Lysergic Acid Diethylamide (LSD)

12
Lysergic acid diethylamide (LSD) LSD Termasuk dalam golongan halusinogen, dengan nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas. Bentuk yang bisa didapatkan seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar, ada juga yang berbentuk pil, kapsul. salah satu zat kimia yang paling kuat yang dapat mengubah suasana hati dari penggunanya. Hal ini ditemukan pada tahun 1938 dan diproduksi dari jamur yang tumbuh pada tanaman gandum dan biji-biji lainnya. Pasien yang

description

LSD

Transcript of Lysergic Acid Diethylamide (LSD)

Tugas Kimia Forensik

Lysergic acid diethylamide (LSD)

LSD Termasuk dalam golongan halusinogen, dengan nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas. Bentuk yang bisa didapatkan seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar, ada juga yang berbentuk pil, kapsul. salah satu zat kimia yang paling kuat yang dapat mengubah suasana hati dari penggunanya. Hal ini ditemukan pada tahun 1938 dan diproduksi dari jamur yang tumbuh pada tanaman gandum dan biji-biji lainnya. Pasien yang memakai obat-obat ini secara oral, akan mulai menampakkan gejala dalam 10-45 menit, dan kembali normal dalam beberapa jam sampai 1-2 hari. LSD menghasilkan serangkaian efek somatic, perspeptif, dan psikologis yang saling berhimpitan satu dengan lainnya. Pusing, lemah, tremor, mual dan parestesi merupakan gejala-gejala somatic yang meninjol. Pandangan kabur, distorsi perspetif, ilusi visual yang terorganisasi atau halusinasi, kurang dapat membedakan pendengaran, dan perubahan dalam mersakan waktu merupakan keadaan persepsi abnormal yang sering dijumpai.

Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksisetelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam. Efek rasa ini bisa disebut tripping. Yang bisa digambarkan seperti halusinasi terhadap tempat. Warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu. Hingga timbul obsesi terhadap halusinasi yang ia rasakan dan keinginan untuk hanyut didalamnya, menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama-lama membuat paranoid.

Gejala psikologis: distorsi persepsi yang jelas, ilusi dan halusinasi, depersonalisasi, derealisasi dan sinestesia. Pasien biasanya sadar bahwa yang dialaminya adalah akibat obat yang dipakai. Kadang-kadang pasien mengalami perasaan cemas atau depresi yang berat, tetapi perasaan yang lebih khas adalah euphoria dan pasien merasa dirinya sedang menerima sesuatu yang hebat.

Gejala fisik: takikardi, palpitasi, diaphoresis, dilatasi pupil (responsive terhadap cahaya), penglihatan kabut, tremor, gangguan koordinasi, hiperefleksi. Hipertermi, dan pilo ereksi.

Intoksikasi dan Gangguan terkait penggunaan zat LSD

Intoksikasi halusinogen LSD

Intoksikasi didefinisikan dalam DSM-IV-TR, yaitu ditandai dengan perubahan persepsi dan perilaku maladaptive serta tanda fisiologis tertentu. Diagnosis banding untuk intoksikasi halusinogen mencakup intoksikasi antikolinergik dan amfetamin serta keadaan putus alcohol. Penanganan terpilih untuk intoksikasi halusinogen adalah berbicara kepada pasien. Selama proses ini, pemandu dapat menenangkan pasien bahwa gejalanya terinduksi obat, bahwa mereka tidak menjadi gila dan bahwa gejala akan segera mereda. Intoksikasi halusinogen biasanya tidak memiliki gejala putus zat.

Gangguan terkait penggunaan zat halusinogenik LSD

Penggunaan halusinogen dalam waktu yang lama dapat menyebabkan seseorang dapat mengalami kilas balik gejala halusinogenik. Sindrom ini didiagnosis sebagai gangguan persepsi persisten halusinogen. Kilas balik adalah rekurensi transien dan spontan pengalaman terinduksi zat. Sebagian besar kilas balik merupakan episode distorsi visual, halusini geometric, halusinasi bunyi, atau suara, persepsui gerakan pada lapang pandang perifer yang salah, kilasan warna, rangkaian citra ebnda bergerak, afterimage dan halo positif, makropsia, mikropsia, ekspansi waktu, gejala fisik atau emosi intens yang hidup kembali. Episode biasanya berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit tapi terkadang bias lebih lama. Diagnosis banding kilas balik meliputi migren, kejang, abnormalitas visual, dan gangguan stress pasca trauma. Hal yang dapat memicu kilas balik antra lain: stress emosional, deprivasi sensorik, penggunaan zat psikoaktif seperti mariyuana dan alkohol.

