M O D U L P E L A T I H A N R E G ... - Diponegoro...
-
Upload
truongliem -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of M O D U L P E L A T I H A N R E G ... - Diponegoro...
UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAINGMAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO
(SUATU LANGKAH MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY)
UNTUK TRAINER
TIM PENYUSUN:
Dian Ratna Sawitri, S.Psi, M.Si., Ph.DJati Ariati, S.Psi, M.Psi
UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG
2016
M O D U L P E L A T I H A N R E G U L A S I D I R I
UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAINGMAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO(SUATU LANGKAH MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY)
U N T U K T R A I N E R
D i a n R a t n a S a w i t r i , S . P s i . , M . S i . , P h .D
J a t i A r i a t i ,S . P s i . ,M . P s i
I S B N : 978-979-097-4197
C e t a k a n I : S e p t e m b e r 2 0 1 6
D i t e r b i t k a n o l e h
P e r n e r b i t U N D I P P r e
s s S e m a r a n g
H a k c i p t a d i l i n d u n g i U n d a n g - U n d a n g
D i l a r a n g m e n c e t a k d a n m e n e r b i t k a n s e b a g i a n a t a u s e l u r u h i s i b u k u d a l a m b e n t u k a p a p u n t a n p a s e i j i n p e n u l i s d a n p e n e r b i t
Modul Pelatihan Regulasi Diri
KATA PENGANTAR
KOMPETENSI LULUSAN
KEPUTUSAN REKTOR/KETUA SENAT UNIVERSITAS
DIPONEGORO Nomor: 04/JO7.SENAT/SK/2006; tgl. 24 Januari 2006
Tentang:KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB
PENDAHULUAN menyatakan bahwa lulusan Undip diharapkan unggul
di bidang ilmu, teknologi, dan seni sebagai manusia seutuhnya yang
sadar akan anugerah dan berkah yang diterimanya, sadar akan
amanah yang diembannya, beribadah dan mendarmabaktikan
profesionalismenya bagi kemaslahatan bangsa. Untuk itu
diperlukan sistem penjaminan mutu dalam keseluruhan segi dan
tahapan manajemen kependidikannya.
Lulusan UNDIP pada setiap program kependidikannya
diharapkan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, memiliki
nilai tawar di pasar kerja, serta berkesanggupan untuk bekerjasama
mencapai tujuan bangsa.
Untuk itu program belajar-mengajar selalu diukur dengan keberhasilan
pengaktualisasian potensi akademik yang nampak dari sikap kemandirian,
kreativitas, entrepreneurship dan tanggung jawab.
Profil lulusan Undip diharapkan mencapai COMPLETE, yaitu:
- Communicator (mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis)
- Professional (bekerja sesuai dengan prinsip, pengembangan
berdasar prestasi, menjunjung tinggi kode etik)
- Leader (adaptif, tanggap terhadap lingkungan, proaktif,
motivator, mampu bekerjasama)
- Enterpreneur (etos kerja tinggi, ketrampilan berwirausaha,
inovatif, kemandirian)
- Thinker (berfikir kritis, belajar sepanjang hayat, peneliti)
- Educator (mampu menjadi agent of change)
Modul Pelatihan Regulasi Diri
PERATURAN AKADEMIK
Sistem sks yang telah berjalan memiliki tujuan memberi
kesempatan agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat-
singkatnya, serta memberi kesempatan agar dapat mengambil MK
sesuai minat, bakat, dan kemampuan.
Satu sks perkuliahan setara dengan 50 menit tatap muka, 60
menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri. Ketiganya
dilakukan per minggu selama 1 semester. Sementara, satu sks
kegiatan praktikum setara dengan 100 menit kerja di laboratorium
per minggu selama 1 semester. Sedangkan satu sks beban akademik
dalam bentuk penelitian dalam rangka penyusunan skripsi adalah
beban tugas penelitian sebanyak 3-4 jam per minggu selama 1
semester.
BEBAN STUDI
Pendidikan program S1 mempunyai beban studi 144-160 sks
yang dijadwalkan untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam
waktu kurang dari 8 semester dan paling lama 14 semester.
Pada semester 1, mahasiswa biasanya dapat mengambil mata
kuliah dengan sistem paket maksimal 22 sks. Untuk Semester
selanjutnya, jumlah sks dapat diambil berdasarkan IP yang dicapai
pada semester sebelumnya, tanpa memperhitungkan nilai semester
pendek, dengan ketentuan:
– IP ≥ 3,00 maks 24 sks
– 2,50 ≤ IP ≤ 2,99 maks 22 sks
– 2,00 ≤ IP ≤ 2,49 maks 20 sks
– IP < 2,00 maks 18
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Hasil belajar dinilai melalui beberapa hal, seperti ujian tertulis (kuis/tes
kecil/ responsi, UTS, UAS), ujian praktikum, ujian lisan, tugas akhir (skripsi
atau setara), serta bentuk ujian lainnya yang telah
Kata Pengantar i Kata Pengantar ii
Modul Pelatihan Regulasi Diri
disepakati. Sementara, syarat-syarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk
dapat mengikuti ujian semester adalah terdaftar sebagai peserta mata kuliah
terkait, serta mengikuti perkuliahan sekurang-kurangnya 75 % pada semester
yang berjalan. Sistem penilaian yang digunakan adalah A=4, B=3, C=2, D=1,
E=0. Nilai D dan E dianggap tidak lulus.
EVALUASI KEMAJUAN STUDI MAHASISWA
Bagi mahasiswa tahun akademik 2008/2009, evaluasi
kemajuan mahasiswa dilihat melalui pedoman sebagai berikut:
– Tiga semester pertama
▪ Mampu mengumpulkan paling sedikit 35 sks dengan IPK ≥ 2,25
▪ Apabila mampu mengumpulkan > 35 sks, tetapi IPK < 2,25
maka diambil nilai-nilai tertinggi sampai sejumlah 35 sks
dengan IPK ≥ 2,25.
– Semester ketujuh
▪ Mampu mengumpulkan paling sedikit 85 sks dengan IPK ≥
2,25.
▪ Apabila mampu mengumpulkan > 85 sks, tetapi IPK < 2,25
maka diambil nilai-nilai tertinggi sampai sejumlah 35 sks
dengan IPK ≥ 2,25.
– Akhir program
▪ Selambat-lambatnya pada akhir smemester ke-14, mahasiswa harus
sudah mengumpulkan (lulus) semua beban sks yang ditetapkan untuk
program sarjana (S1) dan IPK > 2,00.
▪ Mahasiswa akan mendapatkan peringatan akademik setiap
semester apabila disangsikan dapat melalui tiap tahapan
evaluasi.
Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi kriteria setiap tahapan
evaluasi tersebut dianggap tidak mampu mengikuti kegiatan
akademiknya. Rektor menerbitkan surat keputusan menghentikan
statusnya sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro.
Modul Pelatihan Regulasi Diri
KEBERHASILAN MENYELESAIKAN STUDI
Mahasiswa dikatakan berhasil menyelesaikan studi bila:
– Telah berhasil mengumpulkan sejumlah sks yang ditetapkan di
dalam kurikulum program studi
– IPK > 2,00 untuk angkatan 2008/2009 dan seterusnya
– Dalam transkrip tidak boleh ada nilai D
– Mahasiswa yang masih mempunyai nilai D diwajbkan melakukan
perbaikan
Untuk memenuhi standar kompetensi lulusan dan sekilas peraturan
akademik yang telah dipaparkan di atas, tampaknya sebagian mahasiswa
masih mengalami kesulitan. Hal ini tidak mengherankan khususnya karena
perbedaan sistem pendidikan di Sekolah Menengah Tingkat Atas dan
Perguruan Tinggi, terkait dengan perubahan dari teacher-centered menjadi
student-centered learning.
Problem-problem yang seringkali muncul, khususnya pada
mahasiswa tahun pertama diantaranya adalah dalam membuat
makalah dengan kaidah ilmiah, mencari referensi, memahami
referensi berbahasa Inggris, memahami jurnal penelitian, presentasi,
mengatur waktu, bekerja dalam kelompok, berteman, serta
berinteraksi dengan dosen.
Mengapa mahasiswa kurang berhasil secara akademik? Beberapa hal
berikut ini tampaknya patut dicermati. Pertama, adanya keyakinan yang keliru
tentang kemampuan, belajar, dan motivasi. Kedua, kurangnya kesadaran
bahwa perilaku belajarnya kurang efektif. Ketiga, kegagalan memelihara
strategi belajar dan motivasi. Keempat, kurangnya kesiapan mengubah
kebiasaan belajar.
Menilik target dan problem seputar mahasiswa di atas, perlu
kiranya suatu intervensi untuk menjembatani potensi mahasiswa
dengan kompetensi lulusan yang diharapkan. Salah satunya adalah
dengan memberikan suatu pelatihan regulasi diri pada mahasiswa
tahun pertama yang secara umum bertujuan agar mereka mampu
Kata Pengantar iii Kata Pengantar iv
Modul Pelatihan Regulasi Diri
membuat rencana, mengatur dan melaksanakan aktivitas belajar,
mempertahankan motivasi, menggunakan sumber daya baik dari
lingkungan fisik maupun sosial yang mendukung aktivitas belajarnya,
serta mengevaluasi aktivitas dan kemajuan belajarnya tersebut
untuk kemudian memperbaiki strategi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan belajarnya.
Untuk itu, modul ini disusun sebagai alat bantu bagi trainer
dalam pelaksanaan pelatihan regulasi diri. Semoga bermanfaat.
Semarang, September 2016
Tim Penyusun
Kata Pengantar...............................................................................i
Daftar Isi........................................................................................vi
Jadwal Pelatihan.............................................................................vii
Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting).......................1
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 11
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management)..........27
Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management
of Physical Environment) 43
Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management
of Social Environment)......................................51
Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation
Skills)..................................................................57
Modul Trainer 7: Belajar dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian
(Learning from Textbook and Journal)...............62
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic
Writing Skill).......................................................71
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for
Examination)......................................................87
Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Teamwork)................99
Kata Pengantar v vi
JADWAL PELATIHAN REGULASI DIRI
UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO
WAKTU MATERI / KEGIATAN
HARI I
07.30 – 08.00 Registrasi Peserta
08.00 – 08.15 Pembukaan Dan Perkenalan Trainer Dan Fasilitator Pelatihan
08.15 – 09.00 Kontrak Pelatihan
Hope and Fear
Mengerjakan Skala A (Pretest)
Mengerjakan Evaluasi belajar (Pretest)
09.15 – 09.45 Gambaran pelatihan
Kompetensi Lulusan dan Peraturan Akademik Undip
09.45 – 10.00 Ice breaking
10.00 – 12.00 Penetapan Tujuan (Goal Setting)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 13.30 Ice breaking
13.30 – 15.30 Manajemen Emosi (Management of Emotion)
WAKTU MATERI / KEGIATAN
HARI II
08.00 – 08.30 Review and Conditioning
vii
08.30 – 10.30 Manajemen Waktu (Time Management)
10.30 – 12.00 Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical Environment)
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 13.30 Ice Breaking
13.30 – 15.00 Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social Environment)
15.00 – 15.30 Pemberian Tugas
WAKTU MATERI / KEGIATAN
HARI III
08.00 – 09.30 Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill)
09.30 – 11.00 Belajar dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning from Textbook and Journal)
11.00 – 12.30 Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill)
12.30 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 14.30 Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination)
14.30 – 16.00 Kerja Sama dalam Tim (Teamwork)
16.00 – 16.30 Mengisi Declaration of Excellence (DOE)
Mengerjakan Skala B (Posttest)
Mengerjakan Evaluasi Belajar (Posttest)
16.30 – 17.00 Evaluasi pelatihan
Penyerahan sertifikat dan souvenir
Penutupan
viii
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENETAPAN TUJUAN
(GOAL SETTING)
TUJUAN
1. Peserta dapat menyebutkan definisi dan ruang lingkup tujuan.
2. Peserta dapat menjelaskan prinsip-prinsip penetapan tujuan.
3. Peserta dapat menyusun tujuan dalam ranah akademik, personal,
dan sosial.
WAKTU
120 menit
METODE
Ceramah, tanya jawab, tugas individual, dyad
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer menjelaskan mengapa tujuan itu penting dan pengaruh
penetapan tujuan dengan prestasi akademik.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: MENGAPA TUJUAN ITU PENTING?
Tujuan adalah sesuatu yang dicoba untuk dilakukan secara
sadar. Penetapan tujuan merupakan proses untuk mencapai standar
dari suatu target/performance. Tujuan seseorang bisa meliputi
berbagai aspek, yaitu personal, akademik, sosial, dan pekerjaan.
Dilihat dari jangka waktunya, tujuan bisa bersifat:
a. Jangka pendek (seperti: saya ingin mendapatkan nilai A pada
UAS Mata Kuliah Statistik),
b. Jangka menengah (seperti: saya ingin mendapatkan IP 3,00 pada
semester ini), dan
c. Jangka panjang (seperti: saya ingin menjadi psikolog di bidang
pendidikan).
Penetapan tujuan bersifat hierarkis. Artinya tujuan untuk jangka
waktu yang lebih panjang harus selaras dengan tujuan untuk jangka waktu
yang lebih pendek. Kesimpulannya, pencapaian tujuan ditempuh melalui
aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu sangatlah penting bagi seseorang untuk
dapat menetapkan tujuan hidupnya secara jelas sehingga aktivitas yang
dilakukan pun menjadi bermakna.
Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 1 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 2
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Penetapan tujuan adalah suatu proses perencanaan dan merupakan
bagian dari regulasi diri. Proses ini mempengaruhi ambisi dan cita-cita
mahasiswa dan bagaimana mereka berupaya mendapatkan pengalaman positif
untuk meraih ambisi mereka. Mahasiswa yang mampu menetapkan tujuan dan
membangun rencana akan bertanggung jawab terhadap hidup mereka sendiri.
Tidak perlu menunggu orang tua, dosen, sahabat, atau teman dekat untuk
membantu mereka mengarahkan apa yang harus mereka lakukan.
MATERI: BAGAIMANA TUJUAN DAPAT MENINGKATKAN
MOTIVASI?
Tujuan dapat mempengaruhi perilaku tergantung dari tiga hal
yaitu: spesifik atau tidaknya suatu tujuan (spesificity), tingkat
kesulitan pencapaian tujuan (difficulty), dan kemungkinan tujuan
tersebut dapat tercapai (proximity). Tujuan yang spesifik membantu
mahasiswa untuk menentukan sejauh mana usaha yang mereka
perlukan dan sejauh mana kepuasan yang bisa mereka rasakan
ketika telah mencapai suatu tujuan. Pada akhirnya, mahasiswa
mempunyai rasa percaya diri bahwa mereka memiliki kemampuan
yang lebih untuk menyelesaikan suatu tugas.
Tujuan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan di
masa datang. Tujuan yang mungkin untuk diraih akan memunculkan motivasi
yang lebih besar daripada tujuan yang terlalu tinggi. Ketika berhasil, mereka
akan mempertahankan motivasi ini. Persepsi mahasiswa tentang tingkat
kesulitan suatu tujuan akan mempengaruhi besar kecilnya usaha yang akan
mereka keluarkan. Jika mereka percaya pada kemampuan dan pengetahuan
yang mereka miliki, mereka akan bekerja keras untuk mencapai tujuan yang
sulit tersebut. Secara tidak sadar, kompetensi mereka turut berkembang.
Sebaliknya, jika mereka tidak percaya bahwa mereka mampu meraih tujuan
tersebut, maka harapan mereka supaya berhasil juga rendah akibatnya tingkat
keterlibatan mereka pun rendah.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
Trainer menjelaskan langkah-langkah penetapan tujuan.
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN TUJUAN
Langkah 1: Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Tujuan
Ada lima langkah untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan
tujuan yang dikenal dengan SMART, yaitu Spesific, Measurable,
Action oriented, Realistic, dan Time-based. Penjelasan dari kelima
aspek itu adalah sebagai berikut:
Spesific – gambarkan tujuan sejelas mungkin. Hindari kata-kata
umum seperti “baik, mengerti, dan bahagia”. Contoh:
Salah : Saya ingin mendapatkan nilai baik untuk mata kuliah
Bahasa Inggris.
Betul : Saya ingin mendapatkan nilai A untuk UAS mata kuliah
Bahasa Inggris.
Measurable – gambarkan tujuan yang dapat dievaluasi tingkat
keberhasilannya. Tuliskan level minimal yang ingin diraih dari tujuan
tersebut. Contoh:
Salah : Saya akan mempelajari buku Psikologi Kepribadian
karangan X.
Betul : Saya akan mempelajari bab Psikoanalisa dan Psikologi
Humanistik dari buku Psikologi Kepribadian karangan X.
