LP&SP Halusinasi

13
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS KEPERAWATAN JIWA LAPORAN PENDAHULUAN A. Masalah Utama: Perubahan sensori perseptual: halusinasi. B. Proses Terjadinya Masalah Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik. Individu yang mengalami halusinasi seringkali beranggapan sumber atau penyebab halusinasi itu berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang diicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya sendiri. Halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain. Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri (self esteem) dan keutuhan keluarga

description

laporan pendahuluan halusinasi

Transcript of LP&SP Halusinasi

Page 1: LP&SP Halusinasi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSKEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama:

Perubahan sensori perseptual: halusinasi.

B. Proses Terjadinya Masalah

Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya

rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana

terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik. Individu yang mengalami

halusinasi seringkali beranggapan sumber atau penyebab halusinasi itu berasal dari

lingkungannya, padahal rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan

perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan

dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang

diicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya

sendiri.

Halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan gejala

yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain.

Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri (self

esteem) dan keutuhan keluarga dapat merupakan penyebab terjadinya halusinasi.

Ancaman terhadap harga diri dan keutuhan keluarga meningkatkan kecemasan.

Gejala dengan meningkatnya kecemasan, kemampuan untuk memisahkan dan

mengatur persepsi, mengenal perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan

perasaan sendiri menurun, sehingga segala sesuatu diartikan berbeda dan proses

rasionalisasi tidak efektif lagi. Hal ini mengakibatkan lebih sukar lagi membedakan

mana rangsangan yang berasal dari pikirannya sendiri dan mana yang dari

lingkungannya.

Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk

terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara

Page 2: LP&SP Halusinasi

sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan

gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri

tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan).

C. 1. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Isolasi sosial: menarik diri

2. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

a. Data Subyektif :

mendengar suara bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata

melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata

mencium bau tanpa stimulus

merasa makan sesuatu

merasa ada sesuatu pada kulitnya

takut pada suara / bunyi / gambaran yang didengar

ingin memukut / melempar barang – barang

b. Data Obyektif :

berbicara dan tertawa sendirl

bersikap seperti mendengar / melihat sesuatu

berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

disorientasi

Perubahan persepsi sensori: halusinasi …

Page 3: LP&SP Halusinasi

D. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

halusinasi.

2. Perubahan sensori perseptual: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.

E. Rencana Tindakan

Diagnosa keperawatan Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

berhubungan dengan halusinasi.

1. TujuanUmum:

Klien tidak mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

2. Tujuan Khusus:

a. Membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1) Salam terapeutik - perkenalkan diri - jelaskan tujuan - ciptakan

lingkungan yang tenang - buat kontrak yang jelas (waktu, tempat, topik)

2) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan

3) Empati

4) Ajak membicarakan hal - hal nyata yang ada di lingkungan

b. Klien dapat mengenal halusinasinya

Tindakan:

1) Kontak sering dan singkat

2) Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan non

verbal)

3) Bantu mengenal halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara

yang didengar - apa yang dikatakan oleh suara itu Katakan bahwa

perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi perawat tidak

mendengamya. Katakan bahwa perawat akan membantu.

4) Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu, frekuensi

teriadinya halusinasi serta apa yang dirasakan jika teriadi halusinasi

5) Dorong untuk mengungkapkan perasaannya ketika halusinasi muncul

Page 4: LP&SP Halusinasi

c. Klien dapat mengontrol halusinasinya

Tindakan:

1) Identifikasi bersama tentang cara tindakan j ika teriadi halusinasi

2) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk

mengontrol halusinasinya

3) Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi: bicara dengan

orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan

pada suara tersebut " saya tidak mau dengar!"

4) Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih / dilakukan

5) Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian jika

berhasil

d. Klien dapat dukungan dari keluarga

Tindakan:

1) Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala, cara

memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up atau

kapan perlu mendapat bantuan

2) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan:

1) Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping

minum obat

2) Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, pasien, obat,

dosis, cara dan waktu)

3) Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan

4) Beri reinforcement positif bila klien mintun obat yang benar

Semarang, 21 Mei 2005

Pembimbing, Praktikan

Ns. Diyan yuli W., S.Kep Puji Indriyani

NIP 132 300 431 NIM:G6B205032

Page 5: LP&SP Halusinasi

Fakultas Kedokteran – Universitas DiponegoroProgram Studi Ilmu KeperawatanProgram Pendidikan Profesi NersKeperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANINTERAKSI DI URJ

Masalah Utama : Perubahan sensori-perseptual : HalusinasiPertemuan : 1Tanggal : 23 Mei 2005

Kondisi Klien : Klien tenang, bicara dan tertawa sendiri, bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu, pembicaraan kacau, berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu, klien jarang minum obat dan kontrol

Diagnosa Keperawatan :Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi

Tujuan Khusus :Klien dapat membina hubungan saling percaya dan mengenali halusinasinya

Tindakan :2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan tujuan interaksi4. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang5. Mewawancarai dan mengobservasi kondisi klien secara langsung

dari keluarga

I. FASE ORIENTASI“ Selamat pagi, Mbak ?”“ Bagaimana keadaannya Mbak hari ini ?”“ Kenalkan, nama saya Puji, nama Mbak siapa ya ? Biasanya Mbak dipanggill siapa ? Usia Mbak berapa ? Rumah mbak dimana ? Dirumah tinggal dengan siapa ? mbak bekerja atau tidak ? Anknya berapa ? yang mengantar berobat siapa ?”

“ Mbak, senangnya saya bisa berkenalan dengan mbak, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang kondisi Mbak, mengenai keluhan yang Mbak rasakan ? Bagaimana mbak bersedia, kan ?”Waktunya tidak lama koq kurang lebih 15 menit sambil menunggu dipanggil dokter. Tempatnya disini saja ya mbak ?

II. FASE KERJA1. “Mbak bagaimana kondisi hari ini ? apa yang dikeluhkan ? koq sepertinya Mbak

gelisah. “2. “ Selama dirumah

bagaimana kegiatan sehari-hari? Apa ada kesulitan /”3. Bagaimana

hubungan Mbak dengan keluarga ?”4. “Apakah selama

dirumah Mbak masih mendengar suara-suar yang tidak ada sumbernya atau melihat suatu bayangan ?”

Page 6: LP&SP Halusinasi

5. “ Apa yang Mbak lakukan jika mendengar suara-suara tersebut ? menanggapi, menganggap tidak ada atau marah-marah ?”

6. “ Selama ini bagaimana dengan keluarga apakah mendukung pengobatan mbak ?”

7. “ Apakah Mbak dirumah rajin minum obat dan control rutin, dimana ?”

8. “ Apakah Mbak tahu manfaat berobat dan minum obat secara teratur ?Oleh karena itu jangan sampai Mbak kehabisan obat, kalau control juga diusahakan harus rutin jangan menunggu obat habis atau menunda- menunda. “Bagaimana Mbak dan keluarga sudah mengerti kan ?”

III FASE TERMINASI 1. “ Bagaimana Mbak setelah periksa dokter ? mbak harus bisa menghilangkan

halusinasinya dengan cara tidak menghiraukan apa yang dibisikkan atau dengan membuat kesibukan dirumah seperti memasak kue dll”

2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak sudah mau mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berteman dengan saya “

3. “ Baiklah Mbak, sampai disini pertemuan kita jangan lupa control dan minum obat secara teratur ya Mbak? “

Semarang , 23 Mei 2005

Pembimbing Praktikkan,

Ns. Diyan Yuli W, S.Kep Puji IndriyaniNIP. 132 300 431 G6B205032

Page 7: LP&SP Halusinasi

Fakultas Kedokteran – Universitas DiponegoroProgram Studi Ilmu KeperawatanProgram Pendidikan Profesi NersKeperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANINTERAKSI DI URJ

Masalah Utama : Gangguan konsep diri : harga diri rendahPertemuan : 1Tanggal : 23 Mei 2005

Kondisi Klien : Klien tenang, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri, lebih suka menyendiri, merasa bodoh dan bingung untuk memlilih tindakan.

