LP STROKE

download LP STROKE

of 9

description

LP STROKE

Transcript of LP STROKE

NAMA: IRMAN NIM: 201535015JURUSAN: PROGRAM STUDI PROFESI NERSASAL INSTITUSI: UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAPORAN PENDAHULUAN STROKE

A. Anatomi Fisiologi JantungJantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Fungsi jantung adalah mengatur distribusi darah ke seluruh bagian tubuh. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, besarnya kurang lebih sebesar kepalan tangan pemilikny. bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada , diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis.Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. PosteriorAnteriorLetak

Gambar 1. Anatomi JantungFungsi-fungsi bagian jantung adalah sebagai berikut :1. Serambi kanan menerima darah yang kaya CO2 dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan vena cava inferior (kaki sampai dada bagian bawah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah yang kaya CO2 dikumpulkan di atrium kanan kemudian mengalir ke ventrikel kanan. Bilik kanan menerima darah kaya CO2 sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, katup trikuspidalis menutup dan katup paru (katup semilunar) terbuka. Penutupan katup trikuspidalis mencegah darah kembali ke atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.2. Serambi kiri menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru (vena pulmonal). Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Bilik kiri menerima darah yang mengandung oksigen dari atrium kiri. Darah melewati katup mitral/bikuspidalis ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, katup mitral menutup dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah mengalir ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan seterusnya mengalir ke seluruh bagian tubuh. B. Pengertian StrokeStroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Wolter Lippicont, dkk, 2011).Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Lindon Saputra, 2014).Menurut (Marilyn E, Doenges : 2012) stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukkan adanya beberapa kelainan otak ba secara fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh system pembuluh darah otak.