Action oriented – identifikasikan tujuan yang berfokus pada
tindakan daripada pada kualitas personal
Salah : Saya akan berperilaku lebih baik dalam kuliah.
Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 3 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 4
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Betul : Saya akan menyelesaikan semua tugas tidak dengan
cara kebut semalam.
Realistic – identifikasikan tujuan yang anda dapat mencapainya.
Tujuan boleh saja menantang tetapi jangan terlalu berlebihan.
Pastikan bahwa anda dapat mengerjakannya.
Salah : Saya akan membaca seluruh bab buku X sore
ini. Betul : Saya akan membace 2 bab buku X sore ini.
Time-based – buatlah tujuan dalam jangka waktu pendek-pendek
dan lebih baik lagi apabila dilengkapi dengan tenggat waktu yang
jelas (tanggal)
Salah : Saya ingin lulus dengan nilai baik.
Betul : Saya ingin mendapatkan nilai B untuk semua mata kuliah
di semester ini.
Pastikan waktu yang anda butuhkan untuk mencapai tujuanjangka panjang. Pecahlah tujuan jangka panjang tersebut kedalam jangka waktu yang lebih pendek. Gunakan timeline!
Prosedur Menulis Tujuan Yang Smart
1. Identifikasi area untuk tujuan yang akan ditulis.
2. Evaluasi minat, target, dan prestasi yang berhasil diraih di masa
lalu dan saat ini untuk area tersebut dan pertimbangkan apakah
tujuan yang ditulis realistis dan berorientasi pada tindakan atau
tidak.
3. Mulailah dengan kata-kata “Saya ingin...” Dilanjutkan dengan
perilaku spesifik.
4. Evaluasi tujuan yang telah ditulis, memenuhi prinsip smart atau
belum.
5. Lakukan modifikasi tujuan apabila perlu.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Langkah 2: Mengevaluasi Rencana
Setelah menulis tujuan, langkah berikutnya adalah menilai
bagaimana anda akan mencapai tujuan tersebut. Untuk menjawab
pertanyaan ini, pertanyaan berikut dapat membantu:
– Bagaimana orang lain mencapai tujuan itu?
– Siapa yang akan membantu saya mencapai tujuan itu?
– Bagaimana saya mencapai tujuan yang mirip dengan tujuan itu di
waktu yang lalu?
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, ia akan
mencoba mencari rencana alternatif mencapai tujuan itu dan
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap strategi.
Langkah 3: Menyusun Rencana Tindakan
Pada tahap ini, anda diminta untuk menuliskan rencana
kegiatan untuk mencapai satu tujuan secara detail, apabila perlu
setiap rencana disertai dengan tenggat waktu. Penelitian
membuktikan, apabila setiap tahap rencana dapat terlewati dengan
baik maka seseorang akan menjadi lebih percaya diri untuk
mencapai tujuan yang lebih besar. Berikut ini contoh rencana
tindakan. Contoh rencana tindakan dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1Contoh Rencana Tindakan
Tujuan: mendapat nilai B untuk tugas makalah mata kuliah...Rencana Tindakan Tenggat WaktuFase 1: Prewriting
- mencari topik- mencari referensi untuk
topik Fase 2: Drafting- tuliskan topik ke dalam sub-sub topik- tuliskan isi dari setiap sub topik- tuliskan pendahuluan- tulis kesimpulan
Fase 3: Revising & editing- cek tata tulis- cek perpindahan antar sub topik- edit seluruh isi makalah- tulis judul, daftar pustaka, daftar isi
Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 5 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 6
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Langkah 4: Melakukan Tindakan
Langkah 1-3 adalah tahap perencanaan. Langkah 4 adalah
tahap pelaksanaan. Amati perkembangan yang dicapai dari setiap
rencana tindakan. Jangan langsung mengubah susunan rencana
tindakan apabila ada satu tahap yang pelaksanaannya tidak sesuai
dengan rencana.
Langkah 5: Mengevaluasi Tindakan
Evaluasi rencana dan perkembangan yang berhasil dicapai
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
– Apakah rencana yang telah disusun berjalan dengan baik?
Seberapa baik?
– Berapa banyak tugas yang dapat diselesaikan?
– Pada tugas mana merasa paling sulit? Mengapa?
– Apakah strategi yang direncanakan berjalan baik?
– Apakah ada permasalahan yang muncul terkait dengan strategi itu?
– Apa yang saya pelajari?
– Adakah sesuatu yang penting tetapi tidak saya rencanakan?
Evaluasi tindakan membantu seseorang untuk mengevaluasi
tujuan yang telah disusun dan menentukan alternatif strategi untuk
mencapai tujuan yang baru.
KEGIATAN 2
1. Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta
menyusun tujuan dalam ranah akademik, personal, dan sosial
sesuai dengan prinsip SMART.
2. Peserta diminta saling bertukar kertas kerja dengan peserta yang
lain (tidak boleh dengan peserta yang duduk tepat di samping
kanan atau kiri) untuk saling mengevaluasi tujuan yang telah
disusun.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
3. Trainer menanyakan kepada peserta tentang tujuan yang telah
dibuat rekannya, sudah memenuhi prinsip SMART atau belum
(pilih tujuan dari beberapa peserta secara acak).
4. Trainer meminta pendapat peserta yang lain dari tujuan yang
dibacakan (pilih beberapa peserta secara acak)
5. Trainer meminta kepada peserta untuk mengembalikan lembar
penetapan tujuan kepada si penulisnya.
6. Trainer meminta kepada peserta untuk berlatih membuat rencana tindakan
(langkah 3 penetapan tujuan) berdasarkan tujuan yang telah disusun
sebelumnya. Masing-masing ranah satu tujuan.
7. Trainer bertanya kepada peserta tentang rencana tindakan yang
telah dibuat. Masing-masing ranah satu tujuan.
Waktu : 45 menit
Metode : Ceramah, tugas individual, tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon, modul
Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 7 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 8
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
TUGAS INDIVIDUAL 1: PENETAPAN TUJUAN
Tuliskan beberapa tujuan yang kamu miliki dalam beberapa aspek
berikut ini dengan memperhatikan unsur SMART!
AKADEMIK
1.
2.
3.
SOSIAL
4.
5.
6.
PERSONAL
7.
8.
9.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENUTUP
1. Trainer menjelaskan kepada peserta bahwa untuk dapat
menetapkan tujuan sesuai dengan prinsip SMART dan rencana
tindakan yang tepat memerlukan latihan.
2. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon
Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 9 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 10
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MANAJEMEN EMOSI
(MANAGEMENT OF EMOTION)
TUJUAN
1. Peserta dapat mengevaluasi emosi yang selama ini dirasakan.
2. Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis emosi negatif.
3. Peserta dapat menjelaskan sumber emosi negatif.
4. Peserta dapat mengenali emosi negatif dalam dirinya.
5. Peserta dapat menjelaskan pola-pola pemikiran irasional.
6. Peserta dapat membedakan delapan pola pemikiran irasional.
7. Peserta dapat menjelaskan jenis-jenis negative self- talk.
8. Peserta dapat membedakan kelima jenis negative self- talk.
9. Peserta dapat menerapkan strategi mengubah cara pandang
terhadap emosi yang dialami.
WAKTU
120 menit
METODE
Ceramah, tanya jawab, tugas individual
ALAT BANTU
Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer memberikan penjelasan mengenai emosi dalam
kehidupan sehari-hari.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: EMOSI
Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda terhadap
peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Persepsi ini lah yang
menentukan respon seseorang, negatif atau positif. Respon ini salah
satunya berupa emosi. Emosi negatif mendorong seseorang
melakukan tindakan-tindakan yang negatif. Sebaliknya, emosi positif
mendorong seseorang untuk bertindak positif. Dengan kata lain ada
hubungan yang erat antara emosi dan perilaku. Begitu pula halnya
dengan dunia akademik. Emosi yang positif mendorong seseorang
bersemangat dalam belajar sehingga dapat mencapai prestasi yang
lebih tinggi. Sebaliknya, emosi negatif membuat mahasiswa menjadi
ogah-ogahan, mengerjakan tugas sekedarnya, gagal dalam ujian
hingga berujung pada prestasi akademik yang kurang memuaskan.
Langkah pertama untuk dapat memanajemen emosi adalah
seseorang dapat menilai emosi yang selama ini ia rasakan, lebih
banyak positif atau negatif. Setelah ia mampu menilai dirinya
diharapkan ia dapat merubah cara pandang dan emosinya menjadi
lebih positif.
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 11 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 12
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
1. Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta
mengevaluasi emosi yang selama ini dirasakan selama kuliah.
2. Trainer meminta peserta memberikan tanda cek ( ) untuk setiap
pernyataan sesuai dengan yang dirasakan. Kemudian menuliskan
gambaran umum tentang emosi mereka selama ini dengan
ketentuan sebagai berikut:
– Selalu : 75%-100% dari pengalaman selama kuliah
– Kadang : 50% dari pengalaman selama kuliah
– Jarang : 25% dari pengalaman selama kuliah
Waktu : 10 menit
Metode : Tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Emosi
Pernyataan Selalu Kadang- JarangKadang
Apakah kamu menjadi tidakbersemangat ketika mendapat nilaijelek dalam makalah atau ujian?Apakah kamu mempunyai carapandang yang positif tentang dirimu?Apakah kamu mendapati bahwakepanikan atau kecemasanmempengaruhi usaha atautindakanmu?Apakah kamu menyalahkan diri sendiriketika sesuatu tidak berjalan sepertiyang kamu inginkan?Apakah kamu mudah marah ketikaorang lain di sekitarmu tidakbekerja/berperilaku seperti yang kamuinginkan?Apakah kamu mengalami frustrasi?Apakah kamu merasa bangga ketikaberhasil mencapai target yang kamubuat?Seberapa sering kamu merasa bosan?
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Diskusi
1. Trainer mengajukan pertanyaan yang ada di lembar kerja kepada
peserta secara acak (tiap peserta satu pertanyaan, jadi ada
delapan peserta yang ditunjuk).
2. Trainer mencari informasi lebih jauh dari jawaban yang diberikan
peserta. Contoh:
a. Apakah kamu menjadi tidak bersemangat ketika mendapat ketika
mendapat nilai jelek dalam ujian atau makalah? (Selalu)
b. Selanjutnya trainer dapat menanyakan: “Ketika kamu tidak
bersemangat, apa yang akan kamu lakukan selama sisa hari
itu?”
c. Lantas, adakah dampak terhadap mata kuliah yang lain? Coba
ceritakan!
d. Dan seterusnya
3. Trainer bertanya kepada 2-3 peserta tentang gambaran emosi
yang mereka rasakan selama kuliah.
4. Trainer mengajak peserta untuk menyimpulkan emosi yang
selama ini mereka rasakan, lebih banyak positif atau negatif.
5. Trainer mengajak peserta untuk mengenali situasi-situasi yang
mereka hadapi yang menyebabkan mereka mengalami emosi
positif.
6. Trainer mengajak peserta untuk mengenali situasi-situasi yang
mereka hadapi yang menyebabkan mereka mengalami emosi
negatif.
7. Trainer menyimpulkan jawaban peserta.
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 13 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 14
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 2
1. Trainer menjelaskan hubungan antara emosi positif dengan
prestasi akademik.
2. Trainer menjelaskan hubungan antara emosi negatif dengan
prestasi akademik.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul
MATERI: EMOSI DAN PRESTASI
Emosi erat kaitannya dengan motivasi, perilaku, dan prestasi
mahasiswa. Emosi yang positif akan membuat seseorang menjadi
bersemangat dan berperilaku produktif serta efisien sehingga akan
memudahkan usaha-usahanya menuju pencapaian prestasi.
Akibatnya prestasinya pun juga baik. Sebaliknya, emosi negatif
seperti rasa bosan membuat seseorang menjadi ogah-ogahan
sehingga prestasi yang berhasil dicapai pun juga seadanya.
Emosi negatif yang hampir dirasakan oleh semua orang adalah
rasa bosan. Bosan merupakan masalah. Seseorang yang sedang
bosan dapat terganggu konsentrasinya sehingga akan berpengaruh
terhadap prestasi akademiknya. Apa yang dapat dilakukan ketika
bosan? Dilihat dari persepsi seseorang terhadap penyebabnya.
Apabila seseorang melihat bahwa penyebab rasa bosannya bersifat
eksternal dan di luar kontrolnya (seperti: ia mendapat nilai jelek
dalam suatu mata kuliah karena dosen yang membosankan), maka
ia menjadi kurang bersemangat mengatasi rasa bosannya dibanding
dengan mahasiswa yang merasa bahwa penyebab rasa bosannya
bersifat internal dan dapat dikendalikan (seperti: ia mendapat nilai
jelek karena kurang memahami materinya).
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 3
Trainer menjelaskan delapan pola pemikiran irasional.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: EMOSI DAN PERISTIWA
Emosi terjadi sebagai akibat dari peristiwa yang dialami
seseorang. Hal ini dapat dijelaskan dalam alur sebagai berikut:
Persepsi & Self talk Reaksi fisikPeristiwa kepercayaan (ide irasional) dan emosi
Dari alur tersebut dapat dilihat bahwa persepsi memicu
terjadinya reaksi emosi dan tindakan seseorang. Tanpa disadari,
sebagian besar waktu kita diiringi dengan self talk yaitu perkataan
yang diucapkan pada diri sendiri. Perkataan ini adalah persepsi
seseorang terhadap peristiwa. Apabila self talk akurat, maka
seseorang merasa nyaman. Sebaliknya bila self talk itu negatif
seseorang merasa stres dan tertekan. Self talk negatif ini berupa
pemikiran irasional.
Berikut ini adalah delapan pola pemikiran irasional yang
mempengaruhi emosi seseorang:
1. Filtering. Ketika seseorang fokus pada detail negatif dan
mengabaikan aspek positif dari situasi. Contoh: Dosen
mengatakan bahwa makalah Roni layak mendapat nilai B. Hanya
saja masih banyak terdapat salah ketik. Namun Roni malah
berpikir bahwa makalah tersebut buruk karena banyaknya salah
ketik dan tidak layak mendapat nilai B.
2. Polarized thinking. Persepsi bahwa yang ada hanyalah gagal atau
berhasil. Tidak ada pemakluman dan tidak boleh terjadi kesalahan.
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 15 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 16
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Contoh: Ria bermasalah dengan Sita. Kemudian Ria bercerita
kepada Rina. Ia mengharapkan dukungan Rina dengan
mengatakan, “Sebaiknya kamu mendukungku atau kamu bukan
temanku lagi.”
3. Overgeneralization. Menarik kesimpulan hanya berdasarkan
satu peristiwa saja. Kata-kata yang sering digunakan adalah
semua, tidak pernah, setiap orang. Contoh: Ketika Santi putus
dari pacarnya, dia berkata bahwa tidak akan ada seorang pun
yang mencintai dirinya.
4. Mind reading. Merasa mengetahui apa yang dirasakan orang
lain dan mengapa mereka seperti itu, meskipun orang lain tidak
mengatakan apa-apa. Secara khusus, merasa mempunyai
pengetahuan untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan dan
dirasakan orang lain terhadap dirimu. Contoh: “Ani bersikap
seperti itu karena ia iri padaku.”
5. Catastrophizing. Mengharapkan bahkan membayangkan
bencana. Apabila mengetahui atau mendengar suatu masalah,
terus mengajukan pertanyaan pada diri sendiri seperti,
bagaimana jika itu terjadi pada diriku, seandainya saja. Contoh:
Ketika sedang ujian dan menghadapi soal yang sulit, pikiranmu
sulit berkonsentrasi karena terus berkata pada diri sendiri,
seandainya saja saya tidak mengambil mata kuliah ini
6. Magnifying. Cenderung untuk meningkatkan derajat dan
kedalaman permasalahan, yaitu dengan melihat bahwa sesuatu
tampak buruk, semakin memburuk dan membesar sehingga
mengacaukan segalanya. Contoh: Tugas penyusunan makalah ini
sulit. Saya tidak akan pernah bisa menyelesaikannya.
7. Personalisation. Merasa bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan orang
lain adalah reaksi terhadap dirinya. Selain itu juga membandingkan diri
sendiri dengan orang lain. Mencari siapa yang lebih pintar, lebih cantik,
lebih kompeten dan sebagainya. Contoh: Semua orang di kelas ini tampak
lebih cerdas dibandingkan saya.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
8. Shoulds. Mempunyai daftar bagaimana seharusnya kamu dan
orang lain bertindak. Apabila orang lain melanggar daftar ini, ia
akan merasa marah, dan apabila dirinya sendiri yang melanggar
daftar ini ia merasa bersalah. Kata-kata yang sering digunakan
seperti seharusnya dan sebaiknya. Contoh: Sebaiknya saya tidak
boleh terlihat sedih, saya harus selalu terlihat bahagia dan
bermakna.
