Lp Gg Cairan Elektrolit

27
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG BELIBIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA OLEH : I DEWA GEDE DWIJA YASA 1202105066 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of Lp Gg Cairan Elektrolit

Page 1: Lp Gg Cairan Elektrolit

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DI RUANG BELIBIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

OLEH :

I DEWA GEDE DWIJA YASA

1202105066

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 2: Lp Gg Cairan Elektrolit

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi / pengertian

Keseimbangan cairan dan elektrolit mencakup komposisi dan perpindahan

berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan

zat tertentu (zat terlarut). Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketika

individu beresiko mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari

satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000).

Pada gangguan volume cairan dapat ditetapkan dua diagnosa yaitu kelebihan volume

cairan dan kekurangan volume cairan.

Kekurangan volume cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi

yang sama ketika mereka berada dalam cairan tubuh normal, sehingga rasio

elektrolit serum terhadap air tetap sama. Penyebab kekurangan volume cairan

termasuk kehilangan cairan yang tidak normal, seperti yang terjadi akibat muntah-

muntah, diare, suksion gastro intestinal, dan berkeringat, dan penurunan masukan

seperti pada adanya mual atau ketidakmampuan untuk memperoleh cairan (Smeltzer,

2001).

Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonic dari CES yang

disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang

lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES. Penyebab kelebihan

volume cairan mungkin berhubungan dengan kelebihan cairan biasa atau penurunan

fungsi dari mekanisme homeostatis yang bertanggung jawab untuk mengatur

keseimbangan cairan (Smeltzer, 2001). Klien yang berisiko mengalami kelebihan

volume cairan ini meliputi klien yang menderita gagal jantung kongestif, gagal

ginjal, dan sirosis (Weldy, 1992 dalam Potter, 2005)

2. Epidemiologi / insiden kasus

Selama satu tahun didapatkan 742 responden, dan yang mengalami gangguan

elektrolit sebesar 637. Usia termuda 60 tahun dan usia tertua 85 tahun. Kelompok

usia terbanyak yang mengalami gangguan elektrolit adalah kelompok usia 65 – 69

tahun sebanyak 240 (37,7%). Laki-laki yang mengalami gangguan elektrolit sebesar

420 (65,9%), perempuan sebesar 217 (34,1%). Jenis gangguan elektrolit yang terjadi

adalah hiperklorida sebesar 224 (35,2%), kemudian hiponatremi sebesar 133

(20,9%). (Aras, 2007)

Page 3: Lp Gg Cairan Elektrolit

3. Penyebab / faktor predisposisi

a. Usia

Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ, sehingga

dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit. Kebutuhan cairan

pada anak tergantung berat badan, sampai 10 kg kira-kira perlu 100 ml/kg berat badan.

Kebutuhan cairan pada orang dewasa yaitu 50 cc per kg berat badan.

b. Temperatur yang tinggi

Dapat menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak,

sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

c. Diet

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan

makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergerakan cairan dari

interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan

kebutuhan cairan.

d. Stres

Dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses

peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan

metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat

menimbulkan retensi natrium dan air.

e. Sakit

Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk

memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhann kebutuhan cairan yang

cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuh

seperti ketidakseimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan

kebutuhan cairan.

f. Pembedahan

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,dikarenakan kehilangan darah selama

pembedahan

Page 4: Lp Gg Cairan Elektrolit

4. Patofisiologi terjadinya gangguan keseimbangan cairan

5. Klasifikasi

a. Gangguan Keseimbangan Cairan

- Kekurangan volume cairan

- Kelebihan volume cairan

b. Gangguan Keseimbangan Elektrolit

- Hiponatremia

- Hipernatremia

- Hipokalemia

- Hiperkalemia

- Hipokalsemia

- Hiperkalsemia

- Hipomagnesia

- Hipermagnesia

6. Gejala klinis

Gangguan Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan Tanda dan gejalaKekurangan volume cairan – kehilangan air

Pemeriksaan fisik: hipotensi postural, takikardia, membran mukosa kering, turgor kulit buruk, haus,

