M O D U L P E L A T I H A N R E G ... - Diponegoro...

60
UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO (SUATU LANGKAH MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY) UNTUK TRAINER TIM PENYUSUN: Dian Ratna Sawitri, S.Psi, M.Si., Ph.D Jati Ariati, S.Psi, M.Psi UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016 M O D U L P E L A T I H A N R E G U L A S I D I R I UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO (SUATU LANGKAH MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY) U N T U K T R A I N E R D i a n R a t n a S a w i t r i , S . P s i . , M . S i . , P h . D J a t i A r i a t i ,S . P s i . ,M . P s i I S B N : 978-979-097-4197 C e t a k a n I : S e p t e m b e r 2 0 1 6 D i t e r b i t k a n o l e h P e r n e r b i t U N D I P P r e s s S e m a r a n g H a k c i p t a d i l i n d u n g i U n d a n g - U n d a n g D i l a r a n g m e n c e t a k d a n m e n e r b i t k a n s e b a g i a n a t a u s e l u r u h i s i b u k u d a l a m b e n t u k a p a p u n t a n p a s e i j i n p e n u l i s d a n p e n e r b i t

Transcript of M O D U L P E L A T I H A N R E G ... - Diponegoro...

UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAINGMAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

(SUATU LANGKAH MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY)

UNTUK TRAINER

TIM PENYUSUN:

Dian Ratna Sawitri, S.Psi, M.Si., Ph.DJati Ariati, S.Psi, M.Psi

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

2016

M O D U L P E L A T I H A N R E G U L A S I D I R I

UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAINGMAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO(SUATU LANGKAH MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY)

U N T U K T R A I N E R

D i a n R a t n a S a w i t r i , S . P s i . , M . S i . , P h .D

J a t i A r i a t i ,S . P s i . ,M . P s i

I S B N : 978-979-097-4197

C e t a k a n I : S e p t e m b e r 2 0 1 6

D i t e r b i t k a n o l e h

P e r n e r b i t U N D I P P r e

s s S e m a r a n g

H a k c i p t a d i l i n d u n g i U n d a n g - U n d a n g

D i l a r a n g m e n c e t a k d a n m e n e r b i t k a n s e b a g i a n a t a u s e l u r u h i s i b u k u d a l a m b e n t u k a p a p u n t a n p a s e i j i n p e n u l i s d a n p e n e r b i t

Modul Pelatihan Regulasi Diri

KATA PENGANTAR

KOMPETENSI LULUSAN

KEPUTUSAN REKTOR/KETUA SENAT UNIVERSITAS

DIPONEGORO Nomor: 04/JO7.SENAT/SK/2006; tgl. 24 Januari 2006

Tentang:KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB

PENDAHULUAN menyatakan bahwa lulusan Undip diharapkan unggul

di bidang ilmu, teknologi, dan seni sebagai manusia seutuhnya yang

sadar akan anugerah dan berkah yang diterimanya, sadar akan

amanah yang diembannya, beribadah dan mendarmabaktikan

profesionalismenya bagi kemaslahatan bangsa. Untuk itu

diperlukan sistem penjaminan mutu dalam keseluruhan segi dan

tahapan manajemen kependidikannya.

Lulusan UNDIP pada setiap program kependidikannya

diharapkan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, memiliki

nilai tawar di pasar kerja, serta berkesanggupan untuk bekerjasama

mencapai tujuan bangsa.

Untuk itu program belajar-mengajar selalu diukur dengan keberhasilan

pengaktualisasian potensi akademik yang nampak dari sikap kemandirian,

kreativitas, entrepreneurship dan tanggung jawab.

Profil lulusan Undip diharapkan mencapai COMPLETE, yaitu:

- Communicator (mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis)

- Professional (bekerja sesuai dengan prinsip, pengembangan

berdasar prestasi, menjunjung tinggi kode etik)

- Leader (adaptif, tanggap terhadap lingkungan, proaktif,

motivator, mampu bekerjasama)

- Enterpreneur (etos kerja tinggi, ketrampilan berwirausaha,

inovatif, kemandirian)

- Thinker (berfikir kritis, belajar sepanjang hayat, peneliti)

- Educator (mampu menjadi agent of change)

Modul Pelatihan Regulasi Diri

PERATURAN AKADEMIK

Sistem sks yang telah berjalan memiliki tujuan memberi

kesempatan agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu sesingkat-

singkatnya, serta memberi kesempatan agar dapat mengambil MK

sesuai minat, bakat, dan kemampuan.

Satu sks perkuliahan setara dengan 50 menit tatap muka, 60

menit kegiatan terstruktur, dan 60 menit kegiatan mandiri. Ketiganya

dilakukan per minggu selama 1 semester. Sementara, satu sks

kegiatan praktikum setara dengan 100 menit kerja di laboratorium

per minggu selama 1 semester. Sedangkan satu sks beban akademik

dalam bentuk penelitian dalam rangka penyusunan skripsi adalah

beban tugas penelitian sebanyak 3-4 jam per minggu selama 1

semester.

BEBAN STUDI

Pendidikan program S1 mempunyai beban studi 144-160 sks

yang dijadwalkan untuk 8 semester dan dapat ditempuh dalam

waktu kurang dari 8 semester dan paling lama 14 semester.

Pada semester 1, mahasiswa biasanya dapat mengambil mata

kuliah dengan sistem paket maksimal 22 sks. Untuk Semester

selanjutnya, jumlah sks dapat diambil berdasarkan IP yang dicapai

pada semester sebelumnya, tanpa memperhitungkan nilai semester

pendek, dengan ketentuan:

– IP ≥ 3,00 maks 24 sks

– 2,50 ≤ IP ≤ 2,99 maks 22 sks

– 2,00 ≤ IP ≤ 2,49 maks 20 sks

– IP < 2,00 maks 18

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Hasil belajar dinilai melalui beberapa hal, seperti ujian tertulis (kuis/tes

kecil/ responsi, UTS, UAS), ujian praktikum, ujian lisan, tugas akhir (skripsi

atau setara), serta bentuk ujian lainnya yang telah

Kata Pengantar i Kata Pengantar ii

Modul Pelatihan Regulasi Diri

disepakati. Sementara, syarat-syarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk

dapat mengikuti ujian semester adalah terdaftar sebagai peserta mata kuliah

terkait, serta mengikuti perkuliahan sekurang-kurangnya 75 % pada semester

yang berjalan. Sistem penilaian yang digunakan adalah A=4, B=3, C=2, D=1,

E=0. Nilai D dan E dianggap tidak lulus.

EVALUASI KEMAJUAN STUDI MAHASISWA

Bagi mahasiswa tahun akademik 2008/2009, evaluasi

kemajuan mahasiswa dilihat melalui pedoman sebagai berikut:

– Tiga semester pertama

▪ Mampu mengumpulkan paling sedikit 35 sks dengan IPK ≥ 2,25

▪ Apabila mampu mengumpulkan > 35 sks, tetapi IPK < 2,25

maka diambil nilai-nilai tertinggi sampai sejumlah 35 sks

dengan IPK ≥ 2,25.

– Semester ketujuh

▪ Mampu mengumpulkan paling sedikit 85 sks dengan IPK ≥

2,25.

▪ Apabila mampu mengumpulkan > 85 sks, tetapi IPK < 2,25

maka diambil nilai-nilai tertinggi sampai sejumlah 35 sks

dengan IPK ≥ 2,25.

– Akhir program

▪ Selambat-lambatnya pada akhir smemester ke-14, mahasiswa harus

sudah mengumpulkan (lulus) semua beban sks yang ditetapkan untuk

program sarjana (S1) dan IPK > 2,00.

▪ Mahasiswa akan mendapatkan peringatan akademik setiap

semester apabila disangsikan dapat melalui tiap tahapan

evaluasi.

Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi kriteria setiap tahapan

evaluasi tersebut dianggap tidak mampu mengikuti kegiatan

akademiknya. Rektor menerbitkan surat keputusan menghentikan

statusnya sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro.

Modul Pelatihan Regulasi Diri

KEBERHASILAN MENYELESAIKAN STUDI

Mahasiswa dikatakan berhasil menyelesaikan studi bila:

– Telah berhasil mengumpulkan sejumlah sks yang ditetapkan di

dalam kurikulum program studi

– IPK > 2,00 untuk angkatan 2008/2009 dan seterusnya

– Dalam transkrip tidak boleh ada nilai D

– Mahasiswa yang masih mempunyai nilai D diwajbkan melakukan

perbaikan

Untuk memenuhi standar kompetensi lulusan dan sekilas peraturan

akademik yang telah dipaparkan di atas, tampaknya sebagian mahasiswa

masih mengalami kesulitan. Hal ini tidak mengherankan khususnya karena

perbedaan sistem pendidikan di Sekolah Menengah Tingkat Atas dan

Perguruan Tinggi, terkait dengan perubahan dari teacher-centered menjadi

student-centered learning.

Problem-problem yang seringkali muncul, khususnya pada

mahasiswa tahun pertama diantaranya adalah dalam membuat

makalah dengan kaidah ilmiah, mencari referensi, memahami

referensi berbahasa Inggris, memahami jurnal penelitian, presentasi,

mengatur waktu, bekerja dalam kelompok, berteman, serta

berinteraksi dengan dosen.

Mengapa mahasiswa kurang berhasil secara akademik? Beberapa hal

berikut ini tampaknya patut dicermati. Pertama, adanya keyakinan yang keliru

tentang kemampuan, belajar, dan motivasi. Kedua, kurangnya kesadaran

bahwa perilaku belajarnya kurang efektif. Ketiga, kegagalan memelihara

strategi belajar dan motivasi. Keempat, kurangnya kesiapan mengubah

kebiasaan belajar.

Menilik target dan problem seputar mahasiswa di atas, perlu

kiranya suatu intervensi untuk menjembatani potensi mahasiswa

dengan kompetensi lulusan yang diharapkan. Salah satunya adalah

dengan memberikan suatu pelatihan regulasi diri pada mahasiswa

tahun pertama yang secara umum bertujuan agar mereka mampu

Kata Pengantar iii Kata Pengantar iv

Modul Pelatihan Regulasi Diri

membuat rencana, mengatur dan melaksanakan aktivitas belajar,

mempertahankan motivasi, menggunakan sumber daya baik dari

lingkungan fisik maupun sosial yang mendukung aktivitas belajarnya,

serta mengevaluasi aktivitas dan kemajuan belajarnya tersebut

untuk kemudian memperbaiki strategi yang diperlukan untuk

mencapai tujuan belajarnya.

Untuk itu, modul ini disusun sebagai alat bantu bagi trainer

dalam pelaksanaan pelatihan regulasi diri. Semoga bermanfaat.

Semarang, September 2016

Tim Penyusun

Kata Pengantar...............................................................................i

Daftar Isi........................................................................................vi

Jadwal Pelatihan.............................................................................vii

Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting).......................1

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 11

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management)..........27

Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management

of Physical Environment) 43

Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management

of Social Environment)......................................51

Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation

Skills)..................................................................57

Modul Trainer 7: Belajar dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian

(Learning from Textbook and Journal)...............62

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic

Writing Skill).......................................................71

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for

Examination)......................................................87

Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Teamwork)................99

Kata Pengantar v vi

JADWAL PELATIHAN REGULASI DIRI

UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

WAKTU MATERI / KEGIATAN

HARI I

07.30 – 08.00 Registrasi Peserta

08.00 – 08.15 Pembukaan Dan Perkenalan Trainer Dan Fasilitator Pelatihan

08.15 – 09.00 Kontrak Pelatihan

Hope and Fear

Mengerjakan Skala A (Pretest)

Mengerjakan Evaluasi belajar (Pretest)

09.15 – 09.45 Gambaran pelatihan

Kompetensi Lulusan dan Peraturan Akademik Undip

09.45 – 10.00 Ice breaking

10.00 – 12.00 Penetapan Tujuan (Goal Setting)

12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 13.30 Ice breaking

13.30 – 15.30 Manajemen Emosi (Management of Emotion)

WAKTU MATERI / KEGIATAN

HARI II

08.00 – 08.30 Review and Conditioning

vii

08.30 – 10.30 Manajemen Waktu (Time Management)

10.30 – 12.00 Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical Environment)

12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 13.30 Ice Breaking

13.30 – 15.00 Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social Environment)

15.00 – 15.30 Pemberian Tugas

WAKTU MATERI / KEGIATAN

HARI III

08.00 – 09.30 Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill)

09.30 – 11.00 Belajar dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning from Textbook and Journal)

11.00 – 12.30 Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill)

12.30 – 13.30 ISHOMA

13.30 – 14.30 Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination)

14.30 – 16.00 Kerja Sama dalam Tim (Teamwork)

16.00 – 16.30 Mengisi Declaration of Excellence (DOE)

Mengerjakan Skala B (Posttest)

Mengerjakan Evaluasi Belajar (Posttest)

16.30 – 17.00 Evaluasi pelatihan

Penyerahan sertifikat dan souvenir

Penutupan

viii

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENETAPAN TUJUAN

(GOAL SETTING)

TUJUAN

1. Peserta dapat menyebutkan definisi dan ruang lingkup tujuan.

2. Peserta dapat menjelaskan prinsip-prinsip penetapan tujuan.

3. Peserta dapat menyusun tujuan dalam ranah akademik, personal,

dan sosial.

WAKTU

120 menit

METODE

Ceramah, tanya jawab, tugas individual, dyad

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer menjelaskan mengapa tujuan itu penting dan pengaruh

penetapan tujuan dengan prestasi akademik.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: MENGAPA TUJUAN ITU PENTING?

Tujuan adalah sesuatu yang dicoba untuk dilakukan secara

sadar. Penetapan tujuan merupakan proses untuk mencapai standar

dari suatu target/performance. Tujuan seseorang bisa meliputi

berbagai aspek, yaitu personal, akademik, sosial, dan pekerjaan.

Dilihat dari jangka waktunya, tujuan bisa bersifat:

a. Jangka pendek (seperti: saya ingin mendapatkan nilai A pada

UAS Mata Kuliah Statistik),

b. Jangka menengah (seperti: saya ingin mendapatkan IP 3,00 pada

semester ini), dan

c. Jangka panjang (seperti: saya ingin menjadi psikolog di bidang

pendidikan).

Penetapan tujuan bersifat hierarkis. Artinya tujuan untuk jangka

waktu yang lebih panjang harus selaras dengan tujuan untuk jangka waktu

yang lebih pendek. Kesimpulannya, pencapaian tujuan ditempuh melalui

aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu sangatlah penting bagi seseorang untuk

dapat menetapkan tujuan hidupnya secara jelas sehingga aktivitas yang

dilakukan pun menjadi bermakna.

Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 1 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 2

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Penetapan tujuan adalah suatu proses perencanaan dan merupakan

bagian dari regulasi diri. Proses ini mempengaruhi ambisi dan cita-cita

mahasiswa dan bagaimana mereka berupaya mendapatkan pengalaman positif

untuk meraih ambisi mereka. Mahasiswa yang mampu menetapkan tujuan dan

membangun rencana akan bertanggung jawab terhadap hidup mereka sendiri.

Tidak perlu menunggu orang tua, dosen, sahabat, atau teman dekat untuk

membantu mereka mengarahkan apa yang harus mereka lakukan.

MATERI: BAGAIMANA TUJUAN DAPAT MENINGKATKAN

MOTIVASI?

Tujuan dapat mempengaruhi perilaku tergantung dari tiga hal

yaitu: spesifik atau tidaknya suatu tujuan (spesificity), tingkat

kesulitan pencapaian tujuan (difficulty), dan kemungkinan tujuan

tersebut dapat tercapai (proximity). Tujuan yang spesifik membantu

mahasiswa untuk menentukan sejauh mana usaha yang mereka

perlukan dan sejauh mana kepuasan yang bisa mereka rasakan

ketika telah mencapai suatu tujuan. Pada akhirnya, mahasiswa

mempunyai rasa percaya diri bahwa mereka memiliki kemampuan

yang lebih untuk menyelesaikan suatu tugas.

Tujuan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan di

masa datang. Tujuan yang mungkin untuk diraih akan memunculkan motivasi

yang lebih besar daripada tujuan yang terlalu tinggi. Ketika berhasil, mereka

akan mempertahankan motivasi ini. Persepsi mahasiswa tentang tingkat

kesulitan suatu tujuan akan mempengaruhi besar kecilnya usaha yang akan

mereka keluarkan. Jika mereka percaya pada kemampuan dan pengetahuan

yang mereka miliki, mereka akan bekerja keras untuk mencapai tujuan yang

sulit tersebut. Secara tidak sadar, kompetensi mereka turut berkembang.

Sebaliknya, jika mereka tidak percaya bahwa mereka mampu meraih tujuan

tersebut, maka harapan mereka supaya berhasil juga rendah akibatnya tingkat

keterlibatan mereka pun rendah.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

Trainer menjelaskan langkah-langkah penetapan tujuan.