Pertanyaannya kemudian adalah dapatkah emosi negatif
dihilangkan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, marilah berlatih
untuk mengenali emosi-emosi negatif yang sering kita rasakan.
KEGIATAN 4
Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 2 yaitu
menuliskan huruf PILIHAN POLA yang sesuai dengan setiap pernyataan pada
kolom JAWABAN pada lembar identifikasi pemikiran irasional.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyetor, laptop/komputer, modul
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 17 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 18
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Tabel 2Tugas Individual 2: Identifikasi Pemikiran Irasional
JAWABAN PERNYATAAN PILIHAN POLASaya tahu teman saya marah A. Filteringkarena saya tidak menemaninyauntuk jalan-jalan.Jika orang tua tidak menyukai B. Polarized thinkingteman dekat saya, artinyamereka tidak peduli pada sayaSaudara saya rela C. Overgeneralizationmengeluarkan banyak uanguntuk menonton pertunjukanartis idolanya (melakukanhobinya)Saya berpikir bahwa saya tidak D. Mind readingakan bisa mendapat nilai bagus,karena di mata saya semuaorang selain saya tampak pintarSaya tahu bahwa dosen E. Catastrophizingmenyukai presentasi saya,tetapi penutup yang sayalakukan buruk. Kemungkinansaya akan mendapat nilai CSaya mendapat nilai pas-pasan F. Magnifyinguntuk mata kuliah PsikologiUmum. Saya tidak akan menjadipsikologOrang tua akan kecewa dengan G. PersonalizationIP saya semester ini. Saya tidakpernah bisa memuaskan merekaSaudara saya ada yang H. Shouldsmengidap (contoh: asma),maka saya pun akan mengalamihal yang sama
Diskusi
1. Trainer menanyakan jawaban peserta secara lisan.
2. Trainer meminta peserta lain menanggapi jawaban peserta yang
ditunjuk trainer.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 5
1. Trainer menjelaskan bahwa emosi dapat diubah (prinsip ABCDE).
2. Trainer menjelaskan tips mengubah emosi.
3. Trainer menjelaskan definisi dan tipe self- talk.
4. Trainer menjelaskan tips mengubah negative self-talk menjadi
positive self-talk.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: MENGUBAH EMOSI
Menurut teori rasional emotif, terjadinya perubahan emosi
mengikuti pola A-B-C-D-E.
A : activating event atau peristiwa.
B : (irrational) belief yang mengikuti peristiwa tersebut.
C : consequence, yaitu akibat dari pemikiran irasional negatif.
D : disputing irrational belief, yaitu mengganti pemikiran
irasional menjadi pemikiran yang adaptif dan realistik.
E : (new) effect, yaitu dampak dari pikiran yang positif, adaptif,
dan realistik .
Perhatikan contoh berikut ini!
A : (activating event) Anna mendapat nilai D dalam ujian
Bahasa Inggris.
B : (belief) Saya tidak akan dapat mencapai IP bagus.
C : (consequence) Anna merasa tidak ada yang bisa ia lakukan
untuk memperbaiki nilai Bahasa Inggrisnya.
D : (disputing irrational belief) Ok, ujian kali ini saya
mendapat nilai jelek. Lain waktu saya pasti akan mendapat
nilai bagus. Saya akan belajar lebih giat.
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 19 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 20
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
E : (effect) Saya tetap merasa kecewa. Tetapi mulai saat ini saya
akan membuat rencana tindakan dan belajar mengatur waktu
sehingga saya mempunyai waktu lebih banyak untuk belajar.
Poin Kunci
Ketrampilan yang harus dimiliki supaya dapat menerapkan
pola ABCDE yaitu:
1. Mengembangkan kesadaran yang lebih tinggi terhadap status
emosi dan perubahan-perubahannya. Salah satunya melalui pie
emosi. Berilah label untuk setiap potongan seperti N=normal,
T=tense, M=mad, B=bore, H=happy, S=sad, dan W=worry.
2. Belajar untuk mendeteksi dan mengenali pemikiran-pemikiran
yang mempengaruhi emosi. Lihat kembali ke delapan jenis
pemikiran irasional, kamu punya kecenderungan ke arah mana.
3. Evaluasi dan hilangkan pikiran dan kepercayaan negatif dengan
mengajukan pertanyaan seperti:
a. Apakah pemikiran saya ini membantu atau menyusahkan?
b. Apakah saya telah berpikir logis?
c. Adakah bukti-bukti yang mendukung pemikiran saya?
4. Ubahlah pemikiran yang irasional dan negatif menjadi pemikiran
yang adaptif dan positif.
MATERI: MENGENALI SELF-TALK
Peristiwa yang dihadapi seseorang memunculkan respon
emosi. Emosi ini bisa positif dan negatif. Emosi yang dirasakan
memunculkan self talk. Self talk adalah dialog yang dilakukan
dengan diri sendiri (running dialogue inside our heads) sebagai
respon terhadap peristiwa yang dihadapi oleh seseorang.
Mekanisme terjadinya self-talk juga mengikuti teori rasional
emotif. Perhatikan contoh berikut ini:
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
A : Peristiwa A : nilai jelek dalam ujian
B : Self talk B1 : Saya tidak bisa. Saya bodoh.
B2 : Saya pasti bisa seandainya berusaha lebih keras
C : Emotion C1 : Sedih dan marah
C2 : Percaya diri
Dari contoh di atas B1 disebut negative self- talk dan B2
disebut positive self-talk. Dapat dilihat bahwa setiap self-talk akan
memberikan dampak emosi yang berbeda pula. Emosi yang negatif
menyebabkan perilaku negatif seperti ogah-ogahan, sebaliknya
emosi positif juga mendorong seseorang berperilaku positif seperti
bersemangat. Self- talk ini memiliki beberapa tipe, yaitu:
Karakteristik Ekpresi Contoh kalimat1. Tipe Pencemas (The Worrier)Membayangkan Bayangkan jika Bayangkan jika aku yang majusituasi terburuk ke depan kelas dan tidak dapat
menjawab pertanyaan itu2. Tipe Kritik (The Critic)Menilai & evaluasi Bodoh sekali! Makalahku ini jelek. Kurangperilaku, fokus referensi dan butuh draft yangpada kelemahan baru3. Tipe Korban (The Victim)Merasa hopeless Saya tidak Saya terlalu lelah untukatau helpless bisa. Saya mengerjakan apapun hari ini
tidak akanmampu
4. Tipe Sempurna (The Perfectionist)Usaha yang Sebaiknya, Seharusnya saya belajar lebihdilakukan belum seharusnya lamacukup
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 21 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 22
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 6
Trainer memberikan tugas individual 3 dengan meminta peserta
menuliskan tipe self-talk untuk setiap pernyataan dalam lembar
Classifying Self-Talk.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Tabel 3Tugas Individual 3: Mengklasifikasikan Self-Talk
TIPE PERNYATAAN
1. Saya harus membuat janji terlebih dahulu untukbertemu dosen
2. Saya tidak tahu kegiatan dosen saya apa saja,yang penting adalah mencoba untuk membuatjanji bertemu
3. Saya selalu merasa kacau4. Saya menjadi gugup di tengah-tengah presentasi5. Saya dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih
baik
Diskusi
1. Trainer mengajukan pertanyaan yang ada di lembar kerja kepada
peserta (tiap peserta satu pertanyaan, jadi ada lima peserta yang
ditunjuk).
2. Trainer memberi pertanyaan sendiri untuk mengetahui apakah
peserta sudah benar-benar dapat membedakan tipe self-talk atau
belum (2-3 pertanyaan).
KEGIATAN 7
1. Trainer memberikan penjelasan mengenai pengubahan negative
self-talk menjadi positive self-talk.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
2. Trainer memberi contoh kepada peserta untuk mengerjakan
prosedur mengubah self-talk. Berikutnya peserta melakukan hal
yang sama denganmengerjakan tugas individual 4. Peserta
diminta mengidentifikasi situasi dalam hidupnya menggunakan
negative self-talk, menggambarkan peristiwanya secara detail,
dan kemudian mengisi kolom JAWABAN sebagai respon terhadap
situasi tersebut.
Waktu : 25 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: MENGUBAH SELF-TALK
Self-talk ini dapat diubah, dari negative self-talk menjadi
positive self-talk. Prosedurnya sebagai berikut:
1. Tuliskan situasi yang menyebabkan anda memiliki negative self-
talk secara detail.
2. Tuliskan apa isi self- talk anda.
3. Jawablah pertanyaan ini: Apakah ini membantu? Atau justru
merugikan?
4. Tuliskan tipe self-talk anda.
5. Ubahlah negative self talk menjadi positive self talk.
6. Tentukan tindakan yang akan anda ambil sesuai dengan positive
self-talk.
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 23 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 24
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Tabel 4Tugas Individual 4: Improving Self-Talk
SITUASI:
PERTANYAAN JAWABANSaya mengatakan pada dirisaya...Apakah ini membantu?Tipe dari self talkAfirmasi yang saya katakan pada diri saya
Tindakan yang akan saya ambil
Diskusi
1. Trainer menunjuk 2-3 peserta untuk bercerita secara lengkap
(sesuai dengan prosedur di atas).
2. Trainer bertanya kepada peserta tentang hasil kerja rekan yang
lain (mengevaluasi bersama-sama).
3. Lakukan hal yang sama untuk dua peserta yang lain.
Poin Kunci
Emosi erat kaitannya dengan perilaku. Emosi dapat positif atau
negatif. Salah satunya karena self-talk. Oleh karena itu penting
untuk dapat mengenal tipe self-talk dan selanjutnya dapat
mengubah self-talk tersebut, dari negatif menjadi positif.
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 25
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengubah cara
pandang terhadap emosi yang dialami.
3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon
Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 26
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MANAJEMEN WAKTU
(TIME MANAGEMENT)
TUJUAN
1. Peserta dapat menganalisa penggunaan waktunya.
2. Peserta dapat membuat suatu sistem manajemen waktu.
WAKTU
120 menit
METODE
Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab
ALAT BANTU
Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, spidol, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer menjelaskan tentang waktu dan penggunaananya.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
MATERI: WAKTU DAN PENGGUNAANNYA
Waktu adalah salah satu sumber daya (input) universal,
artinya suatu sumberdaya yang diperlukan oleh setiap orang. Selain
itu sumber daya waktu ini memiliki karakteristik yang unik dan
spesifik, antara lain bersifat “GRATIS”… artinya tidak perlu dibeli,
tersedia setiap saat dimana saja, dan dibagikan secara “ADIL &
MERATA “ kepada semua pihak tanpa terkecuali. Waktu adalah
sumber daya yang unik di mana setiap orang dari hari ke hari
mempunyai jumlah waktu yang sama. Waktu tidak dapat dihentikan,
ditambah ataupun diganti sehingga waktu harus dapat dipergunakan
dengan efektif dan efisien.
Berbeda dengan sumber daya lainnya, sumber daya waktu ini
tidak dapat disimpan atau ditimbun, dan juga tidak dapat didaur
ulang. Waktu berjalan dengan tetap, konsisten dan kontinyu sesuai
dengan irama dan kecepatannya sendiri yang tidak dapat dirubah
oleh suatu kekuatan atau kekuasaan apa pun yang ada di dunia ini,
1 hari = 24 jam, 1 jam = 60 menit, 1 menit = 60 detik.
Masalah-masalah yang biasaya muncul terkait dengan
manajemen waktu adalah sebagai berikut:
1. Ketidakpastian mengenai apa yang harus diselesaikan (tujuan
kurang jelas).
2. Kegagalan membagi tujuan menjadi tahapan tugas.
3. Kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana melakukan
manajemen waktu atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas.
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 27 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 28
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Oleh karena beberapa kenyataan khas sebagaimana yang
dijelaskan di atas, nampaknya kita perlu mengkaji ulang tentang
bagaimana sebaikya kita dapat mengelola, mengatur dan
mempergunakan sumber daya waktu ini dengan sebaik-baiknya.
KEGIATAN 1
Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta
peserta menyebutkan kegiatan-kegiatan yang dianggap
memboroskan waktu di kolom sebelah kiri (kolom kegiatan). Setelah
itu peserta diminta menuliskan angka (1-10) dari yang paling banyak
memboroskan waktu ke yang paling sedikit memboroskan waktu di
kolom sebelah kanan (kolom urutan).
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
Tabel 1Tugas Individual 1: Mengidentifikasi Kegiatan
Yang Memboroskan Waktu
Kegiatan Urutan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Diskusi
1. Trainer menanyakan apakah peserta yakin dengan apa yang
diisikannya dalam tabel.
2. Trainer menanyakan apakah peserta mengetahui secara pasti
berapa lama ia menghabiskan waktu untuk kegiatan-kegiatan
yang memboroskan waktu tersebut.
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 29 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 30
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 2
Trainer memberikan tugas individual 2 dengan meminta peserta menuliskan kegiatan seminggu terakhir.
Waktu : 45 menit Alat Bantu : Mikrofon, modul
Metode : Tugas individual
Tabel 2Tugas Individual 2: Menilai Penggunaan Waktu
Penggunaan Waktu Saya (1)
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU
6-7 pagi
7-8
8-9
9-10
10-11
11-12
12-1 siang
1-2
2-3
3-4
4-5
5-6
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 31
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Penggunaan Waktu Saya (2)JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU
6-7 malam
7-8
8-9
9-10
10-11
11-12
12-1
1-2 pagi
2-3
3-4
4-5
5-6
KEGIATAN 3
Trainer memberikan tugas individual 3 dengan meminta peserta menentukan berapa banyak waktu yang
dihabiskan untuk tiap aktivitas setiap harinya dalam seminggu sekaligus total waktu yang dihabiskan untuk tiap
aktivitas dalam seminggu. Total waktu dibuat dengan pembulatan ke atas (misal 9 jam 20 menit = 9,5 jam).
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 32
Tra
iner
TOTA
L
33
Reg
ula
si D
iri
un
tuk
MIN
GG
U
Pela
tih
an
Saya
SABTU
Mo
du
l
Tab
el 3
Tug
asIn
div
idu
al3
:An
alis
aPen
gg
un
aan
Wak
tu
Waktu
: 3
0 m
enit
Ala
t B
an
tu :
Mik
rofo
n,
modul
JUM
AT
KAM
ISRABU
Mo
du
l Tra
iner
3:
Man
aje
men
Waktu
(Tim
e M
an
ag
em
en
t)
Anal
isa
Pengg
unaa
n W
aktu
Say
a SELA
SA
Meto
de
: Tu
gas
indiv
idual
SEN
INAkt
ivitas
Mak
an
Tidu
r
Kul
iah
Bel
ajar
Men
gerja
kant
ugas
Kegi
atan
kam
pusn
onak
adem
ik
Bek
erja
Ber
es-b
eres
Akt
ivitas
sos
ial
Mel
akuk
an h
obi
Rel
aks
Lain
-lai
n
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Diskusi
1. Trainer meminta peserta menyebutkan aktivitas yang paling
banyak menghabiskan waktu (selain tidur).
2. Trainer menanyakan apakah peserta menemukan hal-hal menarik
dari penggunaan waktunya.
3. Trainer menanyakan apakah respon peserta berbeda dari persepsi
mereka sebelumnya mengenai penggunaan waktu yang dituliskan
pada tugas individual 1.
4. Trainer menanyakan apa yang perlu dilakukan peserta agar dapat
lebih efektif dalam mencapai tujuan-tujuan mereka.
KEGAIATAN 4
Trainer memberikan penjelasan tentang strategi manajemen
waktu serta cara merencanakan kegiatan dan mengatur waktu.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
MATERI: STRATEGI MANAJEMEN WAKTU 1.
Menetapkan waktu belajar secara rutin.
Menetapkan waktu rutin untuk belajar menghindarkan
mahasiswa dari kebingungan menentukan kegiatanmana yang harus
diselesaikan. Akan selalu ada kejadian yang tidak diharapkan yang
akan mengurangi waktu belajar. Jika ada suatu kejadian yang
menghalangi rencana untuk belajar, sesuaikan jadwal Anda. Jika
Anda tidak menetapkan waktu tertentu, kemungkinan bahwa Anda
akan terlibat tugas-tugas lain akan semakin besar.
2. Belajar di lingkungan yang bebas gangguan dan interupsi.
Cermati lingkungan belajar Anda dan tentukan apakah tempat tersebut
cukup ideal. Sebagian besar mahasiswa memilih untuk belajar di rumah,
asrama, tempat kos, rumah kontrakan, atau perpustakaan.
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 34
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Ketika Anda memutuskan untuk belajar, pertimbangkan gangguan
yang berpeluang muncul. Jika terus-menerus terganggu oleh orang
yang sedang mengobrol, dering telepon, musik, atau hal-hal lainnya,
sebaiknya Anda mencari tempat baru.