Usia, Temperatur lingkungan, diet, stress, penyakit tertentu, pembedahan

Retensi cairan isotonik

Cairan intravascular, interstisial, dan/atau

intraselular

Kelebihan Volume Cairan Kekurangan

Volume Cairan

Page 5: Lp Gg Cairan Elektrolit

dan elektrolit pada jumlah yang sama atau isotonik

konfusi, kehilangan berat badan berlebihan, pengisian vena lambat, vena leher datar, letargi, oliguria (<30 mL/hari), denyut nadi lemahHasil laboratorium: berat jenis urine >1.030, meningkatnya kadar hematokrit >50%, dan meningkatnya kadar BUN >25 mg/100 ml (hemokonsentrasi)

Kelebihan volume cairan – air dan natrium ditahan pada jumlah yang isotonik

Pemeriksaan fisik: berat badan meningkat, edema (terutama pada area yang bergantung bebas), hipertensi, poliuria (jika mekanisme hinjal normal), distensi vena leher, meningkatnya tekanan darah dan vena, bunyi krekles pada paru, konfusiHasil laboratorium: menurunnya kadar hematokrit <38%, dan menurunnya kadar BUN <10 mg/100 ml (hemodilusi)

Gangguan Keseimbangan Elektrolit

Keseimbangan elektrolit Tanda dan gejalaHiponatremia Pemeriksaan fisik: pemahaman, perubahan kepribadian,

hipotensi postural, pusing karena perubahan posisi, kram abdomen, mual dan muntah, diare, takikardiaHasil laboratorium: kadar natrium serum di bawah 135 mEq/L, osmolalitas serum 280 mOsm/kg, berat jenis urine di bawah 1,010.

Hipernatremia Pemeriksaan fisik: haus yang berlebihan, kulit kering dan panas, membran mukosa dan lidah kering dan kasar, hipotensi postural, demam, agitasi, kejang, kelelahan, dan iritabilitasHasil laboratorium: kadar natrium serum di atas 145 mEq/L, osmolalitas serum 300 mOsm/kg, berat jenis urine 1,030.

Hipokalemia Pemeriksaan fisik: kelemahan dan keletihan, kelemahan otot, mual dan muntah, distensi intestinal, pergerakan usus menurun, refleks tendon dalam menurun, disritmia ventrikular, parastesia, dan lemah, denyut irregularHasil laboratorium: kadar kalium serum di bawah 3,5 mEq/L

Hiperkalemia Pemeriksaan fisik: ansietas, disritmia, parastesia, kelemahan, kram abdomen, dan diareHasil laboratorium: kadar kalium serum di atas 5 mEq/L

Hipokalsemia Pemeriksaan fisik: perasaan mati rasa dan geli pada jari dan sirkumoral (sekitar mulut), refleks hiperaktif, tanda Trousseau’s positif (spasme karpopedal disertai hipoksia), tandan Chvostek’s positif (kontraksi otot wajah ketika saraf wajah tidak berfungsi), tetanus, kram otot, dan fraktur patologis (hipokalsemia kronik)Hasil laboratorium: kadar kalsium serum terionisasi di bawah 4,5 mEq/L dan total kalsium serum di bawah 8,5

Page 6: Lp Gg Cairan Elektrolit

mEq/LHiperkalsemia Pemeriksaan fisik: anoreksia, mual dan muntah,

kelemahan, refleks hipoaktif, letargi, nyeri tumpul (batu ginjal), tingkat kesadaran menurun, perubahan kepribadian, dan henti jantung.Hasil laboratorium: kadar kalsium serum terionisasi di atas 5,5 mEq/L dan total kalsium serum di atas 10,5 mEq/L

Hipomagnesia Pemeriksaan fisik: tremor otot, refleks tendon dalam hiperaktif, konfusi dan disorientasi, takikardia, hipertension, disritmia, dan tanda Trousseau’s positif (spasme karpopedal disertai hipoksia), tandan Chvostek’s positif (kontraksi otot wajah ketika saraf wajah tidak berfungsi)Hasil laboratorium: kadar magnesium serum di bawah 1,5 mEq/L

Hipermagnesia Pemeriksaan fisik: elevasi kadar magnesium akut; refleks tendon dalam hipoaktif, kedalaman dan kecepatan pernapasan menurun, hipotensi, dan kemerahan (flushing)Hasil laboratorium: kadar magnesium serum di atas 2,5 mEq/L (Potter, Perry. 2009)

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :

a. Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan otot, tetani, dan sensasi

rasa.

b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah.

c. Mata : cekung, air mata kering.

d. Neurologi : reflex, tingkat kesadaran, ganguang sensorik dan montorik.

e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan

bising usus.