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN TUJUAN

Langkah 1: Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Tujuan

Ada lima langkah untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan

tujuan yang dikenal dengan SMART, yaitu Spesific, Measurable,

Action oriented, Realistic, dan Time-based. Penjelasan dari kelima

aspek itu adalah sebagai berikut:

Spesific – gambarkan tujuan sejelas mungkin. Hindari kata-kata

umum seperti “baik, mengerti, dan bahagia”. Contoh:

Salah : Saya ingin mendapatkan nilai baik untuk mata kuliah

Bahasa Inggris.

Betul : Saya ingin mendapatkan nilai A untuk UAS mata kuliah

Bahasa Inggris.

Measurable – gambarkan tujuan yang dapat dievaluasi tingkat

keberhasilannya. Tuliskan level minimal yang ingin diraih dari tujuan

tersebut. Contoh:

Salah : Saya akan mempelajari buku Psikologi Kepribadian

karangan X.

Betul : Saya akan mempelajari bab Psikoanalisa dan Psikologi

Humanistik dari buku Psikologi Kepribadian karangan X.

Action oriented – identifikasikan tujuan yang berfokus pada

tindakan daripada pada kualitas personal

Salah : Saya akan berperilaku lebih baik dalam kuliah.

Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 3 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 4

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Betul : Saya akan menyelesaikan semua tugas tidak dengan

cara kebut semalam.

Realistic – identifikasikan tujuan yang anda dapat mencapainya.

Tujuan boleh saja menantang tetapi jangan terlalu berlebihan.

Pastikan bahwa anda dapat mengerjakannya.

Salah : Saya akan membaca seluruh bab buku X sore

ini. Betul : Saya akan membace 2 bab buku X sore ini.

Time-based – buatlah tujuan dalam jangka waktu pendek-pendek

dan lebih baik lagi apabila dilengkapi dengan tenggat waktu yang

jelas (tanggal)

Salah : Saya ingin lulus dengan nilai baik.

Betul : Saya ingin mendapatkan nilai B untuk semua mata kuliah

di semester ini.

Pastikan waktu yang anda butuhkan untuk mencapai tujuanjangka panjang. Pecahlah tujuan jangka panjang tersebut kedalam jangka waktu yang lebih pendek. Gunakan timeline!

Prosedur Menulis Tujuan Yang Smart

1. Identifikasi area untuk tujuan yang akan ditulis.

2. Evaluasi minat, target, dan prestasi yang berhasil diraih di masa

lalu dan saat ini untuk area tersebut dan pertimbangkan apakah

tujuan yang ditulis realistis dan berorientasi pada tindakan atau

tidak.

3. Mulailah dengan kata-kata “Saya ingin...” Dilanjutkan dengan

perilaku spesifik.

4. Evaluasi tujuan yang telah ditulis, memenuhi prinsip smart atau

belum.

5. Lakukan modifikasi tujuan apabila perlu.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Langkah 2: Mengevaluasi Rencana

Setelah menulis tujuan, langkah berikutnya adalah menilai

bagaimana anda akan mencapai tujuan tersebut. Untuk menjawab

pertanyaan ini, pertanyaan berikut dapat membantu:

– Bagaimana orang lain mencapai tujuan itu?

– Siapa yang akan membantu saya mencapai tujuan itu?

– Bagaimana saya mencapai tujuan yang mirip dengan tujuan itu di

waktu yang lalu?

Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, ia akan

mencoba mencari rencana alternatif mencapai tujuan itu dan

mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap strategi.

Langkah 3: Menyusun Rencana Tindakan

Pada tahap ini, anda diminta untuk menuliskan rencana

kegiatan untuk mencapai satu tujuan secara detail, apabila perlu

setiap rencana disertai dengan tenggat waktu. Penelitian

membuktikan, apabila setiap tahap rencana dapat terlewati dengan

baik maka seseorang akan menjadi lebih percaya diri untuk

mencapai tujuan yang lebih besar. Berikut ini contoh rencana

tindakan. Contoh rencana tindakan dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1Contoh Rencana Tindakan

Tujuan: mendapat nilai B untuk tugas makalah mata kuliah...Rencana Tindakan Tenggat WaktuFase 1: Prewriting

- mencari topik- mencari referensi untuk

topik Fase 2: Drafting- tuliskan topik ke dalam sub-sub topik- tuliskan isi dari setiap sub topik- tuliskan pendahuluan- tulis kesimpulan

Fase 3: Revising & editing- cek tata tulis- cek perpindahan antar sub topik- edit seluruh isi makalah- tulis judul, daftar pustaka, daftar isi

Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 5 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 6

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Langkah 4: Melakukan Tindakan

Langkah 1-3 adalah tahap perencanaan. Langkah 4 adalah

tahap pelaksanaan. Amati perkembangan yang dicapai dari setiap

rencana tindakan. Jangan langsung mengubah susunan rencana

tindakan apabila ada satu tahap yang pelaksanaannya tidak sesuai

dengan rencana.

Langkah 5: Mengevaluasi Tindakan

Evaluasi rencana dan perkembangan yang berhasil dicapai

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

– Apakah rencana yang telah disusun berjalan dengan baik?

Seberapa baik?

– Berapa banyak tugas yang dapat diselesaikan?

– Pada tugas mana merasa paling sulit? Mengapa?

– Apakah strategi yang direncanakan berjalan baik?

– Apakah ada permasalahan yang muncul terkait dengan strategi itu?

– Apa yang saya pelajari?

– Adakah sesuatu yang penting tetapi tidak saya rencanakan?

Evaluasi tindakan membantu seseorang untuk mengevaluasi

tujuan yang telah disusun dan menentukan alternatif strategi untuk

mencapai tujuan yang baru.

KEGIATAN 2

1. Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta

menyusun tujuan dalam ranah akademik, personal, dan sosial

sesuai dengan prinsip SMART.

2. Peserta diminta saling bertukar kertas kerja dengan peserta yang

lain (tidak boleh dengan peserta yang duduk tepat di samping

kanan atau kiri) untuk saling mengevaluasi tujuan yang telah

disusun.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

3. Trainer menanyakan kepada peserta tentang tujuan yang telah

dibuat rekannya, sudah memenuhi prinsip SMART atau belum

(pilih tujuan dari beberapa peserta secara acak).

4. Trainer meminta pendapat peserta yang lain dari tujuan yang

dibacakan (pilih beberapa peserta secara acak)

5. Trainer meminta kepada peserta untuk mengembalikan lembar

penetapan tujuan kepada si penulisnya.

6. Trainer meminta kepada peserta untuk berlatih membuat rencana tindakan

(langkah 3 penetapan tujuan) berdasarkan tujuan yang telah disusun

sebelumnya. Masing-masing ranah satu tujuan.

7. Trainer bertanya kepada peserta tentang rencana tindakan yang

telah dibuat. Masing-masing ranah satu tujuan.

Waktu : 45 menit

Metode : Ceramah, tugas individual, tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon, modul

Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 7 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 8

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

TUGAS INDIVIDUAL 1: PENETAPAN TUJUAN

Tuliskan beberapa tujuan yang kamu miliki dalam beberapa aspek

berikut ini dengan memperhatikan unsur SMART!

AKADEMIK

1.

2.

3.

SOSIAL

4.

5.

6.

PERSONAL

7.

8.

9.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENUTUP

1. Trainer menjelaskan kepada peserta bahwa untuk dapat

menetapkan tujuan sesuai dengan prinsip SMART dan rencana

tindakan yang tepat memerlukan latihan.

2. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon

Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 9 Modul Trainer 1: Penetapan Tujuan (Goal Setting) 10

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MANAJEMEN EMOSI

(MANAGEMENT OF EMOTION)

TUJUAN

1. Peserta dapat mengevaluasi emosi yang selama ini dirasakan.

2. Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis emosi negatif.

3. Peserta dapat menjelaskan sumber emosi negatif.

4. Peserta dapat mengenali emosi negatif dalam dirinya.

5. Peserta dapat menjelaskan pola-pola pemikiran irasional.

6. Peserta dapat membedakan delapan pola pemikiran irasional.

7. Peserta dapat menjelaskan jenis-jenis negative self- talk.

8. Peserta dapat membedakan kelima jenis negative self- talk.

9. Peserta dapat menerapkan strategi mengubah cara pandang

terhadap emosi yang dialami.

WAKTU

120 menit

METODE

Ceramah, tanya jawab, tugas individual

ALAT BANTU

Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer memberikan penjelasan mengenai emosi dalam

kehidupan sehari-hari.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: EMOSI

Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda terhadap

peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Persepsi ini lah yang

menentukan respon seseorang, negatif atau positif. Respon ini salah

satunya berupa emosi. Emosi negatif mendorong seseorang

melakukan tindakan-tindakan yang negatif. Sebaliknya, emosi positif

mendorong seseorang untuk bertindak positif. Dengan kata lain ada

hubungan yang erat antara emosi dan perilaku. Begitu pula halnya

dengan dunia akademik. Emosi yang positif mendorong seseorang

bersemangat dalam belajar sehingga dapat mencapai prestasi yang

lebih tinggi. Sebaliknya, emosi negatif membuat mahasiswa menjadi

ogah-ogahan, mengerjakan tugas sekedarnya, gagal dalam ujian

hingga berujung pada prestasi akademik yang kurang memuaskan.

Langkah pertama untuk dapat memanajemen emosi adalah

seseorang dapat menilai emosi yang selama ini ia rasakan, lebih

banyak positif atau negatif. Setelah ia mampu menilai dirinya

diharapkan ia dapat merubah cara pandang dan emosinya menjadi

lebih positif.

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 11 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 12

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

1. Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta

mengevaluasi emosi yang selama ini dirasakan selama kuliah.

2. Trainer meminta peserta memberikan tanda cek ( ) untuk setiap

pernyataan sesuai dengan yang dirasakan. Kemudian menuliskan

gambaran umum tentang emosi mereka selama ini dengan

ketentuan sebagai berikut:

– Selalu : 75%-100% dari pengalaman selama kuliah

– Kadang : 50% dari pengalaman selama kuliah

– Jarang : 25% dari pengalaman selama kuliah

Waktu : 10 menit

Metode : Tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Emosi

Pernyataan Selalu Kadang- JarangKadang

Apakah kamu menjadi tidakbersemangat ketika mendapat nilaijelek dalam makalah atau ujian?Apakah kamu mempunyai carapandang yang positif tentang dirimu?Apakah kamu mendapati bahwakepanikan atau kecemasanmempengaruhi usaha atautindakanmu?Apakah kamu menyalahkan diri sendiriketika sesuatu tidak berjalan sepertiyang kamu inginkan?Apakah kamu mudah marah ketikaorang lain di sekitarmu tidakbekerja/berperilaku seperti yang kamuinginkan?Apakah kamu mengalami frustrasi?Apakah kamu merasa bangga ketikaberhasil mencapai target yang kamubuat?Seberapa sering kamu merasa bosan?

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Diskusi

1. Trainer mengajukan pertanyaan yang ada di lembar kerja kepada

peserta secara acak (tiap peserta satu pertanyaan, jadi ada

delapan peserta yang ditunjuk).

2. Trainer mencari informasi lebih jauh dari jawaban yang diberikan

peserta. Contoh:

a. Apakah kamu menjadi tidak bersemangat ketika mendapat ketika

mendapat nilai jelek dalam ujian atau makalah? (Selalu)

b. Selanjutnya trainer dapat menanyakan: “Ketika kamu tidak

bersemangat, apa yang akan kamu lakukan selama sisa hari

itu?”

c. Lantas, adakah dampak terhadap mata kuliah yang lain? Coba

ceritakan!

d. Dan seterusnya

3. Trainer bertanya kepada 2-3 peserta tentang gambaran emosi

yang mereka rasakan selama kuliah.

4. Trainer mengajak peserta untuk menyimpulkan emosi yang

selama ini mereka rasakan, lebih banyak positif atau negatif.

5. Trainer mengajak peserta untuk mengenali situasi-situasi yang

mereka hadapi yang menyebabkan mereka mengalami emosi

positif.

6. Trainer mengajak peserta untuk mengenali situasi-situasi yang

mereka hadapi yang menyebabkan mereka mengalami emosi

negatif.

7. Trainer menyimpulkan jawaban peserta.

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 13 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 14

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 2

1. Trainer menjelaskan hubungan antara emosi positif dengan

prestasi akademik.

2. Trainer menjelaskan hubungan antara emosi negatif dengan

prestasi akademik.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul

MATERI: EMOSI DAN PRESTASI

Emosi erat kaitannya dengan motivasi, perilaku, dan prestasi

mahasiswa. Emosi yang positif akan membuat seseorang menjadi

bersemangat dan berperilaku produktif serta efisien sehingga akan

memudahkan usaha-usahanya menuju pencapaian prestasi.

Akibatnya prestasinya pun juga baik. Sebaliknya, emosi negatif

seperti rasa bosan membuat seseorang menjadi ogah-ogahan

sehingga prestasi yang berhasil dicapai pun juga seadanya.

Emosi negatif yang hampir dirasakan oleh semua orang adalah

rasa bosan. Bosan merupakan masalah. Seseorang yang sedang

bosan dapat terganggu konsentrasinya sehingga akan berpengaruh

terhadap prestasi akademiknya. Apa yang dapat dilakukan ketika

bosan? Dilihat dari persepsi seseorang terhadap penyebabnya.

Apabila seseorang melihat bahwa penyebab rasa bosannya bersifat

eksternal dan di luar kontrolnya (seperti: ia mendapat nilai jelek

dalam suatu mata kuliah karena dosen yang membosankan), maka

ia menjadi kurang bersemangat mengatasi rasa bosannya dibanding

dengan mahasiswa yang merasa bahwa penyebab rasa bosannya

bersifat internal dan dapat dikendalikan (seperti: ia mendapat nilai

jelek karena kurang memahami materinya).

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 3

Trainer menjelaskan delapan pola pemikiran irasional.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: EMOSI DAN PERISTIWA

Emosi terjadi sebagai akibat dari peristiwa yang dialami

seseorang. Hal ini dapat dijelaskan dalam alur sebagai berikut:

Persepsi & Self talk Reaksi fisikPeristiwa kepercayaan (ide irasional) dan emosi

Dari alur tersebut dapat dilihat bahwa persepsi memicu

terjadinya reaksi emosi dan tindakan seseorang. Tanpa disadari,

sebagian besar waktu kita diiringi dengan self talk yaitu perkataan

yang diucapkan pada diri sendiri. Perkataan ini adalah persepsi

seseorang terhadap peristiwa. Apabila self talk akurat, maka

seseorang merasa nyaman. Sebaliknya bila self talk itu negatif

seseorang merasa stres dan tertekan. Self talk negatif ini berupa

pemikiran irasional.

Berikut ini adalah delapan pola pemikiran irasional yang

mempengaruhi emosi seseorang:

1. Filtering. Ketika seseorang fokus pada detail negatif dan

mengabaikan aspek positif dari situasi. Contoh: Dosen

mengatakan bahwa makalah Roni layak mendapat nilai B. Hanya

saja masih banyak terdapat salah ketik. Namun Roni malah

berpikir bahwa makalah tersebut buruk karena banyaknya salah

ketik dan tidak layak mendapat nilai B.

2. Polarized thinking. Persepsi bahwa yang ada hanyalah gagal atau

berhasil. Tidak ada pemakluman dan tidak boleh terjadi kesalahan.

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 15 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 16

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Contoh: Ria bermasalah dengan Sita. Kemudian Ria bercerita

kepada Rina. Ia mengharapkan dukungan Rina dengan

mengatakan, “Sebaiknya kamu mendukungku atau kamu bukan

temanku lagi.”

3. Overgeneralization. Menarik kesimpulan hanya berdasarkan

satu peristiwa saja. Kata-kata yang sering digunakan adalah

semua, tidak pernah, setiap orang. Contoh: Ketika Santi putus

dari pacarnya, dia berkata bahwa tidak akan ada seorang pun

yang mencintai dirinya.

4. Mind reading. Merasa mengetahui apa yang dirasakan orang

lain dan mengapa mereka seperti itu, meskipun orang lain tidak

mengatakan apa-apa. Secara khusus, merasa mempunyai

pengetahuan untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan dan

dirasakan orang lain terhadap dirimu. Contoh: “Ani bersikap

seperti itu karena ia iri padaku.”

5. Catastrophizing. Mengharapkan bahkan membayangkan

bencana. Apabila mengetahui atau mendengar suatu masalah,

terus mengajukan pertanyaan pada diri sendiri seperti,

bagaimana jika itu terjadi pada diriku, seandainya saja. Contoh:

Ketika sedang ujian dan menghadapi soal yang sulit, pikiranmu

sulit berkonsentrasi karena terus berkata pada diri sendiri,

seandainya saja saya tidak mengambil mata kuliah ini

6. Magnifying. Cenderung untuk meningkatkan derajat dan

kedalaman permasalahan, yaitu dengan melihat bahwa sesuatu

tampak buruk, semakin memburuk dan membesar sehingga

mengacaukan segalanya. Contoh: Tugas penyusunan makalah ini

sulit. Saya tidak akan pernah bisa menyelesaikannya.