3. Membuat jadwal pengerjaan tugas yang bisa dilakukan 30-
60 menit.
Ada dua alasan mengapa mahasiswa perlu merencanakan
dengan baik penggunaan waktunya dengan sistem blok. Pertama,
akan lebih bijaksana untuk membuat tujuan antara (intermediate
goals) dan tugas-tugas spesifik sebelum mencapai tujuan utama.
Mengatur waktu untuk mencapai tujuan antara dan tugas-tugas
sehari-hari membantu mahasiswa memiliki keyakinan yang lebih
besar ketika tujuan antara dan tugas-tugas spesifik bisa
dilaksanakan. Misalnya, dalam membuat makalah, Anda
membutuhkan 30 menit untuk membuat outline dan 30 menit lagi
untuk menentukan topik yang tercakup dalam makalah Anda. Kedua,
banyak mahasiswa yang kehilangan kesempatan untuk belajar
karena mengabaikan waktu yang dimiliki pada perpindahan kelas.
Padahal waktu 5 menit sangat berharga, misalnya untuk mengatur
atau melengkapi catatan, relaksasi. Sementara, 15 menit pun
berharga untuk membaca kembali catatan, membaca jadwal hari
berikutnya, membuat outline makalah/tugas.
4. Istirahat sejenak.
Seberapa lama waktu belajar Anda ditentukan oleh motivasi
dan konsentrasi. Secara umum, mahasiswa membutuhkan waktu
sekitar 5-10 menit untuk istirahat sejenak setiap jamnya. Meskipun
demikian, adapula yang bisa bertahan lebih dari satu jam. Anda pelu
menyesuaikan interval waktu dengan kebutuhan Anda. Jika Anda
merasa mudah terganggu, Anda mungkin membutuhakan istirahat
sejenak sekitar 2-3 menit setelah berkonsentrasi selama 30 menit.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
5. Membuat spesifikasi rencana.
Yang penting bukanlah seberapa lama Anda belajar, namun
cara Anda belajarlah yang membawa Anda menuju keberhasilan
akademik. Jika Anda memecah tujuan utama menjadi tugas-tugas
kecil, akan lebih mudah untuk merencanakan penggunaan waktu.
Jangan hanya menulis nama mata kuliah dalam jadwal Anda, tetapi
tulis secara spesifik rencana Anda.
6. Menyelesaikan tugas alternatif jika memiliki waktu panjang.
Tidak ada keharusan untuk menyelesiakan suatu tugas
terlebih dulu sebelum berpindah ke tugas yang lain. Jika Anda harus
menyelesaikan beberapa kegiatan, Anda bisa mencoba trik menjaga
motivasi dengan cara menyelesaikan tugas sampai dengan tahap
tertentu, dan mengerjakan tugas lain terlebih dahulu, kemudian baru
kembali melanjutkan tugas yang pertama. Hal ini juga efektif untuk
mengantisipasi kebosanan karena harus berkutat pada tugas yang
sama dalam jangka panjang.
7. Memperkirakan watu yang dibutuhkan untuk tiap tugas.
Keberhasilan dalam memperkirakan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas berjalan seiring dengan pengalaman.
Semakin baik Anda memperkirakan waktu, semakin realistis jadwal
belajar Anda.
8. Membuat prioritas tugas.
Tidak semua tugas yang harus dilakukan sama pentingnya.
Anada harus memutuskan tugas mana yang harus diselesaikan
terlebih dahulu. Dapatkah Anda membedakan kegiatan yang penting
dan mendesak dengan mengambil contoh dari kehidupan Anda
sehari-hari?
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 35 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 36
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
9. Mengerjakan tugas yang tidak disukai terlebih dahulu.
Apakah Anda memiliki kecenderungan untuk menunda tugas-
tugas yang sulit? Jika ya, Anda terolong normal. Individu cenderung
melakukan hal-hal yang disukainya terlebih dahulu. Anda perlu mulai
mempertimbangkan untuk melakukan hal-hal yang tidak Anda sukai
dan dirasa paling sulit. Keungtungannya adalah sebagai berikut.
Pertama, Anda masih dalam keadaaan segar untuk bisa mengerjakan
tugas-tugas sulit. Kedua, tugas sulit dapat diatasi segera dan tidak
menggantung. Ketiga, ada sesuatu yang menyenangkan untuk
dinantikan, yaitu ugas-tugas mudah setelah mengerjakan tugas-
tugas sulit.
10. Maju satu langkah bila diperlukan.
Pada setiap awal minggu atau bahkan pada awal bulan,
periksa jadwal Anda, terutama bila ada kegiatan yang membutuhkan
perubahan rencana. Misalnya, Anda akan ke luar kota pada akhir
pekan, padahal pada minggu berikutnya akan menghadapi ujian.
Anda perlu mempertimbangkan perubahan jadwal belajar untuk
persiapan ujian, misalnya dengan memajukan jadwal sebelum ke
luar kota pada akhir pekan. Dengan mengetahui jadwal kegiatan
yang akan dilakukan, Anda dapat merencanakan strategi memenuhi
tuntutan setiap tugas.
11. Membawa buku agenda/kalender dan tulis janji segera
setelah membuatnya.
Mencatat janji di sobekan kertas kecil, seringkali menyulitkan
karena catatan seperti ini tidak mudah terlihat, mudah terlupakan
dalam meletakkannya, juga mudah sekali terselip ataupun hilang.
Salah satu keuntungan membawa buku agenda/kalender adalah
Anda bisa menjadwalkan kegiatan diantara kegiatan-kegiatan lain
yang sudah Anda jadwalkan, sehingga akan meminimalisir
kekacauan bila Anda memerlukan perubahan jadwal.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MATERI: CARA MERENCANAKAN DAN MENGATUR WAKTU
1. Membuat Kalender Semester
Kalender semester dapat digunakan untuk mengidentifikasi
batas waktu pengumpulan tugas, tanggal pelaksanaan ujian, dan
alokasi waktu untuk melakukan kegiatan penting lainnya. Kalender
yang dibuat per bulan ini sebaiknya ditempel di dinding kamar atau
diletakkan di meja belajar.
2. Membuat Jadwal Mingguan
Jadwal mingguan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
waktu dan urutan tugas yang harus diselesaikan dalam suatu
minggu. Jadwal ini dibuat per minggu dan harus direview setiap hari
untuk menentukan perlu tidaknya perubahan karena kegiatan-
kegiatan tak terduga.
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 37 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 38
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Tabel 4Contoh Kalender Semester
Bulan: Desember 2009 Kalender Semester
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 39
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Tabel 5Contoh Jadwal Mingguan
Jadwal Mingguan (1)
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU
6-7 pagi
7-8
8-9
9-10
10-11
11-12
12-1
siang
1-2
2-3
3-4
4-5
5-6
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 40
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Jadwal Mingguan (2)
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU
6-7
malam
7-8
8-9
9-10
10-11
11-12
12-1
1-2 pagi
2-3
3-4
4-5
5-6
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 41
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk membuat sistem manajemen waktu.
3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat Bantu : Mikrofon
Controlling your life means controlling your time,
and controlling your time means controlling the events in your life.
Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 42
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MANAJEMEN LINGKUNGAN FISIK
(MANAGEMENT OF PHYSICAL ENVIRONMENT)
TUJUAN
1. Peserta dapat membedakan antara atensi dan konsentrasi.
2. Peserta dapat mengevaluasi lingkungan belajarnya.
3. Peserta dapat memodifikasi lingkungan belajarnya.
4. Peserta dapat meningkatkan atensi dan konsentrasi ketika belajar.
WAKTU
90 menit
METODE
Ceramah, tanya jawab, tugas individual
ALAT BANTU
Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer menjelaskan tentang perbedaan antara atensi dengan
konsentrasi.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: PERBEDAAN ATENSI DAN KONSENTRASI
Belajar pastilah membutuhkan konsentrasi supaya objek
pembelajaran dapat dikuasai dengan baik. Selain konsentrasi, kita
juga sering mendengar atensi. Apakah yang dimaksud dengan
konsentrasi? Apakah sama antara atensi dengan konsentrasi?
Atensi berbeda dengan konsentrasi. Atensi adalah proses
selektif yang mengontrol kesadaran terhadap peristiwa. Sedangkan
konsentrasi adalah refocusing terus-menerus terhadap pesan atau
stimulus. Jadi konsentrasi adalah atensi yang terus-menerus.
Namun, adakalanya konsentrasi menjadi terganggu sehingga
belajar pun tidak maksimal. Faktor yang mengganggu konsentrasi
dapat dibedakan menjadi dua, eksternal dan internal. Hal-hal yang
mengganggu ini dapat dimodifikasi apabila kita mampu mengenali
lingkungan belajar dengan baik. Oleh karena itu kita akan belajar
untuk mengevaluasi lingkungan belajar sehari-hari.
Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 43 Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 44Environment) Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta
mengevaluasi lingkungan belajarnya. Pada isian A, B, C peserta diminta
menuliskan tiga tempat yang paling sering digunakan untuk belajar. Kemudian
mereka diminta menentukan peringkat dari setiap perilaku pada setiap tempat
sesuai dengan pilihan jawaban.
Waktu : 25 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Tabel 1Tugas Individual 1: Evaluasi Lingkungan Belajar
1 2 3 4 5Perilaku yang Bukansaya perilaku ygtunjukkan saya
tunjukkan
A
B
C
Pernyataan Perilaku A B CSaya dapat langsung mulai belajarSaya belajar dengan sedikit gangguan dari orang lainSaya banyak menghabiskan waktu dengan handphoneSuhu ruangan membuat saya nyaman belajarKursi, meja, dan pencahayaan membuat saya nyamanbelajarSaya dapat berkonsentrasi ketika belajarSaya memerlukan waktu jeda untuk mempertahankankonsentrasiSaya dapat langsung kembali belajar setelahberistirahatSaya dapat mencapai tujuan belajarJUMLAH
Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 45Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Diskusi
1. Trainer meminta kepada peserta untuk menjumlahkan tiap-tiap
kolom (A,B,C).
2. Jumlah yang paling sedikit adalah tempat yang selama ini paling
sesuai untuk belajar.
3. Trainer menanyakan lokasi mana yang paling mendukung,
apakah dirasa perlu untuk mengubah lingkungan belajar, dan
kalau ya, perubahan apa yang akan dilakukan.
4. Kemudian minta kepada peserta untuk menuliskan rencana
mengubah atau memodifikasi lingkungan belajar secara detail.
5. Trainer menunjuk salah seorang peserta untuk membacakan hasil
pekerjaannya.
6. Trainer meminta kepada peserta yang lain untuk memberikan
umpan balik.
7. Lakukan kepada 2-3 peserta lagi.
KEGIATAN 2
1. Trainer menjelaskan faktor eksternal yang mengganggu
konsentrasi.
2. Trainer menjelaskan faktor internal yang mengganggu konsentrasi.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: FAKTOR YANG MENGGANGGU KONSENTRASI
Faktor yang mengganggu konsentrasi ada dua sumber yaitu
eksternal dan internal. Jenis gangguan dari faktor eksternal adalah:
– Gangguan dari lingkungan, seperti: bising, suara dari televisi
– Interupsi, seperti: mendapat sms atau telepon masuk
– Tempat belajar yang tidak nyaman (pakaian dan buku berantakan)
– Teman sekamar yang mengganggu
Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 46Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Faktor internal adalah gangguan yang berasal dari dalam diri
individu. Jenis gangguan dari faktor internal adalah:
– Pikiran-pikiran irasional
– Kecemasan
– Gangguan fisiologis dan emosional
– Daydreaming (melamun)
Diskusi
1. Trainer meminta kepada peserta untuk mengidentifikasi pada
situasi seperti apa konsentrasi menjadi terganggu (ketika belajar
di kampus).
2. Trainer meminta kepada peserta untuk mengidentifikasi pada
situasi seperti apa konsentrasi menjadi terganggu (ketika belajar
di luar kampus).
3. Trainer meminta peserta menentukan jenis dari setiap gangguan,
internal atau eksternal.
KEGIATAN 3
1. Trainer menjelaskan bagaimana mengatasi gangguan internal.
2. Trainer menjelaskan bagaimana mengurangi gangguan eksternal.
3. Trainer menjelaskan usaha-usaha meningkatkan konsentrasi.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: MANAJEMEN GANGGUAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
MANAJEMEN GANGGUAN INTERNAL DAN EKSTERNALCara mengurangi Contoh gangguan
eksternalMenciptakan area belajar dengan Belajar di perpustakaan ataugangguan minimal mendesain ruang belajarMempunyai bahan belajar yang Meminjam catatandibutuhkan
Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 47Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Mengontrol level kebisingan Mengingatkan teman yangribut, menutup jendela, pindahdari ruangan yang bising
Ketika di kelas duduk di depanMengurangi gangguan Memasang tanda di pintu
“Jangan Diganggu” ,meninggalkan pesan di hp“hubungi saya jam 10 malam”
Protes “ Maaf ya, saya lagi belajar”,menghindari kontak mata
Cara mengurangi Contohgangguan internal
Memperhatikan kondisi fisik Istirahat siang, makan danminum yang cukup, minumobat bila sakit
Perbaiki manajemen waktu Jangan belajar kalau lelah,atau jadwalnya untuk makan
Daydreaming Mempertahankan konsentrasiMengatasi kebosanan Mencari alternatif subjek yang
lain, istirahat setelah belajar50 menit
MANAJEMEN GANGGUAN INTERNAL DAN EKSTERNALCara untuk mengurangi gangguan Contoh
internalDaripada cemas, ambil tindakan Mencari dosen atau asisten
untuk bertanya subjek materiyang tidak dimengerti
Usaha meningkatkan Contohkonsentrasi
Memantau konsentrasi Secara konstan, tanyakanpertanyaan seperti: apakahsaya mengerti materi ini?
Menggunakan self reminders Daripada cemas, ajukanpertanyaan untuk mengetesmateri yang sudah saya kuasai
Menentukan tujuan Prinsip SMART untuk ranahakademik
Manajemen waktu Saya akan menyelesaikantugas makalah minggu ini
Ambil istirahat Ambil istirahat 10 menitsetelah belajar 50 menit
Gunakan strategi active learning Menulis dan menjawabpertanyaan, membuat outline
Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 48Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 4
Trainer memberikan tugas individual 2 dengan meminta
peserta berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan jenis
gangguan untuk setiap nomor (eksternal atau internal). Kemudian
mereka diminta memberikan rekomendasi/saran untuk setiap situasi.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Tugas Individual 2: Studi Kasus
Berikut ini terdapat beberapa situasi yang terjadi pada
mahasiswa. Diskusikan di kelompok. Tentukan jenis gangguan untuk
setiap nomor (Eksternal atau Internal). Kemudian berikan
rekomendasi/saran-mu untuk setiap situasi
1. Sani sedang belajar untuk ujian Psikologi Sosialnya ketika
kemudian teman satu kamarnya tiba-tiba datang dan meminta
pendapat Sani untuk kencannya malam minggu besok.
2. Ketika Rani sedang mengerjakan tugas Statistik, tiba-tiba dia
teringat bahwa dia belum membayar uang kuliah padahal tenggat
waktunya adalah hari ini.
3. Ketika Doni sedang mencatat penjelasan dosen di kelas, pekerja
bangunan yang sedang mengerjakan gedung dekanat
menyalakan mesin dengan suara yang cukup bising.
4. Setiap kali Nana belajar untuk ujian TOEFL-nya, ia selalu teringat
pada nilai uji cobanya yang rendah dan ia membayangkan kalau
itu juga akan terjadi dalam ujian sesungguhnya.
5. Ketika Roni membaca buku Psikologi Kepribadian sebanyak lima
halaman, ia sadar bahwa ia tidak dapat mengingat apa yang
telah ia baca sebelumnya.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
6. Rinto sulit berkonsentrasi ketika dosennya berbicara terlalu cepat
di kelas. Ia menjadi frustrasi dengan dosennya dan kemudian
memilih berhenti mencatat.
7. Nina baru mengerjakan tugas Psikologi Komunikasi pukul 22.00,
dan ia merasa lelah untuk menyelesaikan tugasnya. Padahal
tugas tersebut harus dikumpulkan besok.
Diskusi
1. Trainer mencocokkan jawaban peserta dari no 1-7. Setiap nomor
satu peserta (usahakan tidak ada pengulangan peserta).
2. Trainer meminta umpan balik dari tiap jawaban yang diberikan
peserta.
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengubah cara
pandang terhadap emosi yang dialami.
3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon
Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 49 Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 50Environment) Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MANAJEMEN LINGKUNGAN SOSIAL
(MANAGEMENT OF SOCIAL ENVIRONMENT)
TUJUAN
1. Peserta dapat memutuskan kapan bekerja sendiri atau dengan
orang lain.
