LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

24
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT A. PENGERTIAN CAIRAN Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total. Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total : 1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah. Plasma darah. 2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis. Merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahann yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. B. KONSEP DASAR 1. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh a. Volume cairan Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2 60% dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia

Transcript of LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

Page 1: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGERTIAN CAIRAN

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.  Cairan tubuh terdiri

dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara

langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam

cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan

ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.

Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total :

1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah. Plasma darah.

2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam pleura,

perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.

Merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang

tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling

berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan

atau kekurangan.

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh

membutuhkan perubahann yang tetap dalam berespons  terhadap stressor fisiologis dan

lingkungan.

B. KONSEP DASAR 

1. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh 

a. Volume cairan 

Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2 60% dari BB

pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di  mana makin

tua usia maka sedikit kandungan airnya. Jadi jumlah volume ini tergantung pada

kandungan lemak badan dan usia.

Contoh:  BBL-TBW nya 70-80 %, usia pubertas sampai dengan 39 th untuk pria

60% dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB. Usia 45-60 th untuk pria usia 55% dari

BB dan wanita 47 % dari BB. Usia diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB dan

wanita 46 % dai BB.

Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih

banyak daripada pria sehingga volume cairan lebih rendah dari pria.

b. Distribusi cairan

Cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen yaitu pada intra seluler dan

ekstraselular. Cairan Intraseluler kira-kira 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan Cairan

Ekstraseluler 20% dari BB. Cairan ini terdiri atas plasma (Cairan Intravaskuler) 5%,

Page 2: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

Cairan Interstisial CIT (Cairan disekitar tubuh seperti limfe) 10-15 % dan Cairan

Transeluler (CTS) (misalnya cairan cerebrospinalis, sinovial, cairan dalam

peritoneum, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3 %.

c. Fungsi Cairan

1. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.

2. Transport nutrient ke sel

3. Transport hasil sisa metabolism

4. Transport hormone

5. Pelumas antar organ

6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.

d. Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan berasal

dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 – 2.500

ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.

Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500 ml/hari,

paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.

Rumus menghitung keseimbangan cairan tubuh

     CM – CK – IWL

Ket:

CM : Cairan Masuk

CK : Cairan Keluar

*Rumus IWL

IWL = (15 x BB )

                     24 jam

e. Pergerakan Cairan Tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu ;

1. Difusi

Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan

elektrolit didisfusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi

oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperature.

2. Osmosis

Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane

semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang

lebih tinggi yang sifatnya menarik.

3. Transpor aktif

Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena

adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

Page 3: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

f. Pengaturan Keseimbangan Cairan

1. Rasa dahaga

Mekanisme rasa dahaga :

a) Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya

menimbulkan  produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus

untuk melepaskan substrat neuron yang bertanggungjawab terhadap sensasi

haus.

b) Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi penigkatan tekanan osmotic dan

mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga.

2. Anti Diuretik Hormon (ADH)

ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisisi dari hipofisis

posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan

penurunan cairan ekstrasel. Hormone ini meningkatkan rearbsorbsi air pada

duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air

3. Aldosteron

Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal

untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang

konsentrasi kalium, natrium serum dan system angiotensin rennin serta sangat

efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.

4. Prostaglandin

Adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi

dalam merespn radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus dan

mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal, prostaglandin bereran mengatur sirkulasi

ginjal, respons natrium dan efek ginjal pada ADH.

5. Glukokortikoid

Menigkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi

retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan pada

keseimbangan cairan (volume darah).

g. Cara Pengeluaran Cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :

1. Ginjal

a) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter

darah untuk disaring setiap hari.

b) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam

c) Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.

d) Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron.

Page 4: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

2. Kulit

a) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang menerima

rangsang aktivitas kelenjar keringat

b) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,

temperature lingkungan yang meningkat dan demam.

c) Disebut Insensible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24 jam.

3. Paru – paru

a) Menhasilkan IWL sekitar 400 ml/hari

b) Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan

kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.

