LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

download LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

of 16

Transcript of LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    1/16

    Spektroskopi Molekuler, Absorbsi Radiasi Dan

    Pengolahan LimbahOleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 4

    I. Konsep Dasar Spektroskopi Molekuler

    Spektroskopi molekuler adalah teknik spektroskopi yang digunakan untuk

    mengidentifikasi senyawa organik dan anorganik dalam spesi molekuler.

    Spektroskopi molekuler berdasarkan atas radiasi ultraviolet, sinar tampak, dan

    inframerah. Teknik ini banyak digunakan untuk identifikasi dari banyak spesi

    organik, anorganik, maupun biokimia. Spektroskopi molekuler digunakan dalam

    suhu rendah serta dapat digunakan untuk berbagai fasa spesi, baik padat, gas,

    maupun cair. Penerapan spektroskopi molekuler diantaranya terdapat pada Tabel 1

    di lampiran. Prinsip dasar spektroskopi molekuler secara umum dapat ditinjau dari

    persamaan berikut.

    E = hv...(1.1)

    Persamaan (1) menyatakan hubungan antara energi cahaya E (atau jenis energi

    radiasi lainnya) dengan frekuensinya f . Ada hubungan langsung antara frekuensi

    cahaya dan energinya; semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi energinya. Tetapan

    proporsionalitas antara energi dan frekuensi dikenal dengan Tetapan Planck , h .

    Karena frekuensi cahaya dan panjang gelombangnya berbanding terbalik, maka

    persaman (1.1) dapat ditulis sebagai berikut.

    E = ...(1.2)

    Dimana adalah panjang gelombang cahaya dan c adalah kecepatan sinar. Pada

    persamaan (1.2) dapat disimpulkan bahwa semakin pendek panjang gelombang

    cahaya, semakin tinggi energinya. Molekul dapat berada pada bermacam-macam

    tingkat energi. Molekul pada tingkat energi tertentu, misal E 1, diberi radiasi. Radiasi

    melewati molekul menuju ke detektor. Jika molekul tidak menyerap radiasi, jumlah

    radiasi yang dideteksi akan sama dengan jumlah radiasi yang dipancarkan oleh

    sumber. Pada frekuensi yang sama dengan energi transisi (peralihan) molekul,

    misalnya dari E 1 ke E 2, radiasi akan diserap oleh molekul dan tidak akan muncul

    pada detektor. Contoh penggunaan spektroskopi molekuler untuk spektroskopi gas,

    ditunjukkan oleh Gambar 1 pada lampiran.

    II. Absorpsi Radiasi

    II. 1. Absorpsi Spektra

    Spektroskopi adalah studi tentang analisis cahaya sebagai fungsi dari panjang

    gelombang . Sementara spektrum adalah warna-warna yang timbul ketika sebuah

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    2/16

    cahaya polikromatik dilewatkan pada sebuah media pendispersi, misalnya prisma

    atau kisi difraksi.

    Spektrum yang dihasilkan ketika sebuah cahaya putih (polikromatik) diuraikan

    ke dalam komponen warnanya sangat bergantung kepada jenis sumber cahaya;

    misalnya apakah sumber cahaya tersebut benda padat ataukah gas, dalam suhu

    rendah atau suhu tinggi dll. Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat dua macam tipedasar spektrum, yaitu spektrum kontinu (meliputi energi pada seluruh panjang

    gelombang) dan spektrum diskret (meliputi energi hanya pada panjang gelombang

    tertentu). Spektrum diskret disebut juga sebagai garis-garis emisi atau pancaran dan

    garis-garis absorpsi atau serapan .

    Pada suatu spektrum gas yang diamati pada berbagai suhu, terdapat spektrum

    diskret diselang-seling dengan garis-garis gelap pada panjang gelombang tertentu,

    yang disebut sebagai garis-garis absorpsi. Pada suhu rendah, garis-garis gelap

    tersebut dibentuk oleh gas dingin yang renggang. Gas dingin yang renggang

    (kerapatan rendah) tersebut menyerap energi pada panjang gelombang tertentu dari

    cahaya yang dihasilkan gas panas mampat. Berbeda dengan spektrum absorpsi,

    spektrum emisi dihasilkan oleh gas panas yang renggang. Sebagai contoh

    ditunjukkan dalam Gambar 3 pada lampiran, kedua jenis spektrum diskret yang

    dihasilkan oleh gas hidrogen. Karena gasnya sama yaitu hidrogen, garis-garis

    absorpsi maupun emisi terletak di panjang gelombang yang sama.