8. Pemeriksaan diagnostik/Penunjang

Pemeriksaan elektrolit untuk menentukan status hidrasi. Elektrolit yang sering diukur adalah ion natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat

Pemeriksaan darah lengkap khususnya hematokrit untuk melihat respon dehidrasi Penetapan PH diperlukan pada gangguan kesetimbangan asam dan basa Pemeriksaan berat jenis urine untuk mengukur derajat konsentrasi urin. dan analisa gas darah.

9. Diagnosis/kriteria diagnosis

Page 7: Lp Gg Cairan Elektrolit

Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan cairan

elektrolit adalah:

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

10. Theraphy/tindakan penanganan

1. Terapi cairan

Terapi cairan dibutuhkan jika tubuh tidak dapat memasukkan air, elektrolit, dan

zat-zat makanan secara oral misalnya pada keadaan pasien harus puasa lama

(misal karena pembedahan saluran cerna), perdarahan banyak, syok hipovolemik,

anoreksia berat, mual muntah terus-menerus, dll. Dengan terapi cairan, kebutuhan

air dan elektrolit dapat terpenuhi. Selain itu, dalam keadaan tertentu terapi cairan

dapat digunakan sebagai tambahan untuk memasukkan obat dan zat makanan

secara rutin atau dapat juga digunakan untuk menjaga keseimbangan asam-basa.

a. Teknik Pemberian

Prioritas utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah melalui

rute enteral / fisiologis misalnya minum atau melalui NGT. Untuk pemberian

terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena-vena di punggung

tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah atau daerah cubiti.

Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki, depan mata

kaki dalam atau kepala. Pemberian terapi cairan pada bayi baru lahir dapat

dilakukan melalui vena umbilikalis.

Penggunaan jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena

perifer biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan

macetnya tetesan. Pemberian cairan infus lebih dari 3 hari sebaiknya

menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena femoralis,

vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna atau interna.

2. Monitor vital sign

3. Monitor status nutrisi

4. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

5. Kolaborasi dengan dokter

6. Mengukur intake dan output

Pengertian

Page 8: Lp Gg Cairan Elektrolit

Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh

(intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (output).

Tujuan

1. Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien

2. Menentukan tingkat dehidrasi klien

Prosedur Pelaksanaan

1. Menentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh klien terdiri dari:

Air minum

Air dalam makanan

Air hasil oksidasi (metabolisme)

Cairan intravena

2. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien terdiri dari:

Urine

Insensible water loss (IWL): paru dan kulit

Keringat

Feces

Muntah

3. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus:

Intake - output

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Rata-rata intake cairan perhari

Air minum 1500-2500 ml

Air dari makanan 750 ml

Air hasil oksidasi (metabolism) 200 ml

2) Rata-rata output cairan per hari

Urine 1400-1500 ml

IWL

- Paru 350-400 ml

- Kulit 350-400 ml

Keringat 100 ml

Page 9: Lp Gg Cairan Elektrolit

Feses 100-200 ml

3) Insensible Water Loss

Dewasa 15cc/kgBB/hari

Anak (30- usia (tahun) cc/kgBB/hari

*Rumus IWL            IWL = (15 x BB )                     24 jam

*Rumus IWL Kenaikan Suhu

       [(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu]  + IWL normal                             24 jam

PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA

Input cairan:             Air (makan+Minum)  = ......cc

                               Cairan Infus               = ......cc

                               Therapi injeksi           = ......cc

                               Air Metabolisme        = ......cc    (Hitung AM= 5

cc/kgBB/hari)

Output cairan:         Urine                          = ......cc

                              Feses                          = .....cc (kondisi normal 1 BAB feses =

100 cc)