Gangguan Psikotik Akibat Halusinogen LSD

Efek yang merugikan yang paling sering dari LSD dan zat yang berhubungan adalah khayalan buruk, yang menyerupai reaksi panic akut terhadap kanabis tetapi dapat lebih parah. Khayalan buruk biasanya menghasilkan gejala psikotik sesungguhnya. Perjalanan buruk jika efek segera dari halusinogen menghilang. Tetapi, perjalanan khayalan buruk adalah bervariasi, dan kadang-kadang suati episode psikotik yang berlarut-larut sulit dibedakan dari gangguan psikotik nonorganik.

Gangguan Mood akibat halusinogen LSD

Gejala gangguan mood yang menyertai penyalahgunaan halusinogen dapat bervariasi. Penyalahgunaan mungkin mengalami gejala mirip manik berupa waham kebesaran atau persaan dan ide mirip depresi atau gejala campuran. Seperti pada gejala gangguan psikotik akibat halusinogen, gejala gangguan mood akibat halusinogen hamper selalu menghilang jika obat telah dihilangkan daru tubuh pasien.

Gangguan kecemasan akibat halusinogen LSD

Gangguan kecemasan aibat halusinogen juga bervariasi dalam pola gejalanya, tapi hanya sedikit data yang tersedia tentang pola gejala tersebut. Secara anekdotal, dokter ruang gawat darurat yang menangani pasien dengan gangguan terkait halusinogen sering kali melaporkan gangguan panic dengan agoraphobia.

Gangguan berhubungan dengan halusinogen LSD yang tidak ditentukan

\Ketika seorang pasien dengan gangguan terkait halusinogen tidak memnuhi kriteria diagnosis manapun untuk gangguan terkait dengan halusinogen yang standar, pasien dapat diklasifikasikan menderita gangguan berhubungan dengan halusinigen yang tidak ditentukan

Diagnosis

Kriteria diagnosis menurut DSM0IV-TR untuk intoksikasi halusinogen LSD adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan halusinogen baru-baru ini

2. Perubahan psikologis atau perilaku maladaptif yang secara signifikan ( misalnya, ansietas, depresi yang nyata, ide paranoid, daya nilai terganggu, atau fungsi sosial atau okupasional terganggu) yang timbul selama atau segera setelah penggunaan halusinogen

3. Perubahan persepsi terjadi dalam keadaan kesadarang dan kewaspadaan penuh ( misalnya halusinasi, depersonalisasi, ilusi, derealissasi, sinestesia) yang timbul selama atau segera setelah penggunaan halusinogen.

4. Dua atau lebih tanda berikut, timbul selama atau segera setelah penggunaan halusinogen LSD.

a. Dilatasi pupil

b. Tekanan darah meningkat

c. Berkeringat

d. Suhu tubuh meningkat

e. Mual

f. Pusing

g. Penglihatan kabur

h. Tremor

i. Kelemahan dan gangguan koordinasi

5. Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain.

Kriteria diagnosus untuk gangguan persepsi persisten halusinogen menurut DSM-IV-TR adalah sebagai berikut:

1. Mengalami kembali, setelah menghentikan penggunaan halusinogen, satu atau lebih gejala persepsi yang pernah dialami ketika terintoksikasi halusinogen

2. Gejala pada kriteria pertama menyebabkan penderitaan atau hendaya yang secara klinis signifikan pada fungsi sosial, okupasional, atau area fungsi penting lain.

3. Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum ( misalnya lesi anatomis dan infeksi pada otak, epilepsi visual), dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain atau halusinasi hipnopompik.

Gambaran Klinis

Onset kerja LSD terjadi dalam satu jam, memuncak dalam dua sampai empat jam, dan berlangsung selama 8-12 jam. Efek simpatomimetik dari LSD adalah tremor, takikardia, hipertensi, hipertermia, berkeringat, pandangan kabur, dan midriasis. Kematian dapat disebabkan oleh pemakaian halusinogen. Penyebab kematian mungkin berhubungan dengan patologi kardiovaskular dan serebrovaskular yang berhubungna dengan hipertensi atau hipertermia. Pada pemakaian halusinogen, persepsi menjadi cerah dan kuat secara tidak biasanya. Warna dan tekstru menjadi lebih kaya daripada sebelumnya. Sinestesia sering terjadi, warna mungkin terdengar atau suara terlihat. Perubahan dalam citra tubuh dan perubahan persepsi waktu dan ruang juga terjadi. Halusinasi biasanya adalah visual, sering kali bentuk dan gambar geometrik, tetapi halusinasi dengar dan raba kadang-kadang dialami. Emosi menjadi kuat secara tidak biasanya dan dapat berubah secara mendadak dan sering. Sugestibilitas sangat meninggi, dan kepekaan atau pelepasan dari orang lain mungkin terjadi.