    Skema pembentukan kedua jenis spektrum diskret tersebut dapat dijelaskan

    melalui Gambar 4 pada lampiran. Terlihat bahwa spektrum dengan garis absorpsi

    terbentuk manakala temperatur gas renggang lebih rendah daripada temperatur

    sumber cahaya di latar belakang. Sementra itu, spektrum dengan garis emisi

    terbentuk ketika gas renggang berpijar dan tidak memerlukan adanya sumber cahaya

    di latar belakang. Pada spektrum diskret, pola garis yang terbentuk bergantung pada

    komposisi kimiawi gas renggang. Masing-masing unsur kimia atau molekul

    memiliki pola garis yang khas, sehingga pola tersebut bersifat sebagai sidik jari

    yang akan membantu peneliti mengidentifikasi kandungan gas yang terdapat di

    benda sumber.

    II. 2. Absorpsi Atomik

    Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya

    berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom

    atau molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan

    Atom (SSA), merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

    oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et. al., 2000).

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    3/16

    Hukum Planck pada persamaan (1.1) mengemukakan hukum kuantum dari

    absorpsi dan emisi suatu cahaya. Menurut hukum tersebut, suatu atom hanya akan

    menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu (frekuensi), atom tersebut

    hanya akan mengambil dan melepas suatu jumlah energi tertentu. Prinsip dasar SSA

    adalah apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel

    yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahayatersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan

    banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel. Cahaya pada panjang

    gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu

    atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi,

    berarti lebih banyak memperoleh energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan

    tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Absorbansi cahaya berbanding lurus dengan

    konsentrasi atom (Day & Underwood, 1989), hal ini dapat disimpulkan dari

    hubungan antara absorbansi dan konsentrasi sebagai berikut. Hubungan antara

    absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari hukum-hukum berikut.

    1. Hukum Lambert: Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati medium

    transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya

    ketebalan medium yang mengabsorpsi.

    2. Hukum Beer: Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial

    dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.

    Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan sebagai berikut.

    It = Io.e- (bc) ...(2.2.1)

    A = - Log It/Io = bc ...(2.2.2)

    Dimana :

    Io = Intensitas sumber sinar = Absortivitas molar

    It = Intensitas sinar yang diteruskan b = Panjang medium

    c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar A = Absorbans

    II. 3. Absorpsi Molekuler

    Pada daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak, energi diperoleh dari transisi

    elektronik. Energi yang diserap oleh molekul digunakan untuk menaikan energi

    elektron dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Transisi elektron

    secara umum terjadi antara orbital ikatan (bonding) atau lone-pair dengan orbital

    anti ikatan ( anti-bonding ) tak terisi. Penyerapan dari panjang gelombang tersebut

    kemudian menjadi ukuran dari pemisahan tingkat energi dari orbital-orbital terkait

    sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar 5 pada lampiran. Eksitasi dari

    elektron diikuti oleh perubahan vibrasi dan rotasi nomor kuantum sedemikian hingga

    yang terjadi adalah suatu penyerapan menjadi suatu puncak yang lebar, yang berisi

    vibrasi dan rotasi.

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    4/16

    Vibrasi ikatan molekul adalah hal yang penting pada absorpsi molekuler. Jenis

    vibrasi-vibrasi ikatan dalam molekul yang terjadi adalah sebagai berikut.

    Vibrasi rentangan (stretching) adalah vibrasi di mana 2 atom yang terikat

    berosilasi secara terus menerus, jarak ikat antara kedua atom tersebut terus

    berubah, tetapi sudut ikatnya tidak berubah. Pada umumnya vibrasi

    stretching memerlukan energi yang lebih tinggi dan dinyatakan dengan

    simbol n , diikuti dengan gugus kimia yang mengalami vibrasi (ditulis dalam

    tanda kurung). Misalnya n(C=O) = 1.600 cm -1: vibrasi stretching dasar dari

    gugus karbonil teramati pada bilangan gelombang 1.600 cm -1. Vibrasi

    stretching dibagi menjadi 2 yaitu stretching terisolasi (misal ikatan O-H)

    dan stretching berpasangan (misal gugus metilen). Untuk stretching

    berpasangan dibedakan lagi menjadi berpasangan simetris dan non-simetris.