                              Muntah/perdarahan

                              cairan drainage luka/

                              cairan NGT terbuka   = .....cc

                              IWL                           = .....cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)

                              (Insensible Water Loss)

11. Komplikasi

Gagal ginjal

Gangguan pertukaran gas

Gangguan eliminasi fekal

Batu ginjal

Gangguan proses berpikir (konfusi atau bingung)

Page 10: Lp Gg Cairan Elektrolit

Gangguan integritas kulit

Gangguan penglihatan

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1. Pengkajian

(1) Identitas Pasien

- Nama :

- Umur :

- Alamat :

- Pekerjaan :

- No. Reg :

- Tgl. MRS :

- Tgl. Pengkajian :

- Dx Medis :

(2) Identitas Penanggung Jawab

- Nama :

- Umur :

- Pendidikan :

- Pekerjaan :

- Hub. dgn pasien :

(3) Riwayat Kesehatan

- Keluhan utama :

- Riwayat penyakit sekarang :

- Riwayat kehamilan dan kelahiran:

- Riwayat kesehatan keluarga

(4) Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon

- Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

- Pola nutrisi dan metabolic

Page 11: Lp Gg Cairan Elektrolit

- Pola cairan dan metabolic

- Pola istirahat dan tidur

- Pola aktivitas dan latihan

- Pola eliminasi

- Pola persepsi dan kognitif

- Pola reproduksi dan seksual

- Pola persepsi dan konsep diri

- Pola mekanisme koping

- Pola nilai dan kepercayaan

(5) Pengkajian Fisik

- Keadaan umum pasien

- Kesadaran

- Pemeriksaan TTV

(6) Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium

- Pemeriksaan radiologic

Analisa (pengelompokan data)

Data subjektif :

a. Pasien mengatakan merasa mual.

b. Pasien mengatakan mengalami diare.

c. Pasien mengatakan sedang berada dalam perawatan asuhan keperawatan untuk

manajemen masalah kesehatan yang sedang terjadi seperti penyakit ginjal,

jantung, endokrin, atau masalah pada tekanan darah.

d. Pasien mengatakan mengkonsumsi secara regular seperti substansi garam,

antasida, diuretic, antihipertensi, atau suplemen kalsium atau kalium.

e. Pasien mengatakan merasa haus

f. Pasien mengatakan adanya perubahan pada keluaran urin; volume berkurang,

warna gelap, dan/atau konsentrasi.

g. Pasien mengatakan mengalami pusing, kelemahan, kram, dan/atau sensasi yang

tidak biasanya seperti kedut.

Page 12: Lp Gg Cairan Elektrolit

h. Pasien mengatakan terus merasa haus walaupun telah meningkatkan asupan

cairan.

i. Pasien mengatakan kesulitan berkonsentrasi atau bingung.

Data Objektif

a. Jenis dan volume cairan yang dikonsumsi (intake cairan) dalam sehari.

b. Volume dan frekuensi cairan yang dikeluarkan (eliminasi: urin) dalam sehari.

c. Terdapat pembengkakan pada tangan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bawah.

d. Terlihat mulut atau kulit pasien kering

Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan:

Penghitungan berat badan harian dan asupan dan keluran cairan.

Pengkajian kondisi kulit, seperti: turgor, suhu, tekstur, kelembaban, dan warna

Pengkajian membran mukosa, seperti pada bibir, apakah kering atau tidak.

Pengkajian hasil laboratorium untuk memperoleh data lebih lengkap tentang

keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

- Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan

- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Terlampir

4. Evaluasi

No No DxEvaluasi

1. 1.

S : - Klien mengatakan keluaran urin telah normalO : Tekanan darah klien, denyut nadi, berat badan, intake dan

keluaran selama 24 jam normal.A : Intervensi tercapaiP : Pertahankan intervensi

2. 2. S : - Klien mengatakan tidak lagi merasa haus, atau rasa haus dapat terpuaskan dengan konsumsi cairan.

