ltm pbl 1

download ltm pbl 1

If you can't read please download the document

Transcript of ltm pbl 1

Lembar Tugas Mandiri Nilai Keadilan dalam Kehidupan Politik Lembaga Pemerintahan Negara Oleh Nur Azizah, NPM 1006683772 Topik Data Publikasi Buku Ajar II MPKT Pengarang : Dr. Drs. H. Zakky Mubarak, MA, dkk. Jakarta, Badan Penerbit FK UI 2010, 143 halaman Ragil, Tardjo.2010.Menyingkap Tabir Amuk Massa Selasa, 2 November 2010 pukul 13.00) I. Pendahuluan Kehidupan politik di Indonesia belakangan ini sering ternodai oleh aksi-aksi kekerasan dan anarki. Sebagai contoh, kasus amuk massa destruktif memprotes hasil Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Tuban, Jawa Timur. Aksi kekerasan, perusakan dan pembakaran kantor, aset publik maupun pribadi tersebut dilatarbelakangi oleh kemarahan dan ketidakpuasan massa terhadap ketidakadilan yang terjadi dalam proses politik lokal. Ekspresi ketidakpuasan itu biasanya datang dari massa pendukung calon yang kalah yang menganggap proses maupun hasil pilkada merugikan pihak yang kalah tersebut dan menguntungkan pihak lain. Di sisi lain, Orde Baru dianggap telah membangun sebuah sruktur masyarakat yang amat rapuh sebagai akibat dari kesalahan strategi pembangunan yang dipilih maupun buruknya kinerja birokrasi yang menindas dan dilumuri oleh korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyelenggaraan negara yang demikian kacau telah menempatkan bagian terbesar rakyat pada posisi yang lemah. Sementara itu, birokrasi baik sipil maupun militer yang korup, bersama dengan pemodal besar telah tampil sebagai pihak yang amat berkuasa. Aliansi ketiga kelompok inilah yang selama ini begitu dikenal oleh rakyat sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kekerasan dan ketertindasan yang dialami rakyat. Dari sini terbentuklah semacam kebencian sebagai situasi psikologis rakyat sehingga mendorong terjadinya berbagai amuk massa melalui perusakan terhadap sarana-sarana dan gedung-gedung pemerintahan. Meninjau penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa maraknya aksi amuk massa yang terjadi di negara ini dilatarbelakangi oleh rasa ketidakpuasan rakyat atas ketidakadilan yang dilakukan oleh (www.sijorimandiri.net, diakses : Amuk Massa :

lembaga-lembaga pemerintahan. Nilai-nilai keadilan dalam kehidupan politik pemerintahan sangat diperlukan untuk mengendalikan dan memperbaiki kondisi terpuruk yang dialami oleh rakyat tersebut. II. Isi Keadilan berasal dari kata adil, dapat diartikan sebagai suatu keadaan seimbang, tidak berat sebelah atau tidak memihak. Beberapa pendapat ilmuwan/filsuf berkaitan dengan keadilan antara lain, pendapat dari Socrates yang menitikberatkan keadilan pada pemerintahan yaitu bilamana pemerintah dengan rakyatnya terdapat saling pengertian yang baik, penguasa mematuhi dan mempraktekkan ketentuan hukum serta pimpinan negara yang bersikap bijaksana. Plato pada zaman Yunani Kuno memberi nilai keadilan sebagai "Kebijakan Tertinggi dalam Kehidupan Negara yang Baik" (The Supreme Virtue of The Good State) dan orang yang adil adalah orang yang mengendalikan diri, yang perasaanya dikendalikan oleh akal (the dicipline man whose passion are controlled by reason). Keadilan bersifat universal, artinya rasa keadilan adalah kebutuhan hidup manusia dimanapun berada karena keadilan merupakan proses kejiwaan yang dibawa sejak manusia lahir. Selain itu, keadilan juga bersifat unik, artinya setiap manusia memiliki ukuran keadilan yang relatif, suatu sifat yang berbeda dengan keadilan Tuhan yang bersifat mutlak. Beberapa nilai yang sangat terkait dengan nilai keadilan antara lain kejujuran dan tanggung jawab. Kejujuran merupakan sikap dan perbuatan atau moralitas yang baik yang berasal dari hati nurani dan dilakukan tanpa pamrih. Kejujujuran merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan khususnya kehidupan politik. Banyak permasalahan yang terjadi berpangkal dari kejujuran. Sebagai contoh, kasus korupsi pada brokrasi dan lembaga pemerintah, dalam hal ini dikaitkan dengan ketidakjujuran dan penyalahgunaan dalam penggunaan wewenang. Masalah ini akan menimbulkan munculnya ketidakadilan yang selanjutnya dapat memicu terjadinya aksi amuk massa akibat rasa ketidakpuasan rakyat terhadap kinerja pemerintah. Aspek lain yakni tanggung jawab pada hakikatnya merupakan kewajiban dalam melakukan tugas tertentu. Tanggung jawab timbul karena telah diterimanya suatu wewenang oleh suatu pihak dalam hal ini pejabat pemerintah atau birokrat. Para pejabat tesebut merupakan orang-orang yang telah diberi kepercayaan dan amanah dari rakyat yang dipilih dari suatu proses demokrasi untuk menjalankan pemerintahan negara ini dengan sebaik-baiknya dengan harapan tercipta suatu keadilan dalam kehidupan sosial masyarakat. Jika para biroktat dan pelaksana pemerintahan melalaikan tanggung jawab tersebut, maka akan terjadi ketidakadilan yang pada akhirnya akan membuat rakyat menderita dan merasa tertindas.

III. Penutup Solusi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi hal tersebut antara lain melanjutkan reformasi birokrasi pada lembaga pemerintahan dengan memperbaiki sistem rekrutmen dan pemberian sanksi-penghargaan, serta penataan jumlah pegawai negeri dan memfokuskannya pada posisi fungsional untuk membangun birokrasi yang bersih, kredibel, dan efisien. Nilai-nilai keadilan harus ditegakkan sehingga dapat mengendalikan aksi amuk massa yang timbul akibat rasa ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah. Sehingga penyelenggaraan sistem ketatanegaraan dapat dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan wewenang setiap lembaga, agar terjadi proses saling mengawasi antar lembaga. Selain itu, dalam proses demokrasi contohnya pilkada, seluruh perangkat penyelenggara pilkada seperti KPU, KPPS dan lainnya agar bersikap dan bertindak netral serta profesional dalam menjalankan tugasnya. Masing-masing pihak baik kandidat calon maupun massa pendukung calon tersebut harus mampu mengendalikan diri, bersikap dewasa, mengutamakan kepentingan nasional, harus siap menang dan siap kalah, dan bila ternyata kalah harus bersikap ksatria. Solusi terakhir, aparat keamanan diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan dan bertindak tegas terhadap setiap pelaku aksi amuk massa. Siapapun yang berupaya membuat kerusuhan harus diproses hukum, diberikan sanksi dan tindakan yang tegas, tanpa pandang bulu. Masyarakat perlu mewaspadai adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin memperkeruh suasana dengan memprovokasi masyarakat. Cukup sudah aksi amuk massa yang terjadi selama ini, karena amuk massa hanya menyisakan kerugian, penderitaan dan kehancuran.