    Vibrasi Bengkokan (Bending), dicirikan oleh perubahan sudut ikat yangterus menerus diantara dua ikatan, misalnya vibrasi bending gugus -C-H

    aromatis. Vibrasi C-H aromatis yang terjadi pada bidang gugus fenil (cincin

    benzene) diberi simbol delta, d(C-H) (in the plane), sedangkan yang terjadi

    ke luar bidang (out of plane) cincin benzene diberi simbol gamma, g(C-H).

    Penamaan ini juga berlaku untuk C-H alkena dan yang lain.

    Vibrasi Wagging terjadi apabila suatu unit non-linear yang terdiri dari

    tiga atoms berosilasi ke depan dan belakang ke luar bidang setimbangyang dibentuk oleh ketiga atom dan dua ikatan atom-atom tersebut).

    Vibrasi ini diberi symbol omega, w. Contohnya w(H-C-H).

    Vibrasi Rocking terjadi apabila suatu unit berosilasi ke kiri dan ke

    kanan dalam bidang setimbang yang dibentuk oleh ketiga atom dan

    dua ikatan atom-atom tersebut. Vibrasi ini diberi symbol rho, r .

    Contohnya r(H-C-H).

    Vibrasi Twisting terjadi apabila suatu unit berotasi sepanjang ikatanyang menghubungkan unit atom tersebut dengan sisa molekul. Vibrasi

    ini diberi simbol tau, t . Contohnya t(H-C-H).

    Vibrasi Scissoring: terjadi apabila dua atom yang terikat pada satu

    atom yang sama bergerak saling menjauh dan medekat . Vibrasi ini

    diberi simbol s. Contohnya s(H-C-H).

    II. 4. Absorpsi Inframerah

    Inti-inti atom yang terikat oleh ikatan kovalen akan mengalami getaran atauosilasi sebagaimana dua bola yang terikat pada suatu pegas. Bila molekul menyerap

    radiasi inframerah, energi yang diserap hanya akan mengakibatkan membesarnya

    amplitudo getaran atom-atom yang terikat satu sama lain dan tidak cukup untuk

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    5/16

    memindahkan elektron ke orbital dengan energi yang lebih tinggi. Jadi molekul-

    molekul ini berada dalam keadaan vibrasi tereksitasi. Energi yang diserap akan

    dibuang dalam bentuk panas apabila molekul itu kembali ke keadaan dasar.

    Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat menjalani berbagai macam osilasi.

    Oleh karena itu, suatu tipe ikatan tertentu dapat menyerap energi pada lebih dari satu

    panjang gelombang. Panjang gelombang eksak dari absorpsi oleh suatu tipe ikatantertentu tergantung pada jenis getaran dari ikatan tersebut. Misalnya, suatu ikatan O-

    H menyerap energi pada 3m . Energi pada panjang gelombang ini menyebabkan

    kenaikan vibrasi ulur ikatan tersebut. Iaktan tersebut juga dapat menyerap energi

    pada 8 m , yang menyebabkan kenaikan vibrasi tekuk. Tipe vibrasi yang berlainan

    ini disebut sebagai mode fundamental vibrasi.

    Banyaknya energi yang diabsorpsi oleh suatu ikatan bergantung pada perubahan

    dalam momen ikatan seperti vibrasi atom-atom yang saling berikatan. Semakin besar

    perubahan momen ikatan maka akan semakin besar energi yang diserap. Ikatan

    nonpolar tidak mengabsorbsi radiasi sinar inframerah karena tidak ada perubahan

    momen ikatan apabila atom-atom saling berosilasi. Sebaliknya pada ikatan polar,

    akan menunjukkan absorbsi yang kuat.

