolUvula tidak terlihat (Mallampati 3 atau 4)Gerak sendi temporo-mandibular terbatasGerak vertebra servikalis terbatas

  • Dilakukan saat pasien teranestesi dalam atau menjelang sadar penuh, sesudah efek pelumpuh otot hilang sempurna dan pasien dapat mempertahankan kecepatan dan dalamnya pernapasan.

    Kontraindikasi ekstubasi : kesulitan intubasi,resiko aspirasiudem jalan nafas.

  • Setelah efek anestesi berkurang, dilakukan suction pada pasien dan ET dicabut setelah lebih dulu diberikan ventilasi tekanan positif untuk memberi kesempatan pengeluaran atau sekret keluar dari glotis. Pasien tidak akan diekstubasi sebelum siap untuk menjaga dan memproteksi jalan nafas.Setelah ekstubasi pasien dibiarkan dalam posisi supinasi atau lateral. Setelah ekstubasi teranestesi, alat oral atau nasal airway dibiarkan sampai pasien merasa tidak tahan lagi dengan keberadaannya.

  • Selama intubasi Setelah ekstubasi Trauma gigi-geligiLaserasi bibir, gusi, laringMerangsang saraf simpatis (hipertensi-takikardi)Intubasi bronkusIntubasi esophagusAspirasiSpasme bronkusSpasme laringAspirasiGangguan fonasiEdema glottis-subglotisInfeksi laring, faring, trakea