2. Peserta dapat mencari bantuan yang tepat pada sumber sosial
dan non sosial.
3. Peserta dapat menjelaskan ketrampilan dalam kerja kelompok.
4. Peserta mampu menyampaikan pesan secara efektif.
5. Peserta dapat menjadi pendengar yang baik (active listening).
WAKTU
90 menit
METODE
Ceramah, tanya jawab
ALAT BANTU
Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya
memanfaatkan lingkungan sosial (mencari bantuan) untuk
mendukung tercapainya tujuan belajar.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
MATERI: MENCARI BANTUAN
Mahasiswa dapat menggunakan lingkungan sosialnya untuk
membantu mencapai prestasi akademik apabila mereka dapat
mengenali sumber-sumber yang ada di lingkungan sosialnya. Contoh
sumber sosial adalah dosen, asisten, teman, kakak kelas, orang tua.
Sedangkan contoh sumber non sosial adalah internet, buku,
majalah, jurnal, dan surat kabar. Dengan mengenali lingkungan
sosial, maka saat membutuhkan bantuan dari lingkungan tersebut,
kita tahu harus ke mana dan kepada siapa mencari bantuan.
Berikut ini adalah tips untuk memanfaatkan lingkungan sosial
secara efektif:
– Ada kesadaran untuk mencari bantuan
– Putuskan untuk mencari bantuan daripada melakukan alternatif
yang lain
– Putuskan pada apa/siapa kamu akan mencari bantuan
– Siapkan bahan pertanyaan
– Kalau perlu membuat janji
• Review kembali daftar pertanyaan
• Buat catatan
Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 51 Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 52Environment) Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
Trainer memberikan penjelasan mengenai keterampilan yang
dibutuhkan untuk menjalin kerja sama dalam kelompok, agar
peserta dapat memutuskan kapan bekerja sendiri atau dengan orang
lain, serta dapat mencari bantuan yang tepat pada sumber sosial dan
non sosial.
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul
MATERI: KETERAMPILAN DALAM KERJA KELOMPOK
Ketika bekerja dalam kelompok, seseorang membutuhkan keterampilan
tertentu. Keterampilan ini dibutuhkan karena dalam situasi kerja kelompok
dibutuhkan toleransi dan pemahaman terhadap orang lain dan di sisi lain
setiap anggota tetap dituntut untuk memberikan kontribusi sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Keterampilan dalam kerja kelompok ada
empat yaitu forming skill, functioning skill, formulating skill, dan fermenting
skill. Penjelasan dari setiap keterampilan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Forming skills
- Kemampuan mengorganisir
- Menentukan kesepakatan bersama
- Mendiskusikan harapan dan penyelesaian masalah
2. Functioning skills
- Kemampuan mengatur potensi kelompok (pembagian tugas
dan mempertahankan hubungan)
- Menunjukkan dukungan
- Menerima kontribusi dari semua anggota tanpa kecuali
- Meminta bantuan/mengklarifikasi
- Memberikan penjelasan
Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 53Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
3. Formulating skills
- Kemampuan untuk memahami materi
- Membuat kesimpulan
- Menambahkan informasi yang terkait dengan materi
4. Fermenting skills
- Melakukan kontroversi
- Anggota berpikir kembali tentang solusi yang sudah ada
(mencari solusi terbaik)
KEGIATAN 2
Trainer menjelaskan tips-tips menyampaikan pesan secara
efektif.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul
MATERI: MENYAMPAIKAN PESAN
Menyampaikan pesan adalah bagian dari komunikasi.
Pengertian komunikasi adalah suatu proses (kegiatan) penyampaian
pesan/informasi dari seseorang (pengirim) kepada orang lain
(penerima) dengan menggunakan cara/teknik/sarana penyampaian
pesan/informasi tertentu. Selanjutnya, pesan/informasi itu diterima
oleh penerima yang kemudian menafsirkannya dan mengirimkan
balikan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat pentingnya peran
penyampaian pesan dalam komunikasi. Ketika sebuah pesan tidak
disampaikan dengan cara yang tepat maka penerima dapat salah
mengartikan pesan yang diberikan. Akibatnya komunikasi yang
terjadi menjadi tidak efektif dan dapat menciptakan salah paham.
Berikut ini adalah tips untuk dapat menyampaikan pesan
secara efektif, yaitu:
Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 54Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
– Katakan dengan jelas bahwa itu adalah pesan-”mu”
– Gambarkan perilaku orang lain tanpa memasukkan unsur
penilaian/evaluasi
– Sampaikan tujuan yang ingin diubah
– Sampaikan pesan sesuai dengan frame penerima
– Minta umpan balik
– Gambarkan perasaanmu
– Gunakan bahasa non verbal
– Ada kesesuaian pesan verbal dan non verbal
– Ulangi pesan apabila perlu
KEGIATAN 3
Trainer menjelaskan mengenai strategi menjadi pendengar
yang baik (active listener).
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, studi kasus
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul
MATERI: ACTIVE LISTENING
Pengertian dari active listening adalah bagaimana penerima
pesan mampu mengenali perasaan pemberi pesan dan memberi
respon yang sesuai. Ketika seseorang memiliki ketrampilan active
listening maka ia akan menjadi pendengar yang baik bagi orang lain
dan mampu mendapatkan informasi yang akurat dari orang lain.
KEGIATAN 4
Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 1 yaitu
menerapkan strategi active listening.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab, studi kasus
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 55Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
TUGAS INDIVIDUAL 1: STRATEGI ACTIVE LISTENING
Berikut ini ada beberapa kalimat atau contoh situasi. Tugas
peserta adalah memberikan respon terhadap setiap kalimat dengan
menggunakan ketrampilan active listening:
1. Kelas ini membosankan sekali.
2. Aku lelah. Udah ga bisa belajar lagi.
3. Tidak peduli seberapa keras aku berusaha, nilaiku tetap C.
4. Dosenku pasti menganggap aku bodoh sehingga memberi
pertanyaan yang sepele.
5. Aku tidak percaya kami bisa putus.
6. Aku ga tau kapan bisa menyelesaikan tugas ini.
7. Aku merasa kalau aku ini bukan orang yang menyenangkan.
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengubah cara
pandang terhadap emosi yang dialami.
3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon
Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 56Environment)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KETERAMPILAN PRESENTASI
(POWER PRESENTATION SKILL)
TUJUAN
1. Peserta dapat mengidentifikasi problem yang dihadapi ketika
melakukan presentasi di depan kelas.
2. Peserta mengklasifikasikan problem yang dihadapi ketika
melakukan presentasi di depan kelas.
3. Peserta dapat merencanakan strategi dalam mengatasi problem
yang dihadapi ketika melakukan presentasi di depan kelas.
4. Peserta dapat menggunakan strategi efektif dalam presentasi di
kelas.
WAKTU
90 menit
METODE
Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab
ALAT BANTU
Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer menjelaskan tentang student-centered learning beserta
strategi belajar yang perlu dikuasai mahasiswa, meliputi kemampuan
presentasi, belajar dari buku tes dan jurnal, academic writing,
mempersiapkan ujian, dan bekerja sama dalam kelompok, untuk
mencapai tujuan belajar.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor
MATERI: STUDENT-CENTERED LEARNING (SCL)
Student-centered learning (SCL) merupakan suatu pandangan
mengenai belajar dan mengajar yang menekankan pada tanggung
jawab mahasiswa mengenai terhadap aktivitas-aktivitas belajar,
seperti merencanakan belajar, berinteraksi dengan dosen dan
mahasiswa lainnya, meneliti, dan menilai belajarnya.
Tanggung jawab mahasiswa mendukung terbentuknya
karakteristik sebagai lifelong learner, yaitu motivasi, evaluasi diri,
manajemen waktu, dan ketrampilan mengakses informasi.
Dalam SCL, mahasiswa tidak sekedar mendapatkan transfer
pengetahuan dari dosen, namun juga secara aktif memunculkan
pertanyaan dan memecahkan masalah. Dengan kata lain, mereka
diharapkan secara aktif mencari pengetahuan.
Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 57 Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 58
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
1. Trainer meminta peserta (3 orang @ maks 10 menit) secara acak
untuk mempresentasikan materi yang telah ditugaskan pada
pertemuan sebelumnya, dengan alat bantu laptp/komputer dan
LCD proyektor.
2. Setelah tiap peserta selesai melakukan presentasi, trainer
meminta audiens untuk memberikan tanggapan.
Waktu : 45 menit
Metode : Tugas presentasi, tanya jawab, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor
KEGIATAN 2
1. Trainer meminta peserta merangkum mengklasifikasikan problem
yang dihadapi terkait dengan presentasi di kelas.
2. Trainer memberikan contoh-contoh slide presentasi dan
memminta audiens memberikan penilaian.
3. Trainer menyimpulkan masukan dan umpan balik audiens dan
menjelaskan mengenai problem yang dihadapi dalam melakukan
presentasi di kelas.
Waktu : 30 menit
Metode : Tugas presentasi, tanya jawab, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
MATERI: PROBLEM DALAM PRESENTASI
1. Penguasaan Materi
a. Presentasi sambil membaca
b. Menulis semua yang akan dipaparkan di slide
c. Menyampaikan pesan persis dengan yang tertulis di slide;
elaborasi dan ilustrasi kurang
d. Tidak bisa menjawab pertanyaan
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
2. Psikologis
a. Keringat berlebihan
b. Suara bergetar
c. Tangan bergetar
d. Tidak melihat audiens
e. Peran bicara minimal
f. Badan senantiasa bergerak/berjalan-jalan
g. Kurangnya penguasaan kelas
3. Teknis
a. Terlambat datang
b. Waktu persiapan terlalu lama
c. Penggunaan alat bantu kurang lancar
d. Penanganan atas trouble kurang cekatan
4. Penyajian
a. Warna kurang menarik
b. Tulisan tidak terbaca (ukuran huruf terlalu kecil, jenis huruf
menyulitkan pembaca)
c. Dalam satu slide, tulisan terlalu banyak
d. Slide terlalu penuh (gambar maupun tulisan)
e. Slide terlalu banyak
f. Materi kurang sistematis
MATERI: PRESENTASI VISUAL
1. Fungsi Presentasi Visual
a. Memberikan sarana ketika ingin menekankan sesuatu
b. Mendukung ide-ide yang disampaikan
c. Memperjelas pemahaman
d. Mendukung keterlibatan emosional
e. Membantu mengingat dan memunculkan lagi informasi
f. Mendukung kredibilitas presenter
g. Membantu pemahaman dari berbagai indera
Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 59 Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 60
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
2. Pedoman Penggunaan Alat Presentasi
a. Berfungsi (sekedar) alat bantu
b. Jelas, atraktif, dan sederhana
c. Audience-centered
d. Sesuaikan dengan audiens
e. Tidak mengganggu perhatian audiens
f. Gunakan secara beretika
3. Media Presentasi
a. Blackboard atau whiteboard
b. Gambar/poster
c. Flipchart
d. Handout
e. Objek
f. Model
g. Transparansi dan OHP
h. Slide atau LCD proyektor
i. Perlengkapan audio video
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengatasi problem
yang dihadapi terkait dengan presentasi di kelas.
3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat Bantu : Mikrofon
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
BELAJAR DARI BUKU TEKS DAN JURNAL PENELITIAN
(LEARNING FROM TEXTBOOK AND JOURNAL)
TUJUAN
1. Peserta dapat mengidentifikasi strategi yang telah dilakukannya
dalam memahami buku teks.
2. Peserta dapat membedakan ciri-ciri pembaca yang baik dan tidak
baik.
3. Peserta dapat membedakan strategi membaca buku teks yang
efektif dan tidak efektif.
4. Peserta dapat menggunakan strategi yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemampuannya dalam memahami buku teks.
5. Peserta dapat menggunakan strategi yang efektif dalam
memahami artikel jurnal penelitian.
WAKTU
90 menit
METODE
Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab
ALAT BANTU
Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, spidol, modul
Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 61 Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 62from Textbook and Journal)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya
kemampuan dalam membaca buku teks secara efektif agar mampu
memahami isinya dengan baik.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon
MATERI: MEMBACA BUKU TEKS
Individu menghabiskan porsi waktu yang banyak dalam
hidupnya untuk membaca, dengan tujuan yang beragam, seperti
mengisi waktu luang, hiburan, atau mendapatkan pengetahuan.
Akibatnya, mereka seringkali membaca dengan cara yang berbeda-
beda tergantung tujuannya. Misalnya mahasiswa membaca buku
teks buku teks dengan cara yang berbeda dengan ketika mereka
membaca majalah atau buku populer lainnya. Apakah Anda pernah
melihat seseorang membaca majalah? Apakah Anda melihatnya
menggarisbawahi tulisan atau membuat catatan? Seringkali mereka
kurang peduli terhadap seberapa banyak materi yang dapat diingat
karena mereka merasa tidak akan diuji pengetahuannya. Karena
mereka tertarik dengan materinya, mereka pun dapat mengingat
banyak hal dari apa yang dibaca.
Mahasiswa dituntut untuk dapat membaca dan mengingat
terlepas dari mereka tertarik atau tidak dengan materinya maupun
yakin atau tidak bahwa nantinya materi tersebut ada kaitannya
dengan dunia kerja. Keberhasilan dalam mendapatkan nilai yang
memuaskan di tiap mata kuliah tergantung salah satunya pada
strategi yang digunakan dalam membaca beragam buku teks.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta
peserta menilai strategi yang telah dilakukannya dalam membaca
buku teks (pengalaman terakhir), dengan memberi tanda cek (V)
sebagai respon terhadap 10 pernyataan di bawah ini sesuai dengan
kondisi masing-masing.
Waktu : 25 menit
Metode : Tugas individual, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, modul, whiteboard
Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Strategi Membaca
Aktivitas Selalu Kadang Tidak- Pernah
Kadang1. Saya melihat-lihat seluruh bagian
buku untuk menemukan petunjukyang disediakan penulis untukmemahami buku tersebut
2. Saya melihat-lihat tiap bab sebelummulai membaca buku
3. Saya memikirkan pertanyaan ketikamembaca
4. Saya menandai hal-hal penting ketikamembaca
5. Saya mencari ide pokok (main idea)ketka membaca
6. Saya menggunakan bagan untukmengorganisasikan isi bacaan
7. Setelah saya selesai membaca, sayamengerjakan latihan atau menjawabpertanyaan pada akhir bab
8. Saya mencatat hal-hal yang tidaksaya mengerti ketika membaca
9. Saya memonitor pemahaman sayasendiri mengenai isi bacaan
10. Saya membaca materi sebelum
mengikuti perkuliahan
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 63from Textbook and Journal)
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 64from Textbook and Journal)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Diskusi
1. Trainer menanyakan kesulitan yang dialami peserta ketika
membaca buku teks.
2. Trainer meminta peserta menyebutkan hal-hal yang
melatarbelakangi munculnya kesulitan-kesulitan tersebut.
3. Trainer meminta peserta untuk membandingkan jawaban nomor
2 dengan pernyataan-pernyataan yang dijawab ”Tidak Pernah”.
KEGIATAN 2
1. Trainer memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri pembaca yang
baik dan strategi untuk meningkatkan pemahaman bacaan.
2. Trainer membagikan contoh buku teks kepada peserta (1 buku
untuk 4 orang)
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, buku teks,
modul
MATERI: CIRI-CIRI PEMBACA YANG BAIK
Pembaca yang baik berusaha untuk memahami dan mengingat
apa yang dibacanya dengan menggunakan strategi belajar untuk
memperoleh pemahaman terhadap apa yang dibacanya. Strategi-
strategi yang dapat dilakukan adalah:
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 65from Textbook and Journal)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
1. Menentukan bagian yang penting dan tidak penting.
Pembaca yang baik bisa membedakan ide pokok dan ide-ide
penjelas (supporting details). Pembaca yang kurang terampil (poor
readers) seringkali menggarisbawahi atau menandai teks ketika
membaca, namun tidak bisa membedakan mana alimat yang penting
dan tidak penting.
2. Meringkas informasi.
Pembaca yang baik meringkas informasi dengan mereviu semua ide-ide
dalam bacaan atau bab yang dibacanya, mampu membedakan ide yang
penting dan tidak penting, dan kemudian mensintesakan ide untuk
menciptakan pernyataan yang merepresentasikan makna bacaan atau bab
yang dibacanya tersebut.
3. Membuat kesimpulan.
Pembaca yang baik senantiasa menarik kesimpulan terutama
untuk mengaitkan dengan hal-hal yang tidak secara esplisit tersebut
di dalam teks dan untuk mengelaborasi apa yang mereka baca.
4. Memunculkan pertanyaan.
Pembaca yang baik senantiasa menjaga fokus perhatian dan
keterlibatannya dengan memunculkan pertanyaan dan berusaha
menjawab ketika mereka membaca. Pembaca yang buruk cenderung
lebih pasif dan kurang mampu memunculkan pertanyaan.
