lp hernia

download lp hernia

of 17

description

about hernia

Transcript of lp hernia

Poli BedahDepartemen Keperawatan Dewasa

LAPORAN PENDAHULUANHERNIA

Jackline Bt.Mohd.Idrus, S.KepNIM : 70500113042

CI LahanCI Institusi

( )( )

PROGRAM PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINMAKASSAR2014BAB IKONSEP DASAR MEDIKA. Defenisi Hernia adalah prostusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ.(Barbara Engram) Hernia adalah prostusi abnormal organ atau jaringan, atau bagian organ yang melalui struktur yang secara abnormal berisi bagian ini. (Monika Ester) Hernia adalah penonjolan isi perut, dari rongga yang normal melalui defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut. (Mansjoer,Arif dkk.Kapita Selekta Kedokteran) Hernia adalah: suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra abdominal keluar dari cavum abdomen tapi masih di capai oleh peritonium.(purnawan djumadi 1999) Secara umum Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994) Hernia adalah: kelemahan pada dinding otot abdomen dimana segmen dari isi perut atau struktur abdomen lain yang menonjol atau turn (Ignatavicius Donna, and Bayne Marilynn, 2002).MedicalSurgicalNursing: Assessment and Management of Clinical Problems, hal 1368) Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Lewis, Sharon Mantik, 2000, Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems. Fifth Edition. By Mosby Inc) Hernia scrotalis adalah merupakan hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum (Syamsuhidajat, 1997, Buku Ilmu Bedah, hal 717).Pengertian Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246) Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253). Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis). (Oswari, 2000 : 216).KlasifikasiHernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan hernia menurut sifat atau tingkatanya.Adapun hernia menurut letaknya adaalah :1. Hernia Inguinalis Lateralis (indirek) : Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguinalis dan keluar kerongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada bayi & anak kecil2. Hernia Inguinalis Medialis (direk) : Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselbach.3. Hernia femoralis : Terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang membesar secara bertahap menarik peritonium dan akibatnya kandung kemih masuk ke dalam kantung.4. Hernia umbilikalis : Batang usus melewati cincin umbilical. sebagian besar merupakan kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan pada pasien yang memliki keadaan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan, obesitas, asites, atau distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca operasi seperti infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat.5. Hernia skrotalis : Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.Menurut sifat atau tingkatannya :1. Hernia reponibel : Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong masuk. Pada hernia reponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala obstruksi usus.2. Hernia ireponibel : Merupakan kebalikan dari hernia reponibel ( hernia tidak masuk kembali ) biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada peritoneum.3. Hernia inkaserata : Pada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam kantung hernia tidak dapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus. Gambaran klinis obstruksi usus dengan gambaran keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa. Keadaan ini hernia bisa terjepit oleh cincin hernia. Sehingga isi kantung bisa terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut, akibatnya terjadi gangguan passase dan hernia ini lebih dimaksudkan hernia irreponibel4. Hernia strangulata : Pada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usus yang masuk ke dalam kantung hernia terjepit sehingga usus kehilangan system perdarahannya sehingga mengakibatkan nekrosis pada usus. Pada pemeriksaan lokal usus tidak dapat dimasukan kembali di sertai adanya nyeri tekan.B. EtiologiMenurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :1. Kelemahan otot dinding abdomen.a. Kelemahan jaringanb. Adanya daerah yang luas diligamen inguinalc. Trauma2. Peningkatan tekanan intra abdominal.a. Obesitasb. Mengangkat benda beratc. Mengejan Konstipasid. Kehamilane. Batuk kronikf. Hipertropi prostate3. Faktor resiko: kelainan congenitalC. PatofisiologiHernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).D. Manifestasi Klinik1. Penonjolan di daerah inguinal2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan distensi abdomen.4. Terdengar bising usus pada benjolan5. Kembung6. Perubahan pola eliminasi BAB7. Gelisah8. Dehidrasi9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau mendorong.E. Pemeriksaan Penunjang1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.F. Penatalaksanaan1. Konservatifa. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.c. Celana penyanggad. Istirahat baringe. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.2. Pembedahan (Operatif) :a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang.b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.G. Komplikasi1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis.5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasi.6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