Tanda-tanda fisik maupun psikologis yang timbul pada pengguna LSD :

Tanda Fisik:

1. Dilatasi pupil

2. Tekanan darah meningkat

3. Berkeringat

4. Suhu tubuh meningkat

5. Mual

6. Pusing

7. Penglihatan kabur

8. Tremor

9. Kelemahan dan gangguan koordinasi

Tanda Psikologis:

1. Perubahan suasana hati (mood)

2. Gangguan persepsi

3. Gangguan proses pikir

4. Gangguan perilaku

5. Euforia

6. Keras kepala

7. Paranoia

8. Serangan rasa panik

9. Delusi

10. Ide bunuh diri

11. Sinestesia

12. Disorientasi waktu dan tempat

Penatalaksanaan

Pengobatan terpilih untuk gejala psikiatrik akut yang berhubingan dengan intoksikasi halusinogen adalah konseling suportif, menenangkan. Pengobatan terbaik untuk seseorang yang mengalami pengalaman yang sangat tidak menyenangkan dibawah pengaruh LSD adalah perlindungan, pendampingan, dan penentraman. Kadang-kadang, suatu pemberian singkat obat psikoterapeutik mungkin diperlukan, biasanya dengan antagonis resptor dopamine untuk gejala psikotik atau dengan benzodiazepine untuk gejala kecemasan.

Intoksikasi Halusinogen

Menurut sejarah, orang-orang yang telah diobati untuk intoksikasi halusinogen dengan dukungan psikologis selama sisa perjalanan yang disebut talking down. Penanganan intoksikasi halusinogen adalah pemberian diazepam oral 20 mg. Obat ini menghilangkan pengalaman LSD dan panic yang terkait dengannya dalam 20 menit dan dianggap superior dibandingkan talking down terhadap pasien untuk periode rbeberapa jam atay member obat antipsikotik.

Gangguan Persepsi Persisten Halusinogen

Penanganan pada kasus ini bersifat paliatif. Langkah pertama adalah identifikasi yang benar mengenai gangguan tersebut. Pendekatan farmakologis mencakup benzodiazepine jangka panjang seperti klonazepam dan pada derajat lebih ringan, anti konvulsan seperti asam valproat dan karbamazepin. Saat ini tidak ada obat yang sepenuhnya efektif menghilangkan gejala. Kondisi komorbid yang dikaitkan dengan gangguan persepsi persisten halusinogen meliputi gangguan panik, depresi mayor, dan ketergantungan alkohol.

Psikosis Terinduksi Halusinogen

Penanganan psikosis terinduksi halusinogen tidak berbeda dari penanganan konvensional psikosis lain. Namun, sebagai tambahan obat antipsikotik, sejumlah agen dilaporkan efektif, termasuk litium karbonant, karbamazepin, dan terapi elektrokonvulsif. Obat antidepresan, benzodiazepine dan obat antikonvulsan masing-masing juga memainkan peran tersendiri dalam terapi. Terapi medis paling baik diterapkan dalam konteks terapi suportif, edukasional, dan keluarga. Tujuan penanganan adalah pengendalian gejala, perawatan rumahg sakit yang minimal, pekerjaan harian, berkembang dan bertahannya hubungan sosial, serta penatalaksanaan penyakit komorbid seperti ketergantungan alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock Benjamin J. Sadock Virginia A. 2010. Gangguan terkait zat. Kaplan Dan Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, 2(9): 119-123.

2. Tomb David A., 2003. Aspek Psikiatri Penyalahgunaan Obat. Buku Saku Psikiatri 6(17): 195-200.

3. Korsten Thomas R, Hollister Leo E. 2002. Penyalahgunaan obat. Farmakalogi Dasar dan Klinik 8(32):341-350.

4. National Institute on Drug Abuse. 2009. Hallucinogene: LSD, Peyote, Psilocybin, and PCP. U.S Department of Health AND Human Service.

5. Yosep Iyus. 2008. Semiloka Pengenalan dan Perawatan Klien dengan Masalah Narkoba. Semiloka Narkoba dan HIV AIDS di Desa Gudang Kecamatan Tanungsari Sumedang.