LTM Promkes Ranc Pembljrn

11
LEMBAR TUGAS MAHASISWA RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN Dibuat Oleh : Muchtarul Fadhal (1306489294)

description

Promkes

Transcript of LTM Promkes Ranc Pembljrn

Page 1: LTM Promkes Ranc Pembljrn

LEMBAR TUGAS MAHASISWA

RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM

PROMOSI KESEHATAN

Dibuat Oleh :

Muchtarul Fadhal (1306489294)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

Page 2: LTM Promkes Ranc Pembljrn

MENGKAJI KEBUTUHAN BELAJAR (LEARNING NEEDS)

Mengkaji adalah pengumpulan yang sistematis dan berkesinambungan,

pengaturan, validasi dan dokumentasi data (informasi). (Kozier, 2004)

Pengkajian keperawatan keperawatan adalah proses sistematis dari

pengumpulan verifikasi dan komunikasi data klien. Menurut Carpenito-Moyet

(2005) dalam Potter & Perry (2005), pengkajian adalah proses pengumpulan data

secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan

fungsional klien pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan

pola respon klien.

Jadi pengkajian merupakan proses yang berkesinambungan yang

dilakukan pada semua fase dalam proses keperawatan dan bertujuan untuk

menentukan status kesehatan klien. Semua proses keperawatan juga bergantung

pada pengumpulan data yang akurat dan lengkap.

Mengajar adalah bentuk khusus dari komunikasi yang mencakup dan

mengungkapkan pengetahuan tentang topik tertentu, sebuah komunikasi khusus

distrukturkan dan dirangkai untuk menghasilkan pembelajaran (Redman, 1993).

Mengajar adalah suatu sistem kegiatan dimaksudkan untuk menghasilkan

pembelajaran. Proses pengajaran ini sengaja dirancang untuk menghasilkan suatu

pembelajaran yang spesifik. Mengajar juga merupakan keterbatasan pada kegiatan

yang dirancang untuk mengubah perilaku oleh seorang pelajar dimana mereka

berpikir bahwa interaksi yang lainnya adalah di luar bidang pengajaran.

A. PENILAIAN (PENGKAJIAN) UNTUK PEMBELAJARAN

Menurut Craven & Hirnle (2007), Penilaian atau pengkajian untuk

pembelajaran dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Mengkaji Kebutuhan Belajar

Penilaian atau pengkajian pendidikan dimulai dengan menentukan

apa yang klien perlu tahu atau lakukan untuk berfungsi lebih mandiri.

Pengetahuan baru atau keterampilan mungkin diperlukan sebelum

klien meninggalkan klinik atau keluar dari rumah sakit atau perawatan

Page 3: LTM Promkes Ranc Pembljrn

dirumah. misalnya, orang tua harus menunjukkan kemampuan untuk

memberi makan bayi mereka dengan menggunakan tabung pengisi

baru sebelum bayi dapat pulang ke rumah mereka.

a. Pengetahuan Dasar

Berkali-kali klien mengartikulasikan dimulai dengan menentukan

apakah belajar adalah penting bagi mereka dan mengapa. Diwaktu yang

lain juga permintaan untuk pengetahuan kurang langsung. Sebagai contoh

klien mungkin berkata “Saya hanya tidak yakin tentang semua obat-obat

baru ini.”. Membandingkan pengetahuan klien, sikap dan keterampilan

klien dengan orang-orang yang diperlukan untuk fungsi independen.

“Ceritakan apa yang anda tahu tentang (topik terkait)” adalah cara awal

yang berguna. Mencari tahu tentang pengalaman pendidikan klien

sebelumnya dapat memberikan beberapa indikasi tentang di mana untuk

memulai serta menentukan faktor-faktor yang dapat menghambat belajar

merupakan bagian penting dari penilaian atau pengkajian ini.

b. Kebutuhan Budaya dan Bahasa

Keanekaragaman budaya yang memperluas untuk dimasukkan

tidak hanya etnis dan afiliasi agama, melainkan penunjukan berdasarkan

tantangan fisik atau mental serta struktur keluarga yang tidak tradisional.