7. Personalisation. Merasa bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan orang

lain adalah reaksi terhadap dirinya. Selain itu juga membandingkan diri

sendiri dengan orang lain. Mencari siapa yang lebih pintar, lebih cantik,

lebih kompeten dan sebagainya. Contoh: Semua orang di kelas ini tampak

lebih cerdas dibandingkan saya.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

8. Shoulds. Mempunyai daftar bagaimana seharusnya kamu dan

orang lain bertindak. Apabila orang lain melanggar daftar ini, ia

akan merasa marah, dan apabila dirinya sendiri yang melanggar

daftar ini ia merasa bersalah. Kata-kata yang sering digunakan

seperti seharusnya dan sebaiknya. Contoh: Sebaiknya saya tidak

boleh terlihat sedih, saya harus selalu terlihat bahagia dan

bermakna.

Pertanyaannya kemudian adalah dapatkah emosi negatif

dihilangkan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, marilah berlatih

untuk mengenali emosi-emosi negatif yang sering kita rasakan.

KEGIATAN 4

Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 2 yaitu

menuliskan huruf PILIHAN POLA yang sesuai dengan setiap pernyataan pada

kolom JAWABAN pada lembar identifikasi pemikiran irasional.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyetor, laptop/komputer, modul

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 17 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 18

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Tabel 2Tugas Individual 2: Identifikasi Pemikiran Irasional

JAWABAN PERNYATAAN PILIHAN POLASaya tahu teman saya marah A. Filteringkarena saya tidak menemaninyauntuk jalan-jalan.Jika orang tua tidak menyukai B. Polarized thinkingteman dekat saya, artinyamereka tidak peduli pada sayaSaudara saya rela C. Overgeneralizationmengeluarkan banyak uanguntuk menonton pertunjukanartis idolanya (melakukanhobinya)Saya berpikir bahwa saya tidak D. Mind readingakan bisa mendapat nilai bagus,karena di mata saya semuaorang selain saya tampak pintarSaya tahu bahwa dosen E. Catastrophizingmenyukai presentasi saya,tetapi penutup yang sayalakukan buruk. Kemungkinansaya akan mendapat nilai CSaya mendapat nilai pas-pasan F. Magnifyinguntuk mata kuliah PsikologiUmum. Saya tidak akan menjadipsikologOrang tua akan kecewa dengan G. PersonalizationIP saya semester ini. Saya tidakpernah bisa memuaskan merekaSaudara saya ada yang H. Shouldsmengidap (contoh: asma),maka saya pun akan mengalamihal yang sama

Diskusi

1. Trainer menanyakan jawaban peserta secara lisan.

2. Trainer meminta peserta lain menanggapi jawaban peserta yang

ditunjuk trainer.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 5

1. Trainer menjelaskan bahwa emosi dapat diubah (prinsip ABCDE).

2. Trainer menjelaskan tips mengubah emosi.

3. Trainer menjelaskan definisi dan tipe self- talk.

4. Trainer menjelaskan tips mengubah negative self-talk menjadi

positive self-talk.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: MENGUBAH EMOSI

Menurut teori rasional emotif, terjadinya perubahan emosi

mengikuti pola A-B-C-D-E.

A : activating event atau peristiwa.

B : (irrational) belief yang mengikuti peristiwa tersebut.

C : consequence, yaitu akibat dari pemikiran irasional negatif.

D : disputing irrational belief, yaitu mengganti pemikiran

irasional menjadi pemikiran yang adaptif dan realistik.

E : (new) effect, yaitu dampak dari pikiran yang positif, adaptif,

dan realistik .

Perhatikan contoh berikut ini!

A : (activating event) Anna mendapat nilai D dalam ujian

Bahasa Inggris.

B : (belief) Saya tidak akan dapat mencapai IP bagus.

C : (consequence) Anna merasa tidak ada yang bisa ia lakukan

untuk memperbaiki nilai Bahasa Inggrisnya.

D : (disputing irrational belief) Ok, ujian kali ini saya

mendapat nilai jelek. Lain waktu saya pasti akan mendapat

nilai bagus. Saya akan belajar lebih giat.

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 19 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 20

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

E : (effect) Saya tetap merasa kecewa. Tetapi mulai saat ini saya

akan membuat rencana tindakan dan belajar mengatur waktu

sehingga saya mempunyai waktu lebih banyak untuk belajar.

Poin Kunci

Ketrampilan yang harus dimiliki supaya dapat menerapkan

pola ABCDE yaitu:

1. Mengembangkan kesadaran yang lebih tinggi terhadap status

emosi dan perubahan-perubahannya. Salah satunya melalui pie

emosi. Berilah label untuk setiap potongan seperti N=normal,

T=tense, M=mad, B=bore, H=happy, S=sad, dan W=worry.

2. Belajar untuk mendeteksi dan mengenali pemikiran-pemikiran

yang mempengaruhi emosi. Lihat kembali ke delapan jenis

pemikiran irasional, kamu punya kecenderungan ke arah mana.

3. Evaluasi dan hilangkan pikiran dan kepercayaan negatif dengan

mengajukan pertanyaan seperti:

a. Apakah pemikiran saya ini membantu atau menyusahkan?

b. Apakah saya telah berpikir logis?

c. Adakah bukti-bukti yang mendukung pemikiran saya?

4. Ubahlah pemikiran yang irasional dan negatif menjadi pemikiran

yang adaptif dan positif.

MATERI: MENGENALI SELF-TALK

Peristiwa yang dihadapi seseorang memunculkan respon

emosi. Emosi ini bisa positif dan negatif. Emosi yang dirasakan

memunculkan self talk. Self talk adalah dialog yang dilakukan

dengan diri sendiri (running dialogue inside our heads) sebagai

respon terhadap peristiwa yang dihadapi oleh seseorang.

Mekanisme terjadinya self-talk juga mengikuti teori rasional

emotif. Perhatikan contoh berikut ini:

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

A : Peristiwa A : nilai jelek dalam ujian

B : Self talk B1 : Saya tidak bisa. Saya bodoh.

B2 : Saya pasti bisa seandainya berusaha lebih keras

C : Emotion C1 : Sedih dan marah

C2 : Percaya diri

Dari contoh di atas B1 disebut negative self- talk dan B2

disebut positive self-talk. Dapat dilihat bahwa setiap self-talk akan

memberikan dampak emosi yang berbeda pula. Emosi yang negatif

menyebabkan perilaku negatif seperti ogah-ogahan, sebaliknya

emosi positif juga mendorong seseorang berperilaku positif seperti

bersemangat. Self- talk ini memiliki beberapa tipe, yaitu:

Karakteristik Ekpresi Contoh kalimat1. Tipe Pencemas (The Worrier)Membayangkan Bayangkan jika Bayangkan jika aku yang majusituasi terburuk ke depan kelas dan tidak dapat

menjawab pertanyaan itu2. Tipe Kritik (The Critic)Menilai & evaluasi Bodoh sekali! Makalahku ini jelek. Kurangperilaku, fokus referensi dan butuh draft yangpada kelemahan baru3. Tipe Korban (The Victim)Merasa hopeless Saya tidak Saya terlalu lelah untukatau helpless bisa. Saya mengerjakan apapun hari ini

tidak akanmampu

4. Tipe Sempurna (The Perfectionist)Usaha yang Sebaiknya, Seharusnya saya belajar lebihdilakukan belum seharusnya lamacukup

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 21 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 22

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 6

Trainer memberikan tugas individual 3 dengan meminta peserta

menuliskan tipe self-talk untuk setiap pernyataan dalam lembar

Classifying Self-Talk.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Tabel 3Tugas Individual 3: Mengklasifikasikan Self-Talk

TIPE PERNYATAAN

1. Saya harus membuat janji terlebih dahulu untukbertemu dosen

2. Saya tidak tahu kegiatan dosen saya apa saja,yang penting adalah mencoba untuk membuatjanji bertemu

3. Saya selalu merasa kacau4. Saya menjadi gugup di tengah-tengah presentasi5. Saya dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih

baik

Diskusi

1. Trainer mengajukan pertanyaan yang ada di lembar kerja kepada

peserta (tiap peserta satu pertanyaan, jadi ada lima peserta yang

ditunjuk).

2. Trainer memberi pertanyaan sendiri untuk mengetahui apakah

peserta sudah benar-benar dapat membedakan tipe self-talk atau

belum (2-3 pertanyaan).

KEGIATAN 7

1. Trainer memberikan penjelasan mengenai pengubahan negative

self-talk menjadi positive self-talk.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

2. Trainer memberi contoh kepada peserta untuk mengerjakan

prosedur mengubah self-talk. Berikutnya peserta melakukan hal

yang sama denganmengerjakan tugas individual 4. Peserta

diminta mengidentifikasi situasi dalam hidupnya menggunakan

negative self-talk, menggambarkan peristiwanya secara detail,

dan kemudian mengisi kolom JAWABAN sebagai respon terhadap

situasi tersebut.

Waktu : 25 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: MENGUBAH SELF-TALK

Self-talk ini dapat diubah, dari negative self-talk menjadi

positive self-talk. Prosedurnya sebagai berikut:

1. Tuliskan situasi yang menyebabkan anda memiliki negative self-

talk secara detail.

2. Tuliskan apa isi self- talk anda.

3. Jawablah pertanyaan ini: Apakah ini membantu? Atau justru

merugikan?

4. Tuliskan tipe self-talk anda.

5. Ubahlah negative self talk menjadi positive self talk.

6. Tentukan tindakan yang akan anda ambil sesuai dengan positive

self-talk.

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 23 Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 24

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Tabel 4Tugas Individual 4: Improving Self-Talk

SITUASI:

PERTANYAAN JAWABANSaya mengatakan pada dirisaya...Apakah ini membantu?Tipe dari self talkAfirmasi yang saya katakan pada diri saya

Tindakan yang akan saya ambil

Diskusi

1. Trainer menunjuk 2-3 peserta untuk bercerita secara lengkap

(sesuai dengan prosedur di atas).

2. Trainer bertanya kepada peserta tentang hasil kerja rekan yang

lain (mengevaluasi bersama-sama).

3. Lakukan hal yang sama untuk dua peserta yang lain.

Poin Kunci

Emosi erat kaitannya dengan perilaku. Emosi dapat positif atau

negatif. Salah satunya karena self-talk. Oleh karena itu penting

untuk dapat mengenal tipe self-talk dan selanjutnya dapat

mengubah self-talk tersebut, dari negatif menjadi positif.

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 25

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengubah cara

pandang terhadap emosi yang dialami.

3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon

Modul Trainer 2: Manajemen Emosi (Management of Emotion) 26

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MANAJEMEN WAKTU

(TIME MANAGEMENT)

TUJUAN

1. Peserta dapat menganalisa penggunaan waktunya.

2. Peserta dapat membuat suatu sistem manajemen waktu.

WAKTU

120 menit

METODE

Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab

ALAT BANTU

Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, spidol, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer menjelaskan tentang waktu dan penggunaananya.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

MATERI: WAKTU DAN PENGGUNAANNYA

Waktu adalah salah satu sumber daya (input) universal,

artinya suatu sumberdaya yang diperlukan oleh setiap orang. Selain

itu sumber daya waktu ini memiliki karakteristik yang unik dan

spesifik, antara lain bersifat “GRATIS”… artinya tidak perlu dibeli,

tersedia setiap saat dimana saja, dan dibagikan secara “ADIL &

MERATA “ kepada semua pihak tanpa terkecuali. Waktu adalah

sumber daya yang unik di mana setiap orang dari hari ke hari

mempunyai jumlah waktu yang sama. Waktu tidak dapat dihentikan,

ditambah ataupun diganti sehingga waktu harus dapat dipergunakan

dengan efektif dan efisien.

Berbeda dengan sumber daya lainnya, sumber daya waktu ini

tidak dapat disimpan atau ditimbun, dan juga tidak dapat didaur

ulang. Waktu berjalan dengan tetap, konsisten dan kontinyu sesuai

dengan irama dan kecepatannya sendiri yang tidak dapat dirubah

oleh suatu kekuatan atau kekuasaan apa pun yang ada di dunia ini,

1 hari = 24 jam, 1 jam = 60 menit, 1 menit = 60 detik.

Masalah-masalah yang biasaya muncul terkait dengan

manajemen waktu adalah sebagai berikut:

1. Ketidakpastian mengenai apa yang harus diselesaikan (tujuan

kurang jelas).

2. Kegagalan membagi tujuan menjadi tahapan tugas.

3. Kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana melakukan

manajemen waktu atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

mengerjakan tugas.

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 27 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 28

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Oleh karena beberapa kenyataan khas sebagaimana yang

dijelaskan di atas, nampaknya kita perlu mengkaji ulang tentang

bagaimana sebaikya kita dapat mengelola, mengatur dan

mempergunakan sumber daya waktu ini dengan sebaik-baiknya.

KEGIATAN 1

Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta

peserta menyebutkan kegiatan-kegiatan yang dianggap

memboroskan waktu di kolom sebelah kiri (kolom kegiatan). Setelah

itu peserta diminta menuliskan angka (1-10) dari yang paling banyak

memboroskan waktu ke yang paling sedikit memboroskan waktu di

kolom sebelah kanan (kolom urutan).

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

Tabel 1Tugas Individual 1: Mengidentifikasi Kegiatan

Yang Memboroskan Waktu

Kegiatan Urutan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Diskusi

1. Trainer menanyakan apakah peserta yakin dengan apa yang

diisikannya dalam tabel.

2. Trainer menanyakan apakah peserta mengetahui secara pasti

berapa lama ia menghabiskan waktu untuk kegiatan-kegiatan

yang memboroskan waktu tersebut.

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 29 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 30

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 2

Trainer memberikan tugas individual 2 dengan meminta peserta menuliskan kegiatan seminggu terakhir.

Waktu : 45 menit Alat Bantu : Mikrofon, modul

Metode : Tugas individual

Tabel 2Tugas Individual 2: Menilai Penggunaan Waktu

Penggunaan Waktu Saya (1)

JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

6-7 pagi

7-8

8-9

9-10

10-11

11-12

12-1 siang

1-2

2-3

3-4

4-5

5-6

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 31

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Penggunaan Waktu Saya (2)JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

6-7 malam

7-8

8-9

9-10

10-11

11-12

12-1

1-2 pagi

2-3

3-4

4-5

5-6

KEGIATAN 3

Trainer memberikan tugas individual 3 dengan meminta peserta menentukan berapa banyak waktu yang

dihabiskan untuk tiap aktivitas setiap harinya dalam seminggu sekaligus total waktu yang dihabiskan untuk tiap

aktivitas dalam seminggu. Total waktu dibuat dengan pembulatan ke atas (misal 9 jam 20 menit = 9,5 jam).

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 32

Tra

iner

TOTA

L

33

Reg

ula

si D

iri

un

tuk

MIN

GG

U

Pela

tih

an

Saya

SABTU

Mo

du

l

Tab

el 3

Tug

asIn

div

idu

al3

:An

alis

aPen

gg

un

aan

Wak

tu

Waktu

: 3

0 m

enit

Ala

t B

an

tu :

Mik

rofo

n,

modul

JUM

AT

KAM

ISRABU

Mo

du

l Tra

iner

3:

Man

aje

men

Waktu

(Tim

e M

an

ag

em

en

t)

Anal

isa

Pengg

unaa

n W

aktu

Say

a SELA

SA

Meto

de

: Tu

gas

indiv

idual

SEN

INAkt

ivitas

Mak

an

Tidu

r

Kul

iah

Bel

ajar

Men

gerja

kant

ugas

Kegi

atan

kam

pusn

onak

adem

ik

Bek

erja

Ber

es-b

eres

Akt

ivitas

sos

ial

Mel

akuk

an h

obi

Rel

aks

Lain

-lai

n

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Diskusi

1. Trainer meminta peserta menyebutkan aktivitas yang paling

banyak menghabiskan waktu (selain tidur).

2. Trainer menanyakan apakah peserta menemukan hal-hal menarik

dari penggunaan waktunya.

3. Trainer menanyakan apakah respon peserta berbeda dari persepsi

mereka sebelumnya mengenai penggunaan waktu yang dituliskan

pada tugas individual 1.

4. Trainer menanyakan apa yang perlu dilakukan peserta agar dapat

lebih efektif dalam mencapai tujuan-tujuan mereka.

KEGAIATAN 4

Trainer memberikan penjelasan tentang strategi manajemen

waktu serta cara merencanakan kegiatan dan mengatur waktu.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

MATERI: STRATEGI MANAJEMEN WAKTU 1.

Menetapkan waktu belajar secara rutin.

Menetapkan waktu rutin untuk belajar menghindarkan

mahasiswa dari kebingungan menentukan kegiatanmana yang harus

diselesaikan. Akan selalu ada kejadian yang tidak diharapkan yang

akan mengurangi waktu belajar. Jika ada suatu kejadian yang

menghalangi rencana untuk belajar, sesuaikan jadwal Anda. Jika

Anda tidak menetapkan waktu tertentu, kemungkinan bahwa Anda

akan terlibat tugas-tugas lain akan semakin besar.

2. Belajar di lingkungan yang bebas gangguan dan interupsi.

Cermati lingkungan belajar Anda dan tentukan apakah tempat tersebut

cukup ideal. Sebagian besar mahasiswa memilih untuk belajar di rumah,

asrama, tempat kos, rumah kontrakan, atau perpustakaan.