Gambar 2. Pembuluh Darah Penderita StrokeC. Etiologi StrokePenyebab terjadinya stroke adalah : 1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak).2. Merupakan penyebab stroke yang paling sering di temui yaitu 40% dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologis. Biasanya berkaitan erat dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis.3. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain).4. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu flowess dalam jantung sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan dari penyakit jantung.5. Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak).(Wolter Lippicont, dkk 2011).Adapun faktor resiko pada stroke :1. Hipertensi2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)3. Kolesterol tinggi4. Obesitas5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)6. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen tinggi)8. Penyalahgunaan obat ( kokain)9. Konsumsi alkohol (Wolter Lippicont, dkk, 2011).D. Tanda dan Gejala StrokeStroke dapat menyebabkan berbagai defisit neurologik,bergantung pada lokasi lesi(pembuluh darah mana yang tersumbat),ukuran area yang perfusinya tidak adekuat , dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Tanda dan gejala ini muncul pada penderita stroke antara lain : Kehilangan motorik : hemipelgi (paralisys pada suatu sisi) karena lesi pada sesi otak yang berlawanan,hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh. kehilangan komunikasi:disartria (kesulitan bicara),disfasia atau afasia (bicara deektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya). Gangguan persepsi : disfungsi persepsi visual,gangguan hubungan visual spasial, kehilangan sensori. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis. Disfungsi kandung kemih. (Wolter Lippicont, dkk, 2011)E. Patofisiologi StrokeStroke non hemoraghi dibagi menjadi stroke trombotik dan stroke emboli .Pada stroke trombotik,oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena trombus yang makin plama makin menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan aliran darah ini menyebabkan iskemi yang berlanjut menjadi infark. Dalam waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama kelamaan akan nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trobosis adalah percabangan arteri karotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan dengan arteri basiler. Onset stroke trombosik biasanya lambat.Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang terlepas pada bagian tubuh lain sampai ke arteri karotis, emboli tersebut terjebak di pembuluh darah otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah percabangan lumen yang menyempit yaitu arteri carotis dibagian tengah atau Middle Carotid Artery (MCA). Dengan adanya sumbatan oleh emboli juga akan menyebabkan iskemi. Efek iskemik bervariasi bergantung derajat lamanya gannguan aliran darah, dimana pengurangan aliran darah dalam derajat sedang hanya dapat menimbulkan gangguan fungsional sementara saja dan bukan kerusakan yang permanen seperti yang terjadi pada iskemia berat. Efek iskemik dapat menimbulkan lesi pada saraf fungsi motorik yang terdiri dari lesi di lobus (temporalis dan frontal), lesi pada kapsul interna, dan lesi pada korteks piramidalis yang mengatur koordinasi serta lesi pada batang otakLesi dapat terjadi di lobus temporalis maupun lobus frontalis. Lesi yang menyerang lobus temporalis dapat menyebabkan disfasia reseptif,sedangkan lesi yang menyerang lobus frontalis dapat menyebabkan disfasia ekspresif. Pada penderita stroke yang mengalaminya dapat muncul gejala berupa koordinasi bicara yang menurun sehingga dapat menyebabkan masalah keperawatan kerusakan komunikasi verbal.Lesi dapat terjadi di kapsul interna yang kemudian dapat menyerang wajah,nervus vagus,dan nervus glosofaring,otot skeletal dan lidah serta ekstremitas baik atas maupun bawah. Lesi yang menyerang nervus vagus dan nervus glosofaring dapat menyebabkan sulit menelan dan dapat memunculkan masalah keperawatan kerusakan menelan. Dari masalah tersebut dapat menyebabkan masalah resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Lesi pada kapsul interna juga akan mempengaruhi fungsi ekstremitas, sehingga penderita stroke yang mengalaminya dapat muncul gejala kelumpuhan kontralateral yang menyebabkan masalah keperawatan kerusakan mobilitas fisik. Sedangkan lesi yang menyerang batang otak dapat mengganggu kerja sistem saraf yang mengatur pernapasan, sehingga dapat memunculkan masalah keperawatan pola napas tak efektif.Trombus dan embolus yang terbawa sampaiotak dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah arteri serebri yang akan meningkatkan tekanan intrakranial. Peningkatan tekanan intrakranial tersebut dapat menyebabkan penekanan penyempitan pada dinding arteri serebri sehinggan suplai O2 akan menurun dan dapat memunculkan masalah keperawatan perfusin jaringan serebral tidak efektif. Oleh karena kekurangan O2 tadi, otak akan memerintahkan menyebabklan penimbunan asam laktat sehingga penderita stroke yang mengalaminya akan mengalami asidosis metabolik dan penurunan kesadaran(koma). (Wolter Lippicont, dkk 2011)

F. Pathway Stroke

G. Pemeriksaan Penunjang Stroke1. Pemeriksaan penunjang radiologiAda dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak(cerebrovasculer disease/CVD) yaitu computed tomographi (CT Scan) dan magnetic resonance imaging (MRI).a. CT Scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT Scan kurang sensitif di banding dengan MRI,misalnya pada kasus stroke hiperakut.