Jika seorang klien dari budaya yang berbeda perlu diberikan

edukasi atan pendidikan kesehatan tentang gizi, seorang ahli gizi (diet)

mungkin dapat membantu. Ahli gizi (diet) sering mengenal serta

mengetahui tentang keyakinan budaya dan makanan dapat menyesuaikan

atau membantu dalam perencanaaan untuk kebutuhan individu klien itu

sendiri. Dalam keanekaragaman budaya, perempuan adalah satu-satunya

orang yang hanya menyiapkan makanan untuk merawat mereka sakit.

Oleh karena itu, peran dan kesertaan perempuan dalam pengajaran diet

atau kesehatan belajar untuk klien laki-laki.

c. Pendekatan Yang Realistis

Perawat yang mengambil prioritas set pendekatan yang realistis

dan mencoba untuk tidak mengajar terlalu banyak dalam setiap tahap suatu

Page 4: LTM Promkes Ranc Pembljrn

pengajaran dan pembelajaran. adapun hal yang harus dipertimbangkan

sebagai berikut :

1. Tingkat energi klien : Kelemahan fisik dan kelelahan dapat

mempengaruhi rentang perhatian dan mengurangi belajar.

2. Usia klien : Tujuan pendidikan untuk anak-anak, remaja,

dewasa sangatlah berbeda, dan klien memerlukan gaya

pengajaran yang berbeda pada usia yang berbeda.

3. Kondisi emosional klien : Klien mungkin terlalu cemas atau

tertekan untuk belajarsehingga tidak jarang bagi mereka yang

telah menerima sebuah diagnosa baru, mengalami kehilangan,

atau mengalami trauma untuk memiliki belajar karena

kesulitan.

2. Mengkaji Kesiapan Belajar

a. Motivasi

Motivasi memberikan insentif untuk belajar. Seringkali

perawat tidak patuh terhadap asosiasi atau kurangnya kepatuhan

terhadap rencana pengobatan sebagai indikasi bahwa klien kurang

memiliki motivasi dan klien cukup termotivasi dengan instruksi

dokter atau perawat yang tidak mengetahui faktor-faktor motivasi

dan insentif dalam memotivasi.

Motivasi dapat berupa faktor instrinsik maupun faktor

ekstrinsik (Rankin, 2001)

Motivasi merupakan interaksi antara perilaku dan

lingkungan sehingga dapat meningkatkan, menurunkan atau

mempertahankan prilaku dan lebih menekankan pada hal-hal yang

dapat diobservasi dari proses motivasi (Soekidjo, 2010).

Jadi dalam motivasi ada dua faktor yaitu faktor dari dalam

maupun dari luar dan merupakan suatu interaksi antara prilaku dan

lingkungan.

b. Pemenuhan

Orang mungkin memutuskan untuk tidak mengikuti saran medis

karena berbagai alasan. Ini sering frustasi bagi perawat dan

Page 5: LTM Promkes Ranc Pembljrn

penyedia layanan kesehatan lainnya, tapi pilihan untuk mengikuti

saran ini, dan pada akhirnya klien dan perawat harus menghormati

hal seperti itu.

c. Sensorik dan Fisik

Kemampuan sensorik klien dan keadaan fisik mempengaruhi

kesiapan belajar, dan rencana pengajaran harus diubah

kesesuaiannya.

d. Tingkat Buta Huruf

Salah satu hambatan utama untuk hasil kesehatan yang optimal dan

pendidikan klien sukses adalah buta huruf, terutama yang

melibatkan minoritas dan populasi yang berbeda.

Pembahasan Kasus

Pemicu 3

Seorang guru sekolah dasar melaporkan pada perawat bahwa angka

absensi siswa akhir-akhir ini meningkat dengan keluhan demam disertai dengan

sakit kepala berat. Perawat mengidentifikasi tidak semua siswa membawa bekal

dari rumah tetapi anak dibekali uang jajan, banyak tersedia jajanan disekitar

sekolah tanpa pengawasan sekolah, dan tidak tersedia tempat cuci tangan.