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 34

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Ketika Anda memutuskan untuk belajar, pertimbangkan gangguan

yang berpeluang muncul. Jika terus-menerus terganggu oleh orang

yang sedang mengobrol, dering telepon, musik, atau hal-hal lainnya,

sebaiknya Anda mencari tempat baru.

3. Membuat jadwal pengerjaan tugas yang bisa dilakukan 30-

60 menit.

Ada dua alasan mengapa mahasiswa perlu merencanakan

dengan baik penggunaan waktunya dengan sistem blok. Pertama,

akan lebih bijaksana untuk membuat tujuan antara (intermediate

goals) dan tugas-tugas spesifik sebelum mencapai tujuan utama.

Mengatur waktu untuk mencapai tujuan antara dan tugas-tugas

sehari-hari membantu mahasiswa memiliki keyakinan yang lebih

besar ketika tujuan antara dan tugas-tugas spesifik bisa

dilaksanakan. Misalnya, dalam membuat makalah, Anda

membutuhkan 30 menit untuk membuat outline dan 30 menit lagi

untuk menentukan topik yang tercakup dalam makalah Anda. Kedua,

banyak mahasiswa yang kehilangan kesempatan untuk belajar

karena mengabaikan waktu yang dimiliki pada perpindahan kelas.

Padahal waktu 5 menit sangat berharga, misalnya untuk mengatur

atau melengkapi catatan, relaksasi. Sementara, 15 menit pun

berharga untuk membaca kembali catatan, membaca jadwal hari

berikutnya, membuat outline makalah/tugas.

4. Istirahat sejenak.

Seberapa lama waktu belajar Anda ditentukan oleh motivasi

dan konsentrasi. Secara umum, mahasiswa membutuhkan waktu

sekitar 5-10 menit untuk istirahat sejenak setiap jamnya. Meskipun

demikian, adapula yang bisa bertahan lebih dari satu jam. Anda pelu

menyesuaikan interval waktu dengan kebutuhan Anda. Jika Anda

merasa mudah terganggu, Anda mungkin membutuhakan istirahat

sejenak sekitar 2-3 menit setelah berkonsentrasi selama 30 menit.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

5. Membuat spesifikasi rencana.

Yang penting bukanlah seberapa lama Anda belajar, namun

cara Anda belajarlah yang membawa Anda menuju keberhasilan

akademik. Jika Anda memecah tujuan utama menjadi tugas-tugas

kecil, akan lebih mudah untuk merencanakan penggunaan waktu.

Jangan hanya menulis nama mata kuliah dalam jadwal Anda, tetapi

tulis secara spesifik rencana Anda.

6. Menyelesaikan tugas alternatif jika memiliki waktu panjang.

Tidak ada keharusan untuk menyelesiakan suatu tugas

terlebih dulu sebelum berpindah ke tugas yang lain. Jika Anda harus

menyelesaikan beberapa kegiatan, Anda bisa mencoba trik menjaga

motivasi dengan cara menyelesaikan tugas sampai dengan tahap

tertentu, dan mengerjakan tugas lain terlebih dahulu, kemudian baru

kembali melanjutkan tugas yang pertama. Hal ini juga efektif untuk

mengantisipasi kebosanan karena harus berkutat pada tugas yang

sama dalam jangka panjang.

7. Memperkirakan watu yang dibutuhkan untuk tiap tugas.

Keberhasilan dalam memperkirakan waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan tugas berjalan seiring dengan pengalaman.

Semakin baik Anda memperkirakan waktu, semakin realistis jadwal

belajar Anda.

8. Membuat prioritas tugas.

Tidak semua tugas yang harus dilakukan sama pentingnya.

Anada harus memutuskan tugas mana yang harus diselesaikan

terlebih dahulu. Dapatkah Anda membedakan kegiatan yang penting

dan mendesak dengan mengambil contoh dari kehidupan Anda

sehari-hari?

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 35 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 36

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

9. Mengerjakan tugas yang tidak disukai terlebih dahulu.

Apakah Anda memiliki kecenderungan untuk menunda tugas-

tugas yang sulit? Jika ya, Anda terolong normal. Individu cenderung

melakukan hal-hal yang disukainya terlebih dahulu. Anda perlu mulai

mempertimbangkan untuk melakukan hal-hal yang tidak Anda sukai

dan dirasa paling sulit. Keungtungannya adalah sebagai berikut.

Pertama, Anda masih dalam keadaaan segar untuk bisa mengerjakan

tugas-tugas sulit. Kedua, tugas sulit dapat diatasi segera dan tidak

menggantung. Ketiga, ada sesuatu yang menyenangkan untuk

dinantikan, yaitu ugas-tugas mudah setelah mengerjakan tugas-

tugas sulit.

10. Maju satu langkah bila diperlukan.

Pada setiap awal minggu atau bahkan pada awal bulan,

periksa jadwal Anda, terutama bila ada kegiatan yang membutuhkan

perubahan rencana. Misalnya, Anda akan ke luar kota pada akhir

pekan, padahal pada minggu berikutnya akan menghadapi ujian.

Anda perlu mempertimbangkan perubahan jadwal belajar untuk

persiapan ujian, misalnya dengan memajukan jadwal sebelum ke

luar kota pada akhir pekan. Dengan mengetahui jadwal kegiatan

yang akan dilakukan, Anda dapat merencanakan strategi memenuhi

tuntutan setiap tugas.

11. Membawa buku agenda/kalender dan tulis janji segera

setelah membuatnya.

Mencatat janji di sobekan kertas kecil, seringkali menyulitkan

karena catatan seperti ini tidak mudah terlihat, mudah terlupakan

dalam meletakkannya, juga mudah sekali terselip ataupun hilang.

Salah satu keuntungan membawa buku agenda/kalender adalah

Anda bisa menjadwalkan kegiatan diantara kegiatan-kegiatan lain

yang sudah Anda jadwalkan, sehingga akan meminimalisir

kekacauan bila Anda memerlukan perubahan jadwal.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MATERI: CARA MERENCANAKAN DAN MENGATUR WAKTU

1. Membuat Kalender Semester

Kalender semester dapat digunakan untuk mengidentifikasi

batas waktu pengumpulan tugas, tanggal pelaksanaan ujian, dan

alokasi waktu untuk melakukan kegiatan penting lainnya. Kalender

yang dibuat per bulan ini sebaiknya ditempel di dinding kamar atau

diletakkan di meja belajar.

2. Membuat Jadwal Mingguan

Jadwal mingguan dapat digunakan untuk mengidentifikasi

waktu dan urutan tugas yang harus diselesaikan dalam suatu

minggu. Jadwal ini dibuat per minggu dan harus direview setiap hari

untuk menentukan perlu tidaknya perubahan karena kegiatan-

kegiatan tak terduga.

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 37 Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 38

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Tabel 4Contoh Kalender Semester

Bulan: Desember 2009 Kalender Semester

MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

1 2 3 4 5

6 7 8 9 10 11 12

13 14 15 16 17 18 19

20 21 22 23 24 25 26

27 28 29 30 31

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 39

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Tabel 5Contoh Jadwal Mingguan

Jadwal Mingguan (1)

JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

6-7 pagi

7-8

8-9

9-10

10-11

11-12

12-1

siang

1-2

2-3

3-4

4-5

5-6

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 40

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Jadwal Mingguan (2)

JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

6-7

malam

7-8

8-9

9-10

10-11

11-12

12-1

1-2 pagi

2-3

3-4

4-5

5-6

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 41

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk membuat sistem manajemen waktu.

3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat Bantu : Mikrofon

Controlling your life means controlling your time,

and controlling your time means controlling the events in your life.

Modul Trainer 3: Manajemen Waktu (Time Management) 42

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MANAJEMEN LINGKUNGAN FISIK

(MANAGEMENT OF PHYSICAL ENVIRONMENT)

TUJUAN

1. Peserta dapat membedakan antara atensi dan konsentrasi.

2. Peserta dapat mengevaluasi lingkungan belajarnya.

3. Peserta dapat memodifikasi lingkungan belajarnya.

4. Peserta dapat meningkatkan atensi dan konsentrasi ketika belajar.

WAKTU

90 menit

METODE

Ceramah, tanya jawab, tugas individual

ALAT BANTU

Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer menjelaskan tentang perbedaan antara atensi dengan

konsentrasi.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: PERBEDAAN ATENSI DAN KONSENTRASI

Belajar pastilah membutuhkan konsentrasi supaya objek

pembelajaran dapat dikuasai dengan baik. Selain konsentrasi, kita

juga sering mendengar atensi. Apakah yang dimaksud dengan

konsentrasi? Apakah sama antara atensi dengan konsentrasi?

Atensi berbeda dengan konsentrasi. Atensi adalah proses

selektif yang mengontrol kesadaran terhadap peristiwa. Sedangkan

konsentrasi adalah refocusing terus-menerus terhadap pesan atau

stimulus. Jadi konsentrasi adalah atensi yang terus-menerus.

Namun, adakalanya konsentrasi menjadi terganggu sehingga

belajar pun tidak maksimal. Faktor yang mengganggu konsentrasi

dapat dibedakan menjadi dua, eksternal dan internal. Hal-hal yang

mengganggu ini dapat dimodifikasi apabila kita mampu mengenali

lingkungan belajar dengan baik. Oleh karena itu kita akan belajar

untuk mengevaluasi lingkungan belajar sehari-hari.

Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 43 Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 44Environment) Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta

mengevaluasi lingkungan belajarnya. Pada isian A, B, C peserta diminta

menuliskan tiga tempat yang paling sering digunakan untuk belajar. Kemudian

mereka diminta menentukan peringkat dari setiap perilaku pada setiap tempat

sesuai dengan pilihan jawaban.

Waktu : 25 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Tabel 1Tugas Individual 1: Evaluasi Lingkungan Belajar

1 2 3 4 5Perilaku yang Bukansaya perilaku ygtunjukkan saya

tunjukkan

A

B

C

Pernyataan Perilaku A B CSaya dapat langsung mulai belajarSaya belajar dengan sedikit gangguan dari orang lainSaya banyak menghabiskan waktu dengan handphoneSuhu ruangan membuat saya nyaman belajarKursi, meja, dan pencahayaan membuat saya nyamanbelajarSaya dapat berkonsentrasi ketika belajarSaya memerlukan waktu jeda untuk mempertahankankonsentrasiSaya dapat langsung kembali belajar setelahberistirahatSaya dapat mencapai tujuan belajarJUMLAH

Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 45Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Diskusi

1. Trainer meminta kepada peserta untuk menjumlahkan tiap-tiap

kolom (A,B,C).

2. Jumlah yang paling sedikit adalah tempat yang selama ini paling

sesuai untuk belajar.

3. Trainer menanyakan lokasi mana yang paling mendukung,

apakah dirasa perlu untuk mengubah lingkungan belajar, dan

kalau ya, perubahan apa yang akan dilakukan.

4. Kemudian minta kepada peserta untuk menuliskan rencana

mengubah atau memodifikasi lingkungan belajar secara detail.

5. Trainer menunjuk salah seorang peserta untuk membacakan hasil

pekerjaannya.

6. Trainer meminta kepada peserta yang lain untuk memberikan

umpan balik.

7. Lakukan kepada 2-3 peserta lagi.

KEGIATAN 2

1. Trainer menjelaskan faktor eksternal yang mengganggu

konsentrasi.

2. Trainer menjelaskan faktor internal yang mengganggu konsentrasi.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: FAKTOR YANG MENGGANGGU KONSENTRASI

Faktor yang mengganggu konsentrasi ada dua sumber yaitu

eksternal dan internal. Jenis gangguan dari faktor eksternal adalah:

– Gangguan dari lingkungan, seperti: bising, suara dari televisi

– Interupsi, seperti: mendapat sms atau telepon masuk

– Tempat belajar yang tidak nyaman (pakaian dan buku berantakan)

– Teman sekamar yang mengganggu

Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 46Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Faktor internal adalah gangguan yang berasal dari dalam diri

individu. Jenis gangguan dari faktor internal adalah:

– Pikiran-pikiran irasional

– Kecemasan

– Gangguan fisiologis dan emosional

– Daydreaming (melamun)

Diskusi

1. Trainer meminta kepada peserta untuk mengidentifikasi pada

situasi seperti apa konsentrasi menjadi terganggu (ketika belajar

di kampus).

2. Trainer meminta kepada peserta untuk mengidentifikasi pada

situasi seperti apa konsentrasi menjadi terganggu (ketika belajar

di luar kampus).

3. Trainer meminta peserta menentukan jenis dari setiap gangguan,

internal atau eksternal.

KEGIATAN 3

1. Trainer menjelaskan bagaimana mengatasi gangguan internal.

2. Trainer menjelaskan bagaimana mengurangi gangguan eksternal.

3. Trainer menjelaskan usaha-usaha meningkatkan konsentrasi.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: MANAJEMEN GANGGUAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

MANAJEMEN GANGGUAN INTERNAL DAN EKSTERNALCara mengurangi Contoh gangguan

eksternalMenciptakan area belajar dengan Belajar di perpustakaan ataugangguan minimal mendesain ruang belajarMempunyai bahan belajar yang Meminjam catatandibutuhkan

Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 47Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Mengontrol level kebisingan Mengingatkan teman yangribut, menutup jendela, pindahdari ruangan yang bising

Ketika di kelas duduk di depanMengurangi gangguan Memasang tanda di pintu

“Jangan Diganggu” ,meninggalkan pesan di hp“hubungi saya jam 10 malam”

Protes “ Maaf ya, saya lagi belajar”,menghindari kontak mata

Cara mengurangi Contohgangguan internal

Memperhatikan kondisi fisik Istirahat siang, makan danminum yang cukup, minumobat bila sakit

Perbaiki manajemen waktu Jangan belajar kalau lelah,atau jadwalnya untuk makan

Daydreaming Mempertahankan konsentrasiMengatasi kebosanan Mencari alternatif subjek yang

lain, istirahat setelah belajar50 menit

MANAJEMEN GANGGUAN INTERNAL DAN EKSTERNALCara untuk mengurangi gangguan Contoh

internalDaripada cemas, ambil tindakan Mencari dosen atau asisten

untuk bertanya subjek materiyang tidak dimengerti

Usaha meningkatkan Contohkonsentrasi

Memantau konsentrasi Secara konstan, tanyakanpertanyaan seperti: apakahsaya mengerti materi ini?

Menggunakan self reminders Daripada cemas, ajukanpertanyaan untuk mengetesmateri yang sudah saya kuasai

Menentukan tujuan Prinsip SMART untuk ranahakademik

Manajemen waktu Saya akan menyelesaikantugas makalah minggu ini

Ambil istirahat Ambil istirahat 10 menitsetelah belajar 50 menit

Gunakan strategi active learning Menulis dan menjawabpertanyaan, membuat outline

Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 48Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 4

Trainer memberikan tugas individual 2 dengan meminta

peserta berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan jenis

gangguan untuk setiap nomor (eksternal atau internal). Kemudian

mereka diminta memberikan rekomendasi/saran untuk setiap situasi.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, tugas individual

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Tugas Individual 2: Studi Kasus

Berikut ini terdapat beberapa situasi yang terjadi pada

mahasiswa. Diskusikan di kelompok. Tentukan jenis gangguan untuk

setiap nomor (Eksternal atau Internal). Kemudian berikan

rekomendasi/saran-mu untuk setiap situasi

1. Sani sedang belajar untuk ujian Psikologi Sosialnya ketika

kemudian teman satu kamarnya tiba-tiba datang dan meminta

pendapat Sani untuk kencannya malam minggu besok.

2. Ketika Rani sedang mengerjakan tugas Statistik, tiba-tiba dia

teringat bahwa dia belum membayar uang kuliah padahal tenggat

waktunya adalah hari ini.

3. Ketika Doni sedang mencatat penjelasan dosen di kelas, pekerja

bangunan yang sedang mengerjakan gedung dekanat

menyalakan mesin dengan suara yang cukup bising.

4. Setiap kali Nana belajar untuk ujian TOEFL-nya, ia selalu teringat

pada nilai uji cobanya yang rendah dan ia membayangkan kalau

itu juga akan terjadi dalam ujian sesungguhnya.

5. Ketika Roni membaca buku Psikologi Kepribadian sebanyak lima

halaman, ia sadar bahwa ia tidak dapat mengingat apa yang

telah ia baca sebelumnya.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

6. Rinto sulit berkonsentrasi ketika dosennya berbicara terlalu cepat

di kelas. Ia menjadi frustrasi dengan dosennya dan kemudian

memilih berhenti mencatat.

7. Nina baru mengerjakan tugas Psikologi Komunikasi pukul 22.00,

dan ia merasa lelah untuk menyelesaikan tugasnya. Padahal

tugas tersebut harus dikumpulkan besok.

Diskusi

1. Trainer mencocokkan jawaban peserta dari no 1-7. Setiap nomor

satu peserta (usahakan tidak ada pengulangan peserta).

2. Trainer meminta umpan balik dari tiap jawaban yang diberikan

peserta.

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengubah cara

pandang terhadap emosi yang dialami.