5. Memonitor pemahaman.
Pembaca yang baik tidak hanya peduli terhadap kualitas dan
tingkat pemahaman terhadap bacaan, tetapi juga harus tahu apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus ditempuh ketika mereka
gagal untuk memahami materi. Pembaca yang buruk biasanya tidak
mampu memonitor pemahaman mereka. Akibatnya, mereka
biasanya mengandalkan orang lain untuk menentukan apakah
mereka paham atau tidak.
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 66from Textbook and Journal)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MATERI: STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
BACAAN
Sebelum Membaca
1. Mencari alat bantu untuk memahami bacaan (learning aids):
a. Tujuan tiap bab
Setelah selesai membaca, bisa ditinjau apakah tujuan tercapai.
Tercapainya tujuan misalnya dapat diketahui dengan bisa tidaknya
menjawab pertanyaan terkait dengan isi bacaan.
b. Daftar istilah (Glossary)
Glossary memuat definisi kata-kata kunci, dan biasanya
terdapat di bagian belakang buku. Ada pula buku yang
memiliki running glossary, yaitu daftar istilah yang terdapat di
halaman tempat istilah yang dimaksud pertama kali muncul.
c. Kata-kata yang dicetak tebal atau mirng
(Boldface/italics)
Cetak tebal atau miring biasanya digunakan untuk menandai
istilah-istilah penting.
d. Jawaban atas pertanyaan
Jawaban atas pertanyaan biasanya sangat berguna ketika
tujuan bacaan adalah agar pembaca dapat melakukan
pemecahan masalah.
e. Ringkasan
Ringkasan dapat membantu pembaca untuk
mengidentifikasikan poin-poin kunci dalam bab dan menjadi
pengingat mengenai apa yang harus dipelajari.
f. Tabel dan Grafik
Tabel dan grafik sangat bermanfaat untuk diberi perhatian
lebih karena biasanya meringkas banyak informasi.
g. Hasil riset dan aplikasi dalam kotak dialog
Hasil riset dan aplikasi dalam kotak dialog menunjukkan
perkembangan penelitian yang telah dilakukan dan memberikan
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
insight mengenai relevansi informasi dengan kehidupan
sehari-hari
2. Melakukan survei terhadap bab sebelum mulai dibaca
Melihat-lihat seluruh bagian bab sebelum mulai dibaca
bertujuan untuk mengidentifikasi topik, mengetahui tingkat
kesulitan, merencanakan waktu yang dibutuhkan untuk membaca
dan memahaminya.
3. Membaca pertanyaan di awal atau akhir tiap bab
Pertanyaan pada awal atau akhir bab dapat mengarahkan
harapan pembaca membaca bab tersebut
Selama Membaca
1. Bayangkan teks sebagai pembicaraan pembaca dengan
penulis buku
Apa yang berusaha dikemukakan penulis? Kalimat mana yang
menunjukkan ide utama? Bagaimana ide-ide dalam bacaan saling
berkaitan?
2. Mengubah heading menjadi pertanyaan.
Ketika membaca heading, pembaca sedapat mungkin
memunculkan pertanyaan yang relevan didorong keingintahuannya
tentang isi bacaan.
3. Menggarisbawahi atau menandai kalimat
Pembaca hendaknya memilih kalimat yang ditandai atau
digarisbawahi (setelah mampu mebedakan antara ide utama dan
ide-ide pendukung). Tanda yang dipakai sebaiknya adalah simbol
yang familiar.
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 67from Textbook and Journal)
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 68from Textbook and Journal)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Setelah Membaca
1. Menjawab pertanyaan yang muncul ketika membaca
headings.
Jika pembaca belum dapat menjawab pertanyaan yang muncul
ketika membaca heading, ia harus kembali ke bab yang berkaitan
untuk mencari jawabannya. Setelah ditemukan, ada baiknya jawaban
ditandai.
2. Membuat ringkasan
Ringkasan sebaiknya memuat ide utama, ide-ide pendukung,
prinsip, teori, prosedur, dan definisi kata kunci.
3. Membuat outline (teks atau gambar)
Kompleksitas materi adakalanya menuntut pembaca untuk
merepresentasikan informasi yang dipahaminya. Hal ini dapat
dilakukan dalam bentuk tulisan (poin-poin) ataupun gambar (hirarki,
sekuen, matriks, diagram).
KEGIATAN 3
1. Trainer menunjukkan contoh-contoh jurnal pada peserta (jurnal untuk 4
peserta) dan menjelaskan bagian-bagian jurnal penelitian.
2. Trainer menjelaskan mengenai strategi membaca artikel jurnal
penelitian.
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat Bantu : Mikrofon, jurnal penelitian, modul
MATERI: STRATEGI MEMBACA ARTIKEL JURNAL PENELITIAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Apa tujuan penelitian?
2. Masalah apa yang ingin dijawab?
3. Metode apa yang digunakan?
4. Apa hasilnya?
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 69from Textbook and Journal)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
5. Bagaimana pembahasannya?
6. Apakah hasil, interpretasi, dan kesimpulan memenuhi tujuan
penelitian?
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap buku teks.
3. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap artikel jurnal penelitian.
4. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat Bantu : Mikrofon, modul
Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 70from Textbook and Journal)
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KETERAMPILAN MENULIS AKADEMIK
(ACADEMIC WRITING SKILL)
TUJUAN
1. Peserta mampu menulis paragraf secara efektif.
2. Peserta mampu menuliskan referensi dalam teks dan daftar
pustaka menurut kaidah akademik.
3. Peserta mampu mengevaluasi kebiasaan mencatat yang telah
dilakukan.
4. Peserta dapat menggunakan strategi mencatat dan mereview
catatan secara efektif.
WAKTU
90 menit
METODE
Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab
ALAT BANTU
Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, spidol, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer memberikan penjelasan tentang pentingnya academic
writing skill.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, modul
MATERI: PENTINGNYA ACADEMIC WRITING SKILL
Academic writing skill yang biasanya masih menjadi masalah
bagi mahasiswa adalah penulisan paragraf, penulisan referensi dalam
teks, dan penulisan daftar pustaka. Aplikasi ketiga keterampilan
tersebut tampak dari makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas
perkuliahan dan skripsi atau tugas akhir yang disusun pada akhir
masa studinya. Ketidakmampuan untuk menulis paragraf, referensi
dalam teks, dan daftar pustaka yang sesuai kaidah akademik
adakalanya mengharuskan mahasiswa untuk merevisi makalahnya.
Ketika mengerjakan skripsi, problem ini berkontribusi
memperpanjang masa pembimbingan.
Selain ketiga keterampilan di atas, mencatat (lecture noting)
merupakan keterampilan yang tak kalah penting, yang pada
umumnya menjadi batu sandungan mahasiswa ketika berusaha
memahami materi perkuliahan. Untuk itu, diperlukan strategi yang
tepat dalam mencatat agar mahasiswa dapat memahami materi
secara menyeluruh dan mampu melakukan elaborasi yang tepat.
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 71 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 72
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
Trainer memberikan penjelasan tentang strategi menulis
paragraf yang langsung diaplikasikan dalam contoh.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, modul
MATERI: PENULISAN PARAGRAF
Contoh Paragraf 1
Tahun terakhir di Sekolah Menengah Atas merupakan suatu
periode krusial dalam perkembangan karir remaja karena banyaknya
keputusan yang harus diambil terkait dengan transisi setamat SMA
(Hartman & Hartman, 1982). Pilihan yang diambil selama masa
formatif perkembangan ini membentuk jalur yang akan dilalui
individu dalam kehidupannya karena pilihan ini menentukan aspek-
aspek mana dari potensi individu yang harus dikembangkan, tipe
alternatif yang dianggap memungkinkan untuk dijalani, dan gaya
hidup yang akan diikuti (Bandura, 1997). Walaupun keputusan karir
final secara tipikal tidak terjadi pada masa remaja, keputusan awal
yang terencana dan mengandung konsekuensi tertentu mengenai
karir, sangat mungkin diambil selama masa ini (Super, 1980, dalam
Wallace-Broscious, Serafica, & Osipow, 1994).
Contoh Paragraf 2
Seligman (1994) mengemukakan bahwa perkembangan karir
merupakan dinamika penting selama masa Sekolah Menengah Atas. Sebagian
besar individu berusia 17 tahun telah mendiskusikan rencana karir dengan
orang lain dan mengekspresikan kebutuhan akan bantuan dalam perencanaan
karir, meskpiun mereka melihat dirinya sendiri bertanggung jawab dalam
memformulasikan rencana karirnya.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Perencanaan karir dari siswa Sekolah Menengah Atas secara umum
merefleksikan kongruensi yang lebih tinggi dengan konsep dirinya, informasi
yang lebih banyak mengenai pilihan-pilihan mereka, dan lebih banyak sumber-
sumber informasi daripada siswa Sekolah Menengah Pertama. Meskipun
demikian, banyak diantara mereka yang perlu melanjutkan reality testing pada
eksplorasi mengenai diri sendiri, kemampuan, minat, dan dunia kerja sebelum
membuat rencana karir.
Contoh Paragraf 3
Hubungan keraguan mengambil keputusan karir dengan status identitas
yang masih menyisakan tanda tanya tampaknya tidak menyurutkan usaha
para ahli dalam menggali kaitan antara perkembangan identitas dengan
perkembangan karir. Penelitian Lucas (1997) menunjukkan bahwa semakin
tinggi identifikasi individu pada status identitas achievement, semakin tinggi
efikasi diri keputusan karirnya, sedangkan semakin tinggi identifikasi individu
pada status identitas moratorium, semakin rendahnya efikasi diri keputusan
karirnya. Penelitian ini hanya melibatkan status achievement dan moratorium
sehingga hubungan diffusion dan foreclosure dengan efikasi diri keputusan
karir belum diketahui. Melengkapi penelitian Lucas (1997), hasil penelitian
Nauta dan Kahn (2007) menyertakan keempat status identitas dan
menunjukkan bahwa semakin tinggi identifikasi individu pada status identitas
foreclosure dan moratorium, semakin rendah efikasi diri keputusan karirnya,
sedangkan semakin tinggi identifikasi individu pada status identitas
achievement, semakin tinggi efikasi diri keputusan karirnya. Sayangnya, status
identitas diffusion akhirnya tidak disertakan karena masalah multikolinearitas.
Hasil penelitian yang terkait status identitas foreclosure tidak sesuai dengan
hipotesis yang dikemukakan Nauta dan Kahn (2007) bahwa komitmen apapun
bahkan tanpa eksplorasi, akan meningkatkan keyakinan individu untuk
melakukan tugas-tugas yang berkaitan
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 73 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 74
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
dengan pengambilan keputusan karir. Hasil penelitian Lucas (1997)
serta Nauta dan Kahn (2007) tersebut menunjukkan bahwa adanya
identifikasi pada status identitas achievement, memiliki implikasi
positif bagi efikasi diri keputusan karir, sedangkan identifikasi pada
status identitas moratorium dan foreclosure memiliki implikasi
negatif bagi efikasi diri keputusan karir.
KEGIATAN 2
Trainer memberikan penjelasan tentang strategi menulis
referensi dalam teks yang langsung diaplikasikan dalam contoh.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, modul
Contoh Penulisan Referensi 1
Tahun terakhir di Sekolah Menengah Atas merupakan suatu
periode krusial dalam perkembangan karir remaja karena banyaknya
keputusan yang harus diambil terkait dengan transisi setamat SMA
(Hartman & Hartman, 1982). Pilihan yang diambil selama masa
formatif perkembangan ini membentuk jalur yang akan dilalui
individu dalam kehidupannya karena pilihan ini menentukan aspek-
aspek mana dari potensi individu yang harus dikembangkan, tipe
alternatif yang dianggap memungkinkan untuk dijalani, dan gaya
hidup yang akan diikuti (Bandura, 1997). Walaupun keputusan karir
final secara tipikal tidak terjadi pada masa remaja, keputusan awal
yang terencana dan mengandung konsekuensi tertentu mengenai
karir, sangat mungkin diambil selama masa ini (Super, 1980, dalam
Wallace-Broscious, Serafica, & Osipow, 1994).
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Contoh Penulisan Referensi 2
Seligman (1994) mengemukakan bahwa perkembangan karir
merupakan dinamika penting selama masa Sekolah Menengah Atas. Sebagian
besar individu berusia 17 tahun telah mendiskusikan rencana karir dengan
orang lain dan mengekspresikan kebutuhan akan bantuan dalam perencanaan
karir, meskpiun mereka melihat dirinya sendiri bertanggung jawab dalam
memformulasikan rencana karirnya. Perencanaan karir dari siswa Sekolah
Menengah Atas secara umum merefleksikan kongruensi yang lebih tinggi
dengan konsep dirinya, informasi yang lebih banyak mengenai pilihan-pilihan
mereka, dan lebih banyak sumber-sumber informasi daripada siswa Sekolah
Menengah Pertama. Meskipun demikian, banyak diantara mereka yang perlu
melanjutkan reality testing pada eksplorasi mengenai diri sendiri, kemampuan,
minat, dan dunia kerja sebelum membuat rencana karir.
Contoh Penulisan Referensi 3
Hair, Black, Babin, Anderson, dan Tatham (2006) mengemukakan
bahwa analisis faktor konfirmatori digunakan sebagai tes konfirmatori untuk
model pengukuran. Model persamaan struktural melibatkan teori pengukuran
dan teori struktural. Suatu teori pengukuran menspesifikasi bagaimana
variabel terukur secara logis dan sistematis merepresentasikan konstruk yang
terlibat dalam suatu model teoritis. Dengan kata lain, teori pengukuran
menspesifikasi suatu seri hubungan yang menyatakan bagaimana variabel
terukur merepresentasikan suatu konstruk laten yang tidak dapat diukur
secara langsung. Analisis faktor konfirmatori digunakan karena peneliti terlebih
dahulu telah menentukan aspek-aspek yang dapat menjadi variabel terukur
dari suatu variabel laten. Selain dapat menentukan banyaknya faktor dan
muatan faktor, analisis faktor konfirmatori juga memberikan informasi
seberapa baik spesifikasi peneliti terhadap suatu konstruk sesuai dengan
kenyataan/data aktual.
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 75 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 76
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Parameter yang digunakan untuk menilai apakah variabel
terukur merupakan indikator yang baik dari suatu variabel laten,
adalah dengan melihat nilai standardized solution yang menunjukkan
nilai muatan faktor, nilai error standar yang menunjukkan nilai
kesalahan, serta nilai-t yang menunjukkan kebermaknaan dari
muatan faktor. Variabel terukur akan dipilih sebagai indikator dari
suatu variabel laten jika memiliki nilai standardized solution yang
tinggi, nilai error standar yang kecil, dan nilai-t lebih besar dari ±
1,96 (Byrne, 1998). Sementara, Hair et al. (2006) menyatakan
bahwa dengan sampel minimal 350, nilai muatan faktor sebesar 0,30
dianggap sebagai nilai muatan faktor yang bermakna.
Contoh Penulisan Referensi 4
Menurut Kennedy (2006a), kaitan status identitas dan efikasi
diri keputusan karir dalam banyak penelitian menunjukkan hasil yang
kurang konsisten. Namun, (Kennedy, 2006b) selanjutnya
mengemukakan beberapa penelitian pada mahasiswa Asia makin
mengukuhkan kaitan antara kedua variabel tersebut.
KEGIATAN 3
Trainer memberikan penjelasan tentang strategi menulis daftar
pustaka yang langsung diaplikasikan dalam contoh sekaligus
menunjukkan contoh referensi yang terkait.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MATERI: PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
BUKU DENGAN SATU PENULIS
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 1
Akbar-Hawadi, R. (2001). Psikologi perkembangan anak. Mengenalsifat, bakat, dan kemampuan anak. Jakarta: Grasindo.
BUKU DENGAN DUA PENULIS ATAU LEBIH
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 2
Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological testing. (7th ed.).New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 3
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., & Tatham, R.L.(2006). Multivariate data analysis. (6th ed.). New Jersey:Pearson Prentice Hall, Inc.
BUKU YANG BERBEDA DENGAN PENULIS DAN TAHUN YANG
SAMA
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 4
Kennedy (2006a). Identity Status and Adolescents. New Jersey:Prentice-Hall, Inc.
Kennedy, (2006b). The Dynamics Identity Status. New Jersey:Prentice-Hall, Inc.
ARTIKEL JURNAL DENGAN SATU PENULIS
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 5
Gianakos, I. (2001). Predictors of career decision-making self-efficacy.Journal of Career Assessment, 9(2), 101-114.