4. Gastrointestinal

a) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari

sekitar 100 – 200 ml.

b) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam, dengan

kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C.

h. Masalah keseimbangan cairan

1. Hipovolemik

Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan dapat

terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga

menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik

adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,

kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH

dan aldosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal

ginjal akut.

Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,

gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu

meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering.

Tanda – tanda penurunan brat badan akut , mata cekung pengosongan vena

jugularis. Pada bayi dan anak – anak adanya penurunana jumlah air mata.

2. Hipervolemia

Adalah penambaha/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :

a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air

b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air

c) Kelebihan pembarian cairan

d) Perpindaha CIT ke plasma.

Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi kuat,

asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama

gallop.

Page 5: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

i. Ketidakseimbangan asam basa

1. Asidosis respiratorik

Disebabkan karena kegagalan system pernafasan dalam membuang CO2 dari

cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan PCO2 arteri diatas 45 mmHg

dengan penurunan pH < 7,35.

Penyebab ; penyait obstruksi, retraksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas pusat

pernafasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dll).

2. Alkalosis respiratorik

Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih

tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan PCO2 arteri < 35

mmHg, pH > 7,45.

Penyebab : hiperventilasi alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan

aspirin, pneumonia dan emboli paru.

3. Asidosis metabolic

Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. pH arteri <

7,35, HCO3 menurun  diawah 22 mEq/lt.

Gejala ; pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma.

4. Alkalosis metabolic

Disebabkan oleh kehilangan ion hidrigen atau penambahan basa pada cairan

tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/ltd an pH arteri > 7,45.

Penyebab : mencerna sebagian besar basa ( missal : BaHCO3 antasid, soda kue)

untuk mengatasi ulkus peptikumatau rasa keembung.

Gejala : apatis, lemah, gengguan mental, kram dan pusing

Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan.

NO UMUR BB (KG)CAIRAN (ML/24

JAM)

1 3 hari 3,0 250 – 300

2 1 tahun 9,5 1150 – 1300

3 2 tahun 11,8 1350 – 1500

4 6 tahun 20 1800 – 2000

5 10 tahun 28,7 2000 – 2500

6 14 tahun 45 2200 – 2700

7 18 tahun (Adult) 54 2200 -

2700

Page 6: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

C. PENGERTIAN ELEKTROLIT

Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-). Ada tiga cairan

elektrolit yang paling esensial yaitu :

1. Pengaturan elektrolit

a. Natrium (sodium)

1) Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel (CES)

2) Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan kontraksi otot.

3) Sodium diatur oleh intake  garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya

sekitar 135-148 mEq/lt.

b. Kalium (potassium)

1) Merupakan kation utama dalam CIS

2) Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.

3) Diperlukan untuk pembentukan glikkogen, sintesa protein, pengaturan

keseibangan asam basa,  karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai

normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

c. Kalsium

1) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel,  kondusi jantung, pembekuan

darah serta pembentukan tulang dan gigi.

2) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.

3) Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi

melalui ginjal.

4) Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang.

d. Magnesium

1) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.

2) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular excibility. Nilai

normalnya 1,5-2,5 mEq/lt.

e. Klorida

1) Terdapat pada CES dan CIS,  normalnya 95-105 mEqlt.

f. Bikarbinat

1) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan

CIS.

2) Bikarbonat diatur oleh ginjal.

g. Fosfat

1) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES

2) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat,

dan pengaturan asam basa.

3) Pengaturan oleh hormone paratiroid

Page 7: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

2. Gejala klinis kekurangan elektrolit :

a. Haus

b. Anoreksia

c. Perubahan tanda-tanda vital

d. Lemas atau pucat

e. Anak rewel

f. Kejang-kejang

g. Kulit dingin

h. Rasa malas

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT

1. Usia

Variasi  usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang diperlukan

dan berat badan.

2. Temperature lingkungan

Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl

melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.

3. Diet

Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini

menimblkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler.

4. Stres

Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan glikolisis

otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat

meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.

5. Sakit

Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan hormone

akan mengganggu keseimbangan cairan.