3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon

Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 49 Modul Trainer 4: Manajemen Lingkungan Fisik (Management of Physical 50Environment) Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MANAJEMEN LINGKUNGAN SOSIAL

(MANAGEMENT OF SOCIAL ENVIRONMENT)

TUJUAN

1. Peserta dapat memutuskan kapan bekerja sendiri atau dengan

orang lain.

2. Peserta dapat mencari bantuan yang tepat pada sumber sosial

dan non sosial.

3. Peserta dapat menjelaskan ketrampilan dalam kerja kelompok.

4. Peserta mampu menyampaikan pesan secara efektif.

5. Peserta dapat menjadi pendengar yang baik (active listening).

WAKTU

90 menit

METODE

Ceramah, tanya jawab

ALAT BANTU

Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya

memanfaatkan lingkungan sosial (mencari bantuan) untuk

mendukung tercapainya tujuan belajar.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

MATERI: MENCARI BANTUAN

Mahasiswa dapat menggunakan lingkungan sosialnya untuk

membantu mencapai prestasi akademik apabila mereka dapat

mengenali sumber-sumber yang ada di lingkungan sosialnya. Contoh

sumber sosial adalah dosen, asisten, teman, kakak kelas, orang tua.

Sedangkan contoh sumber non sosial adalah internet, buku,

majalah, jurnal, dan surat kabar. Dengan mengenali lingkungan

sosial, maka saat membutuhkan bantuan dari lingkungan tersebut,

kita tahu harus ke mana dan kepada siapa mencari bantuan.

Berikut ini adalah tips untuk memanfaatkan lingkungan sosial

secara efektif:

– Ada kesadaran untuk mencari bantuan

– Putuskan untuk mencari bantuan daripada melakukan alternatif

yang lain

– Putuskan pada apa/siapa kamu akan mencari bantuan

– Siapkan bahan pertanyaan

– Kalau perlu membuat janji

• Review kembali daftar pertanyaan

• Buat catatan

Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 51 Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 52Environment) Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

Trainer memberikan penjelasan mengenai keterampilan yang

dibutuhkan untuk menjalin kerja sama dalam kelompok, agar

peserta dapat memutuskan kapan bekerja sendiri atau dengan orang

lain, serta dapat mencari bantuan yang tepat pada sumber sosial dan

non sosial.

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul

MATERI: KETERAMPILAN DALAM KERJA KELOMPOK

Ketika bekerja dalam kelompok, seseorang membutuhkan keterampilan

tertentu. Keterampilan ini dibutuhkan karena dalam situasi kerja kelompok

dibutuhkan toleransi dan pemahaman terhadap orang lain dan di sisi lain

setiap anggota tetap dituntut untuk memberikan kontribusi sesuai dengan

kemampuannya masing-masing. Keterampilan dalam kerja kelompok ada

empat yaitu forming skill, functioning skill, formulating skill, dan fermenting

skill. Penjelasan dari setiap keterampilan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Forming skills

- Kemampuan mengorganisir

- Menentukan kesepakatan bersama

- Mendiskusikan harapan dan penyelesaian masalah

2. Functioning skills

- Kemampuan mengatur potensi kelompok (pembagian tugas

dan mempertahankan hubungan)

- Menunjukkan dukungan

- Menerima kontribusi dari semua anggota tanpa kecuali

- Meminta bantuan/mengklarifikasi

- Memberikan penjelasan

Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 53Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

3. Formulating skills

- Kemampuan untuk memahami materi

- Membuat kesimpulan

- Menambahkan informasi yang terkait dengan materi

4. Fermenting skills

- Melakukan kontroversi

- Anggota berpikir kembali tentang solusi yang sudah ada

(mencari solusi terbaik)

KEGIATAN 2

Trainer menjelaskan tips-tips menyampaikan pesan secara

efektif.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul

MATERI: MENYAMPAIKAN PESAN

Menyampaikan pesan adalah bagian dari komunikasi.

Pengertian komunikasi adalah suatu proses (kegiatan) penyampaian

pesan/informasi dari seseorang (pengirim) kepada orang lain

(penerima) dengan menggunakan cara/teknik/sarana penyampaian

pesan/informasi tertentu. Selanjutnya, pesan/informasi itu diterima

oleh penerima yang kemudian menafsirkannya dan mengirimkan

balikan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat pentingnya peran

penyampaian pesan dalam komunikasi. Ketika sebuah pesan tidak

disampaikan dengan cara yang tepat maka penerima dapat salah

mengartikan pesan yang diberikan. Akibatnya komunikasi yang

terjadi menjadi tidak efektif dan dapat menciptakan salah paham.

Berikut ini adalah tips untuk dapat menyampaikan pesan

secara efektif, yaitu:

Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 54Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

– Katakan dengan jelas bahwa itu adalah pesan-”mu”

– Gambarkan perilaku orang lain tanpa memasukkan unsur

penilaian/evaluasi

– Sampaikan tujuan yang ingin diubah

– Sampaikan pesan sesuai dengan frame penerima

– Minta umpan balik

– Gambarkan perasaanmu

– Gunakan bahasa non verbal

– Ada kesesuaian pesan verbal dan non verbal

– Ulangi pesan apabila perlu

KEGIATAN 3

Trainer menjelaskan mengenai strategi menjadi pendengar

yang baik (active listener).

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, studi kasus

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop, modul

MATERI: ACTIVE LISTENING

Pengertian dari active listening adalah bagaimana penerima

pesan mampu mengenali perasaan pemberi pesan dan memberi

respon yang sesuai. Ketika seseorang memiliki ketrampilan active

listening maka ia akan menjadi pendengar yang baik bagi orang lain

dan mampu mendapatkan informasi yang akurat dari orang lain.

KEGIATAN 4

Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 1 yaitu

menerapkan strategi active listening.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab, studi kasus

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 55Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

TUGAS INDIVIDUAL 1: STRATEGI ACTIVE LISTENING

Berikut ini ada beberapa kalimat atau contoh situasi. Tugas

peserta adalah memberikan respon terhadap setiap kalimat dengan

menggunakan ketrampilan active listening:

1. Kelas ini membosankan sekali.

2. Aku lelah. Udah ga bisa belajar lagi.

3. Tidak peduli seberapa keras aku berusaha, nilaiku tetap C.

4. Dosenku pasti menganggap aku bodoh sehingga memberi

pertanyaan yang sepele.

5. Aku tidak percaya kami bisa putus.

6. Aku ga tau kapan bisa menyelesaikan tugas ini.

7. Aku merasa kalau aku ini bukan orang yang menyenangkan.

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengubah cara

pandang terhadap emosi yang dialami.

3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon

Modul Trainer 5: Manajemen Lingkungan Sosial (Management of Social 56Environment)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KETERAMPILAN PRESENTASI

(POWER PRESENTATION SKILL)

TUJUAN

1. Peserta dapat mengidentifikasi problem yang dihadapi ketika

melakukan presentasi di depan kelas.

2. Peserta mengklasifikasikan problem yang dihadapi ketika

melakukan presentasi di depan kelas.

3. Peserta dapat merencanakan strategi dalam mengatasi problem

yang dihadapi ketika melakukan presentasi di depan kelas.

4. Peserta dapat menggunakan strategi efektif dalam presentasi di

kelas.

WAKTU

90 menit

METODE

Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab

ALAT BANTU

Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer menjelaskan tentang student-centered learning beserta

strategi belajar yang perlu dikuasai mahasiswa, meliputi kemampuan

presentasi, belajar dari buku tes dan jurnal, academic writing,

mempersiapkan ujian, dan bekerja sama dalam kelompok, untuk

mencapai tujuan belajar.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor

MATERI: STUDENT-CENTERED LEARNING (SCL)

Student-centered learning (SCL) merupakan suatu pandangan

mengenai belajar dan mengajar yang menekankan pada tanggung

jawab mahasiswa mengenai terhadap aktivitas-aktivitas belajar,

seperti merencanakan belajar, berinteraksi dengan dosen dan

mahasiswa lainnya, meneliti, dan menilai belajarnya.

Tanggung jawab mahasiswa mendukung terbentuknya

karakteristik sebagai lifelong learner, yaitu motivasi, evaluasi diri,

manajemen waktu, dan ketrampilan mengakses informasi.

Dalam SCL, mahasiswa tidak sekedar mendapatkan transfer

pengetahuan dari dosen, namun juga secara aktif memunculkan

pertanyaan dan memecahkan masalah. Dengan kata lain, mereka

diharapkan secara aktif mencari pengetahuan.

Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 57 Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 58

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

1. Trainer meminta peserta (3 orang @ maks 10 menit) secara acak

untuk mempresentasikan materi yang telah ditugaskan pada

pertemuan sebelumnya, dengan alat bantu laptp/komputer dan

LCD proyektor.

2. Setelah tiap peserta selesai melakukan presentasi, trainer

meminta audiens untuk memberikan tanggapan.

Waktu : 45 menit

Metode : Tugas presentasi, tanya jawab, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor

KEGIATAN 2

1. Trainer meminta peserta merangkum mengklasifikasikan problem

yang dihadapi terkait dengan presentasi di kelas.

2. Trainer memberikan contoh-contoh slide presentasi dan

memminta audiens memberikan penilaian.

3. Trainer menyimpulkan masukan dan umpan balik audiens dan

menjelaskan mengenai problem yang dihadapi dalam melakukan

presentasi di kelas.

Waktu : 30 menit

Metode : Tugas presentasi, tanya jawab, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

MATERI: PROBLEM DALAM PRESENTASI

1. Penguasaan Materi

a. Presentasi sambil membaca

b. Menulis semua yang akan dipaparkan di slide

c. Menyampaikan pesan persis dengan yang tertulis di slide;

elaborasi dan ilustrasi kurang

d. Tidak bisa menjawab pertanyaan

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

2. Psikologis

a. Keringat berlebihan

b. Suara bergetar

c. Tangan bergetar

d. Tidak melihat audiens

e. Peran bicara minimal

f. Badan senantiasa bergerak/berjalan-jalan

g. Kurangnya penguasaan kelas

3. Teknis

a. Terlambat datang

b. Waktu persiapan terlalu lama

c. Penggunaan alat bantu kurang lancar

d. Penanganan atas trouble kurang cekatan

4. Penyajian

a. Warna kurang menarik

b. Tulisan tidak terbaca (ukuran huruf terlalu kecil, jenis huruf

menyulitkan pembaca)

c. Dalam satu slide, tulisan terlalu banyak

d. Slide terlalu penuh (gambar maupun tulisan)

e. Slide terlalu banyak

f. Materi kurang sistematis

MATERI: PRESENTASI VISUAL

1. Fungsi Presentasi Visual

a. Memberikan sarana ketika ingin menekankan sesuatu

b. Mendukung ide-ide yang disampaikan

c. Memperjelas pemahaman

d. Mendukung keterlibatan emosional

e. Membantu mengingat dan memunculkan lagi informasi

f. Mendukung kredibilitas presenter

g. Membantu pemahaman dari berbagai indera

Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 59 Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 60

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

2. Pedoman Penggunaan Alat Presentasi

a. Berfungsi (sekedar) alat bantu

b. Jelas, atraktif, dan sederhana

c. Audience-centered

d. Sesuaikan dengan audiens

e. Tidak mengganggu perhatian audiens

f. Gunakan secara beretika

3. Media Presentasi

a. Blackboard atau whiteboard

b. Gambar/poster

c. Flipchart

d. Handout

e. Objek

f. Model

g. Transparansi dan OHP

h. Slide atau LCD proyektor

i. Perlengkapan audio video

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk mengatasi problem

yang dihadapi terkait dengan presentasi di kelas.

3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat Bantu : Mikrofon

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

BELAJAR DARI BUKU TEKS DAN JURNAL PENELITIAN

(LEARNING FROM TEXTBOOK AND JOURNAL)

TUJUAN

1. Peserta dapat mengidentifikasi strategi yang telah dilakukannya

dalam memahami buku teks.

2. Peserta dapat membedakan ciri-ciri pembaca yang baik dan tidak

baik.

3. Peserta dapat membedakan strategi membaca buku teks yang

efektif dan tidak efektif.

4. Peserta dapat menggunakan strategi yang perlu dilakukan untuk

meningkatkan kemampuannya dalam memahami buku teks.

5. Peserta dapat menggunakan strategi yang efektif dalam

memahami artikel jurnal penelitian.

WAKTU

90 menit

METODE

Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab

ALAT BANTU

Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, spidol, modul

Modul Trainer 6: Keterampilan Presentasi (Power Presentation Skill) 61 Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 62from Textbook and Journal)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya

kemampuan dalam membaca buku teks secara efektif agar mampu

memahami isinya dengan baik.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon

MATERI: MEMBACA BUKU TEKS

Individu menghabiskan porsi waktu yang banyak dalam

hidupnya untuk membaca, dengan tujuan yang beragam, seperti

mengisi waktu luang, hiburan, atau mendapatkan pengetahuan.

Akibatnya, mereka seringkali membaca dengan cara yang berbeda-

beda tergantung tujuannya. Misalnya mahasiswa membaca buku

teks buku teks dengan cara yang berbeda dengan ketika mereka

membaca majalah atau buku populer lainnya. Apakah Anda pernah

melihat seseorang membaca majalah? Apakah Anda melihatnya

menggarisbawahi tulisan atau membuat catatan? Seringkali mereka

kurang peduli terhadap seberapa banyak materi yang dapat diingat

karena mereka merasa tidak akan diuji pengetahuannya. Karena

mereka tertarik dengan materinya, mereka pun dapat mengingat

banyak hal dari apa yang dibaca.

Mahasiswa dituntut untuk dapat membaca dan mengingat

terlepas dari mereka tertarik atau tidak dengan materinya maupun

yakin atau tidak bahwa nantinya materi tersebut ada kaitannya

dengan dunia kerja. Keberhasilan dalam mendapatkan nilai yang

memuaskan di tiap mata kuliah tergantung salah satunya pada

strategi yang digunakan dalam membaca beragam buku teks.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta

peserta menilai strategi yang telah dilakukannya dalam membaca

buku teks (pengalaman terakhir), dengan memberi tanda cek (V)

sebagai respon terhadap 10 pernyataan di bawah ini sesuai dengan

kondisi masing-masing.

Waktu : 25 menit

Metode : Tugas individual, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, modul, whiteboard

Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Strategi Membaca

Aktivitas Selalu Kadang Tidak- Pernah

Kadang1. Saya melihat-lihat seluruh bagian

buku untuk menemukan petunjukyang disediakan penulis untukmemahami buku tersebut

2. Saya melihat-lihat tiap bab sebelummulai membaca buku

3. Saya memikirkan pertanyaan ketikamembaca

4. Saya menandai hal-hal penting ketikamembaca

5. Saya mencari ide pokok (main idea)ketka membaca

6. Saya menggunakan bagan untukmengorganisasikan isi bacaan

7. Setelah saya selesai membaca, sayamengerjakan latihan atau menjawabpertanyaan pada akhir bab

8. Saya mencatat hal-hal yang tidaksaya mengerti ketika membaca

9. Saya memonitor pemahaman sayasendiri mengenai isi bacaan

10. Saya membaca materi sebelum

mengikuti perkuliahan

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 63from Textbook and Journal)

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 64from Textbook and Journal)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Diskusi

1. Trainer menanyakan kesulitan yang dialami peserta ketika

membaca buku teks.

2. Trainer meminta peserta menyebutkan hal-hal yang

melatarbelakangi munculnya kesulitan-kesulitan tersebut.

3. Trainer meminta peserta untuk membandingkan jawaban nomor

2 dengan pernyataan-pernyataan yang dijawab ”Tidak Pernah”.

KEGIATAN 2

1. Trainer memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri pembaca yang

baik dan strategi untuk meningkatkan pemahaman bacaan.

2. Trainer membagikan contoh buku teks kepada peserta (1 buku

untuk 4 orang)

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, buku teks,

modul

MATERI: CIRI-CIRI PEMBACA YANG BAIK

Pembaca yang baik berusaha untuk memahami dan mengingat

apa yang dibacanya dengan menggunakan strategi belajar untuk

memperoleh pemahaman terhadap apa yang dibacanya. Strategi-

strategi yang dapat dilakukan adalah:

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 65from Textbook and Journal)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

1. Menentukan bagian yang penting dan tidak penting.

Pembaca yang baik bisa membedakan ide pokok dan ide-ide

penjelas (supporting details). Pembaca yang kurang terampil (poor

readers) seringkali menggarisbawahi atau menandai teks ketika

membaca, namun tidak bisa membedakan mana alimat yang penting

dan tidak penting.

2. Meringkas informasi.

Pembaca yang baik meringkas informasi dengan mereviu semua ide-ide

dalam bacaan atau bab yang dibacanya, mampu membedakan ide yang

penting dan tidak penting, dan kemudian mensintesakan ide untuk

menciptakan pernyataan yang merepresentasikan makna bacaan atau bab

yang dibacanya tersebut.

3. Membuat kesimpulan.

Pembaca yang baik senantiasa menarik kesimpulan terutama

untuk mengaitkan dengan hal-hal yang tidak secara esplisit tersebut

di dalam teks dan untuk mengelaborasi apa yang mereka baca.