    III. Pengolahan Limbah Cair Berkandungan Logam Berat

    III. 1. Bahaya Limbah Cair Berkandungan Logam Berat Bagi Kesehatan danLingkungan

    Logam berat termasuk bahan berbahaya dan beracun yang biasanya dihasilkan

    oleh industri berupa limbah. Logam berat yang lazim terdapat dalam limbah industri

    adalah logam timbal (Pb), merkuri (Hg), kadnium (Cd), arsenicum (As), dan

    chromium (Cr). Senyawa Pb dapat masuk kedalam tubuh manusia dengan cara

    melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan makanan maupun kontak langsung

    dengan kulit. Keracunan Pb yang akut dapat menimbulkan gangguan fisiologis danefek keracunan yang kronis pada anak yang sedang mengalamai tumbuh kembang

    akan menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Sedangkan paparan

    logam berat Hg terutama methyl mercury dapat meningkatkan kelainan janin dan

    kematian waktu lahir serta dapat menyebabkan Fetal Minamata Disease. Selain itu

    juga dapat menyebabkan kerusakan otak, kerusakan syaraf motorik, cerebral palsy,

    dan retardasi mental . Sementara itu, kadnium terutama dalam bentuk oksida adalah

    logam yang toksisitasnya tinggi. Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada,

    sesak nafas, dan batuk-batuk. Terpapar akut oleh kadnium (Cd) menyebabkan gejala

    nausea, muntah, diare, kram, otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat,

    kerusakan ginjal dan hati, gangguan kardiovaskuler, empisema dan degenerasi

    testicular (Ragan & Mast, 1990). Perkiraan dosis mematikan ( lethal dose ) akut

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    6/16

    adalah sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi

    0,043 mg/kg per hari (Ware, 1989). Intoksikasi tubuh manusia terhadap arsenik (As),

    dapat berakibat buruk terhadap mata, kulit, darah, dan liver. Efek Arsenik terhadap

    mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga

    mengganggu daya pandang ( visual fields ) mata. Pada kulit menyebabkan berwarna

    gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul(clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker

    (carcinogenic). Pada darah, menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan

    terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer). Pada liver,

    mempunyai efek yang signifikan pada paparan yang cukup lama (paparan kronis),

    berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT),

    ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan

    ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut). Keracunan tubuh manusia

    terhadap chromium (Cr), dapat berakibat buruk terhadap saluran pernafasan, kulit,

    pembuluh darah dan ginjal. Efek chromium (Cr) terhadap sistem saluran pernafasan,

    berupa anker paru dan ulkus kronis/ perforasi pada septum nasal. Pada kulit, berupa

    ulkus kronis pada permukaan kulit. Pada pembuluh darah , berupa penebalan oleh

    plag pada pembuluh aorta ( Atherosclerotic aortic plaque). Sedangkan pada ginjal ,

    kelainan berupa nekrosis tubulus ginjal.

    Kadar logam berat yang berada di atas ambang batas di lingkungan, misal di

    perairan akan menyebabakan kerusakan ekosistem perairan tersebut serta kematian

    biota-biota yang terdapat pada perairan tersebut. Selain itu isu-isu lingkungan yang

    terjadi akibat pencemaran logam berat antara lain adalah perubahan landskap tanah

    sekitar tempat pembuangan limbah, emisi udara, kebisingan, perubahan iklim akibat

    konsumsi energi berlebih dan radiasi. Kesuburan tanah pun dapat terganggu,serta

    dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas pangan di suatu lokasi yang

    tercemar. Lebih lanjut, dapat mempengaruhi kesehatan ternak.

    III. 2. Pelapisan Logam Penghasil Limbah Cair Berkandungan Logam Berat

    Industri pelapisan logam merupakan penghasil limbah logam berat. Kehidupan

    masyarakat modern tidak bisa terlepas dari benda-benda yang dibuat dengan proses

    elektroplating. Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan

    berkembangnya kegiatan industri, kegiatan elektroplating selain menghasilkan

    produk yang berguna, juga menghasilkan limbah padat dan cair serta emisi gas.