2. Pemeriksaan penunjang laboratorium : a. Kreatinin fosfokinase Pemeriksaan ini untuk mengetaui fungsi ginjal, menunjukan juga kerusakan otot masif. Pemeriksaan pada enzim ini untuk mengetahui kadarnya yang terdapat pada otot rangka. Kreatinin merupakan produk penguraian otot. Kreatinin disekresikan oleh ginjal melalui kpombinasi filtrasi dan sekresi.b. GDS (gula darah sewaktu)Pemeriksaan gula darah sewaktu menunjukan kadar glukosa dalam darah. Keadaan hiperglikemi atau hipoglikemi dapat menimbulkan adanya eksaserbasi lebih luas. Nilai GDS pada pasien stroke dapat mencapai > 200 mg/dl.c. KolesterolKolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk bermacam-macam fungsi. Kolesterol dari makanan akan meningkatkan kolesterol dalam darah. Semakin tinggi kolesterol semakin tinggi kemungkinan dari kolesterol tersebut tertimbun di pembuluh darah. Kelebihan kolesterol tersebut akan bereaksi pembuluh daran zat lain yang mengendap pada pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri yang dikenal dengan arterosklerosis. Nilai normal 150-270 mg/dl tergantung sesuai umur.d. HMT (hematokrit)Hematokrit merupakan volume sel darah merah dalam 100 ml. pda kasus stroke biasanya terjadi peningkatan hematokrit. Pemeriksaan hematokrit di lakukan untuk mengetahui konsentrasi sel darah merah (eritrosit)dalam darah. Semakin meningkat hematokrit semakin kecil kandungan oksigen yang dibawa. Nilai pada pria 40-54% sedangkan pada wanita 38-47%.3. Pemeriksaan penunjang neurologisa. Glasgow Coma Scale(GCS)untuk mengetahui tingkat kesadaran penderita.b. Respon pupil untuk mengetaui apakah ada dilatasi.c. Denyut nadi biasanya menurun.d. Tekanan darah biasanya meningkat.e. Frekuensi pernapasan biasanya menurun.f. Suhu biasanya meningkat.H. Penatalaksanaan StrokeTujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan melakukan tindakan sebagai berikut : Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIKDengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan Pengobatan Konservatifa. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.e. Pengobatan Pembedahan Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien.c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.I. Pengkajian Strokea. Aktivitas/IstirahatKlien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis, hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.b. SirkulasiAdanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia. Dan hipertensi arterial.c. Integritas EgoEmosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.d. EliminasiPerubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.e. Makanan/CairanNausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysphagiaf. Neuro SensoriPusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial. Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang menyempit. Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.g. Nyaman/nyeriSakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka.h. RespirasiKetidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas, whezing, ronchi.i. KeamananSensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury. Perubahan persepsi dan orientasi Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi. Tidak mampu mengambil keputusan.j. Interaksi sosialGangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi.J. Diagnosa Keperawatan Abses PayudaraAdapun diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien abses payudara adalah sebagai berikut : 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak terhambat2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak4. Defisit perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan neurovaskulerK. Intervensi Abses Payudara1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak terhambatNOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan suplai aliran darah ke otak lancar dengan kriteria hasil : mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan : Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan, Tidak ada ortostatik hipertensi, Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg) mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan berkomunikasi dengan jelas menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunterNIC : Berikan informasi kepada keluarga Monitor tekanan perfusi serebral Catat respon pasien terhadap stimuli Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon neurology terhadap aktivitas Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal Monitor intake dan output cairan Restrain pasien jika perlu Monitor suhu dan angka WBC Kolaborasi pemberian antibiotik Posisikan pasien pada posisi semifowler Minimalkan stimuli dari lingkungan Bersihkan jalan nafas dari sekret Pertahankan jalan nafas tetap efektif Berikan oksigen sesuai intruksi2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskulerNOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan klien dapat melakukan pergerakan fisik dengan kriteria hasil : Klien meningkat dalam aktivitas fisik Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)NIC : Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kemampuan Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADL Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otakNOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan klien mampu untuk berkomunikasi lagi dengan kriteria hasil : dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat dapat mengerti dan memahami pesan-pesan melalui gambar dapat mengekspresikan perasaannya secara verbal maupun nonverbal

NIC : Libatkan keluarga untuk membantu memahami / memahamkan informasi dari / ke klien Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh perhatian Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam komunikasi dengan klien Dorong klien untuk mengulang kata-kata Berikan arahan / perintah yang sederhana setiap interaksi dengan klien Programkan speech-language teraphy Lakukan speech-language teraphy setiap interaksi dengan klien4. Defisit perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan neurovaskulerNOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan kebutuhan mandiri klien terpenuhi, dengan kriteria hasil : dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat Klien terbebas dari bau badan Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADL Dapat melakukan ADL dengan bantuanNIC : Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.L. Daftar PustakaDoenges, Marilynn E., dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Eds 3. Jakarta : EGCGanong, W.F. 2012. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGCLippicont, Wolter, dkk. 2011. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta : INDEKSNurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : Medi ActionSaputra, Lindon. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : BINARUPA AKSARA