4. Memunculkan pertanyaan.

Pembaca yang baik senantiasa menjaga fokus perhatian dan

keterlibatannya dengan memunculkan pertanyaan dan berusaha

menjawab ketika mereka membaca. Pembaca yang buruk cenderung

lebih pasif dan kurang mampu memunculkan pertanyaan.

5. Memonitor pemahaman.

Pembaca yang baik tidak hanya peduli terhadap kualitas dan

tingkat pemahaman terhadap bacaan, tetapi juga harus tahu apa

yang harus dilakukan dan apa yang harus ditempuh ketika mereka

gagal untuk memahami materi. Pembaca yang buruk biasanya tidak

mampu memonitor pemahaman mereka. Akibatnya, mereka

biasanya mengandalkan orang lain untuk menentukan apakah

mereka paham atau tidak.

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 66from Textbook and Journal)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MATERI: STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

BACAAN

Sebelum Membaca

1. Mencari alat bantu untuk memahami bacaan (learning aids):

a. Tujuan tiap bab

Setelah selesai membaca, bisa ditinjau apakah tujuan tercapai.

Tercapainya tujuan misalnya dapat diketahui dengan bisa tidaknya

menjawab pertanyaan terkait dengan isi bacaan.

b. Daftar istilah (Glossary)

Glossary memuat definisi kata-kata kunci, dan biasanya

terdapat di bagian belakang buku. Ada pula buku yang

memiliki running glossary, yaitu daftar istilah yang terdapat di

halaman tempat istilah yang dimaksud pertama kali muncul.

c. Kata-kata yang dicetak tebal atau mirng

(Boldface/italics)

Cetak tebal atau miring biasanya digunakan untuk menandai

istilah-istilah penting.

d. Jawaban atas pertanyaan

Jawaban atas pertanyaan biasanya sangat berguna ketika

tujuan bacaan adalah agar pembaca dapat melakukan

pemecahan masalah.

e. Ringkasan

Ringkasan dapat membantu pembaca untuk

mengidentifikasikan poin-poin kunci dalam bab dan menjadi

pengingat mengenai apa yang harus dipelajari.

f. Tabel dan Grafik

Tabel dan grafik sangat bermanfaat untuk diberi perhatian

lebih karena biasanya meringkas banyak informasi.

g. Hasil riset dan aplikasi dalam kotak dialog

Hasil riset dan aplikasi dalam kotak dialog menunjukkan

perkembangan penelitian yang telah dilakukan dan memberikan

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

insight mengenai relevansi informasi dengan kehidupan

sehari-hari

2. Melakukan survei terhadap bab sebelum mulai dibaca

Melihat-lihat seluruh bagian bab sebelum mulai dibaca

bertujuan untuk mengidentifikasi topik, mengetahui tingkat

kesulitan, merencanakan waktu yang dibutuhkan untuk membaca

dan memahaminya.

3. Membaca pertanyaan di awal atau akhir tiap bab

Pertanyaan pada awal atau akhir bab dapat mengarahkan

harapan pembaca membaca bab tersebut

Selama Membaca

1. Bayangkan teks sebagai pembicaraan pembaca dengan

penulis buku

Apa yang berusaha dikemukakan penulis? Kalimat mana yang

menunjukkan ide utama? Bagaimana ide-ide dalam bacaan saling

berkaitan?

2. Mengubah heading menjadi pertanyaan.

Ketika membaca heading, pembaca sedapat mungkin

memunculkan pertanyaan yang relevan didorong keingintahuannya

tentang isi bacaan.

3. Menggarisbawahi atau menandai kalimat

Pembaca hendaknya memilih kalimat yang ditandai atau

digarisbawahi (setelah mampu mebedakan antara ide utama dan

ide-ide pendukung). Tanda yang dipakai sebaiknya adalah simbol

yang familiar.

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 67from Textbook and Journal)

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 68from Textbook and Journal)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Setelah Membaca

1. Menjawab pertanyaan yang muncul ketika membaca

headings.

Jika pembaca belum dapat menjawab pertanyaan yang muncul

ketika membaca heading, ia harus kembali ke bab yang berkaitan

untuk mencari jawabannya. Setelah ditemukan, ada baiknya jawaban

ditandai.

2. Membuat ringkasan

Ringkasan sebaiknya memuat ide utama, ide-ide pendukung,

prinsip, teori, prosedur, dan definisi kata kunci.

3. Membuat outline (teks atau gambar)

Kompleksitas materi adakalanya menuntut pembaca untuk

merepresentasikan informasi yang dipahaminya. Hal ini dapat

dilakukan dalam bentuk tulisan (poin-poin) ataupun gambar (hirarki,

sekuen, matriks, diagram).

KEGIATAN 3

1. Trainer menunjukkan contoh-contoh jurnal pada peserta (jurnal untuk 4

peserta) dan menjelaskan bagian-bagian jurnal penelitian.

2. Trainer menjelaskan mengenai strategi membaca artikel jurnal

penelitian.

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat Bantu : Mikrofon, jurnal penelitian, modul

MATERI: STRATEGI MEMBACA ARTIKEL JURNAL PENELITIAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Apa tujuan penelitian?

2. Masalah apa yang ingin dijawab?

3. Metode apa yang digunakan?

4. Apa hasilnya?

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 69from Textbook and Journal)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

5. Bagaimana pembahasannya?

6. Apakah hasil, interpretasi, dan kesimpulan memenuhi tujuan

penelitian?

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan

pemahamannya terhadap buku teks.

3. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan

pemahamannya terhadap artikel jurnal penelitian.

4. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat Bantu : Mikrofon, modul

Modul Trainer 7: Belajar Dari Buku Teks dan Jurnal Penelitian (Learning 70from Textbook and Journal)

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KETERAMPILAN MENULIS AKADEMIK

(ACADEMIC WRITING SKILL)

TUJUAN

1. Peserta mampu menulis paragraf secara efektif.

2. Peserta mampu menuliskan referensi dalam teks dan daftar

pustaka menurut kaidah akademik.

3. Peserta mampu mengevaluasi kebiasaan mencatat yang telah

dilakukan.

4. Peserta dapat menggunakan strategi mencatat dan mereview

catatan secara efektif.

WAKTU

90 menit

METODE

Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab

ALAT BANTU

Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, spidol, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer memberikan penjelasan tentang pentingnya academic

writing skill.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, modul

MATERI: PENTINGNYA ACADEMIC WRITING SKILL

Academic writing skill yang biasanya masih menjadi masalah

bagi mahasiswa adalah penulisan paragraf, penulisan referensi dalam

teks, dan penulisan daftar pustaka. Aplikasi ketiga keterampilan

tersebut tampak dari makalah yang dibuat untuk memenuhi tugas

perkuliahan dan skripsi atau tugas akhir yang disusun pada akhir

masa studinya. Ketidakmampuan untuk menulis paragraf, referensi

dalam teks, dan daftar pustaka yang sesuai kaidah akademik

adakalanya mengharuskan mahasiswa untuk merevisi makalahnya.

Ketika mengerjakan skripsi, problem ini berkontribusi

memperpanjang masa pembimbingan.

Selain ketiga keterampilan di atas, mencatat (lecture noting)

merupakan keterampilan yang tak kalah penting, yang pada

umumnya menjadi batu sandungan mahasiswa ketika berusaha

memahami materi perkuliahan. Untuk itu, diperlukan strategi yang

tepat dalam mencatat agar mahasiswa dapat memahami materi

secara menyeluruh dan mampu melakukan elaborasi yang tepat.

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 71 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 72

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

Trainer memberikan penjelasan tentang strategi menulis

paragraf yang langsung diaplikasikan dalam contoh.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, modul

MATERI: PENULISAN PARAGRAF

Contoh Paragraf 1

Tahun terakhir di Sekolah Menengah Atas merupakan suatu

periode krusial dalam perkembangan karir remaja karena banyaknya

keputusan yang harus diambil terkait dengan transisi setamat SMA

(Hartman & Hartman, 1982). Pilihan yang diambil selama masa

formatif perkembangan ini membentuk jalur yang akan dilalui

individu dalam kehidupannya karena pilihan ini menentukan aspek-

aspek mana dari potensi individu yang harus dikembangkan, tipe

alternatif yang dianggap memungkinkan untuk dijalani, dan gaya

hidup yang akan diikuti (Bandura, 1997). Walaupun keputusan karir

final secara tipikal tidak terjadi pada masa remaja, keputusan awal

yang terencana dan mengandung konsekuensi tertentu mengenai

karir, sangat mungkin diambil selama masa ini (Super, 1980, dalam

Wallace-Broscious, Serafica, & Osipow, 1994).

Contoh Paragraf 2

Seligman (1994) mengemukakan bahwa perkembangan karir

merupakan dinamika penting selama masa Sekolah Menengah Atas. Sebagian

besar individu berusia 17 tahun telah mendiskusikan rencana karir dengan

orang lain dan mengekspresikan kebutuhan akan bantuan dalam perencanaan

karir, meskpiun mereka melihat dirinya sendiri bertanggung jawab dalam

memformulasikan rencana karirnya.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Perencanaan karir dari siswa Sekolah Menengah Atas secara umum

merefleksikan kongruensi yang lebih tinggi dengan konsep dirinya, informasi

yang lebih banyak mengenai pilihan-pilihan mereka, dan lebih banyak sumber-

sumber informasi daripada siswa Sekolah Menengah Pertama. Meskipun

demikian, banyak diantara mereka yang perlu melanjutkan reality testing pada

eksplorasi mengenai diri sendiri, kemampuan, minat, dan dunia kerja sebelum

membuat rencana karir.

Contoh Paragraf 3

Hubungan keraguan mengambil keputusan karir dengan status identitas

yang masih menyisakan tanda tanya tampaknya tidak menyurutkan usaha

para ahli dalam menggali kaitan antara perkembangan identitas dengan

perkembangan karir. Penelitian Lucas (1997) menunjukkan bahwa semakin

tinggi identifikasi individu pada status identitas achievement, semakin tinggi

efikasi diri keputusan karirnya, sedangkan semakin tinggi identifikasi individu

pada status identitas moratorium, semakin rendahnya efikasi diri keputusan

karirnya. Penelitian ini hanya melibatkan status achievement dan moratorium

sehingga hubungan diffusion dan foreclosure dengan efikasi diri keputusan

karir belum diketahui. Melengkapi penelitian Lucas (1997), hasil penelitian

Nauta dan Kahn (2007) menyertakan keempat status identitas dan

menunjukkan bahwa semakin tinggi identifikasi individu pada status identitas

foreclosure dan moratorium, semakin rendah efikasi diri keputusan karirnya,

sedangkan semakin tinggi identifikasi individu pada status identitas

achievement, semakin tinggi efikasi diri keputusan karirnya. Sayangnya, status

identitas diffusion akhirnya tidak disertakan karena masalah multikolinearitas.

Hasil penelitian yang terkait status identitas foreclosure tidak sesuai dengan

hipotesis yang dikemukakan Nauta dan Kahn (2007) bahwa komitmen apapun

bahkan tanpa eksplorasi, akan meningkatkan keyakinan individu untuk

melakukan tugas-tugas yang berkaitan

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 73 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 74

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

dengan pengambilan keputusan karir. Hasil penelitian Lucas (1997)

serta Nauta dan Kahn (2007) tersebut menunjukkan bahwa adanya

identifikasi pada status identitas achievement, memiliki implikasi

positif bagi efikasi diri keputusan karir, sedangkan identifikasi pada

status identitas moratorium dan foreclosure memiliki implikasi

negatif bagi efikasi diri keputusan karir.

KEGIATAN 2

Trainer memberikan penjelasan tentang strategi menulis

referensi dalam teks yang langsung diaplikasikan dalam contoh.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, modul

Contoh Penulisan Referensi 1

Tahun terakhir di Sekolah Menengah Atas merupakan suatu

periode krusial dalam perkembangan karir remaja karena banyaknya

keputusan yang harus diambil terkait dengan transisi setamat SMA

(Hartman & Hartman, 1982). Pilihan yang diambil selama masa

formatif perkembangan ini membentuk jalur yang akan dilalui

individu dalam kehidupannya karena pilihan ini menentukan aspek-

aspek mana dari potensi individu yang harus dikembangkan, tipe

alternatif yang dianggap memungkinkan untuk dijalani, dan gaya

hidup yang akan diikuti (Bandura, 1997). Walaupun keputusan karir

final secara tipikal tidak terjadi pada masa remaja, keputusan awal

yang terencana dan mengandung konsekuensi tertentu mengenai

karir, sangat mungkin diambil selama masa ini (Super, 1980, dalam

Wallace-Broscious, Serafica, & Osipow, 1994).

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Contoh Penulisan Referensi 2

Seligman (1994) mengemukakan bahwa perkembangan karir

merupakan dinamika penting selama masa Sekolah Menengah Atas. Sebagian

besar individu berusia 17 tahun telah mendiskusikan rencana karir dengan

orang lain dan mengekspresikan kebutuhan akan bantuan dalam perencanaan

karir, meskpiun mereka melihat dirinya sendiri bertanggung jawab dalam

memformulasikan rencana karirnya. Perencanaan karir dari siswa Sekolah

Menengah Atas secara umum merefleksikan kongruensi yang lebih tinggi

dengan konsep dirinya, informasi yang lebih banyak mengenai pilihan-pilihan

mereka, dan lebih banyak sumber-sumber informasi daripada siswa Sekolah

Menengah Pertama. Meskipun demikian, banyak diantara mereka yang perlu

melanjutkan reality testing pada eksplorasi mengenai diri sendiri, kemampuan,

minat, dan dunia kerja sebelum membuat rencana karir.

Contoh Penulisan Referensi 3

Hair, Black, Babin, Anderson, dan Tatham (2006) mengemukakan

bahwa analisis faktor konfirmatori digunakan sebagai tes konfirmatori untuk

model pengukuran. Model persamaan struktural melibatkan teori pengukuran

dan teori struktural. Suatu teori pengukuran menspesifikasi bagaimana

variabel terukur secara logis dan sistematis merepresentasikan konstruk yang

terlibat dalam suatu model teoritis. Dengan kata lain, teori pengukuran

menspesifikasi suatu seri hubungan yang menyatakan bagaimana variabel

terukur merepresentasikan suatu konstruk laten yang tidak dapat diukur

secara langsung. Analisis faktor konfirmatori digunakan karena peneliti terlebih

dahulu telah menentukan aspek-aspek yang dapat menjadi variabel terukur

dari suatu variabel laten. Selain dapat menentukan banyaknya faktor dan

muatan faktor, analisis faktor konfirmatori juga memberikan informasi

seberapa baik spesifikasi peneliti terhadap suatu konstruk sesuai dengan

kenyataan/data aktual.

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 75 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 76

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Parameter yang digunakan untuk menilai apakah variabel

terukur merupakan indikator yang baik dari suatu variabel laten,

adalah dengan melihat nilai standardized solution yang menunjukkan

nilai muatan faktor, nilai error standar yang menunjukkan nilai

kesalahan, serta nilai-t yang menunjukkan kebermaknaan dari

muatan faktor. Variabel terukur akan dipilih sebagai indikator dari

suatu variabel laten jika memiliki nilai standardized solution yang

tinggi, nilai error standar yang kecil, dan nilai-t lebih besar dari ±

1,96 (Byrne, 1998). Sementara, Hair et al. (2006) menyatakan

bahwa dengan sampel minimal 350, nilai muatan faktor sebesar 0,30

dianggap sebagai nilai muatan faktor yang bermakna.

Contoh Penulisan Referensi 4

Menurut Kennedy (2006a), kaitan status identitas dan efikasi

diri keputusan karir dalam banyak penelitian menunjukkan hasil yang

kurang konsisten. Namun, (Kennedy, 2006b) selanjutnya

mengemukakan beberapa penelitian pada mahasiswa Asia makin

mengukuhkan kaitan antara kedua variabel tersebut.

KEGIATAN 3

Trainer memberikan penjelasan tentang strategi menulis daftar

pustaka yang langsung diaplikasikan dalam contoh sekaligus

menunjukkan contoh referensi yang terkait.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MATERI: PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

BUKU DENGAN SATU PENULIS

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 1

Akbar-Hawadi, R. (2001). Psikologi perkembangan anak. Mengenalsifat, bakat, dan kemampuan anak. Jakarta: Grasindo.

BUKU DENGAN DUA PENULIS ATAU LEBIH

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 2

Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological testing. (7th ed.).New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 3

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., & Tatham, R.L.(2006). Multivariate data analysis. (6th ed.). New Jersey:Pearson Prentice Hall, Inc.

BUKU YANG BERBEDA DENGAN PENULIS DAN TAHUN YANG

SAMA

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 4

Kennedy (2006a). Identity Status and Adolescents. New Jersey:Prentice-Hall, Inc.

Kennedy, (2006b). The Dynamics Identity Status. New Jersey:Prentice-Hall, Inc.

ARTIKEL JURNAL DENGAN SATU PENULIS

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 5

Gianakos, I. (2001). Predictors of career decision-making self-efficacy.Journal of Career Assessment, 9(2), 101-114.

ARTIKEL JURNAL DENGAN SATU PENULIS ATAU LEBIH

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 6

Grotevant, H.D., & Adams, G.R. (1984). Development of an objective measureto assess ego identity in adolescence: Validation and replication.Journal of Youth and Adolescence, 13(5), 419-438.