E. CARA MENGHITUNG INFUS

1. Dewasa (Makro dengan 20 tetes / menit)

Tetesan / menit =         Jumlah cairan yang masuk

                                     Lamanya infuse (jam) x 3

Atau tetesan / menit =

Jumlah kebutuhan cairan x factortetesan                                          

Lama infuse (jam) x 60 menit

Catatan : factor tetesan infuse bermacam – macam, dapat dilihat pada label infuse (10 per

menit, 15 per menit, 20 tetes per menit).

Page 8: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

2. Anak

Tetesan / menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk

                                                        Lamanya infuse (jam)

F. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit

dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya diare

dan penyakit.

2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan

elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.

3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti

defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan

motilitas.

4. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila

diare sangat berat.

5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk anak

kecil dan lansia.

G. PHATWAY

diare

frekuensi bab meningkat

peningkatan kehilangan

cairan dan elektrolit

kekurangan volume cairan

pengeluaran NaHCO³ berlebihan

Dehidrasi

kehilangan buffer HCO³

( bikarbonat ) Gangguan

keseimbangan

Asidosis metabolic cairan dan elektrolit

Kematian syok hipovelemik

Page 9: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

H. INDIKASI

1. Pendarahan dalam jumlah banyak ( kehilangan cairan tubuh dan komponen darah )

2. Trauma abdomen ( perut ) berat ( kehilangan cairan tubuh dan komponen darah )

3. Fraktur ( patah tulang ), khususnya di pelvis ( panggul ) dan femur ( paha ) kehilangan

cairan tubuh dan komponen darah.

4. Serangan panas ( heat stroke ) kehilangan cairan tubuh pada pada dehidrasi

5. Diare dab demam ( mengakibatkan dehidrasi )

6. Luka bakar luas ( kehilangan banyak cairan tubuh )

7. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung ( kehilangan cairan tubuh dan

kompenan darah )

Page 10: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGKAJIAN

Tanggal

Jam

Ruang

1. BIODATA

a. Identitas klien

b. Identitas penanggung jawab

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama

Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan kebutuhan cairan dan elektrolit

antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia,

borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal penuh, fefes keras dan berbentuk,

kaleatihan umum, sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri saat defekasi, mual,

muntah, konstipasi, inkontenensia defekasi, diare.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Ditanyakan / menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien

c. Riwayat kesehatan terdahulu

3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)

a. Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan

b. Pola aktivitas dan latihan

c. Pola istirahat tidur

d. Pola nutrisi -  metabolic

e. Pola eliminasi

f. Pola kognitif perceptual

g. Pola konsep diri

h. Pola koping

i. Pola seksual – reproduksi

j. Pola peran hubungan

k. Pola nilai dan kepercayaan

Page 11: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Data klinik, meliputi:

1) Pengukuran Klinik

a) Berat Badan

Kehilangan/ bertambanhnya berat badan menunjukkan adanya masalah

keseimbangan asam basa cairan :

+ 2 %                      : ringan

+ 5 %                      : sedang

+ 10 %                    : berat

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama

b) Keadaan Umum

(1) Pengukuran TTV seperti nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan

(2) Tingkat kesadaran

c) Pengukuran pemasukan cairan

(1) Cairan oral ; NGT dan oral

(2) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV

(3) Makanan yang cenderung mengandung air

(4) Irigasi kateter atau NGT

d) Pengukuran pengeluaran cairan

(1) Urine : volume, kelernihan/kepekatan

(2) Feses : jumlah dan konsisten

(3) Muntah

(4) Tube drainase

(5) IWL

e) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya + 200 cc

2) Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:

a) Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani dan sensasi

rasa.

b) Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, Hemoglobin dan

bunyi jantung.

c) Mata : cekung, air mata kering.

d) Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran

e) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-untah

dan bising usus.

b. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental)

c. Tanda umum masalah elektrolit

d. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan

e. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.

Page 12: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

f. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan

g. Status perkembangan seperti usia atau situasi social

h. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan elektrolit,

b. Darah lengkap,

c. pH,

d. Berat jenis urin,

e. AGD.( Analisa Gas darah)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Aktual / Resiko defisit Volume Cairan

Definisi : Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler

(CES) dan Vaskuler (CIV).