Diagnosa Keperawatan :Isolasi sosial : manarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan Khusus :Klien dapat membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki

Tindakan :1. Memperkenalkan diri 2. Menjelaskan tujuan interaksi 3. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang4. Mewawancarai dan mengobservasi kondisi klien secara langsung dari keluarga

III. FASE ORIENTASI“ Selamat pagi, Mbak ?”“ Bagaimana keadaannya Mbak hari ini ?”“ Kenalkan, nama saya Puji, nama Mbak siapa dan biasanya dipanggill apa ? “Saya suster Puji yang bertugas untuk membantu Mbak dan keluarga mengatasi masalah yang sedang dialami saat ini “ Usia Mbak berapa ? Rumah mbak dimana ? Dirumah tinggal dengan siapa ? mbak bekerja atau tidak ? yang mengantar berobat siapa ?”

“ Mbak, senangnya saya bisa berkenalan dengan mbak, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang kondisi Mbak, mengenai masalah yang terjadi pada diri mbak ? Bagaimana mbak setuju, kan ?”Waktunya tidak lama hanya 15 menit saja sambil menunggu giliran dipanggil dokter. Tempatnya disini saja ya mbak ?

Page 8: LP&SP Halusinasi

IV. FASE KERJA1. “Mbak bagaimana khabarnya hari ini ? apa yang dirasakan ? sepertinya

Mbak melamun, sedang memikirkan apa ?. “Bagi – bagi dong dengan Mbak Puji, mungkin saya bisa membantu masalahnya Mbak ?”

2. “ Mbak apa yang membuat Mbak sedih ? “ Apakah dengan kesedihan masalah Mbak bisa teratasi ? “

3. “ Mbak mau kan mengatakannya kepada saya, Saya akan merahasiakan masalahnya Mbak hanya kita yang tahu, tapi keluarga Mbak boleh tahu ya? “

4. “Mbak tahu kan, semua orang pasti punya kekurangan dan kelebihan ? “5. “ Kalau menurut Mbak apakah manusia itu sempurna ? “6. “ Benar sekali, sekarang dengan kekurangan yang dimiliki oleh Mbak, Mbak

tidak usah berkecil hati karena masih banyak orang yang mempunyai kekurangan yang lebih dibandingkan Mbak ?”Mbak pernah melihat orang cacat kaki dan tangan atau orang yang tuna wicara ? “ Bagimana menurut Mbak mereka itu , mereka bisa menerima keadaanya tanpa menjadi beban .”

7. “ Saya yakin Mbak pasti mempunyai kelebihan, kalau dirumah apa yang sering dikerjakan Mbak, Bu ?”

8. “Nah, Mbak punya ketrampilan . bagaimana kalau hal itu dikembangkan pasti akan lebih baik ?”

9. “ Sekarang periksa dokter dulu , sampaikan keluhannya apa yang dirasakan oleh mbak ?”

III FASE TERMINASI 4. “ Bagaimana Mbak setelah periksa dokter ? mbak harus bisa meneima

keadaan dirinya, jangan suka mnyendiri dan teruskan ketrampilan yang Mbak milikil”

5. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak dan keluarga sudah mau mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berteman dengan saya “

6. “ Baiklah Mbak, sampai disini pertemuan kita jangan lupa control dan minum obat secara teratur ya Mbak? “

Semarang , 23 Mei 2005

Pembimbing Praktikkan,

Ns. Diyan Yuli W, S.Kep Puji IndriyaniNIP. 132 300 431 G6B205032

Page 9: LP&SP Halusinasi

DAFTAR PUSTAKA

6. Kelliat, Budi Anna. Proses keperawatan kesehatan jiwa, EGC. Jakarta . 1999

7. Kelliat, Budi Anna. Seri keperawatan jiwa. FKUI. EGC. Jakarta. 116

8. Stuart, GW & Sundeen. Buku saku keperawatan jiwa ( ed Indonesia). EGC. Jakarta. 1998

9. Townsend, MC. Buku saku : diagnosa keperawatan pada keperawatan psychiatri: Pedomen untuk pembuatan rencana perawatan (ed Indonesia). EGC. Jakarta. 1995

10. Kaplan dan Sadock. Sinapsis psikiatri. Binarupa Aksara. Jakarta. 1997

11. Azis R,dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. RSJD Dr Amino Gindohutomo. Semarang. 2003

12. Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1 .RSJP Bandung. 2000