ARTIKEL JURNAL DENGAN SATU PENULIS ATAU LEBIH
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 6
Grotevant, H.D., & Adams, G.R. (1984). Development of an objective measureto assess ego identity in adolescence: Validation and replication.Journal of Youth and Adolescence, 13(5), 419-438.
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 77 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 78
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 7
Guay, F., Senecal, C., Gauthier, L., & Fernet, C. (2003). Predictingcareer indecision: A self-determination theory perspective.Journal of Counseling Psychology, 50(2), 166-177.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 8
Smetana, J.G., Campione-Barr, N., & Metzger, A. (2006). Adolescentdevelopment in interpersonal and societal context. AnnualReview of Psychology, 57, 255-284.
SKRIPSI/TESIS/DISERTASI
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 9
Indreswari, P. (1991). Hubungan bimbingan karir dan gayapengambilan keputusan dengan keraguan dalam penentuankarir. Skripsi (Tidak diterbitkan). Depok: Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia.
ARTIKEL ATAU BAB DALAM BUKU DENGAN EDITOR
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 10
Lent, R.W., & Brown, S.D. (2006). Preparing adolescents to makecareer decisions. A social cognitive perspective. In F. Pajares,& T. Urdan (Eds.), Self-efficacy belief of adolescents (pp.201-223). Connecticut: Information Age Publishing, Inc.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 11
Marcia, J.E., & Archer, S.L. (1993). Identity status in lateadolescents: Scoring criteria. In J.E. Marcia, A.S. Waterman,D.R. Matteson, S.L. Archer, & J.L. Orlofsky (Eds.), Egoidentity. A handbook for psychosocial research. (pp. 205-240). New York: Springer-Verlag.
MAKALAH SEMINAR YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM
PROSIDING
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 12
Schnase, J. L., & Cunnius, E. L. (Eds.). (1995). Proceedings ofCSCL'95: The First International Conference on ComputerSupport for Collaborative Learning. Mahwah, NJ: Erlbaum.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MAKALAH SEMINAR YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 13
Melanti, B.G. (1982). Programmers' attitudes toward computer crime: Thecase in Hong Kong. Paper presented to 10th World Congress ofComputer Technology. Kathmandu, 16-21 August.
DOKUMEN DARI WEB
Contoh Penulisan Daftar Pustaka 14
Cain, A., & Burris, M. (1999, April). Investigation of the use ofmobile phones while driving. Diunduh January 15, 2000, darihttp://www.cutr.eng.usf.edu/its/mobile_phone_text.htm.
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 79 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 80
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 4
1. Trainer memberikan penjelasan tentang pentingnya strategi
mencatat (lecture noting).
2. Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta
untuk menilai strategi yang telah dilakukannya dalam mencatat.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, modul
MATERI: PENTINGNYA STRATEGI MENCATAT (LECTURE
NOTING)
Misalnya setelah kuliah Anda diminta untuk menjelaskan
kembali ide-ide pokok yang disampaikan dosen. Seberapa sering
Anda bisa merespon permintaan tersebut dengan akurat? Dapatkan
Anda memberikan penjelasan pada rekan sekelas? Apakah Anda
harus melihat ke catatan Anda? Jika ya, apakah catatan Anda
memuat semua informasi yang Anda perlukan?
Salah satu perbedaan utama antara belajar dari buku teks dan
belajar dari perkuliahan adalah bahwa ketika membaca, kita bisa
mengontrol masuknya informasi. Jika Anda tidak memahami materi
tertentu, Anda bisa membacanya kembali, mencatat, atau menandai
teks, dan kemudian membacanya kembali lain waktu. Namun, dalam
perkuliahan, kecepatan lajunya informasi dikontrol oleh dosen,
sehingga mahasiswa perlu menggunakan strategi dalam memahami
ide-ide pokok secara cepat.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Strategi Mencatat
Pertanyaan Selalu Kadang- TidakKadang Pernah
1. Sebelum kuliah, apakah Andamembaca materi yang akandibahas dalam setiap pertemuandi kelas?
2. Apakah Anda berusaha duduksedekat mungkin dengan dosen?
3. Ketika kuliah berlangsung,apakah Anda mengobrol denganrekan yang duduk di sebelahAnda?
4. Ketika dosen memaparkaninformasi yang sulit dipahami,apakah Anda memilih untuk tidakmendengarkan?
5. Dalam perkuliahan, apakah Andamemilih untuk mencatat ide-idepokok daripada mencatat dengankalimat lengkap?
6. Apakah Anda menggunakansingkatan ketika mencatat?
7. Apakah Anda melamun ketikakuliah berlangsung?
8. Apakah Anda mampu memilahide-ide utama dari contoh-contohdan ide pendukung lainnya?
9. Dalam catatan Anda, apakahAnda menandai hal-hal yangtidak Anda mengerti?
10. Ketika mencatat, apakah Anda
mencoba mengontrol gangguanyang muncul di sekitar Anda?
11. Apakah Anda mencoba
mengorganisasikan materikuliah?
12. Apakah Anda membaca kembali
catatan setiap hari setelahkuliah?
13. Ketika bersiap menghadapi ujian,
apakah Anda dapat memahamicatatan Anda?
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 81 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 82
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Diskusi:
1. Trainer menanyakan kepada peserta, mengapa pertanyaan-pertanyaan
tersebut relevan dengan strategi mencatat yang efektif.
2. Trainer meminta peserta mendiskusikan dengan rekan di
sebelahnya mengenai persepsi terhadap efektivitas strategi yang
telah dilakukan!
3. Trainer menanyalan strategi apa yang akan dilakukan
pesertauntuk memperbaki kebiasaan mencatatnya.
KEGIATAN 5
Trainer memberikan penjelasan tentang strategi mencatat
ketika kuliah (lecture noting).
Waktu : 20 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
MATERI: STRATEGI MENCATAT KETIKA KULIAH (LECTURE
NOTING)
Sebagaimana membaca buku teks, strategi mencatat dan
mengingat apa yang telah ditulis juga mencakup kegiatan sebelum
kuliah, selama kuliah, dan setelah kuliah.
1. Sebelum Kuliah
a. Membaca materi sebelum kuliah.
Membaca materi sebelum mengikuti perkuliahan
memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, yaitu
membantu memusatkan perhatian, memudahkan keterlibatan
dalam kegiatan belajar yang bermakna, membantu dalam
mengorganisasi informasi, dan dapat menggunakan informasi
dari buku untuk melengkapi pemahaman terhadap materi
yang disampaikan di kelas.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
b. Membaca catatan dari pertemuan sebelumnya
Memahami materi sebelumnya merupakan fondasi untuk
dapat mempelajari materi baru. Semakin banyak materi yang
tidak dapat dimengerti, semakin sulit untuk memahami materi
baru.
c. Bawa perlengkapan yang dibutuhkan
Perlengkapan tersebut misalnya berupa buku catatan,
bolpoin,handout, modul, buku teks, silabus.
d. Pilih tempat duduk terdepan bila sulit konsentrasi
Semakin dekat Anda dengan dosen, Anda akan semakin
jelas melihat dan mendengarnya. Semakin jauh tempat duuk
Anda dari dosen, semakin mudah perhatian Anda terganggu
oleh mahasiswa lain.
e. Beri tanggal dan nomor di setiap catatan.
Ada dua alasan mengapa mahasiswa perlu memberi
tanggal dan nomor pada catatannya. Pertama, memudahkan
mahasiswa mencari topik tertentu dalam catatannya. Kedua,
memudahkan mahasiswa dalam menyesuaikan catatan
dengan buku teks.
2. Selama Perkuliahan Berlangsung
a. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dosen, catat ide-ide
pokok dan ide-ide pendukung.
b. Sederhanakan ide-ide utama dan ide-ide pendukung menjadi frase
atau kalimat pendek, dan gunakan singkatan jika memungkinkan.
Contoh: Ada tiga macam information processing system, yaitu short-
term sensory store, working memory, dan long-term memory. Anda
dapat menyederhanakannya menjadi: 3 bagian IPS: STSS, WM, LTM.
c. Gunakan bentuk poin-poin (indenting)
d. Jika dosen beralih ke topik yang lain, beri jarak dua baris
pada catatan.
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 83 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 84
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
3. Setelah Perkuliahan Berakhir
a. Tambahkan informasi yang Anda ingat tapi belum
sempat ditulis
b. Tulis atau tandai informasi yang belum Anda pahami
c. Cobalah membuat pertanyaan (mirror question)
d. Tandai kata kunci
e. Baca kata kunci yang membantu recall informasi
f. Tutup catatan, coba jawab pertanyaan
g. Buat representasi (bagan, tabel, gambar)
h. Tulis summary question
Diskusi
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai efektivitas
kegiatan yang terkait dengan mencatat di bawah ini.
a. Menulis ulang catatan?
b. Mencatat di buku teks?
c. Merekam (tape record) suara dosen ketika kuliah?
d. Ketika tidak memahami materi, mendengarkan saja dan
tidak mencatat?
2. Trainer meminta peserta memberikan solusi atas problem-
problem di bawah ini.
a. Saya tidak bisa menulis cepat, lalu?
b. Bagaimana agar konsentrasi bisa lebih fokus?
c. Bagaimana menyiasati dosen yang topik
pembicaraannya meloncat-loncat?
d. Bagaimana jika ada kata-kata sulit yang tidak bisa dieja?
Poin Kunci
1. Mencatat dengan baik dan mengingat kembali apa yang telah
ditulis juga melibatkan tiga tahap penting, sebelum, selama
perkuliahan, dan sesudah perkuliahan.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
2. Gunakan indenting dalam mencatat. Mulai ide utama dari batas
kiri dan masuk beberapa ketukan untuk ide-ide pendukungnya.
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk memperbaiki
kemampuannya menulis paragraf serta menulskan referensi
dalam teks dan daftar pustaka menurut kaidah akademik.
3. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan
startegi mencatat ketika kuliah.
4. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat Bantu : Mikrofon
Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 85 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 86
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MEMPERSIAPKAN UJIAN
(PREPARING FOR EXAMINATION)
TUJUAN
1. Peserta dapat mengidentifikasi strategi persiapan ujian yang telah
dilakukannya.
2. Peserta dapat membedakan strategi persiapan yang efektif dan
tidak efektif.
3. Peserta dapat menentukan rencana tindakan untuk memperbaiki
strategi persiapan menghadapi ujian.
4. Peserta dapat mengidentifikasi strategi mengerjakan ujian yang
telah dilakukannya.
5. Peserta dapat membedakan strategi mengerjakan ujian yang
efektif dan tidak efektif.
6. Peserta dapat menentukan rencana tindakan untuk memperbaiki
strategi mengerjakan ujian.
WAKTU
60 menit
METODE
Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab
ALAT BANTU
Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya
persiapan dalam menghadapi ujian.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat Bantu : Mikrofon
MATERI: MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI UJIAN
Orang-orang yang meraih keberhasilan dalam hidupnya,
seperti atlet, pemusik, artis, dan penulis yang sukses, senantiasa
memiliki rencana mengenaii bagaimana mereka akan berlatih,
mempersiapkan diri sebelum tampil, atau membuat kemajuan dalam
mencapai tujuan-tujuan mereka. Misalnya, novelis seringkali menulis
banyak draft serta menciptakan scene dan karakter sebelum mereka
mulai menulis. Para musisi menetapkan tujuan yang spesifik setiap
kali latihan dan bekerja dengan cermat dalam membuat komposisi.
Mahasiswa juga perlu membuat rencana sebelum 'tampil', yang
dinilai dari ujian. Untuk itu, mereka perlu menyediakan cukup waktu
dan menemukan strategi efektif dalam mempersiapkan diri
menghadapi serta mengerjakan ujian.
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 87 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 88
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 1
dengan meminta mereka menilai strategi persiapan ujian yang telah
dilakukan (pengalaman terakhir) dengan memberi tanda cek (V)
untuk menunjukkan respon terhadap pernyataan di bawah ini sesuai
dengan kondisi mereka.
Waktu : 10 menit
Metode : Tugas individual, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, whiteboard, modul
Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Persiapan Ujian
Aktivitas Selalu Kadang Tidak- Pernah
Kadang1. Apakah Anda menentukan cakupan
materi yang harus dikuasai sebelummulai belajar?
2. Apakah Anda menetapkan tujuanyang harus dicapai setiap kali Andabelajar?
3. Apakah Anda menyediakan cukupwaktu untuk mempersiapkan ujian?
4. Apakah Anda menggunakan strategitertentu ketika belajar?
5. Apakah Anda memilih tempat yangtenang untuk belajar?
6. Apakah Andabelajar dalamkelompok?
7. Apakah Anda menggunakan strategilain selain menghapal?
8. Apakah Anda mereviu kesalahanyang Anda perbuat pada ujian yangtelah berlalu?
9. Ketika mempersiapkan ujian,apakah Anda membuat pertanyaanuntuk latihan?
10. Apakah Anda mengkombinasikan
informasi dari dosen dan buku tekssesuai dengan topik yang Andapelajari?
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Diskusi
1. Trainer menanyakan mengapa tiap-tiap pernyataan di atas
bermanfaat untuk mempersiapkan diri secara efektif dalam
menghadapi ujian.
2. Trainer meminta peserta mencermati pertanyaan-pertanyaan
yang dijawab ”Tidak Pernah”.
a. Trainer menanyakan mengapa peserta tidak melakukannya.
b. Trainer menanyakan konsekuensi yang dirasakan peserta.
KEGIATAN 2
Trainer memberikan penjelasan mengenai strategi yang dapat
dilakukan sebelum ujian.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
MATERI: STRATEGI SEBELUM UJIAN
1. Tentukan luas materi dan format pertanyaan ujian, dengan
mengecek beberapa sumber informasi di bawah ini:
a. Silabus
b. Bab-bab dalam buku teks
c. Catatan kuliah
d. Soal ujian/kuis sebelumnya
e. Handout
f. Informasi dari mahasiswa lain
g. Informasi dari pertemuan terakhir sebelum ujian
2. Atur materi menjadi bagian-bagian.
3. Identifikasikan strategi belajar yang spesifik yang dapat
digunakan dalam membuat perencanaan belajar (study plan).
4. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap strategi.
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 89 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 90
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
5. Alokasikan waktu untuk tiap strategi belajar dalam jadwal
mingguan.
6. Modifikasikan jadwal bila dibutuhkan.
Tabel 2Contoh Pembuatan Perencanaan Belajar (Study Plan)
Hari Strategi Waktu TerlaksanaSenin Membaca kembali bab 1 jam X
1X
Membuat 3pertanyaan danmenjawab pertanyaantersebut
Selasa Membaca bab 2 dan 1 jam Xmengaitkan dengancatatan kuliah
Rabu Membaca bab 3 1 jam X
Membuat representasi X(map)
Kamis Membaca ulang 2 jam Xringkasan bab 1, 2, 3,catatan kuliah, &representasi
XMembuat 3 soal essaydan 3 soal multiplechoice
Jumat Ujian
Poin Kunci
1. Aktivitas utama selama belajar adalah memprediksi dan
menjawab pertanyaan ujian yang berpeluang muncul.
2. Mahasiswa perlu mempersiapkan beragam level pertanyaan
untuk setiap ujian.
3. Mahasiswa perlu membuat perencanaan belajar (study plan)
setiap akan menghadapi ujian.
4. Beragam strategi belajar harus dimasukkan dalam study plan,
terutama strategi elaborasi dan organisasi.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
5. Representasi (map) penting dibuat untuk memunculkan
pertanyaan ujian yang berpeluang keluar dalam ujian.
6. Manajemen waktu merupakan faktor penting dalam
mengimplementasikan aktivitas yang tercantum di study plan.
7. Mahasiswa harus memusatkan perhatian pada reviu seluruh
materi (buku teks, catatan kuliah, representasi, pertanyaan,
jawaban) selama beberapa hari sebelum ujian.
KEGIATAN 3
Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya strategi
mengerjakan soal-soal ujian.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
MATERI: STRATEGI MENGERJAKAN SOAL-SOAL UJIAN
Mahasiswa telah mempelajari strategi persiapan menghadapi
ujian dan sekarang saatnya meningkatkan strategi mengahdapi
ujian. Perlu diingat bahwa strategi menghadapi ujian tidak dapat
menggantikan persiapan yang buruk.
Lazimnya terdapat dua tipe pertanyaan yaitu objektif berupa
pertanyaan benar-salah, melengkapi kalimat, menjodohkan, dan
multiple choice (pilihan ganda), serta pertanyaan essay. Pertanyaan
objektif menghendaki mahasiswa memilih jawaban yang benar dari
beberapa pilihan yang tersedia atau memberikan jawaban singkat.
Sementara pertanyaan essay menghendaki mahasiswa untuk
mengkonstruk respon mereka sendiri terhadap pertanyaan ujian.