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 77 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 78

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 7

Guay, F., Senecal, C., Gauthier, L., & Fernet, C. (2003). Predictingcareer indecision: A self-determination theory perspective.Journal of Counseling Psychology, 50(2), 166-177.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 8

Smetana, J.G., Campione-Barr, N., & Metzger, A. (2006). Adolescentdevelopment in interpersonal and societal context. AnnualReview of Psychology, 57, 255-284.

SKRIPSI/TESIS/DISERTASI

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 9

Indreswari, P. (1991). Hubungan bimbingan karir dan gayapengambilan keputusan dengan keraguan dalam penentuankarir. Skripsi (Tidak diterbitkan). Depok: Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia.

ARTIKEL ATAU BAB DALAM BUKU DENGAN EDITOR

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 10

Lent, R.W., & Brown, S.D. (2006). Preparing adolescents to makecareer decisions. A social cognitive perspective. In F. Pajares,& T. Urdan (Eds.), Self-efficacy belief of adolescents (pp.201-223). Connecticut: Information Age Publishing, Inc.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 11

Marcia, J.E., & Archer, S.L. (1993). Identity status in lateadolescents: Scoring criteria. In J.E. Marcia, A.S. Waterman,D.R. Matteson, S.L. Archer, & J.L. Orlofsky (Eds.), Egoidentity. A handbook for psychosocial research. (pp. 205-240). New York: Springer-Verlag.

MAKALAH SEMINAR YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM

PROSIDING

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 12

Schnase, J. L., & Cunnius, E. L. (Eds.). (1995). Proceedings ofCSCL'95: The First International Conference on ComputerSupport for Collaborative Learning. Mahwah, NJ: Erlbaum.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MAKALAH SEMINAR YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 13

Melanti, B.G. (1982). Programmers' attitudes toward computer crime: Thecase in Hong Kong. Paper presented to 10th World Congress ofComputer Technology. Kathmandu, 16-21 August.

DOKUMEN DARI WEB

Contoh Penulisan Daftar Pustaka 14

Cain, A., & Burris, M. (1999, April). Investigation of the use ofmobile phones while driving. Diunduh January 15, 2000, darihttp://www.cutr.eng.usf.edu/its/mobile_phone_text.htm.

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 79 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 80

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 4

1. Trainer memberikan penjelasan tentang pentingnya strategi

mencatat (lecture noting).

2. Trainer memberikan tugas individual 1 dengan meminta peserta

untuk menilai strategi yang telah dilakukannya dalam mencatat.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, modul

MATERI: PENTINGNYA STRATEGI MENCATAT (LECTURE

NOTING)

Misalnya setelah kuliah Anda diminta untuk menjelaskan

kembali ide-ide pokok yang disampaikan dosen. Seberapa sering

Anda bisa merespon permintaan tersebut dengan akurat? Dapatkan

Anda memberikan penjelasan pada rekan sekelas? Apakah Anda

harus melihat ke catatan Anda? Jika ya, apakah catatan Anda

memuat semua informasi yang Anda perlukan?

Salah satu perbedaan utama antara belajar dari buku teks dan

belajar dari perkuliahan adalah bahwa ketika membaca, kita bisa

mengontrol masuknya informasi. Jika Anda tidak memahami materi

tertentu, Anda bisa membacanya kembali, mencatat, atau menandai

teks, dan kemudian membacanya kembali lain waktu. Namun, dalam

perkuliahan, kecepatan lajunya informasi dikontrol oleh dosen,

sehingga mahasiswa perlu menggunakan strategi dalam memahami

ide-ide pokok secara cepat.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Strategi Mencatat

Pertanyaan Selalu Kadang- TidakKadang Pernah

1. Sebelum kuliah, apakah Andamembaca materi yang akandibahas dalam setiap pertemuandi kelas?

2. Apakah Anda berusaha duduksedekat mungkin dengan dosen?

3. Ketika kuliah berlangsung,apakah Anda mengobrol denganrekan yang duduk di sebelahAnda?

4. Ketika dosen memaparkaninformasi yang sulit dipahami,apakah Anda memilih untuk tidakmendengarkan?

5. Dalam perkuliahan, apakah Andamemilih untuk mencatat ide-idepokok daripada mencatat dengankalimat lengkap?

6. Apakah Anda menggunakansingkatan ketika mencatat?

7. Apakah Anda melamun ketikakuliah berlangsung?

8. Apakah Anda mampu memilahide-ide utama dari contoh-contohdan ide pendukung lainnya?

9. Dalam catatan Anda, apakahAnda menandai hal-hal yangtidak Anda mengerti?

10. Ketika mencatat, apakah Anda

mencoba mengontrol gangguanyang muncul di sekitar Anda?

11. Apakah Anda mencoba

mengorganisasikan materikuliah?

12. Apakah Anda membaca kembali

catatan setiap hari setelahkuliah?

13. Ketika bersiap menghadapi ujian,

apakah Anda dapat memahamicatatan Anda?

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 81 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 82

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Diskusi:

1. Trainer menanyakan kepada peserta, mengapa pertanyaan-pertanyaan

tersebut relevan dengan strategi mencatat yang efektif.

2. Trainer meminta peserta mendiskusikan dengan rekan di

sebelahnya mengenai persepsi terhadap efektivitas strategi yang

telah dilakukan!

3. Trainer menanyalan strategi apa yang akan dilakukan

pesertauntuk memperbaki kebiasaan mencatatnya.

KEGIATAN 5

Trainer memberikan penjelasan tentang strategi mencatat

ketika kuliah (lecture noting).

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

MATERI: STRATEGI MENCATAT KETIKA KULIAH (LECTURE

NOTING)

Sebagaimana membaca buku teks, strategi mencatat dan

mengingat apa yang telah ditulis juga mencakup kegiatan sebelum

kuliah, selama kuliah, dan setelah kuliah.

1. Sebelum Kuliah

a. Membaca materi sebelum kuliah.

Membaca materi sebelum mengikuti perkuliahan

memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, yaitu

membantu memusatkan perhatian, memudahkan keterlibatan

dalam kegiatan belajar yang bermakna, membantu dalam

mengorganisasi informasi, dan dapat menggunakan informasi

dari buku untuk melengkapi pemahaman terhadap materi

yang disampaikan di kelas.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

b. Membaca catatan dari pertemuan sebelumnya

Memahami materi sebelumnya merupakan fondasi untuk

dapat mempelajari materi baru. Semakin banyak materi yang

tidak dapat dimengerti, semakin sulit untuk memahami materi

baru.

c. Bawa perlengkapan yang dibutuhkan

Perlengkapan tersebut misalnya berupa buku catatan,

bolpoin,handout, modul, buku teks, silabus.

d. Pilih tempat duduk terdepan bila sulit konsentrasi

Semakin dekat Anda dengan dosen, Anda akan semakin

jelas melihat dan mendengarnya. Semakin jauh tempat duuk

Anda dari dosen, semakin mudah perhatian Anda terganggu

oleh mahasiswa lain.

e. Beri tanggal dan nomor di setiap catatan.

Ada dua alasan mengapa mahasiswa perlu memberi

tanggal dan nomor pada catatannya. Pertama, memudahkan

mahasiswa mencari topik tertentu dalam catatannya. Kedua,

memudahkan mahasiswa dalam menyesuaikan catatan

dengan buku teks.

2. Selama Perkuliahan Berlangsung

a. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dosen, catat ide-ide

pokok dan ide-ide pendukung.

b. Sederhanakan ide-ide utama dan ide-ide pendukung menjadi frase

atau kalimat pendek, dan gunakan singkatan jika memungkinkan.

Contoh: Ada tiga macam information processing system, yaitu short-

term sensory store, working memory, dan long-term memory. Anda

dapat menyederhanakannya menjadi: 3 bagian IPS: STSS, WM, LTM.

c. Gunakan bentuk poin-poin (indenting)

d. Jika dosen beralih ke topik yang lain, beri jarak dua baris

pada catatan.

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 83 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 84

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

3. Setelah Perkuliahan Berakhir

a. Tambahkan informasi yang Anda ingat tapi belum

sempat ditulis

b. Tulis atau tandai informasi yang belum Anda pahami

c. Cobalah membuat pertanyaan (mirror question)

d. Tandai kata kunci

e. Baca kata kunci yang membantu recall informasi

f. Tutup catatan, coba jawab pertanyaan

g. Buat representasi (bagan, tabel, gambar)

h. Tulis summary question

Diskusi

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai efektivitas

kegiatan yang terkait dengan mencatat di bawah ini.

a. Menulis ulang catatan?

b. Mencatat di buku teks?

c. Merekam (tape record) suara dosen ketika kuliah?

d. Ketika tidak memahami materi, mendengarkan saja dan

tidak mencatat?

2. Trainer meminta peserta memberikan solusi atas problem-

problem di bawah ini.

a. Saya tidak bisa menulis cepat, lalu?

b. Bagaimana agar konsentrasi bisa lebih fokus?

c. Bagaimana menyiasati dosen yang topik

pembicaraannya meloncat-loncat?

d. Bagaimana jika ada kata-kata sulit yang tidak bisa dieja?

Poin Kunci

1. Mencatat dengan baik dan mengingat kembali apa yang telah

ditulis juga melibatkan tiga tahap penting, sebelum, selama

perkuliahan, dan sesudah perkuliahan.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

2. Gunakan indenting dalam mencatat. Mulai ide utama dari batas

kiri dan masuk beberapa ketukan untuk ide-ide pendukungnya.

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk memperbaiki

kemampuannya menulis paragraf serta menulskan referensi

dalam teks dan daftar pustaka menurut kaidah akademik.

3. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan

startegi mencatat ketika kuliah.

4. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat Bantu : Mikrofon

Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 85 Modul Trainer 8: Keterampilan Menulis Akademik (Academic Writing Skill) 86

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MEMPERSIAPKAN UJIAN

(PREPARING FOR EXAMINATION)

TUJUAN

1. Peserta dapat mengidentifikasi strategi persiapan ujian yang telah

dilakukannya.

2. Peserta dapat membedakan strategi persiapan yang efektif dan

tidak efektif.

3. Peserta dapat menentukan rencana tindakan untuk memperbaiki

strategi persiapan menghadapi ujian.

4. Peserta dapat mengidentifikasi strategi mengerjakan ujian yang

telah dilakukannya.

5. Peserta dapat membedakan strategi mengerjakan ujian yang

efektif dan tidak efektif.

6. Peserta dapat menentukan rencana tindakan untuk memperbaiki

strategi mengerjakan ujian.

WAKTU

60 menit

METODE

Tugas individu, diskusi, ceramah, tanya jawab

ALAT BANTU

Laptop/komputer, LCD proyektor, mikrofon, whiteboard, modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya

persiapan dalam menghadapi ujian.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat Bantu : Mikrofon

MATERI: MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI UJIAN

Orang-orang yang meraih keberhasilan dalam hidupnya,

seperti atlet, pemusik, artis, dan penulis yang sukses, senantiasa

memiliki rencana mengenaii bagaimana mereka akan berlatih,

mempersiapkan diri sebelum tampil, atau membuat kemajuan dalam

mencapai tujuan-tujuan mereka. Misalnya, novelis seringkali menulis

banyak draft serta menciptakan scene dan karakter sebelum mereka

mulai menulis. Para musisi menetapkan tujuan yang spesifik setiap

kali latihan dan bekerja dengan cermat dalam membuat komposisi.

Mahasiswa juga perlu membuat rencana sebelum 'tampil', yang

dinilai dari ujian. Untuk itu, mereka perlu menyediakan cukup waktu

dan menemukan strategi efektif dalam mempersiapkan diri

menghadapi serta mengerjakan ujian.

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 87 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 88

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 1

dengan meminta mereka menilai strategi persiapan ujian yang telah

dilakukan (pengalaman terakhir) dengan memberi tanda cek (V)

untuk menunjukkan respon terhadap pernyataan di bawah ini sesuai

dengan kondisi mereka.

Waktu : 10 menit

Metode : Tugas individual, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, whiteboard, modul

Tabel 1Tugas Individual 1: Menilai Persiapan Ujian

Aktivitas Selalu Kadang Tidak- Pernah

Kadang1. Apakah Anda menentukan cakupan

materi yang harus dikuasai sebelummulai belajar?

2. Apakah Anda menetapkan tujuanyang harus dicapai setiap kali Andabelajar?

3. Apakah Anda menyediakan cukupwaktu untuk mempersiapkan ujian?

4. Apakah Anda menggunakan strategitertentu ketika belajar?

5. Apakah Anda memilih tempat yangtenang untuk belajar?

6. Apakah Andabelajar dalamkelompok?

7. Apakah Anda menggunakan strategilain selain menghapal?

8. Apakah Anda mereviu kesalahanyang Anda perbuat pada ujian yangtelah berlalu?

9. Ketika mempersiapkan ujian,apakah Anda membuat pertanyaanuntuk latihan?

10. Apakah Anda mengkombinasikan

informasi dari dosen dan buku tekssesuai dengan topik yang Andapelajari?

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Diskusi

1. Trainer menanyakan mengapa tiap-tiap pernyataan di atas

bermanfaat untuk mempersiapkan diri secara efektif dalam

menghadapi ujian.

2. Trainer meminta peserta mencermati pertanyaan-pertanyaan

yang dijawab ”Tidak Pernah”.

a. Trainer menanyakan mengapa peserta tidak melakukannya.

b. Trainer menanyakan konsekuensi yang dirasakan peserta.

KEGIATAN 2

Trainer memberikan penjelasan mengenai strategi yang dapat

dilakukan sebelum ujian.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

MATERI: STRATEGI SEBELUM UJIAN

1. Tentukan luas materi dan format pertanyaan ujian, dengan

mengecek beberapa sumber informasi di bawah ini:

a. Silabus

b. Bab-bab dalam buku teks

c. Catatan kuliah

d. Soal ujian/kuis sebelumnya

e. Handout

f. Informasi dari mahasiswa lain

g. Informasi dari pertemuan terakhir sebelum ujian

2. Atur materi menjadi bagian-bagian.

3. Identifikasikan strategi belajar yang spesifik yang dapat

digunakan dalam membuat perencanaan belajar (study plan).

4. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap strategi.

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 89 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 90

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

5. Alokasikan waktu untuk tiap strategi belajar dalam jadwal

mingguan.

6. Modifikasikan jadwal bila dibutuhkan.

Tabel 2Contoh Pembuatan Perencanaan Belajar (Study Plan)

Hari Strategi Waktu TerlaksanaSenin Membaca kembali bab 1 jam X

1X

Membuat 3pertanyaan danmenjawab pertanyaantersebut

Selasa Membaca bab 2 dan 1 jam Xmengaitkan dengancatatan kuliah

Rabu Membaca bab 3 1 jam X

Membuat representasi X(map)

Kamis Membaca ulang 2 jam Xringkasan bab 1, 2, 3,catatan kuliah, &representasi

XMembuat 3 soal essaydan 3 soal multiplechoice

Jumat Ujian

Poin Kunci

1. Aktivitas utama selama belajar adalah memprediksi dan

menjawab pertanyaan ujian yang berpeluang muncul.

2. Mahasiswa perlu mempersiapkan beragam level pertanyaan

untuk setiap ujian.

3. Mahasiswa perlu membuat perencanaan belajar (study plan)

setiap akan menghadapi ujian.

4. Beragam strategi belajar harus dimasukkan dalam study plan,

terutama strategi elaborasi dan organisasi.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

5. Representasi (map) penting dibuat untuk memunculkan

pertanyaan ujian yang berpeluang keluar dalam ujian.

6. Manajemen waktu merupakan faktor penting dalam

mengimplementasikan aktivitas yang tercantum di study plan.

7. Mahasiswa harus memusatkan perhatian pada reviu seluruh

materi (buku teks, catatan kuliah, representasi, pertanyaan,

jawaban) selama beberapa hari sebelum ujian.

KEGIATAN 3

Trainer memberikan penjelasan mengenai pentingnya strategi

mengerjakan soal-soal ujian.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

MATERI: STRATEGI MENGERJAKAN SOAL-SOAL UJIAN

Mahasiswa telah mempelajari strategi persiapan menghadapi

ujian dan sekarang saatnya meningkatkan strategi mengahdapi

ujian. Perlu diingat bahwa strategi menghadapi ujian tidak dapat

menggantikan persiapan yang buruk.

Lazimnya terdapat dua tipe pertanyaan yaitu objektif berupa

pertanyaan benar-salah, melengkapi kalimat, menjodohkan, dan

multiple choice (pilihan ganda), serta pertanyaan essay. Pertanyaan

objektif menghendaki mahasiswa memilih jawaban yang benar dari

beberapa pilihan yang tersedia atau memberikan jawaban singkat.

Sementara pertanyaan essay menghendaki mahasiswa untuk

mengkonstruk respon mereka sendiri terhadap pertanyaan ujian.

Sebagian dosen adakalanya mengkombinasikan dua jenis pertanyaan

tersebut. Modul ini akan memfokuskan pada tipe pertanyaan

multiple choice dan essay.