Berdasarkan tinjauan teori diatas bahwa dalam ketetapan pembelajaran

yang harus di kaji adalah kebutuhan pembelajaran dan kesiapan pembelajaran

pada anak usia sekolah. adapun tahap-tahap kebutuhan belajar pada kasus pemicu

adalah pengetahuan dasar yang dimana anak-anak usia sekolah ini belum mengerti

apa dan bagaimana cara pemeliharaan kesehatan makanan dan hygienis.

Pengetahuan dasar itu juga seharusnya diperoleh terutama oleh orang tua

mereka, lalu dipeoleh dari sekolah yaitu guru mereka yand dimana harus

memberikan pengetahuan dasar tentang kesehatan makanan dan cara-cara

melakukannya.

Kedua kebutuhan budaya dan bahasa juga berpengaruh dalam

pemelihaaraan makanan serta cara-cara yang hygienis dalam pemeliharaan

makanan, seperti halnya budaya dan bahasa dirumah, apakah mereka sebagai

Page 6: LTM Promkes Ranc Pembljrn

anak-anak yang memiliki budaya yang baik dalam memelihara kesehatan

makanan serta hygienis dalam tata cara makan seperti mencuci tangan dahulu

sebelum makan serta tidak memiliki kebiasaan untuk jajan sembarangan.

Selanjutnya pada tahap prioritas, seharusnya orang tua mereka atau guru

mereka memberikan penjelasan tentang apa saja hal yang harus diutamakan dalam

tata cara makan dan memelihara kesehatan makanan, apabila ada penyuluhan

perawat juga dapat memberikan prioritas cara memelihara kesehatan makanan

serta hygienis makanan agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

Jadi pada kasus pemicu ditemukan beberapa hal yang seharusnya

diterapkan oleh seorang guru, orang tua siswa dan siswa sekolah dasar tersebut.

Berdasarkan teori diatas jika dikaitkan dengan pemicu, banyak sekali kekurangan

dalam pemeliharaan kesehatan makanan dan hygienis sehingga angka absensi

siswa juga meningkat dengan keluhan demam disertai sakit kepala berat. Hal ini

tentu saja banyak mempengaruhi kebiasaan makan mereka karena di sekolah

dasar ini tidak semua siswa membawa bekal dari rumah tetapi anak dibekali uang

jajan, seharusnya apabila orang tua siswa memberikan bekal makanan dapat

menghindarkan anak-anak mereka dari gangguan penyakit akibat makanan yang

tidak bersih yang dimana banyak tersedia jajanan disekitar sekolah tanpa

pengawasan sekolah, dan tidak tersedia tempat cuci tangan.

Page 7: LTM Promkes Ranc Pembljrn

Daftar Pustaka

Craven & Hirnle. (2007). Fundamental of Nursing : Clien Education. Bab 24 (hal ;

404-406).

Kozier, B., Erb, G.,Berman,, A.J., & Snyder. (2004). Fundamental of Nursing:

Concepts, Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Marjanen Paivi. (2010). Serious Game Pedagogy as a Perspective on Children’s

Learning. Diakses 19 September 2013 pukul 19.03 WIB.

Notoadmodjo Soekidjo. (2010). Ilmu Gizi : Penanggulangan Gizi Buruk. Buku 2.

Jakarta : Terjemahan Penerbit Papas Sinar Sinanti.

Potter, P.A & Perry,A.G. 2005. Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and

Practice. 6th Ed. St. Louis, MI: Elsevier Mosby.

Rankin, Sally H. & Stallings, Karen Duffy. (2001). Patient Education: Principles &

Practice. 4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Redman. Barbara Klug (1993). The Process of Patient Education. 7th Ed. St. Louis:

Mosby Year Book.