Sebagian dosen adakalanya mengkombinasikan dua jenis pertanyaan
tersebut. Modul ini akan memfokuskan pada tipe pertanyaan
multiple choice dan essay.
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 91 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 92
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 4
Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 2
dengan meminta mereka untuk menilai strategi yang telah dilakukan
dalam mengerjakan ujian (pengalaman terakhir) dengan
memberikan tanda cek (V) untuk menunjukkan respon terhadap
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisi mereka.
Waktu : 10 menit
Metode : Tugas individual, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, whiteboard,modul
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Tabel 3Tugas Individual 2: Menilai Strategi Mengerjakan Ujian
Aktivitas Selalu Kadang- TidakKadang Pernah
1. Apakah Anda melihat-lihat seluruhpertanyaan sebelum mulaimengerjakan ujian?
2. Apakah Anda mengalokasikanwaktu untuk tiap bagian dalamujian sebelum mulai mengerjakan?
3. Apakah Anda membaca petunjukdengan cermat sebelum mulaimengerjakan?
4. Apakah Anda dengan cermatmembaca semua pilihan respondalam pertanyaan multiple-choicesebelum menentukan pilihanjawaban?
5. Apakah Anda membuat garisbesar/poin-poin jawaban untuksoal essay sebelum menuliskankeseluruhan jawaban?
6. Apakah kecemasan mempengaruhiAnda dalam mengerjakan ujian?
7. Apakah Anda banyak menggantijawaban?
8. Apakah Anda membaca kembalijawaban pertanyaan essay yangtelah Anda tulis?
9. Apakah Anda membaca kembaliseluruh jawaban sebelummengumpulkan lembar jawaban?
10. Apakah Anda mereviu ujian yang
telah Anda lalui untuk menemukanjawaban yang salah dan kemudianmencari jawaban yang benarsebelum ujian berikutnya?
Diskusi
1. Trainer menanyakan mengapa tiap-tiap pernyataan di atas
bermanfaat untuk mempersiapkan diri secara efektif dalam
mengerjakan soal-soal ujian.
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 93 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 94
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
2. Trainer meminta peserta mencermati pertanyaan-pertanyaan
yang dijawab ”Tidak Pernah”.
c. Trainer menanyakan mengapa peserta tidak melakukannya.
d. Trainer menanyakan apa konsekuensi yang dirasakan peserta.
KEGIATAN 5
Trainer memberikan penjelasan mengenai strategi
mengerjakan ujian dengan bentuk soal multiple choice dan essay.
Waktu : 15 menit
Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi
Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul
MATERI: STRATEGI MENJAWAB PERTANYAAN MULTIPLE
CHOICE
1. Baca petunjuk untuk mengetahui kemungkinan adanya informasi
khusus mengenai cara mengerjakan soal.
2. Tentukan waktu yang akan dialokasikan untuk menjawab
pertanyaan.
3. Baca soal dan pilihan sebelum menentukan jawaban yang tepat.
4. Loncati soal yang sulit.
5. Pertimbangkan pilihan jawaban yang hampir sama.
6. Hati-hati dengan pilihan jawaban ”Bukan salah satu di atas” dan
”Semuanya benar”
7. Tinjau kembali soal yang sulit sebelum menyerahkan lembar
jawaban.
8. Jika bingung, tebaklah.
9. Jika mungkin, reviu hasilnya.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
MATERI: STRATEGI MENJAWAB PERTANYAAN ESSAY
1. Baca petunjuk dengan cermat dan lakukan seperti yang diminta.
2. Baca tiap soal dengan cermat untuk mengetahui jawaban yang
diharapkan. Beberapa contoh perintah dalam soal essay beserta
respon yang dikehendaki disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4Perintah dan Respon Yang Dikehendaki
Jika Anda Anda HarusDiminta Untuk
1. Mendefinisikan Menyebutkan makna2. Menyebutkan Menyajikan informasi dalam bentuk
daftar/urutan.3. Menjelaskan Menyajikan isu secara sederhana dan mudah
dimengerti; disertai alasan atau penyebab4. Membandingkan Mengemukakan persamaan, kelebihan,
kekurangan; menyebutkan contoh kongkret5. Membedakan Mengemukakan perbedaan; menyebutkan
contoh kongkret6. Mengklasifikasika Menempatkan materi dalam kelompok, dan
n memberi nama tiap kelompok7. Menganalisa Menjelaskan masalah bersdasarkan faktor-
faktor atau hubungan-hubungan8. Mengkritisi Membuat penilaian disertai contoh, fakta,
alasan untuk mendukung opini9. Membuat Menggunakan gambar, grafik, atau tabel
diagram untuk menyajikan data10. Mendeskripsikan Menjelaskan secara detil11. Mendiskusikan Mempertimbangkan beragam sudut pandang
mengenai suatu isu12. Mengevaluasi Memberikan penilaian berdasarkan bukti,
beserta sisi positif dan negatif13. Menginterpretasi Mengekspresikan pola pikir dengan
memberikan makna sebagaimana Andamelihatnya
3. Tentukan cara Anda akan menggunakan waktu.
4. Tentukan urutan pengerjaan soal.
5. Organisasikan jawaban dengan membuat bagan/outline/poin-poin.
6. Tulis jawaban dengan mengikuti prosedur tertentu.
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 95 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 96
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
7. Paragraf pengantar yang menjelaskan istilah atau memberikan
gambaran bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan.
8. Tuliskan ide utama (main idea), yang dilanjutkan dengan kalimat-
kalimat pendukung (supporting detalis) seperti contoh, bukti,
teori, atau fakta.
9. Sambung dengan ide utama berikutnya, dan lakukan hal yang
sama.
10.Gunakan kata-kata transisi, seperti pertama, kedua, meskipun
demikian, di sisi lain, namun.
11.Tuliskan kesimpulan bila perlu.
12.Baca sekali lagi, dan lakukan koreksi bila ada kesalahan.
13.Jika ada kesempatan, reviu hasil ujian.
Poin Kunci
1. Strategi mengerjakan ujian tidak dapat menggantikan persiapan
ujian yang minimum.
2. Baca dengan cermat petunjuk sebelum mengerjakan ujian.
3. Rencanakan penggunaan waktu sebelum memulai mengerjakan.
4. Perhatikan kalimat perintah untuk menentukan cara menjawab
pertanyaan.
5. Hati-hati dengan pertanyaan essay yang satu nomornya memuat
lebih dari satu perintah.
6. Rencanakan alur jawaban untuk pertanyaan essay.
7. Analisa kesalahan setelah ujian untuk menentukan apa yang
perlu ditingkatkan di ujian berikutnya.
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 97
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk memperbaiki strategi
dalammenghadapi dan mengerjakan ujian.
3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat Bantu : Mikrofon
Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 98
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KERJA SAMA DALAM TIM
(TEAMWORK)
TUJUAN
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian tim.
2. Peserta dapat menjelaskan tahapan perkembangan kelompok dan
dimensi tugas dalam tim.
3. Peserta dapat menjelaskan pola komunikasi dan pengambilan
keputusan dalam tim.
4. Peserta dapat merencanakan strategi komunikasi dan
pengambilan keputusan yang efektif dalam tim.
WAKTU
90 menit
METODE
Game, ceramah, tanya jawab
ALAT BANTU
Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Peralatan game: telur, sedotan plastik, selotip
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENGANTAR
1. Trainer mencairkan suasana antar peserta sebelum memasuki
game teamwork.
2. Trainer menjelaskan tujuan berkelompok.
Waktu : 10 menit
Metode : Game
Alat bantu : Mikrofon
Mencari Teman
1. Peserta diminta untuk membentuk kelompok kecil 4 orang
(tergantung jumlah peserta) dengan formasi tempat duduk U
dalam waktu yang terbatas (50 hitungan) .
2. Teman yang dipilih tidak boleh yang duduk tepat di samping
kanan dan kirinya.
3. Ulangi apabila peserta belum dapat melakukannya dengan baik
(batas waktu dikurangi menjadi 20 hitungan).
Diskusi
1. Trainer menanyakan kepada peserta apa yang ada di benak
mereka setelah mendengar instruksinya. Apakah mereka masih
memilih teman (menentukan sasaran) atau langsung
berkelompok. Kalau menentukan sasaran terlebih dahulu, apa
alasan memilih partner tersebut.
2. Trainer menanyakan kepada peserta mengapa gagal pada
percobaan pertama.
Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 99 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 100
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
KEGIATAN 1
1. Trainer memberikan penjelasan mengenai esensi TEAM.
2. Trainer memberikan penjelasan mengenai esensi PRIDE.
Waktu : 10 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop
MATERI: TEAM AND PRIDE
Dalam kelompok, setiap anggota bersinergi menutupi
kekurangan dan menyumbangkan kelebihan masing-masing untuk
mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dalam kelompok tidak
ada “aku” (There is no I in team) yang ada adalah kami.
Dalam kelompok dengan kinerja kualitas unggul akan saling
melengkapi, mempercayai, menghargai, belajar, serta saling
mendorong dan membantu dalam semangat kebersaman. Oleh
karena itu kelompok ini menjadi sebuah TEAM (Together Everyone
Achieve More) dan setiap orang memiliki PRIDE (Personal
Responsibility In Delivering Excellence) yaitu tanggung jawab pribadi
untuk memberikan yang terbaik.
KEGIATAN 2
Trainer mengajak peserta mengikuti permainan melindungi
telur.
AKTIVITAS: PERMAINAN MELINDUNGI TELUR
1. Trainer memberikan satu butir telur, 10 kantong plastik berisi
sedotan, satu buah selotip untuk setiap kelompok.
2. Tugas setiap kelompok adalah melindungi telur dengan
menggunakan sedotan dan selotip. Yang dimaksud melindungi
adalah melindungi telur dari goncangan, sehingga apabila terjatuh
telur tidak pecah.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
3. Trainer memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mendiskusikan perlindungan seperti apa yang akan dibuat (waktu
5 menit). Ditandai dengan meniup peluit.
4. Trainer mempersilakan setiap kelompok untuk melaksanakan tugas yang
diberikan (waktu 15 menit). Ditandai dengan meniup peluit.
Waktu : 40 menit
Metode : Game
Alat bantu : Mikrofon, telur, sedotan, selotip
Diskusi
1. Trainer menanyakan kesan pertama setelah mendengar
instruksinya (tidak percaya kalau bisa, penasaran, percaya kalau
bisa, atau ragu-ragu)
2. Trainer menanyakan apakah ketika diskusi, adakah penunjukan
ketua kelompok.
3. Trainer menanyakan proses pengambilan keputusan tentang
penentuan bentuk yang akan dibuat.
4. Trainer menanyakan Ketika diskusi, adakah pembagian peran.
Kalau ya, apakah pembagian peran yang telah didiskusikan
sebelumnya, sama atau berbeda dengan pelaksanaan? Mengapa?
Bagaimana proses pengerjaannya?
5. Trainer meminta peserta dapat menjelaskan tahapan
perkembangan kelompok dan dimensi tugas dalam kelompok
6. Trainer menanyakan peserta menjelaskan pola komunikasi yang
terjadi dalam kelompok.
KEGIATAN 3
1. Trainer menjelaskan hambatan yang mungkin terjadi dalam kerja
tim.
2. Menjelaskan tentang pola komunikasi dalam tim.
3. Menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan dalam tim.
Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 101 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 102
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Waktu : 25 menit
Metode : Ceramah, tanya jawab
Alat bantu : Mikrofon, LCD, Komputer
MATERI: HAMBATAN DALAM KERJA SAMA TIM
Tidak selamanya kelompok dapat bekerja dengan baik.
Hambatan-hambatan dapat terjadi seperti karena kurangnya
kompetensi dan motivasi anggota, hubungan antaranggota yang
kurang harmonis, lemahnya kepemimpinan, keterbatasan teknologi,
dan faktor kepribadian anggota.
Selain itu, kelompok yang sudah lama terbentuk dan pada
awalnya dapat bekerja dengan baik, namun hal ini bisa saja tidak
selalu terjadi penyebabnya adalah adanya pikiran kelompok dan
keengganan sosial.
Pikiran kelompok adalah perilaku yang ditunjukkan anggota
untuk tidak mengungkapkan gagasan di luar zona menyenangkan
pemikiran bersama. Motifnya: tidak mau terlihat bodoh atau
keinginan untuk menghindar dari kekecewaan atau kemarahan
anggota lain. Pikiran kelompok berusaha meminimalkan konflik dan
menyebabkan pengambilan keputusan yang tergesa-gesa tanpa
menghiraukan keraguan perseorangan karena kekhawatiran
mengganggu keseimbangan kelompok.
Penyebab pikiran kelompok ini adalah hubungan antaranggota
yang sangat akrab dan kepemimpinan yang cenderung otoriter.
Indikasi dari adanya pikiran kelompok dapat terlihat antara lain dari
gejala berikut:
– Merasa kuat yang menimbulkan optimisme berlebihan
– Mengabaikan peringatan yang dapat menantang asumsi
– Pandangan negatif terhadap kelompok lainnya
– Tekanan terhadap anggota yang tidak sepakat
– Menutup diri dari gagasan yang menyimpang dari konsensus
kelompok
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Keengganan sosial adalah kecenderungan anggota kelompok tidak
bekerja dengan baik ketika ia melakukan sendiri suatu pekerjaan. Hal ini dapat
terjadi karena (a) anggota merasa kontribusi mereka tidak atau kurang
tampak dan (b) anggota merasa lebih baik pekerjaan itu dilakukan orang lain
dalam kelompoknya.
MATERI: KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK
Komunikasi merupakan komponen yang sangat penting.
Komunikasilah yang memungkinkan anggota berinteraksi dan
mengenal satu sama lain, belajar cara berperilaku dalam kelompok,
serta berbagi informasi.
Komunikasi adalah suatu proses (kegiatan) penyampaian
pesan/informasi dari seseorang (pengirim) kepada orang lain
(penerima) dengan menggunakan cara / teknik/sarana penyampaian
pesan/informasi tertentu. Selanjutnya, pesan/informasi itu diterima
oleh penerima yang kemudian menafsirkannya dan mengirimkan
balikan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diidentifikasi komponen
komunikasi yaitu pengirim pesan, pesan yang dikirimkan, cara
mengirimkan pesan, penerima pesan, dan balikan.
MATERI: POLA KOMUNIKASI DALAM TIM
Pola komunikasi yang umum terjadi dalam tim dapat berwujud
rantai, roda, dan semua saluran. Pola rantai terlihat jelas adanya
rantai komando dari ketua. Dalam pola komunikasi roda
mengandalkan ketua sebagai sumber informasi, tidak ada interaksi
antaranggota lainnya. Sedangkan pola komunikasi semua arah
memungkinkan semua orang untuk aktif berkomunikasi satu sama
lain tanpa sekat hierarki dan formalitas.
Efektivitas semua pola bersifat situasional. Namun, pada
umumnya pola semua arah menghasilkan kepuasan bagi semua
anggota.
Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 103 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 104
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang
menimbulkan gangguan komunikasi sehingga tujuan komunikasi
dalam kelompok tidak tercapai. Penyebab hambatan komunikasi
yaitu distorsi, penghilangan sebagian isi informasi, terlalu banyak
informasi, waktu, penerimaan pesan, dan hambatan fisik.
MATERI: PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM TIM
Pengambilan keputusan dalam kelompok memiliki kekuatan
dan kelemahan. Kekuatannya:
– Lebih banyak pengetahuan yang diterapkan untuk memecahkan
masalah.
– Lebih banyak alternatif yang dikaji.
– Keputusan akhir lebih dipahami dengan baik oleh semua anggota
kelompok.
– Anggota lebih merasa terikat untuk melaksanakan keputusan.
Kelemahannya:
– Tekanan sosial untuk kompromi.
– Dominasi perorangan.
– Pertimbangan waktu.
Poin Kunci
1. Bekerja secara tim, bergerak ke arah tujuan yang sama,
membuat kita mencapai tujuan lebih cepat dan lebih ringan.
2. Selalu kompak di dalam tim yang bergerak ke satu tujuan akan
membutuhkan lebih sedikit energi.
3. Berbagi kepemimpinan harus didasari saling hormat dan percaya
di antara anggota setiap saat.
4. Bilamana ada “semangat” dan penyemangat maka kecepatan
penyelesaian pekerjaan lebih besar. Keberadaan “semangat” akan
selalu memotivasi, menolong, dan menguatkan.
5. Tinggallah berdampingan dengan yang lain apapun perbedaan
kita. Lebih-lebih pada waktu kesulitan dan tantangan yang besar.
Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer
PENUTUP
1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi
yang telah dipelajari.
2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan
komunikasi dan pengambilan keputusan dalam tim.
3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
Waktu : 5 menit
Metode : Ceramah
Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul
Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 105 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 106