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 91 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 92

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 4

Trainer meminta peserta mengerjakan tugas individual 2

dengan meminta mereka untuk menilai strategi yang telah dilakukan

dalam mengerjakan ujian (pengalaman terakhir) dengan

memberikan tanda cek (V) untuk menunjukkan respon terhadap

pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisi mereka.

Waktu : 10 menit

Metode : Tugas individual, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, whiteboard,modul

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Tabel 3Tugas Individual 2: Menilai Strategi Mengerjakan Ujian

Aktivitas Selalu Kadang- TidakKadang Pernah

1. Apakah Anda melihat-lihat seluruhpertanyaan sebelum mulaimengerjakan ujian?

2. Apakah Anda mengalokasikanwaktu untuk tiap bagian dalamujian sebelum mulai mengerjakan?

3. Apakah Anda membaca petunjukdengan cermat sebelum mulaimengerjakan?

4. Apakah Anda dengan cermatmembaca semua pilihan respondalam pertanyaan multiple-choicesebelum menentukan pilihanjawaban?

5. Apakah Anda membuat garisbesar/poin-poin jawaban untuksoal essay sebelum menuliskankeseluruhan jawaban?

6. Apakah kecemasan mempengaruhiAnda dalam mengerjakan ujian?

7. Apakah Anda banyak menggantijawaban?

8. Apakah Anda membaca kembalijawaban pertanyaan essay yangtelah Anda tulis?

9. Apakah Anda membaca kembaliseluruh jawaban sebelummengumpulkan lembar jawaban?

10. Apakah Anda mereviu ujian yang

telah Anda lalui untuk menemukanjawaban yang salah dan kemudianmencari jawaban yang benarsebelum ujian berikutnya?

Diskusi

1. Trainer menanyakan mengapa tiap-tiap pernyataan di atas

bermanfaat untuk mempersiapkan diri secara efektif dalam

mengerjakan soal-soal ujian.

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 93 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 94

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

2. Trainer meminta peserta mencermati pertanyaan-pertanyaan

yang dijawab ”Tidak Pernah”.

c. Trainer menanyakan mengapa peserta tidak melakukannya.

d. Trainer menanyakan apa konsekuensi yang dirasakan peserta.

KEGIATAN 5

Trainer memberikan penjelasan mengenai strategi

mengerjakan ujian dengan bentuk soal multiple choice dan essay.

Waktu : 15 menit

Metode : Ceramah dengan alat peraga, diskusi

Alat Bantu : Mikrofon, laptop/komputer, LCD proyektor, modul

MATERI: STRATEGI MENJAWAB PERTANYAAN MULTIPLE

CHOICE

1. Baca petunjuk untuk mengetahui kemungkinan adanya informasi

khusus mengenai cara mengerjakan soal.

2. Tentukan waktu yang akan dialokasikan untuk menjawab

pertanyaan.

3. Baca soal dan pilihan sebelum menentukan jawaban yang tepat.

4. Loncati soal yang sulit.

5. Pertimbangkan pilihan jawaban yang hampir sama.

6. Hati-hati dengan pilihan jawaban ”Bukan salah satu di atas” dan

”Semuanya benar”

7. Tinjau kembali soal yang sulit sebelum menyerahkan lembar

jawaban.

8. Jika bingung, tebaklah.

9. Jika mungkin, reviu hasilnya.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

MATERI: STRATEGI MENJAWAB PERTANYAAN ESSAY

1. Baca petunjuk dengan cermat dan lakukan seperti yang diminta.

2. Baca tiap soal dengan cermat untuk mengetahui jawaban yang

diharapkan. Beberapa contoh perintah dalam soal essay beserta

respon yang dikehendaki disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4Perintah dan Respon Yang Dikehendaki

Jika Anda Anda HarusDiminta Untuk

1. Mendefinisikan Menyebutkan makna2. Menyebutkan Menyajikan informasi dalam bentuk

daftar/urutan.3. Menjelaskan Menyajikan isu secara sederhana dan mudah

dimengerti; disertai alasan atau penyebab4. Membandingkan Mengemukakan persamaan, kelebihan,

kekurangan; menyebutkan contoh kongkret5. Membedakan Mengemukakan perbedaan; menyebutkan

contoh kongkret6. Mengklasifikasika Menempatkan materi dalam kelompok, dan

n memberi nama tiap kelompok7. Menganalisa Menjelaskan masalah bersdasarkan faktor-

faktor atau hubungan-hubungan8. Mengkritisi Membuat penilaian disertai contoh, fakta,

alasan untuk mendukung opini9. Membuat Menggunakan gambar, grafik, atau tabel

diagram untuk menyajikan data10. Mendeskripsikan Menjelaskan secara detil11. Mendiskusikan Mempertimbangkan beragam sudut pandang

mengenai suatu isu12. Mengevaluasi Memberikan penilaian berdasarkan bukti,

beserta sisi positif dan negatif13. Menginterpretasi Mengekspresikan pola pikir dengan

memberikan makna sebagaimana Andamelihatnya

3. Tentukan cara Anda akan menggunakan waktu.

4. Tentukan urutan pengerjaan soal.

5. Organisasikan jawaban dengan membuat bagan/outline/poin-poin.

6. Tulis jawaban dengan mengikuti prosedur tertentu.

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 95 Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 96

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

7. Paragraf pengantar yang menjelaskan istilah atau memberikan

gambaran bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan.

8. Tuliskan ide utama (main idea), yang dilanjutkan dengan kalimat-

kalimat pendukung (supporting detalis) seperti contoh, bukti,

teori, atau fakta.

9. Sambung dengan ide utama berikutnya, dan lakukan hal yang

sama.

10.Gunakan kata-kata transisi, seperti pertama, kedua, meskipun

demikian, di sisi lain, namun.

11.Tuliskan kesimpulan bila perlu.

12.Baca sekali lagi, dan lakukan koreksi bila ada kesalahan.

13.Jika ada kesempatan, reviu hasil ujian.

Poin Kunci

1. Strategi mengerjakan ujian tidak dapat menggantikan persiapan

ujian yang minimum.

2. Baca dengan cermat petunjuk sebelum mengerjakan ujian.

3. Rencanakan penggunaan waktu sebelum memulai mengerjakan.

4. Perhatikan kalimat perintah untuk menentukan cara menjawab

pertanyaan.

5. Hati-hati dengan pertanyaan essay yang satu nomornya memuat

lebih dari satu perintah.

6. Rencanakan alur jawaban untuk pertanyaan essay.

7. Analisa kesalahan setelah ujian untuk menentukan apa yang

perlu ditingkatkan di ujian berikutnya.

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 97

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk memperbaiki strategi

dalammenghadapi dan mengerjakan ujian.

3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat Bantu : Mikrofon

Modul Trainer 9: Mempersiapkan Ujian (Preparing for Examination) 98

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KERJA SAMA DALAM TIM

(TEAMWORK)

TUJUAN

1. Peserta dapat menjelaskan pengertian tim.

2. Peserta dapat menjelaskan tahapan perkembangan kelompok dan

dimensi tugas dalam tim.

3. Peserta dapat menjelaskan pola komunikasi dan pengambilan

keputusan dalam tim.

4. Peserta dapat merencanakan strategi komunikasi dan

pengambilan keputusan yang efektif dalam tim.

WAKTU

90 menit

METODE

Game, ceramah, tanya jawab

ALAT BANTU

Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Peralatan game: telur, sedotan plastik, selotip

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENGANTAR

1. Trainer mencairkan suasana antar peserta sebelum memasuki

game teamwork.

2. Trainer menjelaskan tujuan berkelompok.

Waktu : 10 menit

Metode : Game

Alat bantu : Mikrofon

Mencari Teman

1. Peserta diminta untuk membentuk kelompok kecil 4 orang

(tergantung jumlah peserta) dengan formasi tempat duduk U

dalam waktu yang terbatas (50 hitungan) .

2. Teman yang dipilih tidak boleh yang duduk tepat di samping

kanan dan kirinya.

3. Ulangi apabila peserta belum dapat melakukannya dengan baik

(batas waktu dikurangi menjadi 20 hitungan).

Diskusi

1. Trainer menanyakan kepada peserta apa yang ada di benak

mereka setelah mendengar instruksinya. Apakah mereka masih

memilih teman (menentukan sasaran) atau langsung

berkelompok. Kalau menentukan sasaran terlebih dahulu, apa

alasan memilih partner tersebut.

2. Trainer menanyakan kepada peserta mengapa gagal pada

percobaan pertama.

Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 99 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 100

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

KEGIATAN 1

1. Trainer memberikan penjelasan mengenai esensi TEAM.

2. Trainer memberikan penjelasan mengenai esensi PRIDE.

Waktu : 10 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, komputer/laptop

MATERI: TEAM AND PRIDE

Dalam kelompok, setiap anggota bersinergi menutupi

kekurangan dan menyumbangkan kelebihan masing-masing untuk

mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dalam kelompok tidak

ada “aku” (There is no I in team) yang ada adalah kami.

Dalam kelompok dengan kinerja kualitas unggul akan saling

melengkapi, mempercayai, menghargai, belajar, serta saling

mendorong dan membantu dalam semangat kebersaman. Oleh

karena itu kelompok ini menjadi sebuah TEAM (Together Everyone

Achieve More) dan setiap orang memiliki PRIDE (Personal

Responsibility In Delivering Excellence) yaitu tanggung jawab pribadi

untuk memberikan yang terbaik.

KEGIATAN 2

Trainer mengajak peserta mengikuti permainan melindungi

telur.

AKTIVITAS: PERMAINAN MELINDUNGI TELUR

1. Trainer memberikan satu butir telur, 10 kantong plastik berisi

sedotan, satu buah selotip untuk setiap kelompok.

2. Tugas setiap kelompok adalah melindungi telur dengan

menggunakan sedotan dan selotip. Yang dimaksud melindungi

adalah melindungi telur dari goncangan, sehingga apabila terjatuh

telur tidak pecah.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

3. Trainer memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk

mendiskusikan perlindungan seperti apa yang akan dibuat (waktu

5 menit). Ditandai dengan meniup peluit.

4. Trainer mempersilakan setiap kelompok untuk melaksanakan tugas yang

diberikan (waktu 15 menit). Ditandai dengan meniup peluit.

Waktu : 40 menit

Metode : Game

Alat bantu : Mikrofon, telur, sedotan, selotip

Diskusi

1. Trainer menanyakan kesan pertama setelah mendengar

instruksinya (tidak percaya kalau bisa, penasaran, percaya kalau

bisa, atau ragu-ragu)

2. Trainer menanyakan apakah ketika diskusi, adakah penunjukan

ketua kelompok.

3. Trainer menanyakan proses pengambilan keputusan tentang

penentuan bentuk yang akan dibuat.

4. Trainer menanyakan Ketika diskusi, adakah pembagian peran.

Kalau ya, apakah pembagian peran yang telah didiskusikan

sebelumnya, sama atau berbeda dengan pelaksanaan? Mengapa?

Bagaimana proses pengerjaannya?

5. Trainer meminta peserta dapat menjelaskan tahapan

perkembangan kelompok dan dimensi tugas dalam kelompok

6. Trainer menanyakan peserta menjelaskan pola komunikasi yang

terjadi dalam kelompok.

KEGIATAN 3

1. Trainer menjelaskan hambatan yang mungkin terjadi dalam kerja

tim.

2. Menjelaskan tentang pola komunikasi dalam tim.

3. Menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan dalam tim.

Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 101 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 102

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Waktu : 25 menit

Metode : Ceramah, tanya jawab

Alat bantu : Mikrofon, LCD, Komputer

MATERI: HAMBATAN DALAM KERJA SAMA TIM

Tidak selamanya kelompok dapat bekerja dengan baik.

Hambatan-hambatan dapat terjadi seperti karena kurangnya

kompetensi dan motivasi anggota, hubungan antaranggota yang

kurang harmonis, lemahnya kepemimpinan, keterbatasan teknologi,

dan faktor kepribadian anggota.

Selain itu, kelompok yang sudah lama terbentuk dan pada

awalnya dapat bekerja dengan baik, namun hal ini bisa saja tidak

selalu terjadi penyebabnya adalah adanya pikiran kelompok dan

keengganan sosial.

Pikiran kelompok adalah perilaku yang ditunjukkan anggota

untuk tidak mengungkapkan gagasan di luar zona menyenangkan

pemikiran bersama. Motifnya: tidak mau terlihat bodoh atau

keinginan untuk menghindar dari kekecewaan atau kemarahan

anggota lain. Pikiran kelompok berusaha meminimalkan konflik dan

menyebabkan pengambilan keputusan yang tergesa-gesa tanpa

menghiraukan keraguan perseorangan karena kekhawatiran

mengganggu keseimbangan kelompok.

Penyebab pikiran kelompok ini adalah hubungan antaranggota

yang sangat akrab dan kepemimpinan yang cenderung otoriter.

Indikasi dari adanya pikiran kelompok dapat terlihat antara lain dari

gejala berikut:

– Merasa kuat yang menimbulkan optimisme berlebihan

– Mengabaikan peringatan yang dapat menantang asumsi

– Pandangan negatif terhadap kelompok lainnya

– Tekanan terhadap anggota yang tidak sepakat

– Menutup diri dari gagasan yang menyimpang dari konsensus

kelompok

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Keengganan sosial adalah kecenderungan anggota kelompok tidak

bekerja dengan baik ketika ia melakukan sendiri suatu pekerjaan. Hal ini dapat

terjadi karena (a) anggota merasa kontribusi mereka tidak atau kurang

tampak dan (b) anggota merasa lebih baik pekerjaan itu dilakukan orang lain

dalam kelompoknya.

MATERI: KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK

Komunikasi merupakan komponen yang sangat penting.

Komunikasilah yang memungkinkan anggota berinteraksi dan

mengenal satu sama lain, belajar cara berperilaku dalam kelompok,

serta berbagi informasi.

Komunikasi adalah suatu proses (kegiatan) penyampaian

pesan/informasi dari seseorang (pengirim) kepada orang lain

(penerima) dengan menggunakan cara / teknik/sarana penyampaian

pesan/informasi tertentu. Selanjutnya, pesan/informasi itu diterima

oleh penerima yang kemudian menafsirkannya dan mengirimkan

balikan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diidentifikasi komponen

komunikasi yaitu pengirim pesan, pesan yang dikirimkan, cara

mengirimkan pesan, penerima pesan, dan balikan.

MATERI: POLA KOMUNIKASI DALAM TIM

Pola komunikasi yang umum terjadi dalam tim dapat berwujud

rantai, roda, dan semua saluran. Pola rantai terlihat jelas adanya

rantai komando dari ketua. Dalam pola komunikasi roda

mengandalkan ketua sebagai sumber informasi, tidak ada interaksi

antaranggota lainnya. Sedangkan pola komunikasi semua arah

memungkinkan semua orang untuk aktif berkomunikasi satu sama

lain tanpa sekat hierarki dan formalitas.

Efektivitas semua pola bersifat situasional. Namun, pada

umumnya pola semua arah menghasilkan kepuasan bagi semua

anggota.

Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 103 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 104

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang

menimbulkan gangguan komunikasi sehingga tujuan komunikasi

dalam kelompok tidak tercapai. Penyebab hambatan komunikasi

yaitu distorsi, penghilangan sebagian isi informasi, terlalu banyak

informasi, waktu, penerimaan pesan, dan hambatan fisik.

MATERI: PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM TIM

Pengambilan keputusan dalam kelompok memiliki kekuatan

dan kelemahan. Kekuatannya:

– Lebih banyak pengetahuan yang diterapkan untuk memecahkan

masalah.

– Lebih banyak alternatif yang dikaji.

– Keputusan akhir lebih dipahami dengan baik oleh semua anggota

kelompok.

– Anggota lebih merasa terikat untuk melaksanakan keputusan.

Kelemahannya:

– Tekanan sosial untuk kompromi.

– Dominasi perorangan.

– Pertimbangan waktu.

Poin Kunci

1. Bekerja secara tim, bergerak ke arah tujuan yang sama,

membuat kita mencapai tujuan lebih cepat dan lebih ringan.

2. Selalu kompak di dalam tim yang bergerak ke satu tujuan akan

membutuhkan lebih sedikit energi.

3. Berbagi kepemimpinan harus didasari saling hormat dan percaya

di antara anggota setiap saat.

4. Bilamana ada “semangat” dan penyemangat maka kecepatan

penyelesaian pekerjaan lebih besar. Keberadaan “semangat” akan

selalu memotivasi, menolong, dan menguatkan.

5. Tinggallah berdampingan dengan yang lain apapun perbedaan

kita. Lebih-lebih pada waktu kesulitan dan tantangan yang besar.

Modul Pelatihan Regulasi Diri untuk Trainer

PENUTUP

1. Trainer menanyakan kepada peserta mengenai poin-poin materi

yang telah dipelajari.

2. Trainer menanyakan rencana peserta untuk meningkatkan

komunikasi dan pengambilan keputusan dalam tim.

3. Trainer menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

Waktu : 5 menit

Metode : Ceramah

Alat bantu : Mikrofon, LCD proyektor, laptop/komputer, modul

Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 105 Modul Trainer 10: Kerja Sama dalam Tim (Team Work) 106