    Elektroplating merupakan suatu proses elektrokimia terhadap perlakuan permukaan

    suatu logam. Logam logam yang biasa digunakan untuk pelapis yaitu cadmium,tembaga, emas, nikel, perak, dan logam-logam sejenis. Elektroplating atau lapis

    listrik atau penyepuhan merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan

    lapisan logam menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit. Benda yang

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    7/16

    dilakukan pelapisan harus merupakan konduktor atau dapat menghantarkan arus

    listrik. Proses ini melibatkan perlakuan pendahuluan (pencucian, pembersihan, dan

    langkah-langkah persiapan lain), pelapisan, pembilasan, dan pengeringan. Limbah

    padat berasal dari kegiatan polishing maupun penghilangan karat, limbah cair berupa

    air limbah berasal dari pencucian, pembersihan dan proses plating. Limbah cair

    dapat pula mengandung padatan, juga mengandung logam-logam terlarut dansenyawa-senyawa berbahaya lainnya. Agar tidak mencemari lingkungan, limbah

    yang akan dibuang kadar logamnya tidak boleh melewati batas kadar maksimum

    yang diperbolehkan oleh regulasi pemerintah. Secara lebih lengkap, landasan hukum

    pengolahan limbah industri pelapisan logam disertakan dalam lampiran.

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    8/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad Mudzakir, Metode Spektroskopi Inframerah Untuk Analisis Inframerah.

    http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-

    AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektrosc

    opy_untuk_padatan.pdf

    (Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011, pukul 09.00 WIB).

    Anonim, Infrared Spectroscopy: Theory.

    http://orgchem.colorado.edu/hndbksupport/irtutor/IRtheory.pdf

    (Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011, pukul 07.00 WIB).

    Anonim, Infrared Spectroscopy . http://www.knockhardy.org.uk/sci_htm_files/08irintr.pdf

    (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 23.00 WIB).

    Anonim, Infrared Spectroscopy.

    http://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdf (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 22.00 WIB).

    Day, R.A, dan A.L. Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga

    Hart, Harold. 1983. Organic Chemistry, a Short Course, Sixth Edition . Boston: Houghton

    Mifflin Co.

    Hendro K, Mario., dan Sulastiningrum Ratih, Pemisahan Kromium dan Nikel dari Limbah

    Cair Elektroplating dengan Proses Ultrafiltrasi, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

    Universitas Diponegoro, 2009.Jamaludin Al Anshori, Spektrometri Serapan Atom, Panitia Penyelenggara Pelatihan

    Instrumentasi Analisa Kimia, 2005.

    Judhistira Aria Utama, Spektroskopi, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),

    2007.

    Skoog, Douglas A, Donald M.West dan F. James Holler. 1978. Fundamental of Analytical

    Chemistry . London: Saunders College Publishing

    Sudarmaji, Mukono, J., I.P, Corie. Toksikologi Logam Berat B3 Dan Dampa knya

    Terhadap Kesehatan. Jurnal Keshling Volume 2 No. 2 . (2006).

    Tejoyuwono Notohadiprawiro, Logam Berat Dalam Pertanian.

    http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1993%20loga.pdf

    (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 20.00 WIB).

    Wiryawan, Adam., Retnowati, Rurini., dan Sabarudin, Akhmad. 2008. Kimia Analitik

    Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

    http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektroscopy_untuk_padatan.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektroscopy_untuk_padatan.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektroscopy_untuk_padatan.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektroscopy_untuk_padatan.pdfhttp://orgchem.colorado.edu/hndbksupport/irtutor/IRtheory.pdfhttp://orgchem.colorado.edu/hndbksupport/irtutor/IRtheory.pdfhttp://www.knockhardy.org.uk/sci_htm_files/08irintr.pdfhttp://www.knockhardy.org.uk/sci_htm_files/08irintr.pdfhttp://www.knockhardy.org.uk/sci_htm_files/08irintr.pdfhttp://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdfhttp://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdfhttp://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1993%20loga.pdfhttp://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1993%20loga.pdfhttp://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1993%20loga.pdfhttp://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdfhttp://www.knockhardy.org.uk/sci_htm_files/08irintr.pdfhttp://orgchem.colorado.edu/hndbksupport/irtutor/IRtheory.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektroscopy_untuk_padatan.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektroscopy_untuk_padatan.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_5_Infrared_Spektroscopy_untuk_padatan.pdf
  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    9/16

    LAMPIRAN

    Gambar 1. Salah satu jenis spektroskopi molekuler yang digunakan oleh lembaga penelitian Jepang,

    RIKEN, untuk spektroskopi gas.