- Klien mengatakan keluaran urin telah normal- Klien mengatakan tidak mengalami pusing, kelemahan,

kram, dan/atau sensasi yang tidak biasanya seperti kedut.- Klien mengatakan dapat berkonsentrasi atau tidak

Page 13: Lp Gg Cairan Elektrolit

bingung.O : Tekanan darah klien, denyut nadi, berat badan, intake dan

keluaran selama 24 jam normalTurgor kulit baikMembrane mukosa lembab

A : Intervensi tercapaiP : Pertahankan intervensi

Page 14: Lp Gg Cairan Elektrolit

Rencana Asuhan Keperawatan

No.

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Kelebihan volume cairan Setelah mendapatkan asuhan keperawatan …x 24 jam, diharapkan keadaan klien membaik dengan kriteria hasil:

1) NOC label: Fluid Balance Tekanan darah klien

mendekati kisaran normal (sistol: 120-130 dan diastol: 80-90) (skala 5)

Denyut nadi mendekati kisaran 60-100 kali per menit (skala 5)

Intake dan keluaran selama 24 jam seimbang (skala 5)

Berat badan stabil (sesuai rentang umur) (skala 5)

2) NOC label: Electrolyte and Acid/Base Balance Laju pernapasan mendekati

12-20 kali per menit (skala 5)

Ritme pernapasan tidak bradipnea, takipnea, atau

NIC label: Fluid Management Pertahankan catatan intake dan

output yang akurat Monitor hasil laboratorium

yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, hematokrit, dan osmolalitas urin)

Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP

Monitor vital sign Monitor indikasi

retensi/kelebihan cairan (cracles, CVP, edema, distensi vena leher, asites)

Kaji lokasi dan luas edema Monitor masukan

makanan/cairan dan hitung intake kalori

Monitor status nutrisi Kolaborasi pemberian diuretik

sesuai interuksi Batasi masukan cairan pada

keadaan hiponatremi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l

Keseimbangan cairan dalam tubuh terpenuhi.

Terpantau kadar BUN, hematokrit, dan osmolalitas urin jika terjadi kelainan

Terpantau status hemodinamik jika terjadi kelainan

Mengetahui keadaan umum secara cepat

Terpantau jika terjadi retensi/kelebihan cairan

Dengan mengetahui lokasi dan luas edema dapat dilakukan penanganan yang tepat

Terpantau agar cairan dalam tubuh seimbang

Terpantau agar nutrisi terpenuhi

Diuretik dapat meningkatkan pengeluaran cairan yang berlebih

Mencegah terjadinya edema

Page 15: Lp Gg Cairan Elektrolit

apnea. (skala 5) Serum sodium (Na) pada

cairan ekstraseluler mendekati 135-145 mEq/L (skala 5)

Serum potasium (K) pada cairan ekstraseluler mendekati 3,5- 5 mEq/L (skala 5)

Serum klorida (Cl) pada cairan ekstraseluler mendekati 95-105 mEq/L (skala 5)

Serum kalsium (Ca) pada cairan ekstraseluler mendekati 4,5-5,5 mEq/L (skala 5)

Serum magnesium (Mg) pada cairan ekstraseluler mendekati 1,5-2,5 mEq/L (skala 5)

Serum bikarbonat (HCO3) pada cairan ekstraseluler mendekati 22-26 mEq/L (arteri) dan 24-30 mEq/L (vena) (skala 5)

3) NOC label: Nutritional

Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

NIC label: Fluid Monitoring Tentukan riwayat jumlah dan

tipe intake cairan dan eliminasi Tentukan kemungkinan faktor

resiko dari ketidakseimbangan cairan (hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll)

Monitor berat badan Monitor serum dan elektrolit

urine Monitor serum dan osmolalitas

urine Monitor BP, HR dan RR Monitor tekanan darah

orthostatik dan perubahan irama jantung

Monitor parameter hemodinamik infasif

Catat secara akurat intake dan output

Monitor adanya distensi leher, rinchi, edema perifer dan

Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut

Mempertahankan keseimbangan cairan

Mencegah terjadinya komplikasi

Memantau keadaan umum status gizi pasien

Memantau status hidrasi

Memantau derajat konsentrasi urin

Dapat mengetahui keadaan umum secara cepat

Dapat mengetahui keadaan umum secara cepat

Terpantau parameter hemodinamik infasif jika terjadi kelainan

Memantau keseimbangan cairan

Page 16: Lp Gg Cairan Elektrolit

Status: Food and Fluid Intake Intake makanan peroral

yang adekuat, sesuai kebutuhan (skala 5)