Berhubungan dengan :

a. Kehilangan cairan secara berlebihan

b. Berkeringant secara terus menerus

c. Menurunnya intake oral

d. Penggunaa diuretic

e. Pendarahan

Ditandai dengan :

a. Hipotensi

b. Takhikardia

c. Pucat

d. Keklemahan

e. Konsentrasi urin pekat

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Penyakit Addison

b. Koma

c. Ketoasidosis pada disbetik

d. Pendarahn gastrointestinal

e. Muntah diare

f. Intake cairan tidak adekuat

g. AIDS

h. Pendarahan

i. Ulcer kolon

Page 13: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

Tujuan yang diharapkan :

a. Mempertahnkan keseimbangan cairan

b. Menunjukkkan adannya keseimbangan cairan seperti output adekuat, tekanan darah

normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik.

c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.

N

O

INTERVENSI RASIONAL

1 Ukur dan catat setiap 4 jam :

·    Intkae dan output cairan

·    Warna muntahan, urine dan feses

·    Monitor turgor kulit

·    Tanda – tanda vital

·    Monitor IV infuse

·    CVP

·    Elektrolit, BUN, hematokrit dan Hb

·    Status mental

·    Berat badan

Menentukan kehilangan makan

dan minum

2 Berikan makanan dan cairan Memenuhi kebutuhan makan

dan minum

3 Berikan pengobatan seperti antidiare dan

antimuntah

Menurunkan pergerakan usus

dan muntah

4 Berikan dukungan verbal dalam pemberian

cairan

Meningkatkan konsumsi yang

lebih

5 Lakukan kebersihan mulut sebelum makan Meningkatkan nafsu makan

6 Ubah posisi pasien setiap 4 jam Meningkatkan sirkulasi

7 Berikan pendidikan kesehatan tentang :

·   Tanda dan gejala dehidrasi

·   Intake dan output cairan

·   Terapi

Meningkatkan informasi dann

kerjasama.

Page 14: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

2. Volume cairan tubuh

Definisi: Kondisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema

Berhubungan dengan :

a. Retensi garam dan air

b. Efek dari pengobatan

c. Malnutrisi

Ditandai dengan :

a. Orthopnea

b. Oliguria

c. Edema

d. Distensi vena jugularis

e. Distress pernafasan

f. Anasarka

g. Edema paru

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Obesitas

b. Hipothiroidism

c. Pengobatan dengan kortikosteroid

d. Cushings syndrome

e. Gagal ginjal

f. Sirosis hepatis

g. Kanker

h. Toxemia

Tujuan yang diharapkan :

a. Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan

b. Menurunkan kelebihan cairan

Page 15: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

C. EVALUASI/KRETERIA HASIL :

Kreteria hasil meliputi :

1. Intake dan output dalam batas keseimbangan

2. Elektrolit serum dalam batas normal

3. Vital sign dalam batas normal.

NO INTERVENSI RASIONAL

1 ·    Ukur dan monitor :

·Intake dan output cairan, BB, tensi,

CVP distensi vena, jugularis dan

bunyi paru

Dasar pengkajian kardiovaskuler

dan respon terhadap penyakit.

2 Monitor rongtgen paru Mengetahui adanya edema paru

3 Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian cairan, obat dan efek

pengobatan

Kerjasama disiplin ilmu dalam

perawatan

4 Hati – hati dalam pembarian cairan Mengurangi kelebihan cairan

5 Pada pasien yang bedrest :

·    Ubah posisi setiap 2 jam

·    Latihan pasif dan aktif

Mengurangi edeme

6 Pada kluit yang edeme, berikan

losion, hindari penekanan yang

teruis – menerus.

Mencegah kerusakan kulit

7 Berikan pengetahuan kesehatan

tentang :

·   Intake dan output cairan

·   Edema, Berat badan

·   Pengobatan

Pasien dan keluarga mengetahui

dan kooperatif.

Page 16: LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.docx

DAFTAR PUSTAKA

Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition,

Addison Wsley Nursing, California, 1995

Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition,

Mosby, St. louis, Missouri, 1999.

Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995