    Sumber: http://www.riken.jp/lab-www/THz-img/English/annual_gas.htm

    (Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011, pukul 08.15 WIB)

    Gambar 2. Spektrum yang dihasilkan gas hidrogen pada berbagai temperatur

    Sumber: http://www.astronomynotes.com/light/s5.htm

    (Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011, pukul 08.30 WIB)

    http://www.riken.jp/lab-www/THz-img/English/annual_gas.htmhttp://www.riken.jp/lab-www/THz-img/English/annual_gas.htmhttp://www.riken.jp/lab-www/THz-img/English/annual_gas.htmhttp://www.astronomynotes.com/light/s5.htmhttp://www.astronomynotes.com/light/s5.htmhttp://www.astronomynotes.com/light/s5.htmhttp://www.astronomynotes.com/light/s5.htmhttp://www.riken.jp/lab-www/THz-img/English/annual_gas.htm
  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    10/16

    Gambar 3. Pembentukan spektrum absorbsi dan spektrum emisi

    Sumber: http://www.astronomynotes.com/light/s5.htm

    (Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011, pukul 22.30 WIB)

    Gambar 4. Transisi elektron molekul dari keadaan dasar ke tingkat energi yang yang lebih tinggi.

    Sumber: http://www.chem.ucla.edu/~bacher/UV-vis/uv_vis_tetracyclone.html.html

    (Diakses pada hari Rabu, 16 November 2011, pukul 23.12 WIB)

    Gambar 5. Jenis-Jenis Vibrasi Ikatan.

    Sumber: http://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdf

    (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 22.00 WIB)

    http://www.astronomynotes.com/light/s5.htmhttp://www.astronomynotes.com/light/s5.htmhttp://www.astronomynotes.com/light/s5.htmhttp://www.chem.ucla.edu/~bacher/UV-vis/uv_vis_tetracyclone.html.htmlhttp://www.chem.ucla.edu/~bacher/UV-vis/uv_vis_tetracyclone.html.htmlhttp://www.chem.ucla.edu/~bacher/UV-vis/uv_vis_tetracyclone.html.htmlhttp://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdfhttp://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdfhttp://media.rsc.org/Modern%20chemical%20techniques/MCT3%20Infrared.pdfhttp://www.chem.ucla.edu/~bacher/UV-vis/uv_vis_tetracyclone.html.htmlhttp://www.astronomynotes.com/light/s5.htm
  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    11/16

    Gambar 6. Ilustrasi vibrasi molekul, dengan dua bola yang terikat pada ujung-ujung pegas.

    Sumber: http://intermediateorgchemistry.co.uk/spectroscopy1.htm

    (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 18.00 WIB)

    Gambar 7. Jenis vibrasi ikatan O-H pada molekul H 2O.

    Sumber: http://cimss.ssec.wisc.edu/goes/misc/wv/vibration_modes.gif

    (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 22.42 WIB)

    http://intermediateorgchemistry.co.uk/spectroscopy1.htmhttp://intermediateorgchemistry.co.uk/spectroscopy1.htmhttp://intermediateorgchemistry.co.uk/spectroscopy1.htmhttp://cimss.ssec.wisc.edu/goes/misc/wv/vibration_modes.gifhttp://cimss.ssec.wisc.edu/goes/misc/wv/vibration_modes.gifhttp://cimss.ssec.wisc.edu/goes/misc/wv/vibration_modes.gifhttp://cimss.ssec.wisc.edu/goes/misc/wv/vibration_modes.gifhttp://intermediateorgchemistry.co.uk/spectroscopy1.htm
  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    12/16

    Tabel 1. Penerapan Spektroskopi Molekuler

    Jenis

    Spektroskopi

    Sumber

    Radiasi

    Frekuensi

    (Hz)

    Panjang

    Gelombang

    (m)

    Energi

    (kkal/mol)

    Jenis

    transisi

    InframerahSinar

    Inframerah

    0,2-1,2 x

    1014

    2,5-15 x10 -

    6 2-12

    Getaran

    Molekul

    UltravioletSinar

    Ultraviolet

    0,375-1,5 x

    1015 2-8 x 10 -7 37-150

    Keadaan

    Elektronik

    Resonansi

    Magnetik

    Inti

    GelombangRadio

    60x10

    (tergantung

    padakekuatan

    magnet dari

    alat)

    5 6 x 10 -6 Spin Inti

    Sumber: Disadur dari Organic Chemistry, a Short Course , Sixth Edition karangan Harold Hart,hal 310.