Intake cairan peroral yang adekuat, sesuai kebutuhan (skala 5)

penambahan BB Monitor tanda dan gejala dari

edema

Menentukan adanya kelainan Memantau terjadinya

kelebihan volume cairan

2. Kekurangan volume cairan Setelah mendapatkan asuhan keperawatan …x 24 jam, diharapkan keadaan klien membaik dengan kriteria hasil:

1) NOC label: Fluid Balance Tekanan darah klien

mendekati kisaran normal (sistol: 120-130 dan diastol: 80-90) (skala 5)

Denyut nadi mendekati kisaran 60-100 kali per menit (skala 5)

Intake dan keluaran selama 24 jam seimbang (skala 5)

Elastisitas turgor kulit baik (skala 5)

Membran mukosa lembab (skala 5)

Tidak ada rasa haus yang

NIC label: Fluid Management Pertahankan catatan intake dan

output yang akurat Monitor status hidrasi

(kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan

Monitor vital sign Monitor masukan

makanan/cairan dan hitung intake kalori

Kolaborasikan pemberian cairan IV

Monitor status nutrisi Dorong keluarga untuk

membantu pasien makan Kolaborasi dengan dokter

NIC label: Hypovolemia Management

Keseimbangan cairan dalam tubuh terpenuhi.

Dapat mengetahui keadaan umum secara cepat

Mengetahui keadaan umum secara cepat

Terpantau agar cairan dalam tubuh seimbang

Menggantikan kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan

Terpantau agar nutrisi terpenuhi

Nutrisi dapat terpenuhi Mencegah terjadinya

komplikasi lebih lanjut

Page 17: Lp Gg Cairan Elektrolit

berlebihan (skala 5) Konfusi menurun (skala 5) Pusing teratasi (skala 5)

2) NOC label: Nutritional Status: Food and Fluid Intake Intake makanan peroral

yang adekuat, sesuai kebutuhan (skala 5)

Intake cairan peroral yang adekuat, sesuai kebutuhan (skala 5)

3) NOC label: Tissue Integrity: Skin and Mucous Membranes Temperatur kulit mendekati

kisaran 36o-38oC (skala 5) Elastisitas kulit kembali

(sesuai umur, kembali ke keadaan semula setelah ditarik tanpa bekas atau kerutan sisa) (skala 5)

Perspirasi terjadi dengan jumlah dan pada kondisi yang tepat (skala 5)

Tekstur kulit kering dan

Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan

Monitor tingkat Hb dan hematokrit

Monitor tanda vital Monitor respon pasien terhadap

penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk

menambah intake oral Monitor adanya tanda dan

gejala kelebihan volume cairan Monitor adanya tanda gagal

ginjal

Terpantau keseimbangan cairan dalam tubuh terpenuhi

Terpantau tingkat Hb dan hematokrit jika terjadi kelainan

Mengetahui keadaan umum secara cepat

Memantau keadaan pasien Memantau keadaan umum

status gizi pasien Membantu memenuhi nutrisi

tubuh Memantau jika terjadi

kelebihan volume cairan Memantau jika terjadi

komplikasi lebih lanjut

Page 18: Lp Gg Cairan Elektrolit

halus (skala 5) Ketebalan kulit mendekati

normal (skala 5)

Page 19: Lp Gg Cairan Elektrolit

DAFTAR PUSTAKA

1. Aras, Sriwaty. 2007. Artikel Ilmiah: Prevalensi dan Distribusi Gangguan Elektrolit

pada Lanjut Usia di Bangsal Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang. Semarang

2. Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta :

EGC

3. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-

2014. Jakarta: EGC

4. Joanne, dkk. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC), Fifth Edition. Amerika:

Mosby

5. Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition.

Amerika: Mosby

6. Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan

Praktik, E/4, Vol. 2. Jakarta: EGC

7. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &

Suddarth. Vol. 1. E/8. Jakarta : EGC