BAB IIASUHAN KEPERAWATANA. PengkajianPengkajian pasien Post operatif (Doenges, 1999) adalah meliputi :1. SirkulasiGejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).2. Integritas egoGejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktorstressmultiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup.Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.3. Makanan / cairanGejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).4. PernapasanGejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.5. KeamananGejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensiimmune(peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.6. Penyuluhan / PembelajaranGejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).B. Diagnose Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan peritonium teregang.2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang tindakan operasi.C. Intervensi KeperawatanNo.Diagnosa KeperawatanTujuan (NOC)Intervensi (NIC)

1.Kecemasan berhubungan denganFaktor keturunan, Krisis situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi

DO/DS: Insomnia Kontak mata kurang Kurang istirahat Berfokus pada diri sendiri Iritabilitas Takut Nyeri perut Penurunan TD dan denyut nadi Diare, mual, kelelahan Gangguan tidur Gemetar Anoreksia, mulut kering Peningkatan TD, denyut nadi, RR Kesulitan bernafas Bingung Bloking dalam pembicaraan Sulit berkonsentrasi Kontrol kecemasan Koping Setelah dilakukan asuhan selama 3 x 24 jamklien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas3. Vital sign dalam batas normal4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasanAnxiety Reduction (penurunan kecemasan)1. Gunakan pendekatan yang menenangkan 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis6. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien7. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi8. Dengarkan dengan penuh perhatian9. Identifikasi tingkat kecemasan 10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi12. Kelola pemberian obat anti cemas:........

2.Nyeri akut berhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringanDS:1. Laporan secara verbal DO:1. Posisi untuk menahan nyeri1. Tingkah laku berhati-hati1. Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)1. Terfokus pada diri sendiri1. Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)1. Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)1. Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)1. Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) 1. Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) 1. Perubahan dalam nafsu makan dan minum1. Pain Level, 1. pain control, 1. comfort levelSetelah dilakukan tinfakan keperawatan selama 3x24 jam Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri1. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang1. Tanda vital dalam rentang normal1. Tidak mengalami gangguan tidur

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasiR/ Untuk mengantisipasi jika klien malas makan dan minum1. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananR/Untuk melihat apakah klien mengatakan nyeri sesuai dengan reaksi verbal1. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukunganR/Agar keluarga dapat mengetahui dukungan untuk mengatasi nyeri1. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisinganR/Untuk mengurangi nyeri klien 1. Kurangi faktor presipitasi nyeriR/Agar nyeri tidak bertambah1. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensiR/Untuk menentukan intervensi yang sesuai1. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dinginR/Untuk mengalihkan perhatian klien agar tidak terlalu memikirkan nyerinya1. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: R/Untuk mengurangi nyeri1. Tingkatkan istirahatR/Agar nyeri dapat berkurang1. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedurR/Agar klien dapat mengerti fisiologis nyeri1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kaliR/Merupakan indicator derajat nyeri yang sedang dialami klien

DAFTAR PUSTAKADoengoes ME (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, EGC , Jakarta.Purnawan Djunaidi dkk (1999) , Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Media Ausculapius FKUI , jakarta.Barbara Engran (1999) , Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah Volum 1 , EGC, Jakarta. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta, 1998.Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.Griffith H. Winter, Buku Pintar Kesehatan, EGC, Jakarta, 1994.Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, EGC, Jakarta, 1995.Nettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.Oswari, E. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : FKUI.W.A. Dorland Newman, Kamus Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta, 2002.

PENYIMPANGAN KDM HERNIA

ASUHAN KEPERAWATAN Pada Tn I dengan HerniaDi Ruang Poli BedahRumah Sakit Labuang BajiMakassar

Jackline Bt.Mohd.Idrus, S.KepNIM : 70500113042

CI LahanCI Institusi

( )( )

PROGRAM PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINMAKASSAR2014Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VIUIN Alauddin Makassar