    Nilai Ambang Batas untuk air minum yang berlaku,

    berdasarkan Permen. Kes. RI no. 16/MENKES/IX/1990 :

    Tabel 2. Batas ambang logam berat dalam air minum

    No. Jenis Logam Berat Batas ambang yang diizinkan ( mg/L )

    1. 2. 3.

    Pb Cd Cu

    0.005 0.005

    0.5 Sumber: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-6777-2302100049-bab1.pdf (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 19.13 WIB)

    http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-6777-2302100049-bab1.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-6777-2302100049-bab1.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-6777-2302100049-bab1.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-6777-2302100049-bab1.pdf
  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    13/16

    LAMPIRAN A.II : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGANHIDUP NOMOR : KEP 51-/MENLH/10/1995TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRITANGGAL : 23 OKTOBER 1995

    BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

    PELAPISAN TEMBAGA ( Cu ) PELAPISAN NIKEL ( Ni ) PARAMETER KADAR

    MAKSIMUM(mg/L)

    BEBANPENCEMARAN

    MAKSIMUM( gram/m 2 )

    KADARMAKSIMUM

    (mg/L)

    BEBANPENCEMARAN

    MAKSIMUM( gram/m 2 )

    TSS 60 6,0 60 6,0 Kadmium ( Cd ) 0,05 0,005 0,05 0,005 Sianida ( CN ) 0.5 0,05 0,5 0,05 Logam Total 8,0 0,8 8,0 0,8 Nikel ( Ni ) 3,0 0,3 - - Seng (Zn) - - 5,0 0,5 pH 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0

    Debit LimbahMaksimum

    100 L per m 2 produk pelapisan logam 100 L per m Produk

    pelapisan logam

    PELAPISAN KROM ( Cr ) PELAPISAN & GALVANISASI PARAMETER KADAR

    MAKSIMUM (mg/L)

    BEBANPENCEMARA

    NMAKSIMUM

    SENG (Zn)KADAR

    MAKSIMUM

    BEBANPENCEMARA

    NMAKSIMUM

    TSS 60 6,0 60 6,0 Kadmium (Cd) 0,05 0,005 0,05 0,005 Sianida (CN) 0,5 0,05 0,5 0,05 Logam Total 8,0 0,8 8,0 0,8 Krom Total (Cr) 2,0 0,2 - - Krom Heksavalen

    (Cr +6

    ) 0,3 0,03 - - Seng (Zn) - - 2,0 0,2 pH 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0

    Debit Limbah Maksimum

    100 L per m2 produk pelapisanlogam

    100 L per m2 produk pelapisan logam

    Catatan :1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam

    miligram parameter per Liter air limbah.2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan

    dalam gram parameter per m 2 produk pelapisan logam.Sumber: http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/dokumen-publikasi/doc_download/108-kepmenlh-no51-tahun-1995

    (Diakses pada hari Selasa, 15 November 2011, pukul 24.00 WIB)

    http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/dokumen-publikasi/doc_download/108-kepmenlh-no51-tahun-1995http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/dokumen-publikasi/doc_download/108-kepmenlh-no51-tahun-1995http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/dokumen-publikasi/doc_download/108-kepmenlh-no51-tahun-1995http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/dokumen-publikasi/doc_download/108-kepmenlh-no51-tahun-1995http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/dokumen-publikasi/doc_download/108-kepmenlh-no51-tahun-1995http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/dokumen-publikasi/doc_download/108-kepmenlh-no51-tahun-1995
  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    14/16

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    15/16

  • 7/22/2019 LTM Pemicu 3: Kimia Analitik 2011

    16/16

    LTM Kimia Analitik Pemicu 3 2011